• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelahan Sel Normal dan Abnormal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pembelahan Sel Normal dan Abnormal"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Pembelahan Sel Normal dan Abnormal

Marlina Putri .P. Pekpekai 10 2013 041

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna utara No. 6 Jakarta Barat 11510

Marlina.2013fk041@civitas.ukrida.ac.id

Abstract

In its infancy, our bodies grow large and tall. The cells Compiler the body of living creatures have cleavage, so it multiplies. Forming units of all living things. Cell division occurs through certain stages. The purpose of the stages of cell division is to regulate and ensure that daughter cells receive the exact same genetic information as the parent cell. The process of cell division there are two, namely the normal cleavage covering cleavage Mitosis and Meiosis, as well as abnormal cell division, which sparked the development of cancer cells.

Key words : Cells, Normal, Abnormal, Mitosis, Meiosis

Abstrak

Dalam masa pertumbuhan , tubuh kita bertambah besar dan tinggi. Sel- sel penyusun tubuh makhluk hidup mengalami pembelahan sehingga bertambah banyak. unit pembentuk semua makhluk hidup.

Pembelahan sel terjadi melalui tahap-tahap tertentu. Tujuan adanya tahap-tahap pembelahan sel adalah untuk mengatur dan menjamin bahwa sel anakan menerima informasi genetik yang sama persis dengan sel induknya. Proses pembelahan sel ada dua, yaitu pembelahan secara normal yang meliputi pembelahan Mitosis dan Meiosis , serta pembelahan sel yang abnormal , yang memicu adanya perkembangan sel kanker.

Kata kunci : Sel , Normal , Abnormal , Mitosis , Meiosis

(2)

Pendahuluan

Dalam masa pertumbuhan , tubuh kita bertambah besar dan tinggi. Sel- sel penyusun tubuh makhluk hidup mahkluk hidup mengalami pembelahan sehingga bertambah banyak. Sel yang membelah disebut sel induk dan turunannya disebut sel anakan . dari pembelahan sel inilah kita memperoleh penurunan sifat dari kedua orang tua kita.1 Pembelahan sel yang normal akan mempertahankan agar individu dapat bertumbuh dengan baik , sebaliknya dewasa ini banyak terjadinya keganasan pada sel eukariota, karena adanya perubahan perilaku sel yang abnormal, yaitu mempunyai proliferisasi dan diferensiasi yang sangat tinggi.2

Seperti halnya kasus yang terdapat pada scenario , dimana seorang mahasiswa kedokteran , sedang menemani ayanya yang sedang berobat disuatu rumah sakit dan oleh dokter diberitahukan bahwa sang ayah diduga mengidap kangker . Berdasarkan scenario tersebut, maka dalam makalah ini akan membahas tentang siklus pembelahan sel, baik secara normal maupun secara abnormal serta faktor-faktor yang menyebabkan mengapa terjadi pembelahan sel yang abnormal.

Rumusan masalah

Diduga ayah mahasiswa tersebut mengidap kanker

Hipotesis

Kanker disebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali

Tujuan

 Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme pembelahan sel normal dan abnormal

 Mahasiswa mampu menjelaskan Faktor penyebab ketidaknormalan mekanisme pembelahan.

(3)

Pengertian Sel

Sel adalah unit pembentuk semua makhluk hidup. Setiap sel adalah suatu sistem lengkap ( self contained ) yang melaksanakan berbagai fungsi yaitu membentuk dan menggunakan energy, melakukan respirasi , reproduksi dan ekskresi. Sel- sel bergabung untuk membentuk jaringan , jaringan – jaringan bersatu untuk membentuk organ, dan organ- organ membentuk sistem tubuh.3 Sel juga merupakan unit kehidupan struktural dan fungsional terkecil dari tubuh. Sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung dalam sel. Sel dan zat intraselular membentuk keseluruhan jaringan tubuh.4

