Delfy H. (8)
Emilya (9)
Jodi Setiawan (18)
Kelvin Layana (19)
Laurenzia Ayu
Laura (21)
Bab 9
SISTEM
Manusia
Manusia
Sistem Koordinasi
Sistem
Koordinasi
Alat indra
Pendahuluan
Tubuh kita terdiri dari banyak organ yang
kesemuanya
bekerja
tanpa
saling
Sistem
Si
st
em
ko
or
di
na
si
te
rd
iri
at
as
1. Sistem
saraf
Merupakan sistem organ yang paling rumit, tersusun dari jutaan sel sel saraf ( neuron) yang berbentuk serabut dan saling terhubung untuk persepsi sensor, aktivitas motor sadar maupun tidak
sadar, homeostasis proses fisiologis
tubuh, serta perkembangan pikiran dan ingatan. Serabut saraf mempunyai
kemampuan eksitabilitas, konduktivitas dan memberikan reaksi atas rangsangan mekanis, elektrik, kimiawi, atau fisik.
Organ Penyusun
Sistem Saraf
Fungsi sistem Saraf:
Penghubung antara tubuh dengan
dunia luar melalui indra
Pengatur respon terhadap rangsangan
Mengatur dan mengendalikan kerja
Organ Penyusun Sistem Saraf
Sel Saraf (neuron) Jaringan saraf
tersusun atas sel-sel saraf.
Sel saraf terdiri atas 3 bagian utama:
Badan sel Dendrit Akson
nukleus
dendrit
Badan sel
Neurit (akson) Sel Schwann
neurofibril
Nodus
Ranvier Selubung
Neurit (akson)
Merupakan serabut saraf berupa tonjolan sitoplasma yang panjang
Berfungsi meneruskan impuls sarah dari badan sel yang satu ke badan sel yang lain
Neurit dilindungi oleh selubung mielin (isolator). Selubung mielin disusun dari sel-sel Schwann yang memberi makan neurit dan membantu regenerasi neurit
Struktur neuron
a. Neuron multipolar
memiliki 1 akson atau lebih. Contoh yaitu neuron motor terdapat di otak dan medula spinalis
b. Neuron bipolar
memiliki 2 juluran berupa dendrit dan akson. Contoh yaitu neuron pada organ indra seperti mata, hidung, telinga
c. Neuron unipolar
merupakan neuron bipolar yang tampak hanya memiliki 1 juluran dari badan sel karena akson dan dendritnya berfungsi. Contohnya yaitu
B. Sel Neuroglia (Glia)
a. Astrosit
berbentuk bintang, berfungsi untuk sebagai lem yang menyatu neuron neuron
b. Oligodendrosit
menyerupai astrosit tetapi memiliki sel lebih kecil, membentuk lapisan mielin melapisi akson c. Mikroglia
berukuran paling kecil, bersifat fagosit, berfungsi untuk pertahanan imun
d. Sel ependima
C. Sinapsis
Merupakan hubungan antar neuron
yang satu dengan yang lainnya;
titik temu antara ujung akson dari
neuron yang satu dengan dendrit
dari neuron lainnya; atau
Sifat sinapsis
a. Eksitasi
meningkatkan impuls, contohnya
asetilkolin dan norepinefrin.
b. Inhibisi
menghambat impuls, contohnya
GABA pada jaringan otak dan
Sel saraf sensorik
Sel saraf motorik
menghantarkan rangsangan (impuls) dari reseptor (penerima rangsangan) ke susunan saraf pusat. menghantarkan rangsangan (impuls) dari reseptor (penerima rangsangan) ke susunan saraf pusat. menghantarkan impuls dari susunan saraf pusat ke organ efektor
(penerima perintah).
Sel saraf
konektor
menghubungk
an antara sel
saraf sensorik
dan motorik
menghubungk
an antara sel
saraf sensorik
dan motorik
D. Impuls saraf, gerak sadar,
dan refleks
Impuls adalah rangsangan/ pesan
yang diterima oleh reseptor dari
lingkungan luar, kemudian dibawa
oleh neuron atau serangkaian
pulsa elektrik yang menjalari
serabut saraf. Impuls yang
diterima reseptor dan disampaikan
ke efektor, menyebabkan
Gerakan dibagi menjadi 2 yaitu:
a.
Gerak sadar: gerak yang terjadi
karena disengaja atau disadari.
b.
Contoh gerak sadar adalah
berlari dan makan.
c.
Konsep gerak impuls panjang
b. Gerak refleks: gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Contohnya terangkatnya kaki saat
menginjak paku.
Gerakan ini terjadi melalui rangkaian impuls pendek
tanpa diolah ke pusat saraf.
Konsep gerak impuls pendek adalah sebagai berikut :
Mekanisme
Impuls dapat dikatakan sebagai “aliran listrik”
yang merambat pada serabut saraf. Bila
sebuah serabut saraf tidak menghantarkan
impuls dikatakan bahwa serabut saraf
tersebut dalam keadaan istirahat.
Impuls yang diterima oleh reseptor,
selanjutnya akan dihantarkan melalui dendrit
menuju ke badan sel saraf dan akson.
Dari akson, impuls dihantarkan ke dendrit
neuron yang lainnya.
Seluruh impuls saraf yang diterima memiliki
Penghantaran Impuls Saraf
Di dalam neuron, sebenarnya
terdapat membran plasma yang
sifatnya semipermeable. Membran
plasma neuron tersebut disebut
berfungsi melindungi cairan
sitoplasma yang berada di
dalamnya. Hanya ion-ion tertentu
akan dapat bertranspor aktif
Neuron dalam keadaan istirahat memiliki
energi potensial membran, yaitu energi yang
tersimpan untuk bekerja mengirim impuls.
