• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Perkembangan Industri Restoran di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Perkembangan Industri Restoran di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Perkembangan Industri Restoran di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia berada di urutan keempat untuk negara berpopulasi terbesar, setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Populasi penduduk Tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia sekitar 1.49% per tahun. Jumlah tersebut berbanding lurus dengan perkembangan industri restoran di Indonesia.

  Grafik 1.1

Rata-Rata Kontribusi Nilai Tambah (PDB) Tahun 2002-2010

(Sumber: Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025)  

(2)

Pada Grafik 1.1, terlihat bahwa industri perdagangan, hotel, dan restoran memberikan rata-rata kontribusi nilai tambah sebesar 12.07% atau sekitar Rp 318.1 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2002–2010. Jumlah tersebut terbesar ketiga setelah industri pengolahan serta industri pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan yang memberikan kontribusi PDB tertinggi.

Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia, hal ini yang mendasari bisnis restoran sebagai salah satu bisnis yang tidak pernah redup.

Berdasarkan data BPS, persentase pengeluaran pendapatan penduduk Indonesia untuk kebutuhan pangan sebesar 51% dan sisanya 49% untuk kebutuhan sandang dan papan. Pada Tabel 1.1 dapat dilihat perkembangan jumlah usaha restoran dan rumah makan berskala besar dan menengah yang terus bertambah setiap tahunnya.

Tabel 1.1

Perkembangan Usaha Restoran/Rumah Makan Berskala Menengah dan Besar Tahun 2007-2010

(Sumber : Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2010)

(3)

1.1.2 Perkembangan Industri Restoran di Jakarta

Kota Jakarta sebagai ibukota negara, merupakan memiliki kota dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia. Dengan jumlah penduduk hampir 10 juta jiwa (berdasarkan data BPS tahun 2012), tak heran bisnis restoran dan rumah makan berkembang pesat di kota Jakarta.

Grafik 1.2

Jumlah Usaha Restoran Menurut Provinsi Tahun 2010

(Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) 2010)

Berdasarkan data yang dihimpun Badan Pusat Statistik tahun 2010 pada Grafik 1.2, jumlah restoran skala menengah dan besar di Jakarta mencapai 1.359 unit usaha. Jakarta sebagai ibukota negara menjadi pusat bisnis dan investasi potensial bagi investor dalam maupun luar negeri khususnya untuk bisnis restoran.

(4)

Meskipun usaha restoran memiliki pertumbuhan yang cukup pesat, industri ini memiliki tingkat turnover yang cukup tinggi. Banyak restoran yang gulung tikar akibat tidak mampu mempertahankan dan meningkatkan jumlah pelanggannya. Bisnis restoran sangat rentan, khususnya terhadap masalah konsistensi rasa, kualitas dan pelayanan.

Konsumen memiliki kekuatan tawar menawar yang besar, terutama karena di industri ini banyak kompetitor yang memiliki potensi dan kreativitas yang mampu menyajikan menu makanan dan pelayanan yang terdiferensiasi bagi konsumen. Dalam usaha restoran dan rumah makan, sulit untuk menentukan loyal tidaknya seorang pelanggan, karena konsumen cenderung selalu ingin mencoba menikmati menu baru yang ditawarkan.

1.1.3 Perkembangan Bisnis Restoran Waralaba

Sebagian besar pebisnis restoran di Indonesia memilih untuk membuka restoran dengan sistem waralaba (franchise). Hal ini dinilai lebih mudah untuk menarik perhatian konsumen dengan restoran yang sudah memiliki brand dan sudah dikenal luas, dibandingkan dengan membuka restoran dengan brand baru.

Franchise diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi

waralaba yang berasal dari kata “wara” dan “laba”. Sehingga Waralaba berarti usaha yang memberikan laba lebih/istimewa. Menurut PP Nomor 16 tahun 1997 tentang waralaba, “waralaba adalah perikatan dimana salah satu

(5)

pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut, dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan atau jasa.”

Dikutip dari www.suaramerdeka.com, jumlah waralaba asing di Indonesia pada 2012, sebanyak 350 unit dan sampai saat ini sudah lebih dari 400 unit yang terdiri dari bisnis restoran, hotel, minimarket, toko buku, dll. Tingkat pertumbuhan jumlah waralaba asing mencapai 6% hingga 7%

per tahun melampaui pertumbuhan waralaba lokal yang hanya sekitar 2%.

Marché Restaurant adalah salah satu restoran waralaba asing yang memiliki outlet di Indonesia. Marché Restaurant merupakan restoran asal Swiss yang menawarkan konsep makan ‘ala pasar’ yaitu memasak di ruang terbuka. Marché Restaurant pertama kali diperkenalkan di Jerman pada tahun 1983. Memasuki usia yang ke-30 tahun pada tahun 2013, Marché Restaurant memiliki lebih dari 80 outlet yang tersebar di Eropa dan Asia.

Marché Restaurant saat ini di memiliki 2 outlet di Indonesia yang berlokasi di Jakarta yaitu Marché Restaurant-Plaza Senayan pada tahun 2009 dan Marché Restaurant–Grand Indonesia pada tahun 2010. Menawarkan kualitas makanan sehat dan berkualitas, serta konsep yang unik dengan

(6)

interior berlatar keindahan Swiss, Marché Restaurant mendapat sambutan baik pada masa awal pembukaannya di Indonesia.