Struktur Sel

Sel terdiri dari struktur- struktur internal yang masing-masing dipisahkan oleh membran semipermeabel. Meskipun fungsi setiap sel berbeda-beda dalam tubuh, semua sel memiliki struktur internal yang sama. Bagian dalam setiap sel dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu sitoplasma dan nukleus. Semua struktur internal didalam sitoplasma atau nukleus.3

Sitoplasma

Sitoplasma meliputi semua yang terletak didalam sel tetapi diluar inti sel . Mitokondria adalah sumber energy sel, sedangkkan retikulum endoplasma dan ribosom adalah struktur sitoplasmik ( organel ) yang penting untuk mensintesis protein . Aparatus Golgi adalah suatu kompleks membran dan vesikel yang berperan dalam sekresi berbagai mikrotubulus dan mikrofilamen. Sitoskeleton menyokong sel dari bagian dalam dan memungkinkan terjadinya pergerakan berbagai bahan di dalam sel. Sitoskeleton ini juga memungkinan terjadinya gerakan tonjolan tonjolan kebagian luar sel, misalnya tonjolan mirip rambut yang disebut silia. Mikrotubulus berperan penting dalam pemisahan kromosom selama pembelahan sel dan membantu mempertahankan intrgrasi struktural.3

Komponen sitoplasma 1. Organel

Organel adalah komponen tetap sitoplasma. Sebagian besar organel di bungkus semacam membrane yang mirip dengan membrane plasma. Membran tersebut memisahkan organel dari lingkungan sitoplasma di sekitarnya dan memungkinkan pembentukan kompartemen untuk aktivitas metaboliknya organel – organel tersebut adalah :4

a) Mitokondria di temukan pada hamper semua sel. Tetapi tidak ditemukan dalam sel darah merah. Jumlahnya dalam sel berhubungan dengan konsumsi energy sel.

(4)

Fungsi dari mitokondria antara lain sebagai pembangkit tenaga sel karena fungsi terpentingnya adalah memproduksi energy dalam bentuk ATP.

b) Ribosom adalah granula kecil berwarna hitam , yang tersusun dari RNA ribosomal dan hampir 80 jenis protein. RIbosom merupakan tempat sintesis protein untuk dipakai sel itu sendiri.

c) Retikulum Endoplasma tersusun dari jaring-jaring rongga (sisterna ) datar yang dilapisi membran, yang menyambung membrane plasma dan membran nuclear. Ada dua jenis retikulum endoplasma : retikulum endoplasma kasar ( granular ), yang membrannya memiliki ribosom , fungsinya adalah untuk membantu proses sekresi

protein. Sedangkan jenis yang kedua adalah Retikulum endoplasma halus ( arganular ) , yang tidak memiliki ribosom, fungsinya adalah membantu dalam

sintesis lipid dan kolestero serta pemecahan glikogen.

d) Aparatus Golgi fungsi dari apparatus golgi adalah merupakan tempat akumulasi , konsentrasi, pembungkusan , dan modifikasi kimia produk sekretori yang disintesis dalam retikulum endoplasma kasar. Aparatus golgi memproses protein yang berfungsi secara intraseluler. Seperti enzim lisosom.

e) Lisosom ditemukan padaa sel, kecuali sel-sel darah merah dan sel kulit yang telah terkarantinisasi sempurna pada permukaan tubuh. Fungsi utama lisosom adalah untuk pencernaan intraselular. Pada sel fagositik, agen yang berfungsi membahayakan seperti bakteri , virus atau toksin akan dimakan sel tersebut.

