• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUKUM LAUT INTERNASIONAL (UNCLOS 1982 ): IMPLEMENTASI DAN TANTANGAN KE DEPAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HUKUM LAUT INTERNASIONAL (UNCLOS 1982 ): IMPLEMENTASI DAN TANTANGAN KE DEPAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

HUKUM LAUT INTERNASIONAL (UNCLOS 1982 ): IMPLEMENTASI

DAN TANTANGAN KE DEPAN

ETTY R. AGOES

PROFESOR (PENSIUNAN) FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PADJADJARAN 27 Juli 2021

(2)

KONVENSI PBB TENTANG HUKUM LAUT (UNCLOS)1982

• perubahan/perbaikan terhadap ketentuan yang ada (a.l. laut teritorial dan zona tambahan)

• penyusunan kembali pengaturan atas selat dan landas kontinen,

• perumusan ketentuan-ketentuan baru

• pengaturan tentang pencemaran lingkungan laut

• segala macam kegiatan di laut

• laut teritorial

• zona tambahan

• landas kontinen

• zona ekonomi eksklusif,

• negara kepulauan,

• selat yang digunakan untuk pelayaran internasional,

• perlindungan lingkungan laut,

• riset ilmiah kelautan,

• penambangan dasar laut

samudra dalam, dll

(3)

KONVENSI PBB TENTANG HUKUM LAUT 1982

mulai berlaku : 16 November 1994

dilengkapi lembaga baru : - ITLOS; CLCS dan ISA

 dilengkapi Perjanjian Tambahan (Implementing Agreement)

- 1994 tentang Implementasi Bab XI - 1995 tentang SS dan HMS

 forum pengkajian lebih lanjut : - Meeting of State Parties - UN Informal Consultative

Processon Oceans and the Law of the Sea (UNICPOLOS )

Maritime Space Part II :territorial sea and contiguous zone

Part V : exclusive economic zone Part VI : continental shelf

Part VII : high seas

Part XI : the Area – and Agreement on Part XI

States with special geographical

characteristics

Part IV : archipelagic States Part VIII : regime of islands Part X : land-locked States and

freedom of transit

Special areas needing cooperation

Part III : straits used for international navigation

Part IX :enclosed or semi-enclosed seas

Cross-cutting issues Part XII :protection and preservation of the marine environment Part XIII : marine scientific research Part XIV : development and of marine

technology

Conflict resolution Part XV : settlement of disputes

Procedural/Organizat ional Issues

Part I : Introduction

Part XVI : general provision Part XVII : final provisions

(4)

1982 UNCLOS BODIES

COMMISSION ON THE LIMITS OF THE CONTINENTAL SHELF

Purpose - to facilitate the implementation of UNCLOS in respect of the establishment of the outer limits of the continental shelf beyond 200 nautical miles from the baselines

INTERNATIONAL TRIBUNAL FOR THE LAW OF THE SEA Established by UNCLOS, Based in Hamburg, opened in

1996;

Together with ICJ, central forum for the settlement of the disputes under UNCLOS

INTERNATIONAL SEABED AUTHORITY An autonomous international organization

Established by UNCLOS and pursuant to the Agreement on Part XI of UNCLOS;

(5)

MEKANISME IMPLEMENTASI

• national level : individual States Parties

• regional level : regional and sub-regional organizations

• global level : UN system and other international

organizations and cooperation mechanisms

IMPLEMENTASI TINGKAT NASIONAL

1. penerapan ketentuan-ketentuan tersebut melalui administrasi pemerintahan;

2. penetapan kebijaksanaan pengelolaan laut secara terintegrasi; dan

3. kerja sama dengan negara-negara lain dalam pelaksanaannya.

4. pengintegrasian ketentuan-ketentuan Konvensi kedalam peraturan perundang- undangan nasional;

IMPLEMENTING AGREEMENTS

• 1994 Agreement relating to the

implementation of Part XI of the UNCLOS of 10 December 1982;

• 1995 UN Agreement for the Implementation

of the Provisions of the UNCLOS of 10

December 1982 relating to the Conservation

and Management of Straddling Fish Stocks

and Highly Migratory Fish Stocks

(6)

IMPLEMENTASI OLEH NEGARA PESERTA

1. penetapan, penyesuaian atau perubahan peraturan perundang-undangan nasional;

2. publikasi dan notifikasi;

3. pelaksanaan termasuk pengawasan dan penegakan hukumnya;

4. administrasi dan kelembagaan;

5. kerja sama internasional;

6. penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi

(iptek)

(7)

PENETAPAN, PENYESUAIAN/PERUBAHAN PERATURAN PER-UU-AN NASIONAL

(1) wilayah kedaulatan dan yurisdiksi negara di laut;

(2) hak lintas bagi kapal dan pesawat udara asing;

(3) alur-alur laut, skema pemisah lalu lintas, dll.;

(4) kepabeanan (bea cukai), imigrasi dan saniter;

(5) hak-hak berdaulat dan yurisdiksi negara di ZEE;

(6) hak-hak berdaulat dan yurisdiksi negara di landas kontinen;

(7) perikanan, angkutan laut, konservasi &

pengelolaan sumber daya hayati di laut lepas;

(8) pendaftaran dan pengibaran bendera kapal;

(9) kapal-kapal yang menggunakan atau mengangkut tenaga nuklir dan bahan-bahan berbahaya lainnya;

(10) perlindungan dan pelestarian lingkungan laut;

(11) riset ilmiah kelautan;

(12) benda-benda arkeologis di dasar laut; dll.

