Lampiran Surat No : 015/EQ.S/I/2014 tanggal 9 Januari 2014 PENGUMUMAN HASIL PELAKSANAAN
PENILAIAN KINERJA PHPL
Bersama ini kami sampaikan hasil kegiatan Penilaian PHPL, sebagai berikut : I. Nama LP-PHPL
Nomor Akreditasi Alamat Domisili
: : :
PT. EQUALITY INDONESIA LPPHPL-013-IDN
Perum Cibinong Griya Asri Blok A No. 20, Cibinong Bogor
Alamat Operasional : Jl.Raya Sukaraja 72 Ciater, Sukaraja Bogor 16710
Telp. : +62251 7550722, 7157103
Fax. : +62251 7550724
Email : eq@equalityindonesia.com
Website : http://www.equalityindonesia.com Telah melaksanakan Kegiatan Penilaian PHPL Terhadap:
II. Nama IUPHHK-HT : PT INHUTANI II UNIT TANAH GROGOT
No. SK IUPHHK-HT : SK.504/Menhut-II/2009 Tanggal 3 September 2009
Luas : ± 16.816 Hektar
Lokasi : Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur Alamat Kantor
Pusat
Cabang
:
:
Jl. Tebet Timur Raya No.7 Jakarta Selatan Telp : 021-8290572 / 8350862
Fax : 021-8352468
Jl. Markisa No.7 Samarinda Kalimantan Timur Telp : 0541-201005
Fax : 0541-735100 III.
IV.
Waktu Pelaksanaan Hasil Penilaian
: :
12 – 21 Desember 2013.
NILAI AKHIR PENILAIAN PHPL PREDIKAT LULUS SEHINGGA PT INHUTANI II UNIT TANAH GROGOT BERHAK DIBERIKAN SERTIFIKAT PHPL
Demikian, pengumuman ini disampaikan agar pihak yang berkepentingan maklum.
Bogor, 9 Januari 2014
PT EQUALITY INDONESIA
Faisal Husnul Fuad, S.Hut
Kepala Divisi Sertifikasi PHPL
Halaman 1 dari 4 SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA Nomor : 101/EQI-KEP.Cert/I/2014
Tentang
PENERBITAN SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (SERTIFIKASI) PADA IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN (IUPHHK-HT)
PT INHUTANI II UMHT TANAH GROGOT DI KABUPATEN PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR, SK IUPHHK-HT NOMOR : SK.504/Menhut-II/2009 Tanggal 3 SEPTEMBER 2009
DENGAN LUAS ± 16.816 HEKTAR DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA
Menimbang :
a. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah melaporkan hasil Penilaian/Verifikasi dalam Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) pada PT INHUTANI II UMHT TANAH GROGOT sesuai dengan Berita Acara Penyerahan Laporan (EQI-F090) tanggal 26 Desember 2013;
b. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah menyampaikan Usulan Lembar Rekomendasi Nomor : 001/EQI-F037 tanggal 26 Desember 2013 dan Tinjauan Hasil Pemeriksaan oleh Pengambil Keputusan Nomor : 001/EQI-F039 tanggal 2 Januari 2014 dan pernyataan pemeriksaan yang telah disahkan oleh Pengambil Keputusan;
c. bahwa hasil Pengambilan Keputusan Penilaian Kinerja PHPL bagi PT INHUTANI II UMHT TANAH GROGOT sebagaimana tercantum dalam Tabel Rekapitulasi Nilai Indikator Penilaian/Verifikasi (EQI-F077) Nomor Urut : 103 tanggal 2 Januari 2014 menunjukkan total nilai kinerja akhir terdapat 8 indikator PHPL berpredikat BAIK, 14 indikator PHPL bernilai SEDANG, tidak terdapat Verifier Dominan yang bernilai BURUK, serta pemenuhan terhadap Standar Verifikasi Legalitas Kayu adalah MEMENUHI;
d. bahwa dengan hasil Pengambilan Keputusan sebagaimana huruf c, sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.8/VI-BPPHH/2012 tanggal 17 Desember 2012, kepada PT PERAWANG SUKSES PERKASA INDUSTRI telah memenuhi syarat untuk diberikan Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (S-PHPL).
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor : 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang;
2. Peraturan Pemerintah Nomor : 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional;
3. Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor : 3 Tahun 2008 dan Nomor : 16;
4. Peraturan Presiden Nomor : 10 Tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik Dalam Kerangka Indonesia National Single Window;
5. ISO/IEC Guide 65-1996 (Pedoman BSN 401-2000) Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Produk;
6. Pedoman KAN 402 – 2007 - Panduan Interpretasi Untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401- 2000 : Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Produk;
7. ISO/IEC 17021:2011 (SNI ISO/IEC 17021:2011) : Penilaian Kesesuaian Persyaratan Lembaga Audit dan Sertifikasi Sistem Manajemen;
Halaman 2 dari 4 8. ISO/IEC 19011:2002 (SNI 19-19011-2005) : Panduan Audit Sistem Manajemen Mutu
dan/atau Lingkungan;
9. ISO/IEC 19011:2011 : Guidelines for Quality and/or Environmental Management Systems Auditing;
10. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.55/Menhut-II/2006 tentang Penatausahaan Hasil Hutan yang berasal dari Hutan Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.45/Menhut-II/2009;
11. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.38/Menhut-II/2009 tanggal 12 Juni 2009 tentang Standar dan Pedoman Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada Hutan Hak sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.42/Menhut-II/2013 tanggal 16 Agustus 2013;
12. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.7/Menhut-II/2011 tentang Pelayanan Informasi Publik di Lingkungan Kementerian Kehutanan;
13. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.641/Menhut-II/2011 tentang Penetapan Tanda V-Legal;
14. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK. 418/Menhut-VI/2012 tentang Sistem Informasi Verifikasi Legalitas Kayu;
15. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.18/Menhut-II/2013 tanggal 18 Maret 2013 tentang Informasi Verifikasi Legalitas Kayu Melalui Portal Sistem Informasi Legalitas Kayu (SILK) dan Penerbitan Dokumen V-Legal;
16. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 28/M-DAG/Per/6/2009 tentang Ketentuan Pelayanan Perijinan Ekspor dan Impor dengan Sistem Elektronik melalui INATRADE dalam kerangka Indonesia National Single Window;
17. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 64/M-DAG/PER/10/2012 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan;
18. Perjanjian Kerjasama Antara Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) tentang Penggunaan Tanda V-Legal;