Nukleus

Nukleus adalan suatu organel besar terbungkus membrane yang mengandung asam deoksiribonukleat ( DNA, deoxyribonucleic acid), yaitu bahan genetik sel. DNA mengalami pelipatan pelipatan di dalam nukleus yang bertujuan untuk melindunginya dari kerusakan. Jenis protein yang berperan dalam pelipatan dan proteksi DNA tersebut disebut histon. Histon dan DNA ditemukan di bagian nukleus yang disebut nucleolus. Di dalam nukleous inilah terjadi replikasi DNA , pembelahan sel , dan transkripsi DNA.3

Membran Sel

Setiap sel dibungkus oleh sebuah membrane sel. Membran sel adalah suatu sawar semipermeable dan tersusun dari sebuah lapisan ganda ( bilayer ) fosolipid yang mengambang dan di dalamnya mengandung molekul – molekul protein yang berpencar dan dapat bergerak bebas.

Molekul – molekul protein tersebut memanjang menembus membrane secara total atau parsial .3

(5)

Pembelahan Sel Normal

Pertumbuhan dan perkembangan setiap makhluk hidup bergantung pada perbanyakan dan pembesaran ukuran dari sel penyusunnya . Perkembangan organisme multiseluler berasal dari aktivitas pembelahan zigot uniseluler, aktivitas pertumbuhan dan diferensiasi. Reproduksi seksual maupun reproduksi aseksual bergantung pada pembelahan sel .5

Kanker disebabkan oleh pembelahan sel yang tidak terkendali . Pada sel normal , pembelahan akan berlangsung secara normal dan berhenti setelah keseimbangan jumlah sel terpenuhi.6

Reproduksi sel merupakan salah satu ciri utama makhluk hidup. Pada makhluk hidup bersel satu ( uniseluler), proses tersebut merupakan cara untuk menghindar dari kepunahan. Adapun pada makhluk hidup bersel banyak ( multiseluler), reproduksi sel bertujuan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak , pertumbuhan dan perkembangan sel. Melalui pembentukan sel-sel gamet ( sel kelamin), reproduksi sel merupakan cara makhluk hidup mewariskan sifat kepada keturunannya. 6 Pembelahan sel terjadi melalui tahap-tahap tertentu. Tujuan adanya tahap-tahap pembelahan sel adalah untuk mengatur dan menjamin bahwa sel anakan menerima informasi genetik yang sama persis dengan sel induknya. Jika tidak demikian , akan terjadi kelainan pada sel- sel anakan yang dihasilkan.1,6

Pembelahan Mitosis

Pertumbuhan dan pembelahan sel merupakan serangkaian kejadian teratur yang disebut juga siklus sel. Durasi setiap tahap dari siklus sel ini bervariasi tergantung jenis sel. Sebagian besar waktu sebelum pembelahan sel berada dalam tahap interfase sebelum replikasi DNA. Mitosis atau fase pembelahan ( kariokinesis ) merupakan sebagian kecil dari keseluruhan siklus dan terjadi pada sepersepuluhh sel-sel kita setiap harinya.7 Akhir dari pada siklus sel adalah Sitokinesis , dimana akhirnya akan terbentuk dua sel terpisah. Kedua sel tersebut adalah sama : setiap sel memiliki nukleus dengan satu set kromosom yang sama dengan sel induk dan satu set yang baru di sintesis saat siklus sel. 6 Mitosis adalah cara untuk membuat lebih banyak sel-sel yang secara genetik sama dengan sel induk. Hal ini memainkan peran penting dalam perkembangan embrio, dan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tubuh kita juga. Mitosis menghasilkan sel-sel baru, dan menggantikan sel-sel yang sudah tua, yang hilang atau rusak.8 Mitosis terdiri dari penebalan dan pembelahan kromosom serta sitokinesis, pembelahan aktual sitoplasma untuk membentuk dua sel anak yaitu mulai dari tahap Interfase , Kariokinesis dan Sitokinesis . 1

(6)

