• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DESA JIPANG KEC CEPU BLORA MELALUI PROGRAM DESA WAKAF : LUMBUNG BERAS WAKAF OLEH GLOBAL WAKAF CORPORATION

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DESA JIPANG KEC CEPU BLORA MELALUI PROGRAM DESA WAKAF : LUMBUNG BERAS WAKAF OLEH GLOBAL WAKAF CORPORATION"

Copied!
193
0
0

Teks penuh

(1)

1

“STRATEGI PEMBERDAYAAN EKONOMI

MASYARAKAT DESA JIPANG KEC CEPU BLORA MELALUI PROGRAM DESA WAKAF : LUMBUNG BERAS WAKAF

OLEH GLOBAL WAKAF CORPORATION” Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

NANANG FATHURROHMAN NIM 11160540000004

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2021

(2)

2

STRATEGI PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DESA JIPANG KEC CEPU BLORA

MELALUI PROGRAM DESA WAKAF : LUMBUNG BERAS WAKAF OLEH GLOBAL WAKAF CORPORATION

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Nanang Fathurrohman 11160540000004 Di Bawah Bimbingan

Drs. Yusra Kilun, M.Pd NIP. 195706051991031004

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2021

(3)
(4)

4

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sastra 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber data yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 Februari 2021

Nanang Fathurrohman

(5)

i

ABSTRAKSI

Nanang Fathurrohman

Strategi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa Jipang Kec Cepu Blora Melalui Program Desa Wakaf : Lumbung Beras Wakaf Oleh Global Wakaf Corporation

Mayoritas penduduk Indonesia khususnya di pedesaan bermata pencaharian sebagai petani yang menggantungkan perekonomiaanya dari hasil panen. Salah satu faktor penghambat yang dapat merugikan bagi kelangsungan ekonomi masyarakat yakni ketika di beberapa daerah seperti desa Jipang Kecamatan Cepu Blora terkena bencana banjir yang berdampak pada lumpuhnya perekonomian juga petani mengalami gagal panen. Ini merupakan masalah kemanusiaan yang harus ditangani secara berkelanjutan. Berbekal pengalaman panjang dibidang wakaf, melalui pendekatan kemanusiaan, Global Wakaf hadir untuk membuat sebuah strategi pemberdayaan ekonomi masyarakat menggunakan dana wakaf sebagai sumbermodal yang terus mengalir untuk membantu petani dalam memproduktifkan lahan pertanian. Untuk itu penulis akan mengkaji lebih dalam tentang strategi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa Jipang Kec Cepu Blora melalui Program Desa Wakaf : Lumbung Beras Wakaf oleh Global Wakaf Corporation

Penelitian ini fokus pada kajian strategi Pemberdayaan ekonomi masyarakat, proses pengelolaan dana wakaf untuk wakaf produktif dan hasilnya bagi keberlangsungan para petani desa Jipang serta masyarakat yang membutuhkan (mauquf alaih),

(6)

ii

terutama pada program Lumbung Beras Wakaf yang diinisiasi oleh Global Wakaf Corporation. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu pengamatan dan wawancara untuk melihat sejauh mana keberhasilan yang dilakukan oleh Global Wakaf Corporation melalui program Lumbung Beras Wakaf dalam memberdayakan ekonomi ummat dan anggota khususnya yang berdasarkan temuan lapangan terdapat beberapa program dan bantuan yang telah dilakukan, yaitu terkait pembelian gabah dari hasil panen petani dengan harga diatas tengkulak, kemitraan yang ditujukan untuk memberi pinjaman modal sebesar 1 Juta per petani untuk digunakan sesuai kebutuhan yang akan dipotong ketika panen, dan terbukanya lapangan pekerjaan sebagai buruh harian LBW. Beberapa program dan bantuan diatas merupakan strategi yang dilakukan LBW untuk membangkitkan kembali potensi ekonomi yang ada di Desa Jipang.

Kata Kunci: Strategi Pemberdayaan Ekonomi, Wakaf Produktif, Kemanusiaan

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah melimpahkan nikmat yang tak terhingga mulai dari nikmat yang tidak terlihat sampai nikmat yang amat besar sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Strategi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa Jipang Kec Cepu Blora Melalui Program Desa Wakaf : Lumbung Beras Wakaf oleh Global Wakaf Corporation” dengan tuntas dan cukup baik hasilnya, amin.

Tak lupa shalawat serta salam penulis haturkan kepada baginda Rasulullah yang telah membimbing umatnya hijrah dari zaman jahiliyyah ke zaman asyriyyah sehingga kita sebagai umatnya bisa mengaplikasikan pedoman kehidupan yang telah diwariskan oleh Allah kepada Rasulullah.

Manusia merupakan makhluk yang tidak luput dari kesalahan sehingga penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu penulis dalam membangun sebuah karya ilmiah yang dapat diterima dengan baik oleh yang membaca. Maka dari itu yang paling utama penulis berikan ucapan terima kasih adalah Bapak Yusra Kilun, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar dan ikhlas membimbing peneliti dalam membangun dan menyusun skripsi ini dengan baik.

(8)

iv

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis haturkan dengan amat sangat intim dari lubuk hati kepada:

1. Ibunda Siti Muaimah sebagai perempuan paling hebat dan kuat yang tak pernah mengeluh dalam susahnya dan selalu

sabar disetiap perjuangannya untuk membesarkan,

mendidik dan membimbing saya sehingga penulis pribadi mewarisi keteguhan dan besar hati seperti beliau. Semoga ibu selalu diberikan kesehatan dan keberkahan. Sekali lagi terimakasih berkat doa ibu penulis bisa menyusun skripsi ini.

2. Ayahanda Ihsan sebagai lelaki tangguh dan pekerja keras yang rela merantau ke negri Jiran sejak saya dibangku sekolah Madrasah Ibtidaiyah demi mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup dan pendidikan penulis hingga mendapatkan kesempatan menempuh pendidikan strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sampai berhasil menyusun skripsi ini.

3. Keluarga besar Alm. Kakek Tarsamin dan Basyir yang telah 100% memberikan support kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Dr. Suparto, MEd, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi masa bakti 2019-2023. 5. Dr. Muhtadi, M.Si. selaku ketua jurusan PMI dan WG.

Pramita Ratnasari, S.Ant., M.Si. selaku sekretaris jurusan PMI yang dengan ikhlas dan sabar membimbing seluruh mahasiswa PMI dan menjadi simbol perjuangan mahasiswa PMI di Fakultas Dakwah.

(9)

v

6. Jajaran dosen PMI yang telah membimbing perjuangan penulis selama berkuliah dan dengan konsisten membangun jurusan PMI sehingga bisa bersaing dengan jurusan lain. 7. Ustadz Pungky selaku Manajer Global Wakaf Corporation

juga Ustadz Naim selaku pamong dan penyambung lidah telah mengizinkan penulis dalam melakukan penelitian disana.

8. Seluruh elemen yang terlibat dalam Peberdayaan ekonomi masyarakat desa Jipang melalui Lumbung Beras Wakaf yang telah membuka ruang seluas-luasnya untuk penulis melakukan penelitian.

9. Segenap Pengurus HMJ PMI periode 2018 yang telah menemani dan bekerjasama dalam membangun dan mengabdi untuk jurusan PMI.

10. Segenap keluarga besar SEMA FIDIKOM yang telah bersama selama 2 periode menampung aspirasi mahasiswa fidikom dan belajar tentang dunia legislative dengan semaksimal mungkin.

11. Kepada senior-senior PMI yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah membimbing dan memberikan pelajaran yang sangat berharga sehingga peneliti bisa dengan segenap hati menmbangun dan mengabdi untuk PMI

12. Kepada Himpunan Mahasiswa Islam KOMFAKDA Cabang Ciputat dan HMI KOMFAKDA angkatan 2016 yang telah bersama berhimpun dan belajar untuk terus merasa hijau agar senantiasa tumbuh. Salam YAKUSA !

(10)

vi

13. Seluruh mahasiswa PMI angkatan 2016 dengan segala dinamikanya telah penulis anggap sebagai keluarga yang telah menemani dan memberi support penulis menyusun skripsi ini dan berjuang dengan suka duka menempuh pendidikan di Jurusan PMI selama 4 tahun lebih.

14. Personil Lembuswana band yang sekarang bertahan 3 orang yaitu Syachviedhan, Badoel dan penulis yang berganti nama menjadi The Reeds, Perspektif Entertainment dan musisi se – Ciputat.