19. DPLS 13 Rev.0 : Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP- PHPL) dan perubahannya;
20. DPLS 14 Rev.0 : Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu dan perubahannya;
21. Sertifikat Akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LPPHPL-013-IDN tanggal 1 September 2009 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dengan memenuhi ISO/IEC 17021:2008 Penilaian Kesesuaian – Persyaratan Lembaga Audit dan Sertifikasi Sistem Manajemen yang diperpanjang pada tanggal 2 September 2010 dengan masa berlaku sampai dengan 1 September 2014 dan pengesahan dari Menteri Kehutanan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.5842/Menhut-VI/BPPHH/2010, tanggal 2 September 2010 yang diperbaharui dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.6067/Menhut- VI/BPPHH/2012 Tanggal 5 Nopember 2012 tentang Penetapan Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LV-LK) sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP & VI);
22. Sertifikat Akreditasi oleh Lembaga Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LVLK-006-IDN tanggal 18 Agustus 2011 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu dengan memenuhi ISO Guide 65:1996 General requirement for bodies operating product certification dengan masa berlaku sampai dengan 17 Agustus 2015 dan pengesahan dari Menteri Kehutanan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK 6202/Menhut-VI/BPPHH/2011 Tanggal 26 Agustus 2011 yang diperbaharui dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.6067/Menhut-VI/BPPHH/2012 Tanggal 5 Nopember 2012 tentang Penetapan Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari
Halaman 3 dari 4 (LP-PHPL) dan Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LV-LK) sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP & VI);
23. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor: P.8/VI-BPPHH/2012 tanggal 17 Desember 2012 tentang Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK);
24. Peraturan Dlrektur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.5/VI-BPPHH/2013 tanggal 17 September 2013 tentang Pedoman Persetujuan Hak Akses atau Nota Kesepahaman dalam Penyediaan dan Pelayanan Informasi Verifikasi Legalitas Kayu Melalui Portal Sistem Informasi Legalitas Kayu (SILK);
25. Manual EQUALITY Certification beserta Dokumen Sistem Sertifikasi PT EQUALITY Indonesia.
Memperhatikan :
Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) LP-PHPL PT EQUALITY Indonesia Nomor : 1100A/SPK/TIM- BARJAS/2013 dan Nomor : 084/EQI-F065/X/2013 tanggal 18 November 2013.
MEMUTUSKAN : Menetapkan :
PENERBITAN SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (SERTIFIKASI) PADA IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN (IUPHHK-HT) PT INHUTANI II UMHT TANAH GROGOT DI KABUPATEN PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR, SK IUPHHK-HT NOMOR : SK.504/Menhut-II/2009 Tanggal 3 September 2009 DENGAN LUAS ± 16.816 HEKTAR.
PERTAMA : PT INHUTANI II UMHT TANAH GROGOT dinyatakan “LULUS” dan berhak mendapatkan Sertifikat PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (S-PHPL) dengan Nomor : 017/EQC-PHPL/I/2014.
KEDUA : Sertifikat mulai berlaku dari tanggal 2 Januari 2014 sampai dengan tanggal 1 Januari 2019 selama PT INHUTANI II UNIT TANAH GROGOT (Pemegang Sertifikat) tetap memenuhi persyaratan standar sesuai Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.8/VI-BPPHH/2012 tanggal 17 Desember 2012.
KETIGA : Sertifikat dan Logo yang diterbitkan oleh PT EQUALITY Indonesia dapat dipergunakan oleh Pemegang Sertifikat untuk tujuan publikasi dan promosi di media cetak, brosur ataupun iklan di televisi sebagaimana Panduan Sistem yang ditetapkan.
KEEMPAT : Apabila Pemegang Sertifikat memerlukan penerbitan Dokumen V-Legal dan atau penggunaan Tanda V Legal, PT EQUALITY Indonesia dapat memberikan hak/sub- lisensi penggunaan Tanda V Legal kepada Pemegang Sertifikat melalui
”Perjanjian Penggunaan Tanda V-Legal”, mencakup kewajiban dan hak PT EQUALITY Indonesia serta kewajiban dan hak Pemegang Sertifikat..
KELIMA : Pemegang Sertifikat harus melaporkan kepada PT EQUALITY Indonesia apabila terjadi hal-hal yang mempengaruhi kinerja PHPL dan/atau sistem legalitas kayu, perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan, perubahan struktur atau manajemen Pemegang Sertifikat.
KEENAM : PT EQUALITY Indonesia akan melakukan penilaian/verifikasi lebih lanjut terhadap kondisi sebagaimana Diktum KELIMA melalui Penilikan (surveillance) atau Percepatan Penilikan (Audit Khusus).
Halaman 4 dari 4 KETUJUH : Penilikan (Surveillance) dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali selama masa
berlaku sertifikat dan segala biaya yang diperlukan untuk penilikan dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai kesepakatan.
KEDELAPAN : Percepatan Penilikan (Audit Khusus) dapat dilakukan apabila diperlukan;
dengan segala biaya dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai kesepakatan; untuk menindaklanjuti kondisi-kondisi yang berkaitan dengan : a. Masukan dari Pemantau Independen (PI) berkaitan dengan kinerja
Pemegang Sertifikat;
b. Informasi lain yang menunjukkan Pemegang Sertifikat tidak memenuhi lagi persyaratan sesuai standar yang berlaku;
c. Laporan dari Pemegang Sertifikat terhadap kondisi sebagaimana diktum KELIMA;
d. Perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan;
e. Pemenuhan standar kembali sebagai tindak lanjut terhadap pengaktifan sertifikat yang dibekukan sertifikasinya.
KESEMBILAN : Sertifikat dapat dibekukan apabila Pemegang Sertifikat tidak bersedia dilakukan penilikan sesuai jangka waktu yang ditetapkan atau terdapat temuan ketidaksesuaian yang tidak dilakukan tindakan koreksi/perbaikan sebagai hasil Penilikan, Audit Khusus atau hal-hal lain sebagaimana kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).