• meratifikasi Konvensi Hukum Laut 1982 melalui UU No. 17 tahun 1985

• penetapan batas-batas terluar dari berbagai zona maritim yang berada di bawah kedaulatan dan yurisdiksi negara :

- UU No. 6/1996 tentang Perairan Indonesia;

- UU No. 1/1973 tentang Landas Kontinen Indonesia;

- UU No. 5/1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif

 PP No. 36/2002 tentang Hak dan Kewajiban Kapal Asing Dalam Melaksanakan Lintas Damai Melalui Perairan Indonesia

 PP No. 37/2002 tentang Hak dan Kewajiban Kapal dan Pesawat Udara Asing Dalam Melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan Melalui Alur Laut Kepulauan yang Ditetapkan

(8)

PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUMNYA

(1) kesesuaian dengan peraturan per-UU-an dalam pelaksanaan hak lintas oleh kapal-kapal dan pesawat udara asing;

(2) yurisdiksi pidana dan perdata terhadap kapal-kapal asing;

(3) penahanan atas kapal;

(4) pencegahan dan sanksi pelanggaran kepabeanan, imigrasi dan saniter;

(5) yurisdiksi terhadap :

- pulau-pulau buatan, instalasi dan bangunan lainnya di laut;

- pengelolaan dan konservasi sumber daya hayati;

- kegiatan-kegiatan di landas kontinen;

- pemasangan dan perbaikan kabel dan pipa di dasar laut; dan

- pelanggaran peraturan per-UU-an tentang pendaftaran kapal

(9)

PUBLIKASI DAN NOTIFIKASI

(1) peta-peta atau daftar koordinat geografis titik-titik pangkal;

(2) berbagai peraturan per-UU-an terkait;

(3) peta-peta alur laut, skema pemisah lalu lintas dan rute penerbangan;

(4) peta-peta/notifikasi zona-zona

keamanan dan zona khusus di ZEE;

(5) bahaya terhadap navigasi dan

penerbangan di laut teritorial, selat, dan perairan kepulauan;

(6) penangguhan sementara lintas dama

ADMINISTRATIF DAN KELEMBAGAAN

1. mekanisme untuk menetapkan suatu kebijaksanaan kelautan (ocean policy);

2. prosedur penyusunan, perubahan dan penyesuaian peraturan

perundang-undangan;

3. pembagian tugas dan fungsi

implementasi antar berbagai

sektor pemerintahan; dan

4. koordinasi antar sektor.

(10)

KERJA SAMA INTERNASIONAL

• kewajiban negara-negara untuk bekerja sama dalam pengimplementasian konvensi secara langsung atau melalui organisasi internasional;

• identifikasi ruang lingkup kegiatan-kegiatan kerja sama yang mungkin dilaksanakan;

• implikasinya terhadap pengaturan dan pelaksanaannya;

• objek kerjasama internasional : - keselamatan di laut;

- pengelolaan dan konservasi sumber daya hayati;

- perlindungan dan pelestarian lingkungan - riset ilmiah kelautan;

- teknologi kelautan

REGIONAL LEVEL

Regional economic integration organizations (EU, AU)

Other regional organizations (ASEAN, SPF,)

Regional fisheries management organizations and arrangements (including those under FAO)

Regional Seas Programme (UNEP)

Other forms of regional cooperation (Arctic Council, (RECAAP - to combat piracy ), port State enforcement, tsunami warning and mitigation systems, regional meetings, etc.)

GLLOBAL LEVEL

Global forums and processes dealing with oceans and law of the sea issues, including sustainable fisheries:

United Nations System: United Nations (General Assembly, Security Council, ICJ, UNEP), FAO, IMO, IOC UNESCO, World Bank, WMO,

Global Environment Facility

UNCLOS institutions: ISA, ITLOS, CLCS, Meeting of States Parties

Intergovernmental organizations and secretariats of global Conventions

Other forms of global cooperation: Ocean Observing System

(11)

BERBAGAI MASALAH DALAM IMPLEMENTASI NASIONAL

• pelaksanaan secara sektoral sulit karena adanya kepentingan sektor;

• rancangan peraturan per-UU-an yang integral komprehensif mengundang ketidakpuasan sektor;

• pengawasan dan penegakan hukum harus dilakukan secara koordinatif;

• Perlu pengkajian terhadap Konvensi Hukum Laut 1982 untuk harmonisasi antar sektor

1. Pembangunan kelautan Indonesia :

- bagian integral dari pembangunan nasional, dan juga pembangunan kedaulatan dan

yurisdiksi nasional di laut;

- untuk didayagunakan dan dimanfaatkan bagi kesejahteraan bangsa Indonesia.

