• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Kritis Atas Problematika UU Cipta Kerja & Implikasinya Terhadap Perlindungan Pekerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Tinjauan Kritis Atas Problematika UU Cipta Kerja & Implikasinya Terhadap Perlindungan Pekerja"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)Tinjauan Kritis Atas Problematika UU Cipta Kerja & Implikasinya Terhadap Perlindungan Pekerja Andriko Otang, S.H.,M.H. Trade Union Rights Centre Jakarta, 12 Oktober 2020.

(2) PROFIL He has more than 10 years in the field of labor issue, labor policy reform and industrial relationship, especially in manufacturing, plantation (palm oil), and non-profit sector. He experienced as a freelance consultant for UN organization and Government Ministry due to his expertise on minimum wage setting, labor working conditions, social dialogues, occupational health and safety, social protection, industrial dispute settlement and trade union movement. He is Master of Law and experienced as a legal advocates with a license from Indonesian Bar Association. Executive Director of Trade Union Rights Centre since 2016. Lecture at Faculty of Law, Atmajaya Catholic University, Jakarta..

(3) LANDASAN ARGUMENTASI SP/SB. 1. Memahami Kritis SP/SB. argumentasi. dasar. sikap. KONDISI EKONOMI SEBAGAI KONTEKS. S ENT NT CO. 2. Mempertimbangkan data-data. PERLINDUNGAN PEKERJA DALAM UU CK. 3. Menganalisis substansi RUU CK dengan perspektif tenaga kerja. 4. KESIMPULAN Kesimpulan terhadap UU CK.

(4) 1. Landasan Kritis Serikat Pekerja Terhadap UU Cipta Kerja.

(5) PROSES FORMIL: Hubungan Industrial - Tidak dilaksanakannya proses pembahasan pada LKS Tripartit Nasional Pasal 107 Ayat (1) – UU No. 13/2003: “Lembaga kerja sama tripartit memberikan pertimbangan, saran, dan pendapat kepada pemerintah dan pihak terkait dalam penyusunan kebijakan dan pemecahan masalah ketenagakerjaan.”.

(6) POTENSI DILANGGARNYA DASAR HUKUM HAM INTERNASIONAL (1) • Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (ICESCR), diratifikasi Indonesia dengan UU No. 11 tahun 2015, terutama Pasal 7 tentang kondisi kerja yang adil dan menyenangkan. • Prinsip Non-Retrogresi: Pasal 2 ayat 1 ICESCR • Komentar Umum ESCR Committee No. 23 tahun 2016 tentang hak pekerja atas pekerjaan yang adil dan menyenangkan. • Kovenan Internasional Hak-Hak Sipil dan Politik, diratifikasi Indonesia dengan UU No. 12 tahun 2005.

(7) POTENSI DILANGGARNYA DASAR HUKUM HAM INTERNASIONAL (2) PARTISIPASI PUBLIK Pasal 25 ICCPR: “Setiap warga negara memiliki hak dan kesempatan untuk mengambil bagian dalam pelaksanaan urusan publik, secara langsung atau melalui perwakilan yang dipilih secara bebas. Dalam Pasal 5 Komentar Umum No. 25, keterlibatan ini mencakup formulasi dan implementasi kebijakan di tingkat lokal..

(8) POTENSI DILANGGARNYA ASAS PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BAIK Pasal 5 UU No. 12 Tahun 2011: “Dalam membentuk Peraturan Perundang-undangan harus dilakukan berdasarkan pada asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang baik, yang meliputi: a. kejelasan tujuan; b. kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat; c. kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan; d. dapat dilaksanakan; e. kedayagunaan dan kehasilgunaan; f. kejelasan rumusan; dan g. keterbukaan.".

(9) PENURUNAN MANFAAT PERLINDUNGAN DASAR PRINSIP NON-RETROGESI Negara berkewajiban untuk secara progresif mencapai realisasi penuh hak-hak ekonomi, sosial dan budaya dari sumber daya yang tersedia dan dengan segala cara. Pemerintah tidak boleh membiarkan perlindungan hak-hak ekonomi, sosial, budaya yang ada memburuk. - Kepastian Kerja; - Penghapusan Diskriminasi di Tempat Kerja; - Pengupahan yang Layak; - Hak atas Pesangon (Kesejahteraan).

