• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA KADAR BESI (Fe) DAN SENG (Zn) DALAM AIR LIMBAH INDUSTRI DI BALAI TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT (BTKLPP) KELAS I MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISA KADAR BESI (Fe) DAN SENG (Zn) DALAM AIR LIMBAH INDUSTRI DI BALAI TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT (BTKLPP) KELAS I MEDAN"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISA KADAR BESI (Fe) DAN SENG (Zn) DALAM AIR LIMBAH INDUSTRI DI BALAI TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN

PENGENDALIAN PENYAKIT (BTKLPP) KELAS I MEDAN

TUGAS AKHIR

SARMAULI ADIGUNA H 142401154

PROGRAM STUDI D3 KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(2)

2

ANALISA KADAR BESI (Fe) DAN SENG (Zn) DALAM AIR LIMBAH INDUSTRI DI BALAI TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN

PENGENDALIAN PENYAKIT (BTKLPP) KELAS I MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat Memperoleh Ahli Madya

SARMAULI ADIGUNA H 142401154

PROGRAM STUDI D3 KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(3)

i

PERNYATAAN

ANALISA KADAR BESI (Fe) DAN SENG (Zn) DALAM AIR LIMBAH INDUSTRI DI BALAI TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN

PENGENDALIAN PENYAKIT (BTKLPP) KELAS I MEDAN

TUGAS AKHIR

Saya Mengakui Bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dari ringkasan masing-masing yang saya sebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2019

Sarmauli Adiguna H NIM : 142401154

(4)

Judul

Kategori Nama

Nomor Induk Mahasiswa Program Studi

Departemen Fakultas

PERSETUJUAN

ANALISA KADAR BESI (Fe) DAN SENG (Zn) DALAM AIR LIMBAH INDUSTRI DI BALAI TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN

PENGENDALIAN PENYAKIT (BTKLPP) KELAS 1 MEDAN

TUGAS AKHIR

SARMAULI ADIGUNA H 1424Att54

D3 KIMIA KIMIA

IVIATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

AIAM

Disetujui di ,MedarL Juli 2019

DosenPembimbing

Dr. Juliati pTarigan, M.Si MP. 19720503 1999032001 Disetujui oleh

0s091987031002

(5)

iii

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Penyayang, dengan limpahan karunianya penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini dengan judul Analisa Kadar Besi (Fe) dan Seng (Zn) Pada Air Limbah Industri di Balai Teknik Kesehatan Dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas 1 Medan.

Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk melengkapi persyaratan penyelesaian perkuliahan di Jurusan Kimia Program Diploma III Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa hormat dan terima kasih banyak kepada Bapak saya Gosen Harianja dan Ibu saya Sri Ida Melati Sitompul yang telah memberikan kasih sayang serta dukungan baik moral maupun materi dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Selama penulisan tugas akhir ini, penulis juga banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dr. Juliati Tarigan, S.Si.,M.Si selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Ibu Dr. Cut Fatimah Zahra, M.Si selaku ketua Departemen Kimia FMIPA USU.

3. Bapak Dr. Minto Supeno, M.S selaku Ketua Program Diploma 3 Kimia FMIPA USU.

4. Ibu Nurhaida, S.Si.,M.Si selaku membantu mengarahkan penulisan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Sahabat-sahabat penulis yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

(6)

iv

6. Kepada orang yang saya sayang yang tidak dapat disebutkan namanya yang telah mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Seluruh Staf Pengajar dan pegawai di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Medan, July 2019

Sarmauli Adiguna Harianja

(7)

v

ANALISA KADAR BESI(Fe) DANSENG(Zn) DALAMAIR LIMBAH INDUSTRI DIBALAI TEKNIK KESEHATANDAN

PENGENDALIAN PENYAKIT(BTKLPP) KELAS I MEDAN

ABSTRAK

Telah dilakukan analisa kadar besi (Fe) dan kadar seng (Zn) dalam air limbah industri di balai teknik kesehatan lingkungan dan pengendalian penyakit(BTKLPP) Kelas 1 medan. Analisa kadar besi (Fe) dan seng (Zn) sangat penting dianalisa untuk menentukan apakah limbah tersebut udah layak dibuang kesungai. Analisa kadar besi (Fe) dan kadar seng (Zn) ditentukan dengan ICP ( Inductively Coupled Plasma).

Kadar besi (Fe) diperoleh untuk sampel 1 : 1,32159 mg/L, sampel 2 : 1,33764 mg/L, sampel 3 : 1,31758 mg/L dan kadar seng (Zn) untuk sampel 1 : 0,01541 mg/L, sampel 2 : 0,01394 mg/L, sampel 3 : 0,02478 mg/L. Dari data diatas menunjukkan kadar besi (Fe) dan seng (Zn) telah memenuhi syarat baku menurut keputusan Mentri Lingkungan Hidup KEP-51/MENLH/10/1995 yaitu 5 mg/L.

Kata kunci : Fe, Zn, Air Limbah Industri, ICP

(8)

vi

ANALIYSIS OF IRON (Fe) AND ZINC (Zn) IN WATER INDUSTRIAL WASTE IN BALAI TEKNIK KESEHATAN DAN

PENGENDALIAN PENYAKIT (BTKLPP) CLASS 1 MEDAN

ABSTRACT

An analysis of iron (Fe) and zinc (Zn) levels in industrial waste water treatment at Balai Teknik Kesehatan dan penegndalian Penyakit (BTKLPP) Class 1 Medan.Analysis of iron (Fe) and zinc (Zn) levels is very important to be analyzed to determine whether the waste is feasible to be disposed of in the river. Analysis of iron (Fe) and zinc (Zn) levels was determined by ICP (Inductively Coupled Plasma).

Iron (Fe) levels were obtained for sample 1: 1.32159 mg / L, sample 2: 1.33764 mg / L, sample 3: 1.31758 mg / L and zinc (Zn) for sample 1: 0.01541 mg / L, sample 2:

0.01394 mg / L, sample 3: 0.02478 mg / L. From the data above shows the levels of iron (Fe) and zinc (Zn) have met the standard requirements according to the decision of the Minister of Environment KEP-51 / MENLH / 10/1995 which is 5 mg / L.

