NEGOSIASI KOLEKTIF
SERIKAT BURUH DENGAN PERATURAN PERUSAHAAN
M. Ikhwan Maulana Haerauddin
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar
Abstrak : Dalam dunia negosiasi ini setiap oraganisasi, perusahaan, maupun negara harus mampu melakukan negosiasi kolektif yang baik untuk mewujudkan hal tersebut kedua belah pihak harus memiliki syarat dan ketentuan maupun tahap-tahap yang telah dijelaskan tadi, Yang sangat menonjol dari semua hal tersebut yaitu tahap negosiasi yang sangat sering terjadi didunia . Hal tersebut seringkali menimbulkan perpecahan baik rakyat dengan pemerintah dan negara dengan negara, yang sangat disoroti adalah pemogokan dan larangan kerja dalam yang timbul karena tekanan terhadap buruh yang membatasi hak dan kewajiban mereka sebagai suatu perserikatan buruh. Jadi hal yang harus dilakukan pemerintah ataupun individu dalam menangani situasi semacam itu adalah dengan minimal menjadi pihak ketiga diantara pihak yang bernegosiasi. Namun tidak semua orang mampu menjadi pihak ketiga, mereka harus memiliki syarat yang tadi dijelaskan. Jika tidak mampu memenuhinya maka hal yang menimpa Thailand yang diakibatkan oleh politik dan kelalaian pemerintahnya dalam bernegosiasi dengan masyarakatnya. akan menimpa Indonesia. Negosiasi diambil karena adanya perbedaan kepentingan jadi jangan perbedaan kepentingan itu dijadikan senjata untuk saling menjatuhkan.
Kata kunci : Negosiasi Kolektif
A. Pendahuluan
Sudah merupakan kebijakan umum seperi yang ada di Amerika serikat bahwa bentuk hubungan majikan karyawan pada perusahaan yang ikut serta dalam perdagangan antar negara bagian akan dilakukan melalui perundingan kolektif. Karena itu, hak karyawan untuk menjadi anggota dan bekerja melalui organisasi organisasi buruh dilindungi oleh undang - undang perburuhan. yang menjelaskan bahwa suatu praktek perburuan yang tidak adil jika majikan menolak untuk berunding secara kolektif dengan wakil - wakil yang dipilih dari organisasi buruh yang sah. Kebijakan nasional dewasa ini tidak hanya menyatakan bahwa perundingan kolektif adalah Jalan pemecahan yang direstui untuk melalui pengadilan federal.
PIONIR
September 2010, Volume 9 Nomor 8 ISSN : 18295932
1. Prediksi Harga Dan Kuantitas Ikan Laut Segar Di Pasar Produsen Dan Konsumen Sulawesi Selatan
Abd. Rahim... 1-9
2. Dampak Pengangguran Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Juliana Ohy... 10-20
3. Produktivitas Padi Di Kabupaten Gowa Dalam Pendekatan Analisis Fungsi Produksi Coob-Douglas
Diah Retno Dwi Hastutui, Suprapti Supardi……… 21-34 4. Pengaruh Karakterisitk Pekerjaan Dan Karakteristik Organisasi
Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
Abdi Akbar………….... 35-46
5. Distribusi Pendapatan Dan Upaya Mengentaskan Kemiskinan
Abd. Muis Dilla... 47-50
6. Analisis Sektor Basis Dalam Pembangunan Ekonomi Kabupaten Bone
Muhammad Dinar... 51-64
7. Analisis Keputusan Pelanggan Dalam Memilih Kartu Mentari PT. Indosat Di Makassar
Isma Azis Riu... 65-75
8. Sistem Nasional Dalam Pemulihan Ekonomi Dan Rasa Kebangsaan
Anwar Ramli... 76-82
9. Memodifikasi Perilaku : Suatu Alat Yang Menghasilkan Bentuk Perilaku Produktif Dan Menyokong Pencapaian Tujuan Organisasi
Johana Mano... 83-90
10. Negosiasi Kolektif Serikat Buruh Dengan Peraturan Perusahaan