• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Andre Kukla mengatakan bahwa konstruktivisme adalah istilah-istilah yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Andre Kukla mengatakan bahwa konstruktivisme adalah istilah-istilah yang"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup

Konstruksi atau konstruktivisme merupakan suatu fakta yang dibentuk atau diciptakan yang menimbulkan opini baru.Proses konstruksi realitas dalam media massa dimulai dengan adanya realitas berupa keadaan, benda, pikiran, orang, peristiwa dan sebagainya. Umumnya sistem komunikasi adalah faktor yang sangat mempengaruhi individu dalam membuat sebuah wacana. Menurut Andre Kukla mengatakan bahwa konstruktivisme adalah istilah-istilah yang sudah banyak dikenal. Banyak item yang biasa dikonstruksi sosial, salah satunya gender, penyakit, tempat perlindungan perempuan, emosi, realitas, penonton, diri dan lain sebagainya. Dengan adanya konstruktivisme dapat membuat orang beropini tentang pandangan mereka sendiri. Contohnya, perempuan saat ini dikontruksi sesuai dengan kesetaraan gender, kemudian hal ini membuat mereka beringkah laku sedemeikian, sehingga tingah laku yang ditimbulkan berbeda. Mungkin saja dengan adanya ini mereka memliki orentasi arah yang buruk dengan cara meruntuhkan kepercaan diri mereka. Perkembangan sosioteknologi juga berkaitan dengan konstruksi sosial teknologi. Bahwa teknologi digunakan sebagai pencitraan terhadap demand masyarakat yang dapat mengubah citra seseorang tersebut.

Komunikasi massa merupakan komunikasi ditujukan kepada khalayak umum atau masyarakat ramai. Komunikasi massa dapat dilihat dengan dua cara pandang, yang pertama bagaimana seseorang memiliki sebuah informasi yang akan disebarkan kesatu pihak serta yang kedua seseorang mencari-cari sebuah informasi dari satu pihak kemudian disebarkan kepada pihak-pihak lainnya.

(2)

9 Menurut Bittner komunikasi massa merupakan pesan yang disampaikan dengan media massa kepada khalayak umum dengan jangakuan yang luas. Umumnya dalam komunikasi massa, pesan yang disampaikan akan melalui media massa seperti media cetak atau elektronik. Komunikasi massa dapat dikatakan dengan kata lain media of massa communication 1.

Menurut Defleur dan Dennis McQuail (1985) komunikasi massa adalah suatu proses komunikator-komunikan menggunakan media untuk menyebar pesan-pesan secara luas dan secara terus menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak-khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara. Komunikasi massa dikatakan efektik ketika khlayak menerima pesan dari sumber dan menciptakan perubahan. Hal tersebut menimbulkan hubungan timbal balik antara media massa dan juga masyarakat.

Berdasarkan pengertian diatas, terdapat beberapa komponen yang menjadi inti dari komunikasi massa yaitu:

1. Sumber

Komunikasi massa adalah suat organisasi kompleks yang mengeluarkan biaya besar untuk menyusun dan mengirimkan pesan.

2. Khalayak

Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa yaitu khalayak yang jumlahnya besar yang bersifat heterogen.

3. Pesan

(3)

10 Komunikasi massa adalah pesan dalam komunikasi massa bersifat umum. Setiap orang dapat mengetahui pesan-pesan komunikasi massa dari media massa.

4. Proses

a. Komunikasi massa satu arah, komunikasi ini berjalan dari sumber ke penerima dan tidak secara langsung dikembalikan kecuali dalam bentuk umpan balik (feedback) tertunda.

b. Komunikasi massa dua arah, media maupun khalayak melakukan seleksi. Media menyeleksi khalyak sasaran dan sasaran atau penerima menyeleksi dari semua media yang ada.

5. Konteks

Komunikasi massa berlangsung dalam suatu konteks sosial. Media mempengaruhi konteks sosial masyarakat dan konteks sosial masyarakt mempengaruhi media massa2.