A. Interphase

Pada tahap interfase, sel dianggap istirahat dari proses pembelahan. Meskipun demikian, sebenarnya tahap interfase merupakan tahap yang aktif dan penting untuk mempersiapkan pembelahan . Persiapan berupa replikasi DNA . pada umumnya , sebagian besar waktu hidup sel berada pada tahap ini . Selanjutnya interfase dibagi lagi ke dalam tiga fase , yaitu : (1) Fase gap-1 (G1) : pada fase G1 sel-sel belum mengadakan replikasi DNA , sehingga pada fase sintesis akhirnya menghasilkan 2 salinan DNA dan diploid ; (2) Fase Sintesis (S) : pada fase ini, kromosom diproduksi kembali . Pada stadium ini sel mensintesis duplikat DNA dan protein kromosom, jadi memastikan adanya persediaan bahan-bahan kromosom yang cukup untuk pembelahan sel ; (3) Fase gap-2 (G2) pada fase G2 replikasi DNA telah selesai , dan sel bersiap- siap mengadakan pembelahan . Pada fase ini kromosom belum menebal dan masih dalam bentuk benang panjang, kemudian sentriol membelah dan spindel mitosis , dihasilkan dari serat mikrotubulus sel , mulai terbentuk untuk persiapan pembelahan nuclear.1,3

B. Kariokinesis

Kariokinesis adalah tahap pembelahan inti sel. Tahap ini terdiri dari fase atau tahap-tahap rinci sebagai berikut :1,8,9

a) Profase : Pada tahap profase, DNA mulai dikemas atau dipaket menjadi kromosom.

Kromosom merupakan struktur terpadat dari kemasan DNA. Pada profase awal , kromosom mulai tampak lebih pendek serta menebal . Pada sel hewan , sentriol dan benang spindle ( benang mikrotubul ) yang terhubung dari kutub ke kutub. Pada profase akhir, masing- masing kromosom terlihat terdiri dari dua kromatid yang terikat pada sentromer.

Selanjutnya , nucleolus hilang dan membrane nukleus hancur. Pada tahap ini kromosom terletak bebas di dalam sitoplasma.

b) Metafase :Merupakan tahap yang singkat dalam mitosis . Pada tahap ini, kromosom bergerak ke bidang ekuator benang spindel ( bidang pembelahan ). Kromosom terikat pada benang spindel melalui sentromer. Kromosom terletak di bidang ekuator dengan tujuan agar pembagian jumalah informasi DNA yang akan diberikan kepada sel anakan yang baru benar- benar rata dan sama jumlahnya.

c) Anafase : Selama anaphase , kromatid – kromatid saudari memisah di bagian sentromer dan tertarik ke kutub- kutub yang berseberangan. Seiring bergeraknya masing-masing kromatid melalui sitosol yang kental , lengannya bergerak lambat di belakang sentromernya ( yang melekat ke serabut gelendong melalui kinekotor ), seingga member bentuk khas pada kromatid tersebut, tergantung pada letak sentromernya. Kromosom – kromosom

(7)

metasentrik tampak berbentuk V, kromosom – kromosom submetasentrik berbentuk J, sedangkan kromosom telosentrik tampak seperti batang. Secara singkat dalam mitosis, pada tahap ini masing- masing sentromer yang mengikat kromatid membelah bersamaan.

Kromatid bergerak menuju kutub pembelahan karena terjadinya kontraksi benang spindel.

Pada saat kontraksi, benang spindel memendek kemudian menarik kromatid menjadi dua bagian ke dua kutub yang berlawanan. Tahap anaphase menghasilkan salinan kromosom berpasangan .

d) Telofase : Pada tahap ini kromatid telah disebut kromosom. Membran inti mulai terbentuk dan nucleolus kembali muncul. Kromosom membentuk benang-benang kromatin.

Selanjutnya, pada tahap telofase akhir terjadi pembelahan sitoplasma dengan proses yang disebut sitokinesis.

