• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PTK Matematika Pecahan (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROPOSAL PTK Matematika Pecahan (1)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG OPERASI

PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN DESIMAL DI KELAS IV SD NEGERI KAMPUNGSAWAH VI KABUPATEN KARAWANG MELALUI METODE CERAMAH, TANYA JAWAB DAN PENUGASAN

Disusun untuk memperbaiki Pembelajaran Matematika

P R O P O S A L

Disusun oleh

:

Nama

:

N I P

:

Kelas

: IV

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

UPTD TK, SD KECAMATAN JAYAKERTA

(2)

Lembar Pengesahan

Judul : Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan Pecahan Desimal Di Kelas IV SD Negeri Kampungsawah VI Kabupaten Karawang Melalui Metode Ceramah, Tanya Jawab Dan Penugasan.

Karawang, ……….. Pembimbing

………

(3)

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Judul : Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan Pecahan Desimal Di Kelas IV SD Negeri

Kampungsawah VI Kabupaten Karawang Melalui Metode

Ceramah, Tanya Jawab Dan Penugasan.

B. Bidang Kajian : Strategi dan Desain Pembelajaran.

C. Pendahuluan

a. Latar Belakang Masalah

Sebagai salah satu komponen dalam pendidikan, eksistensi guru

menjadi hal yang begitu penting peranannya. Guru bukan saja bertugas

merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar di dalam kelas,

melainkan juga bertanggung jawab terhadap keberhasilan proses belajar

mengajarnya. Oleh karena itu, walaupun pada hakekatnya murid yang

belajar, namun gurulah yang bertanggungjawab bahwa proses belajar itu

terjadi dengan baik pada setiap siswa (Nasution, 1982:92). Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa mutu pendidikan banyak bergantung

pada mutu guru dalam membimbing proses belajar siswa.

Matematika merupakan ilmu yang universal yang mendasari

perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam

berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Tujuan dari

pelajaran matematika pada hakekatnya adalah untuk memotivasi serta

(4)

bilangan, aljabar, teori peluang dan matematika diskrit, serta berpikir

logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, dan mempunyai kemampuan

bekerjasama (KTSP Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang, 2006:9).

Sebagai pengetahuan, matematika mempunyai ciri-ciri khusus antara lain

abstrak, deduktif, konsisten, hierarkis, dan logis. Soejadi (1999)

menyatakan bahwa “ keabstrakan matematika karena obyek dasarnya

abstrak, yaitu fakta, konsep, operasi dan prinsip. Ciri keabstrakan

matematika beserta ciri lainnya yang tidak sederhana, menyebabkan

matematika tidak mudah dipelajari, dan pada akhirnya banyak kurang

tertarik terhadap matematika.

Begitu pentingnya pelajaran matematika, maka dalam melakukan

proses belajar mengajar guru harus lebih sensitif dalam menyesuaikan

sasaran-sasaran serta melalui pendekatan-pendekatan instruksional sesuai

keperluan para siswa. Gatot Muhsetyo (2007) menjelaskan bahwa

pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar

kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana

sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika

yang dipelajari.

Untuk memperoleh kompetensi tentang pembelajaran matematika

tersebut, diantaranya siswa harus dapat menguasai konsep – konsep

penjumlahan dan pengurangan, salah satunya tentang pecahan desimal.

Dalam pembelajaran materi pecahan desimal, siswa harus mampu

(5)

tentang letak koma di belakang angka, serta dapat menggunakannya

dalam pemecahan masalah sehari – hari.

Berdasarkan pengamatan penulis, dalam mengajarkan

konsep-konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal di SDN

Kampungsawah VI, tidak semua siswa dapat dengan mudah

menguasainya. Berbagai masalah timbul dalam proses belajar mengajar.

