• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN TEORI B (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN TEORI B (2)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN “TEORI BELAJAR SIBERNETIK”

Untuk Memenuhi Persyaratan Pada Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran Dosen pengampu: Husamah, Spd., M.pd.

Oleh : Kelompok 5

1. MOURIA BIDARINJANI (201710070311094)

2. SITI MUBASIROH (201710070311099)

3. DHEBA INDAR T. (201710070311115)

4. AFWAN RAHMAD D. (201710070311119)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

Malang, April 2018 KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan Syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas ridho dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Belajar dan Pembelajaran dengan judul “Teori Belajar Siberentik” ini dengan baik.

Dalam penyusunan makalah ini mungkin kami mengalami kesulitan dan kendala yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan, pengetahuan, dan wawasan serta pola pikir kami. Namun berkat keyakinan, keinginan, dan usaha dengan sungguh-sungguh akhirnya semua hambatan itu dapat kami atasi dengan baik.

Kami menyadari sedalam-dalamnya bahwa kami tidaklah sempurna dalam pembuatan makalah ini. Dengan demikian kami berharap dengan dibuatnya makalah ini dapat memenuhi persyaratan dalam Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran ini dan dapat bermanfaat bagi kami serta para pembaca lainnya.

Tidak lupa kami berterimakasih kepada rekan-rekan yang telah banyak membantu dalam proses pembuatan Makalah ini. Sekian dari kami.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, April 2018

(3)

DAFTAR ISI

COVER ... 1

KATA PENGANTAR ... 2

DAFTAR ISI ... 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 4

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan ... 4

BAB II ISI A. Belajar dalam Pandangan Teori Sibernetik ... 5

B. Teori Pemrosesan Informasi ... 9

C. Kondisi Internal dan Eksternal Siswa ... 10

D. Teori Belajar Menurut Landa ... 13

E. Teori Belajar Menurut Pask and Scott... 14

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ... 18

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Istilah sibernetika/sibernetik atau dalam bahasa Inggris disebut cybernetics berasal dari bahasa Yunani Kuno, kybernetes yang berarti pilot , jurumudi, kemudi atau gubernur, akar kata yang sama dengan pemerintah (Umpleby 2006; Uno, 2010). Istilah sibernetik digunakan untuk menggambarkan cara bagaimana umpan balik (feedback) memungkinkan untuk berlangsungnya proses komunikasi.

Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Proses belajar memang memegang peranan penting, namun yang lebih penting lagi adalah pengolahan sistem informasi. Dengan kata lain, sistem informasi dipandang sangat memegang peranan penting dalam memudahkan penyampaian materi pembelajaran yang akan disajikan kepada siswa.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pandangan teori sibernetik tentang belajar? 2. Apa saja devinisi sibernetik menurut para ahli? 3. Apa saja teori yang ada pada teori belajar sibernetik? 1.3. Tujuan

(5)

BAB II ISI A. Belajar dalam Pandangan Teori Sibernetik

Istilah sibernetika/sibernetik atau dalam bahasa Inggris disebut cybernetics berasal dari bahasa Yunani Kuno, kybernetes yang berarti pilot , jurumudi, kemudi atau gubernur, akar kata yang sama dengan pemerintah (Umpleby 2006; Uno, 2010). Istilah ini pertama kali digunakan dalam bahasa Inggis tahun 1945 oelh Nobert Wiener, seorang ilmuwan dari Massachussets Institute of Technology (MIT), dalam buku berjudul Cybernetics untuk menggambarkan kecerdasan buatan (artificial intelligence). Nobert Wiener mendefinisikan cybernetics sebagai, “control and communication in animal and machine” (Umpleby, 2006; Malik, 2014).