Keywords : Fe, Zn, Industrial Wasted Water, ICP

(9)

vii DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN ... i

PERNYATAAN ... ii

PENGHARGAAN ... iii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan ... 2

1.3 Tujuan ... 2

1.4 Manfaat ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air ... 3

2.2 Pencemaran Air ... 4

2.2.1 Indikator Pencemaran Air ... 5

2.3 Air Limbah ... 7

2.3.1 Sifat Air Limbah ... 8

2.3.2 Komposisi Air Limbah ... 9

2.3.3 Sumber Air Limbah... 9

2.4 Logam Besi (Fe) dan Seng (Zn) ... 11

2.4.1 Besi (Fe) ... 12

2.4.2 Seng (Zn) ... 12

2.5 ICP (Inductively Coupled Plasma) ... 13

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Alat ... 15

3.2 Bahan ... 15

3.3 Prosedur Percobaan ... 15

(10)

viii BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Analisa ... 18

4.1.1 Penentuan Kadar Fe ... 18

4.1.2 Penentuan Kadar Zn ... 18

4.2 Pembahasan ... 19

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 21

5.2 Saran ... 21

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(11)

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman Tabel

4.1 Data Analisa Kadar Fe 23 4.3 Data Analisa Kadar Zn 23

(12)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman Lampiran

1 Gambar Alat ICP (Inductively Coupled Plasma) 24 2 Standart Baku Mutu 26

(13)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan industri yang begitu pesat selain memberikan dampak yang positif juga memberi dampak negatif. Dampak positif berupa perluasan lapangan perkerjaan dan memenuhi kebutuhan hidup manusia, sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan adalah penurunan kualitas perairan akibat buangan air limbah (pencemaran) yang melampaui ambang batas.

Disuatu industri, limbah yang dihasilkan sangat bervariasi tergantung dari jenis dan ukuran industri, pengawasan pada proses industri, derajat penggunaan air,dan derajat pengolahan air limbah yang ada. Selain limbah cair, limbah padat (sampah) juga merupakan beban pencemaran yang dapat masuk keperairan baik secara langsung maupun tak langsung.pada air limbah industri sering kali terdapat bahan pencemaraan yang sangat membahayakan seperti logam berat berupa Fe, Hg, Zn,Cd, As, Pb dan lainnya (palar, 1994).

Selain mencemari air, logam berat juga akan mengendap di dasar perairan yang mempunyai waktu tinggal sampai ribuan tahun dan logam berat akan terkonsentrasi kedalam tubuh makhluk hidup dengan proses bioakumulasi dan biomagnifikasi melalui beberapa jalan yaitu : melalui saluran pernapasan, saluran makanan dan melalui kulit (Darmono, 2001).

Pemasalahan lingkungan perairan bukan lah halyang baru, melainkan sudah ada sejak manusia memanfaatkan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hifupnya.

Sumber pencemaran ini secara umum berasal dari kegiatan alam dan kegiatan manusia. Pencemaran yang berasal dari kegiatan vulkanik, pengikisan batuan, hujan tanah longsor dan bencana lainnya.

Sedangkan pencemaran yang berasal dari manusia antara lain limbah rumah tangga, limbah industri, kegiatan pertanian, transportasi, sarana rekreasi dan

(14)

2

pariwisata. Pencemaran berasal dari kegiatan manusia memiliki kontribusi yang lebih besar dibandingkan dengan pencemaran yang berasal dari alam. Hal ini dipengaruhi oleh semakin bertambah besarnya populasi manusia (laju pertambahan penduduk).

Dalam hal ini semakin tingginya pertambahan populasi manusia, maka kebutuhan akan pangan, bahan bakar, pemukiman dan kebutuhan- kebutuhan dasar yang lain juga meningkat, sehingga akan meningkatkan limbah domestik dan limbah industri

Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk menganalisa Kadar Besi (Fe) dan Seng (Zn) dalam Air Limbah Industri di Balai Teknik Kesehatan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas 1 Medan.

1.2 Permasalahan

Apakah kadar Fe dan Zn yang terdapat pada air limbah dari instalasi pengolahan limbah industri memenuhi baku mutu air limbah sesuai dengan persyaratan KEP- 51/MENLH/10/1995.

1.3 Tujuan

Untuk menentukan kadar Fe dan Zn yang terdapat pada air limbah dari instalasi pengolahan limbah industri di Balai Teknik Kesehatan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas 1 Medan.

1.4 Manfaat

Untuk membakukan informasi bagi masyarakat mengenai kadar Fe dan Zn yang di perboleh di dalam air limbah industri sesuai dengan standar yang ditetapkan menurut persyaratan KEP-51/MENLH/10/1995.

(15)

3

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

Air adalah sumber kehidupan,air merupakan senyawa sederhana ( H O ). Air bersih dan air minum merupakan bahan yang sangat penting dan juga langkah dengan berkembangnya IPTEK dan peradaban industri, sebaliknya dengan berkembanganya IPTEK mutu air pun dapat diperbaiki. Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hidup banyak orang, bahkan oleh semua makhluk hidup.

Oleh karena itu sumber daya harus dilindungi agar tetap dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain.

Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus menerus meningkatkan dua kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terdapat sumber daya air, antar lain menyebabkan penurunan kualitas air, Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan dan bahaya bagi semua makhluk hidup yang bergantung pada sumber daya air. Oleh karena itu, diperlukan pengolahan dan perlindungan sumber daya air secara seksama.

Peraturan pemerintah No 20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntuknya. Dimana setiap golongan mempunyai fungsi masing- masing, adapun penggolongan air menurut peruntukannya adalah sebagai berikut :

1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa ada pengolahan terlebih dahulu.

2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku minum

3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.

(16)

4

4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha diperkotaan,industri, dan pembangkit listrik tenaga air.