Masalah yang timbul salah satunya anak masih lemah pengetahuannya

tentang pecahan desimal, yaitu tentang proses penjumlahan dan

pengurangan pecahan desimal antara satu angka dengan dua angka

dibelakang koma. Selain permasalahan di atas , permasalahan lain yang

timbul adalah siswa belum paham tentang letak koma pada hasil

penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal. Pada hasil evaluasi

penjumlahan pecahan desimal antara satu angka dengan dua angka di

belakang koma banyak di temukan kesalahan letak koma. Begitu pula

pada hasil pengurangannya. Pada evaluasi pun siswa yang mendapat nilai

di atas 50 hanya 40 %. Hal ini menunjukan rendahnya tingkat penguasaan

siswa terhadap materi pelajaran matematika.

Untuk mengatasi permasalahan pada pembelajaran matematika

tersebut, guru dituntut untuk memperbaiki proses pembelajaran tentang

penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal. Guru dengan

kemampuannya harus mampu memperbaiki permasalahan tersebut

dengan menerapkan berbagai metode pembelajaran agar proses

(6)

D. Perumusan dan Pemecahan Masalah

a. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, diperoleh

rumusan masalah pada pembelajaran Matematika pada materi operasi

penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal, yaitu :

1. Bagaimana cara meningkatkan pemahaman siswa tentang operasi penjumlahan pecahan desimal melalui metode ceramah, Tanya jawab dan penugasan ?

2. Bagaimana cara meningkatkan pemahaman siswa tentang operasi pengurangan pecahan desimal melalui metode ceramah, Tanya jawab dan penugasan ?

b. Pemecahan Masalah

Pendekatan pemecahan masalah adalah suatu cara yang digunakan

untuk menyelesaikan dan menjawab permasalahan yang dihadapi. Dalam

hal ini permasalahan-nya adalah tentang Penjumlahan dan pengurangan

pecahan desimal. Adapun pendekatan pemecahan masalah yang dimaksud

adalah pendekatan pemecahan masalah yang mengacu pada pendekatan

Polya yaitu memahami masalah, merencanakan penyelesaian,

menyelesaikan sesuai rencana dan memeriksa kembali proses dan hasil

(7)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan penguasaan siswa

dalam pembelajaran Matematika. Untuk lebih jelasnya tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut :

a. Memotivasi siswa agar senang dengan pelajaran matematika.

b. Siswa dapat menguasai berbagai konsep penghitungan pada pembelajaran

matematika.

c. Siswa bisa melakukan operasi penjumlahan pecahan desimal.

d. Siswa bisa melakukan operasi pengurangan pecahan desimal.

e. Siswa dapat menentukan letak koma pada hasil penjumlahan dan

pengurangan pecahan desimal.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Setelah melaksanakan penelitian pada mata pelajaran matematika,

serta melakukan perbaikan – perbaikan pada proses pembelajaran, diperoleh

manfaat sebagai berikut :

a. Manfaat Penelitian Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah ( SD ) untuk mengetahui dan

menyiapkan alat bantu / peraga dalam mata pelajaran matematika. Selain

itu, sebagai tolak ukur keberhasilan sekolah dalam meningkatkan mutu dan

(8)

b. Manfaat Penelitian bagi Guru

1. Tujuan pembelajaran matematika tentang operasi penjumlahan dan

pengurangan pecahan desimal tercapai.

2. Guru dapat menemukan berbagai metode pembelajaran sebagai upaya

memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar mengajar untuk waktu

sekarang dan waktu yang akan datang.

c. Manfaat Penelitian Bagi Siswa

1. Pengetahuan siswa tentang konsep-konsep penghitungan pada

pelajaran matematika bertambah.

2. Siswa merasa mendapat perhatian khusus dari guru sehingga akan

timbul motivasi untuk belajar.

G. Kajian Pustaka

Penelitian Tindakan Kelas ini dikaji dari berbagai buku sumber yang relevan

dengan permasalahan yang sedang dibahas. Adapun landasan teoritis yang

mendukung terhadap permasalahan tersebut adalaha sebagai berikut :

a. Motivasi

Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis

yang mendorong seseorang untuk belajar (Noehi Nasution, 1995 : 8).