Sejumlah devinisi telah diberikan oleh para ahli. Stafford Beer mendefinisikan sibernetik sebagai “science of effective organitization.” Gregory Bateson mengatakan bahwa sibernetik lebih merupakan bentuk daripada substansi. Gordon Pask mendefinisikan sibernetik sebagai “the art of manipulating defensible metaphoros”. Para ahli organisasi menganggap bahwa teori sibernetik sebagai sebuah ilmu tentang pemrosesan informasi, pengambilan keputusan, pembelaaran, adaptasi, dan organisasi yang terjadi pada individu, kelomopok, organisasi, negara, atau mesin (umpleby 2006).

stilah sibernetik digunakan untuk menggambarkan cara bagaimana umpan balik (feedback) memungkinkan untuk berlangsungnya proses komunikasi.

Menueut Capra (2002) sistem cybernetic terwujud dalam berbagai bidang, yaitu: 1. Bidang ekonomi yang dikenal dengan konsep invisible hands,

(6)

3. Bidang berfikir, yang terwujud dalam cara berfikir Hegel, yaitu tesis-antitesis dan seintesis.

Sibernetika adalah teori sistem pengontrol yang didasarkan pada komunikasi (penyampaian informasi) antara sistem dan lingkungan antar sistem, pengontol (feedback)dari sistem berfungsi dengan memperhatikan lingkungan. Prinsip dasar teori sibernetik yaitu menghargai adanya “perbedaan”, bahwa suatu hal akan memiliki perbedaan dengan yang lainnya, atau bahwa sesuatu akan berubah seiring perkembangan waktu. Pembelajaran digambarkan sebagai: INPUT – PROSES – OUTPUT (Malik, 2014).

Teori sibernetik merupakan teori belajar yang relatif baru dibandingkan dengan teori-teori belajar yang telah dibahas sebelumnya. Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi (Uno, 2010). Menurut teori belajar sibernetik belajar adalah mengolah informasi (pesan pembelajaran), proses belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi (Kosmiyah, 2002). Sekilas, teori sibernetik mempunyai persamaan dengan teori kognitif yang mementingkan proses belajar dibandingkan hasil belajar. Proses belajar memang penting dalam teori sibernetik, namun lebih penting lagi adalah sistem informasi yang diproses yang akan dipelajari siswa. Informasi inilah yang akan menentukan proses (Budiningsih, 2012).

(7)

Aliran sibernetik tampaknya melahirkan teori belajar berdasarkan analisis tugas karena pengolahan informasi diperlukan dalam analisis tugas. Tanpa informasi yang jelas tugas tidaka akan terselesaikan dengan baik (Suprihatiningrum, 2013). Sehubungan dengan proses tesebut umpan balik dan tindakan korektif merupakan salah satu prinsip pokok dalam teori sibernetik. Menurut Scheerens (2003) ada 4 prinsip kunci sibernetik, yaitu: terdeteksi”. Orientasi ini lebih mendekati gagaan tentang responsivitas terhadap batasan lingkungan dibanding terhadap efektivitas dalam pengertian produktivitas dan pencapaian tujuan.

(8)

Berdasarkan teori sibernetik, ahli psikologi menganalogikan mekanisme kerja manusia seperti mekanisme mesin elektronik. Mereka menganggap siswa (pebelajar) sebagai suatu sistem yang yang dapat mengendalikan umpan balik sendiri (self-regulated feedback). Sistem kendali umpan balik ini, baik pada manusia atau mesin (seperti komputer) mempunyai tiga fungsi, yakni: (1) menghasilkan gerakan/tindakan sistem terhadap target yang diinginkan (untuk mencapai tujuan tertentu yang memperbaiki tindakan dengan berdasar pada umpan balik. Dengan demikian, belajar dalam konteks sibernetik merupakan proses mengalami konsekuensi lingkungan secara sensorik dan melibatkan prilaku koreksi diri (self-corrective behavior) oleh karena itu, pembelajaran harus didesain sedemikian sehingga tercipta suatu lingkungan yang dapat menghasilkan umpan balik yang optimal bagi siswa.

Menurut Nurwahid (2013) kelebihan strategi pembelajaran yang berpijak pada teori sibernetik, yaitu:

1. Cara berfikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol 2. Penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis,

3. Kapabilitas belajar sapat disajikan lebih lengkap,

4. Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapai, 5. Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya, kontrol

belajar memungkinkan belajar sesuai dengan irama masing-masing individu, 6. Balikan informatif memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk

kerja yang diharapkan.