2.2 Fungsi Komunikasi Massa

Menurut Nurudin di buku Pengantar ilmu Komunikasi massa, fungsi komunikasi massa sebagai berikut:

a. Informasi

Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi massa. Komponen paling penting adalah berita-berita informasi harus sesuai fakta kejadian yang ada. Dalam istilah jurnalistik, fakta-fakta tersebut dapat diringkas menjadi 5W+1H (What, Where, Who, When, Why + How).

b. Hiburan

(4)

11 Fungsi hibubran disini yaitu menyediakan sarana yang menghibur untuk para khalayak melepaskan kejenuhan serta memberikan informasi yang menyenangkan. Selain itu juga, fungsi hiburan ini juga dapat meredakan adanya konflik sosial yang ada di lingkungan sekitar.

c. Persuasi

Fungsi persuasif menurut Josep A. Devito (1997) yaitu mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayan atau nilai seseorang serta untuk mengubah sikap, kepercayaan atau nilai seseorang dan untuk memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai tertentu

d. Mendorong Kohesi Sosial

Kohesi ini dimaksud untuk mempersatu, dimana media massa mendorong khalayak untuk bersatu. Dalam fungsi ini media massa mempunyai fungsi untuk menciptakan integrasi sosial tetapi disisi lain media juga memiliki peluang untuk disintregrasi sosial.

e. Korelasi

Fungsi korealsi ini fungsi yang menghubungkan dari khalayak supaya sesuai dengan lingkungannya. Peran media massa sebagai pennghubung antara komponen masyarakat. Bagi Charles R. Wright fungsi korelasi juga termasuk menginterprestasikan pesan yang menyangkut lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadian-kejadian.

f. Menggugat Hubungan Trikotomi

Hubungan trikotomi adalah hubungan yang bertolak belakang antara tiga pihak yang melibatkan pemerintah, pers dan masyarakat. Ketiga pihak ini dianggap tidak pernah mencapai kata sepakat karena perbedaam kepentingan masing-masing pihak.

(5)

12 Fungsi komunikasi massa menurut Alexis S. Tan:

No Tujuan Komunikator Tujuan Komunikan

1 Memberi Informasi

Mempelajari ancaman dan peluang, memahami lingkungan, menguji kenyataan dan meraih

keputusan

2 Mendidik

Memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang berguna memfungsikan dirinya secara efektif dalam masyarakatnya, mempelajari nilai-nilai, tingkah laku yang cocok supaya diterima dalam

masyarakat.

3 Mempersuasi

Memberi keputusan, mengadopsi nilai, tingkah laku dan aturan yang cocok

supaya diterima dalam masyarakatnya.

4

Menyenangkan, memuaskan kebutuhan komunikan

Menggemberikan, mengendorkan urat saraf, menghibur dan mengalihkan

perhatian dari masalah yang dihadapi.

(6)

13

2.3 Efek Komunikasi Massa

Efek komunikasi dapat dilihat ketika khalayak umum individu maupun kelompok telah menerima pesan-pesan informasi dari media massa. Dapat dilihat dari tiga hal yaitu:

a. Efek Kognitif

Efek ini merupakan sebuah pengetahuan bagi setiap orang untuk meningkatkan kesadaran pribadinya dan juga memperluas ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Informasi pesan-pesan yang disampaikan oleh media merupakan bekal dalam menginterpretasi diri seniri dan juga lingkungannya.

b. Efek afektif

Efek ini menerupakan efek yang menyangkut perasaan, emosi dan juga sikap. Terpaan media massa yang diterima oleh khalayak membangkitkan sebuah perassan dan juga situasi emosional para khalayak.

c. Efek Behavioral

Efek ini merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk pikiran, tindakan atau kegiatan.

