BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 INSTALASI PENGOLAHAN AIR
Air merupakan salah satu komponen lingkungan yang mempunyai peranan yang cukup besar dalam kehidupan,bagi manusia air berperan dalam pertanian, industri, dan kebutuhan rumah tangga, air yang digunakan harus memenuhi syarat dari segi kualitas maupun kuantitasnya, kualitas air dapat di tinjau dari segi fisik,kimia dan biologi, kualitas air yang baik tidak selamanya tersedia di alam, perkembangan industri dari pemukiman dapat mengancam pelestarian air bersih. Tujuan dari proses pengolahan air yang ada adalah menghilangkan kontaminan dalam air, atau mengurangi konsentrasi kontaminan tersebutsehingga menjadi air yang diinginkan sesuai kebutuhan (pengguna akhir) tanpa menimbulkan tampak ekologis. Water Treatment Plant adalah sebuah system yang difungsikan untuk mengolah air dari kualitas air baku (influent) yang kurang bagus agar mendapatkan kualitas air pengolahan (effluent) standart yang di inginkan/ditentukan atau siap untuk di konsumsi (Fardiaz, Srikandi, 1992).
Pada kesempatan ini akan membahas tentang "Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA)", yang merupakan bangunan atau konstruksi pokok dari sistem pengolahan air bersih. Di dalam pengolahan air bersih secara umum terdapat 3 bangunan atau konstruksi, yaitu: Intake, Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA), dan Reservoir.
3.1.1 Intake
Intake merupakan bangunan atau konstruksi pertama untuk masuknya air dari sumber air. Pada bangunan atau kontruksi Intake ini biasanya terdapat bar screen yang berfungsi untuk menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam air. Kemudian air akan di pompa ke bangunan atau konstruksi berikutnya, yaitu Water Treatment Plant (WTP).
3.1.2 Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA)
Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) adalah sistem atau sarana yang berfungsi untuk mengolah air dari kualitaas air baku (influent) terkontaminasi untuk mendapatkan perawatan kualitas air yang diinginkan sesuai standar mutu atau siap untuk di konsumsi. Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) merupakan sarana yang penting di seluruh dunia yang akan menghasilkan air bersih dan sehat untuk di konsumsi. Biasanya bangunan atau konstruksi ini terdiri dari 5 proses, yaitu: koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan desinfeksi.
1. Koagulasi
Pada proses koagulasi dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya sumber air (air baku) biasanya berbentuk koloid dengan berbagai koloid yang terkandung didalamnya. Tujuan proses ini adalah untuk memisahkan air dengan pengotor yang terlarut didalamnya. Proses destabilisasi ini dapat dilakukan dengan penambahan bahan kimia maupun dilakukan secara fisik dengan rapid missing (pengadukan cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic jump), maupun secara mekanis (menggunakan batang pengaduk).
2. Flokulasi
Proses flokulasi pada Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) bertujuan untuk membentuk dan memperbesar flok (pengotor yang terendapkan). Disini dilakukan pengadukan lambat (slow mixing), aliran air disini harus tenang. Untuk meningkatkan efisiensi biasanya ditambah dengan senyawa kimia yang mampu mengikat flok-flok.
3. Sedimentasi
Proses sedimentasi menggunakan prinsip berat jenis, dan proses sedimentasi dalam atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) berfungsi untuk
Pada masa kini proses koagulasi, flokulasi dan sedimentasi dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) ada yang dibuat tergabung menjadi sebuah proses yang disebut aselator.
4. Filtrasi
Dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) proses filtrasi, sesuai dengan namanya bertujuan untuk penyaringan. Teknologi membran bisa dilakukan pada proses ini, selain bisa juga menggunakan media lainnya seperti pasir dan lainnya. Dalam teknologi membran proses filtrasi membran ada beberapa jenis, yaitu: Multi Media Filter, UF (Ultrafiltration) System, NF (Nanofiltration) System, MF (Microfiltration) System, RO (Reverse Osmosis) System.
