• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERKAITAN MANUSIA MASYARAKAT DAN HUKUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KETERKAITAN MANUSIA MASYARAKAT DAN HUKUM"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

(2)

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hukum adalah semua aturan (norma) yang harus dituruti dalam tingkah laku tindakan-tindakan dalam pergaulan hidup dengan ancaman mesti mengganti kerugian jika melanggar aturan-aturan itu akan membahayakan diri sendiri atau harta, umpamanya orang akan kehilangan kemerdekaannya, didenda dan sebagainya.1

Sedangkan pengertian manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan.2 Masyarakat juga memiliki pengertian manusia yang hidup bersama,

sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang dan bercampur atau bergaul dalam waktu yang cukup lama serta berkumpulnya, manusia akan menimbulkan manusia-manusia baru. Sebagai akibat hidup bersama itu, timbul sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antarmanusia bahwa sadar bahwa mereka merupakan satu-kesatuan. Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terikat satu dengan lainnya.3

Pengertian tentang hukum, manusia, serta masyarakat ada hal yang terkait dengan 3 hal tersebut. Ketiganya memiliki hubungan dan saling berinteraksi. Manusia merupakan bagian dari masyarakat dan di dalam masyarakat terdapat lebih dari satu manusia yang saling berinteraksi satu sama lain. Dalam berinteraksi yang erat kaitannya dengan hidup saling bersosialisasi tersebut hukum memiliki peran tersendiri. Di tengah-tengah masyarakat hukum memiliki peran penting untuk mengatur dan membatasi

1 Pengertian hukum menurut M.H. Tirtaamidjata, S.H., diakses melalui http://hukum-on.blogspot.com/2012/06/pengertian-hukum-menurut-para-ahli.html.

2 Pengertian manusia menurut PAULA J. C & JANET W. K diakses melalui

http://carapedia.com/pengertian_definisi_manusia_menurut_para_ahli_info508.html.

(3)

perilaku manusia dalam bermasyarakat agar tercipta suatu keharmonisan bersama dan sebagai dasar acuan bagi manusia dalam bertindak di masyarakatnya. Dalam pembahasan makalah ab ini akan membahas lebih rinci tentang fungsi hukum bagi manusia dalam bermasyarakat.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana hubungan antara manusia dengan hukum ?

2. Bagaimana sistem hukum menurut Freedman dan hubungannnya dengan sistem hukum Indonesia dalam lingkup pengaturan masyarakat ?

3. Mengapa hukum sangat diperlukan dalam mengatur manusia dalam kehidupan bermasyarakat ?

4. Bagaimana hukum bekerja untuk menjalankan fungsinya bagi manusia dalam kehidupan bermasyarakat ?

5. Apa fungsi hukum untuk mengatur manusia dalam hidup bermasyarakat ?

Tujuan Masalah

1. Untuk menjelaskan hubungan antara manusia dengan hukum.

2. Untuk menjelaskan sistem hukum menurut Freedman dan hubungannnya dengan sistem hukum Indonesia dalam lingkup pengaturan masyarakat.

3. Untuk menjelaskan hukum sangat diperlukan dalam mengatur manusia dalam kehidupan bermasyarakat.

4. Untuk menjelaskan bagaimana hukum bekerja menjalankan fungsinya bagi manusia dalam kehidupan bermasyarakat.

5. Untuk menjelaskan fungsi hukum untuk mengatur manusia dalam hidup bermasyarakat.

(4)

