TEMUAN LAPANGAN
A. Proses Pengelolaan Wakaf Produktif Melalui Lumbung Beras Wakaf Oleh Global Wakaf Corporation
2. Pengelolaan dana wakaf sebagai sumber modal LBW dalam memberdayakan ekonomi masyarakat LBW dalam memberdayakan ekonomi masyarakat
Pengelolaan dana wakaf di sektor pangan merupakan proses pengembangan dana wakaf yang sudah terkumpul kemudian diproduktifkan dengan memberdayakan para petani dan buruh harian yang diambil dari masyarakat sekitar sebagai sumber modal pengembangan produksi pertanian dalam program wakaf pangan, agar mendapatkan hasil produksi beras yang bagus dan manfaatnya bisa dirasakan baik oleh para petani maupun mauquf alaih.
Pada dasarnya, pengembangan ekonomi dengan dana wakaf sebagai sumber modal bisa membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat dan bisa terus mengalir apabila dikelola dengan baik. Faktanya, masih banyak tantangan yang menghambat laju pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui
pengembangan wakaf produktif di antaranya
kurangnya literasi masyarakat tentang wakaf
produktif, pasifnya pergerakan lembaga wakaf karena hanya terfokus pada aset wakaf saja, masih banyak masyarakat yang terjerat pinjaman dan riba, dampak covid 19 serta permainan harga yang dimainkan oleh para kapitalis.
Melihat hambatan-hambatan di atas dan
tantangan global yang semakin maju, Global Wakaf
70
pemeberdayaan ekonomi masyarakat menggunakan dana wakaf yang diaplikasikan ke dalam program di sektor pangan yakni Lumbung Beras Wakaf di Desa Jipang. LBW sendiri adalah sebuah program wakaf pangan, dirancang untuk membantu pengembangan produksi pertanian dengan memberdayakan para petani dan buruh harian untuk mengentaskan kemiskinan. Hal ini sesuai dengan visi dari master program GW yaitu Desa Wakaf.
Desa Wakaf merupakan master program Global Wakaf dalam memberdayaan ekonomi umat, yang mempunyai visi Mendayagunakan Dana Wakaf untuk Desa Mandiri. Salah satunya di Desa Jipang Kecamatan Cepu, Blora, berada di tepian Sungai Begawan Solo yang mayoritas masyarakatnya tidak bisa lepas dari pertanian. Namun, pada 2017 telah terjadi bencana banjir akibat meluapnya Sungai Benganwan Solo yang menyebabkan lumpuhnya perputaran ekonomi mayarakat Desa Jipang. Inilah yang melatar belakangi lembaga kemanusiaan yakni Aksi Cepat Tanggap bersama Global Wakaf membangun sebuah ekosistem perekonomian bernama Desa Wakaf menggunakan dana wakaf sebagai sumber modal untuk memberdayakan ekonomi masyarakat khususnya para petani agar bangkit dari keterpurukan dan traumatis akibat bencana.
71
Pengelolaan dana wakaf ini diaplikasikan melalui sebuah program wakaf pangan yaitu Lumbung Beras Wakaf. Berperan dalam membantu permodalan
produksi pertanian bertujuan meningkatkan
kesejahteraan petani dan membantu dalam
meningkatkan produktifitas lahan pertanian yang ada di Desa Jipang.
Adapun program-program yang dilakukan oleh Lumbung Beras Wakaf yang dibentuk oleh Global Wakaf dalam mengelola wakaf uang untuk pertanian ini adalah bantuan pemberian kebutuhan tanam seperti bibit padi yang berkualitas baik, pemberian obat untuk hama padi dan pupuk, pengadaan mesin air untuk mengairi lahan petanian, dan pembelian gabah petani dengan harga diatas tengkulak, kemitraan dengan kelompok tani dan pinjaman bergilir untuk usaha. Adapun penjelasan mengenai program- program yang dilakukan oleh Lumbung Beras Wakaf (LBW) sebagai berikut:
a. Pemberian kebutuhan tanam seperti bibit unggul, obat hama dan pupuk untuk menghasilkan beras berkualitas tinggi. Pemilihan varian benih sangat berpengaruh pada hasil panen. Dengan bibit yang unggul petani dapat memiliki kualitas padi yang bagus dan dapat menjual hasil panennya dengan harga yang tinggi. Sehingga ketika petani dapat menjual hasil panennya dengan harga tinggi maka
72
pendapatan petani akan meningkat sehingga memberikan manfaat kesejahteraan bagi petani.