Energi potensial membran tersebut
dihasilkan oleh perbedaan komposisi ion
antara cairan intraseluler dan ekstraseluler.
Di dalam sel, kation (ion positif) utama
adalah K
+, sedangkan Na
+konsentrasinya
rendah.
Di luar sel, kation utama adalah Na
+,
sedangkan K
+konsentrasinya jauh lebih
rendah.
Energi potensial membran tersebut
dipertahankan dengan cara memompa K
+di
Penghantaran impuls dalam
neuron terjadi secara konduksi
yang melibatkan peran pompa
ion Na
+dan K
+sebagai berikut.
Tahap istirahat (polarisasi)
Neuron tidak menghantarkan impuls.
Saluran ion Na
+dan K
+tertutup.
Keadaan di bagian luar membran
Tahap depolarisasi
Jika neuron memberikan rangsangan, saluran Na+ akan terbuka dan ion Na+
masuk ke dalam sel. Hal tersebut
menyebabkan perubahan muatan listrik
(penurunan gradien listrik), yaitu di bagian luar membran menjadi bermuatan negatif (-) dan di bagian dalam membran menjadi bermuatan positif (+). Depolarisasi
selanjutnya akan terjadi jika saluran
tambahan Na+ terbuka, sedangkan saluran
K+ tetap tertutup. Hal tersebut
Tahap repolarisasi
Saluran Na
+tertutup dan tidak aktif,
sedangkan saluran K
+terbuka
sehingga ion K
+keluar dan
menyebabkan bagian dalam
membran menjadi bermuatan
negatif. Jika saluran K
+tertutup relatif
F. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat terdiri atas
otak dan
sumsum tulang belakang
. Saraf pusat dilindungi oleh lapisan meninges, yaitu: duramater, arachnoid dan piamater.Urutan lapisan penyusun
meninges dari luar ke dalam yaitu
Dura matter
: berupa selaput yang kuat dan
menempel pada tengkorak.
Arakhnoid:
bentuknya mirip sarang laba-laba dan
terdapat cairan serebrospinalis. Fungsi selaput
araknoid sebagai bantalan untuk melindungi otak
dari bahaya kerusakan mekanik seperti benturan.
Pia matter
: lapisan yang terdekat dengan
Otak maupun medula spinalis
memiliki substansi abu-abu
dan substansi putih
1.
Substansi abu-abu
membentuk bagian luar(korteks)
otak dan bagian dalam medula
spinalis. Substansi abu-abu
mengandung badan sel neuron,
serabut bermielin dan tidak
2. Substansi putih
Membentuk bagian dalam otak dan
bagian luar medula spinalis.
Substansi putih didominasi oleh
serabut bermielin maupun tidak
bermielin, mengandung
Otak
Otak tersusun dari 100
milyar neuron yang
terhubung oleh sinapsis
membentuk anyaman
kompleks.Otak merupakan
pusat koordinasi utama,
terletak di rongga kepala dan
dilindungi oleh tempurung
1. Otak Besar (Serebrum)
Merupakan pusat
pengendali kegiatan
yang disadari.
Serebrum mengisi
bagian depan dan
atas rongga
tengkorak. Bagian
luarnya tersusun dari
substansi abu-abu
disebut
korteks
serebral,
sedangkan
bagian dalamnya
tersusun dari
substansi putih yang
disebut
nukleus basal
(ganglia basal)
Otak besar talamus hipotalamus Otak depan Otak kecil Medula oblongataKorteks serebral
, menempati 80% dari total
massa otak, memiliki ketebalan sekitar
5mm, serta memiliki pelekukan yang
meningkatkan luas permukaannya.
Korteks serebral
terbagi menjadi dua
belahan (hemisfer serebral), yaitu sisi
kanan dan sisi kiri yang dihubungkan oleh
serat pita tebal dari bahan putih serebrum
yang disebut
korpus kalosum
.
Setiap belahan terdiri atas empat lobus
yang terpisah. Setiap hemsfer memiliki
fisura
(ceruk dalam) dan
sulkus
(ceruk
dangkal).
Permukaan jaringan otak membentuk
bagian bulat menonjol yang disebut girus
.
Otak Besar
(Serebrum)
Para peneliti telah mengidentifikasi
sejumlah area fungsional pada lobus
masing-masing.
Terbagi menjadi 3 area, yaitu
Area sensorik berkaitan dengan
penerimaan rangsangan
Area motorik berkaitan dengan
menanggapi rangsangan
Area asosiasi penghubung antara
sensorik dan motorik yang berperan
dalam proses belajar, berfikir,
Otak Besar (Serebrum)
Area fungsional Korteks Serebral :
A. Area motor primer
Bagian lobus frontal(dahi) dari girus
presentral, mengendalikan kontraksi
volunter (di bawah kesadaran) otot rangka.
Di sisi anterior girus presentral,
mengendalikan aktivitas motor yang telah
terlatih dan berulang, misalya kemampuan
mengetik. Area Broca ( lobus frontal
bagian girus frontalis superior)
Bagian belakang (lobus oksipitalis)
berperan dalam penglihatan
Bagian samping (lobus
temporalis) berperan sebagai
pusat pendengaran
Bagian depan (lobus frontalis)
berperan sebagai penendalian
otot
b. Area sensor korteks
Area sensor primer
, terdapat pada
girus postsentral, berfungsi
menerima informasi nyeri, tekanan,
suhu, dan sentuhan.
Are visual primer,
terdapat di lobus
oksipital (kepala belakang),
berfungsi menerima informasi dari
retina mata.
Area auditori primer
, terdapat pada
tepi atas lobus temporal (pelipis),
berfungsi menerima impuls
Area sensor korteks
Area olfaktori primer
, terdapat pada
permukaan medial lobus temporal,
berkaitan dengan indra penciuman.
