PROGRAM STUDI BAHASA MANDARIN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2021
Teks penuh
(2) LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI. ANALISIS KONTRASTIF KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT HUBUNGAN SYARAT BAHASA MANDARIN DAN BAHASA INDONESIA 多级复合句子关系术语普通话和印尼巴哈萨语的对比分析 duō jí fù hé jù zi guān xì shù yǔ pǔ tōng huà hé yìn ní bā hā sà yǔ de duìbǐ fēn xī. SKRIPSI FARIDA SITANGGANG 160710047. Skripsi ini diajukan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Budaya dan telah disetujui:. Pembimbing I. Pembimbing II. Dr. Dwi Widayati,M.Hum NIP 196505141988032001. Dr. T. Kasa Rullah Adha,S.S.,MTCSOL NIP 199006252018031001. Program Studi Bahasa Mandarin Ketua,. Niza Ayuningtias, S.S., MTCSOL NIP 1990072820150420. ii.
(3) LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI. ANALISIS KONTRASTIF KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT HUBUNGAN SYARAT BAHASA MANDARIN DAN BAHASA INDONESIA 多级复合句子关系术语普通话和印尼巴哈萨语的对比分析 duō jí fù hé jù zi guān xì shù yǔ pǔ tōng huà hé yìn ní bā hā sà yǔ de duìbǐ fēn xī. Disusun oleh: FARIDA SITANGGANG 160710047. Skripsi ini diterima oleh Panitia Ujian Program Studi Bahasa Mandarin Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana. Panitia Ujian. No.. Nama. Jabatan. 1.. Dr. Dwi Widayati, M.Hum.. Pembimbing I. 2.. Dr. T. Kasa Rullah Adha,S.S.,MTCSOL. Pembimbing II. 3.. Niza Ayuningtias,S.S.,MTCSOL. Penguji. 4.. Julina,B.A.,MTCSOL. Penguji. Tanda Tangan.
(4) PERNYATAAN ORISINALITAS. Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahun saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.. Medan,........................... Farida Sitanggang NIM 160710047.
(5) ABSTRACT This thesis has the title "Contrative Analysis of Compound Sentences with Levels of Conditional Relation in Chinese and Indonesian in HaoBao Dayli Newspaper and Alert Daily Newspaper". This study aims to determine the structure of compound sentences with conditional relationships and to find out the similarities and differences in Chinese and Indonesian sentences. This research uses contrastive analysis theory and also syntactic theory. This research is also a qualitative descriptive method. The data taken in the form of a fairy tale rubric, an international rubric, an advertisement rubric, a sports rubric and the main page in which there are compound conjunctions in Mandarin and Indonesian in Hao Bao Dayli newspaper and Harian Waspada newspaper. The results obtained from this study are the discovery of several similarities and differences in conjunction sentences in Mandarin and Indonesian, namely differences in the form of the verb according to the tense in Indonesian, while in Mandarin there is no, the placement of conjunctions in Mandarin and Indonesian tends to be at the beginning or in the subordinate clause, the conjunction of the words ruguo and yaoshi in Mandarin has the same meaning, namely, the word "if". While in Indonesian there is only one equivalent, namely, the word "if". The similarities in the structure of the verbs in Mandarin and English, among others, tend to have the same pattern, namely SPO and SPOK, conjunctions in sentences in Mandarin and Indonesian both require an object and a predicate, and the placement of multilevel compound sentence conjunctions which can both be in the same place. in front of the main clause or subordinate clause. Keywords: Contrastive Analysis, Compound Sentences, Conjunctions, Mandarin, Indonesian, Newspapers..
(6) ANALISIS KONTRASTIF KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT HUBUNGAN SYARAT BAHASA MANDARIN DAN BAHASA INDONESIA PADA KORAN HAO BAO DAYLI DAN KORAN HARIAN WASPADA. ABSTRAK. Skripsi ini memiliki judul “Analisis Kontrastif Kalimat Majemuk Bertingkat Hubungan Syarat Dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia Pada Koran HaoBao Dayli dan Koran Harian Waspada” . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat serta mencari persamaan dan perbedaannya dalam kalimat bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan teori analisis kontrastif dan juga teori sintaksis. Penelitian ini juga metode deskriptif kualitatif. Data yang diambil berupa rubrik dongeng, rubrik Internasional, rubrik iklan, rubrik olahraga dan halaman utama yang di dalamnya terdapat konjungsi majemuk dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia pada koran Hao Bao Dayli dan koran Harian Waspada. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah ditemukannya beberapa persamaan dan perbedaan dalam kalimat konjungsi bahasa Mandarin dan bahasa Indonesi, yaitu adanya perbedaan mengenai bentuk kata kerja sesuai dengan bentuk waktu dalam bahasa Indonesia, sementara dalam bahasa Mandarin tidak ada, peletakan kata konjungsi pada bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia cenderung berada di awal atau di anak kalimat, konjungsi kata ruguo dan yaoshi dalam bahasa Mandarin memiliki arti yang sama yaitu, kata “jika”. Sedangkan pada bahasa Indonesia padanannya hanya satu yaitu, kata “jika”. Adapun persamaan struktur kata kerja dalam bahasa Mandarin dan bahasa Inggris diantaranya cenderung berpola sama yakni SPO dan SPOK, konjungsi pada kalimat dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia sama-sama memerlukan objek dan predikat, serta peletakan konjungsi kalimat majemuk bertingkat yang sama-sama bisa berada di depan di induk kalimat atau anak kalimat. Kata kunci: Analisis Kontrastif, Kalimat Majemuk, konjungsi, Bahasa Mandarin, Bahasa Indonesia,Surat kabar..
(7) KATA PENGANTAR. Puji dan syukur penulis panjatkan atas segala limpahan rahmat dan karunia yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu di Program Studi Bahasa Mandarin Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini berjudul “Analisis Kontrastif Kalimat Majemuk Bertingkat Hubungan Syarat Dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia Pada Koran HaoBao Dayli dan Koran Harian Waspada”. Skripsi ini meneliti untuk mengetahui struktur kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat. serta mencari persamaan dan. perbedaannya dalam kalimat bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia. Dalam penyelesaian skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak yang telah memberikan semangat, waktu, bimbingan, dan doa kepada penulis. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebenar-benarnya kepada: 1.. Ibu Dekan Dr. T. Thyrhaya Zein,M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Studi S-1 di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.. 2.. Ibu Niza Ayuningtias, S.S., MTCSOL, selaku Ketua Program Studi Bahasa Mandarin Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi penulis atas bimbingan, arahan, semangat, perhatian, dan doa yang telah diberikan kepada penulis dari masa perkuliahan hingga saat ini.. 3.. Kepada kedua orang tua tercinta atas seluruh kasih sayang, semangat, perhatian, dan doa yang tak henti-hentinya diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi ini. Kepada seluruh keluarga atas saran dan doanya dalam penulisan skripsi ini.. 4.. Para dosen Program Studi Bahasa Mandarin Universitas Sumatera Utara, terutama para Laoshi yang tak dapat disebutkan satu persatu namanya, atas bimbingan dan pengajaran yang diberikan dari masa perkuliahan hingga saat ini.. 5.. Kakak Fifi Triyani, S.S., selaku Tata Usaha Program Studi Bahasa Mandarin Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis terhadap segala urusan administrasi..
(8) 6.. Para sahabat satu stambuk, senior dan adik-adik junior yang tak dapat disebutkan satu persatu namanya, atas saran, semangat dan doa yang diberikan selama ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis. berharap agar tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan menjadi referensi untuk ilmu pengetahuan terutama di bidang bahasa Mandarin. Oleh karena itu, kepada seluruh pihak, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini.. Medan, Penulis,. 2021. Farida Sitanggang NIM 160710047.
(9) DAFTAR ISI. HALAMAN DEPAN LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ ii DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4 1.3 Batasan Masalah........................................................................................................ 4 1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 4 1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................................... 5 1.5.1 Manfaat Teoritis ............................................................................................... 5 1.5.2 Manfaat Praktis ................................................................................................ 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................6 2.1 Konsep....................................................................................................................... 6 2.1.1 Analisis Kontastif ............................................................................................. 6 2.1.2 Koran Hao Bao Dayli................................................. ...................................... 6 2.2 Landasan Teori .......................................................................................................... 6 2.3 Kalimat ...................................................................................................................... 7 2.3.1 Kalimat Majemuk............................................................................................. 9 2.3.2 Kalimat Majemuk Beringkat Hubungan Syarat .............................................. 9 2.3.3 Konjungsi ......................................................................................................... 9 2.4 Tinjauan Pustaka ...................................................................................................... 40 BAB III METODE PENELITIAN..... .......................................................................... 42 3.1 Metode Penelitian.................................................................................................... 42.
(10) 3.2 Data dan Sumber Data ............................................................................................ 42 3.2.1 Data ................................................................................................................ 42 3.2.2 Sumber Data ................................................................................................... 42 3.3 Metode Pengumpulan Data ..................................................................................... 43 3.4 Metode Analisis Data .............................................................................................. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 45 4.1 Pola Kalimat Majemuk Bertingkat hubungan syarat ............................................. 46 4.2 Perbedaan Kalima Majemuk Bertingkat Hubungan Syarat ................................... 53 4.3 Persamaan Kalima Majemuk Bertingkat Hubungan Syarat .................................... 55 BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 56 5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 56 5.2 Saran ........................................................................................................................ 57 Daftar Pustaka ................................................................................................................. 60 Lampiran ......................................................................................................................... 62.