(9)

Teori sibernetik dikritik sebab tidak membahas proses belajar langsung sehingga hal ini menyulitkan penerapannya.

B. Teori Pemosesan Informasi

Menurut Suminar (2010) model proses pengolahan informasi memandang memori manusia seperti computer yang mengambil dan mendapatkan informasi, mengolah dan mengubahnya dalam bentuk dan isi kemudian menyimpan dan menampilkan informasi pada saat dibutuhkan.

Teori pemrosesan informasi umumnya berpijak pada asumsi (1) Bahwa antar stimulus dan respon terdapat suatu seri tahapan pemrosesan informasi dimana pada masing-masing tahapan dibutuhkan sejumlah waktu tertentu (2) stimulus akan mengalami perubahan bentuk ataupun isi dan (3) salah satu dari tahapan mempunyai kapasitas yang terbatas. Ketiga asumsi tersebut menjadi dasar pengembangan teori tentang komponen struktur dan pengatur alur pemrosesan informasi.

Komponen pemrosesan informasi berdasarkan perbedaan fungsi, bentuk, kapasitas, bentuk informasi dan proses terjadinya lupa dijelaskan melalui 3 komponen berikut (Baharuddin & Wahyuni, 2008 ; Suminar, 2010; Budiningsih,2012).

1. Sensory Memory/ Sensory Register/Sensory Receptor (SM/SR)

Merupakan komponen utama dalam sistem informasi. Sensory informasi menerima informasi atau stimuli dari lingkungan (Sinar, udara, bau, panas, warna, dan lain-lain ) terus menerus melalui alat-alat penerima (reseptor) atau alat indera.

2. Working memory (WM) dan Short Term Memory (STM)

(10)

3. Long Term Memory (LTM)

Merupakan bagian dari sistem memory manusia yang menyimpan informasi untuk sebuah periode yang cukup lama. Long Term Memory (LTM) diperkirakan memiliki kapasitas yang sangat besar dan sangat lama untuk menyimpan informasi, namun hanya sedikit saja yang diaktifkan, dikarenakan hanya informasi yang ada dan sedang dipikirkan dan dikerjakan oleh ingatan atau memory. Long Term Memory (LTM) diasumsikan berisi (a) Semua pengetahuan yang dimiki individu. (b) Mempunyai kapasitas tidak terbatas (c) sekali informasi disimpan pengetahuan tersebut tidak akan hilang atau terhapus. Persoalan Lupa pada tahapan ini dikarenakan oleh kesulitan atau kegagalan memunculkan informasi yang diperlukan.

C. Kondisi Internal dan Eksternal Siswa

Belajar bukan sesuatu yang bersifat alamiah, namun terjadi dengan kondisi-kondisi tertentu, yaitu kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal. Sehubungan hal tersebut, Menurut Suminar (2010) pengelolaan pembelajaran dalam teori belajar sibernetik, menuntut pembelajaran untuk diorganisir dengan baik yang memperhatikan kondisi internal dan eksternal. Mengacu pada pendapat Suminar (2010) uraian masing-masing kondisi internal dan eksternal siwa adalah sebagai berikut.

1. Kondisi Internal

Kondisi internal siswa mempengaruhi proses belajar melalui proses pengolahan informasi, dan sangat penting untuk diperhatikan oleh guru dalam mengelola pembelajaran antara lain (Suminar, 2010):

a. Kemampuan awal siswa

Kemampuan awal siswa adalah pengetahuan atau keterampilan yang telah dimiliki siswa, merupakan prasyarat sebelum mengikuti pembelajaran. Tanpa adanya kemampuan awal (prasyarat) maka siswa tidak akan mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Kemampuan awal siswa dapat diukur melalui tes awal, interview atau cara lain yang cukup sederhana.

