• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI EFEKTIVITAS DAN DAMPAK PROGRAM KUR DARI BANK SUMUT CABANG TEBING TINGGI TERHADAP PENDAPATAN UMKM OLEH AGUS HANAFI NASUTION

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI EFEKTIVITAS DAN DAMPAK PROGRAM KUR DARI BANK SUMUT CABANG TEBING TINGGI TERHADAP PENDAPATAN UMKM OLEH AGUS HANAFI NASUTION"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

EFEKTIVITAS DAN DAMPAK PROGRAM KUR DARI BANK SUMUT CABANG TEBING TINGGI TERHADAP PENDAPATAN UMKM

OLEH

AGUS HANAFI NASUTION 140523015

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

EFEKTIVITAS DAN DAMPAK PROGRAM KUR DARI BANK SUMUT CABANG TEBING TINGGI TERHADAP PENDAPATAN UMKM

Penelitian ini dilakukan pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang mengikuti program Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada PT. Bank Sumut Cabang Tebing Tinggi. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 35 pelaku UMKM dalam kurun waktu empat tahun (2014-2017), dengan menggunakan teknik sampling jenuh, yang artinya adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Hal ini sering dilakukan apabila jumlah populasi relatif kecil, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil atau biasa disebut dengan sensus dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan kueisoner.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis efektivitas dan analisis non parametrik dengan menggunakan uji Mc Nemar. Hipotesis yang digunakan antara lain H0: Program KUR berjalan efektif terhadap pendapatan UMKM dan H1: Program KUR berdampak positif KUR terhadap pendapatan UMKM.

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan ditemukan bahwa tingkat efektivitas program KUR pada UMKM adalah cukup efektif dengan tingkat efektivitas sebesar 79,42 persen. Program KUR berdampak positif dan signifikan terhadap peningkatan pendapatan UMKM di Kota Tebing Tinggi. Artinya program KUR yang dilaksanakan dalam kurun waktu empat tahun (2014-2017) berjalan cukup efektif serta berdampak positif dan mampu meningkatkan pendapatan UMKM.

Kata Kunci : Kredit Usaha Rakyat (KUR), Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), dan Efektivitas.

(6)

ii

ABSTRACT

EFFECTIVENESS AND IMPACT OF KUR PROGRAM FROM NORTH SUMATERA BANK TEBING TINGGI BRANCH TO UMKM INCOME

This research was conducted on Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) who participated in the People's Business Credit (PBC) program at PT. North Sumatra Bank, Tebing Tinggi Branch. The number of samples taken as many as 35 MSMEs in a period of four years (2014-2017), using saturated sampling techniques, which means is the technique of determining the sample if all members of the population are used as samples. This is often done when the population is relatively small, or research that wants to make generalizations with very small errors or commonly called censuses where all members of the population are sampled.

The data collection is done by means of observation, interviews and questionnaires. The data analysis technique used was descriptive analysis, effectiveness analysis and non-parametric analysis using the Mc Nemar test. This hypotheses use H0: The program of PBC run effectively at income of MSMEs and H1: The program of PBC have impacted positively at income of MSMEs.

Based on the results of the data analysis, it was found that the effectiveness level of the PBC program on MSMEs was quite effective with an effectiveness level of 79.42 percent and the PBC program had a positive and significant impact on the increase in the income of MSMEs in Tebing Tinggi. This means that the PBC program implemented within a period of four years (2014-2017) runs quite effectively and has a positive impact and is able to increase the income of MSMEs.

Keywords: People's Business Credit (PBC), Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs), and Effectiveness.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat dan karunia- Nya yang selalu menyertai penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan judul

“Efektivitas dan Dampak Program KUR dari Bank Sumut Cabang Tebing Tinggi terhadap Pendapatan UMKM”.

Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Medan. Tentunya dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, maka penulis dengan sangat terbuka mengharapkan masukan dari berbagai pihak.

Dalam kesempatan ini, penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis, terutama kepada :

1. Kedua orang tua tercinta ayahanda Nasaruddin Nasution, S.Sos, MM dan ibunda Roslinawati Harahap, S.Pd atas doa dan dukungan baik berupa dukungan moril maupun materiil dalam setiap penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier MP, selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Walad Altsani HR, SE, M.Ec. sebagai dosen pembimbing yang telah bersedia membimbing, meluangkan waktunya dan memberi masukan untuk perbaikan skripsi dari awal sehingga terselesaikannya skripsi ini,

6. Bapak Irsyad Lubis SE, M.Soc, PH.D sebagai dosen penguji I yang telah memberikan saran dan masukan untuk perbaikan skripsi ini,

(8)

iv

7. Bapak Wahyu Sugeng Imam Soeparno, SE, M.Si sebagai dosen penguji II yang juga telah memberikan saran dan masukan untuk perbaikan skripsi ini,

8. Seluruh Dosen Pengajar dan Staf Pegawai Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

9. Kepada seluruh teman-teman seperjuangan Ekonomi Pembangunan 2014 serta kepada seluruh pihak lainnya yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bahasa maupun isinya, oleh karena itu penulis dengan senang hati akan menerima kritikan sehat, saran dan masukan dari semua pihak. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukannya.

Medan, September 2018 Penulis

Agus Hanafi Nasution NIM : 140523015

(9)

i

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah... ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Efektivitas... 7

2.2 Tinjauan Dampak ... 8

2.3 Tinjauan Bank ... 9

2.3.1 Pengertian Bank... ... 9

2.3.2 Jenis-jenis Bank ... 10

2.3.3 Usaha Bank ... 10

2.4 Tinjauan Kredit ... 12

2.4.1 Pengertian Kredit ... 12

2.4.2 Tujuan, Fungsi, dan Manfaat Kredit ... 13

a. Tujuan Kredit ... 13

b. Fungsi Kredit ... 13

c. Manfaat Kedit ... 14

(10)

ii

2.4.3 Unsur-unsur Kredit ... 15

2.4.4 Prinsip-prinsip Pemberian Kredit... 17

2.4.5 Jenis-jenis Kredit ... 18

2.4.6 Jenis-jenis Kredit pada PT. Bank Sumut ... 20

2.5 Tinjauan Kredit Usaha Rakyat (KUR) ... 21

2.5.1 Pengertian KUR ... 21

2.5.2 Ketentuan KUR ... 21

2.6 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ... 23

2.6.1 Pengertian dan Karakteristik UMKM ... 23

2.6.2 Permasalahan yang dihadapi UMKM... 26

2.7 Tinjauan Pendapatan ... 28

2.8 Penelitian Terdahulu ... 29

2.9 Kerangka Konseptual ... 30

2.10 Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 32

3.2 Ruang Lingkup Penelitian... 32

3.3 Defenisi Operasional ... 33

3.3.1 Variabel Dependen ... 33

3.3.2 Variabel Independen ... 33

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

3.4.1 Populasi ... 34

3.4.2 Sampel ... 34

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 35

3.6 Teknik Analisis Data ... 37

3.6.1 Analisis Deskriptif ... 37

3.6.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 37

(11)

iii

a. Uji Validitas ... 37

b. Uji Reliabilitas ... 37

3.6.3 Analisis Efektivitas ... 38

3.6.4 Uji Mc Nemar ... 39

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sejarah PT. Bank Sumut ... 41