C. Sitokinesis

Pada tahap sitokinesis terjadi pembelahan sitoplasma yang diikuti dengan pembentukan sekat sel yang baru. Sekat memisahkan dua inti tersebut menjadi dua sel anakan. Tahap sitokinesis dimulai saat telofase berakhir. Pada telofase akhir terjadi penguraian benang-benang spindel. Kemudian segera terbentuk cincin mikrofilamen yang menyempit di daerah bekas bidang ekuator. Kontraksi kearah dalam ini menyebabkan celah yang mendalam pada permukaan sel, diikuti dengan pembagian isi dua sel secara terpisah.1,3

Pembelahan Meiosis

Kebanyakan sel normal dalam tubuh manusia adalah diloid ; yaitu mereka mempunyai jumalah kromosom yang haploid , jumlah dalam suatu gamet ( haploid = 23, diploid = 46). Dalam jalur benih, garis sel adalah untuk pembentukan gamet, sel-sel yang akhirnya berdiferensiasi menjadi spermatozoa atau ova, mengalami siklus sel mitosis sampai mereka memasuki meiosis , dua pembelahan unik yang spesial pada garis sel ini. Dalam meiosis, pemasangan kromosom – kromosom homolog terjadi (kromosom 1 yang berasal dari ayah dengan kromosom 1 yang berasal dari ibu, kromosom 2 dari ayah dengan kromosom 2 dari ibu , dan seterusnya), dan rekombinasi genetik terjadi melalui proses yang disebut crossing over , suatu pertukaran dari seluru segmen antara kromosom ayah dan ibu supaya pembentukan genetic dari masing-masing berubah secara kualitatif.10

Meiosis adalah pembelahan sel yang dapat terjadi dalam pembentukan sel-sel kelamin ( sel telur dan sperma ) . Pembelahan tersebut mengurangi jumlah kromosom menjadi jumlah haploid (23). Saat pembuahan, gabungan dari sel telur dan sperma menghasilkan jumlah kromosom diploid (46).4

(8)

Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan nuftah. Pada meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi pengurangan jumlah kromosom induk terhadap sel anak. Disamping itu, pada meiosis terjadi dua kali periode pembelahan sel, yaitu pembelahan I (meiosis I) dan pembelahan II (meiosis II). Meiosis I dan meiosis II terjadi pada sel tumbuhan. Demikian juga pada sel hewan terjadi meiosis I dan meiosis II. Baik pada pembelahan meiosis I dan II, terjadi fase-fase pembelahan seperti pada mitosis. Oleh karena itu dikenal adanya profase I, metafase I, anafase I , telofase I, profase II, metafase II, anafase II, dan telofase II. Akibat adanya dua kali proses pembelahan sel, maka pada meiosis, satu sel induk akan menghasilkan empat sel baru, dengan masing-masing sel mengandung jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom sel induk.11

Meiosis I

Pada pembelahan Meiosis I. Pembelahann disertai dengan profase yang cukup panjang dan terjadi percampuran kromosom homolog. Pada pembelahan meiosis (pembelahan reduksi ) terjadi pewarisan faktor hereditas melalui pembentukan dua sel anak yang haploid. Pada awal pembelahan meiosis I , nukleis membesar dan menyebabkan penyerapan air dari sitoplasma oleh inti sel meningkat sampai mencaapai tiga kali lipat . Perubahan tersebut merupakan awal dari profase I.5

Profase I terdiri dari 5 sub fase yaitu :5,12

- Leptoten : pada fase ini kromosom mengadakan orientasi yang spesifik yaitu berpasangan dengan kromosom homolog.

- Zigoten : Kromosom yang homolog berpasangan, dilanjutkan dengan pembentukan ikatan yang saling melilit. Peristiwa ini dinamakan sinapsis. Sinanpsis merupakan awal perbedaan dari mitosis.

- Pakiten : Setiap kromosom homolog yang berada dalam keadaan sinnapsis mengadakan duplikasi , tetapi sentromer masing – masing masih tetap bersatu. Pada saat duplikasi ( penggandaan ), kadang-kadang terjadi pindah silang . kromosom yang homolog semakin dekat, kromatid semakin jelas sehingga ada empat kromatid yang tersusun sangat berdekatan , dan arena itu strukturnya disebut tetrad.