“Kebanyakan dari kemarin kan 30
hektar lebih termasuk program pembibitan, saya termasuk 1 hektar. Kalau sekarang belum ada lagi program itu, mungkin nanti ada lagi. Jadi lahan 30 hektaran dikasih bantuan bibit, dipinjemin obat, pokoknya kebutuhannya dikasih nah nanti setelah panen dipotong dan sebagian harus dijual ke LBW untuk digiling jadi beras dan disalurkan ke yang butuh.” (Subiono, hasil
wawancara 12 januari 2021)
b. Penyediaan sarana irigasi atau pengairan untuk lahan pertanian. Walaupun Desa Jipang berada ditepian Sungai Begawan Solo tidak menjamin mudahnya masyarakat atau para petani mendapat pengairan yang cukup untuk memproduktifkan lahan pertanian. Ini disebabkan sarana pengairan yang kurang memadai ditambah kurangnya modal untuk membangun pipa pengairan. Berdasarkan permasalahan tersebut, Global Wakaf melalui LBW memberikan bantuan berupa pembangunan pipa pengairan yang ditujukan untuk menyalurkan pengairan dari Sungai Begawan Solo ke lahan pertanian yang ada di Desa Jipang.
73
Pengadaan pompa air ini tentu sangat membantu dalam memproduktifkan lahan pertanian para petani yang sebelumnya hanya bisa panen satu kali, setelah adanya bantuan pompa air ini bisa memanen hingga dua sampai tiga kali, bahkan hasilnya bisa dialokasikan untuk bantuan beras ke daerah-daerah terdampak bencana dan konflik kemanusiaan seperti bantuan 2000 Ton beras ke negara Palestina pada 2017 dan yang paling baru adalah pendistribusian bantuan 100.000 kg beras ke Merapi yang diproduksi Desember-Januari 2021.
“Kalau dibandingkan sama desa-desa yang lain itu emang beda karena sistem pengairannya Desa Jipang sendiri sudah pake irigasi. Jadi mereka itu bisa panen sampai 3 kali kalau yang lain musim kemarau tidak bisa tanem mas, kalau kita sendiri masih bisa tanem.” (Lamiran, Hasil
Wawancara 21 Januari 2021)
c. Pembelian gabah oleh LBW. Hasil pertanian dari para petani biasanya akan diperebutkan atau diperjualbelikan untuk kemudian mendapatkan untung. Namun, terdapat fenomena pembelian beras yang dilakukan oleh para tengkulak dengan harga beli yang lebih rendah, hal ini tentu tidak sebanding dengan kerja keras dan hasil panen.
74
Peran LBW di sini adalah ikut serta dalam jual beli hasil panen berupa beras dengan harga beli yang lebih tinggi. Dengan ini, para petani akan terhindar dari permainan harga para tengkulak.
“Yang jelas masyarakat
mengucapkan terimakasih, di saat terpuruk karena harga rendah, dengan adanya LBW ini harga bisa naik diatas harga tengkulak. Biasanya tengkulak sebelum datang di Desa itu rembukan dulu dengan tengkulak-tengkulak yang lain, jadi di Desa Jipang ini mau dikasih harga berapa nah mereka bisa kompromi dulu untuk menyesuaikan harga. Makannya dengan adanya LBW ini paling tidak bisa mengontrol harga, harga yang di luar sana bisa segini kita bisa dapat segitu lah” (Lurah Ngadi, hasil
wawancara 11 januari 2021)
“Kalau sekarang mungkin belum
sepenuhnya maksimal juga paling berapa persen aja, karena untuk panen biasanya cuma butuh waktu 2 minggu itu selesai, jadi tengkulak dari luar itu memburu hasil panen warga sini karena hasilnya bisa mencapai 56% dari hasil gabah makannya bagi tengkulak itu menguntungkan. Nah mereka para petani keuntungannya jual ke
75
LBW itu begini mas anggep aja misalnya hasil panen itu 1 ton gabah kalau dijual ke tengkulak setara dengan harga Rp 4.200 kalau ke LBW itu bisa Rp. 4.400 jadi 200 rupiah dikali 1000 kg kan sudah lumayan mas situ bisa buat tambahan produksi menekan produksi dan dapet hasil yang lebih, disamping itu mereka ndak ada kekhawatiran.” (Pak Lamiran, Hasil
Wawancara 21 Januari 2021)
d. Kemitraan, yaitu sebuah program yang difokuskan untuk memberdayakan para petani Desa Jipang
dengan memberikan bantuan modal atau
pembiayaan di bidang pertanian agar para petani
mampu secara aktif berkolaborasi
mengembangkan potensi ekonomi mereka.