(11) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah adalah sebuah alat yang dingunakan oleh manusia untuk bisa berkomunikasi dengan manusia lainnya dengan menggunakan sebuah tanda gerakan dan kata . Dengan adanya kerjasama antara Negara Indonesia dengan Negara Tiongkok, saat ini semakin banyak orang Indonesia yang ingin memperlajari bahasa Mandarin, begitu juga dengan orang Tiongkok , mereka sudah menunjukkan ketertarikan untuk mempelajari bahasa Indonesia. Akan tetapi bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin adalah dua bahasa yang sangat berbeda, sehingga membuat para pembelajar kedua bahasa memiliki kesulitan dalam mempejarinya. Bahasa Mandarin atau yang sering disebut juga dengan bahasa Putonghua merupakan bahasa yang paling sering dipakai di negeri China. Istilah Putonghua hanya dikenal di China atau hanya oleh orang-orang Tiongkok, sedangkan masyarakatatau negara lain pada umumnya lebih mengenal dengan sebutan bahasa Mandarin.(Harimurti Kridalaksana, 2008: 205). Pada saat ini sudah banyak bahan ajar untuk mempelajari bahasa Indonesia maupun bahasa Mandarin, akan tetapi penulis belum menemukan adanya buku perbandingan tata bahasa pertama (B1) dengan tata kedua bahasa (B2) akan sangat terbantu dalan proses pembelajaran tata bahasa B2. Dalam sebuah kalimat, baik dalam lisan maupun tertulis, sebuah kalimat harus memilik sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Jika tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan tersebut bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat. Seperti halnya di dalam kalimat pada 6.
(12) bahasa lain, kalimat dalam bahasa Mandarin dapat dibagi menjadi bagian, yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat majemuk diklarifikasikan menjadi kalimat majemuk setara (koordinatif) dan kalimat majemuk bertingkat (subordinatif). Untuk menggabungkan sebuah kalimat majemuk, oleh karena itu tidak akan lepas dari konjungsi. Dalam penelitian ini, akan membahas konjungsi kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat pada bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia. Kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat adalah salah satu dari banyak kalimat majemuk dalam tata bahasa Indonesia dan juga tata bahasa Mandarin yang banyak dingunakan dalam proses komunikasi. menurut Chaer (1998:342) Kalimat luas bertingkat dibentuk dari dua buah klausa, yang digabungkan menjadi satu. Biasanya dengan bantuan kata penghubung; sebab, kalau, meskipun, dan sebagainya. Sedangkan Zhu Qingming (2007) mengemukakan bahwa kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang antar klausanya memiliki hubungan inti dan bukan inti. Berdasarkan pendapat tentang kalimat majemuk bertingkat di atas dapat di simpulkan bahwa kalimat majemuk itu kalimat yang di dalamnya terdapat dua klausa atau lebih yang pola kalimatnya tidak sederajat. Contoh : Tabel 1.1 Contoh Penggunaan Ruguo dan Jiran pada kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat No Ragam Bahasa Indonesia 1.. Tulis. Bahasa Mandarin. Jika ia pamit keluar 如果他离开家,Tina 不会受到母亲的 rumah, Tina tidak akan 惩罚。 dihukum ibu. rú guǒ tā lí kāi jiā , Tina bú huì shòu. 11.
(13) dào mǔ qīn de chéng fá。. 2.. Lisan. Ternyata indah,. hidup Sejak. itu 原来生活充满美,既然 是装饰着美. dihiasi 女。. Perempuan cantik.. yuán lái shēng huó chōng mǎn měi , Jìrán shì zhuāng shì zhe měi nǚ。. Sumber:. https://adoc.pub/pendahuluan-bahasa-mandarin-atau-yang-sering-disebut-. juga-de.html Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pola kalimat yang dingunakan dalam kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat B1 maupun B2 sedikit berbeda. Penulis banyak menemukan bahwa fenomena bahwa banyak mahasiswa hampir selalu menggunakan pola ruguo ( 如 果 )+ mingci( 名 词 ), dongci( 动 词 ) dalam menulis surat resmi, padahal masih sangat banyak pola lain yang dapat dingunakan untuk membuat suatu kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat dalam ragam tulis bahasa Mandarin. Ruguo dapat diletakkan di awal induk kalimat yang menunjukkan atau menyatakan syarat. Jiran diletakkan di antara induk kalimat dan anak kalimat. Ruguo dan jiran sama-sama bisa bisa diikuti kata benda ataupun kata keterangan waktu, hanya perbedaanya terletak pada arti kedua-duanya. ruguo (如果) memiliki arti ‘Jika’ dan jiran (既然) memiliki arti ‘Sejak’.. 11.
(14) 1.2 Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada konjungsi Ruguo(如果) , Jiaru(假如), Yaoshi (要是), Jiran(既然). Karena ruang lingkup masalah penelitian ini pada tataran kalimat majemuk bertingkat dalam bahasa Mandarin, yang tersedia di koran Haobao Dayli dan koran Harian Waspada Medan dimulai dari 27 Januari 2021 sampai dengan 28 Februari 2021. 1. Mendeskripsikan pola kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia ? 2. Mendeskripsikan persamaan dan perbedaan kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia ? 1.3 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pola kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia pada koran Haobao Dayli dan koran Harian Waspada Medan?. 2. Apa sajakah persamaan dan perbedaan kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia pada koran Habao Dayli dan koran Harian Waspada Medan?. 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menjelaskan pola kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia. 11.
(15) 2. Menjelaskan persamaan dan perbedaan kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia 1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Secara. teoritis, penelitian ini di harapkan dapat menunjukkan perbedaan. konjungsi dalam kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat, lalu penelitian ini juga diharapkan dapat memperluas penerapan teori linguistik korpus dalam linguistik, yang berarti analisis kalimat kompleks mingkin dalam titik yang dinamis pandang, bukan titik statis pandang. penelitian ini juga diharapkan analisis teori linguistik korpus tidak hanya berguna bagi linguistik, tapi bermanfaat juga bagi komunikasi sehari-hari. 1.5.2. Manfaat Praktis 1. Dapat. memberikan. konstribusi. kalimat. majemuk. bertingkat. untuk. pembelajaran Indonesia / Mandarin yang sedang belajar bahasa Mandarin maupun akan belajar bahasa Mandarin. 2.. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembelajaran bahasa Mandarin,. dengan mengetahui dan memahami makna konjungsi dalam. bahasa Mandarin. 3. Penelitian ini juga diharapkan dapat berguna dalam mengatasi atau menghindari kesalahan penggunaan konjungsi dan kesalahan pemahaman informasi utama dalamkalimat majemuk bertingkat bahasa Mandarin.. 11.
(16) BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep Pada bagian bab ini akan dipaparkan tentang penelitian-penelitan sebelumnya, konsep dan landasan teori dalam penelian ini. Penulis akan memaparkan tentang penelitian-penelitian sebelumnya, kemudian konsep yang sesuai dengan judul penelitian ini, dan landasan teori yang dingunakan sebagai dasar penulis untuk meneliti pembahasan sesuai judul. 2.1.1Analisis Kontrastif Analisis Kontranstif adalah sebuah metode yang dingunakan untuk mencari suatu perbedaan antara bahasa pertama (B1) dan bahasa kedua (B2) yang sering membuat para pelajar kedua bahasa tersebut mengalami kesulitan dalam memahami suatu materi bahasa kedua yang dipelajari tersebut (Brown,1973). Secara umum untuk memahami pengertian analisis kontrastif dapat ditelusuri melalui makna pada kedua kata tersebut. Analisis diartikan sebagai semacam pembahasan atau uraian yang dimana permasalahannya ditemukan itu kemudia dikritik, diulas,dikupas dan kemudian disimpulkan untuk dipahami. Moeliono (1988:32) menjelaskan bahwa analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan itu sendiri. Sedangkan konstrastif adalah sebagai perbedaan atau pertentangan antara kedua hal. Perbedaan inilah yang menarik untuk dipahami, dibicarakan dan diteliti. Moeliono. mengemukakan. bahwa. kontrastif. diartikan. sebagai. sifat. yang. membandingkan perbedaan. Istilah kontrastif biasanya lebih dikenal dalam. 6.