KESEPULUH : Sertifikat dapat dicabut apabila :
a. Pemegang Sertifikat tetap tidak bersedia dilakukan penilikan setelah 3 (tiga) bulan penetapan pembekuan sertifikat;
b. Secara hukum terbukti melakukan pelanggaran antara lain melakukan penebangan di luar blok yang sudah ditentukan, pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM), membeli dan/atau menerima dan/atau menyimpan dan/atau mengolah dan/atau menjual kayu illegal;
c. Pemegang Sertifikat kehilangan haknya untuk menjalankan usahanya atau izin usahanya dicabut.
d. Hal-hal lain sebagaimana kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).
KESEBELAS : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Bogor Pada Tanggal : 2 Januari 2014 PT EQUALITY Indonesia
Ir. Agustri Warsono Direktur Utama Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth. :
1. Direktur Utama PT INHUTANI II UNIT TANAH GROGOT;
2. Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan u.p. Direktur Bina Usaha Hutan Tanaman di Jakarta;
3. Sekretaris Direktorat Bina Usaha Kehutanan u.p. Kepala Bagian Program dan Pelaporan.
PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI
DENGAN PREDIKAT :
B A I K
DITETAPKAN DI BOGOR TANGGAL 2 JANUARI 2014 BERLAKU SAMPAI DENGAN TANGGAL 1 JANUARI 2019
Ir. AGUSTRI WARSONO Direktur Utama
NOMOR : 017/EQC-PHPL/I/2014 DIBERIKAN KEPADA PEMEGANG IUPHHK-HT
PT INHUTANI II TANAH GROGOT
SK IUPHHK-HT : SK.504/Menhut-II/2009
TANGGAL : 3 September 2009
LUAS : ± 16.816 Hektar
LOKASI A. KABUPATEN : Paser
B. PROVINSI : Kalimantan Timur
ALAMAT PERUSAHAAN : Jalan Tebet Timur Raya No. 7 Jakarta 12820
Telp. (021) 8290572, (021) 8350862 - Fax. (021) 8352468 Email : iht2@indosat.net.id
PENILAIAN KINERJA TELAH DILAKSANAKAN OLEH LEMBAGA PENILAI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (LP-PHPL) :
PT EQUALITY INDONESIA
DINYATAKAN MEMENUHI KRITERIA DAN INDIKATOR PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI:
Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor: P.8/VI-BPPHH/2012 tentang
Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu, Lampiran 1.
PT EQUALITY INDONESIA Jl. Raya Sukaraja No.72, Bogor-16710 Telp : (0251) 7550722; Fax : (0251) 7550724 Website : http://www.equalityindonesia.com Email : eq@equalityindonesia.com EQI-F085.2.1/20120126
LEMBAGA PENILAI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI LP-PHPL – 013 – IDN
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 1 dari 13
(1) Identitas LPPHPL :
a. Nama Lembaga : PT EQUALITY INDONESIA b. Nomor Akreditasi : LPPHPL- 013-IDN
c. Alamat : Jln. Raya Sukaraja No. 72 Kabupaten Bogor d. Nomor Telepon : 0251-7550722
Nomor Fax : 0251-7550324
E-mail : eq@equalityindonesia.com e. Direktur : Agustri Warsono
f. Tim Audit : Amin Muchakim (L. Auditor/Auditor Prasyarat) Briliana Losdy (Auditor Produksi)
Dinda Thalita (Auditor Ekologi) Slamet Mulyadi (Auditor Sosial) Kiki Sri Rejeki (Auditor VLK)
Leoandra Agung (Auditor Magang Sosial) g. Tim Pengambilan Keputusan :
Ir. Agustri Warsono (Ketua merangkap anggota) Ir. Muchlis Hidayat (Anggota)
Wiyono, S.Hut, M.Si (Anggota)
(2) Identitas Auditee :
a. Nama Pemegang Izin : PT INHUTANI II UMHT Tanah Grogot
b. Nomor & Tanggal SK :
SK.504/Menhut-II/2009 tanggal 3 September 2009c. Luas dan Lokasi : ±
16.816 Ha di Kabupaten Paser Provinsi Kaltimd. Alamat kantor :
Kantor Pusat : Jl. Tebet Timur Raya Jakarta Selatan Telp. 021-8290572, Fax. 021-8352468 Kantor Perwakilan : Jl. Markisa No. 7 Samarinda Kalimantan Timur
Telp.0541-201005 Fax. 0541-735100
RESUME HASIL VERIFIKASI PENILAIAN KINERJA PHPL
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 2 dari 13
f. Pengurus :
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Ir. Bambang Soepiyanto, MM
Komisaris : Ir. Soetrisno, MM Dewan Direktur
Direktur Utama : Dr. Ir. Tjipta Purwita, MBA
Direktur : Ir. Bambang Setiabudi
(3) Ringkasan Tahapan Penilaian:
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
Audit Tahap I 5-7 Desember 2013 Masih banyak kekurangan data/dokumen dan akan diverifikasi pada Penilaian Tahap II
Koordinasi dengan Instansi
Kehutanan 13 Desember 2013 Koordinasi dengan Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur
Koordinasi BP2HP Wilayah XIII Samarinda
Konsultasi Publik 14 Desember 2013 Konsultasi publik dilaksanakan di Desa Tampakan Kecamatan Batu Engau Kabupaten Paser
Konsultasi publik dihadiri oleh perwakilan Dinas Kehutanan Kabupaten Paser, Kepala Desa, para pengurus, BPD, dan tokoh masyarakat desa sekitar areal kerja Auditee yaitu Desa Tampakan, Kerangdayu, dan Desa Lomu
Konsultasi publik bertujuan untuk meminta masukan terkait dengan keberadaan dan kinerja dari Auditee
Pertemuan Pembukaan 14 Desember 2013 Pertemuan pembukaan dilaksanakan di Kantor UMHT Tanah Grogot di Camp Kerang Kecamatan Batu Engau Verifikasi Dokumen dan
Observasi Lapangan 14-18 Desember
2013 Tim Audit menghimpun, mempelajari data dan dokumen Auditee dan menganalisis menggunakan kriteria dan indikator pada Lampiran 1 Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor P.8/VI- BPPHH/2012.