4.2 PT. Bank Sumut Cabang Tebing Tinggi ... 43

4.3 Visi Misi dan Statement Budaya PT. Bank Sumut ... 44

4.3.1 Visi PT. Bank Sumut ... 44

4.3.2 Misi PT. Bank Sumut ... 44

4.3.3 Statement Budaya PT. Bank Sumut ... 44

4.4 Analisis Deskriptif ... 45

4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas... 61

4.5.1 Uji Validitas ... 61

4.5.2 Uji Reliabilitas ... 62

4.6 Analisis Efektivitas ... 63

4.7 Uji Mc Nemar ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Saran 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70 LAMPIRAN

(12)

iv

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 29

Tabel 3.1 Skala Guttmen ... 36

Tabel 3.2 Kriteria Skor Alternatif Skala Guttmen ... 36

Tabel 3.3 Kategori Efektivitas ... 39

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Bersasarkan Usia ... 45

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 46

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha ... 47

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Perkawinan ... 47

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Usaha... 48

Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Informasi Tentang KUR ... 49

Tabel 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Pinjaman KUR ... 49

Tabel 4.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Plafond Pinjaman KUR ... 50

Tabel 4.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Pinjaman Pihak Lain ... 50

Tabel 4.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Kegunaan Meminjam KUR ... 51

Tabel 4.12 Karakteristik Responden Berdasarkan Modal Awal ... 52

Tabel 4.13 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Karyawan ... 52 Tabel 4.14 Karakteristik Responden Berdasarkan Upah

(13)

v

Karyawan ... 53 Tabel 4.15 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan

Sebelum Mendapat KUR ... 54 Tabel 4.16 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Setelah

Mendapat KUR ... 54 Tabel 4.17 Karakteristik Responden Berdasarkan pernyataan

“Pegawai Bank Mampu Memberikan Sosialiasasi

Program KUR dengan baik” ... 55 Tabel 4.18 Karakteristik Responden Berdasarkan pernyataan

“Ketentuan dan Program KUR di Bank Sumut bisa

Dipahami” ... 56 Tabel 4.19 Karakteristik Responden Berdasarkan pernyataan

“Pelayanan Pegawai Bank Sumut dalam Menangani

Pinjaman Anda sangat Memuaskan ... 56 Tabel 4.20 Karakteristik Responden Berdasarkan pernyataan

“Proses Pengajuan Sampai Pencairan di Bank Sumut

Sangat Cepat”... 57

Tabel 4.21 Karakteristik Responden Berdasarkan pernyataan

“Program KUR bisa Meningkatkan Pendapatan Usaha

Anda” ... 57 Tabel 4.22 Karakteristik Responden Berdasarkan pernyataan

“Usaha Anda Semakin Maju dan Sukses Setelah Meminjam KUR di Bank Sumut”... 58 Tabel 4.23 Karakteristik Responden berdasarkan pernyataan

“Omset Anda Meningkat Setelah Mendapatkan Program

Bantuan KUR” ... 59 Tabel 4.24 Karakteristik Responden berdasarkan pernyataan

(14)

vi

“Program KUR bisa Menambah Jumlah Tenaga Kerja

di Tempat Usaha Anda” ... 60

Tabel 4.25 Karakteristik Responden berdasarkan pernyataan “Program KUR bisa Meningkatkan Nilai Jual Usaha Anda” ... 60

Tabel 4.26 Karakteristik Responden Berdasarkan pernyataan “Pinjaman KUR mampu Mengurangi Pengangguran di Lingkungan Sekitar Anda” ... 61

Tabel 4.27 Uji Validitas untuk Setiap Butir Pernyataan ... 62

Tabel 4.28 Uji Reliabilitas ... 63

Tabel 4.29 Perhitungan Tingkat Efektivitas Program KUR ... 63

Tabel 4.30 Hasil Uji Mc Nemar ... 64

Tabel 4.31 Penghasilan Usaha Sebelum dan Sesudah Meminjam KUR ... 66

(15)

vii

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 34

(16)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Lampiran

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Data Responden

Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 4 Hasil Analisis Responden menggunakan pengolahan SPSS

Lampiran 5 Hasil untuk Uji Teori Mc Nemar dengan SPSS

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan nasional adalah suatu program yang menitikberatkan pada kualitas sumber daya manusia, dimana kondisi ekonomi, kesehatan dan pendidikan manusia tersebut menjadi tolak ukur keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara. Ruang Lingkup pembangunan nasional yang ditinjau dari aspek kehidupan baikberbangsa maupun bernegara yang dalam hal ini dijalankan oleh masyarakat dan pemerintahmemiliki tujuan pembangunan yang sama. Tujuan pembangunan tersebut harusdiperjuangkan mengingat selama ini pembangunan diidentikkan dengan industrialisasisehingga sering kali kurang memperhatikan aspek pemerataan (Gilarso, 1992).

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pasal 7 ayat 1 menyatakan bahwa “Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menimbulkan iklim usaha dengan menetapkan peraturan dan perundang-undangan yang meliputi aspek pendanaan, sarana dan prasarana dan lain-lain”. Sementara pasal 2 menyatakan “Dunia usaha dan masyarakat berperan secara aktif membantu menimbulkan iklim usaha”. Dari peraturan perundang-undangan di atas menunjukan bahwa dunia usaha seperti bank, harus berperan aktif dalam penyaluran kredit kepada pelaku UMKM.

UMKM mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan dan pertahanan ekonomi bangsa Indonesia. Hal ini terbukti ketika krisis melanda bangsa Indonesia sejak tahun 1997, UMKM yang pada masa itu masih disebut

1

(18)

sebagai Usaha Kecil dan Menengah menjadi gerbang penyelamat bagi pemulihan ekonomi bangsa karena mampu memberikan sumbangan yang sangat signifikan pada Produk maupun penyerapan tenanga kerja (Ravik, 2007). Fungsi dan peranan UMKM dirasakan begitu penting, karena sektor ini bukan hanya sebagai mata pencaharian bagi orang banyak, tetapi menyediakan lapangan pekerjaan secara langsung bagi mereka yang berpendidikan dan berketerampilan rendah.