15. Terkhusus kawan-kawanku seperjuangan, Nurmuzam, Yoga Faisal A, Afrizal Al Kamil, Muh Rohim, Eky Risky Juniar, Reza Rudiana A, Putra Wahyu R, Misbahul Hilmi, Noval Fahrizal A, Thoyyibus Sariroh, Madaniya Cahyarani, Mariatul Kiftiyah dan lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan semuanya, yang selalu menemani baik suka maupun duka, saling bertukar fikiran, saling berbagi makanan dan hal-hal yang membuat penulis hingga saat ini masih mempunyai spirit lebih untuk menyelesaikan studi. 16. Dan semua pihak yang telah membantu baik moral maupun

moril dalam menyelesaikan penelitian ini yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satupersatu.

(11)

vii

Penulis berharap hasil penelitian yang telah dituangkan dalam skripsi ini bisa diterima dengan baik bagi yang membaca, dan juga penulis membuka pintu yang lebar bagi yang ingin memberi saran dan kritik pada skripsi ini. Mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan, wassalam.

Ciputat, Januari 2021

(12)

viii

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ...viii

BAB I (PENDAHULUAN) ... 1

A. LATAR BELAKANG ... 1

B. FOKUS DAN PERUMUSAN MASALAH ... 10

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... 11

D. METODOLOGI PENELITIAN ... 13

E. TINJAUAN PUSTAKA ... 20

F. SISTEMATIKA PENULISAN ... 25

BAB II (TINJAUAN TEORITIS) ... 28

A. DEFINISI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ... 28

1. Definisi Pemberdayaan Masyarakat ... 28

B. STRATEGI PEMBERDAYAAN EKONOMI ... 31

1. Strategi Pemberdayaan ... 31

2. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat ... 32

C. WAKAF PRODUKTIF ... 35

1. Pengertian Wakaf Produktif ... 35

2. Sejarah Perkembangan Wakaf Produktif ... 39

(13)

ix

BAB III (GAMBARAN UMUM LEMBAGA) ... 52

A. Sejarah Singkat Global Wakaf Corporation ... 52

B. Profil Desa Wakaf ... 55

C. Letak Geografis & Demografis Global Wakaf ... 56

D. Visi & Misi Global Wakaf Corporation ... 57

E. Personalia & Keanggotaan GW ... 58

F. Legalitas Global Wakaf Corporation ... 59

G. Wujud Wakaf ... 59

BAB IV (HASIL TEMUAN PENELITIAN) ... 64

A. Proses Pengelolaan Wakaf Produktif Lumbung Beras Wakaf oleh GWC ... 64

1. Penghimpunan Dana Wakaf Sebagai Sumber Modal Lumbung Beras Wakaf ... 69

2. Pengelolaan Dana Wakaf Sebagai Sumber Modal LBW Dalam Memberdayakan Masyarakat ... 79

B. Strategi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa Jipang Kec Cepu Blora Melalui Desa Wakaf : LBW oleh GWC ... 80

1. Membangkitkan Potensi Ekonomi ... 83

2. Memampukan Para Petani ... 86

3. Memberikan Perlindungan Kepada Petani ... 90

C. Distribusi dan Hasil LBW untuk Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat... 91

(14)

x

BAB V (ANALISIS PENELITIAN) ... 96

A. Refleksi Teori ... 96

B. Distribusi dan Hasil LBW untuk Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat ... 118 BAB VI (PENUTUP)... 125 A. Kesimpulan ... 125 B. Saran ... 128 DAFTAR PUSTAKA ... 130 PROFIL PENULIS ... 177

(15)

xi

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 Subjek Informasi Peneliti ... 18

1. Tabel 1.2 Data Kelompok Tani Desa Jipang ... 106

2. Tabel 1.3 Data Produksi Gabah LBW... 122

(16)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara ... 134

Lampiran 2. Trasnkip Wawancara ... 138

Lampiran 3. Catatan Lapangan ... 163

Lampiran 4. Dokumen ... 169

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan bagian dari Negara besar di dunia yang struktur ekonominya sangat timpang (terjadi kesenjangan), karena basis ekonominya yang strategis dimonopoli oleh segelintir orang (kalangan feodalis tradisional dan masyarakat modern kapitalis) yang menerapkan prinsip ekonomi ribawi. Sampai saat ini dua kelompok tersebut masih begitu mewarnai tumbuh berkembang dan lalu-lintas perekonomian Indonesia. (Al-Asyhar, 2006:6-8)

Pertumbuhan ekonomi juga diikuti dengan isu kemiskinan dan kemanusiaan yang merupakan indikator penting untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu negara. Setiap negara akan berusaha keras untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang optimal dan menurunkan angka kemiskinan.

Kemiskinan adalah kondisi sosial ekonomi seseorang atau sekelompok orang yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk

mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang

bermartabat. Berdasarkan data BPS jumlah masyarakat Indonesia yang sudah berpartisipasi melakukan sensus penduduk online 2020 mencapai 38,84 juta jiwa dengan mayoritas penduduk beragama islam yang artinya jika tidak ditanggulangi secepatnya maka bisa jadi akan terjadi kenaikan intensitas angka kemiskinan.

(18)

2

Agama islam dengan syari’at yang adil telah meletakkan prinsip yang kuat untuk memerangi kemiskinan, menetapkan hak hidup mulia bagi setiap insan, meletakkan undang-undang yang menjamin batas minimum bagi setiap individu untuk

mendapatkan tempat tinggal, sandang, pangan, serta

menggariskan berbagai metode praktis untuk memberantas kemiskinan secara tuntas bagi masyarakat muslim. Banyak metode, cara, dan hukum islam yang mengatur apabila itu diterapkan dan diwujudkan akan mampu menghilangkan factor-faktor penderitaan di dalam masyarakat dan menghapus gejala-gejala kemiskinan dan kesusahan secara menyeluruh. Dalam ayat banyak dijelaskan bahwa orang yang bertaqwa itu adalah orang yang peduli dengan sesamanya.Allah SWT

berfirman dalam Surat Al-Maidah ayat 2:

ۚ ِن ََٰوْدُعْلٱ َو ِمْث ِْلٱ ىَلَع ۟اوُن َواَعَت َلَ َو ۖ َٰى َوْقَّتلٱ َو ِ رِبْلٱ ىَلَع ۟اوُن َواَعَت َو

۞

ِباَقِعْلٱ ُديِدَش َ َّللَّٱ َّنِإ ۖ َ َّللَّٱ ۟اوُقَّتٱ َو

Artinya : ”Dan tolong-menolong lah kamu dalam kebaikan

dan ketakwaan. Dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwa lah kamu kepada Allah, sesungguhnya siksa Allah sangat berat."

(Al-Maidah : 2)

perintah tolong-menolong dalam agama islam kerap direpresentasikan dalam aksi kepedulian. Tak sedikit misalnya, di Indonesia, hadirnya lembaga-lembaga filantropi juga diusung oleh semangat kepedulian dan sikap tolong-menolong yang tinggi. Berkaca pada ajaran islam tentang perintah saling tolong

(19)

3

menolong dalam kebajikan kepada sesama manusia dan makhluk hidup yang lainnya merupakan bentuk dari rasa sayang Allah SWT kepada makhluk ciptaannya, maka sudah seyogyanya kita berusaha mengamalkan nilai-nilai keislaman dalam keseharian termasuk mengentaskan kemiskinan dalam isu kemanusiaan yang selalu berakibat pada perekonomian.

Masalah kemanusian tak pernah usai bahkan selalu ada fenomena baru ketika alam mulai merespon apa yang telah manusia buat. Yang perlu difahami lagi bahwa kemanusiaan tidak hanya soal kebencanaan, konflik atau perang melainkan termasuk juga persoalan kemiskinan yang pada data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan per Maret 2020 mengalami kenaikan menjadi 26,42 juta orang. Dengan posisi ini, persentase penduduk miskin per Maret 2020 juga ikut naik menjadi 9,78 persen. Dibanding Maret 2019 peningkatannya mencapai 1,28

juta orang dari sebelumnya 25,14 juta orang.

(https://tirto.id/fQ9M) Dibanding September 2019, jumlah penduduk miskin Maret 2020 di daerah perkotaan naik sebanyak 1,3 juta orang (dari 9,86 juta orang pada September 2019 menjadi 11,16 juta orang pada Maret 2020). Sementara itu, daerah perdesaan naik sebanyak 333,9 ribu orang (dari 14,93 juta orang pada September 2019 menjadi 15,26 juta orang pada Maret 2020). Garis Kemiskinan pada Maret 2020 tercatat sebesar Rp454.652,-/ kapita/bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp335.793,- (73,86 persen) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp118.859,- (26,14 persen).