Pertemuan Penutupan 19 Desember 2013 Pertemuan pembukaan dilaksanakan di Kantor UMHT Tanah Grogot di Camp Kerang Kecamatan Batu Engau Pengambilan Keputusan 2 Januari 2014 Rapat Pengambilan Keputusan (PK) menelaah hasil-
hasil dan kesimpulan penilaian yang telah disampaikan Tim Auditor untuk menjamin bahwa penilaian telah dilaksanakan secara efektif dan efisien sesuai dengan Prosedur PT EQUALITY Indonesia serta mengambil keputusan mengenai predikat kinerja PHPL Auditee.
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 3 dari 13
(4) Resume Hasil Verifikasi :
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
A. Penilaian Kinerja PHPL 1. Prasyarat
1.1. Kepastian Kawa-san Pemegang Izin/Hak Pengelolaan
SEDANG Auditee memiliki dokumen legal perusahaan berupa Akte Pendirian Perusahaan, dokumen legal lainnya, SK IUPHHK dari Kementerian Kehutanan Nomor : SK.504/Menhut-II/2009 tanggal 3 September 2009 serta dokumen administrasi tata batas namun tidak lengkap sesuai dengan tingkat realisasi pelaksanaan tata batas yang telah dilaksanakan
Sejak terbitnya SK IUPHHK-HT tahun 2009, Auditee belum merealisasikan tata batas luarnya namun ada bukti upaya dari Auditee untuk merealisasikannya berupa draft pedoman tata batas. Sesuai dengan SK IUPHHK HT, sebagian areal kerja Auditee sudah ditata batas melalui projek Kemeterian Kehutanan sesuai dengan BATB HP tanggal tanggal 5 April 1997 dan BATB HP tanggal 21 November 2002 meskipun tanda-tanda dilapangan sudah tidak terlihat
Terdapat konflik lahan dengan masyarakat sekitar/perseroan di areal kerja Auditee tetapi ada upaya dari Auditee untuk menyelesaikan konflik tersebut
Sesuai dengan Peta RTRP Kaltim No.
SK.554/Menhut-II/2013 tanggal 2 Agustus 2013, terdapat perubahan fungsi kawasan produksi (HP) menjadi APL seluas 2.516 Ha dan perubahan HP menjadi HPK seluas 223 Ha dan mempengaruhi pengaturan kelestarian
Terdapat penggunaan kawasan di luar sektor kehutanan di dalam areal Auditee berupa perkebunan kelapa sawit/karet dan ada sebagain bukti upaya Auditee untuk mendata dan melaporkan penggunaan kawasan diluar sector kehutanan kepada instansi terkait
1.2. Komitmen
Pemegang Izin/Hak Pengelolaan
BAIK Auditee memiliki dokumen visi misi secara legal berdasarkan Keputusan Direksi PT INHUTANI II UMHT Tanah Grogot No. 750/SK/SEK-PRUSH/2013 tanggal 15 Juli 2013 dan sesuai dengan kerangka PHPL
Auditee telah melaksanakan sosialisasi visi, misi dan Tujuan perusahaan dilakukan mulai dari level pemegang izin dan masyarakat setempat, serta ada bukti pelaksanaan
Implementasi Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) sesuai dengan visi misi perusahaan namun baru sebagian yang dilaksanakan
1.3. Jumlah dan kecukupan tenaga profesional terlatih dan tenaga teknis pada seluruh tingkatan untuk mendukung pemanfaatan implementasi penelitian,
BAIK Keberadaan tenaga profesional bidang kehutanan di lapangan masih sangat terbatas belum sesuai dengan Prdirjen BPK No.P.8/VI-SET/2009 karena baru terdapat 4 jenis Ganis PHPL. Namun berdasarkan SE Dirjen BUK Nomor : S.545/VI- BIKPHH/2013 tanggal 30 April 2013 pemenuhan GANISPHPL dapat dipertimbangkan sampai dengan 1
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 4 dari 13
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
pendidikan dan Latihan Januari 2016
Realisasi peningkatan kompetensi SDM PT Inhutani II UMHT Tanah Grogot dalam 5 tahun terakhir mencapai > 70% dari rencana
Dokumen ketenagakerjaan yang bersifat internal maupun eksternal tersedia lengkap di Camp Kerang 1.4. Kapasitas dan
mekanisme untuk perencanaan
pelaksanaan
pemantauan periodik, evaluasi dan penyajian umpan balik mengenai kemajuan pencapaian (kegiatan) Pemegang Izin/Hak Pengelolaan
BAIK Auditee memiliki struktur organisasi dan uraian tugas sebagian sesuai dengan kerangka PHPL karena pada aspek social tidak tergambarkan dalam struktur organisasinya
A Auditee telah memiliki perangkat SIM dengan tenaga pelaksana belum tersedia dilapangan
Terdapat Organisasi SPI/Internal Auditor di Kantor Direksi sesuai Surat Keputusan Direksi No.
510/SK/SEK-PRUSH/2013 tanggal 30 April 2013 dan fungsi-fungsi berjalan dengan efektif untuk mengontrol seluruh tahapan kegiatan
Auditee telah melaksanakan tidakan koreksi berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi yang telah dilaksanakan
1.5. Persetujuan tanpa paksaan berdasarkan informasi yang lengkap
SEDANG Kegiatan RKT yang mempengaruhi kepentingan hak- hak masyarakat setempat telah sosialisasikan kepada sebagian masyarakat Desa Lomu dan terdapat BA Persetujuan Pelaksanaan Kegiatan RKT 2013.
Dokumen AMDAL telah mendapatkan persetujuan Komisi AMDAL Daerah Kab. Paser No.