(17) lingkungan kebahasaan linguistik. Sehubungan dengan pengertian tersebut kemudian muncul istilah linguistik kontrastif yang merupakan cabang ilmu bahasa. 2.1.2 Koran Hao Bao Dayli Surat kabar harian Mandarin Hao Bao Dayli adalah sebuah koran yang berbahasa Mandarin yang beredar di setiap harinya di daerah kota Medan, Sumatera Utara dicetak oleh PT. Pahala Media yang beralamat di Jl. Jend. A. Yani No. 35-49 Medan. Surat kabar Hao Bao di distribusikan kedalam dan keluar kota, Medan, Jakarta, Rantau Prapat, Pematang Siantar, Lhoksumawe, Banda Aceh, Kisaran dan Tebing Tinggi. Surat kabar Hao Bao di beberapa halaman yang menyajikan topik-topik yang berbeda baik di dalam dan luar negeri. Koran harian Hao Bao Dayli merupakan koran berbahasa Mandarin dengan tinggkat paling besar di Sumatera Utara, yaitu sebanyak 10.000 eksemplar. Koran ini terdiri atas 28 halaman yang mencakup 19 rubrik, rubrik-rubrik itu antara lain, rubrik berita utama, rubrik Hao Bao shénzhōu, rubrik perdagangan, rubrik berita internasional, rubrik spesial isu, rubrik kesehatan, rubrik ekonomi dalam negeri, rubrik ekonomi internasional, rubrik olahraga, rubrik berita anak-anak,rubrik hari ini dalam sejarah, rubrik berita tambahan, rubrik hiburan, rubrik laporan khusus; liputan, rubrik cerita sejarah, rubrik serial novel, rubrik novel kesatria, rubrik iklan, rubrik sains dan teknologi.. 2.1.3 Koran Harian Waspada Waspada adalah sebuah Surat kabar harian umum nasional yang terbit di Medan. Kantor pusatnya terletak di Jalan Letjen Suparto/Brigjen Katamso nomor 1, Aur, Medan Maimun, Medan, Sumatera Utara. Koran Waspada ini terbit pertama kali pada 11 Januari 1947. Surat kabar ini memiliki slogan dan motto “Demi kebenaran dan Keadilan”.. 11.
(18) Waspada menjadi referensi utama bagi pembaca dan publik Medan, Sumut hingga Aceh termasuk nasioal yang memberikan berita terkini dan informasi terlengkap. Di bawah pimpinan (alm) H.Alvian Tumenkol, Waspada pernah tercatat menembus 5(lima) besar media onine terbaik di luar pulau Jawa dan 10 besar se-Indonesia pada periode 20102011. Koran Waspada terbit dari 16 halaman yang mencakup dalam berbagai rubrik. Rubrik-rubtik itu antara lain, rubrik berita utama, rubrik ekonomi, rubrik perdangangan, rubrik olahraga, rubrik anak-anak, rubrik berita Internasional, rubrik cerita sejarah dan rubrik iklan dan lainnya. Selain itu, surat kabar Hao Bao juga sering mempublikasikan hasil karangan atau artikel yang menggunakan konjungsi kalimat majemuk bertingat hubungan syarat . Topik yang disampaikan beragam dan bebas. Surat kabar ini terbit setiap hari dan dapat berlangganan perbulan. Koran Waspada dipasarkan dengan harga Rp.2.500/eksampler, apabila berlangganan koran waspada perbulan harga per eksampler lebih murah dan praktis dikarenakan langsung diantar kerumah pelanggan.. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Teori Sintaksis Dalam menganalisis kalimat teori tatabahasa juga sangat penting, karena dengan adanya tatabahasa maka suatu pesan atau sebuah informasi yang ingin disampaikan melalui bahasa tulisan dapat tersampaikan dengan sangat baik dengan adanya tatabahasa tersebut.. Langacker mengungkapkan pendiskripsian sebuah bahasa. disebut tatabahasa. Tatabahasa dapat menjadi sebuah teori untuk struktur.dari susunan suatu bahasa. Kridalaksana mendenifisikan bahwa kategori sintaksis yaitu “golongan yang diperoleh suatu satuan sebagai akibat adanya hubungan dengan katakata lain dalan kontruksi sintaksis’’(Kridalaksana, 2008:115) Observasi sebuah data. 11.
(19) berdasarkan tatabahasa yang mempunyai ketentuan terbatas, seperti tatabahasa itu sendiri, namum aturan dari bahasa memiliki sejumlah kalimat tentu yang tidak terbatas. Oleh karena itu tatabahsa sangat menentukan seebuah kalimat yang benar dan baik secara tatabahasa. Dalam menganalisis pola sintaksis kalimat majemuk kausalitas dalam bahasa Mandarin, Langacker (1972) menjabarkan pola kalimat majemuk dalam bahasa Mandarin sebagai kontruksi kalimat yang terdiri atas paling tidak ada dua klausa dengan ditandai oleh kata penghubung dan dirumuskan sebagai. conjuction S. conjuction S. Conjuction merujuk pada konjuksi, sedangkan S merujuk pada klausa. Sesuai dengan teori sintaksis yang dikemukakan oleh Langacker tersebut paling tidak akan muncul dua klausa, dimana masing-masing klausa menggunakan sebuah konjungsi. Tetapi terkadang salah satu konjungsi dapat dihilangkan dalam penggunaanya di dalam kalimat majemuk kausalitas. Analisis dapat dilakukan terhadap data yang telah diklarifikasi untuk membuktikan apakah struktur conjuction S conjuction S merupakan salah satu susunan kalimat majemuk kausalitas pola hubunga syarat. 2.1.3 Kalimat Menurut Kamus Besar Bahasa Inddonesia (KBBI) (2005:105) pengertian kalimat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan. Sementara Lado (1968:27) menyatakan bahwa kalimat adalah satuan terkecil dari ekspresi lengkap. Keraf (1978:41) menyatakan bahwa kalimat adalah satu bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan. Sedangkan inntonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap.. 11.
(20) Parera (1982:41) juga mengemukakan bahwa kalimat adalah sebuah bentuk ketatabahasaan yang maksimal yang tidak merupakan bagian dari bentuk ketatabahasaan lain yang lebih besar dan mempunyai ciri kesenyapan final yang menunukkan bentuk iu berakhir. Bloomfied (1993:170) mengemukakan bahwa kalimat adalah suatu bentuk linguistis, yang tidak termasuk ke dalam suatu bentuk yang lebih besar karena merupakan suatu konstruksi gramtikal. Maka kalimat adalah satuan bahasa yang terdiri dari klausa. Suparto (2003:23) menyatakan kalimat adalah kesatuan uajr yang mengungkapkan satu konsep pikiran dan perasaan dengan satuan bahasa yang secara relative berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktualpun potensial teririr dari klausa. Dalam penggunaanya, kalimat merupakan bagian terkecil dari bahasa. Alek A. dan H. Achmad H.P(2010:244) mendefinisikan kalimat adalah satuan pikiran atau perasaan yang dinyatakan dengan subjek dan predikat yang dirakit secara logis. Kalimat adalah suatu bagian ujaran yang berinonasi selesai dan menunjukkan informasi yang didukung oleh pikiran yang utuh dan memiliki unsur subjek dan unsur predikat. Dari uraian diatas yang dikemukakan para ahli dapat disimpulkan bahwa kalimat dalam bentuk ragam resmi, baik dalam hal tertulis maupun lisan, setidaknya harus memiliki subjek dan predikat. Jika tidak memiliki kedua subjek (S) maupun predikat (P), pernyataan itu tidak dapat dikatakan sebagai kalimat. Dengan kata yang hanya seperti itu hanya dapat dikatakan sebagai frasa. Tabel jenis-jenis konjungsi kalimat majemuk bertingkat. Jenis-jenis. Konjungsi. Syarat. Jika,kalau,manakala, andaikata, asal(kan). 11.
(21) Tujuan. Agar, supaya, biar. Perlawanan (konsesif). Walaupun, kendati(pun), biarpun. Penyebaban. Sebab, karena, oleh karena. Pengakibatan. Maka, sehingga. Cara. Dengan, tanpa. Alat. Dengan, tanpa. Perbandingan. Seperti, bagaikan, alih-alih. Penjelasan. Bahwa. Kenyataan. Padahal. 2.1.4 Kalimat Majemuk kalimat majemuk merupakan salah satu jenis kalimat terpenting dalam bahasa Mandarin, yang sangat penting dalam pembelajaran bahasa Mandarin. Menurut Alwi dkk (1998;385) Kalimat majemuk yaitu kalimat yang mengandung satu klausa atau lebih yang hubungan antar klausanya ditandai dengan kehadiran konjungsi (kata penghubung) pada awal salah satu klausa tersebut dengan adanya pelepasan bagian dari klausa khususnya subjek. Menurut Verhaar (1996:275) kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih. Kalimat yang identik dengan satu klausa saja adalah kalimat tunggal, dan satu klausa tersebut dapat juga disebut klausa mandiri. Kalimat majemuk bahasa Mandarin biasanya terdiri dari satu induk kalimat dan satu anak kalimat dan satu atau beberapa anak kalimat. Menurut fungsi gramatikal dan fungsi pada anak kalimat dengan fungsi induk kalimat, kalimat majemuk dapat diklarifikasikan menjadi tiga jenis dalam bahasa Mandarin resmi. Salah satunya adalah kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat. 11.
(22) 2.1.5 Kalimat Majemuk Bertingkat Hubungan Syarat Hasan Alwi, et.al. (2003:388) menyatakan bahwa dalam kalimat majemuk bertingkat merupakan kalimat majemuk yang disusun dengan cara subordinatif. Dalam kalimat majemuk bertingkat, salah satu klausanya menjadi bagian dari klausa yang lain. M. Ramlan (2001) berpendapat bahwa “kalimat luas yang tidak setara adalah kalimat yang di dalamnya klausa yang satu merupakan bagian dari klausa yang lain”. Klausa yang merupakan bagian dari klausa lainnya disebut klausa subordinatif, sedangkan klausa yang lainnya disebut klausa utama. Jadi, kalimat majemuk terdiri atas klausa utama dan klausa subordinatif. Menurut Yongxin Zhao (2005:108) menjelaskan kalimat majemuk adalah kalimat yang tersusun dari dua atau lebih kalimat tunggal yang secara makna berhubungan erat. Menurut Dejian Li (2010:583) menjelaskan Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi. Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakanya. Dalam bidang semanik Mandarin, Lu Shuxiang (1979) anak kalimat keterangan syarat dapat diklarifikasikan menjadi anak kalimat keterangan syarat asli dan anak kalimat keterangan syarat non-asli. Sementara itu, pengemuka juga menganggap bahwa karena syarat itu adalah asumsi, apabila syaratnya dapat dipenuhi, pasti bisa menghasilkan akibat, sehingga kalimat majemuk syarat memiliki hubungan syarat akibat.. 11.