5. Desinfeksi
Setelah melewati proses filtrasi dan air bersih dari pengotor, ada kemungkinan masih terdapat kuman dan bakteri yang hidup, sehingga diperlukan penambahan senyawa kimia dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang dapat mematikan kuman, biasanya berupa penambahan chlor, ozonosasi, UV, pemabasan dll sebelum masuk ke konstruksi terakhir yaitu reservoir.
3.1.3 Reservoir
Konstruksi Reservoir dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan.Demikian pembahasan umum tentang Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) dan proses-prosesnya. Kunjungi "Enerba Teknologi", yang secara profesional menyediakan sistem peralatan penyediaan air bersih, termasuk diantaranya Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA), enerba teknologi juga memberikan solusi penghematan energi bagi penggunaan Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) tersebut.
3.2 DEFINISI KOMPONEN
Adapun komponen water treatment antara lain:
1. Sand Filter
Sistem filtrasi ini menggunakan media pasir silica yang di tumpuk di atas gravel, system sand fil-ter berfumgsi sebagai penyaring/menghilangkan kotoran yang kasat mata (mis: kekeruhan, lumut dll.) yang mempunyai daya saring 20-30μ (tergantung brand/jenis media). Biasanya media ini mempunyai umur 3-4 tahun (tergantung influent). Adapun cara proses–proses maintenance akan dijelaskan dibawah :
a. Backwash
Backwash adalah pencucian yang dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang terakumulasi di atas media dengan metode aliran terbalik (dari bawah ke atas/kebalikan system running). Air ha-sil backwash langsung di buang melalui drain.
Backwash biasanya di lakukan setiap 1-2 hari selama 30-60 menit(tergantung influent dan ting-kat kekotoran media) bila tekanan air yang keluar lebih rendah dari tekanan air yang masuk fil-ter.
b. Sanitasi
Dilakukan setiap bulan atau saat hasil analisa mikro tidak masuk standart yang di tentukan.Sanitasi dilakukan dengan cara memasukkan bahan sanitasi (mis: oxonia dll.) kedalam tangki dan di rendam bersama media dengan jumlah dan waktu yang telah di tentukan. Selain itu sani-tasi bisa juga di lakukan dengan cara merendam media dengan air ber suhu di atas 80° Celcius selama 1-2 jam.
c. Rinse/Pembilasan
Dilakukan setelah proses backwash atau sanitasi selesai yang bertujuan untuk membilas kotoran-kotoran yang tersisa pada proses backwash juga menghilangkan sisa bahan sanitasi yang tersisa pada proses sanitasi. Air hasil Rinse langsung di buang melalui drain.
2. Karbon Aktif Filter
Sistem filtrasi ini menggunakan media arang, yang saat ini banyak di gunakan adalah arang ba-tubara dan batok kelapa, system ini berfungsi sebagai bau, warna, bahan organic termasuk sisa chlor. Biasanya Karbon aktif bisa bertahan sampai 1-2 tahun (tergantung influent).Adapun cara proses–proses maintenance akan dijelaskan dibawah :
a. Backwash
Backwash Dilakukan setiap 1-2 hari tergantung tingkat kekotoran atau pada saat media jenuh(tidak mampu menyaring sisa chlor).
b. Sanitasi
Sanitasi Dilakukan setiap bulan atau hasil analisa mikro tidak masuk standart yang di tentukan. Biasanya di rendam air dengan suhu diatas 80º Celcius (autoclave) selama 2 jam.Juga dalam ka-sus tertentu dapat di rendam dengan bahan sanitasi selama 30 menit untuk sanitasi (penting!: karbon aktif tidak di anjurkan di rendam bahan sanitasi terlalu lama juga terlalu sering).
c. Rinse/Pembilasan
Rinse Dilakukan setelah proses backwash atau sanitasi selesai.