“Dan sekarang program yang sedang
digaungkan yaitu kemitraan dengan petani, sebenarnya dari LBW ini pengen berkolaborasi dengan para petani yaitu untuk pembiayaan di bidang pertanian. Contohnya pembiayaan traktor, penggarapan sawah mulai dari pemupukan dan pengobatan itu sebenarnya bisa ditanggung oleh LBW, nah setelah panen itu kita bekerjasama untuk disetorkan ke LBW berasnya. Jadi seperti itu harapannya dari
76
petani dan termasuk masukan dari kami selaku kepala Desa memberikan yang terbaik untuk para petani, warga, dan masyarakat yang berada dikanan kiri sekitar kita. Kami sangat antusias karena beras-beras yang bagus ini diberikan untuk sumbangan kepada saudara-saudara kita yang kekurangan beras, seperti di ponpes, anak yatim dan lainnya. (Lurah Ngadi, hasil
wawancara 11 januari 2021)
e. Pinjaman Bergilir, yaitu berupa pinjaman dana sukarela yang diberikan oleh LBW untuk memproduktifkan usaha masyarakat Desa Jipang. Pinjaman ini tidak hanya bisa digunakan untuk pertanian, melainkan peternakan, perdagangan, yang hasilnya bisa dirasakan oleh masyarakat luas.
“Sebenernya yang paling tau ini
kan pengelola LBW, kalau kami selaku kepala Desa bisa dilakukan pemberdayaan untuk para pedagang, yaitu diberikan bantuan berupa pinjaman kepada para pedagang-pedagang miskin yang tidak mampu itu dibelikan sepeda atau peralatannya biar lancar. Kemudian bisa juga masyarakat yang selama ini mungkin tidak punya hewan peliharaan yang bisa dijual, contohnya ayam itu kan mudah, jadi
77
masyarakat bisa membuat ternak dikanan kiri rumah dan bekatulnya dari LBW”
(Lurah Ngadi, hasila wawancara 11 januari 2021)
Melalui pengelolaan dengan bantuan
penyediaan berbagai sarana dan prasana
penunjang, memungkinkan para wakif untuk lebih tertarik mewakafkan uangnya untuk kepentingan umat. Salah satunya dengan program Lumbung Beras Wakaf yang jelas mempunyai peran penting untuk kesejahteraan para petani agar hasilnya pun dapat dirasakan oleh masyarakat luas. Sesuai dengan Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf pada bab kelima mengani pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf yaitu nazhir wajib mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi dan peruntukannya.
Singkatnya seperti ini, Global Wakaf menghimpun dana melalui bantuan sedekah kemanusiaan dari para dermawan atau para wakif, kemudian dari dana tersebuat diproduktifkan ke beberapa program salah satunya LBW dengan pemberian modal dana wakaf untuk membeli gabah-gabah yang dihasilakan oleh petani Desa Jipang dengan harga di atas tengkulak, setalah dilakukan proses jual beli kemudian LBW
78
melakukan proses penggilingan gabah menjadi beras dan bekatul, lalu dikemas menjadi beberapa karung dengan berat bervariasi dari 3 sampai 5kg
untuk kemudian didistribusikan kepada
79
B. Strategi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa