• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan. Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan. Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

A. Gambaran Umum Perusahaan

Dalam gambaran umum Kementerian Perdagangan akan diuraikan mengenai Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi Kementerian Perdagangan.

1. Sejarah Kementerian Perdagangan

Dalam sistem pemerintahan di bawah kepemimpinan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, terdapat beberapa perubahan dalam jajaran pemerintahan.

Salah satunya adalah pengubahan susunan kementerian yang meliputi tugas serta penyebutannya. Kementerian Perdagangan merupakan salah satu departemen yang terkena perubahan sistem tersebut.

Sebelum bernama kementerian perdagangan, institusi ini disebut dengan Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Namun, sejak tahun 2004, terjadi pemisahan tugas dan wewenang pada keduanya dan berdiri sendiri dibawah kementerian terkait.

Sejak saat itulah, istilah Departemen diganti menjadi Kementerian Perdagangan yang digunakan sejak kini. Kantor pusat Kementerian Perdagangan sendiri terletak di kawasan Jl. M. I. Ridwan Rais No. 5 Jakarta Pusat 10110, No Telp. 021-3840986.

(2)

2. Visi dan Misi Kementerian Perdagangan

Kementerian Perdagangan mempunyai visi: “Menjadikan Kementerian Perdagangan sebagai salah satu instansi pemerintahan yang terpercaya dan profesional untuk mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik (Good Governance) di lingkungan Kementerian Perdagangan.” Sedangkan misi

Kementerian Perdagangan adalah Meningkatkan kinerja perdagangan dengan mendorong terwujudnya tata kelola kepemerintahan yang baik (Good Governance) di lingkungan Kementerian Perdagangan melalui : Audit,

Pemantauan, Evaluasi dan Kegiatan Pengawasan Lainnya (konsultansi, Asistensi dan Sosialisasi).

3. Logo Kementerian Perdagangan

Sebagaimana institusi lainnya, Kementerian Perdagangan pun memiliki logo sebagai lambang institusi. Dalam desain logonya, Kementerian Perdagangan menggunakan logo yang berasal dari dua komponen. Komponen pertama adalah simbol logo yang diwujudkan dengan visual grafis dan satu lagi berupa logo tipe yang dilambangkan dengan huruf.

Dasar pembuatan logo yang demikian ini didasarkan pada visi serta misi yang dimiliki oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Selain itu, pembuatan logo tersebut digunakan sebagai lambang institusi pada berbagai kepentingan, baik internal maupun eksternal.

Untuk kepentingan internal, pemanfaatan logo digunakan sebagai penanda peralatan kerja, pelabelan aset, sampul arsip dan pendokumentasian,

(3)

untuk kepentingan eksternal, logo kerap dimanfaatkan untuk mewakili kepentingan institusi. Seperti digunakan pada stempel, kepala atau kop surat, kartu nama, sampul, papan pengumuman, logo kendaraan dinas, papan nama kementerian, baliho serta berbagai aktivitas yang terkait publikasi massa.

4. Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Kementerian Perdagangan

Menteri Perdagangan dalam melaksanakan tugasnya akan dibantu oleh empat staff ahli dan tiga staff khusus. Empat staf ahli tersebut antara lain:

1) Staf Ahli Bidang Diplomasi Perdagangan mempunyai tugas memberikan telaahan mengenai masalah kerjasama perdagangan internasional.

(4)

2) Staf Ahli Bidang Pemberdayaan Usaha Dagang Mikro Kecil dan Menengah dan Promosi Ekspor Kementerian Perdagangan mempunyai tugas memberikan telaahan mengenai masalah iklim usaha perdagangan.

3) Staf Ahli Bidang Kebijakan Perdagangan Luar Negeri dan Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Kementerian Perdagangan mempunyai tugas memberikan telaahan mengenai masalah usaha dagang kecil dan menengah.

4) Staf Ahli Bidang Manajemen Kementerian Perdagangan mempunyai tugas untuk memberikan data dan masukan bagi Menteri Perdagangan dalam proses pengambilan kebijakan dan keputusan.

Selain staff ahli tersebut, di bawah kementerian perdagangan terdapat Inspektorat Jenderal yang tugasnya penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern, pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan kementerian perdagangan terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, review, evaluasi, pemantauan.

Inspektorat dibantu oleh Sekretariat Jenderal yang tugasnya koordinasi dan penyusunan rencana dan program, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip dan dokumentasi Kementerian Perdagangan. Dibawah Inspektorat dan Sekretariat Jenderal terdapat pula empat Direktorat Jenderal.

Keempat Direktorat Jenderal tersebut masing-masing adalah Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Direktorat Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional dan Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional.

(5)

Masing-masing Direktorat Jenderal tersebut memiliki kewajiban untuk mengatur masalah yang terkait dengan fungsi mereka. Dalam pelaksanaan kerjanya, mereka akan berkoordinasi antara satu Direktorat dengan direktorat lainnya guna menghindarkan benturan kebijakan. Selain itu juga ada Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen.

Gambar 4.2

Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

Kementerian Perdagangan

Bagian Program dan

Kerjasama

Bagian Hukum dan Pelaporan

Bagian Keuangan

Bagian Kepegawaian

Dan Umum

Subbag.

Penyusunan Program

Subbag.

Pemantauan Program

Subbag. Hukum

Subbagian Informasi Publik

Subbagian Evaluasi dan

Pelaporan

Subbagian Perbendaharaan

dan Gaji

Subbagian Akuntansi dan

BMN

Subbagian Kepegawaian

Subbagian Umum

Subbag.

Kerjasama

Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

(6)

Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen merupakan unit operasional dibawah Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Departemen Perdagangan RI. Peran Direktorat Perlindungan Konsumen adalah menciptakan lingkungan yang kondusif dimana konsumen dan pelaku usaha dapat bertransaksi dengan percaya diri, dimana keduanya dapat merealisasikan hak-hak dan kewajibannya masing-masing dengan sebaik- baiknya. Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen dalam melaksankan tugasnya dibantu oleh Sekretaris dan dibantu oleh Kepala Bagian, yaitu:

1. Kepala Bagian Kepala Program dan Kerja Sama 2. Kepala Bagian Hukum dan Pelaporan

3. Kepala Bagian Keuangan

4. Kepala Bagian Kepegawaian dan Umum

Masing-masing tersebut mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda-beda.

1. Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

Tugas Direktorat Standardisasi dan Perlindungan Konsumen meliputi:

a. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan standardisasi di Bidang Perdagangan dalam rangka perlindungan konsumen, memfasilitasi kelancaran perdagangan, dan mewujudkan persaingan yang sehat.

b. Menganalisis penyelenggaraan perlindungan konsumen, bimbingan konsumen dan pelaku usaha, pelayanan pengaduan serta fasilitasi kelembagaan perlindungan konsumen.

(7)

c. Mengembangkan standardisasi perdagangan, meningkatkan efektivitas pengawasan barang/jasa beredar, mengembangkan kebijakan, dan pemberdayaan konsumen .

d. Menfokuskan pada kelompok konsumen tertentu yang mempunyai kendala dalam mengakses informasi, atau mereka berpotensi terperangkap dalam kesepakatan transaksi yang merugikan dirinya.

Fungsi Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

a. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang standardisasi, metrologi legal, pemberdayaan konsumen, serta pengawasan barang/jasa beredar.

b. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang standardisasi, metrologi legal, pemberdayaan konsumen, serta pengawasan barang/ jasa beredar.

c. Pelaksanaan administrasi Direktorat Standardisasi dan Perlindungan Konsumen.

d. Pemberian bimbingan teknis di bidang standardisasi, metrologi legal, pemberdayaan konsumen, serta pengawasan barang/ jasa beredar.