- Diploten : setiap kromosom yang mengadakan sinapsis dan masing-masing melepaskan diri untuk berpisah tetapi pada bagian tertentu masih saling melekat, titik ini disebut chiasma . di chiasmalah terjadi pertukaran segmen anatr kromatid, bain antar kromatid yang saudara maupun kromatid kromosom homolog pasangannya . peristiwa ini disebut pindah silang ( crossing over )

(9)

- Diakinesis : kromosom bivalen ( kromosom rangkap tetapi sentromer masih bersatu ) tampak lebih memadat dan terditribusi memenuhi inti sel.

Metafase I : Sebagaimana pada mitosis apparatus spindel juga dibentuk pada profase I ini dan juga menempal pada sentromer . tetapi karena pasangan homolog masih bersatu karena ada ciasma maka pada metaphase I kromosom tersusun di tengah bersama kromosom pasangannya . Dalam susunan ini tidak ada kepastian bahwa kromosom tertentu , misal dari ayah berada sebelah kiri sedang lainnya berasa disebelah kanan, semua tersusun secara acak.12

Anafase I : Pada anaphase I terjadi pemendekan mikrotubulus, hal ini menyebabkan ciasma terputus , bukan sentromer yang terputus . akibatnya adalah kromosom yang masih terdiri atas dua kromatid bergerak saling menjauh satu sama lain kea rah kutub sel yang terletak berlawanan.11

Telofase I : Dengan selesai anaphase I maka dihhasilkan dua sel yang masing – masing mengadung separuh jumlah kromosom sel awal yaitu pada telofase I. 12

Meiosis II

Apabila dilihat dengan mengguinakan mikroskop cahaya, maka terdapat dugaan bahwa berbagai fase yang berlangsung pada meiosis II ini sama dengan berbagai fase yang terjadi selama mitosis. Bahkan ada orang yang memiliki anggapan bahwa meiosis II adalah pembelahan mitosis.

Anggapan yang demikian tidak benar sama sekali dikarenakan beberapa alasan, yaitu: (a) Kromosom yang double pada profase mitosis merupakan hasil duplikasi dari bahan genetik selama interfase.

Sedangkan kromosom yang terlihat dauble pada profase II meiosis bukan merupakan hasil duplikasi bahan genetic ; (b) Kromosom – kromosom yang menyusun kromosom mitosis adalah sister chromatic, sehingga merupakan kromatid yang identik. Sedangkan kromosom yang menytusun kromosom profase II meiosis bukan merupakan sister chromatic sempurna oleh karena adanya crossing over yang terjadi pada meiosis I ; (c) Meiosis II bertujuan untuk memisahkan kromatid – kromatid yang berbeda dari tiap kromosomnya; (d) Meiosis II menghasilkan reduksi yang sempurna ; (e) Meiosis II menghasilkan kombinasi yang baru yang dari gen – gen yang berasal tetua jantan dan betina pada generasi sebelumnya; (f) Meiosis II sangat penting untuk proses seksual. 13

Meiosis II terbagi atas 5 fase , yaitu :13

Profase II : Fase ini dapat dimulai setelah selesainya interfase I yang berlangsung sangat pendek. Pada beberapa organisme bahkan tidak mengalami interfase, sehingga dari telofase I langsung dilanjutkan ke profase II, dan kadang – kadang juga terjadi dari telofase I langsung ke metafase II.

Metafase II : Pada fase ini, kromosom yang terdiri dari dua kromatid berada di bidang equator. Benang – benang gelendong yang berasal dari masing – masing kutub mengikat

(10)

sentromer masing – masing kromatid. Keadaan kromosom pada metafase II meiosis hampir mirip pada keadaan kromosom pada metafase mitosis, akan tetapi dengan jumlah kromosom yang hanya setengahnya saja.