1. Hubungan antara Manusia dengan Hukum

Di dunia ini manusialah yang bekuasa.Yang mengeksploitasi dan mengeksplorasi dunia ini adalah manusia. Karena kekuasaannya itulah maka manusia merupakan pusat atau titik sentral dari keseluruhan kegiatan kehidupan manusia di dunia ini. Dengan demikian manusia merupakan subjek dan bukan objek. Sebagai subjek manusia mempunyai kepentingan di dunia ini, mempunyai tuntutan yang diharapkan untuk dipenuhi atau dilaksanakan, mempunyai kebutuhan hidup.Sejak manusia dilahirkan sampai meninggal, sejak dulu sampai sekarang, bahkan diwaktu mendatang, dimana-mana, yang mampu maupun yang tidak mampu, manusia selalu mempunyai kepentingan, mempunyai tuntutan atau kebutuhan yang diharapkan untuk dipenuhi. Dalam kenyataanya kepentingan-kepentingan manusia selama ini selalu diancam atau diganggu oleh berbagai bahaya, yang merupakan kendala untuk dapat dilaksanakan atau dipenuhinya harapannya. Alam sering mengganggu kepentingan manusia dalam berbagai bencana. Tetapi gangguan atau bahaya terhadap kepentingan manusia itu datangnya juga dari manusia sendiri. Oleh karena kepentingan manusia selalu diganggu oleh bahaya disekelilingnya, maka manusia menginginkan adanya perlindungan terhadap kepentingan-kepentingannya, jangan sampai selalu diganggu oleh berbagai bahaya tersebut. Maka kemudian terciptalah perlindungan kepentingan berbentuk kaedah sosial termasuk di dalamnya kaedah hukum. Tatanan kaedah sosial dapat dibagi dua, yaitu kaedah sosial dengan aspek kehidupan pribadi dan kaedah socsial dengan aspek kehidupan antar pribadi.4 Kaedah sosial dengan aspek kehidupan

pribadi yaitu kaedah agama dan kaedah kesusilaan, sedangkan kaedah sosial dengan aspek kehidupan antar pribadi adalah kaedah sopan santun dan kaedah hukum. Tujuan kaedah agama dan kaedah kesusilaan adalah agar manusia menjadi sempurna, agar supaya tidak ada manusia menjadi jahat. Kedua kaedah tersebut ditujukan kepada sikap batin manusia sebagai individu. Kalau kaedah agama ditujukan kepada iman, maka kaedah kesusilaan ditujukan kepada akhlak.5

4 Purnadi Purbacaraka & Soerjono Soekanto, SH,.MA Perihal kaedah hukum, Penerbit Aluni Bandung 1978.

5 Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H. , Manusia dan Hukum diakses melalui

(5)

2. Sistem Hukum menurut Freedman dan Hubungannnya dengan Sistem Hukum Indonesia dalam Lingkup Pengaturan Masyarakat

(6)
(7)

telah dibuat. Menurut Achmad Ali jika suatu aturan hukum dapat ditaati oleh sebagian besar target yang menjadi sasaran ketaatannya, maka dapat diartikan bahwa aturan hukum tersebut efektif. Namun demikian meskipun sebuah aturan yang ditaati dapat dikatakan efektif, derajat keefektivannya masih bergantung pada kepentingan mentaatinya. Jika ketaatan masyarakat terhadap suatu aturan hukum karena kepentingan yang bersifat compliance (takut sanksi), maka derajat ketaatannya dinilai sangat rendah. Berbeda ketika ketaatannya berdasarkan kepentingan yang bersifat internalization, yakni ketaatan karena aturan hukum tersebut benar-benar cocok dengan nilai intrinsik yang dianutnya, maka derajat ketaatan seperti inilah yang merupakan derajat ketaatan tertinggi.6

Dalam uraian diatas tentang sistem hukum menurut Freedman yang terdiri dari Struktur hukum, Substansi hukum, dan Budaya hukum saling terkait. Dalam hal lain ketiga sub-sistem tersebut juga memiliki fungsi bagi manusia dalam bermasyarakat sesuai aturan yang sah berlaku.Struktur hukum yang memiliki banyak unsur hukum yang tertulis dan tidak tertulis berupa aturan-aturan dan sumber hukum yang memuat hal-hal tertentu dimuat dalam berbagai UU, pasal-pasal dan peraturan lainnya yang secara langsung dibuat guna untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan keteraturan dimana kehidupan bermasyarakat akan mengacu dan dibatasi oleh hal-hal yang sudah diatur dan secara sah disepakati hal ini akan membuat masyarakat berperilaku secara hati-hati jika ada suatu pelanggaran akan ada sanksi yang akan di dapat sebagaimana yang telah diatur sebelumnya dalam struktur hukum. Hal ini telah menunjukan bahwa hukum telah menyediakan suatu peraturan dan bisa dikatakan hukum memiliki fungsi bagi manusia dalam kehidupan bermasyarakat.Selanjutnya substansi hukum yang isinya terdiri dari para penegak dan instasi hukum juga sangat dibutuhkan untuk menjalankan dan memberlakukan struktur hukum agar bisa dipatuhi masyarakat. Hukum tidak dapat berjalan atau tegak bila tidak ada aparat penegak hukum yang kredibilitas, kompeten dan independen sehingga selain struktur hukum yang bisa mengatur masyarakat, substansi hukum juga mampu mengaturnya juga.Budaya hukum dimana yang dimaksudkan adalah erat kaitannya dengan