2.4 Media Online

Pengertian Media Online atau media siber secara garis besar adalah saluran komunikasi yang terjadi secara online melalui situs web. Dapat dikatakan semua jenis saluran komunikasi yang ada di internet adalah media online tetapi dikatakan juga media online secara khusus yaitu berhubungan dengan komunikasi massa. Menurut Asep Syamsul M. Romli mengatakan bahwa media online adalah media massa yang tersaji secara online di situs website internet. Media online merupakan media massa “generasi ketiga” setelah media cetak (printed media); koran, tabloid,

(7)

14 majalah, buku dan media elektronik; radio, televisi dan film/video3. Dapat ditarik

kesimpulan pengertian media Online secara umum yaitu segala jenis atau format media yang hanya bisa diakses melalui internet berisikan teks, foto, video dan suara. Media online merupakan media berbasis telekomunikasi dan multimedia (komputer dan internet). Portal, website atau situs web, radio online maupun email merupakan kategori media online.

a. Ciri-ciri Media Online

Ada beberapa karakteristik yang membedakan media online dengan media lainnya, yaitu:

- Kecepatan Informasi

- Informasi Mudah di-Update

- Dapat mudah berinteraksi (Multitasking)

b. Kelebihan dan Kekurangan Media Online

▪ Kelebihan Media Online

- Proses penyeberan informasi sangat cepat

- Informasi dapat diakses dengan cepat serta informasi yang lama dapat diakses kembali

- Adanya berbagai macam konten mulai dari teks, gambar, audio maupun video

▪ Kekurangan Media Online

- Informasi yang dimuat tidak selalu akurat serta kurang lengkap karena lebih mengutamakan aktualisasi

- Pengguna harus memiliki perangkat lengkap yang mendukung untuk mengkases informasi

3Asep Syamsul Romli, Jurnalistik Online: Panduan Praktis Mengelola Media Online, (Bandung: Nuansa

(8)

15 - Penggunaan media online dalam jangka panjang dapat

menyebabkan mata lelah dan gangguan kesehatan mata4

2.5 Media Online sebagai Komunikasi Massa

Pada zaman sekarang ini di era digital maupun globalisasi, berita informasi tidak hanya bisa didapatkan lewat media cetak maupun media elektronik tetapi media online lah yang sanget berperan penting pada era ini. Media online dipandang media yang interaktif dapat menyajikan apa yang dibutuhkan oleh para khalayak umum sehingga khalayak dapat mudah untuk mengakses informasi terkini. Pengetahuan yang memadai serta kemudahan untuk mengakses internet membuat para khalayak setiap harinya akan menggunakan fasilitas internet. Hasil survei tahun 2017-2018 mengenai tingkat penggunaan internet di Indonesia yang dilakukan oleh Departemen Komunikasi dan Informasi (KOMINFO) dengan nomor Siaran Pers No. 53/HM/KOMINFO/02/2018 pada tanggal 19 Februari 2018 mencapai angka 143,26 juta jiwa atau setara dengan 54,68 persen dari total jumlah penduduk Indonesia5. Dapat dilihat dari survey tersebut, peran masyarakat Indonesia dengan adanya internet sangat besar. Oleh karena itu, dapat dikatakan masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari teknologi internet ini.

Media online merupakan media yang berbeda cara menyampaikan pesannya dibandingkan media konvensional lainnya seperti media cetak maupun media elektronik. Media online membutuhkan perangkat berbasis internet untuk mencari dan menerima informasi terkini, hal ini yang membuat para khalayak sangat mudah mengakses informasi yang terbaru maupun terupdate. Menurut

4Maxmanroe, “Pengertian Media Online”, diakses dari https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-media-online.html, pada tanggal 1 Juli 2018

5Kominfo, “Jumlah Pengguna Internet 2017 Meningkat, Kominfo Terus Lakukan Percepatan Pembangunan

Broadband”, diakses dari

https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/12640/siaran-pers-no- 53hmkominfo022018-tentang-jumlah-pengguna-internet-2017-meningkat-kominfo-terus-lakukan-percepatan-pembangunan-broadband/0/siaran_pers, pada tanggal 17 Juli 2018

(9)

16 Ashadi Siregar, media online dapat diartikan sebagai sebuah bentuk media yang berbasis telekomunikasi dan multimedia (komputer dan internet) dimana terdapat portal berita, website, radio online, TV online, pers online, mail online, dan lain sebagainya yang mempunyai karakteristik masing-masing sesuai dengan fasilitas yang ada. (Agung Kurniawan, (2005). Transfromasi Pelayanan Publik. Yogyakarta: Pembaruan, hlm. 20).