Dalam Amran Husen (2012) yang menyimpulkan bahwa keberhasilan UMKM memiliki dampak langsung terhadap pembangunan ekonomi baik pada negara maju maupun negara sedang berkembang. UMKM mampu menciptakan lapangan pekerjaan dengan biaya minimum.

Melihat berbagai kendala dan persoalan yang dihadapi oleh UMKM, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Inpres Nomor 6 tanggal 8 Juni 2007 tentang Kebijakan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan UMKM yang diikuti dengan nota kesepahaman bersama antara Departemen Teknis, Perbankan dan Perusahaan Penjamin Kredit/Pembiayaan kepada UMKM. Pada tanggal 5 November 2007, Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan kredit bagi UMKM dengan pola penjamin dengan nama Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan didukung oleh Inpres Nomor 5 Tahun 2008 tentang Fokus Program Ekonomi 2008-2009 untuk menjamin implementasi atau percepatan pelaksanaan KUR ini.

Program KUR merupakan program prioritas dalam mendukung kebijakan pemberian kredit/pembiayaan kepada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Pada tahun 2015, “Tercapainya Target Penyaluran Kredit Usaha Rakyat Sebesar

(19)

Rp.20 triliun” menjadi salah satu target IKU Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan. Target tersebut terpenuhi dengan jumlah penyaluran sampai dengan 31 Desember 2015 sebesar Rp.22,75 triliun (113,75%). Jumlah tersebut dicapai dalam empat bulan penyaluran KUR oleh 3 Bank BUMN. Bank dengan kinerja penyaluran KUR tertinggi adalah Bank BRI dengan penyaluran sebesar Rp.16,2 triliun.

Selain Bank Nasional, Bank Daerah juga dipercaya sebagai penyalur KUR. Salah satunya Bank Pemerintah Daerah Sumatera Utara atau Bank Sumut.

Saat ini Bank Sumut tengah menyiapkan segala hal yang dibutuhkan dalam penyaluran KUR. Bank Sumut telah menjadi bank peserta penyalur KUR sejak tahun 2012. Akan tetapi pada tahun 2015 penyaluran KUR sempat diberhentikan di Bank Sumut dikarenakan alasan tertentu. Pada awal tahun 2016, Bank Sumut kembali menyalurkan program KUR kepada pelaku UMKM masyarakat Sumatera Utara sekitar. Hingga per Desember 2016, realisasi penyaluran KUR di Bank Sumut sebesar Rp 206 milyar (publikasi Bank Sumut, 2016).

Untuk jumlah pelaku UMKM yang ada di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2015 sebanyak 2.855.549, dan pada tahun 2016 sebanyak 2.855.847. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 0,01 persen dari tahun 2015 ke tahun 2016 dengan rincian persenan usaha mikro 40 persen, usaha kecil 30 persen, dan usaha menengah 30 persen (Dinas Koperasi UMKM Sumut). Sementara itu jumlah UMKM pada kota Tebing Tinggi tempat penulis melakukan penelitian per tahun 2016 sebanyak 14.998 (Dinas Koperasi UMKM Tebing Tinggi).

(20)

Dalam pelaksanaan KUR di Sumatera Utara, didapatkan peningkatan UMKM hanya sebesar 0,01 persen dari 2015 ke 2016. Hal ini menyimpulkan bahwa program KUR yang dijalankan tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan KUR. Padahal seharusnya dengan kemudahan-kemudahan yang diberikan program KUR bisa meningkatkan pertumbuhan UMKM di Sumatera Utara secara signifikan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian terhadap KUR itu sendiri apakah terdapat kelemahan-kelemahan yang bisa menghambat pertumbuhan KUR.

Penulis melakukan penelitian di PT. Bank Sumut yang telah menjadi bank peserta penyalur KUR sejak 2012. Dengan realisasi penyaluran KUR saat itu se- besar Rp 88,1 miliar, kemudian pada tahun 2013 realisasi KUR Bank Sumut meningkat hampir dua kali lipat menjadi Rp167,1 miliar. Pada tahun 2014, Bank Sumut menyalurkan KUR sebesar Rp114,2 miliar jauh melampaui target yang diberikan yaitu hanya sebesar Rp50 miliar. Tetapi pada tahun 2015 sempat diberhentikan penyaluran KUR di Bank Sumut karena alasan tertentu (publikasi Bank Sumut, 2016).

Dalam penelitian ini akan mengambil data dari Kota Tebing Tinggi, dimanaKota Tebing Tinggi merupakan salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Sumatera Utara yang jaraknya dari kota Medan ±80 km. Pemerintah Kota Tebing Tinggi memiliki visi dan misi untuk memajukan kota tersebut dengan berbagai sasaran yang ingin dicapai. Adapun salah satu sasaran Pemko Tebing Tinggi yaitu meningkatkan ekonomi daerah yang bertumpu pada ekonomi kerakyatan, dan dilakukan berupa program penciptaan, pengembangan dan pemberdayaan usaha

(21)

mikro, kecil dan menengah (UMKM) dengan beberapa indikator keberhasilan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan UMKM di Tebing Tinggi dan UMKM di Sumatera Utara sama-sama memiliki pertumbuhan yang sangat kecil.

Kota Tebing Tinggi memiliki banyak pelaku UMKM dengan berbagai bidang usaha, maka dari itusangatlah penting bagi mereka untuk meningkatkan ataupun menambah fasilitas UMKM, salah satunya dengan adanya program KUR yang diberikan oleh pihak perbankan baik Bank Nasional maupun Bank Daerah yaitu Bank Sumut dengan suku bunga yang rendah. Selama ini resiko kredit macet pada program KUR Bank Sumut sangat kecil terjadi dan berjalan dengan lancar dikarenakan petugas yang mengelola pinjaman KUR ditunjuk khusus dan tidak boleh dilakukan oleh petugas yang lain.

Dari awal tahun 2014 hingga akhir 2017 tercatat bahwa program KUR yang telah disalurkan oleh PT. Bank Sumut Cabang Tebing Tinggi senilai Rp.

14,8 Milliar yang disalurkan kepada 35 nasabah debitur yang menjadi sampel penelitian. Para debitur yang memperoleh bantuan KUR dari Bank Sumut Cabang Tebing Tinggi adalah para pedagang pasar tradisional, pemilik usaha kedai sampah, home industry makanan ringan, petani dan peternak, akan tetapi lebih dominan adalah pedagang di pasar tradisional.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul ”Efektivitas dan Dampak Program KURDari Bank Sumut Cabang Tebing Tinggi terhadap Pendapatan UMKM”.

