• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI DAN PREFERENSI KENYAMANAN PEJAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERSEPSI DAN PREFERENSI KENYAMANAN PEJAL"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Jl. P.B Sudirman terletak di Kota Denpasar tepatnya di . . . Kawasan Jalan P.B Sudirman merupakan kawasan campuran, yaitu kawasan yang terdiri dari berbagai fungsi kegiatan yang berbeda, diantaranya yaitu : perkantoran, pendidikan, kesehatan, perdagangan dan jasa. Aktivitas dikawasan jalan ini sangat ramai dan beragam dari PNS, pegawai swasta, Karyawan, TNI, siswa, Mahasiswa, dan masyarakat umum. Fungsi jalur pedestrian di Jl. P.B Sudirman sangat beragam, diantaranya yaitu : sebagai jalur pejalan kaki, sebagai ruang menunggu angkutan umum, bersosialisasi, berdagang, serta sebagai tempat jogging.

Keramaian di Jl. P.B Sudirman ini terjadi hampir disepanjang jalur jalan, dengan waktu keramaian (peak hour) terjadi pada jam-jam tertentu yaitu pada pagi hari 07.00 – 09.00 WITA, siang hari 12.00 – 14.00 WITA, dan sore hari 16.00 – 17.00 WITA, namun pada akhir pekan keramaian terjadi pada malam hari 19.00 – 21.00 WITA dan pada saat pagi hingga sore hari kondisi jalan lancar.

(2)

Denpasar, menggelar aksi damai menuntut kepada pemerintah dalam penyediaan fasilitas trotoar yang aksesibel bagi penyandang disabilitas.

4.2 Hasil dan Pembahasan 4.2.1 Inventarisasi

4.2.1.1Aksesibilitas

Jl. P.B Sudirman termasuk dalam klasifikasi jalan kolektor menurut jenisnya. Menurut UU No 38 Tahun 2004, Jalan Kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pebagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. Jl. P.B Sudirman dapat diakses dari berbagai arah, diantaranya yaitu : Jl. Waturenggong, Jl. Buntu, Gg. Al-Amin, Gg. 1, Jl. Ir. Ida Bagus Oka, Jl. Serma Mandra, Jl. Serma Jodog, Jl. Dr. Goris, Jl. Serma Kawi, Jl. Swakarya Baru, Jl. Raya Puputan, Jl. Dewi Sartika, Jl. Slamet Riyadi II, Jl. Patih Jelantik, Jl. Yos Sudarso, Jl. Tendean, dan Jalan Sutoyo.

4.2.1.2Dimensi pedestrian

Berdasarkan dokumentasi, survei langsung dan pengukuran di lokasi penelitian mengenai kondisi yang ada saat ini diketahui lebar jalur pedestrian di Jl. P.B Sudirman dimulai dari 50 cm hingga 170 cm, dengan panjang 1.574 km pada kedua sisi timur dan barat jalan. Pebatas antara jalan dengan pedestrian berupa kanstin dengan ketinggian antara 15 cm hingga 35 cm.

4.2.1.3Bahan/material pedestrian

(3)

Tidak semua jalur pedestrian dilengkapi dengan guiding block (jalur pemandu), namun terdapat beberapa area jalur pedestrian yang telah dilengkapi dengan guiding blocks yang terdiri dari ubin pengarah (bertekstur garis-garis) dan ubin peringatan (bertekstur bulat) berwarna kuning.

4.2.1.4Street furniture

Street furniture (perabot jalan) yang ada di sepanjang jalur pedestrian Jl. P.B Sudirman diantaranya yaitu : 3 unit Halte, 2 unit signage (papan informasi) mengenai larangan membuang sampah sembarangan, marka jalan, serta rambu lalu lintas.

4.2.1.5Tanaman tepi jalan

Berikut merupakan tanaman tepi jalan yang terdapat di sepanjang jalur pedestrian Jl. P.B Sudirman yang dikelompokkan berdasarkan pola pertumbuhannya :

1. Rumput (grass) merupakan tanaman dari famili Poaceae (nama lama Graminae) memiliki stolon merayap di atas tanah, rhizom atau umbi di bawah tanah, dan tahan dari injakan.

2. Tanaman penutup tanah (ground cover) merupakan tanaman yang memiliki percabangan yang banyak, menjalar, atau menganak, tajuk menutupi tanah dengan rapat, dan tinggi kurang dari 0.5 m.