(20)

4

Salah satu daerah yang terdampak bencana banjir ditahun 2017 kemudian berpengaruh pada perekonomiannya adalah masyarakat Blora, tepatnya di Desa Jipang, Kecamatan Cepu yang pada tahun 2019 termasuk dalam masyarakat dengan perekonomian terendah di Jawa Tenah menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan Kec Cepu Blora saat ini masih pada angka 11,90 persen. Berada di peringkat 23 dari 35 Kabupaten/Kota se Jawa Tengah, dan masih masuk zona merah karena kemiskinannya lebih besar dari rata-rata Jawa Tengah

11,32 persen dan rata-rata Nasional 9,82 persen.

(https://blorakab.bps.go.id/)

Dengan fenomena dan data kemiskinan diatas sedikit memberikan gambaran bahwa bukan hanya pemerintah yang harus mengawal dan mentaskan kemiskinan, namun semua elemen termasuk lembaga-lembaga sosial maupun kemanusiaan bahkan masyarakat sekalipun juga harus turut andil dengan membuat sebuah gebrakan yang tidak hanya bersifat menciptakan ketergantungan akan tetapi juga memberdayakan masyarakat. Komitmen tersebut secara jelas tercantum dalam UUD 1945 pasal 34. Sebagai manifestasi komitmen tersebut Indonesia melalui pemerintah, swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP), Program Keluarga Harapan (PKH), Program Pemberdayaan Masyarakat melalui KUBE, Koperasi dan lain-lain berusaha mengentaskan kemiskinan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

(21)

5

Di era global ini, kemandirian atau hidup mandiri adalah sebuah trend terbaru. Bangsa yang mandiri adalah bangsa yang mampu membuat rakyatnya mandiri dan sejahtera, tentu dalam mewujudkan kemandirian itu dibutuhkan proses yang panjang. Sebuah proses merujuk kepada serangkaian langkah-langkah maupun tindakan yang dilakukan secara sistematis dan mencerminkan sebuah tahapan upaya dalam mengubah masyarakat yang belum mandiri menjadi mandiri dan yang belum berdaya menjadi terberdayakan. Dengan mendirikan masyarakat, berarti kita juga telah memberdayakan masyarakat.

Kegiatan pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu kegiatan yang efektif dalam rangka memandirikan dan memberdayakan masyarakat. Kegiatan tersebut dapat dilakukan kapanpun, di manapun dan oleh siapapun. Pada dasarnya kegiatan pemberdayaan masyarakat ditujukan untuk kalangan yang kurang mampu dalam hal ekonomi dan belum mandiri. Kegiatan ini diharapkan dapat membuat mereka menjadi lebih mandiri sehingga hidupnya menjadi lebih baik.

Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 110:

ِنَع َن ۡوَهۡنَت َو ِفو ُرۡعَمۡلٱِب َنو ُرُمۡأَت ِساَّنلِل ۡتَج ِر ۡخُأ ٍةَّمُأ َرۡيَخ ۡمُتنُك

ُنِم ۡؤُت َو ِرَكنُمۡلٱ

ُمُهۡنِ م ۚمُهَّل ا ٗرۡيَخ َناَكَل ِبََٰتِكۡلٱ ُل ۡهَأ َنَماَء ۡوَل َو ِِۗ َّللّٱِب َنو

َنوُقِسََٰف ۡلٱ ُمُه ُرَث ۡكَأ َو َنوُنِم ۡؤُمۡلٱ

Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang

(22)

6

beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Q.S Ali-Imran 110)

Ayat tersebut merupakan landasan teologis bahwa pemberdayaan juga dilaksanakan dalam ajaran agama Islam. Dalam pandangan agama Islam, pemberdayaan harus dilakukan secara terus-menerus. Indonesia yang merupakan penduduk mayoritas Islam dituntut untuk melakukan upaya-upaya pemberdayaan yang sistematis untuk melahirkan masyarakat

yang berkualitas. (Nanih Machendrawity, 2001 : 29)

Islam menawarkan konsep pemberdayaan ekonomi

masyarakat yang bisa keluar dari jaring-jaring ekonomi ribawi dan mampu menjadi filantropi platinum dalam mengentaskan kemiskinan juga memberdayakan. Yaitu dengan memaksimalkan peran-peran lembaga pemberdayaan ekonomi Islami seperti waqaf dan Zakat. (Al-Asyhar, 2006:10)

Berbeda dengan zakat yang harus segera disalurkan, wakaf dapat dikembangkan menjadi lebih produktif. Selain sebagai bentuk ibadah kepada Allah, wakaf juga memiliki fungsi sosial. Dalam fungsinya sebagai ibadah, wakaf akan mengalirkan pahala terus menerus selama harta wakaf itu dimanfaatkan. Adapun fungsi sosialnya, wakaf dapat menjadi jalan bagi pemerataan kesejahteraan di kalangan umat dan penanggulangan kemiskinan di suatu negara apabila dikelola dengan baik.

Dalam kondisi seperti ini eksistensi lembaga waqaf menjadi sangat urgen dan strategis, selain aspek ajaran Islam yang berdimensi spiritual, waqaf juga merupakan ajaran yang menekankan pentingnya kesejahteraan sosial. Namun masih

(23)

7

banyak diantara kita selama ini yang memahami bahwa waqaf itu hanya berupa tanah dan bangunan masjid, mushalla dan madrasah saja, padahal harta waqaf itu bisa dikembangkan agar hasilnya bisa dimanfaatkan, misalnya untuk membantu biaya pendidikan fakir miskin, dan bisa membantu lebih banyak lagi saudara-saudara kita yang membutuhkan. ( Al-Kahfi, 2019:123)

Jika potensi waqaf dikelola dengan baik dan berdasarkan asas-asas profesionalisme, maka akan membawa dampak besar dalam kehidupan masyarakat. Beban persoalan sosial yang dihadapi bangsa kita sekarang ini karena krisis ekonomi dan di masa yang akan datang akan terpecahkan secara mendasar dan menyeluruh melalui sistem pengumpulan, pengelolaan, dan pendayagunaan harta waqaf dalam ruang lingkup nasional. ( Al-Asyhar, 2006:11)

Saat ini, kemiskinan dan pengangguran masih menjadi masalah yang belum terselesaikan. Tanggung jawab ini tentu bukan hanya menjadi milik negara, tapi juga masyarakat yang mampu. Salah satu lembaga kemanusiaan yang aktif dalam menggalakkan konsep ekonomi islam melalui pendekatan kemanusiaan adalah ACT (Aksi Cepat Tanggap) . ACT mempunyai ikhtiar mensejehterakan umat atau memberdayakan melalui program Global Wakaf. Global Wakaf Merupakan sebuah program pengelolaan wakaf secara profesional, amanah, berjangkauan luas (global) demi membangun kesejahteraan masyarakat yang berhak menerimanya melalui program-program yang terutama bersifat memberdayakan (produktif) juga sebagai

(24)

8

“Filantropi Platinum” melalui pendekatan kemanusiaan berbekal pengalaman panjang mengelola isu kemanusiaan secara global. Dalam Program GWC terdapat beberapa sub program diantaranya Wakaf pangan, Wakaf Infrastruktur, Wakaf Pendidikan dan Wakaf Ekonomi.

Mengenai pemberdayaan ekonomi umat selaras dengan program Global Wakaf Corporation yaitu Wakaf Ekonomi berupa lumbung padi yang dinamakan LBW (Lumbung Beras Wakaf) yang bertempat di Desa Jipang Kabuaten Blora. Lumbung Pangan Msyarakat (LBW) ini berperan dalam pengelolaan wakaf pangan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan petani dan membantu dalam meningkatkan produktifitas lahan pertanian yang ada di Desa Jipang. Pengelolaan dan pengembangannya dikelola secara produktif sehingga menghasilkan keuntungan dan manfaatnya dapat memberikan kemaslahatan bagi masyarakat luas. Adapun tujuan utama adanya Lumbung Beras Wakaf (LBW) adalah melakukan stabilisasi terhadap harga jual gabah petani agar tidak menglami kerugian dikarenakan permainan harga jual beli gabah oleh para tengkulak.

Berdasarkan sejarah awal bahwa ditahun 2017 bencana banjir pernah melanda desa Jipang maka Global Wakaf Corporation memiliki spirit untuk membantu mengangkat kesejahteraan masyarakat khususnya di bidang ekonomi melalui konsep memberdayakan masyarakat agar tercipta tingkat

partisipatif dan kemandirian dari masyarakat dengan

(25)

9

memproduktifkan sumberdaya manusia dan juga sumberdaya alam yang melimpah.