(22)

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka perumusan masalah yang dapat ditarik sebagai dasar penelitian dan mempermudah penulis dalam penulisan skripsi ini :

1. Apakah program KUR di Bank Sumut Cabang Tebing Tinggi berjalan efektif terhadap pendapatan UMKM ?

2. Bagaimana dampak program KURterhadap pendapatan UMKM di Bank Sumut Cabang Tebing Tinggi ?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini : 1. Untuk mengetahui keefektivan program KUR terhadap pendapatan

UMKM di Bank Sumut Cabang Tebing Tinggi.

2. Untuk mengetahui dampak program KUR terhadap pendapatan UMKM di Bank Sumut Cabang Tebing Tinggi.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Penulis: Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis baik secara teori maupun aplikasi.

2. Bagi Bank Sumut: Sebagai pertimbangan untuk menentukan kebijakan terbaik dalam pemberian program KUR yang lebih efektif dan lebih baik kedepannya.

3. Bagi Peneliti Lain: Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi pembaca dan peneliti selanjutnya.

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Efektivitas

Pengertian efektivitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Hasan Alwi, 2002: 88) adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan dalam hal ini efektivitas dapat dilihat dari tercapai tidaknya suatu instruksional khusus yang telah dicanangkan. Kemudian menurut Freddy Rangkuti (2006: 28) menyatakan efektivitasmerupakan upaya mengerjakan semua pekerjaan secara tepat, dengan menggunakan seluruh potensi sumberdaya yang dimiliki dan sesuaidengan tujuan operasional. Selain itu, efektivitas berkaitan dengan pencapaian kerja yang maksimal, artinyapencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu.

Daribeberapa pendapat di atas mengenai efektivitas, dapat disimpulkan bahwaefektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target yang meliputi kuantitas,kualitas dan waktu yang telah dicapai oleh manajemen dansudah ditentukan terlebih dahulu.

Adapun kriteria untuk mengukur suatu efektivitas terdapat tiga pendekatan yang digunakan, yakni (Martani dan Lubis, 1987: 55):

1. Pendekatan Sumber (resource approach) yakni mengukur efektivitas dari input. Pendekatan ini mengutamakan adanya keberhasilan untuk memperoleh sumber daya, baik fisik maupun non fisik yang sesuai dengan kebutuhan.

7

(24)

2. Pendekatan Proses (process approach) adalah untuk melihat sejauh mana efektivitas pelaksanaan program dari semua kegiatan proses internal atau mekanisme.

3. Pendekatan Sasaran (goals approach) dimana pusat perhatian pada output, mengukur keberhasilan untuk mencapai hasil yang sesuai dengan rencana.

2.2 Tinjauan Dampak

Pengertian dampak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Hasan Alwi, 2002) adalah benturan,pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif. Pengaruhadalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikutmembentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.

Pengaruh adalah suatukeadaan dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apayang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi.

Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat.

Dalam setiap keputusan yang diambil oleh seorang atasan biasanya mempunyai dampaktersendiri, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak juga bisamerupakan proses lanjutan dari sebuah pelaksanaan pengawasan internal.

Seorangpemimpin yang handal sudah selayaknya bisa memprediksi jenis dampak yangakan terjadi atas sebuah keputusan yang akan diambil.Dari penjabaran diatas maka kita dapat membagi dampak ke dalam dua pengertian yaitu:

1. Pengertian Dampak Positif, adalah keinginan untuk membujuk, meyakinkan, mempengaruhi ataumemberi kesan kepada orang lain, dengan tujuan agar mereka mengikuti ataumendukung keinginannya.

(25)

Sedangkan positif adalah pasti atau tegas dan nyatadari suatu pikiran terutama memperhatikan hal-hal yang baik. Positif jugamerupakan suasana jiwa yang mengutamakan kegiatan kreatif dari padakegiatan yang menjemukan, kegembiraan dari pada kesedihan, optimis dari pada pesimisme. Jadi dapat disimpulkan pengertian dampak positif adalah keinginan untuk membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau memberi kesankepada orang lain, dengan tujuan agar mereka mengikuti atau mendukungkeinginannya yang baik.

2. Pengertian Dampak Negatif, adalah keinginan untukmembujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau memberi kesan kepada orang lain, dengan tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung keinginannya.

Berdasarkan beberapa penelitian ilmiah disimpulkan bahwa negatif adalah pengaruh buruk yang lebih besar dibandingkan dengan dampak positifnya.

Jadidapat disimpulkan pengertian dampak negatif adalah keinginan untuk membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau memberi kesan kepada orang lain, dengan tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung keinginannya yangburuk dan menimbulkan akibat tertentu.

2.3 Tinjauan Bank

2.3.1 Pengertian Bank

Menurut Undang-Undang No. 7 tahun 1992 yang kemudian diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 yang dimaksud dengan:

(26)

1. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakupkelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakankegiatan usahanya;

2. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuksimpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan ataubentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak;

2.3.2 Jenis-jenis Bank

Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, dikatakan menurut jenisnya, bank terdiri atas :

1. Bank Umum yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran

2. Bank Perkreditan Rakyat Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2.3.3 Usaha Bank

Sesuai dengan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, maka usaha-usaha yang dapat dilakukan bank meliputi :

(27)

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu

2. Memberikan kredit

3. Memberikan surat pengakuan hutang

4. Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya

5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah

6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya

7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan antar pihak ketiga

8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga

9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak

10. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek

11. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan wali amanat 12. Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan

prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia

(28)

13. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang ini dan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

2.4 Tinjauan Kredit 2.4.1 Pengertian Kredit

Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 pasal 1 butir 12, pengertian kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Sedangkan menurut Teguh Pujo Mulyono (1993), kredit adalah kapasitas untuk melaksanakan suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayaran akan dilakukan atau ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati.

Dari pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa kredit dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya dapat diukur dengan satuan mata uang. Kredit terbentuk atas adanya kesepakatan dan perjanjian antara kreditur dengan penerima debitur, dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masing- masing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang telah ditetapkan bersama.

Demikian pula dengan masalah sanksi apabila debitur ingkar janji terhadap perjanjian yang telah dibuat bersama.

