• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Pendidikan Seni Kerajinan dan Pr

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Pendidikan Seni Kerajinan dan Pr"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Pendidikan Seni Kerajinan dan Prakarya

Sekolah Dasar

(Kerajinan Meronce)

Disusun oleh :

1. Aida Fithriyyah 1815150000

2. Khairu Imamah 1815150000

3. Mafisah Novryliyani 1815150000 4. Yulinda Hardiningtyas 1815153306

Kelompok 5

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, yang kiranya patut kami ucapkan, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Edwita selaku dosen Pendidikan Seni Kerajinan dan Prakarya Sekolah Dasar atas bimbingan, pengarahan dan kemudahan yang telah diberikan kepada kami dalam pengerjaan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca sekalian.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Jakarta, Oktober 2017

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meronce merupakan kegiatan menyusun benda-benda dengan menggunakan tali atau yang lainnya. Bentuk meronce bisa divariasikan menurut keinginan, sehingga anak dilatih untuk menciptakan sesuatu ide baru, meningkatkan kreatifitas, melatih pengenalan warna bentuk geometri, mengasah kemampuan motorik halus, melatih memegang dengan dua tangan dan sebagainya.

Keterampilan meronce merupakan kegiatan memasukkan manik-manik menggunakan benang bertujuan untuk membantu anak usia dini menggunakan jari jemarinya untuk memungut, memegang, menjepit antara ibu jari dan jari telunjuk, sehingga keterampilan meronce digunakan sebagai alternatif untuk membantu anak yang mengalami hambatan dalam menggerakkan jari-jemari dan pergelangan tangannya. Dan itu baik untuk perkembangan moptorik halus anak usisa sekolah dasar.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah perkembangan manic-manik? 2. Apakah pengertian meronce?

3. Apakah bahan dan alat meronce?

4. Bagaimana ragam seni kerajianan meronce?

C. Tujuan Penulisan

1. Memahami sejarah perkembangan manik-manik.

2. Mengetahui pengertian meronce.

3. Mengetahui bahan dan alat untuk meronce.

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Manik

Manik adalah sejenis benda yang relatif sangat kecil yang berlubang di tengahnya sebagai tempat untuk dimasuki sejenis benang atau tali dan selanjutnya dirangkai sebagai untaian. Bahan baku manik beraneka ragam, dapat terbuat dari cangkang kerang, batu, kayu, getah, biji-bijian, tulang, taring, kaca dan bahan-bahan sederhana lainnya hingga menggunakan bahan-bahan yang memerlukan pengolahan lebih lanjut dan keahlian khusus, seperti dari bahan keramik, plastik, porselen, dan logam mulia.Keindahan manik ini tergantung pada bahan yang dipakai, bentuknya, zat warna yang ditambahkan, keterampilan dan teknik pembuatannya. Fungsi manik dalam masyarakat adalah sebagai perhiasan dan sarana upacara keagamaan. Sebagai benda kuno, manik sangat penting bagi penelitian arkeologi dan sejarah peradaban manusia. Manik-manik ditemukan di berbagai benua dan pembuatan manik pertama berbahan kerang pernah ditemukan di Eropa pada masaAcheul (250.000 – 130.000 SM).

(5)

Sumber : spiralzoom.com

Di Asia terutama zaman kekaisaran Moghul di India dan kekaisaran Cina, manik-manik menjadi salah satu aksesoris penting bagi wanita. Umumnya manik dipakai sebagai jimat. Teknik pembuatan manik batu dan pandai emas pada 2.500 tahun SM sangat baik. Manik ini kemudian tersebar ke Asia sebagai barang dagangan penting. Di Amerika Selatan pada saat peradaban pra-Kolombia dan Meksiko, menghasilkan manik-manik dari kulit kerang, batu pirus, kuarsa, dan emas. Pada bagian lain Amerika, orang-orang Indian menggunakan manik-manik sebagai mata uang, kalung, gelang, ikat pinggang, dan dekorasi pakaian. Sedangkan di daerah India, pembuatan manik dari batu kuarsa sudah dikenal sejak ribuan tahun SM. Pusat penyebaran manik di India ialah Cambay dekat Gujarat di India Barat dan Arikamedu di pantai tenggara India.

Dari data arkeologis tercatat adanya penemuan manik-manik di beberapa situs prasejarah di daerah Lampung, Anyer, Bondowoso, Pasemah, Gilimanuk, Gunung Kidul, Klapadua, Kramatjati, Matesih, Pasir Angin, Plawangan, dan Sangiran. Manik-manik ini terbuat dari kerang tanah liat, logam, batu, kaca dan diperkirakan digunakan sebagai bekal kubur.Selain itu, penggambaran ikon pada masa klasik juga dapat digunakan sebagai bukti keberadaan manik-manik di Indonesia. Tokoh-tokoh yang digambarkan dalam relief candi maupun dalam bentuk arca, baik arca yang terbuat dari batu maupun logam, tidak sedikit yang digambarkan mengenakan perhiasan berupa rangkaian manik-manik.