(11)

Motivasi berperan sebagai tenaga pendorong yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah tujuan tertentu. Motivasi instrinsik lebih menguntungkan karena dapat bertahan lama. Kebutuhan untuk berprestasi yang bersifat instrinsik relative stabil, karena ini berorientasi pada tugas-tugas belajar yang memberikan tantangan. c. Perhatian

Perhatian merupakan strategi untuk menerima dan memilih stimulus yang relevan untuk diprooses lebih lanjut diantara sekian banyak stimulus yang dating dari luar. Perhatian dapat mengarahkan diri ke tugas yang diberikan,melihat masalah-masalah yang akan diberikan,memilih dan memberikan focus pada masalah-masalah yang akan diselesaikan, dan mengabaikan hal-hal lain yang tidak relevan.Faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian seseorang adalah faktor internal yang mencakup: minat, kelelahan dan karakteristik pribadi, sedangkan faktor eksternal mencakup: intensitas stimulus, stimulus yang baru, keragaman stimulus, warna, gerak, dan penyajian stimulus secara berkala dan berulang-ulang.

d. Persepsi

Persepsi adalah tindakan menyusun, mengenali dan menafsirkan informasi sensoris guna memberikan gambaran dan pemahaman tentang lingkungan (Scachter, 2011). Persepsi merupakan proses yang bersifat kompleks yang menyebabkan orang dapat menerima atau meringkas informasiyang diperoleh dari lingkungannya. Persepsi sebagai tingkat awal struktur kognitif seseorang. Persepsi seseorang menjadi lebih mantap dengan meningkatnya pengalaman.

e. Ingatan

(12)

f. Lupa

Lupa merupakan hilangnya informasi yang telah disimpan didalam ingatan jangka panjang. Seseorang dapat melupakan informasi yang telah diperoleh karena beberapa hal, yaitu 1) tidak ada informasi yang menarik perhatian, 2) kurang pengulangan atau tidak ada pengelompokan informasi yang diperoleh, 3) mengalami kesulitan dalam mencari kembali informasi tersimpan, 4) ingatan telah aus dimakan waktu atau rusak,5) ingatan tidak pernah dipakai, 6) materi tidak dipelajari sampai benar-benar dikuasai, dan 7) adanya gangguan dalam bentuk informasi lain yang menghambatnya untuk mengingat kembali.

g. Retensi

Retensi adalah apa yang tertinggal dan dapat diingat kembali setelah seseorang mempelajari sesuatu, jadi kebalikan lupa. Ada tiga faktor yang mempengaruhi retensi, yaitu: materi yang dipelajari pada permulaan (original learning), melajar melebihi penguasaan (overlearning), dan pengulangan dengan interval waktu (spaced review).

h. Transfer

Transfer merupakan suatu proses yang telah pernah dipelajari, dapat mempengaruhi proses dalam mempelajari materi yang baru. Transfer belajar atau transfer latihan berarti aplikasi atau pemindahan pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, sikap atau respons-respons lain dari satu situasi ke situas ilain.

2. Kondisi Eksternal

Kondisi eksternal yang sangat berpengaruh terhadapproses belajar dengan proses pengolahan informasi antara lain (Suminar, 2010):

(13)

Kondisi belajar,merupakan masukan yang dapat menyebabkan adanya modifikasi tingkah laku yang dapat dilihat sebagai akibatdari adanya proses belajar. Gagne mengklasifikasikan ada 5 macam hasil belajar, yakni:1) Keterampilan intelektual atau pengetahuan procedural yang mencakup belajar diskriminasi, konsep,prinsip dan pemecahan masalah yang diperoleh melalui materi yang disajikan dalam pembelajaran dikelas. 2) Strategi kognitif, kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam memperhatikan belajar, mengingat dan berfikir. 3) Informasiverbal, kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan.4) Keterampilan motorik, kemampuan untuk melaksanakan dan mengkordinasi gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot. 5) Sikap, suatu kemampuan internal yang mempengaruhi perilaku seseorang, dan dan didasari oleh emosi, kepercayaan serta faktor intelektual.

b. Tujuan Belajar

Tujuan belajar merupakan komponen system pembelajaran yang sangat penting, sebab komponen-komponen lain dalam pembelajaran harus bertolak dari tujuan belajar yang hendak dicapai dalam proses belajarnya. Tujuan belajar yang dinyatakan secara spesifik dapat mengarahkan proses belajar, dapat mengukur tingkat ketercapaian tujuan belajar, dan dapat meningkatkan motivasi belajar. c. Pemberian Umpan Balik

Pemberian umpan balik, merupakan suatu hal yang sangat penting bagi siswa, karena memberikan informasi tentang keberhasilan, kegagalan dan tingkat kompetensi.