2. pemanfaatan sumber daya kelautan belum efektif, karena kebijakan pengelolaannya masih sektoral

3. pengkajian yang lalu terhadap Konvensi Hukum Laut 1982 telah menghasilkan masukan-

masukan untuk GBHN

4. sepuluh tahun Konvensi Hukum Laut 1982 berlaku Indonesia belum memiliki blueprint pembangunan kelautan

5. perlu disusun kebijakan nasional atau ocean policy melalui sinkronisasi dan harmonisasi sektoral dan integratif.

6. Konvensi Hukum Laut 1982 adalah dasar yang tepat untuk menentukan kebijakan kelautan

(12)

BERBAGAI MACAM TANTANGAN

• 1992-UNCLOS tidak mengatur ‘marine biological diversity’ dan ‘marine genetic resources’.

• muncul Agenda 21 & 1992 CBD (sepuluh tahun setelah lahirnya 1982 UNCLOS)

• 2004 UNGA membentuk badan ad-hoc Open- ended Informal working group untuk diskusi tentang konservasi dan pembangunan

berkelanjutan “marine biodiversity”

• 2012 UN Conference on Sustainable Development (Rio + 20) mendorong

implementasi dan pembaharuan (update) 1982 UNCLOS dalam menghadapi ancaman dan peningkatan penggunaan yang sifatnya :

Umum :undermining health, productivity and resilience of the oceans,, dan

Khusus : marine biodiversity beyond

national jurisdiction

(13)

BERBAGAI MACAM TANTANGAN (cont)

• UNGA, Res 69/292,19 Juni 2015 : konservasi dan keberlanjutan marine biological diversity di daerah luar

yurisdiksi nasional;

• September 2015 Millennium

Development Goals pengadopsian Transforming our World : the 2030 Agenda  SDG 14 : melestarikan dan konservasi dan penggunaan laut beserta sumberdaya alamnya secara

berkelanjutan.

• 2016 UNGA Decision untuk

mengembangkan suatu instrumen internasional yang mengikat secara

hukum berdasarkan ketentuan UNCLOS

konservasi dan keberlanjutan marine

biological diversity di daerah di luar

yurisdiksi nasional

(14)

BERBAGAI MACAM TANTANGAN (cont)

• 2018-dampak dari perubahan iklim (climate change) terhadap lingkungan laut dan marine biodiversity, a.l. :

• sea-level rise,

• global ocean temperature,

• arctic sea ice extent, and

• ocean acidification,

• 2018-Salah satu target dari SDG 14 adalah

pengimplenentasian hukum internasional sebagaimana tercermin dalam 1982 UNCLOS

• SDG 14 target spesifik, a.l. : 1. hapuskan pencemaran

2. pengelolaan dan perbaikan ekosistem 3. mengurangi asidifikasi (pengasaman)

4. menghentikan penangkapan ikan yang ilegal 5. konservasi 10% kawasan laut

6. hentikan subsidi perikanan

7. bantu negara2 pulau kecil melalui pengelolaan berkelanjutan

8. peningkatan pengetahuan keilmuan

(15)

BERBAGAI MACAM TANTANGAN (cont)

• 2020- penyelesaian masalah hukum yang perlu :

• innovative legal solutions

• imply a balance between global interests, sovereign powers and the jurisdiction of coastal States

• Perlu mencari response hukum tingkat regional dan global untuk:

• melestarikan marine biodiversity

• dampak dari naiknya permukaan laut

• the terrestrial territory of States

• demarcation lines of their spaces

• forced displacement of their populations

• eksploitasi SD hayati dan non-hayati

(16)

Terima kasih

Referensi

Dokumen terkait

Dalam menjalankan proyek pada umumnya menggunakan metode-metode penilaian investasi diantaranya adalah Metode Payback Period, pada metode ini hasil penelitiannya selama 1 bulan 6

Dalam pembuatan web site C.V Regal Komputer penulis membuat sejumlah page yaitu : ⢠Membuat Page utama yang bernama index.html, page ini berisi sejumlah menu yang dapat dilink ke

Beberapa aplikasi otomatisasi kantor adalah: Pengolah kata Surat elektronik Surat suara Kelender elektronik Konferensi audio Konferensi video Konferensi komputer Facsimile Teks

38, Perseroan menyampaikan informasi sebagaimana tercantum dalam Keterbukaan Informasi ini dengan maksud untuk memberikan informasi maupun gambaran yang lebih lengkap kepada

alat-alat laboratorium yang akan digunakan dalam kegiatan praktikum. Diharapkan agar kedua pihak UNNES dan SD Negeri Kalibanteng Kidul 02 dapat. selalu menjalin

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa variabel keragaman produk, kualitias pelayanan, dan kepuasan pelanggan hanya mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap loyalitas

Wawancara ( Interview ) sering digunakan dalam penelitian, istilah ini menggambarkan sebuah teknik dalam melakukan pengumpulan data yang dilakukan dengan melaksanakan

Pernyataan dari Schult & Schult (1994) tersebut didukung oleh sebuah penelitian terhadap perawat yang menunjukkan bahwa mereka yang memiliki ketabahan hati