Terdapat dua unsur penekanan dalam Global Wakaf, yakni tentang bagaimana proses pemberdayaan ekonomi dan strategi pemberdayaan masyarakat. Selain itu, alasan mendasar peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang pemberdayaan ekonomi berbasis wakaf produktif dikarenakan masih sedikitnya literatur atau penelitian yang mengangkat tentang konsep ekonomi syaria terutama mengenai wakaf produktif yang secara umum masih banyak dari mayoritas masyarakat hanya memandang dan memahami wakaf sebagai tiga M yaitu makam, masjid dan madrasah, padahal lebih dari itu wakaf bisa dijadikan fasilitas bahkan filantropi platinum dalam megentaskan kemiskinan dengan prinsip-prinsip syaria melalui pendekatan kemanusiaan untuk memberdayakan masyarakat. Mengacu pada

problem dan realita pemberdayaan masyarakat tentang

pertumbuhan ekonomi umat serta upaya peningkatan ekonomi di bidang peternakan dan pertanian seperti yang dilakukan oleh

Global Wakaf Corporation, mendorong penulis untuk

mengajukan skripsi yang berjudul: “Strategi Pemberdayaan

Ekonomi Masyarakat Desa Jipang Kec Cepu Blora Melalui Program Desa Masyarakat : Lumbung Beras Wakaf oleh Global Wakaf Corporation”.

(26)

10

B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH 1. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, sebagai langkah untuk menghindari timbulnya sesuatu penafsiran yang keliru dan menyesatkan, maka peneliti melakukan

batasan terhadap masalah yang diangkat dengan

mengidentifikasinya, sebagai berikut; “Strategi

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa Jipang Kec Cepu Blora Melalui Program Desa Wakaf : Lumbung Beras Wakaf Oleh Global Wakaf Corporation”.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka peneliti dapat merumuskan masalah, sebagai berikut:

a. Bagaimana Proses Pengelolaan Wakaf Produktif yang dilakukan Global Wakaf Corporation melalui Lumbung Beras Wakaf?

b. Bagaimana Strategi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa Jipang Kec Cepu Blora Melalui Program Desa Wakaf : Lumbung Beras Wakaf Oleh Global Wakaf Corporation ?

c. Bagaimana hasil yang diperoleh masyarakat setelah terlibat dalam program Lumbung Beras Wakaf yang dilakukan oleh Global Wakaf Corporation ?

(27)

11

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui bagaimana proses pengelolaan wakaf produktif yang dilakukan Global Wakaf Corporation melalui Lumbung Beras Wakaf. 2. Untuk mengetahui bagaimana tahapan strategi

pelaksanaan program pemberdayaan ekonomi masyarakat Desa Jipang Kec Cepu Blora Melalui Program Desa Wakaf : Lumbung Beras Wakaf Oleh Global Wakaf Corporation

3. Untuk mengetahui Bagaimana hasil yang

diperoleh oleh masyarakat setelah mengikuti dan terlibat program Lumbung Beras Wakaf yang dilakukan oleh Global Wakaf Corporation.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini secara teoritis yaitu untuk menambah khazanah ilmu dakwah, khususnya yang berhubungan dengan unsur-unsur masyarakat Islam. Adapun secara praktis penelitian ini yaitu:

a. Manfaat Akademis

1) Penelitian ini sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2) Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti khususnya menyangkut “Strategi Pemberdayaan

(28)

12

Ekonomi Masyarakat Desa Jipang Kec Cepu Blora Melalui Program Desa Wakaf : Lumbung Beras Wakaf Oleh Global Wakaf Corporation”.

3) Menambah khazanah keilmuan, khususnya

memperkaya model-model dalam pengembangan masyarakat. Disamping itu, penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk menemukan dan mengembangkan teori-teori dalam pemberdayaan berbasis ekonomi islam.

b. Manfaat Praktis: Hasil penelitian ini diharapkan dapat

menjadi contoh kelembagaan atau yayasan swasta lainnya dengan memahami aplikasi dari pemberdayaan masyarakat yang berlandaskan pengembangan ekonomi islam untuk pembangunan berkelanjutan.

(29)

13 D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif atau metode interpretasi. Pendekatan kualitatif disebut juga metode interpretasi karena penelitian berhubungan dengan interpretasi terhadap data yang diperoleh pada saat peneliti terjun ke lapangan. Dalam penelitian kualitatif yang bertindak selaku instrument adalah orang atau human instrument, yaitu peneliti sendiri. Selain itu untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus memiliki bekal teori dan basis data ataupun informasi, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna. Arti makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti merupakan suatu nilai di balik

data yang tampak. (Sugiyono, 2013:7-9)

Peneliti di sini menggunakan pendekatan lapangan, karena penelitian bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu unit sosial, individu, kelompok dan masyarakat. Penelitian ini mempunyai ciri sifat yang

mendalam tentang suatu unit sosial tertentu. (Suryana,

2010:14)

Dengan pendekatan ini, peneliti bisa mengetahui lebih mendalam mengenai upaya pemanfaatan wakaf produktif sebagai pemberdayaan ekonomi umat yang dilakukan oleh Global Wakaf Corporation.

(30)

14

2. Macam dan Sumber Data

Data Pokok atau Data Primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari narasumber yang akan diteliti dengan cara wawancara mendalam.

Data Pokok ini bersumber dari wawancara narasumber yaitu ketua dan pengurus Global Wakaf Corporation, pengelola Lumbung Beras Wakaf dan elemen masyarakat yang terlibat di dalamnya.

Data Pendukung atau Data Sekunder adalah dokumen-dokumen yang mendukung penelitian ini seperti buku-buku, catatan dan transkrip serta dokumen yang lainnya.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data ini, peneliti menggunakan beberapa tahap, yaitu:

a. Obervasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data

mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Salah satu observasi yang sesuai dengan penelitian kali ini adalah observasi partisipatif. Hasil temuan dari observasi akan peneliti lihat sebagai bahan perbandingan dengan hasil yang diperoleh dari wawancara tersebut.

(31)

15

b. Interview (Wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden/narasumber yang lebih mendalam. Mengenai pembuatan wawancara disini, peneliti menggunakan wawancara terbuka dan dilakukan dengan cara sistematis artinya bahwa menggunakan unsur pertanyaan 5W+1H.

c. Dokumentasi

Studi Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Studi dokumentasi merupakan salah satu cara yang

dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk

mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek

bersangkutan. (Haris Hardiansyah, 2021 : 143)

4. Teknik Analisa Data

Dalam teknik analisis data, peneliti menggunakan pendekatan analisis model Miles dan Huberman, yang di dalamnya membahas tentang: pertama, reduksi data ialah pengumpulan data, memfokuskan, serta memilah dan

(32)

16

memilih data mana saja yang dibutuhkan. Kedua, model data yaitu suatu proses pengumpulan data yang tersusun sesuai kriterianya masing-masing. Ketiga, penarikan kesimpulan merupakan langkah akhir pada sebuah kegiatan penelitian, dimana isinya berisikan tentang ringkasan semua data yang diperoleh sehingga muncul sebuah manfaat dan

saran untuk kedepannya. (Emzir, M.Pd, 2012: 129-133)

5. Teknik Validasi Keabsahan Data

Teknik validasi keabsahan data ialah berfungsi sebagai menjaga kebenaran dalam isi data yang telah didapat, dari sini peneliti menggunakan taktik triangulasi, menurut Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman taktik tersebut berupaya membandingkan indeks-indeks yang ada, masing-masing setiap indeks itu sendiri memiliki metode yang berbeda pula untuk mendapatkannya, sehingga

mengarahkan kepada kesimpulan yang tepat. (Tjetjep Rohendi

(33)

17

6. Teknik Penulisan

Teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017” yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan buku ceqda.

7. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kantor Global Wakaf Corporation menara 165 Jakarta Selatan dan Lumbung Beras Wakaf yang terletak di Desa Jipang, Kecamatan Cepu, Blora Jawa Tengah. Jipang adalah desa yang berada di tepi Sungai Bengawan Solo yang masyarakatnya tidak terlepas dari pertanian. Penetapan lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian didasarkan atas pertimbangan bahwa kondisi objektif wilayah penelitian yang merupakan salah satu lokasi strategis dari pelaksanaan program wakaf produktif yang dinaungi oleh Global Wakaf Corporation bekerjasama dengan GIP (Global Islamic Phylantroph sebagai induk dari lembaga-lembaga pengelolaan wakaf dan kemanusiaan. Alasan lain melakukan di tempat tersebut, peneliti yakin bahwa kantor Global Wakaf Corporation dan Lumbung Beras Wakaf memiliki data dan sumber yang cukup dalam penelitian ini. Kemudian dari sudut lokasi tempat penelitian tidak jauh dari tempat tinggal sementara

peneliti selama melakukan penelitian, sehingga

(34)

18

Masa waktu penelitian dilakukan selama enam bulan yang dimulai dari pertengahan mei 2020 sampai dengan selesai.