(29)

2.4.2 Tujuan, Fungsi, dan Manfaat Kredit a. Tujuan Kredit

Adapun tujuan utama dari suatu kredit menurut Kashmir (2007) adalah : 1. Mendapat keuntungan, yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada peminjam

2. Membantu usaha nasabah, yaitu bertujuan untuk membantu usaha peminjam yang memerlukan dana investasi maupun dana untuk modal kerja, agar dapat mengembangkan dan memperluas usahanya

3. Membantu pemerintah, dalam hal ini semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan berartu adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor khususnya pemerintahan.

b. Fungsi Kredit

Adapun fungsi-fungsi kredit dalam garis besarnya menurut Kashmir (2007) antara lain :

1. Dapat meningkatkan daya guna dari uang 2. Dapat meningkatkan daya guna dari barang 3. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang 4. Salah satu alat stabilisasi ekonomi

5. Menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat 6. Jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional 7. Sebagai alat hubungan ekonomi internasional

(30)

c. Manfaat Kredit

Kredit juga memiliki manfaat menurut Kashmir (2007) yaitu sebagai berikut :

1. Manfaat bagi debitur

a. Meningkatkan usahanya dengan pengadaan berbagai faktor produksi b. Kredit bank relatif mudah diperoleh bila usaha debitur layak dibiayai c. Dengan jumlah yang banyak, memudahkan calon debitur memilih bank

yang cocok dengan usahanya.

d. Rahasia keuangan debitur terlindungi 2. Manfaat bagi bank

a. Bank memperoleh pendapatan dari bunga yang diterima dari debitur b. Dengan adanya bunga kredit diharapkan rentabilitas bank akan

membaik dan perolehan laba meningkat

c. Dengan pemberian kredit akan membantu dalam memasarkan produk atau jasa perbankan lainnya

d. Pemberian kredit untuk merebut pangsa pasar dalam industri perbankan e. Pemberian kredit untuk mempertahankan dan mengembangkan usaha

bank

3. Manfaat bagi pemerintah

a. Alat untuk memacu pertumbuhan ekonomi secara umum b. Alat untuk mengendalikan kegiatan moneter

c. Alat untuk menciptakan lapangan usaha d. Meningkatkan pendapatan negara

(31)

e. Menciptakan dan memperluas pasar 4. Manfaat bagi masyarakat

a. Mendorong pertumbuhan dan perluasan ekonomi b. Mengurangi tingkat penggangguran

c. Meningkatkan pendapatan masyarakat

d. Memberikan rasa aman bagi masyarakat yang menyimpan uangnya di bank.

2.4.3 Unsur-unsur Kredit

Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memberikan kesempatan untuk seseorang atau badan usaha meminjam uang untuk membeli produk atau mengembangkan usaha dan membayarnya kembali dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Menurut UU No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu dengan pemberian bunga. Jika seseorang maupun badan usaha menggunakan kredit, maka ia akan dikenakan bunga tagihan.

Berdasarkan pasal tersebut, Abdulkadir (2000) mengemukakan unsur- unsur kredit yaitu sebagai berikut :

a. Kepercayaan

Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap kredit bank,yaitu kredit yang diberikan itu dapat dikembalikan sesuai dengan persyaratan yang disepakati bersama.

(32)

b. Agunan

Setiap kredit yang akan diberikan akan selalu disertai dengan barang yang berf ungsi sebagai jaminan bahwa kredit yang diterima debitur akan dilunasi dan ini akan meningkatkan kepercayaan pihak bank dalam memberikan kredit kepada debitur.

c. Jangka Waktu

Setiap kredit pasti mempunyai jangka waktu dalam pelunasannya.

Jangka waktu tersebut ditentukan oleh kesepakatan awal sebelum pemberian kredit dan jangka waktu akan berakhir apabila kredit telah dilunasi.

d. Risiko

Jangka waktu pengembalian kredit pasti mempunyai risiko terhalang, terhambat, atau macetnya pembayaran dalam pelunasan kredit.

e. Bunga Bank

Bunga merupakan imbalan yang wajib dibayar oleh penerima kredit kepada sipemberi kredit karena bunga merupakan keuntungan yang diperoleh bank dalam pemberian kredit kepada debitur.

f. Kesepakatan

Semua persyaratan pemberian kredit dan prosedur pemberian kredit serta akibat hukumnya adalah hasil kesepakatan dan dituangkan dalam akta perjanjian yang disebut kontrak kredit.

Dari hal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kredit hanya dapat diberikan kepada mereka yang dipercaya mampu mengembalikan kredit

(33)

dikemudian hari berdasarkan hasil kesepakatan dan jangka waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

2.4.4 Prinsip-prinsip Pemberian Kredit

Menurut Abdulkadir dan Rilda (2000: 61), apabila bank menerima permohonan kredit dari nasabah, bank perlu melakukan analisis kredit terlebih dahulu. Analisis kredit tersebut meliputi :

1. Latar belakang nasabah/perusahaan nasabah 2. Prospek usaha yang akan dibiayai

3. Jaminan yang diberikan

4. Hal-hal lain yang ditentukan oleh bank.

Atas dasar hasil analisis kredit, bank memberikan pertimbangan dengan hati-hati apakah permohonan nasabah tersebut layak untuk dikabulkan. Adapun prinsip-prinsip pemberian kredit konsep 4C menurut Kashmir (2007 :104) adalah sebagai berikut:

1. Capacity (Kemampuan)

Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah.

2. Capital (Modal)

Penggunaan modal ditinjau dari laporan keuangannya atau dari sumber mana saja modal yang ada saat ini.

(34)

3. Collateral (Jaminan)

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan serta harus diteliti keabsahannya.

4. Condition (Keadaan)

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik sekarang dan di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang dijalankan.

2.4.5 Jenis-jenis Kredit

Kredit yang diberikan kepada debitur terdiri dari beberapa jenis, dijelaskan oleh Kashmir (2001), secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain:

1. Dilihat dari segi kegunaan

a. Kredit investasi, biasa digunakan untuk perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi.

b. Kredit modal kerja, digunakan untuk meningkatkan kegiatan produksi dalam operasional pekerjaannya.

2. Dilihat dari segi tujuan kredit

a. Kredit Produktif, digunakan untuk peningkatan usaha, produksi atau investasi dan diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa.

b. Kredit Konsumtif, digunakan untuk kepentingan konsumsi pribadi contohnya kredit perumahan, kredit mobil, dan konsumtif lainnya.

(35)

c. Kredit Perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.

3. Dilihat dari segi waktu

a. Kredit Jangka Pendek, kredit yang mempunyai jangka waktu pengembalian kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk modal kerja.

b. Kredit Jangka Menengah, kredit yang memiliki jangka waktu pengembalian berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun, biasanya untuk investasi.

c. Kredit Jangka Panjang, kredit yang mempunyai jangka waktu pengembalian diatas tiga tahun atau lima tahun. Biasanya untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.