(23) Xing Fuyi (1986,-66) dalam buku “Yufa Wenti Tantao Ji” yang artinya “Diskusi Masalah Gramatikal” yang menunjukkan bahwa arti syarat asli adalah asumsi itu dapat direalisasi atau dipenuhi. Syarat non-asli artina syaratnya Cuma hipotesis atau sesuatu yang mustahi diwujudkan. Anak kalimat keterangan syarat asli memiliki dua jenis bagian: syarat cukup dan syarat perlu. Sementara itu, konjungsi ruguo (如 果 ) yaoshi ( 要 是 ) dapat menandai baik anak kalimat keterangan syarat asli, maupun anak kalimat keterangan syarat non-asli. Wang Maiqiao (2008) pernah menganalogikan semantik ruguo (如果)+ P dengan semantik jiran(既然)+ P dan menemukan bahwa titik fokus semantik ruguo (如果)+ P di dalam anak kalimat keterangan syarat, fokus semantik jiran (既然)+ P didalam anak kalimat keterangan akibat. Meskipun jiran(既然)+ P memiliki keterlibatan syarat non-asli, tetapi hubungan antara anak kalimat dan induk kalimat adalah sebab-akibat, sehingga itu tidak termasuk konjungsi anak kalimat keterangan syarat non-asli seperti ruguo (如果)+ P. Padahal dalam ilmu bahasa terapan, para sarjana-sarjana sudah banyak meneliti penggunaan konjungsi ruguo (如果) sebagai berikut: Dalam bukunya Xu Yangchun (1999) yang berjudul “ Ruguo De Miaoyong” (penggunaan konjungsi ruguo yang di sempurnakan) mengklarifikasikan anak kalimat keterangan syarat non-asli menjadi sembilan belas jenis. Mereka termasuk retorika klausa bersyarat, klausa bersyarat sopan, klausa bersyarat seruan, komentar klausa bersyarat dan sebagainya. Klarifikasi ini menunjukkan anak kalimat syarat memiliki kebanyakan fungsi dalam kalimat majemuk. Lalu ada banyak klausa bersyarat non-asli dalam bahasa alami.. 11.
(24) Anak kalimat bersyarat asli, Xu Yangchun menujukkan bahwa perubahan atribut ruguo (如果) bisa terjadi dalam berita aktual, yang terutama adalah syarat cukup dapat berubah menjadi syarat perlu. Ini termasuk dalam ungkapan ruguo (如果) “kalau” A dipenuhi, B mengelola. Seperti biasa syarat cukup adalah bahwa “A dipenuhi, dengan adanya kontrol dari konteks, berubah menjadi syarat perlu “ruguo (如果)” dan hanya apabila A dipenuhi , B kemudian dapat mengelola, Tabel 1.2 Contoh Penggunaan Ruguo pada kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat. 如果. 她. 付钱. 我. 就. 会. 一本. 书. 给. 他. Rúguǒ. Ta. Fuqian. wo. Jiu. Hui. yi. Shu Gei. ta. ben Jika. Dia. Memba saya Ak. Memb. Sebu. buk kepa. Dia. (perem. yar. eri. ah. u. (laki-. an. puan). da. laki). Jika Dia membayar saya akan memberi sebuah buku kepada Dia Sumber:. https://adoc.tips/download/pendahuluan-bahasa-mandarin-atau-yang-. sering-disebut-juga-de.html universitas Marantha Kristen Bandung. Kalimat ini juga bisa memiliki arti bahwa hanya “dia membayar, saya baru memberi sebuah buku kepada dia”. Kalau dia tidak membayar, saya tidak akan memberi buku. Sementara itu, biasanya tindakan “memberi” biasanya berdasar pada kebanyakan kasus, tidak hanya pada saat ‘membayar’. Sementara pembahas membuat kata ‘membayar’ adalah sebagai syarat, yaitu ‘membayar’ adalah satusatunya syarat untuk melakukan tindakan ‘memberi’. Dia menunjukkan bahwa kalau pendengar tidak membayar, maka dia tidak akan memberinya sebuah buku. 11.
(25) Kemudian syarat yang cukup berubah menjadi syarat yang cukup-perlu dalam konteks tersebut, fenomena tersebut disebut sebagai transmutasi. Wu Haiyan (2011) membandingkan penerapan dan fungsi yaoshi (要是) dengan if dalam ‘yaoshi id de yuyong qube’ perbedaan penggunaan yaoshi dan if, mengemukakan bahwa yaoshi. sering dingunakan untuk menyimpang atau. mendeedukasikan, mencurigakan dan bertindak mengikuti perkembangan situasi. Contoh: Tabel 1.3 Contoh Penggunaan Yaoshi pada kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat. 主要是. 因为. 近期. zhǔ. yīn wéi. jìn qī. 在该国. 发现的. zài gāi guó. fā xiàn de. 变异. 新 冠 病 xīn guàn bìng dú ,. biàn yì. yào shì. Jika. Karena. 不仅. 传 染 性 更强,. bù jǐn. chuán rǎn xìng. Tidak. Menular. hanya. Terbaru. Di negara. ditemukam. variasi. Virus korona. 致 死 率 zhì 可能. 也. 更高. Gèng qiáng,. sǐ lǜ. kě néng. y ě. gèng gāo. Lebih. Tingkat. mungkin. juga. lebih. kuat. kematian. tinggi. Jika hal ini disebabkan oleh penemuan variasi baru-baru ini di negara tersebut Virus corona baru tidak hanya lebih menular, tetapi juga memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi Data Sumber. : 28 Januari 2021 (hal 03). : Koran Haobao Dayli. Gramatikalisasi, dan "Jishi rangbujiashe" (即使让步假设) adalah gabungan dari konseling konseptual hipotesa "Ji" +"Shi" kausatif. "Perubahan struktur sintaksis dan semantik" dan "konteks linguistik" adalah dia fakta utama yang menyebabkan tata bahasa "Jishi". Sebuah kalimat majemuk hipotetis umumnya terdiri dari dua klausa 11.
(26) dengan hubungan hipotetis, klausa pertama mengasumsikan keberadaan atau kejadian situasi tertentu, dan klausa terakhir menjelaskan hasil dari situasi hipotetis ini. Kata-kata terkait yang umum digunakan termasuk , 要 是 (yàoshi) , 假 如 (Jiǎrú) , 即 使 (Jíshǐ). Kata-kata ini sering digunakan bersama dengan kata keterangan seperti "lalu", "hanya", , dan "akan". Contoh: Tabel 1.4 Contoh Penggunaan Jishi pada kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat. 我. 但. 即使. Dàn. Jíshǐ. Tapi. Bahkan Saya. Ditakdiktan mati. jika. untuk. Wǒ. 注定要. 死. 在. zhùdìng yào. Sǐ. Zài. 你. 有剑. nǐ. Di. Yǒu jiàn. kamu. pedang. 下,. 我. 非得. 和. 你. 作个了断. 不可!. xià,. Wǒ. Fēiděi Hé. Nǐ. zuò gè liǎoduàn. bùkě!. Harus. kamu istirahat. bawah Saya. Dengan. Dengan. Tidak. Tapi Bahkan Jika aku ditakdirkan untuk mati dengan pedangmu, aku harus putus denganmu tidak! ” Data Sumber. : 29 Januari 2021 (Hal 09). : Koran HaoBao Dayli. 即 使 。 。 。 也 。 。 。 ( jíshǐ 。 。 。 yě 。 。 。 ) berarti “walaupun/bahkan jika … masih …” Dalam kontruksi ini, klausa pertama (setelah. 即使 ) adalah. anggapan, yang kemudian dipukul sebagai tidak mungkin dengan klausa kedua ( stelah 也) dari pernyataan. 11.
(27) 既 然 (jiran) terkadang dapat dingunakan dibagian depan. Sekarangg situasi objektif telah berubah, pemahaman subjektif kita juga harus mengikuti. Jiran (既然) pada dasarnya hanya dingunakan setelah subjektif klausa sebelumnya. “ sejak” paling banyak dingunakan di akhir kalimat negatif. Kontruksi ini umumnya tidak dingunakan untuk mengungkapkan suatu hasil, tetapi lebih dari satu saran atau kesimpulan diambil dari fakta pertama. Itu dapat di tempatkan sebelum atau setelah subjek. Tetapi jika subjek dalam dua klausa adalah sama, Jiran (既然) lebih sering di tempatkan setelah subjek. Struktur penyusunan pola kaliiamat pada Jiran ( 既 然 ) sebagai berikut: 既 然 + Fact, 那 / 就 / 那 就 +suggestion/Inference, Contoh: Tabel 1.5 Penggunaan Jiran pada kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat. 因为. 黑. 神君. 既然. 如此. Yīnwèi. Hēi. Shénjūn. Jìrán. rúcǐ. Karena. Hitam. Dewa. Sejak. Lewat sini. 说法,. 分明是. 谭月华. 尚未. 前来!. shuōfǎ,. fēnmíng shì. Tányuèhuá. Shàngwèi. lái!. Pernyataan. Jelas. Tan Yuehua. Belum. datang. qián. Karena dewa hitam Jun sejak pernyataan ini, jelas Tan Yuhua belum datang! Data : 29 Januari 2021 (hal 09) Sumber : Koran Haobao Dayli Novel Wuxia (武侠小说) 2.1.6 Konjungsi Konjungsi merupakan bagian dari kategori kata yang memiliki fungsi untuk menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan kalausa, 11.