Air memiliki karakteristik yang khas yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia yang lain. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pada kisaran suhu sesuai bagi kehidupan, yakni 0oC ( 32oF)- 100o C,air berwujud cair. Suhu 0o C merupakan titik beku dan suhu 100oC merupakan titik beku air, tanpa sifat tersebut air yang terdapat didalam jaringan tubuh makhluk hidup maupun air yang terdapat di laut,sungai,danau, dan badan air yang berada dalam bentuk gas ataupun padatan, sehingga tidak akan ada kehidupan dimuka bumi,karena sekitar 60% - 90% bagian sel tubuh makhuk hidup adalah air.

2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai penyimpan panas yang paling baik. Sifat ini memungkinkan air tidak menjadi panas maupun menjadi dingin dalam seketika. Perubahan suhu air yang labat mencegah terjadinya stress pada makhluk hidup karena adanya perubahan suhu yang mendadak dan memelihara suhu bumi agar sesuai bagi mahluk hidup, sifat ini juga sangat baik digunakan sebagai pendingin mesin.

3. Air merupakan pemanas yang tinggi dalam proses penguapan, penguapan adalah proses panas dalam jumlah yang besar.

4. Air sebagai pelarut yang baik,air mampu melarutkan berbagai jenis senyawa kimia.

5. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi. Suatu cairan dikatakan memiliki tegangan permukaan yang tinggi jika tekanan antar molekul cairan tersebut.

6. Air merupakan satu- satunya senyawa yang merenggang ketika membeku (Effendi, 2003).

2.2 Pencemaran Air

Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapatkan perhatian yang seksama dan cermat.Untuk mendapatkan air yang baik, sesuai dengan standart tertentu, saat ini menjadi barang termahal karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-

(17)

5

macam limbah hasil kegiatan manusia baik limbah dari kegiatan rumah tangga, limbah kegiatan industri lainnya. Air yang terdapat di bumi ini tidak pernah dalam keadaan murni bersih, tetapi selalu ada senyawa atau mineral (unsur) lain yang terlarut didalamnya. Namun tidak semua air yang ada dibumi ini tercemar, sebagai contoh : air yang diambil dari mata air pegunungan dan air hujan. Keduanya dianggap sebagai air yang bersih namun senyawa atau mineral yang terdapat didalamnya berlainan seperti tampak keterangan berikut ini :

- Air hujan mengandung : SO4, Cl3, NH2, CO2, N2, O2, debu.

- Air mata air mengandung : Na, Mg, Ca, Fe, O2

Selain itu air juga mengandung bakteri atau mikroorganisme lainnya. Air yang mengandung bakteri atau mikroorganisme tidak dapat langsung diminum namun harus dimasak terlebih dahulu agar bakteri atau mikroorganisme mati. Berdasarkan uraian diatas air dapat dipahami bahwa air tercemar apabila air tersebut telah menyimpang dari keadaan normalnya.Keadaan normal air masih tergantung pada faktor penentu, yaitu sumber air dan kegunaan air itu sendiri (Sugiharto, 1987).

2.2.1 Indikator Pencemaran Air

Dalam kegiatan industri dan teknologi air digunakan antara lain sebagai berikut : a. Air Proses

b. Air pendingin

c. Air ketel uap penggerak turbin d. Air utilitas dan sanitas

Air yang telah digunakan tidak boleh langsung dibuang kelingkungan karena dapat menyebabkan pencemaran, jadi limbah harus mengalami proses daur ulang sehingga dapat digunakan lagi atau dibuang kembali kelingkungan tanpa menyebabkan pencemaran. Apabila semua industri dan masyarakat umum juga tidak mebuang limbah seca sembarangan maka masalah pencemaran air sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan.Namun kenyataan masih banyak yang mebuang limbahnya

(18)

6

kelingkungan melalui sungai, danau, atau langsung ke laut, inilah yang menyebabkan terjadinya pencemaran.

Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati melalui :

a) Adanya perubahan suhu

Air sungai yang suhunya naik akan mengganggu kehidupan hewan air dan organisme air lainnya karena oksigen yang larut dalam air akan turun bersamaan. Dengan kenaikan suhu, oksigen yang terlarut dalam air berasal dari udara yang secara lambat terdisfusi kedalam air. Makin tinggi kenaikkan suhu air makin sedikit oksigen yang terlarut didalamnya.

b) Adanya perubahan pH

Air yang memiliki pH yang lebih kecil dari pH normal akan bersifat asam sedangkan air yang mempunyai pH yang lebih besar dari normal akan bersifat basa. Air limbah dan air buangan dari kegiatan industri yang dibuang ke sungai akan mengubah pH yang pada akhirnya sanagt mengganggu kehidupan organisme didalam air

c) Perubahan Warna, Bau dan Rasa air

Bahan buangan dan air limbah dari kegiatan industri yang berupa bahan anorganik dan bahan organik sering kali dapat larut di dalam air. Bahan buangan industri yang bersifat organik atau bahn buangan dan air limbah dari kegiatan industri pengolahan bahan makanan menimbulkan bau yang sangat sengat hidung. Mikroba di dalam air akan mengubah bahan buangan organik terutama gugus protein, secara degredasi menjadi bahan yang mudah mengubah dan berbau.

d) Timbulnya endapan, koloid, dan bahan terlarut

Endapan koloid serta bahan terlarut berasal dari adanya bahan buangan industri yang berbentuk padat kalau tidak dapat larut sempurna akan mengendap di dasar sungai dan dapat larut sebagaian akan menjadi koloid.

Endapan dan koloidal yang melayang di dalam air akan menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam lapisan air. Padahal sinar matahari sangat diperlukan oleh mikroorganisme untuk melakukan proses fotosintesis.