Secara tradisional kita dapat membedakan adanya dua macam

(9)

Motivasi instrinsik adalah motivasi yang ditimbulkan diri orang yang

bersangkutan, tanpa rangsangan atau bantuan dari orang lain.

Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang ditimbulkan dari

rangsangan atau dorongan orang lain. Motivasi instrinsik pada

umumnya lebih efektif dalam mendorong seseorang untuk belajar

dari pada motivasi ekstrinsik.

Peranan guru sebagai motivator dalam proses belajar mengajar

sangatlah tepat, sebab siswa dalam belajarnya kadang-kadang perlu

mendapat motivasi dari gurunya atau guru harus merangsang siswanya

untuk lebih giat belajar dan tidak mudah menyerah. Strategi belajar

yang diterapkan guru harus memungkinkan membangkitkan semangat

siswa, misalnya melalui permainan. Tujuan pengajaran umum

matematika di SD diantaranya ialah siswa memiliki kegemaran belajar

matematika (Depdikbud, 1994/1995 : 48).

b. Pengertian Belajar

Seseorang dikatakan telah belajar sesuatu kalau padanya terjadi

perubahan tertentu, misalnya dari tidak dapat naik sepeda menjadi bisa

naik sepeda, dari tidak dapat menggunakan kalkulator menjadi dapat

menggunakan kalkulator, dan lain-lain. Namun tidak semua perubahan

yang terjadi pada diri seseorang terjadi karena orang tersebut telah

belajar. Noehi Nasution (1995 : 2) mengemukakan ciri-ciri kegiatan

(10)

(a) Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri

individu yang belajar, baik aktual maupun potensial.

(b) Perubahan itu pada dasarnya berupa didapatkannya kemampuan

baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.

(c) Perubahan itu terjadi karena usaha.

Selanjutnya belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses

yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku

sebagai hasil dari terbentuknya respon utama. Dengan syarat bahwa

perubahan atau munculnya tingkah baru itu bukan disebabkan oleh

adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara karena

sesuatu hal.

c. Pengertian Belajar Matematika

Matematika adalah suatu pelajaran yang tersusun secara logis,

berjenjang dari yang palig mudah hingga yang paling rumit. Dengan

demikian pelajaran matematika tersusun sedemikian rupa sehingga

pengertian terdahulu mendasari pengertian berikutnya.

Russefendi (1984 : 25) mengatakan bahwa : Program matematika

supaya diberikan secara bertahap agar si anak secara bertahap dapat

mengkondisikan konsep-konsep melalui kegiatan praktis maupun

teoritis. Selanjutnya Herman Hudoyo (1990 : 5) berpendapat bahwa :

belajar matematika haruslah menekankan pada pengertian

konsep-konsep matematika dan proses matematika melalui pemecahan

(11)

d. Pengertian Desimal

Kata desimal berasal dari Bahasa Latin, yaitu decem yang artinya

sepuluh. Penggunaan sepuluh diduga dipengaruhi jumlah jari tangan

kiri dan tangan kanan ( atau kaki kiri dan kaki kanan ), dan menandai

banyaknya lambing dasar yang disebut angka (digit).

Sistem numerasi desimal adalah sistem numerasi yang berbasis

sepuluh, artinya bilangan 10 dipakai sebagai acungan pokok dalam

melambangkan dan menyebut bilangan. System ini berasal dari

system Hindu – Arab, berawal dari India sekitar tahun 300 SM,

berkembang di Timur Tengah (Bagdad) sekitar tahun 750, sekitar abad

8 mulai digunakan di Spanyol (Spain) dan kemudian berkembang di

Eropa, serta mempunyai lambang baku sekitar pertengahan abad 20

melalui penggunaan mesin ketik (typewriter) Untuk menulis naskah.

e. Pecahan Desimal

Lambang bilangan rasional dalam notasi desimal disebut pecahan

desimal. Bilangan rasional dalam pecahan desimal dapat dibedakan

menjadi :

1. Desimal berakhir (terminating decimal), yaitu desimal-desimal

yang mengandung sejumlah terhingga angka.