3. Softener (Jika memakai system softener)
Sistem filtrasi ini menggunakan media resin kation yang di aktifkan menggunakan garam, sys-tem ini berfungsi menghilangkan kesadahan (Ca dan Mg). Umur media mencapai 10-12 bulan (tergantung influent).Adapun cara proses–proses maintenance akan dijelaskan dibawah:
a. Backwash
Backwash Dilakukan sebelum melakukan regenerasi.
b. Regenerasi
Regenerasi Dilakukan pada saat media telah jenuh (tidak mampu menurunkan kesadahan) dengan cara mer-endam/mengaliri media dengan larutan garam.
c. Sanitasi
Sanitasi Dilakukan dengan cara mengaliri media dengan larutan chlor konsentrasi rendah (0,1-0,2 ppm) selama beberapa menit (1-2 menit).
d. Rinse/Pembilasan
Rinse Dilakukan setelah 3 ( tiga) proses diatas selesai.
4. Kation (Jika memakai system Demineralizer)
Sistem filtrasi ini memakai media resin kation yang di aktifkan menggunakan larutan Hcl yang berfungsi menurunkan total alkalinitas, kesadahan. Sebagai catatan sistem ini juga menurunkan pH air yang diproses (<4) Umur media mencapai 10– 12 bulan (tergantung influent). Adapun cara proses–proses maintenance akan dijelaskan dibawah :
a. Backwash
Backwash Dilakukan sebelum proses regenerasi
b.Regenerasi
Proses Regenerasi ini dilakukan apabila resin kation sudah jenuh, ini bisa di tandai dengan melihat salah satu parameter air effluent tidak masuk standart (mis: pH naik (>4), alkalinity dan kesadahan tinggi (nilai influent mendekati effluent)).
c.Sanitasi
Sanitasi Dilakukan bila hasil analisa mikro tidak masuk standart.
d. Pembilasan
e. Anion (Jika memakai system Demineralizer)
Sistem filtrasi ini memakai media resin anion yang di aktifkan menggunakan larutan NaoH yang berfungsi menurunkan total alkalinitas, kesadahan. Sebagai catatan sistem ini juga menaikkan pH air yang diproses (>10). Umur media mencapai 10– 12 bulan (tergantung influent).
3.3 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SUATU SISTEM (PROSES ATAU PRODUK)
3.3.1 Kelebihan
1. Biaya pengolahan murah
2. Pengoperasian dan perawatan alat murah 3. Harga alat murah dan tersedia suku cadang
4. Bisa mengatasi permasalahan limbah tanpa menimbulkan efek samping terhadap lingkungan
3.3.2 Kekurangan
1. area yang relatif cukup luas 2. perawatan harus rutin
3.4 PROSES PERAWATAN MESIN
1. Gantilah media filter anda ketika filter air tidak lagi menghasilkan air bersih walaupun telah berkali dilakukan backwash. pastikan menggunakan media filter yang memiliki kualitas baik. lakukanlah backwash secara rutin sesuai dengan kondisi air baku.
2. Backwash merupakan tindakan berkala yang wajib dilakukan pada Filter Air Konvensional. jangka waktunya tergantung kondisi Air (Antara 2 - 7 Hari sekali)Proses Backwash selain bertujuan mencusi Media Filter juga akan menggemburkan Media Filter sehingga Filter air dapat bekerja optimal kembali
Prinsipnya proses backwash adalah membalikan arah air pada tabung yaitu dengan cara memposisikan kran air pada posisi backwash.
3. Drain adalah proses yang dilakukan setelah proses backwash, proses drain dilakukan untuk Membuang sisa-sisa kotoran (pengotor) pada media filter selama proses backwash. proses DRAIN juga berfungsi untuk mengecek kondisi air apakah air yang keluar dair filter sudah benar-benar bersih untuk di salurkan pada jalur distribusi air bersih (Hohnholz, Juergen, 1989).