3. Semak (shrubs) merupakan tanaman yang tidak memiliki batang utama, percabangan banyak, atau berumpun dengan banyak anakan, tinggi mencapai 3 m.

(4)

5. Pohon (tree) merupakan tanaman yang memiliki batang utama yang jelas, tinggi diatas 5 m.

6. Tanaman memanjat merupakan tanaman yang dapat memanjat pada benda yang dapat dipaanjat, seperti batang pohon, semak, tembok, dan tiang.

Tabel Tanaman Tepi Jalan

Kelompok Tanaman Nama Tanaman Tepi Jalan

Rumput 1. Rumput jepang (Zoysia japonica) 2. Rumput mutiara (Hedyotis corymbosa) 3. Rumput lamuran (Eulalia amaura)

Ground cover 1. Lily brazil (Dianella ensifolia)

(5)

18. Pisang kodok (Calathea lutea)

24. Alang-alang merah (Imperata cylindrical “red”) 25. Adam hawa (Tradescantia spathacea)

26. Teh-tehan (Acalypha siamensis)

27. Zig zag plant (Pedilanthus tithymaloides variegatus) 28. Alocasia (Alocasia macrorrhiza)

29. Song of Jamaica (Draceana reflexa “song of

Jamaica”)

30. Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Perdu 1. Puring (Codiaeum variegatum)

2. Pucuk merah (Syzygum oleina) 3. Palem waregu (Rhapis exelsa)

4. Palem kuning (Chrysalidocarpus lutescens) 5. Bambu kuning (Bambusa vulgaris vittata) Pohon 1. Bintaro (Carbera odollam)

(6)

14. Jepun (Plumeria rubra) 15. Kelapa (Cocos nucifera)

Tanaman memanjat 1. Alamanda kuning (Allamanda cathartica)

4.2.2 Analisis

Tahapan analaisis akan dilakukan penilaian mengenai kondisi fisik terhadap jalur pedestrian di Jl. P.B Sudirman. Berikut merupakan tiga standar yang digunakan dalam kriteria penilaian mengenai kondisi fisik pada jalur pedestrian Jl. P.B Sudirman :

1. Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.30/PRT/M/2006) 2. Pedoman Perencanaan, Penyediaan, dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana

Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.30/PRT/M/2014)

3. Time-Server Standards for Landscape Architecture

4.2.2.1Aksesibilitas

Berdasarkan dokumentasi dan survei yang dilakukan di lokasi penelitian, berikut merupakan hasil analisis mengenai kondisi aksesibilitas di jalur pedestrian Jl. P.B Sudirman saat ini :

(7)

(Gambar kemdaraan yang terparkir di jalur pedestrian)

Standar : Aktivitas kendaraan bermotor tidak diperbolehkan memanfaatkan fasilitas di ruang pejalan kaki (PMPU, 2014).

2. Analisis : Terdapat beberapa area yang tidak menyediakan jalur pedestrian (jalur pedestrian terputus).

(Gambar jalur pedestrian yang terputus) Standar :

3. Analisis : Terdapat beberapa pedagang bensin yang menghalagi pejalan kaki.

(Gambar pedagang bensin yang meletakkan dagangannya di jalir pedestrian) Standar : Jalur pedestrian harus bebas dari pohon, tiang rambu-rambu, lubang drainase/gorong-gorong dan benda lainnya yang menghalangi (PMPU, 2006). 4. Analisis : Area pemberhentian sementara kurang aksesibel dikarenakan

(8)

(Gambar area pemberhentian sementara yang kurang aksesibel)

Standar : Ruang untuk area pemberhentian sementara harus diturunkan ketinggiannya dari median jalan, serta bebas hambatan (PMPU, 2014).

5. Analisis : Terdapat beberapa area jalur pedestrian yang rusak, sehingga menganggu kenyamanan serta keamanan pejalan kaki.

(Gambar kondisi jalur pedestrian yang rusak)

Standar : Permukaan jalan harus stabil, kuat, tahan cuaca, bertekstur halus tetapi tidak licin (PMPU, 2006).