4. Dilihat dari segi jaminan

a. Kredit Dengan Jaminan, kredit yang diberikan dengan suatu jaminan yang dapat berupa barang berwujud, tidak berwujud atau jaminan orang b. Kredit Tanpa Jaminan, kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau

orang tertentu dengan menilai prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik calon debitur selama ini

5. Dilihat dari segi sektor usaha

a. Kredit pertanian, untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat b. Kredit peternakan, untuk sektor peternakan hewan

(36)

c. Kredit industri, untuk membiayai industri kecil, menengah, atau besar d. Kredit pertambangan, untuk jenis usaha tambang

e. Kredit pendidikan, untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau bisa juga untuk para mahasiswa

f. Kredit profesi, diberikan kepada para profesional

g. Kredit perumahan, untuk membiayai pembangunan perumahan.

2.4.6 Jenis-jenis Kredit pada PT Bank Sumut

Terdapat banyak jenis-jenis produk kredit pada PT Bank Sumut, yaitu sebagai berikut (publikasi Bank Sumut, 2016):

1. Kredit Permaisuri

Kredit Permaisuri adalah kredit yang diberikan melalui kelompok keuangan yang dibentuk oleh Account Officer (AO).

2. Kredit Rekening Koran

Kredit jangka pendek dengan metode rekening koran untuk membiayai kebutuhan modal kerja usaha.

3. Kredit Angsuran Lainnya

Kredit angsuran bagi perorangan/badan usaha/professional yang mempunyai usaha produktif dan atau mempunyai penghasilan tetap.

4. Kredit Surat Perintah Kerja

Kredit untuk membantu mendukung modal kerja pengusaha yang mendapatkan kontrak kerja dari perusahaan.

(37)

5. Kredit Multi Guna

Kredit angsuran guna memenuhi kebutuhan Anda yang memiliki penghasilan tetap untuk berbagai keperluan.

6. Kredit Pensiun

Kredit bagi para pensiunan untuk mendapatkan tambahan dana di masa tua.

7. Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Kredit Pemilikan Rumah Sumut Sejahtera (KPR-Sumut Sejahtera) KPR- Sumut Sejahtera adalah solusi kepemilikan rumah pribadi Anda.

2.5 Tinjauan Kredit Usaha Rakyat (KUR) 2.5.1 Pengertian KUR

KUR Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135/PMK.05/2008 tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat, pengertian KUR adalah

“kredit atau pembiayaan kepada UMKM-K (Usaha Mikro, Kecil, Menengah- Koperasi) dalam bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif “.

2.5.2 Ketentuan KUR

Penyaluran KUR diatur oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan No. 135/PMK.05/2008 tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No.

10/PMK.05/2009. Beberapa ketentuan yang dipersyaratkan oleh pemerintah dalam penyaluran KUR adalah sebagai berikut:

(38)

1. UMKM-K yang dapat menerima fasilitas penjaminan adalah usaha produktif yang feasible namun belum bankable dengan ketentuan :

a. Merupakan debitur baru yang belum pernah mendapat kredit/pembiayaan dari perbankan yang dibuktikan dengan melalui Sistem Informasi Debitur (SID) pada saat Permohonan kredit/pembiayaan diajukan dan/atau belum pernah memperoleh fasilitas Kredit Program dari Pemerintah

b. Khusus untuk penutupan pembiayaan KUR antara tanggal Nota Kesepakatan Bersama (MoU) Penjaminan KUR dan sebelum addendum I (tanggal 9 Oktober 2007 s.d. 14 Mei 2008), maka fasilitas penjaminan dapat diberikan kepada debitur yang belum pernah mendapatkan pembiayaan kredit program lainnya

c. KUR yang diperjanjikan antara Bank Pelaksana dengan UMKM-K yang bersangkutan.

2. KUR disalurkan kepada UMKM-K untuk modal kerja dan investasi dengan ketentuan:

a. Untuk kredit sampai dengan Rp. 5 juta, tingkat bunga kredit atau margin pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar atau setara 20- 21% efektif pertahun

b. Untuk kredit di atas Rp. 5 juta rupiah sampai dengan Rp. 500 juta, tingkat bunga kredit atau margin pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar atau setara 12- 13% efektif pertahun.

(39)

3. Bank pelaksana memutuskan pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) berdasarkan penilaian terhadap kelayakan usaha sesuai dengan asas-asas perkreditan yang sehat, serta dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.

2.6 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 2.6.1 Pengertian dan Karakteristik UMKM

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ada beberapa kriteria yang dipergunakan untuk mendefinisikan pengertian dan kriteria UMKM. Pengertian-pengertian UMKM tersebut adalah :

1. Usaha Mikro Kriteria Kelompok Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

2. Usaha Kecil Kriteria Usaha Kecil Adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

3. Usaha Menengah Kriteria Usaha Menengah Adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik

(40)

langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini.

Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, UMKM dapat diartikan sebagai berikut:

1. Usaha Mikro, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan WNI dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah) per tahun. Usaha mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp 50.000.000. Ciri-ciri usaha mikro adalah sebagai berikut:

a. Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti.

b. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat.

c. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha.

d. Pengusaha atau SDM nya berpendidikan rata-rata sangat rendah, umumnya tingkat SD dan belum memiliki kewirausahaan yang memadai.

e. Umumnya belum mengenal perbankan tetapi lebih mengenal rentenir.

f. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.

g. Tenaga kerja atau karyawan yang dimilki kurang dari 4 orang.

(41)

2. Usaha Kecil, Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1995, usaha kecil adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memilki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.

1.000.000.000 pertahun serta dapat menerima kredit dari Bank diatas Rp.

50.000.000 sampai Rp 500.000.000 . Ciri-ciri Usaha Kecil antara lain : a. SDM-nya sudah lebih maju, rata-rata pendidikannya SMA dan sudah

ada pengalaman usahanya.

b. Pada umumnya sudah melakukan pembukuan atau manajemen keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, dan sudah membuat neraca usaha.

c. Pada umumnya sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya, termasuk NPWP.

d. Sebagian besar sudah berhubungan dengan perbankan, namun belum dapat membuat perencanaan bisnis, studi kelayakan dan proposal kredit kepada bank, sehingga masih sangat memerlukan jasa konsultasi atau pendampingan.

e. Tenaga kerja yang dipekerjakan antara 5 hingga 19 orang.

3. Usaha Menengah, Menurut Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1999, usaha menengah adalah Usaha bersifat produktif yang memenuhi kriteria kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak sebesar Rp 10.000.000.000

(42)

(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

Ciri-ciri usaha menengah yaitu :

a. Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi.

b. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan.

c. Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll.

d. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll.

e. Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan.

f. Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik.