(19)

7

Apabaila endapan dan koloid yang berasal dari bahan buangan organik,maka mikroorganisme, dengan bantuan oksigen yang terlarut di bahan yang lebih sederhana.

e) Mikroorganisme

Pada perkembangan mikroorganisme ini tidak tertutup kemungkinan bahwa mikroba patogen ikut berkembang.mikroba patogen penyebab timbulnya berbagai macam penyakit. Pada umumnya industri pengolahan bahan makanan berpontensi untuk menyebabkan berkembang biaknya mikroorganisme termasuk mikroba patogen.

f) Meningkatkan Radioaktifitas Air Lingkungan

Mengingatkan bahwa air radioaktif dapat menyebabkan berbagai macam kerusakan biologis apabila tidak ditangani dengan benar, baik melalui efek langsung maupun efek tertunda, maka tidak dibenarkan dan sangat tidak etis bila ada yang mebuang bahan sisa radioaktif ke lingkungan. Secara nasional sudah ada peraturan perundang-undangan yang mengatur masalah bahan sisa (limbah) radioaktif. Mengenai hal ini Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) (Wadhana, 2004).

2.3 Air Limbah

Pengertian limbah menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001. Limbah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam atau belum mempunyai nilai ekonomis bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang negatif. Menurut sumbernya limbah dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

(a) Limbah domestik ( rumah tangga) (b) Limbah Industri

(c) Limbah rembesan dan limpasan air hujan

Pencemaran air yang terjadi sekarang iniumumnya ditimbulkan dari air limbah buangan sisa pengolahan industri. Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,zat,energi, dan atau komponen lain ( bahan

(20)

8

pencemar) kedalam perairan sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu, sehingga air tidak berfungsi sebagai peruntukkannya.

Banyaknya limbah cair yang dihasilkan dan kandungan kadar pencemarannya tergantung pada jenis produksi yang dihasilkan dampak negatif yang ditimbulkan adanya limbah cair yang ditimbulkan adanya limbah yang dihasilkan dari kegiatan industri dapat berupa gangguan, kerusakan dan bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan masyarakat di sekeliling sihingga limbah tersebut harus di proses terlebih dahulu sebelum dibuang keperairan bebas (Mahida, 1984).

2.3.1 Sifat Air Limbah

Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan terutama terdiri dari air yang telah di pergunakan dengan hampir 0,1 % dari padanya berupa benda benda padat yang terdiri dari zat organik maupun anorganik. Tinja, kencing, sisa-sisa sabun, sampah sisa-sisa kain buruk dan pasir terdapat di dalam campuran larutan cairan encer ini, yang kelihatan kelam dan hanya sedikit berbau selama masih segar ( baru). Air cucian dari jalanan dan air tanah yang merembes ke dalam selokan selokan yang jarang sekali mempunyai sambungan-sambungan yang kedap air memberi sumbangan yang berarti pada apa yang tersebut di atas ini dan kadarnya pun dapat dirubahnya selanjutnya dengan adanya sampah-sampah yang dihasilkan oleh perdagangan.perlimbahan itu banyak berbeda dalam kekuatan dan komposisinya dari suatu kota ke kota lainnya disebabkan oleh perbedaan-perbedaan yang nyata dalam kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang berbeda beda, sifat makanan mereka dan pemakaina air per kapita.tidak ada dua jenis sampah yang benar-benar sama, perlimbahan pada kota-kota non industri kebanyakan terdiri dari sampah domestik yang murni.

Limbah industri terdiri dari pembuangan air kotoran dari kamar-kamar mandi, kakus, dan daput. Kotoran-kotoran itu merupakan campuran yang ruti dari zat-zat bahan mineral dan organik dalam banyak bentuk,partikel-partikel besar dan kecil, benda padat, sisa-sisa bahan-bahan larutan dalam keadaan terapung dan dalam bentuk kolid dan setengah kolid.

(21)

9

2.3.2 Komposisi Air Limbah

Komposisi air limbah tergantung dari sumbernya tetapi sebagian besar air limbah memiliki komposisi : Air (99,9%) dan bahan padat (0,1%) yang meliputi senyawa organik protein (65%), karbohidrat (25%), lemak dan senyawa anorganik (butiran, garam, metal).. secara umum bahan pencemaran air limbah dapat dikelompokkan dalam 8 jenis utama yaitu : (kusnoputranto, 1986).

a) Limbah yang memerlukan oksigen b) Agen-agen penyebab penyakit c) Bahan kimia anorganik dan mineral d) Bahan kimia organik

e) Unsur nutrisi tumbuhan-tumbuhan terutama nitrat dan fosfat

f) Sedimen atau endapan (tanah, lumpur, pasir dan bahan-bahan padat dari erosi lahan

g) Bahan radioaktif h) Panas

2.3.3 Sumber Air Limbah

Pada dasarnya limbah adalah bahan yang terbuang atau buangan dari sumber aktivitas manusia maupun proses-proses alam dan atau belum mempunyai nilai ekonomis bahkan dapat mempunyai nilai ekonomis yang negatif. Menurut sumber- sumbernya limbah dapat dibagi menjadi :

A. Aktifitas manusia

Aktifitas manusia yang menghasilkan limbah cair sangat beragam, sesuai dengan kebutuhan manusia yang sangat beragam pula. Beberapa aktivitas manusia yang menghasilkan limbah cair diantaranya adalah aktivitas dalam bidang rumah tangga, perkantoran, perdagangan, perindustrian, dan pelayanan jasa.

1. Aktivitas bidang rumah tangga

Sangat banyak aktivitas rumah tangga yang menghasilkan limbah, anatara lain mencuci pakaian, mencuci alat peralatan makanan/minuman, memasak, mandi, mencuci kendaraan, penggunaan toilet, dan sebagainya. Semakin

(22)

10

banyak jenis aktivitas yang dilakukan, semakin besar volume limbah cair yang dihasilkan.

2. Aktivitas bidang perkantoran

Aktivitas perkantoran pada umumnya merupakan aktivitas penunjang kegiatan pelayanan masyarakat. Limbah dari sumber ini biasanya dihasilkan dari aktivitas kantin yang menyediakan makanan dan minuman bagi pegawainya, aktivitas penggunaan toilet, aktivitas pencucian peralatan dan sebagainya.

