• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini pemerintah Indonesia sedang gencar dalam pelaksanaan sadar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini pemerintah Indonesia sedang gencar dalam pelaksanaan sadar"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang

Dewasa ini pemerintah Indonesia sedang gencar dalam pelaksanaan sadar pajak. Sebagai contohnya, tahun 2015 ini sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.03/2015 mengenai sanksi penghapusan bunga dimana Wajib Pajak diberi kesempatan untuk melunasi hutang pajaknya tanpa dikenakan bunga keterlambatan pembayaran. Hampir setiap tahun Undang-Undang perpajakan direvisi untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Untuk menghindari pelanggaran pajak, Pemerintah menetapkan berbagai peraturan yang detail dan terus dilakukan perubahan. Pada Tahun 2015 ini, Pemerintah telah melakukan revisi atas Pajak Penghasilan 21 sesuai Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2015dan Pajak Penghasilan 23 sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor 141/PMK.03/2015.

Undang-Undang Perpajakan di Indonesia telah mengatur ketentuan-ketentuan pajak baik dari pembukuannya hingga pelaporannya. Pemerintah melakukan hal ini tidak lain agar Wajib Pajak sadar dan bertanggung jawab terhadap perpajakannya.

Besaran pajak yang harus dilaporkan oleh Wajib Pajak juga tidak lepas dari perencanaan yang dilakukan di awal periode akuntansinya (awal tahun buku).

Sumarsan (2012:117) mengungkapkan bahwa perencanaan pajak merupakan

(2)

penerapan kegiatan perusahaan terhadap peraturan dan perundang-undangan perpajakan yang berlaku untuk mengecilkan beban pajak perusahaan. Dengan demikian biasanya Wajib Pajak telah menyusun perencanaan pajak dengan berbagai kemungkinan yang akan dilakukan sehingga jumlah pajak yang disetorkan kepada Negara menjadi kecil.

Perencanaan pajak untuk mengecilkan jumlah pajak yang disetor kepada Negara tidak lepas dari adanya perlakuan yang menyimpang. Tidak sedikit juga Wajib Pajak yang melakukan rekayasa pembukuannya demi mendapatkan jumlah pajak yang kecil. Dengan merekayasa agar beban pajak dapat ditekan serendah mungkin, maka hakikat dari perencanaan pajak adalah untuk memaksimalkan penghasilan setelah pajak. Perencanaan pajak yang dilakukan untuk meminimumkan kewajiban pajak biasanya dilakukan dengan berbagai cara baik dengan cara yang memenuhi ketentuan Undang-Undang maupun dengan melakukan pelanggaran Undang-Undang. Kedua cara tersebut sering dikenal dengan istilah penghindaran pajak (tax avoidance) dan penyelundupan pajak (tax evasion ).

Penghindaran pajak dan penyelundupan pajak, keduanya tampak sama-sama

berkonotasi negatif karena merekayasa biaya. Suandy (2002:8) menyebutkan

bahwa "Tax avoidance adalah rekayasa 'tax affairs' yang masih tetap berada dalam

bingkai ketentuan perpajakan (lawful). ” Sedangkan Jones (2004:72),

mengungkapkan "Tax evation is a federal crime - a felony offense punishable by

severe monetary fines and imprisonment. ” dengan kata lain bahwa penyelundupan

(3)

pidana. Namun pada praktiknya, kedua cara tersebut sangat berbeda. Penghindaran pajak dilakukan dengan menghapus biaya yang masih diperbolehkan dan bersifat legal dalam perundang-undangan perpajakan. Sedangkan penyelundupan pajak sudah jelas melakukan hal yang bersifat ilegal dengan melanggar ketentuan perpajakan sehingga dapat ditindak secara pidana.

Hakikat perencanaan pajak seharusnya mampu melakukan pengecilan jumlah pajak dengan melakukan perbuatan yang baik sehingga dapat membedakan antara penghindaran pajak dengan perbuatan penyelundupan pajak karena perencanaan pajak selalu dimulai dengan meyakinkan bahwa suatu transaksi yang akan terjadi pada suatu perusahaan dapat dikenakan pajak atau tidak. Dengan kata lain, perencanaan pajak juga merencanakan transaksi apa saja yang akan dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mengecilkan penyetoran pajak.

Pengertian perencanaan pajak dewasa ini telah melenceng dari pengertian yang sebenarnya. Perencanaan pajak telah mengarah pada sifat yang negatif, namun tidak sedikit juga yang masih bersifat positif. Tujuan utama perencanaan pajak adalah mengefisienkan jumlah pajak yang disetorkan kepada Negara dengan mengikuti kaidah perundang-undangan yang berlaku. Perencanaan pajak yang biasanya dibantu oleh para ahli seperti konsultan pajak juga tidak lepas dari perbuatan penyelundupan atau penggelapan pajak.

Penyelundupan pajak dengan merekayasa biaya dapat menyebabkan pelaku

dikenakan hukum tindak pidana. Hal ini dikarenakan penyelundupan pajak

menyebabkan kerugian Negara. Rusdji (2007:29-1) menuliskan bahwa:

(4)

... c. menyampaikan Surat Pemberitahuan dan atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap; atau d. menolak untuk dilakukan pemeriksaan;

atau e. memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar; atau...

