• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wahjuningsih. SMK Negeri 2 Sukoharjo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Wahjuningsih. SMK Negeri 2 Sukoharjo"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

95

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PRAKTIK PEKERJAAN DASAR TEKNIK OTOMOTIF PADA MATERI ALAT – ALAT UKUR MEKANIK

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BAGI SISWA KELAS X TKRO A SMK NEGERI 2 SUKOHARJO

PADA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Wahjuningsih SMK Negeri 2 Sukoharjo

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar praktik pekerjaan dasar Teknik otomotif pada materialat-alat ukur mekanik melalui model pembelajaran.PBL bagi siswa kelas X TKRO A SMK Negeri 2 Sukoharjo pada semester 1 tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian ini mengambil lokasi di SMK Negeri 2 Sukoharjo. Subjek penelitian adalah siswa Kelas X TKRO A pada semester 1 tahun pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 36 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 1 Juli 2019 sampai dengan tanggal Desember 2019.

Teknik pengumpulan data dengan observasi, angket, wawancara, dokumentasi, dan. Analisis data dengan menggunakan analisis diskriptif kualitatif. Prosedur penelitian dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari 2 siklus dan setiap siklus 2 kali pertemuan.

Hasil yang dicapai adalah pada prasiklus diperoleh kualitas proses pembelajaran kriteria Baik dan dicapai 15 siswa atau 52,50% tidak tuntas dan 13 siswa atau 37% tuntas. Rata-rata yang dicapai adalah 64,54. Siklus I terdapat kualitas proses pembelajaran adalah 70% kriteria Baik dari jumlah siswa dan ketuntasan siswa dalam belajar sebanyak 21 siswa atau 60% tuntas, sedangkan 14 siswa atau 40% siswa tidak tuntas, rata-rata yang dicapai adalah 71,43 kurang dari indikator keberhasilan sebesar 80,00. Siklus II adalah kualitas proses pembeljaran mencapai 85% Baik dihitung dari jumlah siswa dan ketuntasan siswa sebanyak 33 siswa atau 94% tuntas dan terdapat 2 siswa yang tidak tuntas atau 6%. Ketuntasan 96% yang berada di atas 85% dan rata-rata kelas diperoleh hasil 80,17 melebihi indikator keberhasilan yaitu 80,00, hasil ini menandakan bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan metode Kooperatif Tipe PBL telah berhasil.

Kata Kunci: Hasil Belajar; Keterampilan; Kooperatif PBL

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Peralatan Kerja bengkel adalah sekumpulan alat/perkakas yang sering dipakai oleh mekanik dalam melakukan pekerjaan di bengkel, misalnya dalam kegiatan-kegiatan produksi, perawatan, perbaikan dan reparasi. Bagi seorang mekanik yang sehari-harinya melakukan aktifitas tersebut, jelas memerlukan peralatan guna membantu agar pekerjaannya bisa terselesaikan secara efektif dan efisien. Penggunaan peralatan yang benar dan sesuai fungsinya merupakan keharusan.

Permasalahan terjadi di SMK Negeri 2 Sukoharjo, siswa kelas X TKRO A. Sebelum penelitian ini dilaksanakan, hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif (PDTO) masih rendah. Buktinya, rata-rata hasil ulangan harian pada mata pelajaran ini masih di bawah KKM yang ditentukan yaitu 75. Hasil ulangan harian pertama

(2)

96

pada standar kompetensi, mengklasifikasikan jenis alat ukur mekanik nilai tertinggi adalah 80, nilai terendah 55. Siswa yang belum tuntas dalam pelajaran ini sebanyak 21 siswa atau 58,33% dan rata-ratanya adalah 65,47.

Berdasarkan uraian tersebut maka dalam penelitian ini mengambil judul:

Peningkatan Hasil Belajar Praktik Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif Pada Materi Alat – Alat Ukur Mekanik melalui Model Pembelajaran Problem Base Learnig (PBL) bagi Siswa Kelas X TKRO A SMK Negeri 2 Sukoharjo pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020.

Rumusan Masalah

Bagaimanakah kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar tentang Alat Ukur Mekanik melalui model Pembelajaran PBL bagi siswa Kelas X TKRO A SMK Negeri 2 Sukoharjo pada Semerster 1 Tahun Pelajaran 2019/2020?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan Kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar tentang Alat Ukur Mekanik melalui model Pembelajaran PBL bagi siswa Kelas X TKRO A SMK Negeri 2 Sukoharjo pada Semerster 1 Tahun Pelajaran 2019/2020.

KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

Kajian Teori

Pengertian Belajar

Winkel (1991:36) menjelaskan bahwa, “Belajar adalah suatu aktifitas mental/psikis yang berlangsung dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat konstan dan berbekas”. Conny Semiawan (1992:2) mengatakan bahwa, “Belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu, berkat adanya interaksi antara individu dan individu dan lingkungan”. Nasution (1992: 3) berpendapat bahwa, “Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri yang berlajar baik aktual maupun potensial. Perubahan itu pada dasarnya berupa kemampuan baru, yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.

Perubahan itu terjadi karena usaha”.

Hasil Belajar

Hasil belajar pengaturan kegiatan kognitif yaitu sistematisasi arus pikiran sendiri dan sistematisasi proses belajar dalam diri sendiri (diri orang). Belajar mengatur kegiatan kognitif jelas-jelas terpengaruh oleh taraf kemampuan belajar yang dimiliki siswa termasuk di dalamnya taraf intelegensi. Jadi sering terjadi siswa yang berkemampuan belajar tinggi, akan lebih mahir dalam belajar mengatur kegiatan kognitif internal untuk diri sendiri dibandingkan dengan siswa yang tidak begitu pandai. Hasil belajar keterampilan motorik disebut juga sebagai ”psychomotor skill” atau ”perseptual motor skill”.

Belajar Kelompok

Robert L Cilstrap dan William R Martin dalam Roestiyah (2001:67) memberikan pengertian kerja kelompok adalah “kegiatan sekelompok siswa yang bisaanya berjumlah

(3)

97

kecil, yang diorganisir untuk kepentingan belajar, dimana keberhasilan kelompok ini menuntut kegiatan yang kooperatif dari individu anggota kelompok tersebut”.

Keuntungan Pembelajaran Secara Kelompok

Nasution menjelaskan bahwa untuk membentuk manusia demokratis kita harus menekankan pelaksanaan keja sama atau kerja kelompok, karena menurut para ahli pendidikan prinsip kerja sama lebih banyak faedahnya dari pada sistem persaingan. Menurut Nasution (2000:90).

Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif

Pada pembelajaran kooperatif dikenal ada 4 tipe, yaitu: 1) tipe PBL, 2) tipe Jigsaw, 3) Investigasi Kelompok dan 4) tipe Struktural.

Tentang hal itu dapat diuraikan sebagai berikut:

Tipe PBL

Pembelajaran kooperatif tipe PBL adalah pembelajaran kooperatif di mana siswa belajar dengan menggunakan kelompok kecil yang anggotanya heterogen dan menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran untuk menuntaskan materi pembelajaran, kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pembelajaran melalui tutorial, kuis satu sama lain dan atau melakukan diskusi.

Tipe Jigsaw

Tipe Jigsaw adalah salah satu model pembelajaran kooperatif di mana pembelajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa yang bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mendapatkan pengalaman belajar yang maksimal, baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok.

Investigasi Kelompok

Investigasi kelompok merupakan pembelajaran kooperatif yang paling komplek dan paling sulit untuk diterapkan, di mana siswa terlibat dalam perencanaan pemilihan topik yang dipelajari dan melakukan pentelidikan yang mendalam atas topik yang dipilihnya, selanjutnya menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas.

Tipe Struktural

Ada 2 macam pembelajaran koooperatif tipe struktural ini yang terkenal, yaitu:

Think-pair-share dan Numbered head together.

Pembelajaran Kooperatif Tipe PBL Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya (Slavin, 1994:321).

(4)

98 Pembelajaran Kooperatif tipe PBL

PBL (Problem Base Learning) dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman- temannya di Universitas John Hopkin dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Menurut Robert Slavin dan kawan-kawan, model pembelajaran kooperatif tipe PBL terdiri dari 5 komponen (fase), yakni: 1) resentasi kelas (class presentation), 2) pembentukan tim (teams), 3) kuis individu (individual quizzes), 3) perubahan skor individu (individual improvement score) dan 4) penghargaan tim (team recognition).

Problem Based Learning (PBL)

Menurut Marpaung (2002) paradigma belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Pengetahuan itu dianggap kontruksi dari mereka yang belajar dibentuk oleh pengalaman individual,Siswa harus aktif mengolah informasi dengan berbagai cara, misalnya melalui interaksi dengan sesama siswa atau dengan guru. Menurut Sriyono (1992: 118), “Metode pemecahan masalah adalah suatu cara pembelajaran dengan menghadapkan siswa kepada sesuatu masalah dipecahkan atau diselesaikan”.

Alat ukur mekanik

Pengertian Alat Ukur Mekanik

Alat ukur mekanik merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh ukuran suatu benda dan digunakan secara mekanik. Selain alat ukur ini, masih ada 2 jenis lain yang termasuk alat ukur.

