• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Oleh SARJAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Oleh SARJAN"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN GAMBAR LUAS DAERAH TERHADAP PEMAHAMAN OPERASI PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SD

INPRES PAMANDONGANG KECAMATAN BONTONOMPO SELATAN KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu

PendidikanUniversitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

SARJAN 105409585 15

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

(2)

ii

PENGARUH PENGGUNAAN GAMBAR LUAS DAERAH TERHADAP PEMAHAMAN OPERASI PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SD

INPRES PAMANDONGANG KECAMATAN BONTONOMPO SELATAN KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu

PendidikanUniversitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

SARJAN 105409585 15

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

(3)

iii

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : SARJAN

Stambuk : 10540958515

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Gambar Luas Daerah Terhadap Pemahaman Operasi Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Botonompo Selatan Kabupaten Gowa.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapa pun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, September 2020 Yang membuat Pernyataan,

(4)

iv

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : SARJAN

Stambuk : 10540958515

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai skripsi ini, saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas. 3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan

skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti butir pada 1, 2, dan 3, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, September 2020 Yang membuat pernyataan

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Sesungguhnya bersama kesukaran ada kemudahan, karena itu bila kau telah selesai ( mengerjakan yang lain ) dan kepada tuhanmulah hendak berharaplah

(QS. AL Insyirah : 6-8)

“Jangan kau sesali masa lalu-MU, karena yang menentukan masa depan-MU adalah masa sekarang”

( Penulis)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini adalah bagian dari ibadahku kepada Allah SWT, karena KepadaNyalah kami menyembah dan kepadaNyalah kami mohon pertolongan.

Sekaligus sebagai ungkapan terima kasihku kepada :

Bapak dan ibuku yang selalu memberikan motivasi dalam hidupku, Kakak dan adikku yang selalu memberikan inspirasi dalam hidupku, Dan teman-teman perjuanganku yang selalu memberikan suport

(6)

vi ABSTRAK

SARJAN, 2020, Pengaruh Penggunaan Gambar Luas Daerah Terhadap

Pemahaman Operasi Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Botonompo Selatan Kabupaten Gowa. Skripsi, Jurusan Pendidikan

Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhaammadiyah Makassar. Pembimbing I Dr. Nurlina, S Si.,M.Pd dan pembimbing II Hamdanan Hadaming, S.Pd, M.Si.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu Pengaruh Penggunaan Gambar Luas Daerah Terhadap Pemahaman Operasi Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Botonompo Selatan Kabupaten Gowa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Penggunaan Gambar Luas Daerah Terhadap Pemahaman Operasi Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Botonompo Selatan Kabupaten Gowa.

Jenis penelitian ini adalah penelitian Pra Eksperimen dengan menggunakan desain Pre- Experimental Desing (Nondesings) dengan menggunakan bentuk desain “One-Group Pretest-Posttes Desing yang hanya menggunakan kelompok eksperimen tanpa menggunakan kelompok kontrol. Prosedur penelitian ini meliputi observasi kelas eksperimen, Pretest pemberian perlakuan (Treatmen),

Postest dan hasil belajar dari pretest dan posttest di bandingkan dengan uji

statistic Inferenasial. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa ke;as IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Botonompo Selatan Kabupaten Gowa sebanyak 10 orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penggunaan gambar luas daerah dapat memberikan pemahaman operasi pecahan terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecantan Botonompo Selatan Kabupaten Gowa. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan rumus uji t, dapat diketahui bahwa nilai Setelah diperoleh t hitung

sebesar 9,7 dengan frekuensin (dk) sebesar 10 - 1 = 9, pada taraf signifikan 5 % diperoleh t tabel = 2,26. Oleh karena t hitung .> t tabel pada taraf signifika 5% maka

hipotesis dalam penelitian ini diterima ditandai dengan perubahan sebelum dan sesudah penggunaan gambar luas daerah terhadap pemahaman operasi pecahan pada siswa Kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Botonompo Selatan Kabupaten Gowa.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Allah Maha Penyayang dan Pengasih, demikian kata untuk mewakili atas segala karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugerah pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio pada-Mu, Sang Khalik. Proposal ini adalah setitik dari sederetan berkah-Mu.

Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan, bagai pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang jika didekati. Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi kapasitas pnulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu. Demikian pula, penulis mengucapkan kepada para keluarga yang tak hentinya memberi motivasi dan selalu menemani dengan candanya.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada; Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Prof. Dr. H. Ambo Asse, M Ag. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

(8)

viii

Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Aliem Bahri ,S.Pd., M.Pd

Terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada pembimbing I dan pembimbing II, serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Ucapan terima kasih yang juga penulis ucapkan kepada teman-teman yang selalu menemani dalam suka dan duka, sahabat-sahabatku terkasih serta seluruh rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar atas kebersamaan, motivasi, saran dan bantuannya kepada penulis yang telah memberi pelangi dalam hidupku.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama sran dan kritikan tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para pembaca. Terutama bagi diri pribadi penulis. Aamiin.

Makassar, Januari 2020

(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

PERSETUJUAN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN ... iii

SURAT PERJANJIAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ... 1

B. Rumusan masalah ... 5

C. Tujuan penelitian ... 5

D. Manfaat penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian pustaka ... 7

1. Konsep pemahaman ... 7

2. Belajar mengajar matematika dan pengertian pecahan ... 8

3. Penggunaan Gambar Luas Daerah Terhadap Operasi Penjumlahan Pecahan... 10

B. Penelitian relevan ... 19

(10)

x

D. Hipotesis ... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian ... 26

B. Lokasi dan waktu peneltian ... 26

C. Populasi dan sampel ... 26

1. Populasi ... 26

2. Sampel ... 27

D. Defenisi Operasional Variabel ... 28

E. Desain Penelitian ... 28 F. Prosedur Penelitian ... 29 1. Tahapan Persiapan... 29 2. Tahap Pelaksanaan ... 29 3. Tahap Penyelesaian ... 29 G. Instrumen Penelitian ... 30

1. Tes Hasil Belajar Siswa... 30

2. Lembar Observasi ... 30

H. Teknik Pengumpulan Data ... 31

I. Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 34

1. Eskripsi Hasil Belajar Matematika Murid Setelah Perlakuan Pretest... 34

(11)

xi

2. Deskripsi Hasil Belajar Matematika Murid Setelah Perlakuan

Post Test ... 36

3. Deskripsi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa ... 38 4. Pengaruh Penerapan Gambar Luas Daerah Terhadap

Pemahaman Operasi Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa ... 40 B. Pembahasan ... 42

1. Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum diterapkan pembelajaran penggunaan gambar luas daerah ... 43 2. Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah diterapkan

pembelajaran penggunaan gambar luas daearh ... 43 3. Akitvitas Siswa selama mengikuti Pembelajaran Matematika

dengan Menerapkan pembelajaran matematika penggunaan gambar luas daerah ... 44 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 46 B. Saran ... 46 DAFTAR PUSTAKA ... 48

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Matematika sebagai ilmu dasar sangat memegang peranan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, misalnya dalam pengembangan ilmu ekonomi, biologi, kimia dan fisika memerlukan matematika. Karena peranan yang demikian itu maka seharusnya matematika dikuasai sedini mungkin oleh para siswa baik aspek terapannya maupun aspek penalarannya.

Ditinjau dari aspek terapannya matematika sebaiknya dalam pembelajaran di informasikan kepada siswa bahwa materi yang diajarkan dapat diterapkan pada bidang apa saja, utamanya yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Ditinjau dari aspek penalarannya juga diinformasikan kepada siswa bahwa matematika merupakan sarana untuk berfikir logis, analitis dan sistematis.

