• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TEMUAN LAPANGAN

A. REFLEKSI TEORI

3. Memberikan perlindungan kepada para petani (Protect)

Menurut Zulkarnain, terdapat beberapa langkah strategis dalam memberdayakan ekonomi kerakyatan.

110

Poin yang tidak kalah penting adalah koordinasi yang berfungsi sebagai sarana komunikasi bagi pelaku ekonomi dalam hal ini adalah petani Desa Jipang untuk mengkoordinasikan pelaksanaan program dan hasil lapangan, bahkan saat terjadi kendala sekalipun. Koordinasi sangat penting dijaga karena dapat mengontrol proses pelaksanaan program LBW. Setalah koordinasi maka dilanjut dengan evalusasi yang baiknya dilakukan secara berkala agar dari setiap permasalahan yang didapatkan bisa sama-sama

dievaluasi, ditemukan kekurangan-kekurangannya

kemudian ditemukan solusinya bersama untuk memperbaiki proses pelaksanaan program.

Maka ini sesuai dengan penjelasan mas Tono selaku pengelola LBW bahwa untuk memonitoring berjalannya program-program LBW telah membagi tugas kepada tim jadi missal ada 5 orang kemudian dibagi menjadi 2 orang fokus pada pengelolaan digudang LBW dan sisanya terjuan kelapangan untuk melihat langsung sembari berkomunikasi dengan petani. Bahkan menurut Lurah Ngadi hampir setiap hari dari LBW dan pengurus pusat memberikan update terbaru seputar kondisi harga pasar, transparasi distribusi hasil LBW dan info-info yang dibutuhkan.

Paradigma pemberdayaan ekonomi masyarakat bukanlah hal yang mudah untuk direalisasikan, tiga poin prosedur pemberdayaan ekonomi masyarakat

111

yang dijelaskan oleh Juhaira S Praja di atas merupakan tahapan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pelaku ekonomi dalam memproduktifkan potensi ekonomi mereka.

Selanjutnya untuk lebih memperkuat pendapat Juhaira S Praja mengenai pemberdayaan ekonomi, maka M. Umar Chapra mempunyai pandangan lebih detail bahwa dalam lingkungan sosial dibutuhkan sebuah perubahan yang lebih revolusioner untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat. Adapun menurut beliau ada enam langkah untuk menyokong tegaknya ekonomi rakyat di antaranya :

a. Perubahan dalam pola gaya hidup pada orientasi cinta produk dalam negeri (domestic product) dan memanfaatkan tenaga buruh secara berlimpah.

Seiring berkembangnya zaman, masyarakat selalu dihadapkan dengan perubahan-perubahan yang terus berdatangan hingga mempengarungi gaya hidup dalam keseharian. Masyarakat Desa Jipang merupakan kawasan dengan sumber daya pertanian yang sangat potensial, namun hal ini tidak dapat berkembang apabila tidak bisa berjalan beriringan dengan perubahan.

Lumbung Beras Wakaf melihat potensi ekonomi disekor pangan yang ada di Desa Jipang dapat diberdayakan secara produktif dengan

112

memanfaatkan dana wakaf sebagai modal, ini adalah proses penyesuaian dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang juga dapat berpengaruh pada pola gaya hidup masyarakat. Para petani Desa Jipang memandang gaya hidup menjadi sebuah proses penyesuaian dari kebiasaan lama sebagai petani misalkan, hanya memakai cara-cara kuno sedangkan dengan berkembangnya zaman

para petani bisa mempelajari dan

mengaplikasikannya dalam memproduktifkan

lahan pertanian mereka, artinya ada perubahan cara berfikir untuk lebih dinamis dalam bercocok tanam dengan menggunakan dana wakaf sebagai modal dan cara kerja yang lebih terorganisir antara LBW sebagai fasilitator dan kontroler dengan para petani. Bahkan dengan adanya LBW juga turut membuka lapangan pekerjaan, seperti keterangan Mas Tono selaku pengelola LBW mempekerjakan warga sekitar untuk menjadi buruh pekerja demi membantu proses produksi beras yang didapatkan dari jual beli gabah para petani Desa Jipang.

b. Perubahan sikap dan kebijakan secara resmi yang berpihak pada usaha ekonomi rakyat sehingga usaha ekonomi rakyat tidak dikeluarkan.

Perubahan yang terjadi pada para petani dan masyarakat Desa Jipang bisa dilihat dari

113

kecenderungan partisipasi aktif mereka dalam bersama membangun suatu ekosistem pertanian dan ekonomi yang saling ter integrasi, yaitu dengan tidak bersikap individual yang akhirnya tidak fleksibel dalam bertani dan yang paling penting adalah dari proses penanaman sampai proses jual gabah untuk diproduksi LBW ialah

distribusi beras kepada masyarakat yang

membutuhkan (mauquf alaih).

Lumbung Beras Wakaf selalu mengajak para petani yang menurut keterangan dan data LBW terdapat sekitar 50 petani yang terdaftar sebagai partsipan atau anggota program LBW, dari sinilah setiap kebijakan diputuskan berdasarkan hasil diskusi yang cenderung berpihak pada para petani, buruh maupaun aparatur pemerintahan yang terlibat di dalamnya.

c. Unit usaha ekonomi rakyat harus diberdayakan melalui bantuan baik dalam memperoleh input-input ekonomi yang lebih baik, teknologi yang sesuai, teknik pemasaran yang efektif dan pelayan ekstensi lainnya.