2. Sekretaris Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen a. Pelaksanaan penyusunan rencana kegiatan kesekretariatan Badan yang

meliputi administrasi umum dan kepegawaian, keuangan dan program.

b. Pengkoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas, penyusunan rencana, program, evaluasi, dan pelaporan kegiatan badan.

c. Perhimpunan dan pengelolaan data dan penyelenggaraan upaya pemecahan masalah sekretariat.

(8)

d. Penyelenggaraan dan pengkoordinasian upaya pemecahan masalah Sekretariat.

e. Pembinaan, monitoring, evaluasi, dan laporan kegiatan kesekretariatan Adapun tugas dan fungsi dari masing-masing bagian yaitu:

1. Bagian Program dan Kerjasama

Bagian Program dan Kerja Sama mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran, pemantauan program serta pelaksanaan urusan administrasi kerja sama di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen. Selain itu, tugas Kepala Bagian Program dan Kerja Sama adalah

a. Melaksanakan administrasi umum, pengkoordinasian, program, dan kerja sama antar Subbagian.

b. Menyusun rencana dan program administrasi kerjasama dan program.

c. Mengkoordinasikan penyiapan bahan dan penyusunan program kerjasama serta menyelenggarakan pengolahan dan perekaman data dokumen sumber.

d. Mendorong terjalinnya kerjasama untuk membangun (keahlian, kecakapan dan teknologi perlindungan konsumen dengan lembaga- lembaga terkait (di dalam dan di luar negeri).

Sedangkan fungsi dari bagian ini adalah sebagai berikut :

a. Penyusunan rencana, program dan anggaran kegiatan di bidang standardisasi, pemberdayaan konsumen, pengawasan barang beredar dan jasa, serta metrologi legal.

(9)

b. Pemantauan pelaksanaan program di bidang standardisasi, pemberdayaan konsumen, pengawasan barang beredar dan jasa, serta metrologi legal, dan

c. Penyiapan bahan urusan administrasi kerja sama di bidang standardisasi, pemberdayaan konsumen, pengawasan barang beredar dan jasa, serta metrologi legal.

Dalam menjalankan tugas dan fungsi, Bagian Program dan Kerjasama dibantu oleh 3 (tiga) sub bagian yang terdiri atas :

a. Subbagian Penyusunan Program;

b. Subbagian Pemantauan Program;

c. Subbagian Kerjasama.

2. Bagian Hukum dan Pelaporan

Bagian Hukum dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyiapan telaahan hukum, penyusunan rancangan peraturan perundang- undangan, serta evaluasi dan pelaporan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen. Selain itu, tugas Kepala Bagian Hukum dan Pelaporan adalah

a. Penyusunan peraturan perundangan dan produk hukum, serta pemberian pertimbangan, nasehat, fasilitiasi, dan bantuan hukum.

b. Pelaksanaan kajian dan pengembangan peraturan perundangan dan produk hukum, serta pelaksanaan pembinaan kesadaran hukum.

c. Pengumpulan, penyiapan, pengelolaan, dan pengadministrasian bahan, data, dan informasi peraturan dan produk hukum.

(10)

Dalam menyelenggarakan tugas, Bagian Hukum dan Pelaporan mempunyai fungsi :

a. Penyiapan koordinasi telaahan hukum, dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen;

b. Penyiapan bahan evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen; dan

c. Pengumpulan, pengolahan dan penyajian data informasi publik di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen.

Dalam menjalankan tugas dan fungsi, Bagian Hukum dan Pelaporan dibantu oleh 3 (tiga) Subbagian yang terdiri atas :

a. Subbagian Hukum;

b. Subbagian Evaluasi dan Pelaporan;

c. Subbagian Informasi Publik.

3. Bagian Keuangan

Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan keuangan dan inventarisasi kekayaan milik negara di lingkungan Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Selain itu, tugas Kepala Bagian Keuangan adalah

a. Penyiapan bahan kebijakan dan petunjuk teknis yang berkaitan dengan urusan keangan, penatausahaan administrasi keuangan yang meliputi evaluasi semester dan pertanggungjawaban.