Dengan adanya kedua hal di atas siswa akan mengetahui manfaat praktis dari belajar matematika, khususnya pada operasi penjumlahan pecahan merupakan materi yang sangat esensial karena akan dipelajari dan digunakan dalam pelajaran matematika pada jenjang pendidikan berikutnya.

Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) ada beberapa kajian materi yang harus dikuasai siswa sekolah dasar. Salah satu bahan kajian itu adalah pecahan, konsep dan keterampilan yang tercakup dalam pecahan sangat baik dalam memberikan apersepsi dan pengalaman bagi siswa untuk belajar lebih bermakna, siswa yang melihat secara langsung pengertian konsep-konsep dari

(13)

suatu materi pada benda-benda konkrit yang sedang diperagakan dapat menimbulkan motivasi dan minat belajar siswa sekolah dasar Nurfaida,

Soewito,1992: 5). Ditinjau dari rana kognitif sebenarnya tujuan utama pelajaran matematika itu adalah pencapaian transfer belajar, segala usaha yang dikerahkan agar siswa berhasil menguasai pengetahuan dan keterampilan matematika untuk dapat memecahkan masalah-masalah, baik pada matematika itu sendiri maupun pada ilmu yang lain (Hudoyo, 1990: 102)

Berdasarkan hasil observasi di SD Inpres Pamandonang diperoleh informasi dari guru bahwa masih banyak materi matematika di sekolah dasar belum dikuasai siswa sala satunya adalah bilangan pecahan dan operasinya. Berdasarkan hasil observasi peneliti pada tanggal 14 mei 2019 terhadap guru di SD Inpres Pamandonang terindikasi bahwa mereka telah mengajar dengan baik namun siswa belum juga menguasai sepenuhnya, ini disebabkan karena guru mengajar tidak menggunakan benda konkret, guru berangapan bahwa menggunakan alat peraga hanya memakan waktu yang lama sehingga waktu mengajar yang direncanakan tidak di laksanakan dengan efisien keadaan seperti ini membuat siswa tidak maksimal menyerap pelajaran yang disajikan oleh guru, sehinggga siswa tidak memahami pembelajaran khususnya operasi penjumlahan bilangan pecahan, guru hanya memberikan penjelasan-penjelasan materi yang berupa penjelasan dan pemberian soal-soal latihan, tanpa mengkonkretkan bilangan-bilangan pecahan yang diajarkan.

Pembelajaran seperti ini siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru, hanya mengikuti apa yang disampaikan sehingga tidak memberikan pemahaman

(14)

terhadap siswa, akibatnya siswa mudah melupakan apa yang telah di sampaikan oleh guru, yang menyebabkan siswa tidak memahami penjumlahan pecahan. Masih banyak ditemukan siswa yang menjumlahkan penyebut yang tidak sama. Siswa terkesan dengan bilangan pecahan yang berpenyebut sama sehingga ketika menemukan bilangan pecahan yang penyebutnya tidak sama maka mereka menjumlahkannya seperti pada pecahan yang sama penyebutnya.

Pemberian konsep terhadap siswa terkait dengan penjumlahan pecahan sangat lemah. Hal ini karena tidak adanya media yang digunakan oleh guru untuk membangkitkan skemata siswa terhadap apa yang tengah dipelajari. Guru tidak dapat memberikan konsep tentang tata cara penjumlahan pecahan yang berpenyebut sama dan pecahan yang berpenyebut tidak sama. Indikasi seperti ini memberikan kesan bahwa guru belum memberikan sistem pembelajaran yang maksimal kepada siswa sehingga skemata siswa selalu monoton

Kondisi di atas terkesan bahwa guru di SD Inpres Pamandonang belum menggunakan benda konkret dalam menyajikan materi matematika khususnya pada pembelajaran penjumlahan pecahan, serta kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran, seperti peragaan benda konkret, siswa tidak diajak untuk mendemonstrasikan alat peraga yang telah di persiapkan oleh guru. Guru hanya menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi dan menyelesaikan soal-soal dalam penjumlahan pecahan, sehingga tidak tertanam konsep operasi penjumlahan pecahan pada diri siswa. Hal ini sejalan dengan (Hudoyo 1990 : 51) bahwa pelajaran Matematika yang sifatnya abstrak, deduktif dan berjenjang adalah dengan memanipulasi obyek-obyak yang abstrak dalam bentuk konkret.

(15)

Bilangan pecahan dan operasinya mulai diajarkan sejak kelas IV sekolah dasar, yaitu dengan memperkenalkan konsep pecahan, pecahan senilai, membandingkan pecahan dan operasi penjumlahan bilangan pecahan yang sederhana. Materi pecahan ini dipelajari kembali dan dikembangkan di kelas V dan kelas VI sekolah dasar.

Pengajaran dengan menggunakan alat peraga akan memberikan hasil belajar siswa lebih cepat, lebih meningkat, dan lebih menarik Livie (Arsyad, 2004: 9) mengatakan bahwa belajar melalui stimulus gambar dan stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali dan menghubung-hubungkan fakta dan konsep. Perbandingan pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang dan indera dengar sangat menonjol perbedaannya. Kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang dan hanya sekotar 5% diperoleh melalui indera dengar, kemudian 5% lagi dengan indera lainnya, Achsin, (Arsyad, 2004:10) Dari penjelasan di atas tampak bahwa pembelajaran dengan menggunakan alat peraga (luas daerah bangun persegi, persegi panjang, segitiga, dan lingkaran) menguatkan pemahaman siswa kelas IV SD Inpres Pamandonang terhadap permasalahan operasi penjumlahan bilangan pecahan dan dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang ada dalam operasi penjumlahan pecahan.

Berdasarkan beberapa masalah diatas makan peneliti mencoba melakuakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Gambar Luas Daerah

(16)

Terhadap Pemahaman Operasi Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah yaitu apakah ada pengaruh penerapan penggunan gambar luas daerah terhadap pemahaman dalam operasi pecahan pada Siswa Kelas IV SD Inpres Pamandonang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah “Untuk mengetahui apakah adanya Pengaruh Gambar Luas Daerah terhadap pemahaman operasi pecahan pada Siswa Kelas IV SD Inpres Pamandonang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa”.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat praktis:

a. Meningkatkan kualitas pembelajaran matematika pada sekolah yang bersangkutan khususnya pada operasi penjumlahan pecahan

b. Membangun kembali pemahaman konsep penjumlahan pecahan kepada siswa

c. Menciptakan kreatifitas siswa dalam memecahkan permasalahan matematik

(17)

2. Manfaat teoritis:

a. Menumbuhkan kreatifitas guru dengan menggunakan berbagai pendekatan dalam matematika agar tercipta minat siswa dalam pembelajaran matematika

b. Memperkaya pendekatan matematika di sekolah yang bersangkutan untuk mengembangkan sistim pembelajaran dalam berbagai cabang matematika

(18)

7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka

1. Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep adalah salah satu aspek penilaian dalam pembelajaran. Penilaian pada aspek pemahaman konsep bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa menerima dan memahami konsep dasar matematika yang telah diterima siswa dalam pembelajaran. Jadi, pemahaman konsep sangat penting, karena dengan menguasai konsep akan memudahkan siswa dalam belajar matematika. Depdiknas menyatakan bahwa, pemahaman konsep merupakan salah satu kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika yaitu dengan menunjukan pemahaman konsep matematika yang dipelajarinya, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Menurut Kilpatrick, Swafford, & Findell (2001: 8), pemahaman konsep (conceptual understanding) adalah kemampuan dalam memahami konsep, operasi dan relasi dalam matematika.