Area pengecap primer (gustatori),
terdapat di lobus parietal
(ubun-ubun), di dekat bagian inferior girus
postsentral. Area ini berfungsi untuk
persepsi rasa seperti manis, asin,
c. Area asosiasi(menurut
Brodmann)
Area asosiasi frontal
, terdapat pada lobus
frontal, berfungsi sebagai pusat intelektual
dan fisik.
Area asosiasi somatik
, terdapat pada lobus
parietal, berfungsi sebagai pusat interpretasi
(penafsiran) bentuk dan tekstur suatu objek.
Area asosiasi visual
(pada lobus oksipital)
dan area asosiasi auditorik (pada lobus
temporal), berfungsi sebagai pusat
Area Asosiasi
Area wicara Wernicke
, terdapat pada
bagian superior lobus temporal,
berfungsi sebagai pusat bahasa dan
wicara.
Nukleus basal
, merupakan pusat
untuk koordinasi motor. Jika bagian
ini rusak, seseorang akan menjadi
pasif dan tidak mampu bergerak
2. Diensefalon
Diensefalon terletak di antara
serebrum dan otak tengah,
tersembunyi di balik hemisfer
serebral. Bagian-bagian diensefalon
meliputi :
Talamus
, berfungsi menerima dan
Diensefalon
Hipotalamus
, memiliki fungsi :
- Mengendalikan aktivitas sistem saraf
otonom atau tak sadar, seperti pengaturan
frekuensi jantung, tekanan darah, suhu
tubuh, homeostatis, dan pencernaan
makanan.
- Sebagai pusat pengaturan emosi, seperti
kesenangan, kegembiraan, dan kemarahan.
- Mempengaruhi keseluruhan sistem
Diensefalon
Epitalamus
, pita sempit jaringan
saraf yang membentuk atap
diensefalon dan berperan dalam
dorongan emosi. Pada epitalamus
3. Sistem Limbik
(rinensefalon)
Merupakan cincin struktur-struktur
otak depan yang mengelilingi otak
dan saling berhubungan melalui
jalur-jalur neuron yang rumit.
Sistem ini berfungsi dalam
pengaturan emosi (tertawa, marah,
takut, menangis, dan tersipu),
4. Mesensefalon (otak
Tengah)
Otak tengah adalah bagian otak pendek yang menghubungkan
pons dan serebelum(otak kecil) dengan serebrum (otak besar).
Mesensefalon berfungsi sebagai jalur penghantar dan pusat
refleks, serta meneruska informasi penglihatan dan pendengaran.
Otak tengah, pons, dan medula oblongata disebut batang
5. Pons Varolii
(Jembatan Varol)
Hampir seluruh bagiannya tersusun dari
substansi putih yang berisi serabut saraf
yang menghubungkan otak kecil kiri dan
kanan, serta menghubungkan otak besar
dengan sumsum tulang belakang. Pons
Varolii berfungsi untuk mengatur
6. Otak Kecil
(Serebelum)
Serebelum adalah bagian otak yang sangat berlipat, terletak di bawah lobus oksipital dan melekat di
bagian punggung atas batang otak.
Otak kecil terbagi menjadi dua, yaitu belahan kiri dan kanan. Kedua belahan dihubungkan dengan
jembatan varol.
Otak kecil berfungsi mempertahankan keseimbangan, kontrol gerakan mata, meningkatkan tonus
Otak Kecil (Serebelum
)
Otak kecil terbagi menjadi dua, yaitu
belahan kiri dan kanan. Kedua
belahan dihubungkan dengan
jembatan varol
berfungsi : mengatur
keseimbangan tubuh dan
pusat koordinasi kerja
7. Sumsum Lanjutan
(medula oblongata)
Bagian yag menjulur dari pons hingga medula spinalis, dengan panjang sekitar 2,5cm.
Sumsum lanjutan berperan mengatur denyut jantung, penyempitan pembuluh darah, gerak
menelan, batuk, bersin, bersendawa dan muntah, gerakan alat pencernaan, sekresi kelenjar
pencernaan makanan.
8. Formasi Retikuler
Jaring-jaring serabut saraf dan badan
sel yang tersebar di seluruh bagian
medula oblongata, pons, dan otak
tengah.
Formasi retikuler berfungsi untuk
2. Medula Spinalis (Sumsum
Tulag Belakang)
Medula spinalis berbentuk silinder langsing
Medula Spinalis
Impuls sensor darireseptor dihantarkan masuk ke
sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal, sedangkan impuls motor keluar dari sumsum
tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubug (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensor dan akan menghantarkannya ke saraf motor.
Medula spinalis bagian luar berwarna putih,
Sumsum Tulang Belakang
(Medula Spinalis)
Merupakan sambungan dari sumum lanjutan sampai vertebra lumbalis.
Sumsum tulang belakang berperan dalam gerak reflek (tak sadar)
Sumsum tulang belakang terdiri dari dua bagian, yaitu:
Ventral (mengarah ke perut)
Dorsal (mengarah ke punggung)
Ventral mengandung badan neoron motorik dan neuritnya kearah efektor
Dorsal mengandung badan neoron sensorik Sumsum tulang belakang
ganglion
Ruas-ruas tulang belakang
Badan sel saraf motorik
Sumsum tulang
belakang
Terletak memanjang didalam rongga
tulang belakang
Fungsinya :
a) menghantarkan
rangsang dari dan ke otak,
b) memberi kemungkinan
jalan terpendek gerak
a. Struktur Bagian dalam
(substansi abu-abu)
Batang atas dan bawah dari struktur
berbentuk H, disebut tanduk atau
Substansi bagian
dalam/abu-abu
Tanduk abu-abu posterior (dorsal)
Substansi bagian
dalam/abu-abu
Tanduk abu-abu anterior (ventral)
Batang vertikal bawah, mengandung
neuron motor yang aksonnya
Substansi bagian
dalam/abu-abu
Tanduk lateral substansi abu-abu
Bagian antara tanduk posterior dan
Substansi bagian
dalam/abu-abu
Komisura abu-abu
b. Struktur bagian
luar(substansi putih)
Substansi putih tersusun dari akson
yang bermielin.