2.6.2 Permasalahan yang dihadapi UMKM

Menurut Hubeis (2009: 4-6) permasalan umum yang biasanya terjadi pada UMKM yaitu :

a. Kesulitan Pemasaran

Pemasaran sering dianggap sebagai salah satu kendala yang kritis bagi perkembangan UMKM. Dari hasil studi yang dilakukan oleh James dan Akrasanee (1988) di sejumlah negara ASEAN, menyimpulkan UMKM

(43)

tidak melakukan perbaikan yang cukup di semua aspek yang terkait dengan pemasaran seperti peningkatan kualitas produk dan kegiatan promosi, sulit sekali bagi UMKM untuk dapat turut berpartisipasi dalam era perdagangan bebas.

b. Keterbatasan Finansial

Terdapat dua masalah utama dalam kegiatan UMKM di Indonesia, yakni dalam aspek finansial (mobilisasi modal awal dan akses ke modal kerja) dan finansial jangka panjang untuk investasi yang sangat diperlukan demi pertumbuhan output jangka panjang. Walaupun pada umumnya modal awal bersumber dari modal (tabungan) sendiri atau sumber-sumber informal, namun sumber-sumber permodalan ini sering tidak memadai dalam bentuk kegiatan produksi maupun investasi. Walaupun begitu banyak skim-skim kredit dari perbankan dan bantuan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sumber pendanaan dari sektor informal masih tetap dominan dalam pembiayaan kegiatan UMKM.

c. Keterbatasan Sumber Daya Manusia

Salah satu kendala serius bagi banyak UMKM di Indonesia adalah keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) terutama dalam aspek-aspek entrepreneurship, manajemen, teknik produksi, pengembangan produk, engineering design, quality control, organisasi bisnis, akuntansi data processing, teknik pemasaran, dan penelitian pasar. Semua keahlian ini sangat dibutuhkan untuk mempertahankan atau memperbaiki kualitas

(44)

produk,meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam produksi, memperluas pangsa pasar dan menembus pasar barang.

d. Masalah Bahan Baku

Keterbatasanbahan baku serta kesulitan dalam memeperolehnya dapat menjadi salah satu kendala yang serius bagi banyak UMKM di Indonesia.

Hal ini dapat disebabkan harga yang relatif mahal. Banyak pengusaha yang terpaksa berhenti dari usaha dan berpindah profesi ke kegiatan ekonomi lainnya akibat masalah keterbatasan bahan baku.

e. Keterbatasan Teknologi

UMKM di Indonesia umumnya masih menggunakan teknologi yang tradisional, seperti mesin-mesin tua atau alat-alat produksi yang bersifat manual. Hal ini membuat produksi menjadi rendah, efisiensi menjadi kurang maksimal, dan kualitas produk relatif rendah.

2.7 Tinjauan Pendapatan

Pendapatan pada dasarnya merupakan balas jasa yang diterima pemilik faktor-faktor produksi atas pengorbanannya dalam proses produksi. Masing- masing faktor produksi, seperti tanah akan memperoleh balas jasa dalam bentuk sewa tanah, tenaga kerja akan memperoleh balas jasa dalam bentuk bunga modal, serta keahlian termasuk para entrepreneur akan memperoleh balas jasa dalam bentuk laba (Sukirno, 2004).

Menurut Sunuharyo (1982), dilihat dari pemanfaatan tenaga kerja, pendapatan yang berasal dari balas jasa berupah upah atau gaji disebut pendapatan tenaga kerja (labour income), sedangkan pendapatan dari selain tenaga kerja

(45)

disebut dengan pendapatan bukan tenaga kerja (non labour income). Dalam kenyataannya membedakan antara tenaga kerja dan pendapatan bukan tenaga kerja tidaklah selalu mudah dilakukan. Ini disebabkan karena nilai output tertentu umumnya terjadu atas kerja sama dengan faktor produksi lain. Oleh karena itu, dalam perhitungan pendapatan dipergunakan beberapa pendekatan tergantung pada lapangan pekerjaannya.

Untuk yang bekerja dan menerima balas jasa berupah upah atau gaji dipergunakan pendekatan pendapatan (income approach), bagi yang bekerja sebagai pedagang, pendapatannya dihitung dengan melihat keuntungan yang diperolehnya. Untuk yang bekerja sebagai petani, pendapatannya dihitung dengan pendekatan produksi (production approach). Dengan demikian berdasarkan pendekata di atas dalam pendapata pekerja telah terkandung balas jasa atau skill yang dimilikinya.

2.8 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yang dapat menjadi pertimbangan pada penelitian ini, antara lain:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu 3

No Nama

Peneliti Judul Penelitian Hasil / Kesimpulan 1 Budi

Setyo Nugraha (2013)

Dampak pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Karang Anyar.

Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa

efektivitas dari variabel input dan output tergolong efektif tetapi kurang efektif dilihat dari variabel proses. Dan berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan UMKM.

(46)

2 Daniel Kadju (2015)

Efektivitas Program Bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pada Usaha Mikro Kecil

dan Menengah

(UMKM) Di

Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung.

Berdasarkan hasil penelitian data yang dilakukan

ditemukan bahwa tingkat efektivitas program KUR pada UMKM adalah sangat efektif dengan tingkat efektivitas sebesar 82,4 persen dan program KUR berdampak positif dan signifikan terhadap peningkatan jumlah kerja kerja, pemasaran dan peningkatan pendapatan UMKM.

3 Christian Adi Utomo (2016)

Efektivitas Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia Unit

Tawangmangu Dalam Pengembangan Usaha Pedagang Mikro

Hasil penelitian ini mengindikasikan dari sisi produktivitas berjalan efektif, tetapi dari sosialisasi dan kepuasan kerja pegawai tidak berjalan efektif.

2.9 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan model tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah.

Dari penelitian ini terdapat variabel bebas yaitu Efektivitas Program KUR dan variabel terikatnya Pendapatan UMKM. Dari keefektivan Program KUR tersebut akan diketahui bagaimana dampak program KUR terhadap pendapatan UMKM.

Kerangka berpikir pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:

(47)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.10 Hipotesis

Hipotesis adalah merupakan suatu rumusan yang menyatakan adanya hubungan tertentu antara dua variabel atau lebih. Hipotesis ini bersifat sementara yang permasalahannya akan diuji kebenarannya secara ilmiah. Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H0: Program KUR berjalan efektif terhadap pendapatan UMKM

H1 : Program KUR berdampak positif KUR terhadap pendapatan UMKM

Pendapatan UMKM

KUR

UMKM

Efektivitas

Pendapatan

Menurun Tetap

Meningkat

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, yaitu penelitian yang secara khusus dilakukan dengan tujuan menganalisis dan menguraikan sifat-sifat dan keadaan sebenarnya dari suatu objek penelitian. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan fakta-fakta dan menguraikannya secara menyeluruh dan teliti hingga memperoleh hasil dan kesimpulan dari permasalahan yang akan diteliti.