6 Orinton.Legal Counsellor, Perdebatan Teori Hukum Friedman, diakses melalui

(8)

kesadaran hukum masyarakat. Semakin tinggi kesadaran hukum masyarakat maka akan tercipta budaya hukum yang baik dan dapat merubah pola pikir masyarakat mengenai hukum selama ini. Keteraturan juga tidak akan dicapai tanpa kesadaran masyarakat untuk mau patuh dan tunduk kepada hukum untuk mengatur kehidupan bermasyarakatnya.Hal-hal diatas telah menunjukkan bahwa hukum memiliki sistem hukum yang mampu mengatur dan memiliki fungsi bagi manusia dalam kehidupannya bermasyarakat.

Dari penjabaran ini, maka diketahui bahwa kerja hukum sebagai alat pengaturan masyarakat adalah bersifat sistemis. Yakni kerja sinergis yang sempurna antara komponen komponen yang dibutuhkan agar tujuan hukum dapat terlaksana dan mencapai sasarannya (memberikan keadilan bagi individu-individu dalam masyarakat) yang satu sama lain tidak dapat dipisah-pisahkan, yaitu: substansi hukum yangbaik, struktur hukum yang kokoh (memiliki kekuatan dan berintegritas), serta kultur yang kondusif (kesesuaian ideologi hukum dengan budaya masyarakat yang bersangkutan) untuk penegakan hukum tersebut.7

3. Hukum Diperlukan dalam Mengatur Manusia dalam Kehidupan Bermasyarakat

Manusia dan hukum adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan dalam ilmu hukum, terdapat adagium yang terkenal yang berbunyi: “Ubi societas ibi jus” (di mana ada masyarakat di situ ada hukumnya). Artinya bahwa dalam setiap pembentukan suatu bangunan struktur sosial yang bernama masyarakat, maka selalu akan dibutuhkan bahan yang bersifat sebagai “semen perekat” atas berbagai komponen pembentuk dari masyarakat itu, dan yang berfungsi sebagai “semen perekat” tersebut adalah hukum. Bagaimana hal ini terjadi? Manusia, disamping bersifat sebagai makhluk individu, juga berhakekat dasar sebagai makhluk sosial, mengingat manusia tidak dilahirkan dalam keadaaan yang sama (baik fisik,

7 Joeni Arianto Kurniawan, Dosen tetap pada Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya,

(9)
(10)

dapat memiliki kekuatan untuk mengatur maka perlu suatu entitas lembaga kekuasaanyang dapat memaksakan keberlakuan hukum tersebut sehingga dapat bersifat imperatif. Sebaliknya, adanya entitas kekuasaan ini perlu diatur pula dengan hukum untuk menghindari terjadinya penindasan melalui kesewenang-wenangan ataupun dengan penyalah gunaan wewenang. Mengenai hubungan hukum dan kekuasaan ini, terdapat adagium yang populer: “Hukum tanpa kekuasaan hanyalah angan-angan, dan kekuasaan tanpa hukum adalah kelaliman”.8

4. Kerja Hukum untuk Menjalankan Fungsinya bagi Manusia dalam Kehidupan Bermasyarakat

Fungsi hukum bagi manusia dalam kehidupan bermasyarakat haruslah mampu berfungsi secara efektif dan ideal dan memberi manusia jati diri dalam hidup di lingkungan masyarakatnya. Untuk memfungsikan dirinya, hukum haruslah dapat bekerja secara efisien dalam mengendalikan dan memenuhi kebutuhan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Manusia yang merupakan bagian dari masyarakat agar mampu memasyarakatkan manusia itu sendiri untuk bisa bersosialisasi dan berbaur dengan manusia lainnya dan membentuk kesatuan masyarakat ideal.