Bagian ini terbagi menjadi
funikulus(kolumna) anterior(ventral),
posterior, ventrolateral, dan lateral.
Dalam funikulus terdapat
Struktur bagian
luar(substansi putih)
Traktus sensor (asenden), berperan
dalam penyampaian informasi dari
tubuh ke otak. Informasi tersebut,
misalnya sentuhan, suhu, nyeri,
tekanan, posisi tubuh,
Struktur bagian
luar(substansi putih)
Traktus motor (desenden)
Berperan membawa impuls motor
dari otak ke medula spinalis dan dari
saraf spinal mnuju ke tubuh.
Traktus motor berfungsi
menghantarkan impuls untuk
koordinasi dan ketepatan gerakan
volunter(sadar), serta
G. Sistem Saraf Tepi
(Perifer)
Sistem saraf tepi(sistem saraf perifer)
terdiri atas jaringan saraf yang
berada di luar otak dan di luar
medula spinalis.
Sistem ini meliputi:
saraf kranial yang berasal dari otak
Saraf spinal yang berasal dari
medula spinalis
Pada sistem saraf tepi terdapat
Saraf kranial
1.
SARAF KRANIAL
Saraf kranial ( cranial nerve, CN)
terdiri dari 12 pasang saraf. Sebagian
besar tersusun dari serabut sensori
dan motor, tetapi beberapa saraf
Susunan Saraf Tepi
2. SARAF SPINAL
Saraf spinal terdiri atas satu radiks dorsal
(posterior) dan ventral (anterior). Setiap
radiks yang memasuki atau meninggalkan
korda membentuk 7-10 cabang radiks
(rootlet). Radiks dorsal terdiri atas
kelompok serabut sensori yang memasuki
korda, sedangkan radiks ventral terdiri
atas kelompok serabut motor dari korda.
Bagian yang membesar pada radiks dorsal
disebut ganglion radiks dorsal yang
mengandung neuron sensor.
Saraf spinal
Saraf spinal terdiri atas 31 pasang saraf
yang muncul dari segmen-segmen medula
spinalis dan diberi nama sesuai nama ruas
tulang belakang, yaitu serviks 8 pasang
(C1-C8), saraf toraks 12 pasang (T1-T12), saraf
lumbar 5 pasang (L1-L5), saraf sakrum 5
pasang (S1-S5), dan saraf koksiks 1 pasang.
Saraf spinal berfungsi mempersarafi otot
leher dan bahu, kulit kepala, dada, dinding
abdomen(perut), paha, genetalia luar,
Saraf Spinal
SST (sistem saraf tepi) meliputi serat-serat
saraf yang membawa informasi antara sistem
saraf pusat dan bagian tubuh lainnya
(perifer). Berdasarkan arah impuls yang
dibawanya, SST dibagi menjadi divisi aferen
dan eferen. Divisi aferen (a=menuju/ke,
feren=membawa), membawa informasi dari
reseptor yang terletak pada bagian eksternal
tubuh atau reseptor somatik (misalnya, kulit
merasakan dingin) maupun bagian internal
tubuh atau viseral (misalnya, lambung
Saraf spinal
Sedangkan divisi eferen (e=dari,
feren=membawa) membawa intruksi dari SSP ke organ efektor otot atau kelenjar yang
melaksanakan perintah agar dihasilkan efek yang sesuai.
Sistem saraf eferen dibagi menjadi sistem saraf
somatik dan sistem saraf otonom.
Sistem saraf somatik terdiri atas serat-serat
neuron motor yang terdapat pada otot rangka.
Sistem saraf otonom terdiri atas serat-serat yang
Saraf otonom
Sistem saraf otonom dibagi menjadi
Saraf otonom
A. SISTEM SARAF SIMPATIS
Serat saraf simpatis berasal dari segmen toraks dan lumbar medula spinalis. Sebagian besar serat
praganglion sangat pendek, memiliki sinapsis, dan
memiliki badan sel neuron pascaganglion yang berada di dalam ganglion dalam rantai ganglion simpatis di
sepanjang dua sisi medula spinalis.
Serat pascaganglion panjang, berasal dari rantai ganglion, dan berakhir di organ efektor.
Serat praganglion mengeluarkan neurotransmiter, asetilkolin, sedangkan serat pascaganglion
mengeluarkan noradrenalin(norepinefrin) sehingga disebut serat adrenergik. Baik asetilkolin maupun
Saraf otonom
Sistem simpatis mendorong respons-respons
yang mempersiapkan tubuh untuk beraktivitas
fisik berat dalam situasi darurat atau stres,
yang disebut respons lawan (respons lari).