(10) ANCAMAN TERHADAP EKSISTENSI KEBEBASAN BERSERIKAT Penerapan fleksibilitas pasar kerja yang tercermin dalam UU Cipta Kerja melalui sistem PKWT tanpa batas meningkatkan rasa takut para pekerja untuk berorganisasi, berkumpul, dan berpendapat. Pada akhirnya beresiko menurunkan keanggotaan serikat pekerja dan mengancam Kebebasan Berserikat sebagaimana telah diatur dalam UU No. 21 Tahun 2000 dan Konvensi ILO No. 87..

(11) Ringkasan alasan utama RUU Omnibus Law Ciptaker: 1. Merespon situasi ekonomi yang semakin kompetitif dan tuntutan ekonomi global. 2. Mewujudkan visi Indonesia 2045 sebagai Negara Maju. 3. Jumlah tenaga kerja menganggur yang jumlahnya masih cukup besar sebanyak 7 juta. 4. Mendorong Pertumbuhan Investasi agar ekonomi dan pendapatan berkembang sehingga menambah lapangan kerja , dan mengurangi angka pengangguran.. Kondisi Indonesia saat ini 1. 2.. 3.. 4.. Pandemi Covid-19 Effect. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II tercatat minus 5,32% (Rilis BPS, 5 Agustus 2020). Prompt Manufacturing Index (PMI) Kinerja Industri Pengolahan Triwulan Kedua 2020 terindikasi menurun cukup tajam, dengan indeks sebesar 28,55% dibanding triwulan sebelumnya 45,64% (Bank Indonesia, Juli 2020). Salah satu subsektor dengan kontraksi paling dalam yakni subsector tekstil, barang kulit, dan alas kaki, dengan indeks sebesar 14,23% yang disebabkan berkurangnya permintaan pasar domestik maupun luar negeri (Rilis BPS, 2020). Daya saing pencari kerja terjadi akibat ketidaksesuaian pendidikan dengan kebutuhan & ketersediaan lapangan kerja.. Latar belakang RUU Omnibus Law Ciptaker.

(12)

(13) 2. Mempertimbangkan data-data.

(14) Data Kependudukan menunjukkan tidak seimbangnya rasio antara lapangan kerja dengan jumlah tenaga kerja yang tersedia, mengakibatkan tingginya persaingan untuk memperoleh pekerjaan pada lapangan kerja formal. Tingkat pengangguran tinggi.

(15)

(16) SHARE OF INVESTMENT INDONESIA PALING TINGGI DI ANTARA NEGARA ASEAN Gross Fixed Capital, (GDP % Percent). Gross Fixed Capital, (GDP % percent) 50. 35. 45. 30. 40 25. 35 30. 20. 25 15. 20 15. 10. 10 5. 5 0. 0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Indonesia. Lower middle income. Upper middle income. 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 China. Indonesia. India. Malaysia. Phil ippines. Singapore. Thail and. Vietnam. 1.. Omnibus law diharapkan mampu meningkatkan investasi. Padahal proporsi investasi (share of investment) di Indonesia sudah paling tinggi di antara negara ASEAN, ataupun India.. 2.. Share of investment bahkan lebih tinggi daripada upper middle income countries atau lower income countries. 3.. Pemerintah RI justru selama ini sudah berhasil dalam meningkatkan investasi. Sumber : World Bank, 2019.

(17) PDB mengalami kenaikan signifikan selama pemerintahan Jokowi PDB Indonesia, US $ Trillion pada 2018. United States China Japan Germany United Kingdom France India Italy Brazil Canada Russian Federation Korea Rep. Australia Spain Mexico Indonesia Netherlands Saudi Arabia Turkey Switzerland Thail and Singapore Malaysia Phil ipines 46. Vietnam 71. Myanmar 109. Cambodi a 117. Lao PDR 130. Brunei Darussalam 175. Timor Leste. 13608. 0. 5000. 21,44. 20544. 20. US$Trillion. 4971 3947 2855 2777 2718 2083 1868 1713 1657 1619 1433 1419 1220 1042 913 786 771 705 504 364 358 330 245 71 24 17 13 2. The Trillion Dollar club. 25. 15. 14,44. 10 5. 5,15. 3,86. 2,94 2,74 2,71. 1,99 1,85 1,73 1,65 1,63. 1,4. 1,38 1,27 1,11. Un i te d. St at es Ch in a Ja p Ge an rm an y Un i te In d d Ki ia ng do m Fr an ce Ita ly Br az Ca i l na da Ru So ut ssia h Ko re a Sp a Au in st ra li M a ex In ico do ne sia. 0. 10000. 15000. 20000. 25000. Sumber, World Bank : https://databank.worldbank.org/data/download/GDP.pdf, diakses pada Maret 2020.. • Pada tahun 2018 PDB Indonesia menyentuh angka 1 triliun US$. • Hal ini merupakan sejarah karena PDB Indonesia masuk ke dalam negara “The trillion dollar club” -- hanya ada 16 negara yang berkategori PDB lebih dari 1 triliun US$..