Menurut Anderson(2001: 9), siswa dikatakan memiliki kemampuan pemahaman matematis jika siswa tersebut mampu mengkonstruksi makna dari pesan-pesan yang timbul dalam pengajaran seperti komunikasi lisan, tulis, dan grafik. Siswa dikatakan memahami suatu konsep matematis, antara lain Analisis Kemampuan Pemahaman ketika membangun hubungan antara pengetahuan baru

(19)

yang diperoleh dan pengetahuan sebelumnya. Pemahaman terhadap suatu masalah merupakan bagian dari pemecahan masalah.

Berkaitan dengan pentingnya pemahaman dalam matematika, Sumarmo (2002) juga mengatakan visi pengembangan pembelajaran matematika untuk memenuhi kebutuhan masa kini yaitu pembelajaran matematika perlu diarahkan untuk pemahaman konsep dan prinsip matematika yang kemudian diperlukan untuk menyelesaikan masalah matematika, masalah dalam disiplin ilmu lain, dan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian, hasil pembelajaran belum mampu untuk memenuhi tututan kebutuhan tersebut. Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis adalah kemampuan siswa dalam menemukan dan menjelaskan, menerjemahkan, menafsirkan, dan menyimpulkan suatu konsep matematis berdasarkan pembentukan sendiri, bukan hanya sekedar menghafal.

2. Belajar mengajar matematika dan pengertian pecahan

Tolak ukur peranan guru bukan sebagai pengajar, melainkan sebagai fasilitator berlajar. Menurut Tabrani (1989: 27) mengatakan bahwa mengajar bukan upaya guru menyampaikan bahan pelajaran, melainkan bagaimana siswa dapat mempelajari bahan pelajaran sesuai dengan tujuan. Berkaitan dengan belajar dan mengajar matematika, harus memperhatiakan karakteristik matematika antara lain, materi matematika bersifat hirarkis, obyek matematika bersifat abstrak, penalaran bersifat deduktif (Hudoyo, 1990: 5).

Matematika sebagai ilmu mengenai struktur dan hubunganya simbol-simbol itu penting untuk membantu memanipulasi aturan-aturan dengan operasi yang

(20)

ditetapkan. Simbol-simbol menjamin adanya komunikasi dan mampu memberikan keterangan untuk membentuk suatu konsep baru. (Hudoyo, 1990: 5). Di sinilah kehirarkisan materi matematika. Oleh karena itu siswa yang mempelajari matematika harus secara kontinyu. Demikian juga seorang guru yang mengajar matemtika harus mampu membuat jalinan keterkaitan antara konsep dalam matematika, misalnya kelipatan persekutuan terkerkecil (KPK) dapat digunakan dalam operasi penjumlahan/pengurangan bilangan pecahan.

Dalam proses pembelajaran dikenal asas apresepsi, Sukarman (2002: 14) mengatakan bahwa apresepsi digunakan dengan maksud untuk mempermuda memahami ide-ide matematika yang baru dipelajari dengan mengkaitkan pada pemahaman ide yang telah dimiliki siswa. Hal ini dilakukan karena kehirarkisan materi matematika sebagai contoh : dalam mengajarkan penjumlahan bilangnan pecahan, sebagai apresepsinya harus diingatkan kembali konsep pecahan, konsep pecahan senilai dan KPK.

Salah satu konsep yang sangat mendasar dalam matematika adalah pecahan. Oleh karena itu, merupakan konsep yang sangat penting pada jenjang pendidikan sekolah dasar. Tiro memberikan konsep pecahan sebagai berikut :

“Kosep pecahan adalah konsep Matematika dari pecahan dan dapat dipandang sebagai relasi atau rasio antara dua kuantitas atau bilangan.

Dalam cara pendekatanya, pecahan terdiri dari tiga model. Model pertama disebut model bagian kelompok yang mengasosiasikan pecahan dengan bagian dari suatu kelompok, model kedua disebut model bagian luasan dan model ketiga disebut model garis bilangan yang mengasosiasikan pecahan dengan titik pada suatu garis bilangan” (Transformasi, vol. 1 1994 : 2)

Pecahan menurut Negoro (Ramadhoni, 1996: 7) ialah bilangan yang menggambarkan bagian dari suatu keseluruhan, bagian dari suatu daerah,bagian

(21)

dari suatu benda atau bagian suatu himpunan. Pecahan pada matematika sekolah dasar dapat didasarkan atas pembagian suatu benda himpunan atau beberapa bagian yang sama

a. Jenis-Jenis Pecahan

1. Pecahan biasa yaitu dengan nama biasa.

2. Pecahan campuran yaitu campuran nama bilangan cacah dengan nama pecahan biasa

3. Pecahan desimal. Nama lain untuk suatu pecahan adalah nama desimalnya

4. Pecahan persen b. Operasi Hitung Pecahan

Operasi hitung pecahan adalah operasi yang melibatkan pecahan. Dalam operasi ini berlaku juga apa yang disebut dengan operasi dasar. Fokus operasi hitung pecahan pada penelitian ini adalah menjumlahkan pecahan. Menjumlahkan pecahan dengan penyebut yang sama dilakukan dengan menjumlahkan pembilangnya saja. Untuk menjumlahkan pecahan yang berlainan penyebutnya, harus mengganti nama pecahan itu sehingga penyebutnya yang baru merupakan kelipatan persekutuan terkecil dari penyebut-penyebut semula.

3. Penggunaan Gambar Luas Daerah Terhadap Operasi Penjumlahan Pecahan

Luas daerah merupakan suatu tiruan atau sesuatu yang dapat memberikan gambaran tentang suatu objek. Penjelasan dan prediksi (Herawati, 1994: 95) dalam pembelajaran matematika, utamanya pada jenjang sekolah dasar sangat

(22)

diperlukan suatu teknik yang tepat agar konsep-konsep matematika yang diajarkan dapat dipahami dengan baik oleh siswa. Banyak topik matematika pada jenjang sekolah dasar yang membutuhkan penanganan karena topik-topik tersebut dapat digunakan untuk mempelajari konsep-konsep matematika pada jenjang berikutnya. Topik-topik itu antara lain adalah bilangan bulat dan operasinya, bilangan pecahan dan operasinya, KPK.

Pada pembelajaran matematika gambar sering digunakan untuk menjelaskan suatu konsep misalnya konsep penjumlahan bilangan pecahan. Pengajaran matematika dengan menggunakan gambar sederhana bertujuan untuk mengurangi tingkat abstraksi siswa Seodjadi ( Herawati, 1994 : 15)

Berdasarkan uraian di atas, maka salasatu teknik yang tepat digunakan dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap operasi penjumlahan bilangan pecahan adalah dengan penggunaan gambar sederhana.

Berikut ini disajikan beberapa contoh gambar sederhana yang berkaitan dengan bilangan pecahan yang diajarkan di kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.