Oleh karena itu, tubuh membutuhkan hal-hal
yang mendukung situasi tersebut, misalnya
jantug berdenyut lebih cepat dan kuat,
tekanan darah meningkat, saluran napas
membuka lebar, glikogen dan simpanan lemak
diuraikan untuk menghasilkan energi ,dan
b. Saraf parasimpatis
Serat saraf parasimpatis berasal dari area kranial
(otak) dan sakrum (di bagian bawah medula spinalis). Serat praganglion parasimpatis lebih panjang daripada serat praganglion simpatis, karena tidak mencapai ganglion terminal di dalam atau di dekat organ efektor. Serat
pascaganglion sangat pendek dan berakhir di sel-sel organ. Serat praganglion maupun
Saraf parasimpatik
Sistem parasimpatik bekerja pada
keadaan tenang(santai) dan
mendorong fungsi tubuh untuk
istirahat dan mencerna, sehingga
akan memperlambat aktivitas yang
ditingkatkan oleh sistem saraf
simpatis, misalnya denyut jantung
lambat atau normal. Jadi fungsi
No Nama Organ /
Sistem Organ Bagian Organ Efek Simpatis Efek Paraseimpatis
1 Mata Pupil Dilatasi
(pelebaran) Konstriksi (penyempitan) Otot Siliaris Tidak ada efek,
relaksasi untuk penglihatan jarak jauh Konstraksi untuk penglihatan jarak dekat
2 Kelenjar Lakrimal (air
mata) Tidak ada efek Stimulasi sekresi Keringat Sekresi Tidak ada efek Saliva Sekresi viskosa
(kental) Sekresi serosa (berair) Gastrointestinal
(saluran
pencernaan)
Menghambat atau tidak ada efek
Sekresi enzim
3. Oto arektor pili (otot kecil di folikel rambut)
Kontraksi, ereksi rambut
(merinding)
No Nama Organ/ Sistem Organ Bagan Organ
Efek Simpatis Efek Parasimpatis
4 Jantung Otot Peningkatan frekuensi dan kekuatan kontraksi Penurunan frekuensi dan kekuatan kontraksi Pembuluh koroner Vasodilatasi (pelebaran) Vasokonstriksi (penyempitan) 5 Paru-paru Dilatasi bronkus Konstriksi bronkus 6 Otot saluran
pencernaan Menghambat peristaltik, stimulasi sfingter
Stimulasi sfingter, menghambat
peristaltik 7 Hati Hidrolisis glikogen
untuk melepaskan glukosa
Tidak ada efek
8 Empedu Menghambat,
No Nama Organ/ Sistem Organ Bada n Organ
Efek Simpatis Efek Parasimpatis
9 Ginjal Vasokontriksi (penyempitan
pembuluh darah), urine berkurang, peningkatan produksi renin
Tidak ada efek
1
0 Pembuluh darah Penyempitan pembuluh, peningkatan tekanan darah,
pembesaran otot
rangka saat beraktivitas
Sedikit/tidak ada efek
1
1 Penis/ Klitoris Ejakulasi penis Ereksi penis/klitoris 1
2 Metabolisme seluler Meningkatkan kecepatan Tidak ada efek 1
3
Sel adiposa Penguraian lemak untuk energi
Perbedaan Saraf Simpatis Saraf Parasimpatis
Asal serat saraf Berasal dari bagian toraks dan lumbar medula spinalis
Berasal dari area
kranium (kepala) dan sakrum
Ukuran serat
praganglion Pendek Panjang
Ukuran serat
pascaganglion Panjang Pendek
Jenis neurotransmiter Asetikolin dan
noradrenalin Asetilkolin
Efek Untuk aktivitas fisik
Pengaruh Obat-Obatan dan Narkotik
terhadap Sistem Saraf
Rasa sakit dan nyeri sebenarnya merupakan
bentuk respon dari tubuh dalam menanggapi suatu rangsangan. Namun manusia sering berusaha
untuk mengurangi rasa sakit atau nyeri itu dengan mengkonsumsi obatan. Penggunaan
obat-obatan ada yang dapat menhilangkan penyebab timbulnya rasa sakit dan ada pula obat yang
menghilangkan rasa sakit tanpa menghilangkan
penyebab yang menimbulkan rasa sakit. Obat yang hanya menghilangkan rasa sakit ini memberikan
kesembuhan semu, karena rasa sakit itu akan
a. Alkohol
Alkohol mempunyai fungsi sebagai disinfektan dapat
digunakan untuk membunuh mikroorganisme yang ada di luar tubuh dan untuk sterilisasi alat-alat kedokteran. Namun orang banyak menggunakan alcohol sebagai campuran
dalam bahan-bahan yang dikonsumsi. Alkohol yang
dicampur dalam minuman dapat menekan rasa gelisah, tidak senang, ketakutan dan ragu-ragu, sehingga alkohol disebut sebagai depresan. Namun alcohol sebagai depresan hanya bersifat sementara, setelah pengaruh alcohol telah hilang maka semua perasaan yang tidak menyenangkan tersebut akan muncul kembali dan membuat orang ingin mengulangi minum kembali.
Hal ini dapat menimbulkan ketagihan atau adiksi fisiologik, yaitu keinginan untuk mengkonsumsi alcohol dengan dosis yang selalu meningkat. Akibat yang akan timbul adalah
b. Narkotika
Narkotika dalam bidang kedokteran berfungsi untuk mengurangi rasa sakit. Namun narkotika dapat
menimbulkan adiksi pada tubuh. Bahan yang termasuk narkotika.
1) Morfin dan kodein, yaitu obat yang berfungsi untuk menekan rasa sakit.
2) Opium, yaitu senyawa kimia yang dapat digunakan untuk obat.
3) Heroin, yaitu obat sintetik yang diperoleh dai pengolahan morfin, efeknya seperti morfin.