Berikut ini adalah beberapa karakteristik dari media online yaitu: a. Kecepatan Informasi

Dalam hal ini media online lebih cepat mendistribusikan informasi pesan atau informasi yang ada dibandingkan media konvensional seperti radio maupun televisi. Karena media online mudah diakses, maka penyampaian informasi cenderung singkat dan padat. Hal ini juga mendukung salah satu nilai berita yang bernilai aktualitas.

b. Pembaruan Informasi

Karakteristik internet tidak terbatas dan dapat diakses dengan mudah kapanpun dan dimanapun. Hal ini yang membuat media online dapat memperbarui informasi yang secara lengkap dan aktual.

c. Timbal Balik

Media konvensional komunikasi hanya berjalan satu arah dibandingkan dengan media online sekarang yang sangat mudah unutuk berinterakif atau berjalan dua arah adanya timbal balik antara komunikator dengan komunikan. Media online seperti portal berita selalu menyediakan kolom bagian bawah untuk menuliskan aspirasi komentar dari pembaca terhadap media portal berita tersebut.

(10)

17 Pengguna media online memiliki self control, dimana komunikan diberikan kebebasan untuk mengonsumsi informasi mana saja yang dianggap menarik. Dalam media online, pengguna dapat mencari informasi yang diinginkan melalui mesin pencari (search engine) yang selalu disediakan sebuah website.

e. Kapasitas Tidak Terbatas

Karakteristik unggulan media online tidak adanya batasan kapasitas untuk mendistribusikan informasi atau pesan. Media online umumnya memiliki memiliki data base yang mampu untuk menampung berbagai macam informasi terkini maupun informasi lama, sehingga para khalayak dapat mudah mengakses informasi yang sudah lama.

f. Pranala

Informasi yang dipublikasikan dapat terhubung dengan informasi lainnya, hal ini dapat disebut juga dengan hyperlink.

g. Multimedia Capability

Media online memungkinkan bagi komunikator untuk menyeertakan fasilitas teks, suara, gambar atau audio visual sehingga para khalayak umum dapat mendapat informasi yang sesuai apa yang dibutuhkan.

2.6 Ekonomi Politik Media

Ekonomi politik media juga dapat dikatakan dengan ekonomi politik komunikasi. Ekonomi politik media ini sangat dominan terhadap kepemilikan media, keuntungan atau profit perusahaan media untuk beriklan, aturan media serta adanya kekuasaan kepemilikan media untuk mengontrol segala aspek yang terjadi di dalam media. Selain itu, ekonomi politik media juga menyangkup beberapa kajian yaitu jurnalistik, iklan, penyiaran serta perkembangan teknologi

(11)

18 dan informasi. Ekonomi politik media pada masa dahulu sampai masa modern sekarang ini permasalahannya ada pada sifat jurnalistik bagaimana suatu media mengemas berita-berita tersebut dengan aktual tidak berpihak kepada siapapun.

Ada beberapa fungsi dari ekonomi politik media yaitu: • Memahami perubahan sosial

• Memahami kejadian sosial

• Memahami filsafat moral-moral budaya

• Memahami aktivitas-aktivitas maupun pola manusia yang bebas dan kreatif

• Memahami realita-realita pada perusahaan media baik internal maupun eksternal

2.7 Analisis Komparasi

Analisis Komparasi merupakan penelitian untuk mengetahui atau menguji perbedaan dua kelompok atau lebih, selain itu analisis ini untuk membandingkan suatu variabel (objek penelitian) antara subjek yang berbeda untuk menemukan sebab-akibatnya. Selain itu, analisis ini digunakan untuk membandingkan data-data yang ditarik ke dalam konklusi baru. Komparasi sendiri dari bahasa inggris, yaitu compare yang artinya membandingkan untuk menemukan persamaan dari kedua konsep atau lebih.