660.1/03/B.I.3/BPDLD/2008 tgl 3 Mei 2008 tentang Persetujuan Andal, RKL dan RPL Kegiatan UPHHKHT an. PT INHUTANI II UMHT TANAH GROGOT di Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur, hal ini menunjukan bahwa dalam proses penyusunan Dokumen AMDAL disetujui para pihak
Sisa batas luar areal kerja Auditee saat ini sedang dalam proses pengurusan kepada instansi terkait yaitu berupa draft pedoman tata batas yang baru ditandatangani oleh Direktur Utama Auditee
Tersedia BA Persetujuan Pelaksanaan Kegiatan CSR/CD tahun 2013 yang ditandatangani oleh Manager Muda PT Inhutani II UMHT T. Grogot dan Kepala Desa Lomu pada tanggal 11 Desember 2013, namun untuk desa binaan lain tidak tersedia
Terdapat persetujuan dalam proses penetapan kawasan lindung dari sebagian para pihak
2. Produksi
2.1. Penataan areal kerja jangka panjang dalam pengelolaan hutan lestari
SEDANG Auditee telah memiliki dokumen RKUPHHK-HTI Periode 2011 – 2020 yang sudah disetujui oleh pejabat yang berwenang melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK. 153/VI-BUHT/2011 tanggal 4 November 2011 Tentang Persetujuan Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri (RKUPHHK HTI) Untuk Jangka Waktu 10 (Sepuluh) Tahun Periode Tahun 2011 – 2020 Atas Nama PT. Inhutani II Unit Tanah Grogot di
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 5 dari 13
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Provinsi Kalimantan Timur. RKUPHHK-HTI telah disusun dengan mempertimbangkan hasil Deliniasi Mikro
Auditee telah melakukan penataan areal kerja di lapangan berupa pembagian areal ke dalam petak dan blok RKT dan telah terdapat tanda batas blok maupun petak, namun belum seluruhnya sesuai dengan RKUPHHK
Tanda batas blok RKT dan petak kerja hanya sebagian yang terlihat dengan jelas di lapangan terutama pada blok RKT 2009 dan 2010 dan terdapat batas blok yang kurang terpelihara.
Pemeliharaan batas blok dan petak berupa jalan dilakukan di lokasi dimana kegiatan berjalan (penebangan,penanaman), sedangkan pemeliharaan pal dilakukan sesuai kondisi
2.2. Tingkat pemanenan lestari untuk setiap jenis hasil hutan kayu utama dan nir kayu pada setiap tipe ekosistem
SEDANG Auditee telah memiliki data potensi tegakan berdasarkan Hasil Cruising untuk RKT Tahun 2009- 2013 beserta kelengkapan peta pendukungnya yaitu Peta Jalur Inventarisasi TC (Timber Cruising) IS 1%
dengan skala 1 : 50.000.
Auditee telah memiliki data pengukuran Petak Ukur Permanen (PUP) pada tipe ekosistem yang ada di areal kerjanya yaitu Ekosistem Hutan Dataran Rendah, namun belum dilakukan analisis untuk mengetahui riap tegakan. PUP dibuat pada tahun 2013 sehingga baru dilakukan satu kali pengukuran
Belum terdapat upaya auditee untuk melakukan analisis data potensi dan riap tegakan dan memanfaatkan hasilnya untuk menyusun perhitungan Jatah Tebangan Tahunan (JTT) sendiri.
JTT ditentukan berdasarkan hasil Cruising untuk usulan RKT setiap tahun
2.3. Pelaksanaan penerapan tahapan sistem silvikultur untuk menjamin regenerasi hutan
BAIK Auditee telah memiliki SOP seluruh tahapan kegiatan Sistem Silvikultur THPB, yang meliputi : Penataan Areal Kerja, Risalah Hutan, Pembukaan Wilayah Hutan, Pengadaan Bibit, Penyiapan Lahan, Penanaman, Pemeliharaan, Pemanenan, dan Perlindungan & Pengamanan Hutan. Sebagian SOP sudah sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku
Auditee telah melaksanakan implementasi SOP hampir di seluruh tahapan Sistem Silvikultur THPB.
Terdapat beberapa ketidaksesuaian imlementasi SOP pada kegiatan penataan areal kerja, pembuatan Petak Ukur Permanen (PUP), penebangan, dan penyaradan.
Potensi tegakan berdasarkan Laporan Hasil Cruising (LHC) untuk URKT tahun 2009, 2010, 2012, 2013 dan 2014 sebesar 80,64 m3/ha. Hal ini berarti potensi tegakan dalam jumlah yang masih mampu menjamin terjadinya kelestarian pemanenan hasil (80 - 120 m3/ha).
Persediaan permudaan tanaman di areal kerja auditee berdasarkan hasil observasi lapangan di Plot PUP umur 7 bulan,8 bulan, dan 9 bulan sebesar
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 6 dari 13
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
95,31% sehingga dalam jumlah yang mampu menjamin terjadinya kelestarian pemanenan ( ≥ 90%
dari jumlah tanaman per hektar).
2.4. Ketersediaan dan penerapan teknologi tepat guna untuk pemanfaatan hutan
BAIK Auditee telah memiliki SOP mengenai pemanfaatan hutan ramah lingkungan yaitu SOP Reduced Impact Logging No : INH.II-TG/PPHL/PNR5.26. Isi dari SOP tersebut telah menggambarkan prosedur pengelolaan hutan yang dilandasi prinsip-prinsip RIL dan sesuai untuk karakteristik kondisi setempat.
Auditee telah melaksanakan penerapan teknologi pemanfaatan hutan ramah lingkungan pada 1-2 tahap pemanenan hasil yaitu perencanaan dan pelaksanaan penebangan
Sistem silvikultur yang diterapkan auditee adalah sistem silvikultur Tebang Habis Permudaan Buatan (THPB), sehingga tidak terdapat tegakan tinggal di petak tebangan. Verifier 2.4.3 tidak dapat diterapkan(NA).
Auditee melakukan kajian terhadap kegiatan harvesting dalam rangka mengetahui faktor eksploitasi (fe). Berdasarkan Laporan Analisis Faktor Eksploitasi (FE) Hutan Tanaman Acacia mangium, nilai rata-rata FE di areal kerja auditee sebsar 0,75 (Fe ≥ 0,70).