1. Konsep pecahan a. Pecahan

2 1

dapat di jelaskan dengan luas daearh gambar sederhana berikut. 2 1 2 1 2 1

(23)

Gambar 1. Daerah pecahan seperdua b. Pecahan

3 2

dapat di jelaskan dengan luas daearh gambar sederhana berikut

3 2 3 2 3 2

Gambar 2. Daerah pecahan dua pertiga c. Pecahan

6 4

dapat di jelaskan dengan luas daearh gambar sederhana berikut

6 4 6 4

Gambar 3. Daerah pecahan empat perenam

d. Pecahan 8 3

dapat dijelaskan dengan luas daerah gambar sederhana berikut

8 3 8 3

(24)

2. Pecahan senilai a. Pecahan 2 1 = 4 2

dapat di tunjukan dengan luas daerah gambar sederhana berikut 2 1 4 2

Gambar 5. Daerah pecahan senilai Daerah yang mewakili pecahan

2 1

memiliki model dan luas yang sama dengan

daerah yang mewakili pecahan 4 2 . b. Pecahan 3 2 = 6 4

dapat di tunjukan dengan luas daerah gambar sederhana berikut 3 2 6 4 Gambar 6. Daerah pecahan senilai Daerah yang mewakili pecahan

3 2

wewakili model dan luas daerah yang sama

dengan mewakili pecahan 6 4

(25)

c. Pecahan 5 2 = 10 4

dapat dijelaskan dengan luas daerah gambar sederhana berikut : 5 2 10 4

Gambar 7. Daerah pecahan senilai

3. Penjumlahan bilangan pecahan pada dasarnya menjumlahkan bilangan pecahan adalah menjumlahkan bagian-bagian dari satu kesatuan yang utuh dibagi sama.

Perhatikan gambar berikut 4 1 4 1 4 1 4 1

Gambar di atas adalah sebuah persegi panjang yang dibagi atas empat bagian yang sama, masing-masing bagian mewakili pecahan

4 1 jika dilakukan penjumlahan : 4 1 + 4 1

artinya dilakukan penjumlahan 1 bagian dari 4. Kemudian

ditambahkan lagi 1 bagian dari 4, sehingga menjadi 2 bagian dari 4 atau di tulis 4 2

(26)

Perhatikan lingkaran berikut 1 1 8 8 1 1 8 8 1 1 8 8 1 1 8 8

Masing-masing daerah pada lingkaran diatas mewakili pecahan 8 1

jika

dilakukan penjumlahan, bagian-bagian itu seperti 8 1 + 8 4 artinya dilakukan penjumlahan 1 bagian dari 8 kemudian ditambahkan 4 bagian dari 8 sehingga di peroleh 5 bagian dari 8 atau di tulis

8 5 a. Jika menjumlahkan 6 2 + 6 3

dapat diperlihatkan dengan gambar berikut.

digabung menjadi

6 2 6 3

6 5

Gambar 8. Langkah-langkah penjumlahan pecahan b. 3 1 + 3 1

(27)

Digabung menjadi

3 1 + 3 1

= 3 2 Gambar 9. Langkah-langkah penjumlahan pecahan

Dari beberapa contoh, mengenai penjumlahan bilangan dengan penyebut sama dapat disimpulkan bahwa hasilnya adalah dengan cara menjumlahkan pembilangnya saja dan penyebut di tulis sekali saja. Dengan kata lain penjumlahan bilangan pecahan adalah menjumlahkan bagain-bagian dari satu kesatuan yang utuh di bagi sama.

Selanjutnya untuk pecahan yang penyebutnya berbeda dapat juga di perlihatkan dengan cara berikut.

1. 3 1 + 2 1

dapat diperagakan dengan pecahan senilai atau tanpa pecahan senilai.

Pecahan 2 1

senilai dengan pecahan 4 2 , 6 3 , 8 4 dan lain-lain. Pecahan 3 1

senilai dengan pecahan 6 2 , 9 3 , 12 4

dan lain-lain Maka

3 1

+ 2 1

dapat di tulis menjadi 6 2

+ 6 3

sehingga hasinya adalah 6 5

(28)

2. Dengan cara menggunakan gambar dapat ditunjukkan sebagai berikut Digabung menjadi 2 1 + 3 1 = 6 5

Gambar 10. Langkah-langkah penjumlahan pecahan

Daerah yang diarsir dobol dihitung 2 kali sehingga gambarnya menjadi seperti di atas 3. 2 1 + 8 1

dapat di peragakan sebagai berikut

Digabung menjadi 2 1 + 8 1 = 8 5

Gambar 11. Langkah-langkah penjumlahan pecahan

Langkah-langkah pembelajaran penjumlahan pecahan dengan menggunakan gambar luas daerah dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Persiapan

Guru harus benar-benar memahami dan mamiliki berbagi macam strategi dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dialami siswa saat pembelajaran berlangsung

(29)

b. Pembukaan

Pada kegaiatan ini siswa siswa diperkenalkan dengan apersepso pembelajaran untuk menggunakan luas daerah, kemudian siswa diminta untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara mereka sendiri.

c. Proses Pembelajaran

d. Siswa mencoba berbagai strategi untuk menyelesaikan masalah-masalah dengan pengalamannya yang pernah dilakukan, beberapa orang untuk mempresentasekan hasil pekerjaannya di depan siswa yang lain. Siswa yang lain memberi tanggapan terhadap hasil pekerjaannya temannya. Guru mengamati jalannya proses pembalajaran sambil mengarahkan siswa untuk mendapatkan tehnik terbiak dalam memecahkan masalah untuk menemukan aturan atau prinsip yang bersifat umum.

e. Setelah mencapai kesepakatan tentang strategi terbaik melalui prose pembelajaran siswa diajak menarik kesimpulan dari penjelasan itu dan pada akhir pembelajaran siswa harus mengerjakan soal evluasi dalam bentuk matematika formal. Dari karakteristik dan langkah-langkah pembelajaran penjumalahan pecahan di atas maka bagaimanakah seharusnya merancang pembelajaran matematika khususnya dalam penjumlahan pecahan.

Dalam mengajarkan penjumlahan pecahan dengan menggunakan luas daerah tepat untuk menenmkan konsep awal, sehingga untuk selanjutnya dapat diperluas tanpa menggunakan gambar misalnya menggunakan konsep KPK untuk pecahan yang memiliki penyebut tidak sama. Oleh sebb itu, sangat tepat gambar sederhana

(30)

digunakan di kelas IV SD Inpres Pemandongang. Untuk mengajarkan konsep-konsep awal mengenai penjumlahan bilangan pecahan

B. Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang operasi penjumlahan bilangan pecahan penggunaan gambar luas daerah, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Iriani Sidji, dengan judul “Penggunaan Gambar Luas Daerah Untuk

Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Operasi Penjumlahan Bilangan Pecahan “Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan

pemahaman dalam menjumlahkan pecahan dengan menggunakan gambar luas daerah siswa kelas IV SD Negeri 9 Ta’. Jenis penelitian tindakan dengan siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data penelitian adalah data aktifitas dan hasil belajar siswa dalam penjumlahan pecahan. Data diperoleh dengan observasi, tes, catatan lapangan.

2. Muh. Sholeh, dengan judul “Penggunaan Media Alat Praga Konkrit

Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pecahan Dalam Pembelajaran Matematiapa Pada Siswa Kelas III MI Karanggan Kec. Polan Harjo Kab.

Klaten” Penggunaan Media Alat Peraga Konkrit untuk Meningkatkan

Pemahaman Konsep Pecahan Pembelajaran Matematika pada Kelas III MIK ranggan Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014. Adapun kesulitan yang dilakukan yaitu siswa sulit menentukan pembilang dan penyebut suatu pecahan serta mengalami kesulitan untuk

(31)

membandingkan dua pecahan yang berbeda dalam suatu pemecahan masalah, sehingga siswa tidak dapat mengerjakan soal tes yang diberikan oleh guru. Maka dari itu perlu diadakan penelitian untuk memperbaiki serta memperoleh metode yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Adapun solusi yang digunakan untuk mengatasi masalah dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga konkrit.