Mas Tono dan Mas Bambang adalah dua dari lima pengelola yang ditugaskan untuk memantau produksi beras dan kondisi lapangan. Hingga sesuatu yang dibutuhkan akan dikonfirmasi langsung ke pusat untuk ditindak lanjuti. Seperti

114

saat pemberian bantuan bibit, obat hama dan pupuk yang ditujukan untuk memproduktifkan lahan pertanian masyarakat. Input yang lain adalah pemberian edukasi mengenai perputaran ekonomi dan update kondisi harga pasar yang setiap kali terjadi perubahan, namun sekarang tidak usah kuatir misalkan tengkulak mematok harga rendah, dari LBW akan memator harga beli di atas harga yang ditentukan oleh tengkulak dan uangnya pun bisa langsung didapat.

Dampak covid 19 terasa sangat berpengaruh pada perputaran ekonomi. Sepanjang 2020 hanya di bulan Desember dan Januari 2021 LBW memproduksi beras dan langsung membagikannya kepada terdampak baik covid 19, terdampak bencana, konflik antarnegara dan masyarakat yang membutuhkan. Sudah 3 kali LBW memberikan bantuan yakni dengan bantuan sembako berupa beras kemasan 5kg dan minyak, kemudian air minum wakaf.

d. Unit usaha ekonomi rakyat juga harus diberdayakan untuk meningkatkan keterampilan melalui training.

Di dalam mengembangkan usaha tentu diperlukakn proses pengembangan kemampuan untuk membekali para pelaku ekonomi. LBW sendiri telah memberikan sebuah edukasi yang

115

dibutuhkan para petani maupun masyarakat sekitar dengan mengadakan pelatihan cara tanam jadi

setelah diberikan bantuan juga dilakukan

pembinaan tentang cara tanam yang lebih efektif, waktu pemupukan dan penyiraman yang efektif, proses panen sampai pada proses jual beli dengan LBW. Kemudian ada juga pelatihan bricket untuk membekali masyarakat pada umumnya dalam menambah kreatifitas untuk mengembangkan potensi ekonomi yang lain.

Proses pemberdayaan yang dilakukan LBW karena melihat potensi disektor pangan yang sangat melimpah didukung dengan kondisi geografis yang strategis berdekatan juga dengan sumber pengairan yang didapat dari Sungai Bengawan Solo. Jika saja pelatihan yang ditujukan untuk membekali para petani tidak dilakukan maka akan terjadi ketertinggalan dalam ekosistem perekonomian yang semakin berkembang. Wakaf sebagai filantropi platinum menginisiasi gerakan dan program-program produktif guna menciptakan ekosistem ekonomi yang salin ter integrasi juga terus mengalir seperti fungsi dari wakaf itu sendiri yakni dari umat untuk umat.

116

e. Diberikan kesempatan untuk mengakses sumber pendanaan.

Lurah Ngadi sebagai aparatur Desa bertugas menampung aspirasi masyarakat dan petani khususnya serta menjadi solutor utama ketika terjadi banyak keluhan. Salah satu keluhan bagi

para petani untuk memproduktifkan lahan

pertanian mereka adalah minimnya dukungan dana pinjaman karena kebutuhan yang diperlukan semakin bervariasi dan harganya pun terkesan tinggi. Pak Subiono sendiri merasakan bahwa kebutuhan pupuk subsidi dan nonsubsidi semakin langka karena stok yang dikuragi dari pusat dan juga harga yang relatif tinggi, kalau sekarang pupuk subsidi bisa sekitar 90rb dan nonsubsidi bisa 280rb disetiap pembeliannya.

Lewat program kemitraan sebenarnya dapat menjawab keluhan dari masyarakat Desa Jipang terutama petani. LBW sendiri sudah melakukan advokasi kepada msayarakat untuk mengetahui secara langsung tentang keluhan ini, dan segera membuat melaporkannya ke pusat pengelolaan wakaf yaitu Global Wakaf. Setelah itu, tinggal menunggu pencairan dana wakaf dari GW untuk digunakan sebagai dana pinjaman yang bersifat keumatan maksudnya karena ini dana wakaf maka harus sesuai dengan fungsi wakaf itu sendiri yaitu

117

dari umat untuk umat danditak boleh terputus. Melalui pinjaman dana ini bisa digunakan selain untuk memproduktifkan lahan pertanian juga bisa dipakai untuk membantu usaha yan lain, misalkan dukungan untuk pelaku usaha, pelaku ternak, intinya digunakan untuk kebaikan. Kalau dana zakat kan sifatnya saat itu juga jadi kekurangannya setelah digunakan ketika tidak ada monitoring akan terputus dan penggunaanya terkadang tidak sesuai. Sedangkan Wakaf karena sifatnya terus mengalir jadi tidak boleh terputus. Untuk itu LBW menggunakan dana wakaf untu membeli hasil panen yang didapatkan dari pinjaman dana wakaf juga kemudian diproduksi

menjadi beras dan didistibusikan untuk

masyarakat yang membutuhkan (mauquf alaih). Namun proses pencairan dana tidak berjalan dengan sebagaimana mestinya atau tersendat dikarenakan lamanya persetujuan dari GWC sebagai pengelola pusat wakaf produktif yang terkadang lebih mendahulukan program yang lain semisal bantuan untuk negara lain atau pembukaan program-porgram baru. Akibatnya terjadi ketidak seimbangan pengelolaan program dari pengurus atau pengelola yang berdampak pada petani desa Jipang sebagai subjek pemberdayaan LBW.

118

B. Distribusi dan Hasil LBW untuk Kesejahteraan