B. Pengertian Meronce

(6)

adalah kemampuan menyusun manik-manik menjadi satu dengan menggunakan seutas tali atau benang. Warna manik-manik yang menyala akan menarik minat bagi semua anak. Setelah manik-manik dirangkai melalui lubang yang ada di tengah manik-manik, maka akan menjadi kalung, gelang, jepit rambut, dan kreasi yang lainnya.

Merangkai dan meronce pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang sama yaitu menyusun benda-benda, pernik-pernik dengan sentuhan keindahan sehingga orang yang melihatnya merasa puas. Dalam merangkai dan meronce juga harus memperhatikan unsur-unsur visual. Unsur-unsur tersebut harus memenuhi prinsip penyusun seperti komposisi warna, bentuk, ukuran, jenis, irama dan sebagainya.

Meronce merupakan kegiatan menyusun benda-benda dengan menggunakan tali atau yang lainnya. Bentuk meronce bisa divariasikan menurut keinginan, sehingga anak dilatih untuk menciptakan sesuatu ide baru, meningkatkan kreatifitas, melatih pengenalan warna bentuk geometri, mengasah kemampuan motorik halus, melatih memegang dengan dua tangan dan sebagainya.

Keterampilan meronce merupakan kegiatan memasukkan manik-manik menggunakan benang bertujuan untuk membantu anak usia dini menggunakan jari jemarinya untuk memungut, memegang, menjepit antara ibu jari dan jari telunjuk, sehingga keterampilan meronce digunakan sebagai alternatif untuk membantu anak yang mengalami hambatan dalam menggerakkan jari-jemari dan pergelangan tangannya.

C. Alat dan Bahan Meronce

Ada dua macam manik-manik yang biasa digunakan untuk meronce. Jenis pertama adalah manikmanik yang terbuat dari bahan alam seperti manik-manik batu, kayu, kulit kerang, biji-bijian, dan mutiara. Jenis kedua yaitu manik-manik yang terbuat dari bahan buatan seperti manik-manik kaca, mutiara imitasi, dan manik-manik plastik.

(7)

tamu.Roncean dari cangkang kerang / siput dapat digunakan untuk membuat tirai pintu atau jendela.Bahan roncean terbagi menjadi dua bagian yaitu :

1. Bahan Alam , Bahan dari alam yang dapat dibuat menjadi hiasan dengan teknik meronce, contohnya kulit kerang dan biji-bijian (biji sawo, biji srikaya, biji jarak, biji kapuk randu).

2. Bahan Buatan, Bahan buatan biasanya adalah bahan hasil olahan yang diproduksi dari pabrik dan mudah didapat di toko yang menyediakan benda kerajinan, seperti mote-mote atau manik - manik yang terbuat dari plastik, kaca dan logam. Bahan-bahan ini umumnya lebih awet ketimbang bahan alami dari biji-bijian.

(8)
(9)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Merangkai dan meronce pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang sama yaitu menyusun benda-benda, pernik-pernik dengan sentuhan keindahan sehingga orang yang melihatnya merasa puas. Dalam merangkai dan meronce juga harus memperhatikan unsur-unsur visual. Unsur-unsur tersebut harus memenuhi prinsip penyusun seperti komposisi warna, bentuk, ukuran, jenis, irama dan sebagainya.

B. Saran

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Tim Koordinasi Siaran Direktorat Jenderal Kebudayaan. 1995. Aneka Ragam Khasanah Budaya Nusantara VI. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan yang diangkat adalah untuk mewujudkan bangunan Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Seni yang berkarakter kreatif berdasarkan pendekatan perkembangan anak dalam

Penyelenggaraan Pendidikan bagi Anak Usia Dini dapat dilakukan. dalam bentuk formal, non-formal dan

Guru perlulah mempunyai pengetahuan tentang bagaimana untuk menggunakan warna dengan baik, memasukkan elemen-elemen irama dan dalam masa yang sama menggunakan ruang

Dalam perkuliahan ini dibahas tentang konsep seni tari, unsure-unsur seni tari, tujuan seni tari, fungsi seni tari untuk anak usia dini, karakteristik tari bagi

Dini, Pencegahan Perundungan (bullying) pada Pendidikan Anak Usia Dini dan Lindungi Anak Usia Dini dari Bahaya Narkoba dimaksudkan untuk memberikan bekal pengetahuan kepada orang tua

Pembelajaran gitar elektrik bagi anak usia dini di Purwacaraka Music Studio menggunakan berbagai metode dan media yang cukup efektif, apabila digunakan

Mampu menggunakan bahan ajar studi sosial yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak usia dini serta kaidah pembelajaran studi sosial untuk anak usia

Hery Yuli Setiawan Dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo Email : heary@fkip.uns.ac.id ABSTRAK Keterampilan sosial anak usia dini merupakan kemampuan anak untuk bersosialisasi