D. Teori Belajar Menurut Lada

(14)

1. Proses Berfikir Algoritmik

Merupakan Proses berfikir sistematis, tahap demi tahap, linier, konvergen, lurus menuju satu target tujuan tertentu. Landa menyebutkan bahwa proses algoritmik proses yang terdiri dari serangakaian operasi yang elementer yang terbentuk secara seragam dan regular dibawah kondisi yang didefinisikan untuk memecakan berbagai masalah.

2. Cara Berfikir Heuristik

Merupakan cara berfikir devergen, menuju beberapa target atau tujuan sekaligus. Memahami suatua konsep yang mengandung arti ganda dan penafsiran biasanya menuntut seorang untuk menggunakan cara berfikir heuristik.

E. Teori Belajar Menurut Pask dan Scott

Gordon Pask sebenarnya adalah seorang yang kehidupan karirnya berkisar di dunia seni. Kontribusi utamanya adakah mengenai “aesthetically-potent environments” yang diartikan sebagai “karya seni yang erupakan sebuah system yang berevolusi secara independen atau dengan melibatkan interaksi”. Pask mengatakan lingkungan estetis potensial adalah suatu lingkungan yang dirancang menyenangkan. Hal ini berarti bahwa untuk menggali potensi ataupun dalam aktivitas belajar, lingkungan sekitar harus sedemikian rupa agar menjadi lingkungan yang menyenangkan, sehingga memudahkan seseorang untuk belajar.

(15)

disensori reseptor, kemudian disandi di working memory, dan disimpan di long term memory. Informasi yang tersimpan di LTM tidak akan terhapus atau hilang.

Teori belajar menurut teori Pask dan Scott yaitu agar siswa mampu mengkaji materi yang telah dipelajari dan yang telah didapati dari gurunya, serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari hari. Menurut Pask dan Scott, ada 2 macam cara berpikir, yaitu cara berpikir serialis dan cara berpikir menyeluruh.

1. Serialis

Pendekatan serialis yang dikemukakan Pask dan Scott memiliki kesamaan dengan pendekatan algoritmik. Siswa tipe serialis cenderung berpikir secara algoritmik terutama dalam mempelajari bidang eksakta seperti matematika. Seorang yang memiliki gaya serialis memilih belajar dengan berproses dalam langkah langkah kecil yang logis, berusaha untuk mendapatkan kejelasan pada setiap bagian sebelum melangkah lanjut, mengejar jalur linear dalam tugas pembelajaran serta menghindari penyimpangan. Siswa yang menggunakan strategi penggunaan langkah langkah yang telah ditetapkan secara hirarkis merupakan pembelajaran yang memiliki gaya pengajaran serialis.

2. Wholist

Cara ber[ikir menyeluruh wholist adalah berpikir yang cenderung melompat ke depan, langsung ke gambaran lengkap sebuah sistem informasi. Siswa tipe wholist atau menyeluruh cenderung mempelajari sesuatu dari tahap yang paling umum kemudian bergerak ke yang lebih khusus atau lebih detail. Seorag wholist memilih untuk belajar dalam car acara yang berbeda, dan mendekati ide idedari sudut pandang yang berbeda pula. Pembelajar yang menggunakan strategi pengajran yang fleksibel dan kontekstual, tidak terikat oleh langkah langkah hirarkis pentahapan pembelajaran merupakan pembealajar yang memiliki gaya pengajaran holostik.