Anafase II : Pada fase ini, sentromer terbelah menjadi dua. Masing – masing kromatid tertarik oleh benang – benang gelendong ke kutub yang berlawanan. Pada saat inilah terjadi reduksi kromosom yang sebenarnya, sehingga reduksi kromosom saat ini sudah sempurna.

Bergeraknya kromatid ke arah kutub yang berlawanan ini seperti yang terjadi pada anafase mitosis, namun dengan jumlah kromosom yang hanya setengahnya saja.

Telofase II : Pada fase ini terjadi pembelahan sel, sehingga dihasilkan empat sel anak yang haploid (n), yang disebut juga tetrad. Setiap inti dari sel – sel tersebut memiliki hanya setengahnya saja dari jumlah kromosom tetuanya. Pada fase ini pula, terbentuk kembali nukleolus dan membran nukleus. Membran nukleus mengelilingi ke empat inti hasil pembelahan. Kromosom pun mulai mengendur kembali. Setelah itu, terjadi modifikasi lebih lanjut untuk menghasilkan sel gamet.

Adapun fase diantara meiosis I dan meiosis II yaitu fase Interkinesis. Interkinesis adalah periode di antara akhir telofase I dan awal profase II. Periode ini biasanya sangat singkat. DNA yang dihasilkan dari dua inti pada pembelahan meiosis pertama tidak mengalami replikasi selama fase interkinesis. Selanjutnya meiosis II mengalami siklus yang sama pada proses pembelahan sel mitosis.13

Pembelahan Sel Abnormal

Semua sel kanker berasal dari sel normal, yaitu dari jenis sel labil dan sel stabil. Perubahan sel normal menjadi sel kanker disebut karsinogenesis, yang prosesnya dibagi dalam dua tahap, yaitu tahap inisiasi dan promosi. Pada tahap inisiasi, terjadi mutasi ( perubahan fungsi gen) dari sel normal menjadi sel kanker. Mutasi dialami oleh gen yang mengendalikan perkembangbiakan sel. Mutasi ini bersifat menetap dan disebabkan adanya agen atau zat yang disebut sebagai inisiator. Dengan adanya suatu agen atau zat yang disebut promoter, sampailah sel kanker pada tahap promosi, yaitu sel berproliferasi ( berkembang biak dan tumbuh ) tanpa terkendali. Akhirnya , terjadilah proses keganasan. 14

Seperti pada proses kompleks lain, peluang kesalahan dapat terjadi. Kesalahan berkisar dari kegagalan pertumbuhan karena abnormalitas sampai kegagalan mekanisme control, yang memungkinkan pembentukan kanker.15

(11)

Anaplasia

Aplasia berarti “ tidak terjadi pertumbuhan” dan berkaitan dengan situasi kegagalan pembentukan organ atau struktur selama kehidupan intrauteri. Aplasia terjadi pada struktur yang berpasangan dan hanya satu pasang struktur yang terbentuk ( mis. Ginjal ). Bentuk aplasia yang tidak terlalu berat adalah hipoplasia dengan pembentukan organ yang tidak lengkap dapat menghasilkan struktur yang lebih kecil dari normal dengan kemungkinan kehilangan fungsi. 15

Diplasia

Displasia adalah perubahan ukuran dan bentuk sel yang menutupi dan melapisi jaringan tubuh ( epithelia). Displasia terjadi akibat iritasi kronik dan umumnya mengenai kulit , serviks dan esofagus . Perubahan serius ini dapat menyebab kanker . Yang menarik, bahkan pada tahap ini dapat tetap terjadi pembalikan spontan ke “ normal “ jika iritasi kronik telah berhenti.15

Baik Diplasia dan Anaplasia adalah perubahan sel dewasa suatu jaringan, baik dalam ukuran maupun susunannya. Keadaan ini disebut juga prakanker , yang dalam beberapa tahun, bahkan bulan berubah menjadi ganas.14