Waluyo (2008:48), menuliskan:

Pasal 39 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyatakan apabila dengan sengaja Wajib Pajak tidak menyampaikan SPT atau mentampaikan SPT dan/atau keterangan yang isinya tidak benar, atau tidak lengkap sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan Negara, dipidanan dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

Kerugian dapat terjadi apabila terdapat selisih antara realisasi penerimaan pajak dengan potensi adanya kecurangan pajak. Kecurangan pajak juga tidak lepas dari adanya kecurangan pembukuan akuntansi yang ada di suatu perusahaan.

Beberapa akuntan bersedia melakukan berbagai cara agar laba perusahaan yang tercantum dalam laporan pajak tampak lebih kecil sehingga jumlah pajak uang harus dilaporkan ke Negara juga menjadi kecil. Tidak terlepas dari beberapa hal tersebut, diduga bahwa akuntan pada PT. PXM juga melakukan akuntansi perpajakan dengan potensi merekayasa pembukuan dan biaya yang terjadi selama periode akuntansinya sehingga pajak yang harus disetorkan kepada Negara menjadi kecil.

Transaksi yang terjadi pada PT. PXM merupakan transaksi internal yang terjadi

antar sesama perusahaan yang masih dalam grup (holding) yang sama. Sehingga

diduga bahwa pajak yang terjadi digunakan untuk menutup kekurangan atau

kelebihan pajak pada perusahaan yang lain. Selain itu, pembukuan akuntansi yang

(5)

diharapkan. Perlakukan akuntansi dan perpajakan ini juga kemungkinan tidak lepas dari adanya konsultan pajak, auditor internal dan akunting kreatif yang sudah mengetahui celah melakukan penyelundupan pajak.

Melihat potensi fenomena yang ada tentang penyelundupan pajak dan kemungkinan adanya beberapa tindak pidana termasuk adanya kecurangan yang ada pada PT. PXM, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai fenomena, motivasi dan cara perlakuan akuntansi dan perpajakan yang terjadi. Atas latar belakang tersebut, maka peneliti mengambil judul “Fenomena Pelaksanaan Pajak dan Akuntansi pada PT. PXM”.

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan fokus untuk mengungkapkan praktik-praktik pelaksanaan perpajakan dan akuntansi yang ada pada PT. PXM. Dalam hal ini peneliti mencoba untuk menganalisis motivasi atas tindakan yang dilakukan pada pelaporan, perhitungan hingga pelaksanaan pencatatan akuntansi yang berhubungan dengan perpajakan sehingga diperoleh indikasi penyimpangan dan cara atau teknik atas penyimpangan akuntansi dan perpajakan di PT. PXM.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengungkapkan praktik-praktik

pelaksanaan perpajakan dan akuntansi yang terjadi pada PT. PXM serta untuk

mengetahui motivasi atas tindakan yang dilakukan pada pelaporan, perhitungan

hingga pelaksanaan pencatatan akuntansi yang berhubungan dengan perpajakan

(6)

sehingga diperoleh indikasi penyimpangan pajak dan cara atau teknik atas penyimpangan akuntansi dan perpajakan di PT. PXM.

D. Kontribusi Penelitian

Penelitian ini memiliki kontribusi baik secara teoritis maupun secara praktik.

Adapun secara praktik diharapkan mampu memberikan kontribusi yang baik mengenai perencanaan pajak berikut akuntansinya pada perusahaan. Sedangkan secara teoritis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi yang mampu memberikan kontribusi kepada:

1) Bagi Akademis, penelitan ini diharapkan memberikan ilmu untuk menambah wawasan dan kemampuan akademisi yang mendalami bidang Akuntansi berkaitan dengan pemahaman perpajakan terutama dalam mengantisipasi adanya penyimpangan perpajakan dan akuntansi.

2) Bagi Direktorat Jenderal Pajak (DJP), penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan dan pertimbangan dalam mengantisipasi permasalahan penyimpangan perpajakan yang terjadi di Indonesia.

3) Bagi Perusahaan Kecil Menengah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

masukan dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan sehingga dapat

lebih berhati-hati dalam pelaksanaan perpajakan dan akuntansi perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian nilai setiap subklas variabel didasarkan pada pendekatan teoritis dan hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang menunjukan kesesuaian variabel pada lahan

Proses pembelajaran dengan romobongan belajar maksimum 36 siswa Proses pembelajaran dengan romobongan belajar maksimum 32 siswa Proses pembelajaran dengan romobongan

Pernyataan P6 tersebut menghasilkan dalam prosentase interpretasi 80%, dengan demikian siswa menyatakan perpaduan warna keseluruhan yang ada pada aplikasi

Oleh karena itu hak wali ijbậr yang dikenal dalam pandangan Abû Hanîfah adalah hanya bagi gadis atau janda yang masih kecil (belum baligh) karena wanita yang telah

Dari hasil penelitian pengaruh penambahan cmc (A), 2,4 gr, 3,6 gr , 0,8 gr dan lama penyimpanan (B), 7 hari, 14 hari, 21 hari, terhadap mutu sari buah asam jawa dapat dinyatakan

Dalam penelitian ini menitikberatkan pada penelitian kepustakaan yakni akan membahas mengenai sejarah pemerintahan Presiden Soekarno di Indonesia, di era globalisasi

Panel juri independen Danamon Award 2008 terdiri dari para individu terkenal dengan latar belakang yang beragam, yaitu; Ade Suwargo Mulyo, Senior Project Manager

setelah ujicoba skala kecil maupun besar, agar dapat menghasilkan media yang berkualitas. Data kevalidan didapatkan dari dosen ahli media dan materi sebagai validator dari