2. Pecahan berulang/periodic, yaitu desimal-desimal yang

mengandung serangkaian terhingga angka-angka yang

(12)

3. Notasi desimal merupakan notasi yang bersifat posisional, yaitu

menggunakan dasar nilai tempat, dan menggunakan basis sepuluh.

4. Notasi desimal dapat diperluas sehungga dapat dipergunakan untuk

menyatakan bilangan-bilangan yang nilainya kurang dari satu.

5. Desimal yang berakhir atau yang berulang selalu dapat dinyatakan

sebagai pecahan p : q dengan p, q є Z dan q ≠ 0.

6. Desimal – desimal yang tidak berakhir dan tidak berulang bukan

merupakan bilangan rasional sehingga dapat dinyatakan sebagai

pecahan p : q dengan p, q dengan p, q є Z dan q ≠ 0.

7. Operasi penjumlahan dan pengurangan desimal mempunyai pola

yang sama dengan operasi-operasi yang sama pada bilangan bulat,

tetapi perlu memperhatikan peletakan atau penempatan tanda koma

yang benar untuk membedakan yang bulat dan yang tidak bulat.

8. Pembelajaran desimal dapat menggunakan bahan-bahan

manipulatif atau peraga yang dipakai pada pembelajaran bilangan

rasional.

H. Rencana dan Prosedur Penelitian

1. Subyek Penelitian, Tempat, Waktu dan Lama Tindakan

Pelaksanaan penelitian pembelajaran dilaksanakan pada siswa kelas

IV di SD Negeri Kampungsawah VI yang terletak di Dusun Karajan, Desa

Kampungsawah, Kecamatan Jayakerta, Kabupaten Karawang, Provinsi

Jawa Barat. Dengan Jumlah siswa 28 orang terdiri dari 20 siswa laki-laki

(13)

Sedangkan yang menjadi topik penelitian tindakan kelas ini adalah

meningkatkan pemahaman siswa tentang operasi penjumlahan dan

pengurangan pecahan desimal melalui metode ceramah, tanya jawab dan

penugasan. Prosedur penelitian ini berlangsung selama 2 minggu dari

tanggal 04 sampai 18 November 2009.

2. Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

kemmis dan M.Taggart dengan system spiral repleksi diri yang dimulai

dengan cara tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali

( Kasbolah, 1998/1999 : 113).

Dalam model Kemmis dan M.Taggart ini, penelitian menggunakan

dan mengembangkan siklus (cycle) dengan dua siklus. Tiap siklus

dilaksanakan sesuai dengan perubahan ke arah peningkatan dan perbaikan

proses pembelajaran. Sebelum dalam tahap siklus, dilaksanakan studi

kelayakan sebagai penelitian pendahuluan dengan tujuan untuk

mengidentifikasi masalah dan ide yang tepat dalam pengembangan proses

pembelajaran di kelas.

Adapun alur penelitian ini dimulai dengan studi pendahuluan,

hasilnya dipertimbangkan untuk kemudian menyusun rencana tindakan,

dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan, observasi pelaksanaan tindakan,

refleksi proses dan hasil tindakan. Ini adalah sebagai siklus pertama belum

(14)

dimana rencana tindakannya berdasarkan hasil refleksi dari siklus pertama.

Demikian penelitian dilakukan siklus demi siklus sampai permasalahan

penelitian dapat dipecahkan.

Siklus kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut :

PTK model Kemmis dan M. Taggart (Kasbolah, 1998/1999:144).

RENCANA TINDAKAN

REFLEKSI

OBSERVASI PELAKSANAAN TINDAKAN

RENCANA TINDAKAN

REFLEKSI

OBSERVASI PELAKSANAAN TINDAKAN

SIKLUS I

(15)

I. Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Tanggal Ket.