Penelitian ini dilakukan di Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan PT. Bank SUMUT berada di Tebing Tinggi dan peneliti bermaksud mengetahui sejauh mana pengaruh Kredit Usaha Rakyat PT. Bank SUMUT tersebut terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

Penelitian ini menggunakan metode survei. Data yang digunakan adalahdata primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui kuesioner denganbeberapa pernyataan terhadap UMKM penerima program bantuan KUR, sedangkan data sekunder di ambil dari perusahaan terkait yaitu PT. Bank SUMUT Cabang Tebing Tinggi.

3.2 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Sumut cabang Kota Tebing Tinggi dan akan berlangsung selama beberapa bulan, dimulai dari bulan Juni 2017 hingga selesai.

32

(49)

3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan.

Adapun definisi operasional variabel penelitian seperti yang terdapat pada tabel dibawah ini:

3.3.1 Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat yang disebabkan atau dipengaruhi oleh adanya variabel bebas atau independen. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependen) yang digunakan adalah pendapatan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Pendapatan UMKM adalah jumlah pendapatan yang diperoleh pelaku UMKM sebelum dan setelah menerima KUR.

3.3.2 Variabel Independen

Variabel Independen atau variabel bebas yaitu yang mempengaruhi variabel terikat. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah KUR, Dampak, dan Efektivitas.

- KUR adalah kredit atau pembiayaan kepada UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah) dalam bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif.

- Dampak adalah benturan,pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif.

- Efektivitas adalah adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan merupakan keberhasilan

(50)

dari suatu usaha atau tindakan dalam hal ini efektivitas dapat dilihat dari tercapai tidaknya suatu instruksional khusus yang telah dicanangkan.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian 3.4.1 Populasi

Populasi yang penulis gunakan sebagai objek penelitian adalah pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang memperoleh Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank Sumut cabang Tebing Tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2017 jumlah UMKM penerima KUR sebanyak 35 nasabah debitur dan seluruh jumlah ini yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini.

3.4.2 Sampel

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik sampling jenuhyang artinya adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan apabila jumlah populasi relatif kecil, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil atau biasa disebut dengan sensus dimana semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2012: 85). Dalam penelitian ini mengukur tentang efektivitas dan dampak KUR, maka sumber datanya adalah pelaku UMKM yang menerima KUR (dalam hal ini 35 orang).

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 134) apabila subjeknya kurang dari 100 maka lebih baik diambil semuanya. Penggunaan sampling jenuh pada penelitian ini didasarkan pada beberapa pertimbangan, yaitu: (1) jumlah populasi yang relatif kecil, (2) dapat memperoleh informasi yang lengkap tentang ciri dan

(51)

sifat populasi, (3) dan dapat menghasilkan gambaran yang lengkap dan dapat dipercaya tentang KUR pada PT Bank Sumut Cabang Tebing Tinggi oleh nasabah debitur.

Adapun Usman Rianse dan Abdi (2011: 210) menuliskan kelebihan menggunakan sampling jenuh adalah simpulan penelitian memberikan gambaran yang komprehensif tentang populasi. Karena dalam penelitian ini menggunakan seluruh populasi sebagai sampel penelitian, maka dapat juga disebut penelitian populasi.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pengumpulan data dengan wawancara melalui kuesioner yaitu melakukan wawancara dengan membuat daftar pertanyaan yang relevan dengan penelitian yang dilakukan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.

Metode ini ditujukan kepada pelaku UMKM penerima KUR Bank Sumut cabang Tebing Tinggi untuk menggali informasi terkait penelitian ini.

Apabila dipandang dari bentuknya, maka jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup dengan skala Guttman atau disebut juga dengan skala sederhana. Menurut Sugiyono (2012: 96) Skala Guttman digunakan apabila ingin mendapatkan jawaban yang jelas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Riduwan (2010: 91) menjelaskan bahwa skala guttman adalah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.

(52)

Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item- item instrumen yang dapat berupa pertanyaan ataupun pernyataan.

Tabel 3.1 Skala Guttman

Interval Nilai

Tidak 1

Ya 2

Sumber : Darwin (2010:54)

Dengan adanya skala guttman, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan maupun pernyataan. Instrumen penelitian yang menggunakan skala Guttmen ini dapat dibuat dalam bentuk checklist atau pilihan berganda. Skala Guttman merupakan skala yang memberikan respon yang tegas dan terdiri atas dua alternatif jawaban, yaitu “ya”atau “tidak”. Kedua opsi tersebut mempunyai skor masing-masing adalah 1 untuk jawaban “ya” dan 0 untuk jawaban “tidak”. Adapun total skor dari masing-masing responden adalah hasil penjumlahan skor dari seluruh butir yang tersedia. Untuk setiap penelitian dalam angket penelitian ini disediakan 2 jawaban dengan kiteria skor sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kriteria Skor Alternatif Skala Guttman

Pertanyaan Ya Tidak

Positif (skor) 1 0

Negatif (skor) 0 1

Sumber : Darwin (2010:54)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang menunjukkan ada pengaruh penyuluhan terhadap perilaku ibu dalam stimulasi tumbuh kembang anak usia 3 dan 4 tahun di PAUD Tapak Dara Bangunjiwo Kasihan

TELAAH LITERATUR Bab ini membahas mengenai teori Pasar Modal, Investasi, Saham, Efficient Market Theory, Signalling Theory, Analisis Fundamental, Price Earning Ratio sebagai

PRA-RANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHHYDRIDE DAN N-BUTANOLDENGAN KALATIS ASAM SULFAT.. KAPASITAS

Intinya adalah jika konselor dapat menerapkan onseling dengan baik maka klien yang mendapat kekerasan dalam rumah tangga dapat memecahkan masalanya, karena pada dasarnya

Posyandu lansia diselenggarakan dengan tujuan untuk : meningkatkan kesejahteraan lanjut usia dengan kegiatan lansia yang mandiri dalam masyarakat, memudahkan bagi lanjut usia

Saat kehilangan gaya benda akan berhenti atau saat berhenti benda tidak memiliki gaya; (2) Menganggap arah gerak benda selalu sesuai dengan arah gaya yang bekerja pada

Tuntunan Praktis Belajar Database Mengguankan MySQL, C.. Pemrograman Web Dinamis menggunakan PHP dan

Efek yang dirasakan oleh YW setelah mengikuti intervensi SEFT adalah: Sakit asam lambung sudah tidak sering kambuh, emosi lebih terkendali, lebih ikhlas dengan keadaan