Macam Macam Alat Ukur Mekanik

Ada banyak sekali alat ukur yang dirancang untuk digunakan secara mekanik. Dari sekian banyak alat tersebut, berikut ini adalah contoh alat yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.Mistar Baja, Penggaris Gulung, Busur Derajat, Vernier Caliper, Outside Caliper, Inside Caliper, Outside Micrometer, Inside Micrometer

Penelitian yang Relevan

Salah atu judul penelitian yang ditulis orang lain adalah”Upaya Peningkatan hasil Belajar melalui Metode pembelajaran Kooperatif Tipe (PBL) Pada Pelajaran Alat Ukur Mekanik Siswa Kelas XI IPS 4 SMAN 1 Pengasih Tahun Ajaran 2012/2013 oleh Pratomo Adi Christiawan.

Kerangka Berpikir

Untuk mengatasi rendahnya prestasi siswa maka dilakukan Penelitian Tindakan Kelas dalam pembelajaran Alat Ukur Mekanikdengan menggunakan metode kooperatif model PBL. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.

Hipotesis

Diduga terdapat peningkatan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar Alat Ukur Mekanik melalui metode kooperatif tipe PBL bagi siswa Kelas X TKRO A SMK Negeri 2 Sukoharjo pada Semerster 2 Tahun Pelajaran 2019/2020.

(5)

99 METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama enam bulan yaitu mulai dilaksanakan dari Juli 2019 sampai dengan tanggal Desember 2019. Rincian kegiatan penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 2 Sukoharjo. Penelitian tindakan kelas ini mengambil subyek penelitian di Kelas X TKRO A SMK Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 36 siswa. Dengan perkataan lain, Kelas X TKRO A ditetapkan sebagai setting kelas dengan dibantu teman sejawat (Kolaborator) yang juga guru kelas di SMK Negeri 2 Sukoharjo yaitu Bapak Sismanto, S.Pd., M.Si.

Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode yaitu: Metode Observasi, Metode Interview, Metode Dokumentasi

Metode Analisis Data

Metode ini digunakan untuk memberi interpretasi terhadap data yang telah diseleksi baik data yang diperoleh melalui observasi, interview, angket, maupun dokumentasi. Setelah datanya terkumpul kemudian diklasifikasikan menjadi data kualitatif dan kuantitatif.

Validasi Data

Validasi proses perbaikan pembelajaran dilakukan dengan teknik tiangulasi data yang meliputi triangulasi sumber dan triangulasi metode.

Indikator Kerja

Indikator kerja dalam penelitian ini adalah: Kualitas Proses pembelajaran mencapai 85% siswa sudah mencapai kriteria Baik dan Rata-rata hasil belajar 85% bisa mencapai nilai minimal adalah 80,00.

Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan yaitu:

1. Siklus I: Perencanaan,Tindakan, Observasi, dan Analisis dan Refleksi 2. Siklus II: Perencanaan, Tindakan, Observasi, dan Analisis dan Refleksi HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Deskripsi Kondisi Awal

Pada kondisi awal sebelum pelaksanaan tindakan kelas, metode yang digunakan guru adalah metode ceramah. Aktifitas pembelajaran lebih didominasi oleh guru dan siswa cenderung pasif.

(6)

100

Grafik Prestasi Belajar Siswa Kondisi Awal

Dari data nilai prestasi di atas, nilai rata-rata siswa kelas X TKRO A adalah 65,47, masih di bawah nilai KKM yang ditetapkan yaitu 75. Nilai tertinggi siswa 80, nilai terendah 55 dan jumlah siswa kelas X TKRO A yang mencapai nilai KKM hanya 15 siswa (41,67%) dari total 36 siswa kelas X TKRO A SMK Negeri 2 Sukoharjo.

Deskripsi Hasil Siklus I Perencanaan

Dimulai dengan perncanaan yang baik.

Tindakan

Gambar siswa konsultasi pada guru atas hasil karyanya Observasi

Pada pertemuan akhir siklus I dilaksanakan tes tertulis, Grafik Prestasi Belajar Siswa Siklus I

(7)

101 Refleksi

Pada kondisi awal peneliti belum menerapkan metode Problem Based Learning (PBL). Nilai rata-rata siswa kelas X TKRO A adalah 65,47, masih di bawah nilai KKM yang ditetapkan yaitu 75. Nilai tertinggi siswa 80, nilai terendah 55 dan jumlah siswa kelas X TKRO A yang mencapai nilai KKM hanya 15 siswa (41,67%) dari total 36 siswa kelas X TKRO A SMK Negeri 2 Sukoharjo.