8. Teknik Penentuan Subjek Penelitian

Untuk memperkuat penelitian yang disusun, maka peneliti melakukan wawancara kepada 10 orang informan diantaranya, Pengurus Global Wakaf Corporation mengenai pertanyaan seputar lembaga pusat dan latar belakang mengapa mengambil wakaf sebagai fokus utama dalam meningkatkan ekonomi dan memberdayakan masyarakat, Pengelola Lumbung Beras Wakaf mengenai strategi pengelolaan wakaf produktif dan Petani Desa Jipang mengenai hasil pemberdayaan ekonomi setelah mengikuti program Lumbung Beras Wakaf.

Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti

menentukan dan memilih subjek-subjek penelitian yang sesuai dengan kebutuhan data diantaranya :

Tabel 1.1

Subjek Informasi Peneliti

No Informan Subjek Kajian Informasi Jumlah Teknik pengumpulan data 1 Gambaran Umum Lembaga Menejer Global Wakaf Corporation (Ust Pungky) Gambaran umum GWC, sejarah berdiriya, wakaf sebagai filantropi platinum dan pengaplikasian di lapangan. 1 Wawancara

(35)

19 2 Proses Pengelolaan Wakaf Produktif dan strategi pemberdayaan ekonomi melalui LBW a. Pengelola Lumbung Beras Wakaf (Mas Tono) b. Admin Pengelolaan Lumbung Beras Wakaf (Mbak Lessi) a. Penghimpunan dana wakaf, pengelolaan wakaf produktif, strategi pemberdayaan ekonomi melalui LBW dan hambatan. b. Data produksi dan distribusi beras LBW, Data kelompok tani desa Jipang dan penerima manfaat. 2 Wawancara & Observasi 3 Distribusi dan hasil pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui LBW a. Lurah desa Jipang (Lurah Ngadi) b. Petani desa Jipang (Pak subiono, Pak Lamiran, Pak Samidin, Mas Bambang) c. Petani dan buruh LBW (Ibu Martini dan Murtini) a. Kondisi geografis dan demografis desa Jipang, pandangan mengenai LBW dan manfaatnya b. Pandangan tentang LBW, benefit yang diperoleh, hambatan dan harapan. c. Pandangan tentang LBW, Benefit yang dieperoleh, cara kerja buruh LBW, hambatan dan harapan. 7 Wawancara & Observasi

(36)

20

E. TINJAUAN PUSTAKA

Sebelum peneliti melakukan penelitian, peneliti melakukan peninjauan terhadap skripsi maupun tesis terdahulu yang memiliki kesamaan atau berkaitan dengan penelitian yang akan penulis lakukan.

Pertama, Skripsi berjudul: “Strategi Pemberdayaan Ekonomi Umat di masjid Darussalam Kota Wisata Cibubur melalui Program Koprasi Serba Usaha dan BMT ditulis

oleh Fevi Saleha, S. Sos mahasiswa Strata 1 Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, program studi Pengembangan Masyarakat Islam tahun 2011.

Dalam Skripsi ini penulis menjelaskan tentang bagaimana Strategi yang disusun dalam pemberdayaan ekonomi umat yang dilakukan di masjid Darussalam kota wisata Cibubur dengan memberikan pendampingan secara bertahap dalam berwirausaha dan modal serba usaha. Persamaan dengan skripsi yang peneliti susun terletak pada kajian strategi pemberdayaan ekonomi umat dengan memberikan pendampingan dan juga modal untuk

memproduktifkan usaha sampai masyarakat yang

diberdayakan mampu bangkit dan mandiri dalam

memberdayakan ekonomi.

Sedangkan perbedaannya dengan skripsi peneliti adalah di objek penelitian dan modal yang diberikan, objek penelitian fevi saleha berfokus pada umat yang ada

disekitaran masjid sedang peneliti fokus dalam

(37)

21

manfaatnya bisa disalurkan untuk masyarakat yang membutuhkan.

Kedua, Skripsi tentang “Pemberdayaan Lansia Melalui Usaha Ekonomi Produktif Oleh Bina Keluarga Lansia (Bkl) Mugi Waras Dusun Blendung Desa Sumbersari Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman” oleh

Febriati mahasiswa Prodi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Dalam skripsi ini menjelaskan tentang pemberdayaan ekonomi usaha kecil yang difokuskan untuk memberdayaan para usia lanjut guna mendorong produktifitas kembali dan menjadi contoh untuk warga mugi waras dusun Blendung desa Sumbersari kecamatan moyudan kabupaten Sleman. Dengan dikumpulkan dalam satu wadah oleh bina usia lanjut maka para lansia diajak untuk mengetahui pengelolaan, pemasaran dan juga mendapat keuntungan materi dari produk yang mereka hasilkan.

Perbedaan skripsi tersebut dengan skripsi yang ingin peneliti kemukakan yaitu skripsi tersebut hanya fokus kepada pemberdayaan para usia lanjut, sedangan pada sripsi ini akan memfokuskan pada ummat secara umum.

Ketiga, skripsi tantang “strategi pengelolaan wakaf produktif dalam rangka pemberdayaan umat di kecamatan pangkajene kabupaten pangkep” oleh Niryad muqisthi

(38)

22

Kekeluargaan Jurusan Peradilan Agama Pada Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Alauddin Makassar.

Dijelaskan bahwa anlisa tentang pengelolaan wakaf menurut undang-undang nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf, pada pasal 43 ayat 2 mengatakan pengembangan dan pengelolaan harta benda wakaf sebagaimana di maksud pada ayat 1 dilakukan secara produktif. Namun di kecamatan pangkajene pengelolaan wakaf secara produktif masih belum maksimal dilihat dari prinsip manajemen dalam mengelolah wakaf masih kurang memenuhi tahapan-tahapan agar wakaf berfungsi dengan baik.

Persamaan dengan pembahasan peneliti adalah tentang bagaimana pelaksanaan pemberdayaan wakaf produktif untuk pengembangan ekonomi umat.

Keempat, Skripsi yang berjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Dana Bergulir Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) Ar-Ridho, Pisangan Ciputat”. oleh Budi Astoni.

Mahasiswa jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Uin Syarif Hidyatullah Jakarta tahun 2009.

Dalam skripsi ini menjelaskan tentang pemanfaatan dana bergulir dari BMT Ar-Ridho untuk pedagang kecil di sekitar kampung Pisangan dan Ciputat, Iip juga membahas tentang dampak dari program dana bergulir tersebut terhadap kualitas perekonomian pedagang-pedagang kecil di kampung Pisangan, Ciputat. Warga didorong untuk rajin menabung dan dana tersebut akan digulirkan ke setiap anggota BMT, yang nantinya akanada sistem bagi hasil

(39)

23

pada setiap akhir bulannya. Dengan kegiatan tersebut, masyarakat dapat menggunakan dana bergulir sebagai modal usaha dalam rangka mengembangkan usaha kecil mereka.

Perbedaan skripsi tersebut dengan skripsi yang ingin peneilti kemukakan yaitu skripsi tersebut hanya fokus terhadap lembaga masjid saja, sedangkan dalam skripsi ini akan memfokuskan pada pemberdayaan ekonomi ummat yang dilakukan oleh Global Wakaf ACT.

Kelima, Skripsi yang berjudul “Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid-Studi Kasus di Masjid Al-Ikhlas Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan”. oleh

Ahmad Rifa’i. Mahasiswa Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, tahun 2015.

Dalam pembahasannya, ia menjelaskan tentang Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid, dalam hal ini Masjid Al-Ikhlas Jatipadang yang telah mempunyai

program Pemberdayaan Ekonomi Pendidikan,

Pemberdayaan Perempuan dan juga program Bantuan Sosial. Dalam skripsi tersebut disebutkan bahwa dengan adanya program pemberdayaan berbasis masjid yang dilakukan oleh DKM Masjid Al-Ikhlas Jatipadang, jama’ah masjid, masyarakat sekitar masjid dan juga umat Islam pada umumnya, dapat merasakan dampak positif dari kegiatan tersebut. Pasalnya, kegiatan Pemberdayaan yang dilakukan oleh Masjid Al-Ikhlas Jatipadang dilakukan oleh semua

(40)

24

pemberdayaan serta yang dapat merubah dan atau masyarakat disekitar masjid ke arah yang lebih baik.

Keenam, sebuah Tesis tentang “Pengaruh Zakat Produktif Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Miskin Di Kabupaten Sragen” Oleh umi

Hani’in Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Surakarta Tahun 2017.