3. Nanik Ulfa, dengan judul, “Penggunaan Media Bangun Geometri untuk

Menanamkan Konsep Penjumlahan Pecahan” Pemahaman konsep sangat

penting dalam mempelajari matematika. Untuk menanamkan pemahaman konsep kepada siswa yang masih dalam taraf berfikir konkret diperlukan bantuan media yang tidak asing bagi siswa. Dalam penelitian ini media yang digunakan adalah media bangungeo-metri bidang. Penggunaan media dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi situasi pembelajaran yang menyenangkan dan mengajak siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh peeneliti diatas. Penelitian tentang pengaruh penggunaan gambar luas daerah sudah dipernah dilakukan akan tetapi penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Gambar Luas Daerah Terhadap Pemahaman Operasi Pecahan belum banyak peneliti yang melakukan penelitian tentang hal itu. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilaku oleh peneliti sekarang adalah sama-sama mengkaji tentang penggunaan gambar luas daerah. Sebelumnya peneliti melakukan penelitian dengan objek penelitian yang berbeda. Berdasarkan

(32)

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, peneliti merasa tertarik dengan kajian tentang pengaruh penggunaan gambar luas daerah. Karna itu peneliti mengkaji tentang penelitian Pengaruh Penggunaan Gambar Luas Daerah

Terhadap Pemahaman Operasi Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan kerangka teori yang mendasari pelaksanaan penelitian tentang Matematika sendiri jika dipandang sebagai sebuah ilmu pengetahuan memiliki banyak manfaat yang sangat penting bagi kehidupan. Di sekolah dasar maupun sekolah lanjut, matematika merupakan mata pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa. Pembelajaran matematika dapat berhasil jika siswa dapat memahami konsep-konsep matematika dengan baik. Akan tetapi kenyataannya masih ditemukan kesulitan dalam memahami konsep matematika. Hal ini dialami oleh siswa kelas IV SDI Pemandongang, khususnya pemahaman operasi pecahan.

Pemahaman konsep operasi pecaha pada siswa kelas IV SDI pamandongang tergolong rendah. Hal ini disebabkan kegiatan pembelajaran matematika di kelas IV belum meemberikan kesempatan bagi siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya. Guru sering berperan sebagai pihak yang memberi tahu, bukan sebagai pembimbing. Keadaan seperti ini membuat siswa pasif dan kemampuan berfikirnya kurang. Siswa hanya berperan sebagai pendengar saja. Akibatnya pemahaman siswa terhadap konsep operasi pecahan lemah. Apa bila guru tidak memperbaiki kondisi belajar yang demikian maka pemahaman konsep siswa juga tidak akan meningkat.

(33)

Pemahaman konsep operasi pecahan dapat ditingkatkan dengan kegiatan pebelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga motivasi belajar siswa pun meningkat. Dengan motivasi belajar yang tinggi memungkinkan belajar dengan giat dan begairah. Gambar luas daerah merupakan suatu tiruan atau sesuatu yang dapat memberikan gambaran tentang suatu objek. Pembelajara gambar luas daerah yang akan diterapkan dalam meningkatkan pemahaman konsep operasi pecahan pada penelitian ini adalah serangkaian kegiatan yang melibatkan peran akti siswa dan isi pemelajaran oleh guru. Dengan kerangka rancangan gambar luas daerah, siswa mendapatkan kesempatan untuk berintraksi dengan guru dan siswa lain. Pembelajaran disajikan juga menarik dan menyenakan sehingga mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Peran guru bukan lagi sebagai yang mendominasikan pembelajaran, melainkan sebagai penyedia kesempatan bagi siswa untuk aktif dalam proses belajar. Dengan penggunaan gambar luas daerah seperti yang diuraikan diatas, pemahaman konsep pecahan akan meningkat.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka pikir seperti dalam bagan 1 berikut.

(34)

Kerangka pikir “Pengarauh Pemahaman Operasi Penjumlahan Bilangan

Pecahan Penggunaan Gambar Luas Daerah Terhadap Siswa Kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa”

Pembelajaran Operasi Penjumlahan Bilangan

Pretest

Treatmant Penggunaan Gambar Luas Daerah Terhadap Pemahaman Operasi Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamata Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa

Posttest

Analisis

Ada Pengaruh Temuan

(35)

D. Hipotesis

Sugiyono (2009: 64) mengemukan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumsan masalah peneltian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Selain itu, Arikunto (2010: 110) berpendapat bahwa hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Jadi disimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.

Berdasarkan kajian teori dan kerangaka pikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh penerapan penggunan gambar luas daerah terhadap pemahaman dalam operasi pecahan pada siswa kelas IV SD Inpres Pamandonang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.

Untuk Keperluan pengujian statistik terkhusus untuk ketuntasan hasil belajar, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

H0 : 1 2

H1 : 1 2

Keterangan :

H0 = Tidak ada pengaruh penggunaan gambar luas daerah terhadap

pemahaman operasi pecahan pada siswa kelas IV SD InpresPamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa

H1 = Ada pengaruh penggunaan gambar luas daerah terhadap pemahaman

operasi pecahan pada siswa kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa

(36)

H0 = Hipotesis Nihil

H1 = Hipotesis Alternatif

H0 = Parameter skor rata-rata hasil belajar matematika siswa sebelum

digunakan Gambar Luas Daerah yang diperoleh melalui pretest. H1 = Parameter skor rata-rata hasil belajar matematika siswa setelah

(37)

23

METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengen melibatkan satu kelompok atau satu kelas yang dikenal dengan desain pra eksperimen. Dengan tujuan untuk mengetahui gambran pengaruh pemahaman operasi penjumlahan bilanag pecahan penggunaan gambar luas daerah terhadap siswa kelas IV SD Inpres pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Peneliti akan melaksanakan penelitian di SD Inpres pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa. Penlitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Sugiyono (2016: 117) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpilannya.

Popuasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Inpres pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa yang terdiri dari satu kelas. Tabel 3. 1. Populasi siswa SD Inpres Pamandongang Kec. Bontonompo Selatan. Kab.Gowa 2018/ 2019

No

Kelas Jenis Kelamin Jumlah

(38)

2. Sampel

Sampel dalam suatu kegiatan penelitian adalah mewakilidan dijadikan responden subjek penelitiana atau yang akan diteliti dan dijadikan responde3n penelitian. Sebagaiman yang dikemukakaqn oleh sugiyono (2014: 62) yang menyatakan bahwa: ”Sampel adalah bagaian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.” Agar sampel yang diambil representative, maka diperlukan teknik pengambilan sampel. Penentuan sampel perlu dilakukan dengan cara yang dapat di pertanggungjawabkan untuk mendapatkan data yang benar, sehinggga kesimpulan yang diambil dapat diperecaya.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel jenuh. Menurut Sugiyono (2014: 68), bahwa: “teknik sampling jenuh merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. “Hal ini di karenakan populasi yang digunakan pada penelitian ini relative kecil, kurang dari 30 orang atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Maka sampel yang diteliti sebanyak 10 orang siswa

Adapun sampel penelitian yang dimaksud adalah siswa kelas IV. sebanyak 10 orang terdiri 6 laki-laki dan 4 perempuan. Penelitian mengambil sampel kelas IV.A, karena berdasarkan informasi dari guru kelas IV. untuk materi operasi penjumlahan bilangan pecahan siswa memperoleh nilai dibawah standar KKM. Tabel 3.2 KKM SD Inpres Pamandongang Kec. Bontonompo Selatan. Kab.Gowa 2018/ 2019

Skor Kategori

0 ≤ X <70 Tidak Tuntas

(39)

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diamati, yaiti variabel X dan variabel Y. Variabel X dalam penelitian ini adalah penggunaan gambar luas daerah dalam pembelajaran sebagai variabel bebas (dependen), sedangakan variabel Y adalah kemampuan berhitung siswa sebagai variabel terikat (independen).