Memasuki tahun ke-lima keberadaannya di Indonesia pada tahun 2014, Marché Restaurant mengalami penurunan jumlah pengunjung khususnya dalam setahun terakhir. Tercatat pada kuartal ke-III tahun 2013, jumlah pengunjung baik di Marché Plaza Senayan maupun Marché Grand Indonesia mengalami penurunan 10 hingga 15% setiap bulannya. Jumlah tersebut selalu berada di bawah forecast yang ditentukan oleh pihak manajemen Marché berdasarkan periode yang lalu.

Keberadaan brand Marché sebagai sebuah restoran waralaba yang telah dikenal puluhan tahun di dunia, seharusnya dapat menarik pengunjung Marché Restaurant di Indonesia. Pada proyek konsultasi ini akan diteliti bagaimana identitas Marché Restaurant sebagai sebuah brand. Dari hasil penelitian tersebut, akan dirumuskan strategi rekomendasi dalam pengembangan brand communication dan brand loyalty yang tepat untuk meningkatkan jumlah pengunjung dan performa pasar di Marché Restaurant.

Penelitian ini akan diberi judul “ANALISIS BRAND IDENTITY DALAM PENGEMBANGAN BRAND COMMUNICATION, BRAND LOYALTY, DAN BRAND PERFORMANCE PADA MARCHÉ RESTAURANT”.

(7)

1.2

Perumusan Masalah

Berdasarkan penelitian awal yang telah dilakukan, dapat diidentifikasikan masalah yang ada pada Marché Restaurant adalah:

1. Bagaimana identitas merek (brand identity) Marché Restaurant Plaza Senayan dalam perspektif brand sebagai produk (brand as product), personal (brand as person), organisasi (brand as organization), dan sebagai sebuah simbol (brand as symbol)?

2. Bagaimana pengembangan strategi brand communication, brand loyalty dan brand performance untuk meningkatkan jumlah kunjungan tamu dan pendapatan (income) di Marché Restaurant Plaza Senayan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menganalisa brand identity pada Marché Restaurant Plaza Senayan dalam perspektif brand sebagai produk (brand as product), personal (brand as person), organisasi (brand as organization), dan sebagai sebuah simbol (brand as symbol).

(8)

2. Menciptakan strategi rekomendasi dalam rangka peningkatan brand communication, brand loyalty, dan brand performance pada Marché Restaurant Plaza Senayan.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Bagi peneliti, dapat mengaplikasikan wawasan mengenai brand identity, brand communication, dan brand loyalty di industri restoran pada khususnya.

2. Bagi perusahaan, diharapkan penerapan rekomendasi strategi dapat meningkatkan identitas dan citra merek, serta dapat membantu pengembangan pangsa pasar dalam kaitannya dengan peningkatan pendapatan perusahaan.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti membatasi penelitian hanya pada analisis identitas Marché Restaurant sebagai sebuah brand. Analisis yang digunakan adalah brand identity system, untuk mengetahui perspektif brand sebagai produk (brand as product), personal (brand as person), organisasi (brand as organization), dan sebagai sebuah simbol (brand as symbol).

(9)

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara garis besar mengenai hal-hal yang diuraikan dalam penelitian ini sehingga mempermudah pembahasan dan penyusunan secara sistematis.

BAB I PENDAHULUAN

Pada bagian ini akan dibahas mengenai latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, ruang lingkup, perumusan masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian serta sistematika pembahasan.

BAB II TINJAUAN TEORI

Pada bagian ini akan diuraikan tentang tinjauan teori yang dijadikan landasan untuk penyelesaian permasalahan yang terjadi. Melalui kajian teori diperoleh pendapat-pendapat para ahli yang dikaitkan dengan permasalahan yang akan dibahas.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan tentang kerangka penelitian, desain penelitian, objek dan waktu serta tempat penelitian. Selain itu akan dijelaskan juga metode pengumpulan data dan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian.

(10)

BAB IV HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan gambaran umum tentang Marché Restaurant, meliputi sejarah dan perkembangan perusahaan, struktur organisasi, serta diuraikan data-data lain yang didapatkan selama penelitian berlangsung.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab terakhir dalam penelitian yang menyajikan kesimpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya. Pada bagian penutup diberikan saran yang diharapkan memberikan manfaat bagi perusahaan di masa depan.

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menyelesaikan jenjang S1 jurusan Sistem Informasi dan Teknik Industri pada Universitas

Batu bata yang berkualitas baik menggunakan variasi 1: ½ dan dipanaskan pada temperatur 1000°C-1020°C. Kata Kunci: Batu Bata, Sintering,

Penyuluh kehutanan) dapat memanfaatkan telepon seluler yang mereka punyai untuk..

Ada beberapa metode desain yang dapat digunakan untuk mendesain sebuah dinding penahan tanah jenis MSE dengan perkuatan geosintetik. Metode tersebut seperti metode Rankine

Dalam konteks stabilitas hal ini berarti bahwa tanah lempung dengan penambahan kapur akan menjadikan tanah lebih stabil (membutuhkan air yang lebih banyak untuk

Maka, bila terdapat mahasiswa yang menduduki peringkat terendah dalam prediksi kelulusan, pihak universitas dapat memberikan bimbingan intensif atau semester pendek khusus,

03 tahun 2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Anggota Dewan Pengawas Syariah di Lembaga Ke- uangan Syariah, sebenarnya telah menetapkan syarat menjadi anggota DPS yaitu:

Bilamana sulit memperoleh sifat kelecakan beton dengan proporsi yang semula dirancang oleh Direksi Pekerjaan, maka Kontraktor akan melakukan perubahan pada berat