Deskripsi Hasil Siklus II Perencanaan

Pada tahap perencanaan tindakan siklus II, peneliti menerapkan pemanfaatan media kartu gambar. Hal-hal yang harus di persiapkan dalam pembelajaran siklus II. Diawali dengan Menyusun Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan metode Problem Based Learning (PBL).Dst.

Tindakan

Siklus II dilaksanakan dalam bulan September 2019. Siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan untuk kegiatan penyampaian materi pembelajaran dan tes.

Observasi

Hasil observasi peneliti saat pembelajaran pada siklus II melalui penerapan metode Problem Based Learning (PBL) adalah:

Grafik Prestasi Belajar Siswa Siklus II

Pada siklus II peneliti menerapkan metode pembelajaran metode Problem Based Learning (PBL). Nilai rata-rata prestasi belajar Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif materi alat - alat ukur mekanik siswa kelas X TKRO A SMK Negeri 2 Sukoharjo adalah 82,5, nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 65. Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 34 siswa (94,44%) dari total 36 siswa kelas X TKRO A SMK Negeri 2 Sukoharjo.

Refleksi

Pada tindakan siklus II siswa kelihatan lebih aktif dalam pembelajaran, diskusi kelompok dengan kartu gambar lebih hidup.

(8)

102 Pembahasan

Setelah peneliti melaksanakan tindakan penelitian melalui penerapan metode Problem Based Learning (PBL), secara empiris diperoleh data peningkatan prestasi belajar Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif materi alat - alat ukur mekanik pada siswa kelas X TKRO A SMK Negeri 2 Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo semester I Tahun Pelajaran 2019/2020 dari kondisi awal, siklus I dan siklus II. Melalui penerapan metode Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan prestasi belajar Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif materi alat - alat ukur mekanik dari kondisi awal nilai rata-rata 65,47 dengan ketuntasan 41,67% ke kondisi akhir pada siklus II nilai rata-rata 82,5 dengan ketuntasan 94,44% pada siswa kelas X TKRO A SMK Negeri 2 Sukoharjo semester I Tahun Pelajaran 2019/2020.

PENUTUP

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan Kualitas proses pembelajaran mencapai 87% pada akhir siklus II dari jumlah siswa di atas indikatornya yaitu 80%. Dari data empirik menyatakan melalui penerapan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan prestasi belajar Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif materi Aalat-alat Ukur Mekanik dari kondisi awal nilai rata-rata 70 dengan ketuntasan 54, 54% ke kondisi akhir pada siklus II nilai rata-rata 85 dengan ketuntasan 86, 36% pada siswa kelas X TKRO A SMK Negeri 2 Sukoharjo semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020.

DAFTAR PUSTAKA

Dalyono. 2005. Prestasi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Penerbit Rineka Cipta Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:PT. Rineka Cipta.

Gunarso, Arif. 1993. Bagaimana Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah. Surabaya:

Usaha Nasional.

Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Ilyas, T. 2008. Fungsi dan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Keraf, Gorys. 1984. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Nasution S. 1990. Pengertian Belajar. Bandung: Bumi Aksara

Pribadi, Benny A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat

Sagala, Saiful. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta

Gambar

Grafik Prestasi Belajar Siswa Kondisi Awal
Grafik Prestasi Belajar Siswa Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Kyselyssä selvitettiin myös vuodet, jolloin vastaajat olivat käyttäneet torjuntame- netelmää (Kuvat 4b ja c). Vastaajista kaksi kolmasosaa oli käyttänyt torjuntame- netelmää

PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT (BEP) PEMPEK KAPAL SELAM PADA PEMPEK SENTOSA PALEMBANGi.

Harga tetapan kalorimeter diperoleh dengan membagi jumlah kalor yang diserap oleh kalorimeter dengan perubahan temperatur .Dengan demikiantetapan kalorimeter(kapasitas panas

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi mem banggakan diri.”( QS. Nasihat Lukman kali ini adalah ahlak dan sopan santun dalam

(1) Dalam keadaan penyelenggara telekomunikasi khusus untuk keperluan pertahanan keamanan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) huruf b belum atau tidak mampu

Faktor ± faktor produksi yang mempengaruhi produksi usahatani jagung tanpa melihat jenis lahan (lahan sawah + lahan kering) menunjukkan variabel pupuk Urea berpengaruh

saham. Dengan demikian hipotesis kelima yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham telah terbukti kebenarannya. Berdasarkan

Penelitian ini membahas mengenai hasil pengujian dan analisis pada sistem yang telah dibuat yaitu pengujian katup gula, dimana nilai acuan untuk takaran 1 gelas