Menurut Winarno (1986: 84), komparasi adalah penyelidikan deksriptif yang berusaha mencari pemecahan melalui analisis tentang hubungan sebab akibat, yakni memilih faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan situasi atau fenomena yang diselidiki dan membandingkan satu faktor dengan faktor lain.

(12)

19 Menurut Nazir (2005: 58) penelitian komparasi adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu.

Dengan menggunakan metode komparasi ini peneliti bermaksud untuk menarik sebuah konklusi dengan cara membandingkan konten berita di kedua media yang berbeda yaitu Jawapos.com dan Surya.co.id

2.8 Analisis Framing

Framing yaitu suatu proses untuk membingkai sebuah peristiwa, kejadian atau berita dengan cara mengetahui bagaimana pandangan suatu orang atau perspektif orang untuk menyeleksi sesuatu isu, fakta maupun opini terhadap pemberitaan media.Menurut Sobur (2006), Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulist berita6. Dapat ditarik garis besar kegiatan itu merupakan kegiatan yang melaporkan suatu peristiwa berdasarkan sudut pandang yang ingin disampaikan terhapad netizen. Sedangkan menurut Eriyanto (2002), Pada dasarnya framing adalah metode untuk melihat cara bercerita (story telling) media atas peristiwa7. Ada beberapa model yang

digunakan dalam analisi framing antara lain: a. Framing Model Murray Edelman

Menurut Edelman, apa yang diketahui tentang realitas atau tentang dunia tergantung pada bagaimana cara membingkai dan mengkonstruksi/menafsirkan realitas. Realitas yang sama bisa jadi akan menghasilkan realitas yang berbeda ketika realitas tersebut

6 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm 162. 7 Eriyanto, Analisis Framing, (Yogyakarta: LkiS Pelangi Aksara, 2002), hlm 10.

(13)

20 dibingkai atau dikonstruksi dengan cara berbeda8. Edelman

mensejajarkan framing sebagai kategorisasi. Disini bermaksud merupakan abstraksi dan fungsi dari pikiran. Kategori membantu manusia dalam memahami realitas yang beragam dan tidak beraturan tersebut menjadi realitas yang mempunyai makna9. “Kategorisasi itu merupakan kekuatan yang besar dalam mempengaruhi pikiran dan kesadaran publik”10.

b. Framing Model Robert N. Entman

Konsep framing oleh Entman digunakan untuk menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentu dari realitas oleh media. Framing dapat dipandang sebagai penempatan informasi-informasi dalam konteks yang khas sehingga isu tertentu mendapatkan alokasi lebih besar daripada isu yang lain11. “Framing memberi tekanan lebih

pada bagaimana teks komunikasi ditampilkan dan bagaimana yang ditonjolkan/dianggap penting oleh pembuat teks”12. Dalam konsep

Entman, framing pada dasarnya merujuk pada pemberian definisi, penjelasan, evaluasi dan rekomendasi dalam suata wacana untuk menekankan kerangka berfikir tertentu terhadap peristiwa yang diwacanakan13.

c. Framing Model William A. Gamson

Gagasan Gamson terutama menghubungkan wacana media di satu sisi dengan pendapat umum disisi yang lain. Dalam pandangan Gamson,

8Eriyanto, Analisis Framing, (Yogyakarta: LkiS Pelangi Aksara, 2002), hlm 155. 9Eriyanto, Analisis Framing, (Yogyakarta: LkiS Pelangi Aksara, 2002), hlm 156. 10Eriyanto, Analisis Framing, (Yogyakarta: LkiS Pelangi Aksara, 2002), hlm 157. 11Eriyanto, Analisis Framing, (Yogyakarta: LkiS Pelangi Aksara, 2002), hlm 186. 12Eriyanto, Analisis Framing, (Yogyakarta: LkiS Pelangi Aksara, 2002), hlm 186. 13Eriyanto, Analisis Framing, (Yogyakarta: LkiS Pelangi Aksara, 2002), hlm 188.

