• Tidak ada hasil yang ditemukan

Beton adalah campuran dari agregat halus dan agregat kasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Beton adalah campuran dari agregat halus dan agregat kasar"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Beton adalah campuran dari agregat halus dan agregat kasar (pasir, kerikil, batu pecah, atau jenis agregat lain), dengan semen, yang dipersatukan oleh air dalam perbandingan tertentu (Wuryati S.& Candra R, 2001:35).

Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum digunakan untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lain – lain. Beton merupakan satu kesatuan yang homogen. Beton ini didapatkan dengan cara mencampur agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), atau jenis agregat lain dan air, dengan semen portland atau semen hidrolik yang lain, kadang –kadang dengan bahan tambahan (additif) yang bersifat kimiawi ataupun fisikal pada perbandingan tertentu, sampai menjadi satu kesatuan yang homogen. Campuran tersebut akan mengeras seperti batuan. Pengerasan terjadi karena peristiwa reaksi kimia antara semen dengan air.

Membuat beton sebenarnya tidaklah sederhana hanya sekedar mencampurkan bahan-bahan dasarnya untuk membentuk campuran yang plastis sebagaimana sering terlihat pada pembuatan bangunan sederhana. Tetapi jika ingin membuat beton yang baik, dalam arti memenuhi

persyaratan yang lebih ketat karena tuntutan yang lebih tinggi, maka harus diperhitungkan dengan seksama cara-cara memperoleh adukan beton segar yang baik dan menghasilkan beton keras yang baik pula. Beton segar yang baik ialah beton segar yang dapat diaduk, dapat diangkut, dapat dituang, dapat dipadatkan, tidak ada kecenderungan untuk terjadi pemisahan kerikil dari adukan maupun pemisahan air dan semen dari adukan. Beton keras yang baik adalah beton yang kuat, tahan lama, kedap air, tahan aus, dan kembang susutnya kecil (Tjokrodimulyo 1996 : 2) Beton yang sudah mengeras dapat juga dikatakan sebagai batuan tiruan, dengan rongga – rongga antara butiran yang besar (agregat kasar atau batu pecah), dan diisi oleh batuan kecil (agregat halus atau pasir), dan pori–pori antara agregat halus diisi oleh semen dan air (pasta semen). Pasta semen juga berfungsi sebagai perekat atau pengikat dalam proses pengerasan, sehingga butiran– butiran agregat saling terekat dengan kuat sehingga terbentuklah suatu kesatuan yang padat dan tahan lama. (Tjokrodimulyo 1996 : 2)

Beton memiliki kelebihan dan kekurangan (Tjokrodimulyo 1996 : 2). Kelebihan beton bila di bandingkan dengan bahan bangunan yang lainnya yaitu:

1. Harga relatif murah karena menggunakan bahan-bahan dasar dari bahan lokal.

2. Beton termasuk bahan aus dan tahan terhadap kebakaran,sehingga biaya perawatan termasuk rendah.

3. Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi, serta mempunyai sifat tahan terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi alam.

4. Ukuran lebih kecil jika dibanding dengan pasangan batu.

5. Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk apapun dan ukuran seberapapun tergantung keinginan.

(2)

1. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak, oleh karena itu diperlukan baja tulangan untuk menahannya.

2. Beton dapat mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu.

3. Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki air, dan air yang membawa garam dapat merusak beton.

4. Beton bersifat getas sehingga harus dihitung dan didetail secara seksama.

A. Agregat

Agregat adalah butiran mineral sebagai pengisi dalam campuran mortar dan beton (Samekto dan Rahmadiyanto 2001: 11)

Sifat agregat yang paling banyak berpengaruh terhadap kekuatan beton ialah kekasaran permukaan dan ukuran maksimumnya (Tjokrodimuljo 1996: 61).

Pemakaian ukuran butir maksimum agregat yang lebih besar, memerlukan jumlah pasta yang sedikit untuk mengisi rongga-rongga antara butirnya, berarti sedikit pula pori–pori pada beton, sehingga kuat tekannya lebih tinggi. Namun sebaliknya karena butiran agregatnya besar, maka luas permukaannya lebih sempit, sehingga lekatan antara permukaan agregat kurang kuat, sehingga retakan–rekatan kecil pasta disekitar agregat akan mudah terjadi. Dengan alasan ini maka pada beton dengan kuat tekan tinggi disarankan menggunakan agregat dengan ukuran besar butir maksimum 20 mm.