(18) Menurut World Economic Forum (WEF) 2017, korupsi menempati urutan pertama sebagai faktor masalah utama dalam melakukan kegiatan usaha.. 40. 38 37. 37. 2016. 2017. 36. 34. 2014. 2015. 2018. •. Indeks persepsi korupsi Indonesia pada 2019 sebesar 40 poin. Naik 2 poin dari tahun sebelumnya. Namun dengan catatan bahwa kemandirian dan keefektifan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dilemahkan oleh pemerintah Indonesia.. •. Hal ini bertentangan dengan agenda Pemerintahan Jokowi di Omnibus Law yang mendorong investasi asing dan peningkatan ekonomi. Padahal seperti survey WEF, bahwa korupsi merupakan masalah utama dalam melakukan kegiatan usaha. 2019.

(19) Reformasi struktural harusnya difokuskan pada upaya penguatan negara dalam mengentaskan korupsi •. •. Indeks kontrol pemerintah terhadap korupsi mengalami tren yang cenderung membaik, walaupun masih minus di kisaran 0,25 persen. Ini berarti perlu penguatan terhadap Lembaga-Lembaga pemberantasan korupsi bukan malah pelemahan. Government effectiveness mengalami peningkatan baik dari tahun 2015. Ini artinya ada perbaikan dimana indeks tersebut melihat bagaimana efektivitas pemerintahan dalam ekonomi. Semakin positif maka peran negara semakin efektif Control of Corruption. Government Effectiveness. 0. 2018. 2017. 2016. 2015. 2014. 2013. 2012. 2011. 2010. 2009. 2008. 2007. 2006. 2005. 2004. 2003. 2002. 2000. -0,2. 0,25. -0,4. 0,20 0,15 0,10 0,05. -0,6. 0,00 -0,05. -0,8. -1. -0,10 -0,15 -0,20. -1,2. -0,25 -0,30. -1,4. Sumber : World Bank, http://info.worldbank.org/governance/wgi/ Diakses pada Maret 2020. 2010. 2011. 2012. 2013. 2014. 2015. 2016. 2017. 2018.

(20) Indonesia merupakan salah satu negara yang paling timpang di dunia (MOST UNEQUAL COUNTRIES). 1. Hal ini terlihat dari penguasaan kekayaan nasional, di mana 1 persen orang menguasai 44,5 persen kekayaan nasional dan 10 persen orang terkayat menguasai 74,1 persen kekayaan nasional. 2. RUU Omnibus law Ciptaker hanya dibuat untuk mendopping ekonomi tanpa peta jelas soal pemerataan ekonomi TOP 10 % 2019, PERCENT. TOP 1 % 2019, PERCENT. Russia. Russia. 58,2. Thailand. 50,4. Indonesia. 44,5. 82,7. Thailand. 76,6. United States. 75,9 75,3. India. 42,5. Sweden. Turkey. 42,5. India. 74,3 74,1. Chile. 37,7. Indonesia. Sweden. 37,4. Turkey. Israel. 37,2. Netherlands. 68. South Africa. 67,5. Israel. 67,2. Czech Republik. 36,1. United States. 35,4 0. 10. 20. 30. Sumber : Credit Suisse Global Wealth Databook 2019.. 40. 50. 60. 70. 70,3. 0. 10. 20. 30. 40. 50. 60. 70. 80. 90.

(21) 1. 2. 3. 4.. Tingkat pengangguran tinggi. Angkatan kerja kurang berkualitas. Hambatan investasi terutama adalah tingkat korupsi yang tinggi. Tingkat ketimpangan yang tajam.. 5. Diperlukan: penciptaan lapangan kerja yang luas untuk mengatasi pengangguran dan ketimpangan dengan mengundang sebanyak mungkin investasi dengan menghilangkan hambatan perizinan dan korupsi. Investasi yang masuk diharapkan berkomitmen terhadap perwujudan kerja layak dan respect terhadap pemenuhan Hak Asasi Manusia..

(22) 3. Tinjauan Terhadap UU Cipta Kerja dalam perspektif tenaga kerja.