Dengan latar belakang kompleksitas antar manusia bermotifkan kepentingan masing-masing, maka akan mendorong manusia untuk saling berkompetisi dan berebut saling mengalahkan antar sesamanya yang dapat berujung pada kekacauan. Kekacauan di sini dapat bermakna dua hal: Pertama, kekacauan dalam arti sebenarnya di mana yang terjadi bukanlah suatu tatanan sosial yang teratur melainkan pola kehidupan antar manusia yangtidak terkendali dan mengancam eksistensi manusia itu sendiri. Kedua, adalah kekacauan dalam arti semu yaitu terciptanya suatu tatanan masyarakat namun yang dijalankan tidak secara ideal melalui sistem kekuasaan yang otokratis (sewenang-wenang) sehingga walaupun individu manusia berada dalam suatu tatanan sosial namun

8 Joeni Arianto Kurniawan, Dosen tetap pada Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya,

(11)
(12)

yang berada sebagai pihak yang lemah secara sumber daya / kekuatan sosial-ekonomisnya dapat terkuatkan dengan cara perlindungan maksimal atas hak-hak mereka, sedangkan mereka yang berada sebagai pihak yang lebih kuat sumber dayanya dapat dibatasi kekuatan dan kekuasaannya itu dengan cara penciptaan norma-norma imperatif yang bersifat limitatif seperti melalui pembebanan kewajiban-kewajiban tertentu. Di sisi lain, adanya posisi yang seimbang antar pihak yang saling berinterakasitidak akan berarti apa-apa jika proses bargaining kepentingan-kepentingan yang ada tidak berjalan secara seimbang pula. Maka, perlu diciptakan norma penyeimbangan hak dan kewajiban di dalam masing-masing kepentingan tersebut. Setiap subyek yang telah bersepakat untuk berhubungan dengan subyek lain atas landasan pemenuhan kepentingan diri masing-masing berkewajiban memenuhi kebutuhan pihak lawan melalui pemberian sumber dayayang dimilikinya dan pada saat yang sama ia mempunyai hak agar kebutuhannya dipenuhi oleh pihak lawan atas sumber daya yang dimiliki oleh pihak lawannya itu, dan hal ini bersifat timbal balik. Terciptanya suatu inter relasi yang telah dapat bersifat seimbang dalam hubungan hak dan kewajibannya di antara manusia yang telah berkedudukan seimbang pula inilah yang dinamakan dengan istilah keadilan. Dengan demikian dapat terlihat bahwa eksistensi hukum diciptakan untuk menciptakan ketertiban melalui pemenuhan keadilan di antara tiap-tiap individu di dalam masyarakat, sehingga dapat diketahui bahwa tujuan hukum yang pertama dan utama adalah memberikan keadilan secara sosial (keadilan dalam kebersamaan) bagi tiap-tiap individu di dalam tatanan sosial yang bernama masyarakat.9

5. Fungsi Hukum di Dalam Masyarakat

Fungsi hukum dalam masyarakat sangat beraneka ragam, bergantung pada berbagai faktor dan keadaan masyarakat. Disamping itu, fungsi hukum dalam masyarakat yang belum maju juga akan berbeda dengan yang terdapat dalam masyarakat maju. Dalam setiap masyarakat hukum lebih berfungsi untuk

9 Joeni Arianto Kurniawan, Dosen tetap pada Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya,

(13)

menjamin keamanan dalam masyarakat dan jaminan pencapaian struktur sosial yang diharapkan oleh masyarakat. Namun, dalam masyarakat yang sudah maju hukum, hukum menjadi lebih umum, abstrak, dan lebih berjarak dengan konteksnya.Secara umum dapat dikatakan bahwa ada beberapa fungsi hukum dalam masyarakat. Yaitu :

1. Fungsi Menfasilitasi

Dalam hal ini termasuk menfasilitasi antara pihak-pihak tertentu sehinggga tercapai suatu ketertiban.

2. Fungsi Represif

Dalam hal ini termasuk penggunaan hukum sebagai alat bagi elite penguasa untuk mencapai tujuan-tujuannya.

3. Fungsi Ideologis

Fungsi ini termasuk menjamin pencapaian legitimasi, hegemoni, dominasi, kebebasan, kemerdekaan, keadilan dan lain-lain.

4. Fungsi Reflektif

Dalam hal ini hukum merefleksi keinginan bersama dalam masyarakat sehingga mestinya hukum bersifat netral.

Selanjutnya Aubert mengklasifikasi fungsi hukum dalam masyarakat, antara lain:

1. Fungsi mengatur ( Govermence ) 2. Fungsi Distribusi Sumber Daya

3. Fungsi safeguart terhadap ekspektasi masyarakat 4. Fungsi penyelesaian konflik

5. Fungsi ekpresi dari nilai dan cita-cita dalam masyarakat.

Menurut Podgorecki, bahwa fungsi hukum dalam masyarakat adalah sebagai berikut :

(14)

Yakni bagaimana hukum terealisasi saling berharap ( mutual expectation ) dari masyarakat.