Agregat merupakan butiran mineral alami atau buatan yang berfungsi sebagai bahan pengisi campuran beton. Agregat menempati 70 % volume beton, sehingga sangat berpengaruh terhadap sifat ataupun kualitas beton, sehingga pemilihan agregat merupakan bagian penting dalam pembuatan beton.

Menurut Tjokrodomulyo (1996:13) agregat umumnya digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu: (1) Batu, untuk besar butiran lebih dari 40 mm, (2) Kerikil untuk besar butiran antara 5 mm sampai 40 mm, (3) Pasir, untuk butiran antara 0,15 mm sampai 5 mm.

Jenis agregat yang digunakan sebagai bahan susun beton adalah agregat halus dan agregat kasar. 1. Agregat halus

(3)

Pasir atau agregat halus dengan ukuran butir yang melewati saringan no.4 ( butir ≤ 5mm ) berfungsi sebagai bahan pengisi dalam pembuatan bata beton. Kekuatan beton dipengaruhi oleh kualitas pasir yang digunakan, sehingga pasir yang digunakan harus memenuhi syarat yang telah disebut dalam PUBI (1982 : 17 ) sebagai berikut :

a. Pasir harus bersih, bila diuji memakai larutan pencuci khusus, tinggi endapan pasir yang terlihat disbanding dengan tinggi seluruh endapan lebih besar atau tidak boleh kurang dai 70%. b. Kadar lumpur atau bagian yang lewat ayakan 0,063 tidak lebih besar dari 5% berat.

c. Angka kehalusan fineness modulus terletak antara 2,2 - 3,2 bila diuji memakai ayakan rangkaian dengan ukuran berturut-turut 0.16 - 0.315, 0.63 - 1.25 - 2.5 - 5.00 - 10 dengan fraksi yang lewat 0,3 mm minimal 15% berat.

d. Pasir tidak boleh mengandung unsur zat organik yang dapat mengurangi mutu. Untuk itu bila direndam dalm larutan 3% NaOH cairan diatas endapan tidak lebih gelap dari larutan

pembanding. 2. Agregat Kasar.

Agregat kasar ialah agregat dengan besar butiran lebih dari 5 mm atau agregat yang semua butirannya dapat tertahan di ayakan 4,75 mm. Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil dari disintegrasi alami dari batu–batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan manual atau mesin. Agregat kasar harus terdiri dari butir–butiran yang keras,

Referensi

Dokumen terkait

 badan panas, panas, malaise malaise dan dan mual. Pada Pada folikulitis folikulitis superfisialis superfisialis gambaran gambaran klinisnya klinisnya di di tandai

Warna enamel  dipengaruhi : — Perkembangan gigi atau — Ekstrinsik stains — Penggunaan antibotik — Fluoride  yg berlebihan — Warna enamel  jg dpt menunjukkan

Pengusaha yang berjaya adalah dikehendaki menandatangani satu perjanjian kontrak dengan pihak Kolej Islam Antarabangsa.. Walau bagaimanapun, Kolej Islam Antarabangsa

Dalam skripsi ini secara garis besar membahas “ Persepsi Wisatawan Asing Terhadap Pusat Informasi Pariwisata Kota Surabaya (Surabaya Tourism Information Center”.. Hasil

Pemn pendidikan dalam kaitallnya dengan penbahan nasyaralot ini, kadang- kadang be.ada di depar, tetapi seringka.li pula pendidikan itu berada dibelakang kondisi

Fokus ini dipilih karena menarik untuk diteliti mengenai bagaimana dampak dari perangkapan jabatan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta oleh Sri Sultan Hamengku Buwono

Prinsip hukum rebus sic stantibus tetap menjadi bahan penelitian dan sering digunakan oleh negara-negara di dunia untuk melakukan penundaan terhadap sebuah perjanjian

memiliki khasiat sebagai obat, menjadikan alasan masyarakat untuk mengobati berbagai penyakit secara tradisional dengan pemanfaatan tanaman obat tersebut, salah satu