(28) kalimat dengan kalimat dan paragraf dengan paragraf. Konjungsi subordinatif adalah salah satu jenis konjungsi yang banyak banyak dingunakan dalam penulisan sebuah waca berita tertulis. Menurut Tarmini (2014:3) mengutarakan bahwa konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih dan tidak memiliki status sintaksis yang sama. Hansen (2011:12) menyatakan bahwa koonjungsi subordinatif berkaitan erat dalam hubungan lingusitik dan dalam kehidupan sehari-hari dan dengan itu konjungsi subordinatif berkolerasi erat dengan struktur kalimat secara hirarki. Konjunsgsi subordinatif erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, hal ini dikarenakan dalam berkomunikasi manusia sering sekali menggunakan konjungsi subordinatif. Konjungsi subordinatif yang tepat dalam wacana tertulis berita dapat menciptakan hubungan antarklausa atau kalimat menjadi lebih padu sehingga preposisi atau ide yang disampaikan penulis dapat tersampaikan dengan baik kepada pembaca. Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa yang letak kedudukannya ridak setara. Klausa yang dihubungkan oleh konjungsi subordinatif harus memiliki perbedaan kedudukan, satu klausa menjadi klausa utama sedangkan satu klausa lainnya menjadi klausa bawahan. Terdapat tiga belas jenis konjugsi subordinatif. Salah satu jenis diantaranya adalah konjungsi subordinatif pada hubungan syarat. Konjungsi tersebut adalah, jika, jikalau, asal (kan), bila, dan manakala. 2.3 Tinjaun Pustaka Xu Xiuling (2018) Studi yang ada tentang indikator bahasa Mandarin yang diterjemahkan sebagian besar didasarkan pada statistik frekuensi dari bentuk kata-kata tertentu, mengabaikan penyelidikan dugaan fungsi indikator, dan studi ini mengeksplorasi terjemahan bahasa Mandarin berdasarkan biblyte 11.
(29) komposit dan perpustakaan paralel. Ini “bahwa” jari punggung menampikan hasil yang menunjukkan bahwa terjemahan dari. bahasa Mandarin.ini?. frekuensi keseluruhan penggunaan “jari belakang” lebih tinggi daripada bahasa Cina asli, menunjukkan karateristik manifestasi jari gem, yang merupakan semacam kinerja konvergensi dan manifestasi terjemahan; Namun, jenis backfingering yang berbeda menunjukkan derajat terjemahan yang berbeda dalam bahasa Cina. Kata “that” ini mengacu pada frekuensi penggunaan yag tinggi, terutama karena sistem intruksi Inggris-Mandarin dan perbedaan struktur kalimat. Melalui penelitian saya sendiri. Makalah ini memahami struktur kalimat komposit. Zhao Qingqing (2017) berdasarkan struktur material dan kerangka semantik teori tesa, makalah ini menambahkan pelabelan informasi semantik pada kata majemuk dari nama-nama metafora bahasa Cina modern atas dasar ini, kami telah membuat analisis kuantitatif dan kualitatif dari kata majemuk ini, yaitu kami memeriksa peran fisik yang terlibat dalam proses metafora kata majemuk, mengeksplorasi pengaruh kelas semantik pada metafora yang melibatkan peraan fisik, dan korelassi antara semantik kelas dan kelas semantik keseluruhan kata majemuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: bentuk peran adalah nama metafora kata majemuk yang paling sering terlibat dalam peran fisik, kelas alam dalam kemunculan metaforalebih banyak terlibat dalam komposisi peran, sedangkan kelas buatan lebih banyak terlibat dalam fungsi warna sudut. Selain itu, kelas semantik komposisi kata memiliki predikat tertentu terhadap kelas semantik dari kata majemuk secara keseluruhan. Melalaui penelitian saya sendiri, maklah ini memahami makna majemuk.. 11.
(30) Menurut teori migrasi bahasa ibu, perbandingan kosakata dapat secara efektif menemukan kesulitan dalam mengajar bahasa Mandarin sebagai bahasa asing dan mencari tindakan pencegahan pengajaran yang sesuai. “Arti” dan “pembentukan” adalah karateristik kebalikan yang paling jelas dari kata majemuk Han Han, dan modus semantik utama kata majemuk Cina adalah “ fitur petunjuk dan kategori benda”. Kata benda majemuk dari “nama bergerak”, kata majemuk bahasa Cina dari kata benda sebagai kata keterangan, dan kata majemuk dengan komponnen yang berlebih dalam semantik merupakan kesulitan yang dipelajari oleh siswa Korea, dan menerapkan konsep pola semantik utama dalam mengajar dapat membantu siswa untuk memproses informasi kosakata dengan lebih akurat dan efektif. Restanti (2019). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kondisi dan waktu Re-etrionalitas dalam kalimat bahasa Prancis komplek bawahan pada tembok baru Indonesia dan jatuhnya terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia Dinding Jungkir. Melalui penelitian saya sendiri, makalah ini memahami struktur kalimat gabungan bahasa Indonesia. Wati 2019. Saya menggunakan kalimat majemuk khusus untuk kemampuan beberapa siswa sekolah dasar. Melalui penelitian saya sendiri, makalah ini memahami penggunaan metode penelitian.. 11.
(31) BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Metode yang dingunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Moeleong (2005:6) menyatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh objek penelitian, misalnya; perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Metode kualitatif dingunakan untuk membandingkan dan menganalisis sebuah data yang dapat diperoleh.. 3.2 Sumber Data dan Data 3.2.1 Sumber Data Penelitan ini mengambil sumber data utama yaitu dari surat kabar Hao bao (好报) Mandarin mulai dari 27 Januari – 28 Februari 2021 dengan khusus pada bagian rubrik cerita didalam koran dan surat kabar Harian Waspada mulai dari 27 Januari – 28 Februari 2021 dengan khusus pada semua jenis rubrik didalam koran. Selain itu penulis juga menggunakan jurnal tentang kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat, dan skripsi dari berbagai universitas lain yang terbit pada tahun 2016-2021 yang topiknya terkait dengan konjungsi kalimat majemuk bertingkat dalam bahasa Mandarin. 3.2.2 Data Data dari penelitian ini adalah berupa kata dan kalimat yang ditemukan pada sumber data diatas yang berhubungan dengan kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat.. 20.
(32) Dalam sebulan, rubrik karangan cerita setiap hari dimuat dalam surat kabar Habao (好报), oleh karena itu peneliti harus melihat dan memilih yang memuat tentang konjungsi kalimat majemuk hubungan syarat pada surat kabar Haobao (好 报).. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Dalam proses penyediaan data, penulis menggunakan metode simak. Metode simak atau menyimak karena memang berupa penyimakan: yang dilakukan dengan menyimak, yaitu menurut Sudaryanto (1993:133).. Adapun langkah-langkah pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1) membaca sumber data untuk mengumpulkan kalimat atau karateristik tuturan yang sesuai untuk dibahas 2) Mengklarifikasikan dan menentukan yang termasuk ke dalam konjungsi kalimat majemuk hubungan syarat yang dingunakan dalam karangan bahasa Mandarin. 3) melakukan. transkripsi. kalimat-kalimat. untuk. mempermudah. di. dalam. mengklarifikasikan data. Di dalam proses transkripsi ini, penulis berusaha melakukan. kalimat majemuk bertingkat yang dari artikel terkenal supaya. semuanya dapat langsung diperiksa dari mesin seperti gooogle, Baidu, Pleco,Dictionari yudao. 4) Mencatat dan mengelompokkan konjungsi kalimat majemuk dalam bahasa Mandarin.. 11.
(33) 3.4 Metode Analisis Data Teknik analisis data yang dingunakan oleh penulis adalah penelitian kualitatif menurut Miles dan Huberman (Emzir,2010) mengemukakan bahwa terdapat tiga macam kengiatan analisis data kualitatif, yaitu; 1. Reduksi data 2. Tahap Penyusunan Data (Data Display) 3. Tahap Penarikan/Verifikasi Kesimpulan Langkah-langkah menganalisis data penelitian kalimat majemuk hubungan syarat, peneliti melakukan beberapa tahapan sebagai berikut : 2. Membaca karangan yang ada dalam surat kabar Hao Bao ( 好 报 ) edisi bulan Januari- Februari 2021 pada semua jenis rubrik.. 3. Menterjemahkan karangan cerita ke dalam bahasa Indonesia. 4. Menganalisis dan menentukan konjungsi kalimat majemuk bertingkat yang digunakan dalam karangan sesuai dengan konsep Langacker (1972:25).. 11.