2. Fungsi Petrifikasi

Yakni bagaimana hukum melakukan seleksi dari pola-pola perilaku manusia agar dapat mencapai tujuan-tujuan sosial.

3. Fungsi Reduksi

Yakni bagaimana hukum menyeleksi sikap manusia yang berbeda-beda dalam masyarakat yang kompleks sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini, hukum berfungsi untuk mereduksi kompleksitas ke pembuatan putusan-putusan tertentu.

4. Fungsi Memotivasi

Yakni hukum mengatur agar manusia dapat memilih perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat.

5. Fungsi Edukasi

Yakni hukum bukan saja menghukum dan memotivasi masyarakat, melainkan juga melakukan edukasi dan sosialisasi.

Selanjutnya, menurut Podgorecki, fungsi hukum yang aktual harus dianalisis melalui berbagai hipotesis sebagai berikut :

1. Hukum tertuis dapat ditafsirkan secara berbeda-beda, sesuai dengan sistem sosial dan ekonomi masyarakat.

2. Hukum tertuis ditafsirkan secara berbeda-beda oleh berbagai sub kultur dalam masyarakat. Misalnya, hukum akan ditafsirkan secara berbeda-beda oleh mahasiswa, Dosen, advokat, polisi, hakim, artis, tentara, orang bisnis, birokrat dan sebagainya.

(15)

4. Faktor prosedur formal dan framework yang bersifat semantik lebih menentukan terhadap suatu putusan hukum dibandingkan faktor hukum substantif.

5. Bahkan jika sistem-sistem sosial bergerak secara seimbang dan harmonis, tidak berarti bahwa hukum hanya sekedar membagi-bagikan hadiah atau hukuman.Dalam suatu sistem bahwa antara hukum, kekuasaan dan politik sangat erat kaitannya serta studi tentang hubungan antara komponen hukum, kekuasaan dan politik juga merupakan bidang yang mendapat bagian dari sosiaologi hukum.

Fungsi hukum menurut masyarakat yaitu, hukum merupakan sarana perubahan sosial. Dalam hal ini, hukum hanyalah berfungsi sebagai ratifikasi dan legitimasi saja sehingga dalam kasus seperti ini bukan hukum yang mengubah masyarakat, melainkan perkembangan masyarakat yang mengubah hukum.

Sikap dan kehidupan suatu masyarakat berasal dari berbagai stimulus sebagaia berikut :

1. Berbagai perubahan secara evolutif terhadap norma-norma dalam masyarakat. 2. Kebutuhan dadakan dari masyarakat karena adanya keadaan khusus atau

keadaan darurat khususnya dalam hubungan distribusi sumber daya atau dalam hubugan dengan standar baru tentang keadilan.

3. Atas inisiatif dari kelompok kecil masyarakat yang dapat melihat jauh ke depan yang kemudian sedikit demi sedikit mempengaruhi pamndangan dan cara hidup masyarakat.

4. Ada ketidak adilan secara tekhnikal hkum yang meminta diubahnya hukum tersebut.

5. Ada ketidak konsistenan dalam tubuh hukum yang juga meminta perubhan terhadap hukum tersebut.

(16)

Kemudian dalam suatu masyarakat terdapat aspek positif dan negatif dari suatu gaya pemerintahan yang superaktif. Negatifnya adalah kecenderungan menjadi pemerintahan tirani dan totaliter. Sedangkan positifnya adalah bahwa gaya pemerintahan yang superaktif tersebut biasanya menyebabkan banyak dilakukannya perubahan hukum dan perundang-undangan yang dapat mempercepat terjadinya perubahan dan perkembangan dalam masyarakat. Perkembangan masyarakat seperti ini bisa kearah positif, tetapi bisa juga kearah yang negatif.10

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

10 Dra. Muhibbah, S2 Hukum UID. Fungsi Hukum dalam Masyarakat diakses melalui

(17)