(11)

b. Pengumpulan, pengolahan data dan informasi, inventarisasi permasalahan - permasalahan serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan urusan keuangan.

c. Perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan.

d. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).

e. Penyimpanan berkas-berkas keuangan dan pengadministrasian dokumen dalam rangka pelayanan administrasi keuangan di lingkungan Dinas.

Dalam menyelenggarakan tugas Bagian Keuangan mempunyai fungsi:

a. Pengelolaan urusan perbendaharaan dan gaji pegawai Direktorat Jenderal;

dan;

b. Pelaksanaan urusan akuntansi dan barang milik negara Direktorat Jenderal.

Dalam menjalankan tugas dan fungsi, Bagian Keuangan dibantu oleh 2 (dua) Subbagian yang terdiri dari :

1) Subbagian Perbendaharaan dan Gaji;

a. Pengelolaan data dalam transaksi dan melaporkan hasil transaksi keuangan perusahaan.

b. Menerima, menatausahakan, mempertanggungjawabkan, dan menyimpan uang untuk keperluan belanja negara/ daerah.

c. Membantu dalam menyelenggarakan pelayanan keuangan.

(12)

d. Menyelenggarakan administrasi pelayanan gaji dan belanja pegawai lainnya, pembukuan/ akuntansi, pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan gaji/ belanja pegawai lain.

2) Subbagian Akuntansi dan BMN;

a. Pengumpulan, pengelolaan, pengadministrasian, dan penyiapan bahan, data, dan produk.

b. Mengusulkan sistem dan prosedur akuntansi dan keuangan yang memadai untuk pengembangan sistem informasi akuntansi dan keuangan dan bentuk-bentuk pelaporan.

4. Bagian Kepegawaian dan Umum

Bagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, perlengkapan, rumah tangga dan ketatausahaan dilingkungan Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Selain itu, tugas Kepala Bagian Kepegawaian dan Umum adalah

a. Menyusun rencana kegiatan Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian berdasarkan hasil evaluasi kegiatan tahun lalu sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.

b. Melaksanakan koordinasi dengan Sub Bagian dan Sub Bidang di lingkungan Badan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan, data dan informasi untuk memperoleh hasil kerja yang optimal.

(13)

c. Pelaksanaan administrasi kepegawaian dan pelaksanaan pemberian informasi dan komunikasi.

d. Penyusunan Program kerja Tahunan Dinas Pelaksanaan tugas lain sesuai bidang tugasnya yang diberikan oleh Sekretaris.

Dalam menyelenggarakan tugas, Bagian Kepegawaian dan Umum mempunyai fungsi:

a. Pelaksanaan urusan kepegawaian;

b. Pelaksanaan urusan perlengkapan, rumah tangga, tata persuratan dan dokumentasi.

Dalam menjalankan tugas dan fungsi, Bagian kepegawaian dan Umum dibantu oleh 2 (dua) Subbagian yang terdiri atas :

a. Subbagian Kepegawaian;

b. Subbagian Umum.

B. Hasil dan Pembahasan Pelaksanaan Magang

Selama penulis melakukan pemagangan dikantor pemerintahan Kementerian Perdagangan di Standardisasi dan Perlindungan Konsumen, penulis mendapat ilmu tentang pemerintahan meskipun belum sepenuhnya menguasai akuntansi pemerintahan. Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen terbagi menjadi empat sub bagian, yaitu bagian umum, bagian keuangan, bagian hukum dan pelaporan, bagian program. Secara umum dan keseluruhan pengeluaran kas pada Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan secara

(14)

garis besar dapat dilihat dalam prosedur pengelolaan dana dan optimalisasi penggunaannya yang terangkum di dalam pedoman akuntansi keuangan pemerintahan Kementerian Perdagangan. Pengeluaran kas tersebut untuk mendistribusikan dana-dana pemerintahan untuk melakukan kegiatan belanja pegawai, belanja negara, dan belanja lain-lain yang diperlukan oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan. Prosedur pengeluaran kas pemerintahan tidak jauh berbeda dengan perusahaan pada umumnya. Namun saja, penulis melakukan pelaksanaan magang di pemerintahan.