(23) 1. 2. 3. 4.. Sistem pengupahan PASAL PHK danDIHAPUS pesangon PKWT dan outsourcing Jaminan sosial. 11 Pasal Dihapus. Konteks makro. UU Cipta KerjaKetenagakerjaan. 18 Pasal + 2 Pasal UU SJSN 15 Pasal. PASAL DIUBAH. PASAL TAMBAHAN.

(24) Perubahan-Perubahan Positif dalam Klaster Ketenagakerjaan RUU Cipta Kerja (1) • Pasal 88C dan 88D sudah diubah dari draf RUU Cipta Kerja yang lama. Sehingga, unsur inflasi tetap dimasukkan ke dalam perhitungan upah minimum, dan UMK (Upah Minimum Kota/Kabupaten) tetap ada dan tidak dihapus. Terdapat pula kewajiban untuk tidak menentukan UMK di bawah UMP. • Pasal 88A dan Pasal 88E RUU Cipta Kerja tetap mewajibkan Pengusaha untuk membayar pekerja sesuai dengan standar upah minimum dalam peraturan perundang-undangan, dan kesepakatan upah minimum antara pengusaha dan pekerja tidak boleh lebih rendah dari upah minimum dalam peraturan-perundang-undangan..

(25) Perubahan-Perubahan Positif dalam Klaster Ketenagakerjaan RUU Cipta Kerja (2) • Perbedaan tingkat upah minimum bagi pekerja di industri padat karya sudah tidak ada lagi. Dalam RUU Cipta Kerja sebelumnya, ketentuan ini ada dalam Pasal 88E. • Pasal 61A RUU Cipta Kerja sudah mengatur kewajiban pengusaha untuk memberikan kompensasi bagi pekerja PKWT (pekerja sementara) yang diputus hubungan kerjanya. • Pasal 93 tidak jadi dihapus dalam RUU Cipta Kerja. Bentuk cuti berbayar kembali mengikuti mekanisme di UU Ketenagakerjaan, sehingga cuti haid, cuti hamil, dan jenis-jenis cuti lainnya tetap harus dibayar oleh pengusaha..

(26) ISU: Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) Pasal 59 UU Ketenagakerjaan terkait perubahan status pekerja sementara menjadi pekerja tetap masih dipertahankan dalam UU Cipta Kerja. Hanya saja poin-poin dalam Pasal 59 ayat (3) – (8) UU 13/2003 tetap tidak dicantumkan yakni sehubungan dengan jangka waktu maksimum perjanjian kerja sementara dan jangka waktu perpanjangan maksimum belum secara spesifik diatur seperti dalam UU Ketenagakerjaan, namun disebutkan akan diatur dalam PP. Aturan teknis apapun yang dibuat menyusul pengesahan UU Cipta Kerja jangan sampai membebaskan pengusaha dari kewajiban mereka untuk mengubah status pekerja sementara menjadi pekerja tetap. Hal ini menghilangkan kepastian kerja;. ISU: Alih Daya (Outsourcing) Pasal 66 Ayat (1) UU 13/2003 (1). Pekerja/buruh dari perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh tidak boleh digunakan oleh pemberi kerja untuk melaksanakan kegiatan pokok atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan proses produksi, kecuali untuk kegiatan jasa penunjang atau kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi.. yang mengatur tentang alih daya tidak boleh digunakan oleh pemberi kerja untuk melaksanakan kegiatan pokok atau kegiatan langsung yang berhubungan dengan proses produksi..

(27) ISU: Waktu Kerja Batasan waktu kerja dalam Pasal 77 ayat (3) UU Cipta Kerja masih dikecualikan untuk sektor tertentu. Detail skema masa kerja dan sektor tertentu yang dimaksud akan dijabarkan lebih lanjut melalui peraturan pemerintah (PP). Ini menimbulkan kekhawatiran akan adanya perbedaan batas waktu kerja bagi sektor tertentu dan kompensasinya akan dapat merugikan pekerja di sektor-sektor tertentu, karena mereka dapat diminta untuk bekerja lebih lama dan menerima pembayaran untuk lembur yang lebih rendah dibandingkan pekerja di sektor lain;. ISU: Waktu Lembur Ketentuan batas waktu lembur di Pasal 78 UU Cipta Kerja juga dikecualikan bagi sektor tertentu, walaupun kewajiban pengusaha untuk membayar upah lembur juga masih ada. Ketentuan tersebut diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah, sehingga masih ada kekhawatiran bahwa pekerja di sektor-sektor tertentu bisa bekerja lebih dari waktu lembur yang manusiawi dan tidak mendapatkan upah yang layak;. ISU: Pesangon Terjadi perubahan atau penurunan nilai pesangon yang sebelumnya 32x upah menjadi maksimal 19x upah . T.

