PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah yang optimal bergantung pada pemberian gizi dengan kualitas dan kuantitas yang tepat. Hal ini menunjukkan bahwa pola jajanan anak usia sekolah mempunyai hubungan yang signifikan dengan status gizi sebesar 0,469.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Anak Sekolah
- Pengertian Anak Sekolah
- Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Sekolah
- Kebutuhan Nutrisi Anak Sekolah Dasar
Pertumbuhan gizi anak sekolah meningkat seiring bertambahnya usia dan aktivitas fisik anak seperti bermain dan berolahraga. Jumlah energi dan protein yang direkomendasikan Widya Karya Nasional untuk pangan dan gizi anak usia 7 sampai 12 tahun disajikan pada Tabel 2.1.
Status Gizi
- Pengertian Status Gizi
- Zat-Zat Gizi
- Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
- Penilaian Status Gizi Anak
Menurut UNICEF (Dana Anak-anak PBB), status gizi dipengaruhi oleh penyebab langsung dan tidak langsung. Usia memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan status gizi; Kesalahan dalam menentukannya akan menimbulkan interpretasi status gizi yang salah.
Makanan Jajanan
- Pengertian Makanan Jajanan
- Peranan Makanan Jajanan
- Jenis Makanan Jajanan
- Dampak Negatif Makanan Jajanan
- Daftar Kandungan Gizi Makanan Jajanan
Jajanan porsi (menu utama), misalnya pecal, mie bakso, nasi goreng, mie rebus, dll. Daftar Kandungan Gizi Jajanan (DKGJ) dibuat tersendiri, tanpa digabungkan dengan DKBM yang sudah ada.
KERANGKA KONSEP
Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti
Bagan Hubungan Variabel-Variabel yang Diteliti
Hipotesis Penelitian
Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
- Variabel Dependen
- Variabel Independen
METODOLOGI PENELITIAN
Desain Penelitian
Tempat dan Waktu Penelitian
Populasi dan Sampel
- Populasi
- Sampel
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah siswa sekolah dasar di SD Negeri Komplek IKIP I dan SD Inpres Karunrung, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, dengan mempertimbangkan status sosial ekonomi di kabupaten tersebut. Sampelnya adalah anak sekolah dasar kelas 2, 3, 4 dan 5 yang dipilih dengan menggunakan sistematik sampling berdasarkan ketidakhadiran kelas, dimana jumlah populasi dibagi dengan jumlah sampel yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, besar sampel diasumsikan proporsi anak berstatus gizi baik pada kelompok konsumsi makanan sehat adalah 80% atau 0,8, sedangkan selisih proporsi pada kelompok pola konsumsi makanan buruk adalah 20%. . dimana kekuatan penelitian ini adalah 80% dengan tingkat kesalahan 0,5%.
Karena jumlah sampel minimum yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 164 orang, maka jumlah sampel dibulatkan menjadi 200 orang untuk menghindari dropout pada saat pengambilan sampel.
Jenis Data dan Instrumen Penelitian
- Jenis Data
- Instrumen Penelitian
Pengumpulan Data
- Data Primer
- Data Sekunder
Mikrotoik ditempelkan pada dinding atau tembok yang datar dan datar, tingginya tepat 2 meter, dengan menggunakan paku atau selotip. Siswa berdiri tegak dengan postur sempurna pada baris I, dengan kaki lurus dengan tumit, bokong dan punggung, dengan kepala bagian belakang menempel pada dinding dan wajah menghadap lurus ke depan. Pola konsumsi, jenis, frekuensi dan kandungan gizi (energi dan protein) jajanan dan makanan di rumah diukur melalui kuesioner dan food recall 24 jam.
Pengolahan dan Penyajian Data
- Pengolahan Data
- Analisis Data
- Penyajian Data
Analisis bivariat dilakukan untuk menguji hubungan antara variabel independen dan variabel dependen menggunakan uji chi-square dengan rumus. Jika kendala ini terjadi, kategori yang berdekatan digabungkan untuk meningkatkan frekuensi nilai. Apabila pembatasan tersebut masih terjadi setelah dikategorikan dalam tabel 2x2, maka dilakukan uji Fisher sebagai uji alternatif.