Dalam tesis ini menjelaskan tentang pemanfaatkan zakat guna memproduktifkan masyarakat miskin Di Kabupaten Sragen. Dengan mendata dan melakukan pendampingan secara bertahap kepada warga yang terdaftar kemudian diberikan bantuan berupa modal awal serta dapat digunakan untuk menembangkan usaha mereka.

Perbedaan dengan skripsi yang ingin peneliti kemukakan terletak pada objek penelitian, skripsi tersebut menggunakan dana zakat sedangkan skripsi peneliti menggunakan wakaf sebagai objek penelitian.

Persamaan dengan pembahasan peneliti adalah bagaimana proses pemberdayaan ekonomi umat untuk kesejahteraan berkelanjutan melalui ekonomi produktif berbasis syari,ah.

Ketujuh, Sebuah Tesis tentang “ Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Muslim Melalui Pengelolaan Dana Zakat, Infaq, Shadaqah (Studi kasus pada Dompet Sosial Madani Denpasar)” Oleh Desy Intan Normalasari

(41)

25

Dalam tesis ini mengedepankan proses pemanfaatan dana zakat infaq dan shadaqah yang difasilitasi oleh LAZ Dompet Sosial Madani sebagai lembaga yang berada di Bali dan bermayoritas agama hindu. Program pemberdayaan ekonomi umat muslim ini merupakan salah satu upaya untuk mengentaskan kemiskinan juga memandirikan para

penerima manfaat melalui pengelolaan dana dan

pendampngan secara bertahap. Konsepnya adalah dengan bantuan modal dana atau peralatan usaha oleh DSM kepada penerima manfaat, dengan adanya program tersebut diharapkan bisa memberdayakan dari keadaan tidak/kurang berdaya menjadi mempunyai daya guna untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan untuk keluarga.

Perbedaan dengan skripsi yang ingin penulis jelaskan

mengacu pada instrument dalam memberdayakan

masyarakat muslim, Tesis tersebut menggunakan intrumen zakat, infaq dan shadaqah. Sedangkan skripsi penulis menggunakan intrumen wakaf yang disalurkan melalui program warung wakaf produktif.

D. SISTEMATIKA PENULISAN 1. BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan merupakan bab pertama yang berisi jawaban apa dan mengapa penelitian ini perlu dilakukan. Bagian ini memberikan gambaran mengenai topik penelitian yang hendak disajikan. Oleh karena itu, pada bab pendahuluan ini memuat beberapa bagian yang terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan

(42)

26

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

2. BAB II TINJAUAN TEORITIS

Tinjauan teoritis adalah penegasan landasan teori

dari isi penelitian yang meliputi; Pengertian

Pemberdayaan Masyarakat, Definisi Strategi

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, Pengertian Wakaf Produktif.

3. BAB III GAMBARAN UMUM PENELITIAN

Gambaran umum penelitian membahas tentang informasi dari objek penelitian yang meliputi Profil Umum Global Wakaf ACT dan segala sesuatu yang berhubungan mengenai keadaan obektifnya.

4. BAB IV ANALISIS DATA

Analisis data adalah bentuk pengolahan data menjadi informasi sehingga karakteristik data bisa dipahami dan bermanfaat untuk solusi permasalahan. Analisis data dalam penelitian ini membahas tentang sejauh mana proses pencapaian dari strategi pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh Global Wakaf ACT dalam melaksanakan Program Wakaf produktif di bidang pangan berupa

Lumbung Beras Wakaf yang difokuskan untuk

membangkitkan kembali perekonomian masyarakat desa Jipang pada khususnya dan msayarakat yang membutuhkan.

(43)

27 5. BAB V PENUTUP

Penutup merupakan bagian akhir dari penelitian yang telah dibuat yaitu meliputi Kesimpulan dan Saran.

6. DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka yaitu suatu daftar yang berisi semua sumber bacaan atau rujukan yang digunakan sebagai bahan acuan dalam penulisan karya ilmiah.

7. LAMPIRAN

Lampiran adalah berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian dan dalam penulisan hasil-hasilnya menjadi suatu karya tulis ilmiah, dan analisis data menjadi suatu karya tulis ilmiah, dan analisis data yang tidak dicantumkan dalam naskah. Setiap lampiran diberi nomor urut.

(44)

28 BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan merupakan aspek mualamalah yang sangat penting karena terkait dengan pembinaan dam perubahan masyarakat.Sebagaiman firman Allah dalam QS. Ar- Ra‟d: 11

ِٰاللّ ِر ۡمَا ۡنِم ٗهَن ۡوُظَف ۡحَي ٖهِفۡلَخ ۡنِم َو ِهۡيَدَي ِنۡيَب ۡۢۡنِ م ٌتَٰبِ قَعُم ٗهَل

َلَ َ ٰاللّ َّنِا

ُي

ۡمِهِسُفۡنَاِب اَم ا ۡو ُرِ يَغُي ىٰتَح ٍم ۡوَقِب اَم ُرِ يَغ

َّد َرَم َلََف اًء ۤۡوُس ٍم ۡوَقِب ُ ٰاللّ َدا َرَا ۤاَذِا َو

ٗهَل

ۚ

ٍلا َّو ۡنِم ٖهِن ۡوُد ۡنِ م ۡمُهَل اَم َو

Terjemah Arti: “Bagi manusia ada malaikat-malaikat

yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” ( https://tafsirweb.com/3971-quran-surat-ar-rad-ayat-11.html)

Dalam hal ini terlihat sangat jelas bahwa manusia diminta untuk berusaha dan berupaya dalam melakukan perubahan dalam kehidupannya.Salah satu upaya perubahan itu dapat dilakukan dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

(45)

29

Secara konseptual, pemberdayaan atau pemerkuasaan (empowerment) berasal dari kata power (kekuasaan atau keberdayaan). Karenanya, ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan suatu kemampuan dengan tujuan untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari keinginan dan minat mereka. Pemberdayaan masyarakat secara lugas dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan dengan tujuan untuk membangun manusia atau masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Selain itu sebagai tujuan, pemberdayaan merujuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial yaitu, masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai kemampuan dan pengetahuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya lebih baik.(Edi Suharto, 2005:57)

Sederhananya Subejo dan Supriyanto (2004)

memaknai pemberdayaan masyarakat sebagai upaya yang disengaja untuk memfasilitasi masyarakat lokal dalam merencanakan, memutuskan dan mengelola sumberdaya lokal yang dimiliki melalui collective action dan networking sehingga pada akhirnya mereka memiliki kemampuan dan kemandirian secara ekonomi, ekologi, dan sosial”. Pemberdayaan masyarakat memiliki keterkaitan erat dengan sustainable development dimana pemberdayaan masyarakat merupakan suatu prasyarat utama serta dapat diibaratkan sebagai gerbong yang akan membawa masyarakat menuju suatu keberlanjutan secara ekonomi, sosial dan ekologi

(46)

30

yang dinamis. Melalui upaya pemberdayaan, warga masyarakat didorong agar memiliki kemampuan untuk memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya secara optimal serta terlibat secara penuh dalam mekanisme produksi, ekonomi, sosial dan ekologi-nya.

Dari teori di atas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui suatu perubahan sosial dan ekonomi yang berdampak pada kelangsungan kemandirian masyarakat. Perubahan yang dimaksud mengacu pada interaksi sosial antar individu maupun kelompok dari yang sebelumnya belum berdaya menjadi berdaya, serta melihat kemampuan yang sebelumnya tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup menjadi masyarakat yang dapat memenuhi kebutuhan

hidup.Kemampuan-kemampuan tersebut merupakan

kemampuan yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, maupun menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Tentunya dengan memberdayakan wakaf produktif sebagai salah satu intrumen ekonomi

berbasis syari’ah bagi kelangsungan kemandirian

(47)

31

B. Strategi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat 1. Pengertian Strategi

Ditinjau secara segi etimologi, kata strategi berasal dari Yunani yaitu Strategos yang diambil dari kata strator yang berarti militer dan yang berarti memimpin.Pada konteks awalnya, strategis diartikan sebagai generalship atau sesat yang dilakukan oleh para jenderal dalam

membuat rencana untuk menaklukan musuh dan

memenangkan perang.(Setiawan Hari Purnomo dan

Zulkiflimansyah 1999:8)Namun pada akhirnya startegi berkembang untuk semua kegiatan organisasi termasuk

keperluan ekonomi, sosial, budaya dan agama.(Rafi’udin dan

Maman Abdul Djalil, 76)

Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan bahwa istilah strategi adalah suatu ilmu yang menggunakan sumber

daya untuk melaksanakan kebijakan tertentu.(Depdiknas

2002:1092)