(28) ISU: Waktu Istirahat Mingguan Pasal 79 UU Cipta Kerja mengurangi ketentuan waktu istirahat mingguan menjadi hanya 1 hari untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu. Dalam UU Ketenagakerjaan, waktu istirahat mingguan ada dua pilihan: 2 hari untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu dan 1 hari untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu. Dalam ICESCR telah dianjurkan waktu istirahat adalah 2 hari untuk 5 hari kerja per 1 minggu. Dampaknya, bisa saja pekerja yang bekerja selama 5 hari kerja dalam 1 minggu hanya memiliki hak libur harian selama 1 hari (yang sebelumnya 2 hari dalam UU Ketenagakerjaan). Hal ini berpotensi beban bagi pekerja dalam hal Kesehatan mental, fisik, dan. Produktivitas. Disisi lain berpotensi menimbulkan masalah domestik, seperti kekerasan dan waktu keluarga .. ISU: Pengupahan UU Cipta Kerja menghapuskan komponen kebutuhan hidup layak (KHL) yang menjadi standar pertimbangan upah minimum dalam Pasal 89 (2) UU Ketenagakerjaan. Berdasarkan Permenakertrans No. 13 tahun 2012, KHL terdiri dari makanan, minuman, sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan, transportasi, rekreasi, dan tabungan. Sementara, dalam Pasal 88C UU Cipta Kerja, Upah Minimum Provinsi dan Kabupaten/Kota ditetapkan hanya berdasarkan kondisi ekonomi dan ketenagakerjaan, yang didasarkan atas pertumbuhan ekonomi daerah dan inflasi. Tidak ada kewajiban bagi Gubernur untuk mempertimbangkan KHL lagi dalam menentukan UMP dan UMK. Dampaknya adalah adanya kemungkinan bahwa pekerja mendapatkan upah yang lebih rendah dari upah mereka saat ini – karena komponen KHL yang tidak lagi dimasukkan..

(29) 4. Kesimpulan.

(30) 1. UU CK dipandang bermasalah karena proses penyusunan yang tidak partisipatif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan 2. UU CK perlu ditinjau ulang sehubungan dengan masih adanya Pasalpasal yang dianggap kontroversial oleh Publik dan tidak berpihak pada yang lemah 3. Semangat memicu pertumbuhan investasi perlu diletakkan di dalam konteks pengembangan dan perbaikan kualitas angkatan kerja, termasuk menginklusi para pekerja informal yang selama ini belum terakomodasi dalam UU No 13/2003. 4. Karena itu, aspek ketenagakerjaan yang semestinya diatur di dalam UU CK adalah aspek pengembangan kualitas angkatan kerja, bukan menyangkut hak-hak pekerja, dengan tujuan menjadikan kualitas tenaga kerja sebagai daya tarik investasi.. Kesimpulan.

(31) Thank you.

(32)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mendekatkan elektroda ke logam induk atau logam yang akan dilas berjarak kira-kira 2 mm, maka terjadi busur listrik yang merupakan sumber panas dalam

Sesi 2 : terapi kognitif. Pada sesi ini responden akan mereviev pikiran-pikiran yang positif terhadap dirinya dan mengatasipikiran negatif. Pada sesi terapi

yang dihadapi dalam pelaksanaan program tersebut diantaranya: (1) kesiapan instansi di tingkat kabupaten dan provinsi – kesiapan lahan, kesiapan bibit yang penyalurannya sangat

Upah minimum adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pekerja di dalam lingkungan usaha

13 Apakah hal-hal yang membuat Anda mengingat peliharaan Anda menyebabkan Anda merasa sangat menginginkannya kembali.. 14 Apakah hal-hal yang membuat Anda

BCA juga memperkuat kerja sama co-branding dengan bank- bank lainnya dimana para nasabah bank lain dapat melakukan transaksi pembayaran melalui kartu Flazz di seluruh merchant

( demand ) yang ingin dicapai oleh perencanaan sekolah tinggi arsitektur dan. desain, baik secara fungsional, struktural, estetis, dsb.yang berkaitan

Dari uraian-uraian yang dikemukakan di atas telah berhasil disusun suatu metode evaluasi penuaan komponen-komponen mekanik reactor riset, yang meliputi : identifikasi komponen,