(34) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembahasan Pada bab ini, penulis akan memaparkan hasil dan pembahasan terhadap surat kabar pada semua jenis rubrik bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia selama 27 Januari sampai 28 Februari 2021 mengenai penggunaan konjungsi subordinatif “如 果,假如,要是,既然”pada penelitian ini penelitian akan menganalis pola kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia 如果,假 如,要是,既然, kemudian penulis juga menganalisis persaamaan dan perbedaan 如 果,假如,要是,既然, dengan menggunakan teori sintaksis yang terdapat pada kalimat surat kabar Habao dayli dan Harian Waspada. 4.1.1 Pola Kalimat Majemuk Subordinatif 如果,假如,要是,既然 Pada bab sebelumnya telah dijelas kan bahwa penggunaan konjungsi subordinatif memiliki beberapa jenis-jenis kata hubung untuk menyatakan majemuk bertingkat. Penulis telah menganalisis penggunaan konjungsi 如果,假如,要是,既然 dengan kalimat yang tercantum pada sumber data yaitu surat kabar Habao Dayli(好 报)dan Harian Waspada Medan. Adapun identifikasi ditemukan beberapa penggunaan pola kalimat majemuk bertingkat 如果,假如,要是,既然 sebagai berikut; 4.1.2 Pola Kalimat Majemuk Subordinatif 如果 Bentuk pola pada 如果 (ruguo) dingunakan setelah kata keterangan dan dapat diletakkan di awal kalimat yang menunjukkan syarat.. 23.
(35) Data- 1 (29 Januari 2021) S + P + O + S + ket + P + O “如果印度尼西亚70%的人口接受了疫苗接种,那么由于某些疾病而无法接种的人将受到保护。” “ rú guǒ yìn dù ní xī yà 70% de rén kǒu jiē shòu le yì miáo jiē zhǒng , nà me yóu yú mǒu xiē jí bìng ér wú fǎ jiē zhòng de rén jiāng shòu dào bǎo hù 。” "Jika 70 persen populasi Indonesia divaksinasi, orang yang tidak dapat divaksinasi karena penyakit tertentu akan terlindungi." (Data 1,sumber: koran haobao dayli, hal 01). Pada data-1 diatas dapat diperhatikan bahwa kata ruguo (如果) diletakkan di awal kalimat dan meng-isyaratkan klausa bersyarat, kata 如果 menunjukkan adanya konteks apabila (印度尼西亚70%的人口接受了疫苗接种) memiliki arti 70 persen populasi Indonesia divaksinasi. Dipenuhi, maka (那么由于某些疾病而无法接种的人将 受到保护) memiliki arti orang yang tidak dapat divaksinasi karena penyakit tertentu akan terlindungi." Kemudian dapat mengelola. Data- 2 (28 Januari 2021) S + 如果 + P + Ket 原来周润发跟太太吵架或冷战,绝对不会拖超过一天,而且无论是自己错或太太错, 一般都是发哥先让步,主动求和。 yuán lái zhōu rùn fā gēn tài tài rú guǒ chǎo jià huò lěng zhàn , jué duì bú huì tuō chāo guò yì tiān , ér qiě wú lùn shì zì jǐ cuò huò tài tài cuò , yì bān dōu shì fā gē xiān ràng bù , zhǔ dòng qiú hé 。 Zhou Runfa asli dan istrinya jika bertengkar atau perang dingin, sama sekali tidak akan menyeret lebih dari sehari, dan apakah itu kesalahan mereka sendiri atau kesalahan istri, umumnya adalah saudara pertama yang menyerah, mengambil inisiatif untuk meringkas.. 11.
(36) (Data 2, sumber: koran haobao dayli, hal 07). Pada data 2 diatas kata rú guǒ (如果) dapat diletakkan setelah kata Subjek. Kalimat yang awal di letakkan (原来周润发跟太太) memiliki arti Zhou Runfa dan istrinya, yang menandakan sebagai Subjek. Kemudian diikuti kata ruguo (如果) setelah kata 如果 di ikuti kata Verba(吵架或冷战) memiliki arti bertengkar atau perang dingin. Data- 3 (27 Januari 2021) S1 + P + konj + O + S2 + S3 + k + S4 Krisna juga mengatakan Jika kejadian itu tidak diinginkan oleh siapapun, dan pihaknya yakni PT SMGP siap untuk bekerjasama dengan semua pihak termasuk keluarga. (Data 3, sumber: koran harian Waspada, hal A2. Pada data 3 diatas dapat dilihat kata Jika diletakkan setelah subjek dan predikat. Pada kalimat, Krisna berlaku sebagai ( Subek), mengatakan sebagai (Predikat). Kata Jika menunjukkan sebagai konjungsi bertingkat kemudian diikuti objek,subjek kedua,subjek ketiga, keterangan dan subjek ke empat. Data-4 (29 Januari 2019) Konj + P1 + S + P2 + Pel + O + kt.kerja Jika pun bertanding tidak ada penonton yang menimbulkan kerumunan massa,” pungkas Muslizah sambil tertawa. (Data 4,sumber:koran harian Waspada,hal A7). Pada data 4 diatas konjungsi Jika dapat diletakkan di awal kalimat. Di kalimat tersebut kojungsi jika diawal kalimat lalu di ikuti kata bertanding sebagai predikat (P). 11.
(37) dan penonton sebagai subjek (S), menimbulkan sebagai (P) dan di ikuti pelengkap, onjek, dan keterangan kerja. 4.1.3 Pola Kalimat Majemuk Subordinatif 假如 Data-1 (16 Februari 2021) 假如 + ket + P + O + P + S + P + O 假如没有战火带到新疆,我们也不会拿刀弄剑! jiǎ rú méi yǒu zhàn huǒ dài dào xīn jiāng , wǒ men yě bú huì ná dāo nòng jiàn! Asal (kan) tidak ada perang yang dibawa ke Xinjiang, kami tidak akan menggunakan pisau dan pedang!" (Data 2,sumber:koran habao dayli,hal 9). Pada data 2 diatas, konjungsi jiǎ rú (假如) diletakkan diawal kalimat yang kemudian diikuti kata keterangan yaitu kata méi yǒu (没有) yang memiliki arti tidak ada dan diikuti kata predikat zhàn huǒ (战火) yang artinya api perang, kemudian diikuti kata kerja dài dào (带到) yang artinya dibawa, kemudian diikuti kata kata keterangan tempat yaitu Xinjiang (疆) dan kalimat selanjutnya diikuti subjek women (我们)artinya kami, diikuti kata ganti yě bú huì (也不会) yang artinya juga tidak akan dan diikuti predikat lagi ná dāo (拿刀)yang artinya menggukan dan diikuti objek nòng jiàn (弄剑) yang artinya pedang. Data-2 (17 Februari 2021) S+P+O+动词 +假如+ 动词 + 副词 + 就 + 名词 + 动词 自己不能给他发现,假如被发现了,立刻就得想法逃跑。 zì jǐ bù néng gěi tā fā xiàn , jiǎ rú bèi fā xiàn le , lì kè jiù děi xiǎng fǎ táo pǎo。. 11.
(38) Saya sendiri tidak bisa menemukannya, asal (kan) ketemu, segera mencoba melarikan diri. (Data 2,sumber:koran habao dayli, hal 9). Pada data 2 diatas,konjungsi jiǎ rú (假如) dapat diletakkan setelah subjek, kata benda,objek dan kata benda lagi. Dan setelah konjungsi jiǎ rú ada kata kerja selanjutnya yaitu, bèi fā xiàn le (被发现了) yang memiliki arti ditemukan. Dan diikuti kata keterangan, jiù (就),kata benda dan kata kerja. Data-3 (29 Januari 2021) S + P + Konj + O + ket Harta bisa dicari, asalkan kita masih hidup.” (Data 3 , sumber:koran harian Waspada,hal B5). Pada data 3 diatas, konjungsi asal (kan) diletakkan setelahh subjek dan predikat yang kemudian di ikuti kata ganti. Kata harta sebagai subjek (S) dan kata dicarai sebagai predikat (P) dan diikuti konjungsi asal (kan) dan setelahnya ada objek (O) dan kata keterangan. Data-4 (2 Februari 2021) S + P + konj + P + O + S2 + ket “Dan AP II saya yakin mau, asalkan sesuai dengan nilai keekonomian,” kata mantan senator asal sumut ini. (Data 4,sumber:koran harian Waspada, hal B8). 11.
(39) Pada data 4 diatas, konjungsi asal(kan)bisa diikuti predikat dan diikuti kata “nilai keekonomian” sebagai objek. kata mantan senator sebagai subjek yang berkedudukan kedua, asal sumut ini sebagai kata ket.tempat.. 4.1.4 Pola Kalimat Majemuk Subordinatif 要是 Data-1 (27 Januari 2021) S + P + O + 要是 + P + S + O + 那么 + auxilary 她 那 双 大眼 睛 呀, 水 灵灵的,哈,要是 给她的大眼睛那么滴溜溜一转呀,嘿、嘿……” tā nà shuāng dà yǎn jīng ya , shuǐ líng líng de , hā , yào shi gěi tā de dà yǎn jīng nà me dī liū liū yì zhuǎn ya , hēi 、 hēi ......” Matanya yang besar, semangat air ya, ha, jika Anda memberikan matanya yang besar , hei, hei ..." (Data 1,sumber:koran habao dayli,hal 9). pada data 1 diatas, kata konjungsi yào shi (要是) dapat diletakkan setelah kata benda dan kemudian setelah konjungsi yào shi dapat diikuti kata gěi (给) yang menjadi predikat dan setelahnya bisa diikuti kata tā (她) yang menjadi subjek, bisa menggunakan kata nà me(那么) untuk menggabungkan klausa, diikuti kata sifat dan kata benda. Data-2 (28 Januari 2021) S + 要是 + P + O + ket + P + ket 你要是想我不下手害你,就得带我,混入至尊宫去!” nǐ yào shi xiǎng wǒ bù xià shǒu hài nǐ ,jiù dé dài wǒ , hùn rù zhì zūn gōng qù !” Jika kau pikir aku tidak akan menyakitimu,Kau harus membawaku dan mencampurnya. 11.