4 5 6 7 9 10 11 12 13 14 16 17

1. Identifikasi Masalah X November

2. Analisis dan rumusan masalah X November

3. Menyusun rencana pembelajaran X November

4. Mempersiapkan alat

dan bahan X November

5. Menyusun instrumenpenelitian X November

6. Melaksanakan PTK X X November

7. Menganalisis Data X November

8. Merefleksikan X November

9. Merencanakan

Perbaikan X X November

10. Menyusun Laporan X November

J. Biaya Penelitian

a.

b.

c.

d.

e.

-f. - +

(16)

-K. Personalia Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti sendiri dengan dibantu oleh seorang

guru yang menjadi subyek penelitian.

1. Judul Penelitian : Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Operasi

Penjumlahan Dan Pengurangan Pecahan Desimal

Di Kelas IV SD Negeri Kampungsawah VI

Kabupaten Karawang Melalui Metode Ceramah,

Tanya Jawab Dan Penugasan.

Alamat sekolah : Dusun Karajan, Desa Kampungsawah Kecamatan Jayakerta, Kabupaten Karawang Alamat Rumah : Desa Kampungsawah

Kecamatan Jayakerta, Kabupaten Karawang

3. Observer : -Pangkat/Gol :

-NIP :

-Sekolah : SDN Kampungsawah IV

Alamat sekolah : Dusun Karajan, Desa Kampungsawah Kecamatan Jayakerta, Kabupaten Karawang Alamat Rumah : Desa Kampungsawah

(17)

L. Daftar Pustaka

Asep Herry Hernawan, dkk. (2008). Modul 10. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran: Perumusan Tujuan Pembelajaran. Jakarta ; Penerbit Universitas Terbuka.

Gatot Muhsetyo, dkk. (2007). Pembelajaran Matematika SD. Jakarta ; Penerbit Universitas Terbuka.

Hamalik, (1982). Mengajar: Azas-Metode-Teknik. Bandung ; PT. Pustaka Martiana.

IGAK Wardani, dkk. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta ; Penerbit Universitas Terbuka.

Kasbolah, K. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Malang : Depdiknas.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 Sekolah Dasar Kelas IV, Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang.

M. Khafid dan Suyuti (2006). Buku Pelajaran Matematika Penekanan pada Berhitung untuk Sekolah Dasar Kelas IV; Penerbit Erlangga.

Tim FKIP. (2008). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta ; Penerbit Universitas Terbuka.

Zaini.M. Sani dan Siti M. Amin (2006). Buku Matematika SD untuk Kelas IV ; Penerbit ESSIS.

M. Lampiran

 Instrumen Penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

 Melakukan operasi penjumlahan dan Pengurangan pecahan desimal Tugas Individu Laporan buku pekerjaan rumah Latihan dari guru. 4 jp

Judul skripsi : Penggunaan Media Benda Manipulatif Untuk Meningkatkan Hasil belajar Matematika Materi Penjumlahan Bilangan Pecahan (PTK Pada Siswa Kelas IV SD

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar matematika pada materi pecahan dengan menggunakan media blok pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri

Mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta sebaliknya PECAHAN Operasi penjumlahan dan pengurangan o Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Persen dan Sebaliknya (hlm. 2)

Dari ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman suatu konsep, termasuk konsep operasi hitung pada pecahan yang meliputi penjumlahan, pengurangan,

judul “P eningkatan Pemahaman Konsep Matematika Materi Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Melalui Model Student Facilitator and Explaining Kelas IV SD 02 Lau Dawe

Berdasarkan proses pembelajaran yang telah dilakukan pemahaman konsep matematika pada materi penjumlahan pecahan di kelas V SD Negeri Cikondang masih rendah.. Penelitian

Operasi penjumlahan pada pecahan dikenalkan dalam tiga bagian yaitu penjumlahan pecahan dengan penyebut sama, penjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda dan penjumlahan pecahan