4) Kokain, yaitu zat kimia yang dihasilkan oleh
tanaman Cocca sp yang dapat digunakan untuk
c. Amfetamin
Merupakan obat yang digunakan untuk merangsang agar manusia tidak mengantuk. Penggunaan obat ini dapat menimbulkan kelelahan yang berlebihan pada organ-organ tubuh sehingga dapat menimbulkan
kemunduran.
d. Valium
Efek dari falium adalah munculnya rasa tenang, santai dan tidak ada beban. Obat ini dapat menimbulkan
ketagihan atau adiksi fisiologik.
e. Bahan penikmat
Manusia banyak memanfaatkan alkaloid dari tumbuhan untuk memperoleh kenikmatan, seperti menggunakan tembakau untuk rokok, kopi, coklat dan teh untuk
H. Gangguan sistem saraf
a. Meningitisperadangan pada selaput otak dengan gejala
bertambah jumlah dan berubahnya susunan cairan serebrospinal. Disebabkan bakteri atau virus
b. Ensefalitis
peradangan paa jaringan otak, biasanya disebabkan virus
c. Neuritis
disebabkan peradangan, keracunan dan tekanan. Gejalanya rasa sakit di malam hari
d. Rasa baal dan kesemutan
disebabkan gangguan metabolisme, tertutup aliran
e. Epilepsi (ayan)
menimbulkan serangan mendadak berulang ulang tidak beralasan. Penyakit ini dapat disebabkan
oleh trauma kepala (cedera), tumor otak,
kerusakan otak saat kelahiran, stroke dan alkohol f. Alzheimer
sindrom kematian sel otak secara bersamaan
sehingga otak tampak mengecil dan kemampuan daya mengingat berkurang.
g. Geger otak
menyebabkan perubahan fungsi mental. Ditandai dengan gejala awal kebingungan atau pingsan
SISTEM ENDOKRIN
• HORMON ADALAH :
BAHAN SUBSTANSI BIOLOGI YANG DIHASILKAN
OLEH KEL. BUNTU ORGAN TERTENTU DALAM JUMLAH KECIL, MASUK ALIRAN DARAH, MEMPUNYAI ORGAN SASARAN DAN DAPAT MENDORONG ATAU
MENGHAMBAT FUNGSI DARI ORGAN SASARAN (TARGET) TERSEBUT
• CIRI – CIRI KEL. BUNTU
- ORGANNYA KECIL
- SEKRESINYA SEDIKIT
- TIDAK ADA SALURAN / BUNTU
• KONTROL SEKRESI :
1. SISTEM UMPAN BALIK (FEED-BACK) 2. SISTEM SYARAF OTONOM
• BAHAN PENYUSUN HORMON
- UTAMA : PROTEIN / PEPTIDA / RANGKAIAN ASAM-AMINO-LEMAK / KOLESTEROL / STEROID
• AKSI SELULER (BEREFEK) : SETELAH BERIKATAN
DENGAN RESEPTOR
- HORMON PROTEIN : RESEPTOR HORMON
TERDAPAT PADA MEMBRAN LUAR SEL SASARAN
- HORMON LEMAK : RESEPTOR HORMON
Perbedaan sistem saraf dengan
sistem endokrin
Sistem saraf merupakan salah satu sistem
organ utama hewan yang bertanggung
jawab atas koordinasi kegiatan biologis
dalam tubuh melalui jaringan sel-sel khusus
yang disebut neuron. Ada dua divisi utama
dalam sistem saraf dengan satu menjadi
Tabel perbedaan
Sistem saraf Sistem endokrin
Dibentuk dari kumpulan sel
neuron Dibentuk dari sekumpulan kelenjar
rata-rata transmisi sinyal adalah Impuls elektrokimia
Bahan kimia yang disebut hormon adalah sarana transmisi sinyal
Transmisi sinyal cepat tetapi
fungsi tidak berkepanjangan Sinyal transmisi lambat, tetapi fungsi yang tahan lama
Sel-sel yang saling
berhubungan dan seluruh sistem secara kontinyu
Organ seluruh sistem tidak terhubung secara fisik namun mereka adalah diskrit
Menggunakan neuron untuk
Alat Indra
Alat indra adalah organ yang peka terhadap rangsangan tertentu
Manusia memiliki lima alat indra, yaitu:
Mata
Telinga
Hidung
Lidah
I. Indra Penglihat
(Mata)
Mata adalah optik yang memfokuskan berkas
cahaya pada fotoreeptor dan mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf.
Bagian - bagian mata meliputi:
1. Aksesori Mata
Meliputi:
1. Alis, untuk melindungi mata dari keringat. 2. Orbita, lekukan tulang berisi bola mata.
3. Kelopak mata, melindungi mata dari keringat
dan debu.
4. Otot mata (2 pasang otot rektus dan 1 pasang
otot sadak), untuk menggerakkan mata ke arah vertikal, horizontal, dan menyilang.
5. Air mata, mengandung garam, mukosa, dan
2. Struktur Mata
Terdiri atas tiga lapisan:
1. Lapisan luar bola mata
2. Lapisan tengah bola mata 3. Lensa
4. Rongga mata
a. Lapisan luar bola
mata
Tunika fibrosa, lapisan terluar yang keras.
Sklera, bagian dinding mata yang tersusun dari
jaringan ikat fibrosa berwarna putih, memberikan bentuk pada bola mata, dan sebagai tempat
perlekatan oto ekstrinsik.
Kornea, untuk mentransmisi dan memfokuskan
b. Lapisan tengah bola
mata
Koroid, bagian yang terpigmentasi, untuk
mencegah refleksi internal berkas cahaya, dan mengandung banyak pembuluh darah untuk memberikan nutrisi.
Badan siliari, mengandung pembuluh darah dan
otot bersilia yang berfungsi dalam akomodasi penglihatan (mengubah fokus objek).
Iris, bagian yang berwarna pada mata, terdiri atas
jaringan ikat dan otot untuk mengendalikan diameter pupil.