E. Desain Penelitian

Design. Dalam rancangan ini digunakan satu kelompok subjek. Pertama-tama

dilakukan pengukuran lalu dikenakan perlakuaan jangka waktu tertentu, ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Table 3.3 Rancangan Penelitian

Pretest Perlakuan Posttest

X

(Sumber: Sugiyono, 2011) Keterangan:

: Tes awal yang diberikan pada kelas eksperimen di awali penelitian X : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen, yaitu pemahaman

operasi penjumlahan bilanagan pecahan penggunaan gambar luas daerah

: Tes akhir yang diberikan pada kelas eksperimen di akhir penelitian F. Prosedur Penelitian

Secara umum prosedur penelitian terdiri dari 3 tahap, yaitu tahap persiapan, tahapan pelaksanaan, dan tahapan akhir.

1. Tahapan Persiapan

(40)

b. Melakukan observasi awal.

c. Membuat perangkat pembelajaran seperti RPP, Media Pembelajaran, LKS dan tugas untuk siswa.

d. Membuat lembar observasi untuk mengetahui aktifitas siswa. e. Membuat lembar tes hasil belajar berupa soal essai.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dalam penelitian ini diantaranya:

a. Memberiakan pretest diawal pembelajaran (pertemuan pertama). b. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan Gambar Luas

Daerah

c. Melaksanakan observasi terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

d. Memberikan tes dalam bentuk essai untuk melakukan evaluasi

(posttest)

3. Tahap Penyelesaian

Pada tahapan penyelesaian dilakukan beberapa langkah sebagai berikut: a. Mengolah data hasil penelitian.

b. Menganalisis dan membahas data hasil penelitian. c. Membuat kesimpulan.

G. Instrumen Penelitian

Adapun instrument penelitian yang akan digunakan adalah sebagai berikut: 1. Tes Hasil Belajar Siswa

(41)

untuk menurut keterampilan, pengtahuan, intelegensi, kemampan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Tes hasil Belajar adalah megukur penguasaan tertentu sebagai hasil belajar.

Dalam penelitian ini tes diberikan soal individu yang di berikan bersama-sama.

Dalam penelitian ini pelaksanaan tes terdiri atas pretest yaitu tes awal sebelum pembelajaran di laksanakan dan posttest yaitu tes yang di lakasanakan setelah proses pembelajaran pada akir

2. Lembar Observasi

Instrument ini digunakan untuk memperoleh data tentang aktifitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pengambilan data aktifitas siswa dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung yang dilakukan oleh seseorang observasi. Adapun indikator dari aktivitas belajar yaitu:

a. Antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. b. Interaksi siswa dengan guru.

c. Interaksi siswa dengan siswa d. Kerja sama kelompok

e. Aktivitas siswa dalam kelompok.

f. Aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran. g. Partisipasi siswa dalam menyimpulkan materi. H. Teknik Pengumpulan Data

(42)

awal dan tes akhir, adapun langkah-langkah data yang akan dilakukan sebagai berikut:

1. Tes awal (pretest)

Tes awal dilakukan sebelum melakukan, prestes dilakukan untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh murid sebelum di terapkannya teknik keterampilan membaca pemahaman.

2. Perlakuan (treatment)

Dalam hal ini penelitian menerapkan teknik ketrampilan membaca pemahaman pada pembelajaran matematika.

3. Tes akhir (posttest)

Setelah trearment, tindakan selanjutnya adalah posttest untuk mengetahui pengaruh penggunaan teknik keterampilan membaca pemahaman

I. Teknik Analisis Data

Analisis data penelitan dimaksudkan untuk menganalsis data hasil tes penelitian berkaitan demngan hasil belajar matematika, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferesial.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan rendahnya hasil belajar matematika pada siswa kelas IV. A SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) perlakuan berupa penggunaan Gambar luas daerah dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dan persentase dengan rumusan persentase, yaitu :

(43)

Keterangan : P : Persentase

F : Frekuensi yang dicari perentase N : Jumlah subyek (sampel)

Guna memperoleh gamaran umum tentang rendahnya hasil belajar matematika di kelas IV.A Inpres pamandongang Kecamata Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa sebelum dan sesudah diberian penggunaa Gambar Luas Daerah, maka keperluan tersebut dilakukan perhitungan rata-rata skor berubah dengan rumus :

Keterangan :

Me : Mean (rata-rata)

Xi : Nilai X ke i sampai ke n N : Banyaknya murid

Setelah rata-rata skor telah didapat, maka penelitian mengklasifikasikan hasil tersebut berdasarkan pengkategorisasian hasil belajar matematiak siswa menurut standar kategorisasi dengan skalah lima yang dilakukan oleh Departemen

Pendidikan Nasional yang dinyatakan sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kategorisasi Standar Hasi Belajar No Interval Kategori

(44)

2 55 Rendah 3 Sedang 4 Tinggi 5 Sangat Tinggi

2. Analisis Statistik Inferensial

Analisi stastistik inferensial dimaksudkan adalah untuk menguji hipotesis penelitian mengenai ada tindakan pengaruh hasil belajar matematika sebelum dan sesudah dberikan penggunaan gambar luas daerah terhadap pemahaman operasi pecahan pada siswa IV.A SD Inpres Pamandongang Kecamata Botonomo Selatan Kabupaten Gowa. Rumsan yang digunakan adalah:

Keterangan :

Md : mean dari perbedaan pretest dan posttest X1 : hasil belajar sebelum perlakuan (pretest) X2 : hasil belajar sesudah perlakuan (posttest) D : deviasi masing-masing subjek

∑ᵪ2d : jumlah kuadrat deviasi N : subyek pada sampel Db : ditentukan dengan N-1

Dalam pengujian statistik, hipotesis ini dinyatakan sebagai berikut : H0 : 1 2

(45)

H0 = Tidak ada pengaruh penggunaan gambar luas daerah terhadap

pemahaman operasi pecahan pada siswa kelas IV SD InpresPamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa

H1 = Ada pengaruh penggunaan gambar luas daerah terhadap pemahaman

operasi pecahan pada siswa kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa

Menentukan aturan pegambilan atau kriteria yang signifikan dengan kaidah pengujian signifikan :

1. Jika t Hitung > t Tabel maka ditolak dan diterima, berarti ada pengaruh

penggunaan gambar luas daerah terhadap pemahaman operasi pecahan pada siswa kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa

2. Jika t Hitung ˂ t Tabel maka diterima, berarti tidak ada pengaruh

penggunaan gambar luas daerah terhadap pemahaman operasi pecahan pada siswa kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa

3. Mencari t Tabel dengan menggunakan tabel distribusi dengan taraf signifikan α-0,05 dan db = N-1.

4. Membuat kesimpulan berarti berarti ada pengaruh penggunaan gambar luas daerah terhadap pemahaman operasi pecahan pada siswa kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa

(46)

34 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Inpres Pamandongang pada siswa kelas IV yang berjumlah 10 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 6-18 januari 2020. SD Inpres pamandongang merupakan salah satu sekolah dasar di Kecamatan Botonompo Selatan Kabupaten Gowa.

Lokasi sekolah sangat strategis, sehinga dapat diakses dari manapu. Gedung sekolah dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang antara lain: perpustakaan, ruang UKS, ruang keterampilan selain aspek akademis, sekolah juga memperhati kan aspek non akademis siswa. Sekolah memberikan fasilitas minat dan bakat siswa dengan mengadakan ekstrakulikuler yang meliputi pramuka.