Etika Penelitian
HASIL PENELITIAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kedua sekolah ini terletak di distrik Rappocini, namun memiliki kondisi yang sangat berbeda satu sama lain baik dari segi lingkungan, bangunan maupun status sosial ekonomi siswa itu sendiri. Sekolah ini mempunyai 12 ruang kelas, 1 ruang tata usaha, 1 musala, 1 ruang cluster, 1 ruang olah raga, 1 ruang olah raga/pramuka, 1 ruang koperasi, 3 ruang toilet, 2 kantin sekolah, 1 perpustakaan dan 1 lab komputer. Di sekitar halaman sekolah banyak terdapat pedagang keliling seperti penjual es krim, penjual somay dan penjual bakso.
Namun karena keterbatasan waktu dan banyaknya kuesioner penelitian yang dikembalikan serta ditinggalkannya sampel, maka jumlah sampel sebanyak 168 orang, terdiri dari 79 orang di SD Negeri IKIP Kompleks I dan 89 orang di SD Inpres Karunrung.
Karakteristik Siswa
Karakteristik Orang Tua
- Pendidikan Orang Tua
- Pekerjaan Orang Tua
- Penghasilan Orang Tua
Pada tabel 5.1, untuk jenis kelamin terlihat mayoritas siswa adalah perempuan (50,6%) sedangkan untuk usia terlihat usia siswa antara 7-15 tahun dan sebagian besar berusia 9 tahun (31,5%). ). ). Dari tabel 5.3 terlihat bahwa profesi ayah siswa sebagian besar adalah wiraswasta (38,1%) dan profesi ibu adalah ibu rumah tangga (73,8%).
Pola Konsumsi Makanan Jajanan
Pola Konsumsi Makanan di Rumah
- Kebiasaan Makan di Rumah
- Frekuensi Makan di Rumah
Status Gizi Siswa
Dari Tabel 5.9 di atas terlihat sebagian besar siswa mempunyai status gizi baik yaitu sebanyak 74 siswa (44,0%).
Asupan Zat Gizi Makanan
- Makanan Jajanan
- Makanan di Rumah
- Makanan Sehari
- Kontribusi Makanan Jajanan Terhadap
Dari tabel 5.13 terlihat rata-rata siswa mengonsumsi makanan per hari dengan energi sebesar 1251,4 kkal, protein sebesar 50,5 gram, lemak sebesar 44,1 gram, dan karbohidrat sebesar 189,1 gram. Dari tabel 5.14 diperoleh rata-rata kontribusi makanan jajanan terhadap makanan sehari-hari yaitu Energi sebanyak 25,4%, Protein sebanyak 15,4%, Lemak sebanyak 29,3%, dan Karbohidrat sebanyak 27,2%.
Tingkat Kecukupan Zat Gizi
- Makanan Jajanan
- Makanan Sehari
Dari tabel 5.16 terlihat bahwa derajat kecukupan gizi energi harian sebagian besar siswa mengalami defisit yaitu 81 siswa (48,2%), namun untuk protein harian sebagian besar siswa cukup baik yaitu 106 siswa (63,1). %).
Crosstabulasi
- Karakteristik Orang Tua dengan Status Gizi
- Pola Konsumsi Makanan Jajanan dengan Status Gizi
- Pola Konsumsi Makanan di Rumah dengan Status Gizi . 59
- Konsumsi Zat Gizi Total Sehari dengan Status Gizi
Dari tabel 5.23 diketahui status gizi sangat kurus lebih banyak dijumpai pada siswa yang biasanya juga makan di sela-sela yaitu 8 siswa (6,8%), status gizi kurus lebih banyak terdapat pada siswa yang biasanya juga makan di sela-sela yaitu 22 siswa ( 18,8%) . Status gizi normal juga lebih banyak ditemukan pada siswa dengan rata-rata normal yaitu sebanyak 81 siswa (69,2%), dan status gizi overweight juga lebih banyak ditemukan pada siswa dengan rata-rata normal yaitu sebanyak 6 siswa (5,1%). Dari tabel 5.24 diketahui status gizi sangat kurus lebih banyak dijumpai pada siswa yang jajan 1-2 kali sehari yaitu sebanyak 7 siswa (6,9%), status gizi kurus juga lebih banyak dijumpai pada siswa yang jajan 1-2 kali. . per hari yaitu sebanyak 16 siswa (15,8%), status gizi normal juga lebih banyak ditemukan pada siswa yang jajan 1-2 kali sehari yaitu 74 siswa (73,3%), dan status gizi kelebihan berat badan lebih sedikit ditemukan pada siswa yang jajan >3 kali sehari yaitu 2 orang siswa (10,0%). Dari tabel 5.25 diketahui status gizi sangat kurus lebih banyak dijumpai pada siswa yang biasa sarapan pagi yaitu 5 siswa (4,0%), status gizi kurus juga lebih banyak dijumpai pada siswa yang biasa sarapan pagi yaitu 23 siswa (18,5 ). %), status gizi normal juga lebih banyak ditemukan pada siswa yang biasa sarapan yaitu 87 siswa (70,2%), dan status gizi overweight juga lebih banyak ditemukan pada siswa yang biasa sarapan yaitu 9 siswa (7,3%).