2.5. Realisasi
penebangan sesuai dengan rencana kerja penebangan/
pemanenan/
pemanfaatan pada areal kerjanya
SEDANG Auditee telah memiliki dokumen RKT yang disahkan oleh pejabat yang berwenang yaitu Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur, tetapi hanya sebagian isinya yang mengacu pada RKU yang sah
Terdapat peta kerja yang menggambarkan areal yang
boleh ditebang/dipanen/
dimanfaatkan/ditanam/dipelihara beserta areal yang ditetapkan sebagai kawasan lindung yang sesuai dengaan peta RKT. Namun tidak seluruhnya peta RKT sesuai dengan peta RKU yang telah disahkan
Auditee telah melakukan implementasi peta kerja berupa penandaan pada sebagian batas blok tebangan/ dipanen/ dimanfaatkan/
ditanam/dipelihara beserta areal yang ditetapkan sebagai kawasan lindung
Realisasi volume tebangan sebesar 49,73 %( kurang dari 70% atau lebih dari 105%) dari rencana tebangan tahunan pada lokasi yang sesuai dengan RKT. Lokasi tebangan telah sesuai dengan RKT yang disahkan.
2.6. Tingkat investasi dan reinvestasi yang memadai dan memenuhi kebutuhan dalam pengelolaan hutan, administrasi, penelitian dan pengembangan, serta peningkatan kemampuan sumber daya manusia
SEDANG Anggaran pembangunan hutan tanaman tahun 2009 – 2012 mencapai Rp 66.691.527.826,- dengan realisasi Rp. 40.173.751.839,- atau 60,24% dari rencana, artinya bahwa alokasi anggaran dalam 4 tahun terakhir mencukupi untuk menunjang seluruh pembiayaan pembangunan hutan tanaman.
Persentase alokasi dana (anggaran) untuk seluruh kegiatan pembangunan HTI sebesar 166.01%
(>80%) dari kebutuhan kelola hutan yang seharusnya (realisasi).
Perbedaan alokasi dana untuk seluruh bidang
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 7 dari 13
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
kegiatan pengelolaan hutan tidak proporsional.
Proporsi anggaran paling besar adalah pada kegiatan Pemungutan Hasil Hutan yaitu 56,8 % sedangkan proporsi paling kecil pada kegiatan Kewajiban Terhadap Negara (0,7 %), sehingga terdapat perbedaan sebesar 56,1% (perbedaan lebih dari 50%).
Realisasi pendanaan untuk kegiatan teknis kehutanan berjalan lancar sesuai dengan tata waktu.
Dari analisis laporan keuangan menunjukan bahwa auditee mampu menyelesaikan kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya. Hal ini ditunjukkan dengan nilai likuiditas rata-rata dari tahun 2009 s.d 2012 relatif besar sebesar 330,25% dan nilai solvabilitas rata-rata auditee dari tahun 2009 sd.
2012 adalah sebesar 876,842 %.
Auditee telah melakukan kegiatan penanaman seluas 1730,27 Ha atau sebesar 121,49 % terhadap kegiatan penebangan (melebihi 80%). Namun kegiatan penanaman tanaman kehidupan belum dilakukan.
Penanaman tanaman kehidupan pada belum dilakukan. Auditee telah menanan tanaman pokok dan tanaman ungulan 1707,27 Ha atau 31,85 % dari rencana penanaman (< 50 % dari yang seharusnya) 3. Ekologi
3.1. Keberadaan, kemantapan dan kondisi kawasan dilindungi pada setiap tipe hutan
BAIK Auditee telah mengalokasikan kawasan dilindungi dengan luasan sesuai dengan dokumen perencanaan formal yang terbaru yakni Revisi RKUPHHK-HT Berbasis IHMB periode Tahun 2011- 2020; sebagian besar telah sesuai dengan kondisi biofisiknya, namun masih teradapat klaim lahan di kawasan lindung berupa perkebunan sawit
Panjang batas kawasan lindung yang telah di tata dilapangan sepanjang 34,9 km atau 76,70 % dari total panjang kawasan lindung 45,5 km
Kondisi kawasan lindung yang berhutan mencapai 82
% (1382/1682 x 100 %)
Tidak semua para pihak mengakui keberadaan kawasan dilindungi dalam areal kerja Auditee
Terdapat laporan pengelolaan yang sesuai dengan ketentuan terhadap sebagian kawasan dilindungi hasil tata ruang areal/Landscaping
3.2. Perlindungan dan
pengamanan hutan BAIK Auditee telah mengembangkan prosedur perlindungan dan pengamanan hutan, mencakup seluruh jenis gangguan yang ada.
Jenis dan jumlah sarana prasarana perlindungan hutan telah sesuai dengan ketentuan, namun beberapa sarana dan prasarana tidak berfungsi dengan baik
Tersedia SDM perlindungan hutan dengan jumlah yang memadai, namun kualifikasi personil belum memadai
Auditee telah mengembangkan sistem perlindungan
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 8 dari 13
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
hutan yang diimplementasikan melalui tindakan tertentu (preemptif/preventif/ represif) dengan mempertimbangkan seluruh jenis gangguan hutan yang ada, namun belum seluruh sistem tersebut diimplementasikan
3.3. Pengelolaan dan pemantauan dampak terhadap tanah dan air akibat pemanfaatan hutan
SEDANG Tersedia prosedur pengelolaan namun belum mencakup seluruh dampak terhadap tanah dan air akibat pemanfaatan hutan
Jumlah dan fungsi sarana pengelolaan dan pemantauan tidak sesuai dengan ketentuan dan/atau dokumen perencanaan.
Auditee telah memiliki personil pelaksana pengelolaan dan pemantauan dampak terhadap tanah dan air, namun jumlah dan/atau kualifikasinya tidak memadai.
Auditee telah memiliki dokumen perencanaan kelola lingkungan (RKL-AMDAL thn 2008, Revisi RKU tahun 2011, dan RO tahun 2013) yang memuat perencanaan pengelolaan dampak terhadap tanah dan air, namun auditee belum mengimplementasikan kegiatan tersebut.
Auditee telah memiliki dokumen RPL dan RO yang memuat perencanaan pemantauan dampak terhadap tanah dan air, namun belum mengimplementasikan seluruh kegiatannya.