1. Deskripsi Hasil Belajar Matematika Murid Setelah Perlakuan Pretest

Untuk memberikan gambaran awal tentang kemampuan pemahaman operasi pecahan pada siswa kelas IV yang dipilih sebagai objek penelitian. Berikut disajikan skor hasil belajar matematika murid kelas IV, sebelum perlakuan (Pre-Test):

Tabel 4.1 Tabel Statistik skor Pengaruh Penerapan Gambar Luas Daerah Terhadap Pemahaman Operasi Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Botonompo Selatan Kabupaten Gowa. (Pre Test)

Statistik Nilai Statistik

Ukuran sampel 10 Skor ideal 100 Skor maksimum 60 Skor minimum 40 Skor rata-rata 51,5 Standar Deviasi 25,92

(47)

Berdasarkan tebel diatas skor yang diperoleh siswa adalah 51,5. Skor maksimal 60 dan minimal 40 dengan standar deviasi 25,92 apa bila skor rata- rata tersebutd dikonversi skala lain di peroleh kategori rendah.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar

Pengaruh Penerapan Gambar Luas Daerah Terhadap Pemahaman Operasi Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Botonompo Selatan Kabupaten Gowa. (Pre Test)

Pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 10 siswa kelas IV SD Inpres pamandongang, murid yang memperoleh skor pada kategori sangat rendah 5 siswa (50%), kategori renda 5 siswa (50%), kategori sedang 0 siswa (0%), kategori tinggi siswa (0%), Sangat tinggi 0 siswa (0%). Setelah skor rata-rata hasil belajar siswa sebelum perlakuan bahwa 10 siswa dikonversi kedalam lima kategori diatas, maka rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Inpres Pamandongang sebelum diajarkan melalui pemebelajaran matematika operasi pecahan tergolong rendah.

Selanjutnya skor hasil belajar sebelum diterapkan pembelajaran matematika operasi pecahan pada siswa kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Botonompo Selatan Kabupaten Gowa dikategorikan berdasarkan kriteria ketuntasan minimum (KKM) dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:.

No Nilai Hasil Belajar Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 0 ≤ × < 55 Sangat Rendah 5 50 2 55 ≤ × < 70 Rendah 5 50 3 70 ≤ × < 80 Sedang 0 0 4 80 ≤ × < 90 Tinggi 0 0 5 90 ≤ × ≤ 100 Sangat Tinggi 0 0 Jumlah 10 100

(48)

Tabel 4.3 Deskripsi Pengaruh Penerapan Gambar Luas Daerah Terhadap Pemahaman Operasi Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Inpres

Pamandongang Kecamtan Botonompo Selatan Kabupaten Gowa

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

0 ≤ X <70 Tidak Tuntas 10 100%

70≤ X ≤ 100 Tuntas 0 0%

2. Deskripsi Hasil Belajar Matematika Murid Setelah Perlakuan Post Test Berikut disajikan deskripsi dan persentase skor hasil pengaruh penggunaan gambar luas daerah terhadap pemahaman operasi pecahan, setelah perlakuan (Post-Test):

Tabel 4.4 Statistik Skor Pengaruh Penerapan Gambar Luas Daerah Terhadap Pemahaman Operasi Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Botonompo Selatan Kabupaten Gowa.(Post Test)

Statistik Nilai Statistik

Ukuran sampel 10 Skor Ideal 100 Skor Maksimum 95 Skor Minimum 80 Skor Rata-rata 85,5 Standar deviasi 9,79

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dinyatakan bahwa skor rata-rata setelah diberikan perlakuan 10 murid sebesar 85,5 dengan standar deviasi 9,79 dan skor ideal 100 berada pada kategori Tinggi berdasarkan kategori hasil belajar murid. Jika hasil belajar murid dikelompokkan dalam lima kategori maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase sebagai berikut:

(49)

Tabel 4.5 Distribusi Freskuensi dan Persentase Skor Pengaruh Penerapan Gambar Luas Daerah Terhadap Pemahaman Operasi Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Botonompo Selatan

Kabupaten Gowa. (Post Test)

No. Nilai Hasil Belajar Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 0 ≤ × < 55 Sangat Rendah 0 0 2 55 ≤ × < 70 Rendah 0 0 3 70 ≤ × < 80 Sedang 0 0 4 80 ≤ × < 90 Tinggi 4 40 5 90 ≤ × ≤ 100 Sangat Tinggi 6 60 Jumlah 10 100

Pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 10 siswa kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Botonompo Selatan Kabupaten Gowa, siswa yang memperoleh skor pada kategori rendah 0 siswa (0%), kategori cukup 0 siswa (%), kategori sedang 0 siswa (0%), kategori tinggi 4 siswa (40%), Sangat tinggi 6 siswa (60%). Setelah skor rata-n rata hasil belajar siswa sebelum perlakuan bahwa 10 siswa dikonversi kedalam lima kategori diatas, maka rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas IV setelah diajarkan menggunakan pemebelajaran Operasi pecahan tergolong pada kategori tinggi.

Selanjutnya skor hasil belajar setelah diterapkan pembelajaran operasi pecahan ada siswa kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Botonompo Selatan Kabupaten Gowa dikategorikan berdasarkan kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 70> dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:

(50)

Tabel 4.6 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika (Posttest) Pengaruh Penerapan Gambar Luas Daerah Terhadap Pemahaman Operasi Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Botonompo Selatan Kabupaten Gowa. setelah diberikan perlakuan

Berdasarkan tabel 4.6 diatas bahwa jumlah murid yang tidak memiliki kriteria ketuntasan minimum adalah 0 murid (0%) dan yang memenuhi ketuntasan minimum adalah 10 murid (100%). Berdasarkan deskripsi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pengaruh Penggunaan Gambar Luas Daerah Terhadap Pemahaman Operasi Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Botonompo Selatan Kabupaten Gowa. tergolong lebih banyak yang tuntas dibandingkan dengan sebelum perlakuan.

3. Deskripsi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa

Indikator untuk aktivitas siswa dikatakan efektif apabila selama pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran matematika penggunaan gambar luas daerah secara deskriptif skor aktivitas siswa minimal berada pada kategori aktif (≥ 70%).

Hasil pengamatan aktivitas siswa dengan menggunakan pembelajaran matematika penggunaan gambar luas daerah 4 kali pertemuan dinyatakan dalam persentase sebagai berikut:

Skor Kategori Frekuensi Persentase

0 ≤ x < 70 Tidak Tuntas 0 0

70 ≤ x ≤ 100 Tuntas 10 100

(51)

Tabel 4. 7 Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas siswa kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Botonompo Selatan Kabupaten Gowa

No. Aktivitas yang diamati

Pertemuan Rat a-rata Per sent ase (%) I II III IV V

1 Siswa hadir pada saat pembelajaran berlangsung P R E T E S T 10 10 10 P O S T T E S T 10 100 2

Siswa memahami masalah kontekstual yang disampaikan oleh guru.

10 10 10 10 100

3

Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru/teman jika ada hal-hal yang belum dipahami

4 8 8 6,66 83,2

5

4

Siswa bersama dengan teman sebangkunya mencermati serta menyelesaikan soal pada LKS yang dibagikan oleh guru

8 8 8 8 100

5

Siswa aktif membandingkan dan mendiskusikan jawaban dengan teman sebangkunya

8 10 10 7,33 91,6

2

6

Siswa mempresentasikan jawabannya di depan teman-temannya

5 10 10 10 87,5

7

Siswa mempresentasikan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari di depan teman-temannya

8 10 10 10 100

Rata-rata Persentase 94,6

2 Tabel 4.7 menunjukkan bahwa indikator keberhasilan aktivitas siswa dalam peneltian ini yang ditunjukkan dengan sekurang-kurangnya 75 % siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, maka dapat dilihat dari perolehan rata-rata persentase aktivitas siswa yaitu 94,62%.