Pupil, ruang terbuka yang bulat pada iris untuk
c. Lensa
Struktur bikonveks yang bening di belakang pupil
d. Rongga Mata
Ruang anterior berisi aqueous humor (cairan
bening yang mengandung nutrisi untuk lensa dan kornea), sedangkan ruang posterior berisi
vitreous humor (gel transparan untuk
e. Retina (selaput jala)
Lapisan terdalam mata, tipis, dan transparan. Tersusun dari
Bagian luar, terpigmentasi dan menyimpan vitamin
A.
Bagian dalam, merupakan lapisan jaringan saraf
dari sel-sel batang, dan sel-sel kerucut.
Sel batang mengandung pigmen rodopsin, tidak
sensitif terhadap warna, dan berkerja pada intensitas cahaya rendah (malam hari).
Sel kerucut mengandung iodopsin, sensitif terhadap
warna, dan berkerja saat intensitas cahaya tinggi (siang hari).
Lutea makula, area berkas berwarna kekuningan
Fovea sentralis (bintik kuning), pelekukan sentral
lutea makua, mengandung sel kerucut dan tidak memiliki sel batang, merupakan pusat visual mata (bayangan objek yang terfokus di bagian ini
diinterpretasikan oleh otak). Jika bayangan benda jatuh tepat di bintik kuning, bayangan akan terlihat dengan jelas.
Saraf mata, terbentuk dari akson sel-sel ganglion
yang keluar dari mata dan bergabung di sisi superior kelenjar hipofisis membentuk kiasma optik.
Bintik buta (diskus optik), bagian yang tidak
1. Mekanisme Melihat
Mekanisme melihat suatu benda sebagai berikut.
1. Cahaya dipantulkan oleh benda ditangkap oleh
mata, kemudian menembus kornea dan diteruskan melalui pupil.
2. Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil
diteruskan menembus lensa mata ke retina.
3. Daya akomodasi lensa mata mengatur cahaya,
agar jatuh tepat di bintik kuning retina.
4. Pada bintik kuning, impuls cahaya disampaikan
oleh saraf optik ke otak.
5. Cahaya yang disampaikan ke otak akan
Mata normal (emetopia) adalah mata yang dapat
memfokuskan cahaya tepat pada bintik kuning.
Titik jauh adalah jarak benda terjauh yang masih
dapat dilihat dengan jelas.
Titik dekat adalah jarak benda terdekat yang
2. Adaptasi terhadap Gelap
dan Terang
Adaptasi gelap dan terang adalah penyesuaian
3. Gangguan/Kelainan Mata
Miopia (rabun dekat), tidak dapat melihat benda
yang berjarak jauh karena fokus bayangan jatuh di depan retina.
Hipermetropia (rabun jauh), tidak dapat melihat
benda yang berjarak dekat karena fokus bayangan jatuh di belakang retina.
Presbiopia, tidak dapat melihat benda yang
berjarak dekat maupun jauh.
Kebutaan, tidak dapat melihat benda apapun,
umumnya disebabkan oleh kecelakaan .
Kerabunan, hanya dapat melihat dengan
samar-samar, umunya disebabkan oleh kecelakaan.
Rabun senja, tidak bisa melihat dengan jelas pada
Buta warna, penyakit keturunan yang
menyebabkan seseorang tidak mampu mempresentasikan warna.
Katarak, lensa mata menjadi buram karena
penebalan, terjadi pada orang usia lanjut.
Astigmatisma, kelengkungan kornea yang tidak
merata yang menyebabkan ketidakteraturan lengkung-lengkung permukaan bias mata
sehingga cahaya tidak fokus pada satu titik retina (bintik kuning).
Mata juling (strabismus), suatu kondisi ketika
kedua mata tampak tidak searah atau
B. Indra Pembau
(Hidung)
Hidung (nasal) sebagai indra pembau
(penciuman) memiliki kemoreseptor olfaktori yang berfungsi menerima rangsangan berupa bau atau zat kimia yang berbentuk gas.
Kemoreseptor olfaktori merupakan neuron khusus
yang terletak pada epitelium olfaktori di langit-langit hidung.
Epitelium olfaktori mengandung sel penunjang,
sel basal, dan sel olfaktori.
Sel olfaktori berupa neuron biopolar yang
berakhir pada rambut-rambut halus (silia) yang menonjol ke dalam mukus di dalam rongga
Hidung
Hidung mempunyai kemoreseptor
Mekanisme menghirup
Gas masuk ke hidung → larut pada selaput mukosa → merangsang silia reseptor → rangsangan
Gangguan Indra
Pembau
Hiposmia, indra penciuman kurang mampu
mencium bau.
Anosmia, indra penciuman sama sekali tidak
dapat mencium bau.
Hipersomia, lebih peka terhadap bau-bauan. Sinusitis, radang tulang-tulang tengkorak di
sekitar hidung yang berongga dan berisi udara.
Polip, pembengkakan jaringan yang terjadi di
C. Indra Pengecap
Lidah sebagai indra pengecap memiliki
kemoreseptor berupa kuncup pengecap (taste bud).
Kuncup pengecap terdapat pada papila lidah,
Papila lidah dapat dibedakan menjadi empat
macam berdasarkan bentuknya, yaitu:
Papila filiformis, berbentuk kerucut, kecil, menutupi
bagian dorsum lidah (permukaan atas), dan tidak mengandung kuncup pengecap.
Papila fungiformis, berbentuk bulat, banyak
terdapat di dekat ujung lidah, mengandung lima kuncup pengecap pada setiap papila.
Papila sirkumvalata, berbentuk menonjol dan
tersusun seperti huruf V, banyak terdapat di bagian belakang lidah, serta mengandung 100 kuncup
pengecap.
Papila foliata, berbentuk seperti daun, terletak di
Kuncup pengecap terdiri atas sel-sel penunjang
dan sel sensor (sel pengecap).
Substansi yang dirasakan harus berbentuk cairan
atau larut dalam air ludah.