(40) ke Istana Agung! " (Data 2,sumber:koran haobao dayli,hal 9). Pada data 2 diatas kata yào shi (要是) diletakkan setelah Subjek (S) dan di ikuti predikat(p). Kata 你 (nǐ) berlaku sebagai subjek (S) dan diikuti konjungsi yào shi (要是), dan diikuti kata xiǎng (想) sebagai kata kerja, kata wǒ (我) sebagai objek dan dapat diikuti kata keterangan, kata kerja dan kata keterangan tempat. Data-3 (30 Januari 2021) Konj + Ket + S + P + O Jika menemukan waktu yang tepat, dorong anak-anak untuk mendirikan bisnis mereka sendiri. (Data 3, sumber:koran harian Waspada, hal B8). Pada data 3 diatas, penggunaan konjungsi Jika dapat diletakkan di awal pada kalimat. Konjugsi Jika diletakkan di awal kalimat dan diikuti kalimat (menemukan waktu yang tepat) sebagai keterangan waktu, (dorong anak-anak) sebagai subjek (s), (untuk mendirikan bisnis) sebagai predikat (p), (mereka sendiri) sebagai objek (o). Data-4(29 Januari 2021) Konj + S1 + P1 + O1 + S2 + P2 + O2 + Ket.Tempat “jika harga kopi terus menerus melemah seperti saat sekarang ini, isa diyakini jumlah tanaman kopi di Karo bakal berkurang,”tambah Barus. (Data 4, sumber:koran harian Waspada, hal B8). Pada data 4 diatas, sama seperti data 3 yang diatas. Konjungsi jika dapat diletakkan di awal kalimat. Jika sebagai konjungsi, (harga kopi) sebagai subjek (s), 11.
(41) (terus menerus melemah) sebagai predikat (p),( seperti saat sekarang ini) sebagai objek (o), (Isa) sebagai subjek kedua, (yakini) sebagai prdikat (p), (jumlah tanaman kopi) sebagai objek (0), (di Karo bakal berkurang) sebagai keterangan tempat. 4.1.5 Pola Kalimat Majemuk Subordinatif 既然 Data-1 ( 30 Januari 2021) S + P + kt.ket + S + 既 然 + P + auxiliary + 就 + P 她一想及此,立即转过身去,道 :“ 既然 没有 此 事 ,也 就 算了。” tā yì xiǎng jí cǐ , lì jí zhuǎn guò shēn qù , dào ; “ jì rán méi yǒu cǐ shì , yě jiù suàn le 。” Dia memikirkannya, segera berbalik dan berkata, "meskipun tidak ada hal seperti itu, itu penting." selesai. ” (Data 1,sumber:koran haobao dayli,hal 9). Pada data 1 diatas, penggunaan konjungsi jì rán dapat di letakkan di antar induk kalimat dan anak kalimat dan konjungsi jì rán dapat di ikuti kata benda atau ket. Waktu. pada data diatas, konjungsi jì rán dingunakan setelah subjek tā (她), predikat, kata keterangan, kata kerja yang dimana “tā yì xiǎng jí cǐ , lì jí zhuǎn guò shēn qù (她一想及 此,立即转过身去)” sebagai induk kalimat dan ada konjungsi jì rán dan kemudian di ikuti kata benda, jiu dan kata kerja yang kalimat “yǒu cǐ shì , yě jiù suàn le .( 没 有 此 事 , 也 就 算了)” sebagai anak kalimat. Data-2 ( 29 Januari 2021) S + P + ket.tempat + ket + P + S + 既然 + P + O + ket + S + ket + P 吕麟一听,心中不禁一喜,因为黑神君既然如此说法,分明是谭月华尚未前来! lǚ lín yì tīng , xīn zhōng bù jìn yì xǐ , yīn wéi hēi shén jūn jì rán rú cǐ shuō fǎ , fēn míng. 11.
(42) shì tán yuè huá shàng wèi qián lái ! Ketika lulin mendengarnya, tidak bisa menahan perasaan senang, meskipun dewa hitam menggunakan metode ini, jelas bahwa Tan yeuHua belum datang! (Data 2,sumber:koran haobao dayli,hal 9). Pada data 2 diatas penggunaan konjungsi jì rán( 既然) diletakkan setelah kata subjek dan diikuti predikat. hēi shén jūn (黑神君) sebagai subjek dan diikuti konjungsi jiran dan kata rú cǐ (如此)sebagai predikat. Kalimat diatas menunjukkan bahwa Jiran dapat diapit oleh subjek dan predikat. Data-3( 30 Januari 2021 ) Konjungsi + ket.waktu + S + P1 + O1 + P2 + S2 + pel Meskipun, pada tahun 2020 hingga kini seluruh dunia terdampak pandemi covid-19, di mana ekonomi dan kesehatan merosot tajam, nyatanya banyak masyarakat mampu berdaptasi dan beralih ke dunia digital.SI (Data 3, sumber:koran harian Waspada,hal B8). Pada data-3 diatas, memiliki konjungsi meskipun yang peletakkannya di awal kalimat. Meskipun sebagai konjungsi bertingkat yang kemudian dapat diikuti (pada tahun 2020 hingga kini) sebagai keterangan waktu dan (seluruh dunia) sebagai subjek dalam kalimat, (terdampak pandemi) sebagai predikat, (covid-19) sebagai objek kalimat, dimana sebagai predikat, (ekonomi dan kesehatan) sebagai subjek dan (merosot tajam, nyatanya banyak masyarakat mampu berdaptasi dan beralih ke dunia digital) sebagai pelengkap dalam kalimat.. 11.
(43) Data-4 ( 7 Februari 2021) Konj +S1+P1+Ket.waktu+O1+S2+P2+O2 Meskipun penelitian mereka akan memakan waktu sekitar satu tahun untuk menyelesaikannya, para ilmuwan tetap teguh dalam keyakinan mereka bahwa komunitas internasional perlu mengambil tindakan segera untuk melawan perubahan iklim. (Data 4,sumber:koran harian Waspada, hal A3). Pada data 4 diatas, polanya sama yaitu konjungsi Meskipun diletakkan di awal kalimat yang kemudian diikuti (penelitian mereka) sebagai subjek, (memakan) sebagai predikat, (waktu sekitar satu tahun) sebagai keterangan waktu, (untuk menyelesaikannya) sebagai objek dan boleh diikuti lagi kata yang menunjukkan subjek (para ilmuwan) dan seterusnya seperti pola kalimat diatas. 4.2 Perbedaan Kalimat Majemuk Bertingkat Hubungan Syarat Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia Pada subbab ini, penulis akan mendeskripsikan perbedaan yang ditemukan dalam penggunaan kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia.. No. 1.. Bahasa Mandarin. Bahasa Indonesia. Konjungsi 如果 dan 要是 adalah 2. Padanannya hanya satu, yaitu kata. konjungsi majemuk yang arti dan. “Jika”. pola yang sama 2.. Kalimat majemuk bertingkat. Tidak diklarifikasi seperti dalam. hubungan syarat ada yang. bahasa Mandarin. menyatakan penjelasan dan menyatakan kesimpulan 3.. Pola kalimat yang sering dingunakan. Konjungsi kalimat yang sering. untuk menyatakan suatu hasil yang. dingunakan untuk menyatakan suatu. 11.
(44) baik atau buruk atau negatif yaitu. hasil yang baik dan buruk pada kalimat. konjungsi 既然, konjungsi ini lebih. majemuk bertingkat hubungan syarat. umum.. tidak ada. Hanya ada pada kalimat. 我 没去 上学,既然 老师 打了. majemuk sebab-akibat.. S. P. O, konj. O. P. 我 O 4.. Pada konjungsi 要是,如果,假. Tidak menggunakan kata “maka”. 如,既然 dapat diikuti kata 就 yang. dalam kalimatnya.. artinya “maka”. Jika. saya. Konj.. S. 如果 他. 不. 原意参加,就. Konj. S kt.ket. 不要. 叫. 他了。. Ket. kt.kerja. O 。. pergi kesekolah, dia P. K. ,. O. merasakan kesepian.. kt.kerja,jiu. P. kt.sifat. 4.3 Persamaan Kalimat Majemuk Bertingkat Hubungan Syarat Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia Pada subbab ini, penulis akan mendeskripsikan persamaan yang ditemukan dalam penggunaan kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia. No.. Persamaan Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia. 1.. Dalam penggunaan konjungsi majemuk bertingkat pada bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia, peletakan predikat (P) lebih sering berada setelah subjek.. 2.. Penggunaan konjungsi kalimat majemuk bertingkat pada bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia, sama-sama bisa diletakkan di induk kalimat dan anak kalimat.. 11.