(52)

4. Pengaruh Penerapan Gambar Luas Daerah Terhadap Pemahaman Operasi Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa

Sesuai dengan hipotesis penelitian yakni “Terdapat pengaruh penggunaan gambar luas daerah terhadap pemahaman operasi pecahan pada siswa kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa”.Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menjawab hipotesis yang telah diajukan.Dalam penelitian ini uji yang digunakan adalah uji-t.

Uji-t (t-test) merupakan statistik uji yang sering kali ditemui dalam masalah- masalah praktis statistik (Siregar, 2015:194). Maka teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah teknik statistik inferensial dengan menggunakan uji-t.

Tabel 4.11 Analisi Skor Pretest dan Postest

NO. T1 T2 d= T2-T1 1. 60 95 35 1225 2. 55 90 35 1225 3. 60 95 35 1225 4. 50 90 40 1600 5. 55 90 35 1225 6. 50 85 35 1225 7. 40 80 40 1600 8. 40 85 45 2025 9. 45 80 35 1225 10. 60 95 35 1225 Jumlah 515 885 370 13.800

(53)

Keterangan: T1= Pretest T2= Postest

d = jumlah dari gain (Postest-Pretest) d²= jumlah dari gain setelah dikuadratkan

Langkah – langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut 1. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus

Md = = = 37

2. Mencari harga “ ” dengan menggunakan rumus : = –

= 13.800 - = 13.800 –

= 13.800 – 13.690 = 110

3. Menentukan harga t hitung dengan menggunakan rumus :

t =

t =

(54)

t = t = t = 4. Menentukan harga t tabel

Untuk Menentukan harga t tabel dengan mencari t tabel menggunakan tabel

distribusi t dengan taraf signifikan = 0,05 dan d.b = N-1= 10-1 = 9 maka diperoleh t 0,05 = 2.26

Setelah diperoleh t hitung 9,7 t tabel = 2.26 maka diperoleh t hitung .> t tabel

atau 9,7> 2.26 sehingga dapat di simpulkan bahwa H 0 ditolak dan H 1 diterima .

ini berarti bahwa terdapat pengaruh penggunaan gambar luas daerah terhadap pemahaman operasi pecahan pda siswa kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Botonompo Selatan Gowa.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil analisis yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, menunjukkan bahwa menggunakan pembelajaran matematika penggunaan gambar luas daerah pada siswa kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Botonompo Selatan Kabupaten Gowa dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa. Hal ini dapat dilihat dari tabel hasil analisis statistik deskriptif dan inferensial. Pencapaian penggaruh penggunakan pembelajaran matematika penggunaan gambar luas daerah dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut:

(55)

1. Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum diterapkan pembelajaran penggunaan gambar luas daerah

Hasil analisis data hasil belajar siswa sebelum diterapkan pembelajaran Matematika menggunakan pembelajaran matematika penggunaan gambar luas daerah menunjukkan bahwa terdapat 10 siswa atau 100% yang tidak mencapai ketuntasan individu (mendapat skor prestasi dibawah 70) dengan kata lain hasil belajar siswa sebelum diterapkan pembelajaran matematika penggunaan gambar luas daerah sangat rendah dan tidak memenuhi kriteria ketuntasan klasikal.

2. Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah diterapkan pembelajaran penggunaan gambar luas daearh

Hasil belajar yang diajarkan dengan metode pembelajaran pembelajaran matematika penggunaan gambar luas daerah lebih baik dikarenakan langkah-langkah pada pembelajaran matematika penggunaan gambar luas daerah menuntun siswa belajar untuk dapat menyelesaikan masalah.

Pembelajaran matematika penggunaan gambar luas daerah melibatkan siswa secara aktif dalam penemuan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hudoyo (2005) mengemukakan bahwa “Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam menemukan suatu konsep sehingga siswa lebih mudah memahami konsep dengan baik dan dapat mengingat materi lebih lama”. Dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran matematika penggunaan gambar luas daerah dapat mencapai hasil belajar secara optimal dan lebih baik. Hasil analisis data hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran

(56)

Matematika melalui pembelajaran matematika penggunaan gambar luas daearh menunjukkan bahwa terdapat 10 siswa atau 100% yang mencapai ketuntasan individu (skor minimal 70>). Hal ini berarti bahwa ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.

Penerapan menggunakan pembelajaran matematika gambar luas daerah menunjukkan bahwa adanya peningkatan terhadap hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari keaktifan siswa pada saat mengikuti pembelajaran. Pada saat tes awal, masih banyak siswa yang mendapatkan nilai yang sangat rendah, setelah menerapkan pembelajaran matematika penggunaan gambar luas daerah dengan mengikuti langkah-langkah yang telah ada, dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Menurut Moeliono (1990) “peningkatan artinya proses, cara, perbuatan meningkatkan, usaha dan sebagainya. Sedangkan hasil adalah pendapatan atau sesuatu yang diperoleh”. Jadi, peningkatan hasil belajar adalah suatu proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga menghasilkan perubahan yang lebih baik.

3. Akitvitas Siswa selama mengikuti Pembelajaran Matematika dengan Menerapkan pembelajaran matematika penggunaan gambar luas daerah

Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika melalui pembelajaran matematika penggunaan gambar luas daerah pada siswa kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Botonompo Selatan Kabupaten Gowa menunjukkan bahwa sudah memenuhi kriteria aktif. Tapi sesuai dengan indikator aktivitas siswa bahwa aktivitas siswa dikatakan berhasil/efektif jika

(57)

sekurang-kurangnya 70% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dari hasil analisis data observasi aktivitas siswa rata-rata persentase frekuensi aktivitas siswa melalui pembelajaran matematika penggunaan gambar luas daerah yaitu 94,62% dari aktivitas siswa setiap pertemuan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa siswa sudah aktif mengikuti proses pembelajaran Matematika melalui pembelajaran matematika penggunaan gambar luas dearah.

Gambar

Gambar 2. Daerah pecahan dua pertiga  c.  Pecahan
Gambar di atas adalah sebuah persegi panjang yang dibagi atas empat bagian  yang  sama,  masing-masing  bagian  mewakili  pecahan
Gambar 8. Langkah-langkah penjumlahan pecahan   b.  3
Tabel  3.  1.  Populasi  siswa  SD  Inpres    Pamandongang    Kec.  Bontonompo  Selatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

pemahaman konsep pecahan dibanding media realita pada siswa kelas IV SD. Negeri Pilang 1 Masaran Sragen tahun

PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia |

Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diujikan yaitu ada pengaruh pemanfaatan video pembelajaran terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Inpres

Sesuai dengan hipotesis penelitian yakni “ada pengaruh dalam menerapkan metode bermain terhadap keterampilan membaca permulaan siswa kelas 1 SD Inpres Bontoramba”,

PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PECAHAN KELAS IV SD.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD Inpres Pedanda dalam menyelesaikan operasi hitung campuran

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Operasi Perkalian Melalui Pendekatan Matematika Realistik Pada Ssiswa Kelas Iv Sekolah Dasar Inpres Sopi Kecamatan Morotai

AKBAR YUNUS 10542 0030 08 Suryani Tawali “HUBUNGAN KONSUMSI JAJANAN DENGAN STATUS GIZI SISWA DI SD NEGERI KOMPLEKS IKIP I DAN SD INPRES KARUNRUNG KECAMATAN RAPPOCINI KOTA MAKASSAR