Area kepekaan rasa pada lidah sebagai berikut.
Pengecap rasa manis, terdapat di bagian ujung
lidah.
Pengecap rasa asin, terdapat pada hampir seluruh
area lidah, tetapi reseptor banyak terkumpul di bagian samping.
Pengecap rasa asam, terdapat di bagian samping
lidah agak ke belakang.
Pengecap pahit, terdapat di bagian belakang
D. Indra Pendengar (Telinga)
Telinga berfungsi sebagai indra pendengar yang dapat mendeteksi gelombang
suara/bunyi dan berperan penting dalam
keseimbangan dan menentukan posisi tubuh.
1. Struktur Telinga
Telinga terdiri atas 3 bagian yaitu:
a) Telinga bagian luar, meliputi:
• Pinna/aurikula adalah daun kartilago yang mengangkap gelombang bunyi untuk
diteruskan ke kanal audiotori
Membran timpanum (gendang pendengar)
Merupakan perbatasan antara bagian luar dan bagian tengah telinga yang berbentuk kerucut. Permukaan luar membran timpanum dilapisi oleh kulit, sedangkan permukaan sebelah dalam
dilapisi membran mukosa. Membran timpanum juga memiliki tegangan dan ketebalan yang
sesuai untuk menggetarkan gelombang bunyi secara mekanis.
b) Telinga bagian tengah
Rongga yang berisi udara yang terletak di dalam tulang temporal :
Tabung Eustachius (audiotori) menghubungkan
telinga tengah dengan faring. Berfungsi
Osikel audiotori :
Meliputi tiga tulang pendengaran berfungsi yaitu maleus (martil), inkus (landasan), dan stapes (sanggurdi).
Tulang pendengaran berfungsi mengarahkan getaran dari membran timpanum ke fenestra vestibuli (tingkap oval) yang membatasi telinga bagian tengah dan dalam. c) Telinga bagian dalam
Terletak di dalam tulang temporal terdiri atas dua bagian yaitu labirin tulang dan labirin membranosa.
Labirin osea (labirin tulang) merupakan ruang berliku yang berisi cairan perilimfa ( seperti cairan
serebrospinalis). Labirin tulang terbagi atas vestibula (mengandung reseptor keseimbangan tubuh), katalis semisirkularis (tiga buah saluran setengah lingkaran), dan koklea (berbentuk seperti rumah siput yang
mengandung reseptor pendengaran). Koklea juga terdiri dari tiga bagian yaitu skala vestibuli (bagian atas), skala timpani (bagian bawah), dan bagian yang
Labirin membranosa terletak di
bagian dalam labirin tulang,
merupakan serangkaian tuba
berongga dan berkantong yang
berisi cairan endolimfa(seperti
cairan interseluler). Labirin
membranosa terdiri atas dua
kantong yaitu: utikulus dan
2. Peran telinga sebagai keseimbangan
Dalam menjaga keseimbangan tubuh, telinga berperan dalam ekuilibrium statis dan ekuilibrium dinamis.
Ekuilibrium statis adalah kesadaran akan posisi kepala
terhadap gaya gravitasi jika tubuh dalam keadaan diam. Reseptor yang berperan dalam aukilibrium statis adalah makula yang terletak pada dinding utrikulus dan
sakulus. Makula terdiri atas sel penunjang dan sel rambut. Kumpulan sel rambut tersebut menonjol , membentuk massa gelatin yang mengandung
otolit(endapan kalsium).
Ekuilibrium dinamis adalah kesadaran akan posisi
kepala saat merespons gerakan. Reseptor yang
berperan dalam ekuilibrium dinamis adalah ampula
yang terletak pada duktus semisirkular. Ampula tersebut berisi krista. Krista terdiri atas sel penunjang dan sel
3. Gangguan Indra Pendengar
Tuli ( tuna rungu ) penurunan atau
ketidakmampuan seseorang untuk
mendengarkan suara. Tuli konduktif terjadi akibat gangguan transmisi suara ke koklea. Tuli saraf terjadi akibat kerusakan organ
Corti,CN VIII, atau korteks otak.
Furunkulosis munculnya bisul pada meatus
(liang telinga).
Otitis media adalah infeksi telinga tengah
yang dapat terjadi setelah terserang
flu,sinusitis,campak, atau infeksi bakteri.
Mastoiditis adalah infeksi yang menyebabkan
E. Indra Peraba (Kulit)
Kulit sebagai indra peraba memiliki beberapa
reseptor sensor untuk mentraduksi stimulus dari lingkungan menjadi impuls saraf.
Korpuskula Pacini mendeteksi tekanan dan
getaran. Reseptor ini terdapat di jaringan
subkutan, berbentuk bulat atau lonjong, memiliki panjang 2mm,serta berdiameter 0,5 -1mm.
Korpuskula Pacini terdapat pada jari,telapak tangan dan kaki.
Korpuskula Meissner
Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada
papila mamae, khususnya pada ujung jari, bibir, dan genetalia luar. Bentuknya silindris,
Cakram Merkel, mendeteksi sentuhan dan sebagai
reseptor raba yang beradaptasi lambat, misalnya ketika seorang memegang pena. Reseptor ini dapa ditemukan pada kulit yang tidak berambut.
Korpuskula Ruffini berperan sebagai reseptor
tekanan dan tegangan di sekitar jaringan ikat. Korpuskula Ruffini terdapat di bagian dermis.
Ujung bulbus Krause, mendeteksi tekanan
sentuhan, kesadaran posisi, dan gerakan. Reseptor ini berbentuk bulat dengan diameter 50 mikron.
Ujung saraf bebas (tidak memiliki lapisan seluler)
TERIMA KASIH
ATAS