Oleh karena itu, penulis akan menganalisis prosedur pengeluaran kas perjalanan dinas pada Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Untuk melakukan perjalanan dinas pegawai yang melakukan kegiatan tersebut harus memperhatikan prosedur yang berlaku menurut Standar Akuntansi Pemerintahan yaitu mendapatkan izin dari Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) karena KPA akan mengeluarkan surat tugas kepada yang diperintahkannya. Setelah surat tugas terbit dan disetujui maka pegawai yang akan melakukan perjalanan dinas dan dibuatkan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD). SPPD ini akan diajukan ke Pejabat Pengguna Komitmen (PPK).

Jika disetujui maka PPK akan menandatanganinya. Dengan mendapatkan persetujuan, pegawai yang melakukan perjalanan dinas diharuskan untuk melapor ke bendahara dengan melampirkan rinciaan penggunaan biaya. Maka, bendahara akan mengeluarkan uang sejumlah perincian tersebut setelah disetujui oleh PPK.

Setelah kembali, pegawai yang bersangkutan harus melaporkan kegiatannya

(15)

kepada PPK dengan tembusan KPA berikut lampiran bukti-bukti pengeluaran yang akan dipertanggungjawabkan bendahara ke KPPN.

Berikutnya, penulis akan membahas prosedur pengeluaran kas untuk perjalanan dinas di Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen, yaitu bendahara melakukan pengajuan ke KPPN dengan mengajukan proposal berbentuk TOR (Term of Reference). TOR ini menjadi salah satu data pendukung dalam pengalokasian anggaran. Perjalanan dinas merupakan rencana kegiatan untuk melaksanakan tugasnya. Maka rencana kegiatan yang diajukan harus dilampirkan TOR sebagai salah satu acuan perencana anggaran untuk menguji kelayakan pendanaan kegiatan bagi kegiatan dimaksud. Setelah dapat persetujuan, KPPN akan mentransfer uang ke rekening bendahara. Lalu, bendahara menarik uang, dengan dilampirkan perincian pengguna anggaran yang akan di didistribusikan ke bagian-bagian yang akan mengadakan kegiatan. Bagian-bagian yang mengadakan kegiatan, maka mempertanggungjawabkan ke bendahara berupa kuitansi atau kuitansi administrasi untuk di bukukan atau sebagai bukti. Bendahara mempertanggungjawabkan ke KPPN berupa SPM dan SPTB yang telah di tanda tangani oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan pejabat penguji. Selanjutnya KPPN mengisi kembali ke rekening bendahara sejumlah yang dipertanggungjawabkan oleh bendahara. SPM yang diajukan ke KPPN digunakan sebagai dasar penerbitan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana).

Referensi

Dokumen terkait

Dari beberapa hasil penelitian diketahui penggunaan kolkhisin belum pernah dilakukan untuk Ginseng jawa, sehingga diharapkan jika diterapkan akan berpengaruh

bongkok. Khususnya bgaian-bagian ranting kecilnya yang panjang tumbuh rapat, seperti kaki-kaki yang keluar dari tubuh udang. Jadi itulah asal mulanya kenapa penduduk

Seksi Program dan Kerjasama mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program, rencana kerja dan anggaran, pelaksanaan kerjasama, dan identifikasi kebutuhan pelatihan

Setiap sampel diukur panjang total (cm), berat total (g). Sedangkan jenis kelamin setiap individu ikan ditentukan dengan cara memeriksa setiap spesimen secara visual

Efek pada organ target Tidak ada efek yang diketahui pada kondisi penggunaan normal Bahaya Kesehatan R -phrase(s) Tidak ada Frasa S Tidak ada Tidak

Melaksanakan penyiapan bahan perencanaan program dan anggaran, pelaksanaan program dan anggaran, pemantauan, evaluasi atas , dokumentasi, serta penyusunan laporan serta melaporkan

Bidang Program dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program dan anggaran serta evaluasi dan laporan pelaksanaan pengkajian dan pengembangan