Tabel 5.32 menunjukkan status gizi kurus lebih banyak ditemukan pada siswa dengan konsumsi protein baik yaitu 9 siswa (8,5%), gizi kurus juga lebih banyak terdapat pada siswa dengan konsumsi protein baik yaitu 25 siswa (23,6%). %), siswa dengan asupan protein baik lebih banyak teridentifikasi gizi normal yaitu 70 siswa (66,0%), sedangkan obesitas lebih banyak diidentifikasi oleh siswa dengan asupan protein buruk yaitu 8 siswa (12,9%).
Crosstabulasi Tabel 2x2
- Karakteristik Orang Tua dengan Status Gizi
- Pola Konsumsi Makanan Jajan dengan Status Gizi
- Pola Kebiasaan Makanan Jajanan dengan
- Konsumsi Zat Gizi Jajanan dengan Status Gizi
- Konsumsi Zat Gizi Total Sehari dengan Status Gizi
Dari tabel 5.36 berdasarkan hasil uji Chi-square diperoleh nilai P = 0,07 (P > 0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu dengan status gizi siswa. Dari tabel 5.39 berdasarkan hasil uji Chi-square diperoleh nilai P = 0,40 (P > 0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan jajanan dengan status gizi siswa. Berdasarkan hasil uji Chi-Square diperoleh nilai P = 0,40 (P > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan jajanan dengan status gizi siswa.
PEMBAHASAN
Keternatasan Penelitian
Status Gizi Anak Sekolah Dasar
Penilaian status gizi didasarkan pada klasifikasi WHO-NCHS dengan berat badan menurut umur (WW/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan indeks massa tubuh menurut umur (BMI/U). Status gizi berdasarkan BB/U merupakan indikator status gizi buruk saat ini (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, FKM UI, 2007). Berdasarkan hasil penghitungan status gizi dengan menggunakan software WHO antrho plus, hanya 115 sampel yang dapat dihitung.
Tabel 5.9 menunjukkan bahwa untuk status gizi menurut BB/U mayoritas siswa mempunyai status gizi baik yaitu sebanyak 74 siswa (44,0%), disusul sebanyak 25 siswa (14,9%) dengan status gizi kurang, dan kemudian status gizi buruk. status gizi sebanyak 12 siswa (7,1%), dan status gizi lebih dari 4 siswa (2,4%).
Pola Konsumsi Jajanan Anak Sekolah Dasar
Untuk status gizi berdasarkan IMT/U, berat badan berhubungan linier dengan tinggi badan, artinya dalam keadaan normal perkembangan berat badan akan mengikuti pertumbuhan tinggi badan dengan percepatan tertentu. Hal ini mungkin disebabkan oleh menu warung/kantin sekolah yang menyajikan nasi goreng sebagai menu utamanya.
Pola Konsumsi Makanan di Rumah Anak Sekolah Dasar
Hubungan Pola Konsumsi Jajanan dengan Status Gizi
Hubungan antara kebiasaan jajan dengan
Hal ini mungkin dipengaruhi oleh sedikitnya uang jajan yang diberikan orang tua kepada anaknya, sehingga jarang sekali anak mendapatkan jajanan di sekolah.