(45) 3.. Pola kalimat cenderung menggunakan pola yang sama, yaitu S+P+O dan S+P+O+K.. 4.. Pada konjungsi kalimat majemuk bertingkat pada Mandarin dan bahasa Indonesia tidak diperlukan/ tidak harus adanya objek (0) setelah kata predikat.. 5.. Dalam konjungsi kalimat majemuk bertingkat pada Mandarin dan bahasa Indonesia, lebih cenderung peletakkannya diawal kalimat atau setelah subjek.. 11.
(46) BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Setelah penulis menganalisa data yang diperoleh dari koran harian Waspada dan koran Haobao dayli ( 好报) edisi Januari 2021 sampai dengan Februari 2021, penulis menemukan beberapa perbedaan dan persamaan pola kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia. Adapun kesimpulan penelitian sebagai berikut : a. Perbedaan kalimat majemuk bertingkat bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia 1.. Dalam bahasa Mandarin , pola kalimat yang dingunakan untuk menyatakan suatu hasil yang baik dan yang buruk atau negatif yaitu konjungsi 既然, konjungsi ini lebih cenderung dingunakan. Sedangkan pada bahasa Indonesia, pola kalimat majemuk bertingkat yang dingunakan untuk kalimat baik atau buruk tidak ada, Hanya ada pada kalimat majemuk sebab-akibat.. 2.. Dalam bahasa Mandarin kalimat majemuk bertingkat pada konjungsi 如果 dan 要是 memilik arti dan pola yang sama. Sedangkan pada bahasa Indonesia padanan-nya hanya satu yaitu kata “jika”.. 3.. Penggunaan pada konjungsi 如果,要是,假如,既然 dapat diikuti kata 就 yang memiliki arti “maka” namun cenderung pada konjungsi 如果,要是. Sedangkan pada bahasa Indonesia sangat jarang menggunakan kata “maka” pada kalimat.. 11.
(47) 4.. Dalam kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat ada menyatakan penjelasan dan menyatakan kesimpulan . sedangkan pada bahasa Indonesia tidak diklarifikasikan seperti dalam bahasa Mandarin.. b. Persamaan kalimat majemuk bertingkat bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia 1.. Dalam penggunaan konjungsi majemuk bertingkat pada bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia, peletakan predikat (P) lebih sering berada setelah subjek.. 2.. Penggunaan konjungsi kalimat majemuk bertingkat pada bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia, sama-sama bisa diletakkan di induk kalimat dan anak kalimat.. 3.. Pola kalimat cenderung menggunakan pola yang sama, yaitu S+P+O dan S+P+O+K.. 4.. Pada konjungsi kalimat majemuk bertingkat pada Mandarin dan bahasa Indonesia tidak diperlukan/ tidak harus adanya objek (0) setelah kata predikat.. 5.. Dalam konjungsi kalimat majemuk bertingkat pada Mandarin dan bahasa Indonesia, lebih cenderung peletakkannya diawal kalimat atau setelah subjek.. 5.1. Saran Adapun saran yang ingin penulis sampaikan pada penelitian kali ini yaitu: 1. Penelitian terhadap pola penggunaan konjungsi 如果,假如,要是,既然 ini masih jauh dari kata sempurna, penulis sadar banyak memiliki kesalahan dan banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu penulis berharap adanya penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan konjungsi tersebut. Tetapi penulis berharap mahasiswa mendapat pengetahuan mengenai persamaan, perbedaan dan. 11.
(48) konjugsi kalimat majemuk bertingkat dalam bahasa Mandarin dan penelitian ini dapat dilanjutkan untuk penelitian selanjutnya. 2. Ke-empat konjungsi tersebut termasuk yang sering ditemukan dalam komunikasi lisan dan tulis . Oleh karena itu penulis menyarankan cara agar proses belajar bahasa mandarin lebih menyenangkan, yaitu pembelajar bahasa mandarin dapat membaca surat kabar maupun dongeng yang menggunakan bahasa Mandarin untuk lebih mudah memahami secara langsung penggunaan konjungsi dalam komunikasi sehari-hari.. 11.
(49) DAFTAR PUSTAKA. Alwi, Alek dan H. Achmad H. P. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana. Brown, R. 1973. A first language: the early stages. Cambridge Har ard ni ersity Press. Chaer, Abdul. 1998. Tata Bahasa Praktik Bahasa Indonesia. Jakarta:PT Bhratara Karya Aksa. Dejin, Li. (2008). 外 国 人 使 用 汉 语 语 法 . Beijing:Beijing Language And Culture University Press Depari,Trimayanti.2017. “Analisis Bentuk Pembuka dan Bentuk Karangan pada Surat Kabar Xun Bao”. Skripsi. FIB, Sastra Cina, Medan: Universita Sumatera Utara. Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan:Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers. Emzir. 2010. Metedologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta : Raja Grafindo Persada. H, Kiki Rizky. 2016. An Analysis on Coordinative Conjunction in the Mandarin Daily Newspaper Hao Bao Daily. Tersedia dari USU Repository Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik Edisi Keempat [M]. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. Koran Haobao. Koran Haobao Dayli- Tentang Drama. Kurniawan, Yohanes.2018. Analisis Kontarstif Kalimat Majemuk Bertingkat Hubungan Sebab Akibat Dalam Ragam Tulis Bahasa Indonessia Dan Bahsa Mandarin. Tersedia dari USU Repository.. 11.
(50) Kristian. 2019. Analisis Kemampuan Siswa Kelas V Dalam Menggunakan Kalimat Majemuk Pada Karangan Di Sd Negeri Keude Linteung Kabupaten Nagan Raya T.A 2018/2019. Bina Gogik. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif [M] Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya. 2005. Mulyani. 2006. Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan: Suatu Kajian Transformasi Generatif. Tersedia dari USU Repository Moeliono, 1987. Masalah Bahasa yang Dapat Anda Atasi Sendiri. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Panjaitan, Tiffani Rotua. 2016. Hubungan Semantis Antarklausa Dalam Kalimat Majemuk Bahasa Batak. Tersedia dari USU Repository Restanti. 2019. Padanan Konjungsi Persyaratan Dan Kewaktuan Dalam Kalimat Majemuk Bertingkat Bahasa Ke Dalam Bahasa Indonesia. UNY Samsuri. 1995. Anaisis Bahasa[M] Airlangga: Jakarta. Sudaryanto,dkk. 1991. Bahasa dan Sastra Budaya. Jogyakarta : Gajah Mada University Pers Sudaryanto. 1988. Metode Linguistik (Bagian Pertama: Ke Arah Memahami Metode Linguistik). Cetakan ke 2. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sitepu, Mateus. 2012. Analisis Kontrastif Konjungsi Dan, Tetapi dan Atau Bahasa Cina Dan Bahasa Indonesia. Tersedia dari USU Repository. Ping, Gao Bai 高柏平. 2015 《论母语对英语学习的影响》 Verhaar, J.W.M. 1996. Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada. University Press. 11.
(51) 1 LAMPIRAN GAMBAR. Gambar 1: Halaman pertama surat kabar Hao Bao, 29 Januari 2021.. Gambar 2: Halaman 7 surat kabar Hao Bao, 28 Januari 2021.. 40.
(52) Gambar 3 : Halaman 9 Surat Kabar Hao Bao, 16 Februari 2021.. Gambar 4 : Halaman 9 Surat Kabar Hao Bao, 17 Februari 2021. 41.
(53) Gambar 5 : Halaman 9 Surat Kabar Hao Bao, 27 Januari 2021.. Gambar 6 : Halaman 9 Surat Kabar Hao Bao, 28 Januari 2021. 42.
(54) Gambar 7 : Halaman 9 Surat Kabar Hao Bao, 30 Januari 2021.. Gambar 8 : Halaman 9 Surat Kabar Hao Bao, 29 Januari 2021. 43.
(55) Gambar 5 : Halaman A2 Surat Kabar Harian Waspada, 27 Januari 2021.. Gambar 6 : Halaman B5 Surat Kabar Harian Waspada, 29 Januari 2021.. 44.
(56) Gambar 7 : Halaman B8 Surat Kabar Harian Waspada, 30 Januari 2021.. Gambar 8 : Halaman A3 Surat Kabar Harian Waspada, 7 Januari 2021. 45.
(57)
Gambar
Dokumen terkait
Beliau bekerja sebagai Account Officer di PT Bank Dagang Nasional Indonesia Tbk, kemudian bergabung dengan PT Bank Internasional Indonesia Tbk sebagai Asisten
GUSTI MUHAMMAD HATTA, MS Salinan sesuai dengan aslinya. Deputi MENLH Bidang
Survelan atau pemantauan bahan vaksin dan drug veterinar samada melalui pemeriksaan rekod, stok dan inventori akan dijalankan di semua premis haiwan seperti
[r]
Demikian atas kehadir an dan ker jasamanya disampaikan ter ima kasih. Panitia Pengadaan Bar ang /
Any public offering of securities to be made in the United States will be made by means of an offering circular that may be obtained from the Company and will contain
Microsoft .NET framework adalah perantara agar aplikasi dengan bahasa pemrograman yang didukung dapat berkomunikasi dengan sistem operasi yang digunakan oleh
Berdasarkan Tabel 9 hasil pengolahan data dengan uji Kruskall-wallis yang dilakukan dalam penelitian menunjukkan bahwa antara tingkat stres dengan kekambuhan