Dalam berbagai kegiatan pengusahaan hutan yang dilaksanakan oleh Auditee, terdapat indikasi terjadinya dampak yang besar dan penting terhadap tanah dan air, dan belum ada upaya yang dilakukan oleh auditee sesuia ketentuan.
3.4. Identifikasi spesies flora dan fauna yang dilindungi dan/atau langka (endangered), jarang (rare), terancam punah (threatened) dan endemik
SEDANG Auditee memiliki prosedur identifikasi tetapi tidak mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin
Auditee telah mengimplementasikan kegiatan identifikasi namun belum mencakup jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal kerjanya.
3.5. Pengelolaan flora untuk :
a. Luasan tertentu dari hutan produksi yang tidak terganggu, dan bagian yang tidak rusak.
b. Perlindungan
terhadap species flora dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam punah dan endemic
SEDANG Auditee telah memiliki prosedur pengelolaan flora tetapi tidak mencakup seluruh jenis flora dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin
Auditee telah mengimplementasikan pengelolaan flora sesuai dengan rencana pengelolaan namun belum mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal kerjanya.
Terdapat gangguan pada sebagaian species yang dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam punah.
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 9 dari 13
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
3.6. Pengelolaan fauna untuk :
a. Luasan tertentu dari hutan produksi yang tidak terganggu, dan bagian yang tidak rusak.
b. Perlindungan
terhadap species fauna dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam punah dan endemik
SEDANG Auditee telah mengembangkan prosedur pengelolaan fauna, namun belum mengatur mengenai seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal kerjanya.
Auditee telah mengimplementasikan pengelolaan fauna tetapi belum mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal kerjanya.
Terdapat gangguan pada sebagaian species yang dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam punah.
4. Sosial
4.1. Kejelasan deliniasi kawasan operasional perusahaan/unit
manajemen dengan kawasan masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat setempat
SEDANG Auditee telah memiliki sebagian laporan tentang pola penguasaan dan pemanfatan SDA/SDH serta identifikasi hak-hak dasar masyarakat lokal dan rencana pemanfaatan SDH oleh pemegang izin.
Auditee belum memiliki data terkini terkait kondisi social ekonomi masyarakat setempat
Auditee telah memiliki dokumen yang memuat mekanisme penataan batas partisipatif dan mekanisme penyelesaian konflik batas kawasan, namun tidak terdapat bukti mekanisme tersebut di atas disepakati para pihak.
Auditee telah memiliki mekanisme pengakuan hak- hak dasar masyarakat hukum adat/masyarakat setempat dalam perencanaan pemanfaatan SDH yang legal, lengkap dan jelas.
Terdapat bukti bukti tentang luas dan batas kawasan areal kerja Auditee dengan sebagian masyarakat hukum adat/ setempat. Ada 32% dari luas areal konsesi yang masih dalam sengketa dengan masyarakat dan sebagian besar masyarakat setempat tidak mengetahui batas kawasan konsesi
Auditee telah memperoleh persetujuan oleh sebagian para pihak mengenai batas areal kerjanya, dan masih ada konflik lahan seluas 32% dari luas konsesi auditee
4.2. Implementasi tanggungjawab sosial perusahaan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
SEDANG Auditee telah memilki dokumen yang lengkap menyangkut tanggungjawab sosial sesuai dengan peraturan perundangan yang relevan
Auditee telah memiliki sebagian mekanisme pemenuhan kewajiban sosial pemegang izin terhadap masyarakat. Auditee belum memiliki mekanisme pembuatan tanaman kehidupan
Auditee telah memiliki bukti-bukti pelaksanaan kegiatan sosialisasi mengenai hak dan kewajibannya terhadap masyarakat dalam mengelola SDH, namun hanya sebagian dan belum lengkap. Auditee belum melaksanakan sosialisasi secara periodik
Auditee telah memiliki sebagian bukti realisasi
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 10 dari 13
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
pemenuhan tanggungjawab sosial terhadap masyarakat
Verifier 4.2.5. Auditee telah memiliki dokumen terkait pelaksanaan tanggungjawab sosial pemegang izin termasuk ganti rugi, namun tidak lengkap dan kurang sesuai dengan RO.
4.3. Ketersediaan
mekanisme dan
implementasi distribusi manfaat yang adil antar para Pihak
SEDANG Auditee telah memiliki data dan informasi tentang keberadaan masyarakat setempat yang terlibat, tergantung dan terpengaruh oleh aktivitas pengelolaan SDH namun tidak lengkap dan tidak jelas. Data kondisi social ekonomi masyarakat yang tersedia sudah tidak up to date (tahun 1993 dan 2009)
Auditee telah memiliki mekanisme yang legal mengenai peningkatan peran serta aktivitas ekonomi masyarakat yang berbasis hutan, namun belum lengkap dan jelas. Sebagian besar mekanisme yang tersedia belum mencantumkan tanggung jawab dan rujukan peraturan yang jelas
Auditee telah memiliki dokumen rencana pemegang izin mengenai kegiatan peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat namun belum lengkap dan jelas. Auditee belum memiliki RO PMDH/CSR
Tidak ada bukti implementasi kegiatan peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat setempat oleh Auditee yang tepat sasaran. Auditee belm melaksanakan kegiatan pemberdayaan dan kemitraan dengan masyarakat setempat.