Sedangkan definisi yang berbeda mengenai strategi diberikan oleh para ahli, adalah sebagai berikut:

a. Menurut Onong Uchjana, Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai

suatu tujuan. (Uchjana Affendy Onong 1999: 32)

b. Menurut Chandler yang dikutip oleh Supriyono, Strategi adalah penentuan dasar goals jangka panjang dan tujuan pemberdayaan masyarakat serta pemakaian cara-cara bertindak dan alokasi sumber-sumber yang

(48)

32

c. Menurut Sondang Siagan, Strategi adalah cara yang terbaik untuk mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia, sesuai dengan tuntutan perubahan

lingkungan. (Sondang Siagan 1986 : 17)

Dari pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan tentang strategiyaitu.

a. Strategi merupakan suatu kesatuan rencana yang terpadu, yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.

b. Dalam menyusun strategi perlu dihubungkan

dengan lingkungan organisasi, sehingga dapat disusun kekuatan strategi organisasi.

c. Dalam pencapaian tujuan organisasi, perlu alternatif strategi yang dipertimbangkan dan harus dipilih. d. Selain ketiga kesimpulan di atas dalam menyusun

sebuah strategi yang ditujukan untuk mencapai goals dari sebuah organisasi, kelompok maupun individu tentunya perlu diperhatikan mengenai fasilitas pendukung seperti massa, logistik, administratif dan birokrasi, sampai pada planning tak terduga semisal terjadi situasi dan kondisi yang berubah.

2. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Dalam pengertian sehari-hari strategi sering diartikan sebagai tindakan tertentu yang dilaksanakan demi

tercapainya tujuan atau penerima manfaat yang

dikehendaki.Secara konseptual strategi sering diartikan dengan beragam pendekatan, seperti strategi sebagai suatu

(49)

33

rencana, sebagai kegiatan, sebagai suatu instrumen, sebagai suatu sistem, sebagai pola pikir.

Menurut Charles Elliot strategi pemberdayaan dapat dilakukan dengan menggunakan tiga pendekatan yaitu, The

Welfare Approach (pendekatan kesejahteraan), The Development Approach (pendekatan pengembangan), The Empowerment Approach (pendekatan pemberdayaan).

Selanjutnya Cornelias dan Miar, mengatakan bahwa dalam konsep pemberdayaan ekonomi masyarakat ada dua

strategi, yaitu: (Charles Elliot, 2005:39)

1. Memberi peluang agar sektor masyarakat modern dapat tetap maju, dan kemajuannya dibutuhkan untuk pembangunan bangsa secara keseluruhan dengan pendekatan deregulasi.

2. Memberdayakan sektor ekonomi lapis masyarakat yang masih tertinggal dan hidup diluar atau di pinggiran jalur kehidupan modern. Memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan lapisan masyarakat tersebut.

M. Umar Chapra mengakui bahwa untuk merubah paradigma pemberdayaan ekonomi masyarakat bukan hal yang mudah. Hal tersebut membutuhkan sejumlah perubahan revolusioner dalam lingkungan sosial ekonomi. Adapun menurut beliau ada enam langkah untuk

menyokong tegaknya ekonomi rakyat: (Muhammad, 2007 : 109)

Pertama, perubahan dalam pola gaya hidup pada orientasi

(50)

34

memanfaatkan tenaga buruh secara berlimpah. Kedua, perubahan sikap dan kebijakan secara resmi yang berpihak pada usaha ekonomi rakyat sehingga usaha ekonomi rakyat tidak dikeluarkan. Ketiga, unit usaha ekonomi rakyat harus diberdayakan melalui bantuan baik dalam memperoleh input-input ekonomi yang lebih baik, teknologi yang sesuai, teknik pemasaran yang efektif dan pelayan ekstensi lainnya.

Keempat, unit usaha ekonomi rakyat juga harus

diberdayakan untuk meningkatkan keterampilan melalui training. Kelima, diberikan kesempatan untuk mengakses sumber pendanaan.

Adapun prosedur yang dilakukan dalam

pemberdayaan ekonomi rakyat, yaitu: (Juhaya S. Praja,

2012:188)

a. Membangkitkan (enabling)

Pada umumnya ketidakberdayaan terjadi karena tidak dikenalinya potensi yang dimilikinya. Pada dasarnya, proses enabling dilakukan untuk membangkitkan kemauan rakyat yang banyak dipengaruhi oleh persepsi dan pengetahuan atas diri dan lingkungannya. b. Memampukan (empowering)

Tahap ini bertujuan agar rakyat menjadi mampu atau bahkan lebih mampu dengan dibekali pengetahuan dan bantuan materiil.

c. Perlindungan (protection)

Proses penguatan dan perlindungan terhadap

(51)

35

beberapa kesulitan yang dihadapi.

Langkah-langkah strategis yang harus

dipertimbangkan dalam pemberdayaan ekonomi

kerakyatan ini di antaranya: (Zulkarnain, 2003 : 14)

1. Melakukan identifikasi terhadap pelaku ekonomi,

seperti koperasi, usaha kecil, petani, dan kelompok tani mengenai potensi dan pengembangan usahanya.

2. Melakukan program pembinaan yang kontinu

terhadap pelaku-pelaku tersebut melalui program pendampingan.

3. Melaksanakan program pendidikan dan pelatihan

sesuai dengan kebutuhan mereka pada saat

mengembangkan usaha.

4. Melakukan koordinasi dan evaluasi secara periodik antar instansi yang terlibat dalam proses pembinaan, baik pembinaan terhadap permodalan, SDM, pasar, informasi pasar, maupun penerapan teknologi.

C. Wakaf Produktif

1. Pengertian Wakaf Produktif

Kata “Wakaf” atau”Wact” berasal dari bahasa Arab “Waqafa”. Asal kata “Wakafa” berarti “menahan” atau “berhenti” atau “diam” di tempat” atau tetap berdiri”. Kata “Wakafa-Yaqufu-Waqfan” sama artinya “Habas-Yahbisu-Tahbisan”. 1 Kata al-Waqf dalam bahasa Arab mengandung beberapa pengertian.Artinya : Menahan, menahan harta untuk diwakafkan, tidak dipindahmilikkan.

(52)

36

Wakaf produktif, yaitu wakaf harta yang digunakan untuk kepentingan produksi, baik di bidang pertanian, perindustrian, perdagangan dan jasa yang manfaatnya bukan pada benda wakaf secara langsung, tetapi dari keuntungan bersih hasil pengembangan wakaf yang diberikan kepada orang-orang yang berhak sesuai dengan tujuan wakaf. Dalam hal ini, wakaf produktif diolah untuk dapat menghasilkan barang atau jasa kemudian dijual dan hasilnya dipergunakan sesuai dengan tujuan wakaf.

Menurut Istilah Ahli Fiqih, Para ahli fiqih berbeda dalam mendefinisikan wakaf menurut istilah, sehingga mereka berbeda dalam memandang hakikat wakaf itu sendiri. Berbagai pandangan tentang wakaf menurut istilah sebagai berikut :

a. Mazhab Maliki

Mazhab Maliki berpendapat bahwa wakaf itu tidak melepaskan harta yang diwakafkan dari kepemilikan wakif, namun wakaf tersebut mencegah wakif

melakukan tindakan yang dapat melepaskan

kepemilikannya atas harta tersebut kepada yang lain dan wakif berkewajiban menyedekahkan manfaatnya serta tidak boleh menarik kembali wakafnya. Dengan kata lain, pemilik harta menahan benda itu dari penggunaan secara pemelikan, tetapi membolehkan pemanfaatan hasilnya untuk tujuan kebaikan, yaitu memberikan manfaat benda secara wajar sedang itu tetap menjadi milik si wakif. Perwakafan itu berlaku

(53)

37

untuk suatu masa tertentu, dan karenanya tidak boleh disyaratkan sebagai wakaf kekal (selamanya).

b. Mazhab Syafi’I dan Ahmad bin Hambal Syafi’I dan Ahmad

Berpendapat bahwa wakaf adalah melepaskan harta yang diwakafkan dari kepemilikan wakif, setelah sempurna prosedur perwakafan. Wakif tidak boleh melakukan apa saja terhadap harta yang diwakafkan, seperti : perlakuan pemilik dengan cara pemilikannya kepada yang lain, baik dengan tukaran atau tidak. Jika wakif wakaf, harta yang diwakafkan tersebut tidak dapat diwarisi oleh warisnya.Wakif menyalurkan

menfaat harta yang diwakafkannnya kepada

mauquf’alaih (yang diberi wakaf) sebagai sedekah yang mengikat, dimana wakif tidak dapat melarang penyaluran sumbangannya tersebut.Apabila wakif melarangnya, maka Qadli berhak memaksa agar memberikannya kepada mauquf’alaih. Karena itu mazhab Syafi’i mendefinisikan wakaf adalah : “tidak melakukan suatu tindakan atas suatu benda, yang

berstatus sebagai milik Allah SWT, dengan

menyedekahkan manfaatnya kepada suatu kebajikan (sosial)”.