3. Aktivitas bidang perdagangan

Kegiatan dalam bidang perdagangan yang menghasilkan limbah yaitu, pengepelan lantai gedung, pencucian alat makan dan minuman di restoran, penggunaan toilet.

4. Aktivitas bidang perindustrian

Aktivitas bidang perindustrian juga bervariasi, variasi kegiatan bidang perindustrian dipengaruhi antara lain oleh faktor jenis bahan baku yang diolah, jenis barang atau bahan jadi yang dihasilkan, kapasitas produksi, teknik proses produksi yang diterapkan jenis aktivitas utama yang menghasilkan limbah dan sifat pencemaran yang potensial.

5. Aktivitas bidang pertanian

Aktivitas bidang pertanian menghasilkan limbah cair karena digunakan air untuk mengairi lahan pertanian. Secara alamiah dan dalam kondisi normal, limbah pertanian sebenarnya tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan namun dengan digunakannya fertilezer serta pestisida yang kadang-kadang dilakukan secara berlebihan, sering menimbulkan dampak negatif pada keseimbangan ekosistem pada badan air penerima.

6. Aktivitas bidang pelayanan jasa

Sangat banyak dan bervariasi aktivitas di berbagai jenis badan usaha pelayanan jasa, berakibat sangat bervariasinya kuantitas dan kualitas limbah.

(23)

11

B. Aktivitas Alam

Hujan merupakan aktivitas alam yang menghasilkan limbah yang disebut air larian. Air hujan yang jatuh ke bumi sebagaian akan merembes ke dalam tanah dan sebagaian besar lainnya akan mengalir di permukaan tanah menuju sungai, telaga, atau tempat lainnya yang lebih rendah. Air larian yang jumlahnya berlebihan sebagai akibat dari hujan yang turun dengan intensitas tinggi dan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan saluraan air hujan teraliri dalam jumlah yang melebihi kapasitas, dan dapat menyebabkan terjadinya banjir. Atas dasar itu air perlu di perhitungkan dalam perencanan sistem saluran limbah agar dapat dihindari hal-hal yang tidak diinginkan dari adanya air hujan, baik dari lingkungan maupun bagi kesehatan masyarakat (Soeparman, 2001).

2.4 Logam Besi (Fe) dan Seng (Zn)

Beberapa logam dibuang ke dalam lingkungan perairan melalui cairan limbah industri demikian juga dengan penimbunan dan pencucian lumpur industri.

Kepekatan logam dalam air limbah industri sering kali dalam jumlah miligram per liter. Pada umumnya, terdapat penggunaan untuk tujuan ganda logam-logam dalam sebagian industi, walaupun terdapat beberapa contoh pencemaran logam khusus yang berhubungan dengan industri tertentu. Limbah yang biasa mengandung logam berat berasal dari pabrik kimia, listrik, dan elektronik, logam dan penyepuhan elektro (electroplating), kulit, metalurgi dan cat serta bahan pewarna, limbah padat permukiman juga mengandung logam berat, logam berat yang masuk ke dalam perairan kebanyakan berasal dari kegiatan manusia. Akan tetapi logam berat didalam lingkungan tidak dengan sendirinya membahayakan kehidupan makhluk hidup, logam berat membahayakan apabila masuk kedalam sistem metabolisme makhluk dalam jumlah melebihi ambang batas. Ambang batas untuk tiap macam logam berat dan untuk tiap jenis makhluk hidup berbeda-beda. Pemasukan logam berat kedalam sistem metabolisme manusia dan hewan dapat secara langsung atau tidak langsung, pemasukan secara langsung terjadi bersamaan dengan air yang diminum (Notohadiprawiro, 2010)

(24)

12

2.4.1 Besi (Fe)

Besi adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemui pada hampir setiap tempat dibumi,pada semua lapisan geologis dan semua air. Pada umumnya besi yang ada dalam air dapat bersifat :

- Terlarut sebagai Fe2+ (fero) atau Fe3+ (feri)

- Tersuspensi sebagai butir koloidal (diameter< 1µm) atau lebih besar - Tergabung dengan zat atau zat padat yang inorganis (seperti tanah liat)

Pada air permukaan jarang ditemui kadar Fe lebih besar dari 1 mg/L, tetapi didalam air tanah kadar Fe yang lebih tinggi ini dapat dirasakan dan dapat menodai kain dan perkakas dapur. Dalam air minum Fe menimbulkan rasa, warna(kuning).

Pengendapan pada dinding pipa, pertumbuhan bakteri beso dan kekeruhan. Zat besi merupakan suatu komponen dari berbagai enzim yang mempengaruhi seluruh reaksi kimia yang penting didalam tubuh. Besi juga merupakan komponen dari hemoglobin,yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen dan mengantarkan je jaringan tubuh (Naingolan, 2011).

2.4.2 Seng (Zn)

Seng merupakan unsur yang berguna dalam tubuh manusia, binatang maupun tumbuh-tumbuhan. Karena kegunaannya tersebut maka Zn ditemukan dalam air, tanaman maupun binatang. Kadar Zn yang terdeteksi dalam air PAM pada penelitian ini berkisar antara 0,01-4,97 ppm dan dalamair sumur berkisar antara 0,01-5,59 ppm.

Menurut permenkes standar dalam air minum maksimum yang diperbolehkan adalah 15 mg/l. Efek racun Zn pada manusia adalah pada konsentrasi yang tinggi antara 300-360 ppm, yaitu menyebabkan gangguan fisik seperti diare yang berat, keram perut dan muntah. Suatu sumber air minum yang mengandung Zn 26,6 mg/l tidak berbahaya bagi manusia, tetapi untuk air minum dengan kadar Zn 30,8 mg/l sudah menyebabkan mual dan mabuk. Dari segi esterika air yang mengandung Zn 30 mg/l akan tampak seperti susu dan bila direbus timbul suatu lapisan seperti minyak pada pemurkaan airnya (Suprijanto dan Agustina, 1988).