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, maka Hipotesis terbukti karena kanker disebabkan oleh abnormalitas pembelahan pada sel yaitu saat sel berproliferasi ( berkembang biak dan tumbuh ) tanpa terkendali. Akhirnya , terjadilah proses keganasan. 14

Daftar Pustaka

1. Aryulina D, Muslim C, Manaf S, Winarni E. Biologi SMA dan MA untuk kelas xii. 2004 : penerbit erlangga ; Bandung . h. 105-13

2. Sudiana K. Patobiologi Molekuler Kanker , edisi I. Jakarta : Salemba Medika ; 2008. h. 1 3. Corwin EJ. Patofisiologi : buku saku. Jakarta : EGC ; 2009. h. 3-5.

4. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula . Jakarta : EGC ; 2003 . h. 34-9.

5. karmana O. Cerdas belajar biologi. Bandung : Grafindo ; 2007. h. 98, 104-5.

6. Ferdinand-P F , Ariebowo M. Praktis belajar biologi. Jakarta : Penerbit Visindo Media Persada ; 2007 . h. 65-74.

7. James J, Baker C, Swain H. Prinsip-prinsip sains untuk keperawatan. Bandung: Penerbit Erlangga; 2008. h. 89.

(12)

8. The cell cycle , mitosis and meiosis. University of Leicester. Di unduh dari : http://www2.le.ac.uk/departments/genetics/vgec/highereducation/topics/cellcycle-mitosis- meiosis

9. Elrod SL, Stansfield WD. Schaum’s outlines teori dan soal-soal genetika , edisi IV. Bandung : Penerbit Erlangga; 2007. h. 6.

10. Isselbacher KJ, Braunwald E, Martin JB, Fauci AS, Kasper DL. Harrison Prinsip – prinsip ilmu penyakit dalam , vol.1, edisi 13. Jakarta : EGC ; 1999. h. 415.

11. Mitosis dan Meiosis [Editorial]. Diunduh dari :

http://web.ipb.ac.id/~tpb/files/materi/bio100/Materi/mitosis_miosis.html , 15 Desember 2013

12. Priastini R, Hartono B. Buku ajar biologi kedokteran , edisi III. Jakarta : Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana; 2010. h. 130.

13. Jai. Analisis meiosis pada tanaman lili.Institut Pertanian Bogor. Di unduh dari : http://jai.staff.ipb.ac.id/tag/kromosom-homolog/ , 15 Desember 2013.

14. Uripi V. Menu untuk penderita kanker. Jakarta :Puspa Swara; 2002. h. 18.

15. Hartono A, Brahm U, Pendit , Widiarti D. Ensiklopedia keperawatan. Jakarta : EGC ; 2008. h.

587-8.

Referensi

Dokumen terkait

Ujian korelasi menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara BOD dengan parameter-parameter lain di Tasik Bera.Ujian korelasi COD di Tasik Bera mempunyai

Berdasarkan Peraturan Bupati Lamongan Nomor 62 Tahun 2019 tentang Kedudukan, Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten

pada nomor 4.c) di atas. Subkulit p mempunyai bilangan kuantum magnetik antara -1 sampai +1. Sedangkan -2 tidak ada dalam sub kulit p.. Mo 3+ merupakan paramagnetic karena

Pada tabel 4.3 terlihat bahwa semua variabel penelitian (proporsi dewan komisaris independen, jumlah rapat dewan komisaris dan jumlah rapat komite audit) memiliki

Sebuah database dalam model ini disusun dalam bentuk tabel dua dimensi yang terdiri dari baris (record) dan kolom (field), pertemuan antara baris dengan kolom disebut item data

CORE COMPETENCY AND SUSTAINABLE COMPETITIVE ADVANTAGE SITUATION ANALYSIS. SWOT ANALYSIS

[r]

Polimorfisme Asam Amino pada Amino Terminus Gen PB2 dari isolat Virus Avian Influenza H5N1 Asal Berbagai Spesies Hewan yang Diperoleh Langsung dari Penelitian ini dan Data