Auditee telah memiliki dokumen/laporan mengenai pelaksanaan distribusi manfaat kepada para pihak, namun belum lengkap dan jelas
4.4. Keberadaan mekanisme resolusi konflik yang handal
BAIK Auditee telah memiiki mekanisme resolusi konflik yang lengkap dan jelas
Auditee telah memiliki Peta Klaim Areal, namun belum lengkap dan jelas
Auditee telah memiliki organisasi, sumberdaya manusia, dan pendanaan kurang memadai dalam mengelola konflik
Auditee telah memiliki dokumen/ laporan penanganan konflik, namun masih kurang lengkap dan kurang jelas
4.5. Perlindungan, pengembangan dan peningkatan
kesejahteraan tenaga kerja
SEDANG Auditee telah merealisasikan sebagian besar hubungan industrial dengan seluruh karyawan
Auditee telah merealisasikan sebagian besar rencana pengembangan kompetensi bagi karyawan
Auditee telah memiliki dokumen standar jenjang karir dan baru sebagian diimplementasikan kepada karyawan
Auditee telah memiliki dokumen tunjangan kesejahteraan karyawan dan baru sebagian diimplementasikan kepada karyawan
B. Verifikasi Legalitas
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 11 dari 13
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Kayu
1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi
1.1.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan mampu menunjukkan keabsahan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK)
MEMENUHI Kelengkapan dan keabsahan SK IUPHHK-HT dipenuhi seluruhnya dan IIUPHHK telah dibayarkan sesuai SPP
2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki rencana penebangan pada areal tebangan yang disahkan oleh pejabat yang berwenang 2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan Rencana Kerja Tahunan (RKT/Bagan Kerja/RTT) disahkan oleh yang berwenang
MEMENUHI Kelengkapan dan keabsahan dokumen RKUPHHK-HT, RKT beserta lampirannya dipenuhi seluruhnya.
Tersedia peta lokasi yang tidak boleh ditebang dan Peta blok/petak tebangan disahkan dan posisi blok tebangan benar dan terbukti di lapangan.
Peta Blok/Petak tebangan telah disahkan, posisi blok tebangan benar dan terbukti di lapangan
2.2. Adanya Rencana Kerja yang sah
2.2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan mempunyai rencana kerja yang sah sesuai dengan peraturan yang berlaku
MEMENUHI Keabsahan dan kelengkapan dokumen RKUPHHKtelah dipenuhi seluruhnya.
2.2.2. Seluruh peralatan yg dipergunakan dalam kegiatan pemanenan telah memiliki izin penggunaan peralatan dan dapat dibuktikan kesesuaian fisik di lapangan
Peralatan sesuai dengan izin yang diberikan yaitu SK No. 3273/Kpts/DK-V/2013 tanggal 22 Mei 2013 dan SK No. 3372/Kpts/DK-V/2012 tanggal 22 Mei 2012.
3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat Penimbunan Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil hutan(IPHH)/pasar mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah
3.1.1. Seluruh kayu bulat MEMENUHI LHP sudah dibuat dan disahkan oleh petugas yang
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 12 dari 13
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
yang ditebang/dipanen
atau yang
dipanen/dimanfaatkan telah di– LHP-kan
berwenang
LHP dengan fisik kayu sudah sesuai
3.1.2. Seluruh kayu yang diangkut keluar areal izin dilindungi dengan surat keterangan sahnya hasil hutan
MEMENUHI Kayu yang diangkut dari TPK hutan ke tujuan pengiriman kayu sudah dilindungi dengan SKSHH sesuai ketentuan
3.1.3. Pembuktian asal usul kayu bulat (KB) dari Pemegang Izin/Hak Pengelolaan IUPHHKHA/
IUPHHK-HT/IUPHHK- RE/Pemegang Hak Pengelolaan
MEMENUHI Tanda-tanda legalitas hasil hutan kayu telah sesuai dengan dokumen
3.1.4. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan mampu membuktikan adanya catatan angkutan kayu ke luar TPK
MEMENUHI Dokumen FAKB lengkap dan disahkan oleh petugas yang berwenang
3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan kayu 3.2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menunjukkan bukti
pelunasan Dana
Reboisasi (DR) dan/atau Provisi Sumberdaya Hutan (PSDH)
MEMENUHI Dokumen SPP (kelompok jenis, volume dan tarif) sesuai dengan LHP yang disahkan.
DR dan/atau PSDH telah dibayarkan lunas dan sesuai dengan dokumen SPP.
Pembayaran DR dan atau PSDH sesuai dengan persyaratan ukuran dan tarif
3.3. Pengangkutan dan perdagangan antar pulau 3.3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan yang mengirim kayu bulat antar pulau memiliki pengakuan sebagai Pedagang Kayu Antar Pulau Terdaftar (PKAPT).
MEMENUHI Terdapat dokumen PKAPT yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang
3.3.2. Pengangkutan kayu bulat yang menggunakan kapal harus kapal yang berbendera Indonesia dan memiliki izin yang sah
MEMENUHI Setiap kapal pengangkut kayu adalah kapal berbendera Indonesia
4.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah memiliki
AMDAL/DPPL/UKL dan
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 13 dari 13
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
UPL & melaksanakan
kewajiban yang
dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut
4.1.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah memiliki dokumen AMDAL/DPPL/UKL-UPL meliputi ANDAL, RKL dan RPL yang telah disahkan sesuai peraturan yang berlaku meliputi seluruh areal kerjanya
MEMENUHI Tersedia dokumen AMDAL yang lengkap dan telah disahkan instansi yang berwenang (meliputi ANDAL, RKL dan RPL)
4.1.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki laporan pelaksanaan RKL dan RPL yang menunjukkan penerapan tindakan untuk mengatasi dampak
lingkungan dan
menyediakan manfaat sosial
MEMENUHI Tersedia dokumen RKL dan RPL yang disusun mengacu pada dokumen AMDAL yang telah disahkan.
Tersedia laporan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan dan telah dilaporkan kepada Instansi yang berwenang
Pengelolaan dan Pemantauan lingkungan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan dampak penting yang terjadi di lapangan.
5.1. Pemenuhan
ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
5.1.1. Prosedur dan
Implementasi K3 MEMENUHI Terdapat prosedur K3 dalam kegiatan operasional lapangan.
Tersedia peralatan K3 sesuai ketentuan dan kebutuhan serta berfungsi baik.
Mempunyai catatan kecelakaan kerja dan terdapat upaya menekan tingkat kecelakaan kerja dalam bentuk program K3.
5..2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja
5.2.1. Kebebasan
berserikat bagi pekerja MEMENUHI Terdapat serikat pekerja
5.2.2. Adanya
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Peraturan Perusahaan (PP)
MEMENUHI Tersedia dokumen Perjanjian Kerja Bersama (PKB).
5.2.3. Perusahaan tidak mempekerjakan anak di bawah umur
MEMENUHI Tidak terdapat pekerja yang masih di bawah umur.