(14)

21 wacana media adalah elemen yang penting untuk memahami dan mengerti pendapat umum yang berkembang atau suatu isu14. “Gamson melihat wacana media (khususnya berita) terdiri atas sejumlah kemasan melalui mana konstruksi atas suatu peristiwa dibentuk”15. d. Framing Model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki

Menurut Pan dan Kosicki, ada dua konsepsi dari framing yang saling berkaitan. Pertama dalam konsepsi psikologis, konsep ini menekankan pada bagaimana seseorang memproses informasi dalam dirinya. Kedua, konsep sosiologis, pandangan sosiologis lebih melihat bagaimana konstruksi sosial atas realitas.

Dua konsep tersebut, baik konsep Psikologis maupun Sosiologis menjadi dasar dalam analisis framming pada suatu artikel atau berita. pada konsep Psikologis, wartawan atau penulis artikel maupun berita dipengaruhi oleh nilai internal dari dalam dirinya yang dimaksud adalah penerimaan informasi yang dipengaruhi pengalaman, kondisi psikis, maupun pengetahuan dari sang wartawan atau penulis. sedangkan pada konsep Sosiologi, wartawan dan penulis dikenakan oleh faktor konstruksi sosial. faktor tersebut dapat berupa fakta dilapangan, SOP Perusahan dan lingkungan kerja maupun lingkungan sosial.

Dalam pendekatan ini, ada 4 struktur yang terbentuk dari Konsep Psikologis dan Konsep Sosiologis. framing dibagi ke dalam empat struktur besar antara lain:

14Eriyanto, Analisis Framing, (Yogyakarta: LkiS Pelangi Aksara, 2002), hlm 217. 15Eriyanto, Analisis Framing, (Yogyakarta: LkiS Pelangi Aksara, 2002), hlm 223.

(15)

22 • Sintaksis, menunjuk pada pengertian susunan dari bagian berita headline, lead, latar informasi, sumber, penutup dalam suatu kesatuan teks berita secara keseluruhan.

• Skrip, salah satu strategi wartawan dalam mengkonstruksi berita. Bagaimana suatu berita dipahami melalui cara tertentu dengan menyusun bagian-bagian dengan urutan tertentu.

• Tematik, struktur tematik dapat diamati dari bagaimana peristiwa itu diungkapkan atau dibuat oleh wartawan. Struktur tematik berhubungan dengan bagaimana fakta itu ditulis.

• Retoris, struktur retoris dari wacana berita menggambarkan pilihan gaya atau kata yang dipilih wartawan untuk menekankan arti yang diinginkan wartawan. Wartawan menggunakan perangkat retoris untuk membuat citra, meningkatkan kemenonjolan pada sisi tertentu dan meningkatkan gambaran yang diinginkan dari suatu cerita.

2.9 Penelitian Terdahulu

2.11.1 Konstruksi Pemberitaan Peristiwa Politik Pada Media Massa (Analisis Framing Pemberitaan Ketua Umum DPP Partai Golkar Pada SKH Kompas dan Media Indonesia)

Penelitian ini dilakukan oleh Mahasiswi atas nama Metasari yang merupakan mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Lampung. Penelitian ini diselesaikan pada tahun 2010 dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Sedangkan metode analisisnya menggunakan metode Analisis Framing model Pan dan Kosicki. Konstruksi realitas yang dibuat SKH Kompas dan Media Indonesia atas peristiwa politik (pemilihan Ketua

(16)

23 Umum DPP Partai Golkar) yaitu kedua media tersbut pada dasarnya memiliki kesamaan mendukung pencalonan Surya Paloh, Kompas lebih melihat dari sudut pandang idiologi daripada Media Indonesia meski kedua media mendukung kandidat yang sama tetapi memiliki perbedaan sudut pandang dalam memberitakan berita karena dipengaruhi oleh agenda setting media.