(25)

13

Unsur ini penting dan berguna dalam metabolis, dengan kebutuhan perhari 10-15 mg pada konsentrasi 675-2280 mg/l dapat menyebabkan muntah. Dengan garam- garam seng,akan menjadi seperti susu pada konsentrasi 30 mg/l dan menjadi berasa menjadi logam pada konsentrasi 40 mg/l. Batas konsentrasi tertinggi sebagai standar yang akan ditetapkan harus dibawah batas konsentrasi yang dapat menimbulkan rasa.

Dalam jumlah kecil merupakan unsur yang penting untuk metabolis, karena kekurangan Zn dapat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak. Dalam jumlah besar unsur ini dapat menimbulkan rasa pahit dan sepat pada air minum (Sutrisno, 1991).

2.5 ICP ( Inductively Coupled Plasma)

ICP adalah sebuah teknik analisis yang digunakan untuk mendeteksi jejak logam dalam sampel. ICP digunakan untuk menganalisis kadar unusr-unsur logam dari suatu sampel dengan menggunakan metode yang didasarkan pada pengukuran intensitas emisi pada panjang gelombang yang khas untuk setiap unsur.

Inductively Coupled Plasma pada saat ini banyak sekali digunakan untuk oprikal emisi spektofotometri seperti yang sama dikemukakan oleh Valmer Fassel pada awal-awal tahun 1970-an. Gas argon diarahkan melalui obor yang terdiri dari tiga tabung konsentris yang terbuat dari kuarsa atau bahan lain yang cocok. Sebuah kumparan tembaga, disebut kumparan beban, mengelilingi ujung atas obor dan dihubungkan ke generator frekuensi radio (RF). Ketika daya RF (biasanya 700-1500 watt) diterapkan dikumparan, atau berisolasi,pada tingkat yang sesuai dengan frekuensi generatornya. Dalam instrumen ICP paling frekuensi ini adalah baik 20 atau 40 megaherzt (MHz). Osilasi RF ini dari arus dalam kumparan menyebabkan medan listrik RF dan magnetik yang akan dibentuk didaerah pada bagian atas obor.

Dengan gas argon yang berputar-putar melalui obor, percikan digunakan ke gas yang menyebabkan beberapa elektron akan dilucuti dari atom argonnya. Elektron ini kemudian akan tertangkap dalam medan magnet dan dipercepat oleh medan magnetnya, menambah energi ke elektron dengan menggunakan kumparan dengan cara ini dikenal sebagai kopling induktif. Elektron berenergi tinggi ini pada gilirannya bertabrakan dengan atom argon lain, masih melepaskan elektron yang berlebih. Tumbukan ioniasi dari gas argon berlanjut dalam sebuah reaksi rantai,

(26)

14

perpecahan gas menjadi plasma yang terdiri dari atom argon, elektron, dan argon ion, membentuk apa yang diketahui sebagai pengeluaran Induktif Coupled Plasma (ICP).

Pengeluaran ICP kemudian dipertahankan dalam obor dan kebanyakan sampel diubah sebagai cairan yang dinebulisasi menjadi aerosol, tetesan sampel menjadi kabut, untuk diperkenalkan ke alat ICP. Sampel aerosol kemudian dibawa ke pusat plasma temperatur tinggi adalah untuk memindahkan larutan, pelarut, aerosolnya, biasanya meninggalkan sampel sebagai partikel garam mikroskopis. Langkah selanjutnya melibatkan dekomposisi partikel garamnya menjadi sebuah gas dari molekul tunggal (vaporasi) yang kemudian memisahkan diri menjadi atom (atomisasi). Proses-proses ini, dimana terjadi paling utama di zina pemanasan(PHZ).

Proses yang sama terjadi dalam nyala api dan tungku yang digunakan untuk atom spektrofotometri serapan atom (Montaser, 1992).

(27)

15

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Alat

- Inductively Couple Plasma (ICP) - Pemanas listrik

- Pipet Volume 3,5,10,15 ml

- Labu ukur 100, 500 ml

- Corong

- Labu Erlenmeyer

3.2 Bahan

- Larutan Multielement 100

- Air suling

- Asam Nitrat (HNO3)pekat

- Kertas saring

- Gas argon

3.3 Prosedur Penelitian A. Penyedian Sampel

Sampel yang di analisa berupa air limbah industri, sampel diperoleh dari Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas 1 Medan.

B. Persiapan Sampel

1. Pengujian Besi dan Seng Total

a. Disaring sampel sebanyak 50 ml kedalam labu erlenmeyer 250 ml

(28)

16

b. Dimasukkan 50 ml sampel kedalam labu erlenmeyer 250 ml dan ditambahkan 5 ml HNO3 pekat kemudian dipanaskan perlahan-lahan sampai sisa volumenya 15-20 ml

c. Ditambahkan 5ml HNO3 pekat, ditutup dengan kaca arloji dan dipanaskan lagi

d. Ditambahkan asam dan dipanaskan sampai semua logam larut, dan ditambahkan 2 ml HNO pekat lalu dipanaskan kira-kira 10 menit e. Dibilas kaca arloji dan dimasukkan air bilasannya ke dalam labu

erlenmeyer

f. Sampel siap untuk diuji C. Pembuatan Larutan Baku Besi

1. Pembuatan larutan baku besi 5 mg/l

a. Dipipet 5 ml larutan baku Fe 1000 mg/l ke dalam labu ukur 1000 ml b. Ditambahkan air suling sampai tepat garis tanda

2. Pembuatan larutan kerja besi

a. Dipipet 0,3,5,10,15,25 ml larutan baku Fe mg/l kedalam labu ukur 1000 ml

b. Ditambahkan air suling sampai tepat tanda tera sehingga diperoleh kadar besi 0 ; 0,015 ; 0,025 ; 0,075 ; 0,125 mg/l

c. Dimasukkan masing-masing larutan kerja ke dalam labu erlenmeyer 250 ml

D. Pembuatan Larutan Baku Seng 1. Pembuatan larutan baku seng 5 mg/l

a. Dipipet 5 ml larutan baku Zn 1000 mg/l ke dalam labu ukur 1000 ml b. Ditambahkan air suling sampai tepat garis tanda