Secara terminologis dalam hukum Islam, menurut definisi yang paling banyak diikuti, wakaf didefinisikan sebagai “melembagakan suatu benda yang dapat diambil manfaatnya dengan menghentikan

(54)

38

hak bertindak hukum pelaku wakaf atau lainnya terhadap benda tersebut dan menyalurkan hasilnya kepada saluran yang mubah yang ada atau untuk kepentingan sosial dan kebaikan”. Adapula yang mendefinisikan wakaf sebagai “menahan suatu benda untuk tidak pindahmilikkan buat selama-lamanya dan mendonasikan manfaat (hasil)-nya.Kaitannya dengan kata “produktif” bahwa dalam ilmu manajemen terdapat satu mata kuliah yang disebut dengan manajemen produksi/operasi. Operasi atau produksi berarti proses pengubahan/transformasi input menjadi output untuk menambah nilai atau manfaat lebih. Proses produksi berarti proses kegiatan yang berupa; pengubahanfisik, memindahkan, meminjamkan, dan menyimpan.(Jaih Mubarok, 2008:15)

Dengan demikian, dapat dikatakan wakaf produktif secara terminologi adalah transformasi dari

pengelolaan wakaf yang profesional untuk

meningkatkan atau menambah manfaat wakaf. Sedangkan Muhammad Syafi’i Antonio mengatakan bahwa wakaf produktif adalah pemberdayaan wakaf yang ditandai dengan ciri utama, yaitu: pola

manajemen wakaf harus ter integrasi, asas

kesejahteraan nazir, dan asas transformasi dan tanggungjawab. (Jaih Mubarok, 2008:35-36)

(55)

39 2. Sejarah Perkembangan Wakaf

a. Sejarah Lahirnya Wakaf

Dalam sejarah Islam, Wakaf dikenal sejak masa Rasulullah SAW karena wakaf disyariatkan setelah nabi SAW Madinah, pada tahun kedua Hijriyah.Ada dua pendapat yang berkembang di kalangan ahli yurisprudensi Islam (fuqaha’) tentang siapa yang pertama kali melaksanakan syariat wakaf.Menurut sebagian pendapat ulama mengatakan bahwa yang pertama kali melaksanakan wakaf adalah Rasulullah SAW ialah wakaf tanah milik Nabi SAW untuk dibangun masjid.

Pendapat ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Umar bin Syabah dari ‘Amr bin Sa’ad bin Mu’ad, ia berkata: Dan diriwayatkan dari Umar bin Syabah, dari Umar bin Sa’ad bin Muad berkata: “Kami bertanya tentang

mula-mula wakaf dalam Islam? Orang Muhajirin

mengatakan adalah wakaf Umar, sedangkan orang-orang Ansor mengatakan adalah wakaf Rasulullah SAW.” (Asy-Syaukani: 129).

Rasulullah SAW pada tahun ketiga Hijriyah pernah mewakafkan ketujuh kebun kurma di Madinah; diantaranya ialah kebon A’raf, Shafiyah, Dalal, Barqah dan kebon lainnya. Menurut pendapat sebagian ulama mengatakan bahwa yang pertama kali melaksanakan Syariat Wakaf adalah Umar bin Khatab. Pendapat ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan Ibnu Umar ra, ia berkata:

(56)

40

Dari Ibnu Umar ra, berkata : “Bahwa sahabat Umar ra, memperoleh sebidang tanah di Khaibar, kemudian Umar ra, menghadap Rasulullah SAW untuk meminta petunjuk, Umar berkata : “Hai Rasulullah SAW., saya mendapat sebidang tanah di Khaibar, saya belum mendapat harta sebaik itu, maka apakah yang engkau perintahkan kepadaku?” Rasulullah SAW. bersabda: “Bila engkau suka, kau tahan (pokoknya) tanah itu, dan engkau sedekahkan (hasilnya), tidak dijual, tidak dihibahkan dan tidak diwariskan. Ibnu Umar berkata: “Umar menyedekahkannya (hasil pengelolaan tanah) kepada orang-rang fakir, kaum kerabat, hamba sahaya, sabilillah, Ibnu sabil dan tamu. Dan tidak dilarang bagi yang mengelola (nazhir) wakaf makan dari hasilnya dengan cara yang baik (sepantasnya) atau memberi makan orang lain dengan tidak bermaksud menumpuk harta” (HR.Muslim).

Wakaf pada mulanya hanyalah keinginan seseorang yang ingin berbuat baik dengan kekayaan yang dimilikinya dan dikelola secara individu tanpa ada aturan yang pasti. Namun setelah masyarakat Islam merasakan betapa manfaatnya lembaga wakaf, maka timbullah keinginan untuk mengatur perwakafan dengan baik. Kemudian dibentuk lembaga yang mengatur wakaf untuk mengelola, memelihara dan menggunakan harta wakaf, baik secara umum seperti masjid atau secara individu atau keluarga.

Praktek wakaf menjadi lebih luas pada masa dinasti Umayah dengan lembaga wakaf yang bertempat dibasrah

(57)

41

dan dinasti Abbasiyah dengan sebutan “Shadr Al Wuquuf” yang mengurus administrasi dan memilih staf pengelola lembaga wakaf. Semua orang berduyun-duyun untuk melaksanakan wakaf yang tidak hanya untuk orang-orang fakir dan miskin saja, tetapi wakaf menjadi modal untuk membangun lembaga pendidikan, perpustakaan dan membayar gaji para stafnya, gaji para guru dan beasiswa untuk siswa dan mahasiswa. Antusiasme masyarakat kepada pelaksanaan wakaf telah menarik perhatian negara untuk mengatur pengelolaan wakaf sebagai sektor untuk membangun solidaritas sosial dan ekonomi masyarakat.

Di antara undang-undang yang dikeluarkan pada dinasti Utsmani ialah peraturan tentang pembukuan pelaksanaan wakaf, yang dikeluarkan pada tanggal 19 Jumadil Akhir tahun 1280 Hijriyah. Undang-undang tersebut mengatur

tentang pencatatan wakaf, sertifikasi wakaf, cara

pengelolaan wakaf, upaya mencapai tujuan wakaf dan melembagakan wakaf dalam upaya realisasi wakaf dari sisi administrasi dan perundang-udangan.

Pada tahun 1287 Hijriyah dikeluarkan undang-undang

yang menjelaskan tentang kedudukan tanah-tanah

kekuasaan Turki Utsmani dan tanah-tanah produktif yang berstatus wakaf.Dari implementasi undang-undang tersebut di negara-negara Arab masih banyak tanah yang berstatus wakaf dan diperaktekkan sampai saat sekarang. Sejak masa Rasulullah, masa kekhalifahan dan masa dinasti-dinasti Islam sampai sekarang wakaf masih dilaksanakan dari

Gambar

Tabel 1.2 Data produksi gabah LBW (Desember  2020 – Januari 2021)

Referensi

Dokumen terkait

bertujuan untuk membersihkan lubang bor dari fluida formasi yang terdapat di bawah string dengan menggunakan fresh water agar slurry semen tidak terkontaminasi langsung dengan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan model Student Facilitator and Explaining (SFAE) pada materi sistem persamaan linear dua

Di Kecamatan Kedungkandang ditemukan jenis talas – talasan yang berasal dari genus Colocasia yaitu: Talas Bentul putih, Talas Bentul dan Talas Bentul hitam yang dapat

Pada Pendistribusian Kendaraan Roda Dua dan Perlengkapan di Biro Sarpras Polda Jabar hingga saat ini telah melakukan pengelolaan pendataan kendaraan roda dan perlengkapan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase responden yang kurang baik dalam melakukan praktik PHBS pencegahan TB Paru lebih banyak dijumpai pada kelompok

Setelah perlakuan pelatihan manajemen qolbu selesai diberikan kepada kelompok eksperimen dan perlakuan dalam bentuk plasebo selesai diberikan kepada kelompok kontrol, maka

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata telah melakukan beberapa kegiatan dalam mendukung pemasaran dan pengembangan objek wisata di

Mengenai jangka waktu wakaf, wakaf tunai di masjid Darush Sholikhin ini merupakan wakaf yang telah jelas jangka waktunya, yaitu wakaf muabbad atau wakaf selamanya,