Dalam kenyataanya kepentingan-kepentingan manusia selama ini selalu diancam atau diganggu oleh berbagai bahaya, yang merupakan kendala untuk dapat dilaksanakan atau dipenuhinya harapannya, maka manusia menginginkan adanya perlindungan terhadap kepentingan-kepentingannya, jangan sampai selalu diganggu oleh berbagai bahaya tersebut. Kemudian terciptalah perlindungan kepentingan berbentuk kaedah sosial termasuk di dalamnya kaedah hukum. Menurut Lawrence Meir Friedman berhasil atau tidaknya Penegakan hukum bergantung pada: Substansi Hukum, Struktur Hukum/Pranata Hukum dan Budaya Hukum. Manusia dan hukum adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan dalam ilmu hukum, terdapat adagium yang terkenal yang berbunyi: “Ubi societas ibi jus” (di mana ada masyarakat di situ ada hukumnya). Untuk mewujudkan keteraturan, maka mula-mula manusia membentuk suatu struktur tatanan (organisasi) di antara dirinya yang dikenal dengan istilah tatanan sosial (social order) yang bernama masyarakat. Guna membangun dan mempertahankan tatanan sosial masyarakat yang teratur ini, maka manusia membutuhkan pranata pengatur yang terdiri dari dua hal: aturan (hukum) dan si pengatur(kekuasaan).Dari sinilah hukum tercipta, yakni sebagai bagian pranata pengatur disamping pranata lain yaitu kekuasaan. Hukum dihadirkan untuk menciptakan keteraturan dengan mencegah atau mengatasi segala bentuk kekacauan. Fungsi kerja dari hukum adalah menciptakan norma equalityini, yaitu dengan mengatur kepentingan-kepentinganyang saling berhadapan agar dapat bertemu secara seimbang dan agar proses bargainingatas kepentingan-kepentingan tersebut juga berjalan seimbang. Secara lebih dalam lagi, proses penyeimbangan kepentingan. Fungsi hukum yakni Fungsi Menfasilitas, Fungsi Represif, Fungsi Ideologis, Fungsi Reflektif.

SARAN

(18)

bangsa dan disesuaikan dengan budaya Indonesia serta mampu mempertahankan national interest pada suatu negara. Substansi hukum harus terdiri dari orang-orang yang menjunjung tinggi keadilan dan memiliki kerja bagus, kredibilitas dan kompeten dalam melaksanakan agenda hukum. Kultur hukum sendiri bersumber pada kesadaran masyarakat, masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kesadaran yang tinggi sehingga rasa kepatuhan masyarakat terhadap hukum juga tinggi pula.

DAFTAR PUSTAKA

(19)

http://carapedia.com/pengertian_definisi_manusia_menurut_para_ahli_info508.html.

http://fatih-io.biz/pengertian-masyarakat-menurut-para-ahli.html

http://sudiknoartikel.blogspot.com/2012/08/manusia-dan-hukum.html pada 15 Agustus 2012.

http://orintononline.blogspot.com/2013/02/perdebatan-teori-hukum-friedman.html pada 12 February 2013.

http://s2hukum.blogspot.com/2010/03/fungsi-hukum-dalam-masyarakat.html

Purnadi Purbacaraka & Soerjono Soekanto, SH,.MA Perihal kaedah hukum, Penerbit Aluni Bandung 1978.

MAKALAH

KETERKAITAN MANUSIA, MASYARAKAT, DAN HUKUM

(20)

Oleh :

Yuni Kurnia

145120401111014

A HI-2

Dosen :Dani Harianto, S.H., M.H.

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam brand community, para anggota merasakan adanya hubungan yang penting dengan merek, namun mereka merasakan hubungan yang lebih kuat antara satu

Hasil ini sesuai dengan penelitian oleh Septiyanti (2017), bahwa terdapat hubungan pengetahuan dan sikap dengan perawat tentang perawatan luka diabetes menggunakan

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka dirumuskan permasalahan mengenai kendala- kendala yang dihadapi oleh pengadilan untuk menangani para pelaku Kejahatan dunia

Berdasarkan hasil analisis pada kelompok eksperimen maka dapat disimpulkan ada penurunan tingkat stres secara signifikan, dimana pada saat sebelum pelatihan

disimpulkan bahwa Ha diterima sehingga terdapat perbedaan tingkat persepsi sebelum mendapatkan penyuluhan dan setelah mendapatkan penyuluhan tentang merokok di SMA Negeri

No Nama No Peserta Asal Instansi Alamat Instansi Kecamatan Kota/Kab.. Raya

suka atau tidak suka terhadap suatu obyek tertentu, dimana evaluasi terhadap obyek sikap tersebut dapat diekspresikan dengan istilah-istilah lain yang berada dalam satu

Saya bisa melihat segi posistif sesuatu yang orang lain tidak bisa menilain ya. Saya suka mencari