2.11.2 Citra Calon Presiden dan Wakil Presiden Jokowi Dengan Jusuf Kalla Dalam Pemberitaan Di Media Online (Analisis Framing Pada Website Berita Online Viva.co.id dan Metronews.com Tanggal 29 Juni – 5 Juli 2014)

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Lampung atas nama Sigit Rahmawan. Penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan metode penelitian Kualitatif dengan metode Analisis framing Model William Gamson dan Andre Modigliani. Dalam penelitian ini website berita Metrotvnews.com dalam pemberitaan pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla cenderung lebih menonjolkan citra Joko Widodo dan Jusuf Kalla dibanding pasangan Prabowo Subianto dan Hata Rajasa, sedangkan Viva.co.id cenderung lebih menjelek-jelekan citra pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

2.11.3 Pembingkaian Media Online Terhadap Penurunan Popularitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Penelitian ini dilakukan oleh Anna Oktavia mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia. Penelitian ini diselesaikan pada tahun 2012 dengan menggunakan metode kualitatif, sedangkan metode analisisnya menggunakan Analisis framing Robert Entman. Dalam berita

(17)

24 mengenai penurunan popularitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akibat kebijakannya melakukan resuffle kabinet. Pada penelitian ini pembingkaian terlihat bahwa media memiliki peran dalam mengontrol kinerja pemerintah. Dari hasil analisis penelitian ini pembingkaian media terhadap pemberitaan reshuffle kabinet menggambarkan bahwa gaya kepimpinan SBY dipengaruhi oleh karakter budaya yang melekat padanya. 2.11.4 Tabel Penelitian Terdahulu

1

Penulis Metasari

(Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Lampung 2010) Judul Penelitian Konstruksi Pemberitaan

Peristiwa Politik Pada Media Massa (Analisis Framing Pemberitaan Ketua Umum DPP Partai Golkar pada SKH Kompas dan Media Indonesia)

Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif Analisis Framing Model Pan dan Kosicki

Hasil Penelitian Konstruksi Realitas yang dibuat SKH Kompas dan Media Indonesia atas persitiwa politik yaitu kedua media tersebut pada dasarnya

(18)

25 memiliki persamaan dasar yaitu mendukung pencalonan Surya Paloh

2

Penulis Sigit Rahmawan

(Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Lampung 2015)

Judul Penelitian Citra Calon Presiden dan Wakil Presiden Jokowi dengan Jusuf Kalla dalam Pemberitaan di Media Online (Analisis Framing pada Website Berita Online

Viva.co.id dan

Metrotvnews.com Tanggal 29 Juni – 5 Juli 2014)

Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif analisis Framing Model Gamson dan Andre Modigliani

Hasil Penelitian Pemberitaan yang terdapat pada Metrotvnews.com terhadapa pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla cenderung lebih menampilkan citra dari kepemimpinan sipil Jokowi

(19)

26 dan Jusuf Kalla sebagai sosok yang dekat dengan rakyat, sedangkan Vivanews.com mengarahkan persepsi khalayak bahwa pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla pasangan yang memiliki banyak masalah yang ditinggalkan pada kepemimpinan sebelumnya yang menandakan bahwa kurang adanya tanggung jawab.

3

Penulis Anna Oktavia

(Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia) Judul Penelitian Pembingkaian Media Online

Terhadap Penurunan Popularitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif Analisis Framing Model Robert Entman

Hasil Penelitian Pada penelitian ini pembingkaian terlihat bahwa

(20)

27 media memiliki peran dalam mengontrol kinerja pemerintah. Dari hasil analisis penelitian ini pembingkaian media terhadap pemberitaan reshuffle kabinet menggambarkan bahwa gaya kepemimpinan SBY dipengaruhi oleh karakter budaya yang melekat padanya.