Hubungan Antara Karakteristik Orang Tua
- Hubungan Pendidikan Ayah dengan Status Gizi
- Hubungan Pendidikan Ibu dengan Status Gizi
- Hubungan Pekerjaan Ayah dengan Status Gizi
- Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Status Gizi
- Hubungan Penghasilan Ayah dengan Status Gizi
- Hubungan Penghasilan Ibu dengan Status Gizi
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Ikhsanuddin (2006) yang menemukan adanya hubungan yang signifikan antara pekerjaan ayah dengan status gizi. Namun berbeda dengan hasil Mulyani (2004) yang tidak menemukan hubungan signifikan antara pekerjaan ayah dengan status gizi. Pada Tabel 5.36 berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai P = 0,07 (P > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu dengan gizi siswa.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil yang diperoleh Daryono (2003) yang tidak menemukan hubungan signifikan antara pekerjaan ibu dengan status gizi anak.
Hubungan Konsumsi Zat Gizi Jajanan dengan Status Gizi
- Hubungan Konsumsi Energi Jajanan
- Hubungan Konsumsi Protein Jajanan
Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square pada tabel 5.35 diperoleh nilai P = 0,30 (P > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara pendapatan ibu dengan status gizi siswa. Dibandingkan dengan ketentuan PMT-AS pada tabel 5.13, asupan energi makanan siswa sebagian besar baik (64,9%). Berdasarkan hasil uji chi-square pada tabel 5.48 diperoleh nilai P=0,25 (P>0,05) yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara konsumsi energi makanan dengan status gizi siswa.
Berdasarkan hasil uji chi-square pada Tabel 5.49 diperoleh nilai P = 0,69 (P > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara konsumsi protein jajanan dengan status gizi siswa.
Hubungan Konsumsi Zat Gizi Total Sehari
- Hubungan Konsumsi Protein Total Sehari
Dibandingkan dengan ketentuan PMT-AS pada Tabel 5.15, sebagian besar siswa mengonsumsi jajanan berprotein baik (57,7%). Berdasarkan hasil uji chi-square tabel 5.50 diperoleh nilai P=0,01 (P<0,05) yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara total konsumsi energi harian dengan gizi siswa, sedangkan nilai dari POR = 0,39 dengan interval kepercayaan antara 0,19 dan 0,80. Berdasarkan hasil tabulasi silang konsumsi protein harian menurut status gizi pada Tabel 5.32 diperoleh siswa dengan status gizi sangat buruk sebagian besar mengonsumsi protein harian dalam kategori baik (8,5%) dibandingkan siswa dengan konsumsi protein buruk. kategori (1,6). %) sedangkan siswa dengan status gizi obesitas lebih banyak ditemukan pada siswa dengan konsumsi protein lebih rendah (12,9%).
Berdasarkan hasil uji Chi-Square tabel 5.51 diperoleh nilai P = 0,00 (P < 0,05) yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara total konsumsi protein harian dengan status gizi siswa, sedangkan nilai POR = 0,21 dengan selang kepercayaan antara 0,07 dan 0,63.
TINJAUAN ISLAM
Makanan dalam pandangan islam
Mereka diberitahu: “Makan dan minumlah yang baik sebagai pahala atas apa yang telah kamu kerjakan” (QS Ath Kam, 52:19). Dan agar orang mukmin bisa mendapatkan makanan dan minuman yang paling nikmat di surganya, Allah SWT mengajarkan hamba-hambanya untuk menikmati makanan dan minuman yang enak dari dunia yang ada di bumi. Selain daging dan susu, Allah SWT menganjurkan kepada hamba-Nya konsumsi buah-buahan dan madu yang berperan dalam penyembuhan.
Allah SWT juga menjelaskan tentang makanan yang diharamkan agar masyarakat dapat menjaga pola konsumsi makanan sehari-hari.
Adab Makanan
Kesimpulan
Saran
Hubungan konsumsi makanan, kebiasaan makan dan faktor lain dengan status gizi anak sekolah di SD Islam Al Falah Jambi, 2003. Pola kebiasaan jajanan anak SD dan ketersediaan jajanan tradisional di lingkungan sekolah di Provinsi Jawa Tengah dan D.I. Widyakarya Nasional tentang manfaat makanan tradisional. - Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi siswa SD Negeri Jampang 2 Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor, 2003.
Kebiasaan jajanan dan kesukaan jajanan tradisional pada anak sekolah dasar di 4 desa IDT, Maluku Tengah. rak).