(16)

informasi. Namun, menurut teori sibernetik ini, agar proses belajar berjalan seoptimal mungkin, bukan hanya cara kerja otak kitayang perlu dipahami, tapi juga lingkungan yang mempengaruhi mekanisme itupun perlu diketahui. Dari model ini dikembangkan prinsip belajar seperti proses mental dalam belajar terfokus pada pengetahuan bermakna, proses mental mampu menyandi informasi secara bermakna, dan bermuara pada pengorganissian dan pengaktualisasian informasi.

Teori Pask dan Scott selain dikembangkan dari teori sibernetik juga dikembangkan dari conversation theory. Teori ini menganggap sosial system as symbolic, dimana orientasinya pada system Bahasa yang tanggapannya bergantung pada penafsiran seseorang atau salah satu perilaku orang lain, dan makna tersebut disepakati melalui percakapan. Teori tersebut juga menjelaskan interaksi antara dua atau leboh system kognitiv, seperti guru dan siswa atau perspektif berbeda dalam satu individu.

Conversation memiliki beberapa kategori sebagai berikut:

a. Monolog, conversation yang lebih kepada proses internal pada diri individu b. Dialoge, digunakan untuk mencari mufakat

c. Dialektic, percakapan untuk mendapatkan kebenaran dari argument logis yang berfokus pada pemikiran analitika dan informasi factual

d. Contruction, percakapan digunakan untuk membuat sesuatu yang baru

Dampak pengiring kegiatan pembelajaran berlandaskan teori Pask dan Scott sebagai berikut

(17)

b. Kemandirian, kemandirian siswa akan terbentuk dari cara sisa mwnuangkan sendiri hasil membaca buku materi dan dengan dibantu oleh guru saat mereka mengalami kesulitan. Jadi guru tidak secara terus mendikte siswa dalam menyelesaikan masalah melainkan membimbing mereka sesuai dengan kesulitan mereka.

c. Kreativitas, pemberian kesempatan kepada siswa untuk memahami materi dengan membaca dari buku teks dan mencoba sendiri terlebih dahulu memecahkan masalah dengan pemahamannya menjadika siswa kreatif dalam berpikir.

(18)

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan

1. Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Proses belajar memang memegang peranan penting, namun yang lebih penting lagi adalah pengolahan sistem informasi.

2. Sejumlah devinisi telah diberikan oleh para ahli. Stafford Beer mendefinisikan sibernetik sebagai “science of effective organitization.” Gregory Bateson mengatakan bahwa sibernetik lebih merupakan bentuk daripada substansi. Gordon Pask mendefinisikan sibernetik sebagai “the art of manipulating defensible metaphoros”. Para ahli organisasi menganggap bahwa teori sibernetik sebagai sebuah ilmu tentang pemrosesan informasi, pengambilan keputusan, pembelaaran, adaptasi, dan organisasi yang terjadi pada individu, kelomopok, organisasi, negara, atau mesin

3. Teori yang ada pada teori belajar sibernetik a. Teori Pemosesan Informasi

b. Teori Belajar Menurut Landa

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Dikenal dua teori belajar, yaitu teori belajar tingkah laku ( behaviorism ) dan teori belajar kognitif. Berikut dipaparkan empat teori belajar tingkah laku yaitu

Dari beberapa definisi di atas, dapat diambil suatu pemahaman bahwa penciptaan suatu kondisi dalam rangka pengubahan tingkah laku subjek, yang relatif sesuai

Berdasarkan kedua kesimpulan diatas maka belajar sosial adalah suatu proses tingkah laku dimana kita mengamati, bahkan meniru suatu pola perilaku orang lain (masyarakat) yang

Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah

Menurut Gagne (1977), belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dialami oleh siswa itu sendiri ditandai dengan adanya interaksi

Menurutnya, suatu respon sesungguhnya juga menghasilkan sejumlah konsekuensi yang nantinya akan mempengaruhi tingkah laku manusia untuk memahami tingkah laku siswa scara

Sedangkan pengertian belajar menurut Hamalik menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman.13 Menurut Gagne dalam Ratna