2.12 Kerangka Teori

2.12.1 Teori Hirarki Level (Pengaruh Isi Media)

Media massa berperan dalam mengartikan sebuah kejadian atau realitas yang ada. Jurnalis menulis sebuah berarti bukan hanya sebagai pendukung kejadian fakta yang ada melainkan untuk membentuk pola pikir (framing) khalayak umum untuk memahami realita yang dilihat oleh jurnalis dengan fakta kejadian yang ada. Menurut Pamela J.Shoemaker dan Stephen D. Reese menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam ruang pemberitaan yaitu:

1. Level Individual

Dalam melakukan konstruksi realitas, faktor individu seorang wartawan berpengaruh karena dia akan membentuk pola pikir

(21)

28 (framing)sebuah realitas yang ada di lapangan. Latar belakang individu seperti jenis kelamin, umur, agama, pendidikan, sedikit banyak mempengaruhi apa yang ditampilkan media serta mempengaruhi isi pemberitaan.

2. Level Rutinitas Media

Faktor ini berhubungan dengan mekanisme kerja dalam memproses penentuan berita. Pada setiap media massa memiliki kebijakan pemberitaan dan pengolahan berita tersendiri yang sudah menjadi ciri khas media tersebut. Kebijakan redaksional tersebut dioperasionalkan dalam mekanisme kerja redaksi yang dimulai dari proses perencanaan berita. Mekanisme kerja redaksional dipengaruhi dengan alur produksi berita, dimana sebuah berita yang terbentuk harus melalui penjaga gawang (gate keeper).Gate Kepeer disini meliputi reporter, redaktur hingga pempin redaksi. Rutinitas media berisi mekanisme bagaimana berita diproduksi, sehingga mempengaruhi bentuk berita tersebut.

3. Level Organisasi

Faktor ini berhubungan dengan struktur organisasi yang sangat mempengaruhi isi pemberitaan. Masing-masing komponen dalam organisasi media dapat mempunyai kepentingan sendiri-sendiri dan tidak selalu sejalan sehingga mempunyai tujuan dan target sendiri untuk mewujudkan target.

(22)

29 Faktor ini berasal dari lingkungan media yang ikut serta mempengaruhi proses produksi berita. Ada beberapa faktor yang termasuk dalam lingkungan di luar media yaitu:

a. Sumber berita, mempunyai kepentingan untuk mempengaruhi media dengan alasan memenangkan opini politik serta memberi citra tertentu pada khalayak.

b. Sumber penghasilan, masuknya faktor ekonomi ke dalam pembuatan berita yang paling jelas adalah masuknya produk penjualan dan periklanan.

c. Pihak eksternal, pengaruh pemerintah menjadi faktor yang dominan dalam menentukan berita yang dipublikasikan.

5. Level Ideologi

Faktor ini diartikan sebagai kerangka berpikir atau kerangka referensi tertentu yang dipakai oleh individu untuk melihat realitas dan bagaimana masing-masing individu tersebut menyikapi realitas tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis data yang dilakukan tidak terdapat perbedaan secara nyata (p>0.05) respon titer antibodi bebek yang divaksinasi dengan vaksin monovalen bila

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan, maka dapat disimpulkan 1) Kerja ilmiah mahasiswa yang dilatihkan dan proporsi mahasiswa yang bisa

Dengan sasaran seramai 3000 orang penerima sumbangan untuk BKR tahun 2018, Yayasan Ikhlas bersedia untuk menggerakkan para sukarelawan di lokasi-lokasi terpilih ini dalam

Hal tersebut selaras dengan ketentuan Pasal 71 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yang menyatakan

perbedaan yang signifikan pada akhir Kelompok I dan II.Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat diperoleh simpulan sebagai berikut: (1)

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bah!a pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semua berkat yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini walaupun dengan

Dalam tahap sejarah yang sangat penting ini, Deng Xiaoping menggunakan prinsip-prinsip dasar Marxisme sesuai dengan kondisi konkret Tiongkok dan keharusan zaman,