2. Pembuatan larutan kerja seng

a. Dipipet 0,3,5,10,15,25 ml larutan baku Zn mg/l ke dalam labu ukur 1000 ml

b. Ditambahkan air suling sampai tepat tanda tera sehingga diperoleh kadar seng 0;0,015;0,025,0,075;0,125 mg/l

c. Dimasukkan masing-masing larutan kerja ke dalam labu erlenmeyer 250 ml

(29)

17

E. Prosedur Analisa

a. Dialirkan gas argon, ditunggu 5 menit untuk purging dan dihidupkan exhaust system

b. Dihidupkan instrument ICP, ditunggu 10 menit untuk warming up c. Dihidupkan water chiller, ditunggu 5 menit sampai temperatur stabil(

sekitar 23oC-24oC ) dan di buka ICP software, klik instrumet icon

d. Dklik W/L Calib, ditunggu sampai ICP selesai wavelength calibratoin dan ditutup instrumen page dan di klik worksheet icon

e. Dibuat worksheet baru, klik New 9 jika suda ada metode yang dibuat, langsung diklik open

f. Diklik edit method dan dipilih elemen dan wavelength yang akan di analisa lalu diklik condition

g. Dihidupkan plasma, ditunggu 5 menit sampai stabil dan di setting semua parameter yang diperlukan, sampai dihasilkan SBR terbesar.

h. Diklik standart dan dimasukkan jumlah standart, nilai standart dan unit (satuan)

i. Ditutup method editor dan update semua method setting yang dilakukan dan di klik sequence page

j. Dklik sequence editor dan dimasukkan sampel number dan calibration solution

k. Setelah klik OK, ditutup sequence editor dan diklik manual sampel source l. Klik analysis page.

(30)

18

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Analisa

Hasil analisa kadar Fe dan Zn ditunjukkan Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.1 Hasil Analisa Kadar Fe

Sampel Kadar Fe (mg/L)

Sampel 1 1,32159

Sampel 2 1,33764

Sampel 3 1,31759

Tabel 4.2 Hasil Analisa Kadar Zn

Sampel Kadar Zn (mg/L)

Sampel 1 0,01541

Sampel 2 0,01394

Sampel 3 0,02478

(31)

19

4.2 Pembahasan

Hasil dari pengukuran yang dilakukan terhadap air limbah diperoleh kadar Fe dan kadar Zn memiliki kandungan bahan pencemarannya masih lebih kecil apabila dibandingkan dengan parameter standart pencemaran air limbah yang telah ditetapkan oleh Mentri Lingkungan Hidup KEP-51/MENLH/10/1995. Dimana persyaratan kadar maksimum yang diperoleh untuk kadar Fe dan kadar Zn adalah 5 mg/L. Jika dibandingkan dengan hasil analisa terhadap air limbah diperboleh kandungan Fe 0,0796 mg/L dan Zn 0,3188 mg/L tidak melebihi persyaratan yang ditetapkan KEPMENKES N0. 907 tahun 2002, untuk kandungan Fe dan Zn sebesar 3,0 mg/L.

Penyebab tingginya kadar zat besi (Fe) dalam air ialah Kadar kesadahan (pH) air rendah, air yang kesadahan normal (pH 7 atau antara 6,8-7,2) dapat melarutkan semua, ada gas yang ikut terlarut, jenis-jenis gas dimaksud adalah CO2 dan H2S.

Beberapa gas terlarut dalam air tersebut akan bersifat korosif, mengandung bakteri- bakteri zat besi (crenotrik, leptotrik, callitonella, siderocapsa dan lain-lain) yang membutuhkan makanan dengan mengoksidasika besi sehingga larut dalam air, secara biologis amat mempengaruhi tinggi rendahnya kadar besi pada air, bakteri-bakteri tersebut membutuhkan oksigen dan besi untuk mempertahankan hidupnya. Jika zat besi yang terlarut dalam air melebihi ambang batas, maka masalah-masalah yang akan terjadi adalah gangguan teknis : Endapan Fe bersifat korosif terhadap pipa besi dan akan mengendap pada saluran pipa, sehingga mengakibatkan penyumbatan gangguan fisik yang diakibatkan karena adanya larutan zat besi dalam air yang melebihi 10 mg/L akan menjadikan air berwarna, berbau seperti telur busuk dan menimbulkan rasa yang tidak enak. Gangguan kesehatan : Senyawa besi dalam jumlah kecil di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pembentuk sel-sel darah merah, dimana tubuh memerlukan 7-35 mg/hari yang sebagian diperoleh dari air.

Tetapi zat Fe yang melebihi dosis yang diperlukan oleh tubuh dapat menimbulkan masalah kesehatan, dalam dosis besar zat Fe dapat merusak dinding usus, terjadinya iritasi pada mata dan kulit.

Unsur Zn penting dan berguna dalam metabolisme dengan kebutuhan per hari 10- 15 mg, dalam jumlah kecil merupakan unsur yang penting untuk metabolisme karena

(32)

20

kekurangan Zn dapat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak dalam jumlah besar unsur ini dapat menimbulkan rasa pahit dan sepat pada air minum. Pada konsentrasi 675-2280 mg/L dapat menyebabkan muntah, kandungan logam Zn paling tinggi dibanding dengan logam lain, ini disebabkan oleh sifat logam Zn yang essensial bagi organisme ditambah lagi dengan banyaknya limbah yang mengandung Zn baik yang berasal dari rumah tangga maupun industri yang masuk ke perairan.

Logam Zn memiliki batas kadar maksimum lebih tinggi dari logam Cu dan Pb karena logam berat Zn banyak terdapat di dalam enzim yang digunakan dalam proses metabolisme dan membantu pertumbuhan (Nurrchmi, 2011).