6. Analisis : Tidak tersedianya area pemberhentian sementara di beberapa area penyeberangan.

(9)

Standar : Pada lokasi dengan arus lalu lintas dua jalur, perlu disediakan median pada lokasi penyeberangan, sehingga penyeberang jalan cukup berkonsentrasi pada satu arah saja (PMPU, 2014).

4.2.2.2Dimensi pedestrian

Berdasarkan dokumentasi dan survei yang dilakukan di lokasi penelitian, berikut merupakan hasil analisis mengenai kondisi dimensi (lebar dan ketinggian) pedestrian di jalur pedestrian Jl. P.B Sudirman saat ini :

1. Analisis : Terdapat beberapa pedestrian tidak bisa diakses dikarenakan lebar pedestrian hanya mencapai 50 cm.

(Gambar lebar pedestrian hanya mencapai 50 cm)

Standar : Lebar minimum jalur pedestrian adalah 120 cm untuk jalur searah dan 160 cm untuk dua arah (PMPU, 2006). Zona pejalan kaki tidak boleh kurang dari 1,2 m yang merupakan lebar minimum yang dibutuhkan untuk orang yang membawa anjing, pengguna alat bantu jalan dan para pejalan kaki (PMPU, 2014).

2. Analisis : Terdapat sambungan pedestrian dengan lebar yang tidak sama.

(10)

Standar :

3. Analisis : Berkurangnya luasan pedestrian bebas hambatan akibat material lain yang menghalangi pejalan kaki.

(Gambar material lain yang mengurangi luasan pedestrian)

Standar : Lebar minimum jalur pedestrian adalah 120 cm untuk jalur searah dan 160 cm untuk dua arah. Jalur pedestrian harus bebas dari pohon, tiang rambu-rambu, lubang drainase/gorong-gorong dan benda lainnya yang menghalangi (PMPU, 2006).

4. Analisis : Ketinggian/elevasi pedestrian tidak konsisten, tinggi pedestrian mencapai 35 cm.

(Gambar ketinggian/elevasi pedestrian yang tidak konsisten)

(11)

ruang pejalan kaki dan jalur kendaraan bermotor adalah 20 cm. Sementara perbedaan ketinggian dengan jalur hijau 15 cm (PMPU, 2014).

5. Analisis : Perbedaan ketinggian/elevasi jalur pedestrian dengan area pintu masuk dan keluar gedung sangat signifikan.

Standar : Terdapat tempat-tempat untuk berpindah/naik turun kendaraan (PMPU, 2006). Ram (ramp) diletakkan di setiap persimpangan, prasarana ruang pejalan kaki yang memasuki enterance bangunan, dan pada titik-titik penyeberangan (PMPU,2014).

4.2.2.3Bahan/material pedestrian

Berdasarkan dokumentasi dan survei yang dilakukan di lokasi penelitian, berikut merupakan hasil analisis mengenai bahan/material pedestrian di jalur pedestrian Jl. P.B Sudirman saat ini :

1. Analisis : Terdapat beberapa pavving yang hilang dan digenangi air.

(Gambar pavving yang hilang)

(12)

murah, dan cepat kering (air tidak menggenang jika hujan turun) (PMPU, 2014).

2. Analisis : Terdapat lubang di beberapa jalur pedestrian.

(Gambar pedestrian yang berlubang)

Standar : Hindari adanya lubang dan jeruji yang dapat menimbulkan bahaya bagi pejalan kaki (PMPU, 2006).

3. Analisis : Terdapat beberapa material penutup pedestrian kurang aksesibel (permukaan tidak rata).

(Gambar penutup pedestrian yang kurang aksesibel)

Standar : Permukaan jalan harus stabil, kuat, tahan cuaca, bertekstur halus tetapi tidak licin, hindari sambungan atau gundukan pada permukaan (PMPU, 2006).

(13)

(Gambar tidak tersedianya jalur pemandu pada beberapa area jalur pedestrian) Standar : Pada pedestrian yang menghubungkan antara jalan dan bangunan harus menggunakan ubin tekstur pemandu (guiding blocks) (PMPU, 2006). Jalur difabel, diletakkan di sepanjang prasarana jaringan pejalan kaki (PMPU, 2014).

5. Analisis : Tidak tersediannya ubin peringatan dan jalur pemandu menuju zebra cross.

(Gambar tidak tersedianya ubin peringatan dan jalur pemandu menuju zebra cross)

Standar : Di depan jalur lalu-lintas kendaraan harus menggunakan ubin tekstur (guiding blocks) (PMPU, 2006). Ketika penyandang cacat menyeberang jalan, tingkat pedestriannya harus disesuaikan sehingga mereka mudah melaluinya. Jika jalan tersebut digunakan oleh orang tunanetra, berbagai perubahan dalam tekstur pedestrian dapat digunakan sebagai tanda-tanda praktis. Ram (ramp) diletakkan disetiap persimpangan, prasarana ruang pejalan kaki yang memasuki enterance bangunan, dan pada titik-titik penyeberangan (PMPU, 2014)

(14)

(Gambar tidak tersedianya ubin peringatan pada area pertemuan gang menuju jalan utama)

Standar : Di depan pintu masuk/keluar dari dan ke tangga atau fasilitas persilangan dengan perbedaan ketinggian lantai harus menggunakan ubin tekstur (guding blocks) (PMPU, 2006). Jika jalan tersebut digunakan oleh orang tunanetra, berbagai perubahan dalam tekstur pedestrian dapat digunakan sebagai tanda-tanda praktis (PMPU, 2014).

7. Analisis : Tidak tersedianya ubin peringatan serta jalur pemandu menuju halte.

(Gambar tidak tersedianya ubin peringatan serta jalur pemandu menuju halte) Standar : Di pintu masuk/keluar pada terminal transportasi umum atau area penumpangan harus menggunakan ubin tekstur pemandu (guiding blocks) (PMPU, 2006).

(15)

(Gambar tidak tersedianya ubin peringatan pada pintu masuk dan keluar gedung pusat aktivitas)

Standar : Di depan pintu masuk/keluar dari dan ke tangga atau fasilitas persilangan dengan perbedaan ketinggian lantai harus menggunakan ubin tekstur (guding blocks) (PMPU, 2006). Jika jalan tersebut digunakan oleh orang tunanetra, berbagai perubahan dalam tekstur pedeatrian dapat digunakan sebagai tanda-tanda praktis (PMPU, 2014).

4.2.2.4Street furniture

Fasilitas sarana ruang pejalan kaki sebagai penunjang aksesibilitas pejalan kaki adalah drainase, jalur hijau, lampu penerangan, tempat duduk, pagar pengaman, tempat sampah, marka dan perambuan, papan informasi (signage), halte/shelter bus dan lapak tunggu, serta telepon umum (PMPU, 2014). Berdasarkan dokumentasi dan survei yang dilakukan di lokasi penelitian, berikut merupakan hasil analisis mengenai street furniture di jalur pedestrian Jl. P.B Sudirman saat ini :

1. Analisis : Tidak tersedianya lampu penerangan di sepanjang jalur pedestrian. Standar : Lampu penerangan diletakkan pada jalur amenitas. Terletak setiap 10 m dengan tinggi maksimal 4 m, dan bahan yang digunakan adalah bahan dengan durabilitas tinggi seperti metal dan beton cetak (PMPU, 2014).

(16)

Standar : Tempat beristirahat/duduk harus ada maksimal setiap 900 cm (PMPU, 2006). Tempat duduk diletakkan pada jalur amenitas. Terletak setiap 10 m dengan lebar 40 – 50 cm, panjang 150 cm dan bahan yang digunakan adalah bahan dengan durabilitas tinggi seperti metal dan beton cetak (PMPU, 2014).

3. Analisis : Tidak tersedianya tempat sampah di sepanjang jalur pedestrian. Standar : Tempat sampah harus tersedia sepanjang jalur pedestrian dengan jalur pemandu menuju street furniture (PMPU, 2006). Tempat sampah diletakkan pada jalur amenitas. Terletak setiap 20 m dengan besaran sesuai kebutuhan, dan bahan yang digunakan adalah bahan dengan durabilitas tinggi seperti metal dan beton cetak (PMPU, 2014).

4. Analisis : Tidak tersedianya papan informasi (light sign) di area halte.

Standar : Papan informasi diletakkan di atas loket/informasi pada ruang tunggu terminal/tempat pemberhentian bus (PMPU, 2006). Marka dan perambuan, papan informasi (signage) diletakkan pada jalur amenitas, pada titik interaksi sosial, pada jalur dengan arus pedestrian padat, dengan besaran sesuai kebutuhan, dan bahan yang digunakan terbuat dari bahan yang memiliki durabillitas tinggi, dan tidak menimbulkan afek silau (PMPU, 2014).

(17)

(Gambar tiang listrik dengan tegangannya yang menghambat dan membahayakan pejalan kaki)

Standar : Dibutuhkan pagar pengaman pada titik tertentu yang berbahaya dan memerlukan perlindungan dengan tinggi 90 cm, dan bahan yang digunakan adalah metal/beton yang tahan terhadap cuaca, dan diletakkan pada jalur amenitas (PMPU, 2014).

4.2.2.5Zebra cross

Berdasarkan dokumentasi dan survei yang dilakukan di lokasi penelitian, berikut merupakan hasil analisis mengenai zebra cross di jalur pedestrian Jl. P.B Sudirman saat ini :

1. Analisis : Tidak tersedianya zebra cross pada persimpangan jalan.

(tidak tersedianya zebra cross pada persimpangan jalan)

Standar : tempat penyeberangan orang ditandai dengan zebra cross (PMPU, 2014).

(18)

(Gambar marka pengarah lalu lintas yang menghalangi pejalan kaki) Standar :

4.2.2.6Traffic light

Berdasarkan dokumentasi dan survei yang dilakukan di lokasi penelitian, hasil analisis mengenai traffic light di jalur pedestrian Jl. P.B Sudirman saat ini adalah tidak tersedianya traffic light bagi pejalan kaki di beberapa area penyeberangan.

(Gambar tidak tersedianya traffic light bagi pejalan kaki di beberapa area penyeberangan)

Adapun standar dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Tahun 2014 menyatakan bahwa apabila arus lalu lintas kendaraan dan arus pejalan kaki cukup tinggi, tempat penyeberangan orang dilengkapi dengan alat pemberi isyarat lalu lintas (traffic light).

4.2.2.7Tanaman tepi jalan

(19)

(Gambar tanaman tepi jalan yang menghambat pejalan kaki)

Adapun standar dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Tahun 2006 menyatakan bahwa Jalur pedestrian harus bebas dari pohon, tiang rambu-rambu, lubang drainase/gorong-gorong dan benda-benda lainnya yang menghalangi. 4.2.3 Sintesis

Badan Pusat Statistik Kota Denpasar. 2015. Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin di Masing-masing Kecamatan dan Desa di Kota Denpasar, 2015. http: //bali.bps.go.id/tabel_detail. php?ed = 604001 & od =4&id=4 (Diakses pada tanggal 12 Desember 2016).

Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Pemerintah Kota Denpasar, 2015. Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Denpasar, Data PMKS Kota Denpasar, URL: http://tenagakerja.denpasarkota.go.id/index.php/detaildownload/4627/DAT APMKS-KOTA-DENPASAR (Diakses pada tanggal 2 Desember 2016). Hakim, Rustam. Hardi Utomo. 2003. Komponen Perancangan Arsitektur

Gambar

Tabel Tanaman Tepi Jalan

Referensi

Dokumen terkait

Perancangan ini dilakukan untuk mendapatkan rancangan suatu pusat olahraga yang menggunakan raket dapat mewadahi segala kegiatan olahraga raket di Kota Solo, untuk mewadahi

Beton keras yang baik adalah beton yang kuat, tahan lama, kedap air, tahan aus, dan kembang susutnya kecil (Tjokrodimulyo 1996 : 2) Beton yang sudah mengeras dapat juga

tahunan dengan cukup baik serta memiliki kinerja intellectual capital yang

Alternatively, you might want to use this book as a reference to quickly look up the details of the algorithm for affinity propagation (Chapter 3, Unsupervised Machine

Skripsi Pengaruh Variabel ROI, DER,PER, CR Dan WCTO Terhadap Return... ADLN Perpustakaan

timah dengan 80% timbal pada titik 5 terdiri dari dua fasa yaitu larutan padat Îą.

Pramuka Siaga Tata : dapat menceritakan pengetahuan dan teknologi serta keterampilan kepramukaan yang dimilikinya dalam barung dan perindukan2. Pramuka Siaga Mula : mengenal

Substitusi tepung protein tinggi dengan tepung beras merah dan mocal dapat meningkatkan nilai fungsionalnya seperti serat kasar, antosianin tetapi menurunkan kadar gluten maka