(33)

21

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kadar Fe diperoleh sampel 1 : 1,32159, sampel 2 : 1,33764, sampel 3 : 1,31758 mg/L dan kadar Zn untuk sampel 1 : 0,01541, sampel 2 : 0,01394, sampel 3 : 0,02478 mg/L, hasil tersebut telah memenuhi baku mutu air limbah yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Keputusan Lingkungan Hidup, Kep-51/MENLH/10/1995 yaitu 5 mg/L.

5.2 Saran

Sebaiknya alat yang digunakan harus di kalibrasi secara berkala, sehingga data yang dihasilkan lebih akurat dan sebaiknya air limbah diperiksa secara rutin dengan menganalisa kadar logam berat yang terdapat pada air limbah sehingga dapat mengantisipasi timbulnya bahaya keracunan bagi warga masyarakat.

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Azis, A. (2018) ‘Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Tunggal Diameter 0 , 6 Meter ( Proyek Pembangunan Jalan Tol Medan-Binjai Lokasi Jembatan Sungai Bedera Sta 6 + 500 )’.

Bowles, J. E. (1988) ‘Analisis Dan Desain Pondasi Jilid 1’, PhD Proposal, 1. doi:

10.1017/CBO9781107415324.004.

Hadihardaja, J. (1997) ‘Rekayasa Pondasi I Konstruksi Penahan Tanah’.

Hardiyatmo, H. C. (1998) ‘Teknik Pondasi 2’.

HS, I. S. (1976) ‘Pondasi Tiang Pancang Jilid 1’, J. For. Res., 23(11), pp. 209–217.

Muhammad, M. (2018) ‘Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Tunggal Diameter 0 , 6 m dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga pada Proyek Overpass Desa Manunggal Jalan Akses Tol Medan-Binjai’.

Wulandari, P. S., & Tjandra, D. (2015). Analysis of piled raft foundation on soft soil using PLAXIS 2D. Procedia Engineering, 125, 363–367. https://doi.org/10.1016/j.proeng.2015.11.083 Yusti, A. (2014). Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Diverifikasi Dengan Hasil Uji Pile Driving Analyzer Test Dan Capwap. Fropil, 2(1), 19–31.

Sibarani, Tommy (2018). Analisis Daya Dukung Tisng Pancang Tunggal Diameter 60 Cm Dengan Perhitungan Analisis Dan Metode Elemen Hingga Pada Bore Hole I Overpass Sei Semayang Jalan Tol Medan-Binjai

Oktavianita, Tuti (2018). ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG Diameter 60 Cm Dengan Perhitungan Analitis Dan Metode Elemen Hingga Pada Bore Hole I Jembatan Sei Semayang Jalan Tol Medan-Binjai

(35)

Universitas Sumatera Utara

(36)

Lampiran 1. Gambar Alat ICP (Inductively Coupled Plasma)

Universitas Sumatera Utara

(37)

Lampiran 2. Baku Mutu Limbah Cair Industri

(Kep. 51/MENLH/10/1995)

No Parameter Satuan Golongan Baku Mutu Limbah Cair

I II

A 1

Fisika

Suhu o C 38 40

2 Zat Padat Terlarut Zat Padat Tersuspensi

Kimia

mg/L mg/L

2,000 200

4,000 4,00 3

B

1 pH mg/L

mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L

6-5 5

6-5 10

5 2 Besi Terlarut (Fe)

Mangan Terlarut (Mn) Barium (Ba) Tembaga (Cu)

Seng (Zn)

3 2

4 2 3

5 2 3

6 5 10

0,5 1 7 Krom Heksavalen (Cr6+

)

0,1 0,5 0,05 0,002

0,1 2 8

Krom Total (Cr) Kadmium (Cd)

Raksa (Hg)

9 0,1

0,005 1 10

11 12 13 14 15 16

Timbal (Pb) Stanum (Sn)

Arsen (As)

3 0,1

0,05 0,2 0,4

0,5 0,5 0,5 0,6 Selenium (Se)

Nikel (Ni) Kobalt (Co)

Universitas Sumatera Utara

(38)

17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

Sianida (CN) Sulfida (S)

mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L

0,05 0,05 2

0,5 0,1 3 Florida (F)

Klor Bebas (Cl2 ) 1 2

Amoniak Bebas (NH – 3 1 5

N)

20 1

30 3 Nitrat (NO – N) 3

Nitrit (NO – N) 2

50 100

5

150 300 10 BOD5

COD

Senyawa Aktif Biru Metilen

Universitas Sumatera Utara

Gambar

Tabel 4.2 Hasil Analisa Kadar Zn

Referensi

Dokumen terkait

pada kurangnya promosi yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pelalawan dalam mempromosikan objek wisata Bono. Berdasarkan hasil

Kedua gambar menunjukkan bahwa penambahan abu sekam padi pada kapur sangat baik untuk mereduksi pengembangan tanah ekspansif, yaitu dari 34% pada tanah asli menjadi kurang dari

merupakan usia paling tepat untuk menjalani kehamilan dan persalinan sekaligus merawat bayi dengan memberikan ASI eksklusif, bukan berarti usia &lt; 20/&gt;35 tahun

Seperti dalam wawancara dengan Perlawanan serikat buruh GSBI telah memberi hasil yang cukup baik. dengan membebaskan buruh kontrak menjadi buruh tetap atau

Hasil penelitian menujukkan terdapat 10 strategi rencana kegiatan yang ditunjukkan dengan roadmap Teknologi Informasi dan sistem informasi yang akan dibangun dalam jangka waktu

Manfaat tersebut bukan hanya berasal dari Hasil Hutan Kayu yang hanya memberikan sumbangan 20%, melainkan juga manfaat hasil hutan non kayu (HHNK) dan jasa

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Al-Khatib dan Al-Horani adalah rasio keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap financial distress hanya CL/Eq, Pre-tax

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI PEMBELAJARAN SENI RUPA DENGAN PAPER QUILLING.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu