• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Biara,Kapel,Dan Fasilitas Retreat Seminari Stella Maris Di Bogor.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Biara,Kapel,Dan Fasilitas Retreat Seminari Stella Maris Di Bogor."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Pada umumnya, biara adalah sesuatu yang langsung mengingatkan orang pada sebuah rumah atau asrama tua yang menampung orang yang ingin menjadi seorang pastor atau orang-orang yang mendedikasikan hidupnya untuk kegiatan rohani. Kesan rumah tua yang seringkali

muncul ketika orang mendengar kata „biara‟ bisa dihilangkan dengan persepsi desain yang baru,

yaitu desain yang modern tetapi tetap terlihat sederhana. Dengan tema yang menyatu dengan

alam yaitu tema “Natural” dan konsep yang menyatukan seluruh penghuni biara, yaitu

“Kekeluargaan”, diharapkan biara bisa menjadi sebuah rumah yang nyaman untuk ditinggali dan

(2)

ABSTRACT

(3)

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

PRAKATA ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 2

1.1 Latar Belakang Masalah ...2

1.2 Gagasan Masalah ... 3

1.3 Identifikasi Masalah ...3

1.4 Tujuan Perancangan ...3

1.5 Sistematika Penulisan ...4

BAB II SEMINARI STELLA MARIS, KAPEL, DAN BIARA 2.1 Sejarah Gereja Katolik di Indonesia ... 5

2.1.1 Era VOC... 6

2.1.2 Era Hindia-Belanda ... 7

2.1.3 Van Lith ... 7

(4)

2.1.5 Era Kemerdekaan ... 8

2.2 Desain Arsitektur Gereja di Indonesia ... 9

2.3 Konsep Bangunan Gereja Katolik ... 10

2.4 Studi Seminari Stella Maris ... 11

2.4.1 Seminari Stella Maris Bogor ... 11

2.4.1.1 Tujuan Didirikannya Seminari Menengah Stella Maris ... 11

2.4.1.2 Kebhinnekaan Siswa ... 11

2.4.1.3 Jenjang Pendidikan ... 12

2.4.1.4 Masa Depan Seminari Stella Maris ... 12

2.5 Keuskupan Bogor... 13

2.5.4 Tentang Keuskupan Bogor ... 15

2.6 Kapel dan Biara... 16

2.6.1 Definisi dan Fungsi Kapel ... 16

2.6.2 Ruang-ruang dalam Kapel dan Fungsinya ... 17

2.6.2.1 Panti Imam ... 17

(5)

2.6.2.3 Panti Umat ... 17

2.6.2.4 Tempat Koor ... 17

2.6.2.5 Menara Gereja ... 17

2.6.2.6 Tempat Air Suci ... 18

2.6.3 Definisi dan Fungsi Biara ... 18

2.7 Survey Fungsi Sejenis ... 18

2.8 Interior Kapel ... 22

2.8.1 Warna-warna Dalam Interior Kapel ... 22

2.9 Fungsi Kapel dan Biara ... 23

BAB III KAPEL, BIARA, DAN FASILITAS REKOLEKSI ... 25

3.1 Deskripsi objek ... 25

3.1.1 Site Analysis ... 26

3.2 Analisa Bangunan ... 28

3.3 Proyek Biara dan Kapel serta Fasilitas Retreat ... 29

3.3.1 Estimasi Jumlah Penghuni ... 29

3.3.2 Agenda Kegiatan ... 30

3.3.3 Kebutuhan Ruang ... 31

3.3.3.1 Tabel Kebutuhan Ruang ... 32

3.4 Programming ... 34

(6)

3.4.2 Bubble diagram lantai 2 ... 35

3.4.3 Bubble diagram lantai 3 ... 35

3.4.4 Zoning lantai 1 ... 36

BAB IV ANALISA PENGOLAHAN PERANCANGAN ... 39

4.1 Tema dan Konsep ... 40

4.1.2 Penggunaan Material ... 42

4.2 Site Plan ... 44

4.8 Denah Khusus Gedung Kapel ... 49

4.8.1 Potongan Kapel ... 50

(7)

4.9.1 Potongan Denah Khusus Biara ... 53

4.10 Denah Khusus Biara Frater ... 54

4.10.1 Potongan Denah Khusus Biara Frater ... 55

4.11 Denah Khusus Fasilitas Retret Lantai 1 ... 56

4.11.1 Potongan Denah Khusus Fasilitas Retret Lantai 1 ... 56

4.12 Detail Interior... 58

4.13 Detail Furniture ... 59

4.14 Perspektif ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

5.1 Kesimpulan ... 65

5.2 Saran ... 66

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Logo Keuskupan Bandung ... 13

Gambar 2.2 Fasad Ruang Rekreasi ... 18

Gambar 2.3 Area olahraga outdoor ... 19

Gambar 2.4 Ruang makan lantai 2 ... 19

Gambar 2.5 Ruang baca perpustakaan ... 19

Gambar 2.6 Ruang Komputer ... 20

Gambar 2.7 Kapel ... 20

Gambar 2.8 Bagian depan kapel ... 20

Gambar 2.9 Ruang tengah unit ... 21

Gambar 2.10 Kamar tidur ... 21

Gambar 3.1 Lokasi visual ... 26

Gambar 3.2 Bubble diagram lantai 1 ... 35

Gambar 3.3 Bubble diagram lantai 2 ... 35

Gambar 3.4 Bubble diagram lantai 3 ... 35

Gambar 3.5 Zoning lantai 1 ... 36

Gambar 3.6 Zoning lantai 2 ... 36

Gambar 3.7 Zoning lantai 3 ... 37

Gambar 3.8 Blocking lantai 1... 37

Gambar 3.9 Blocking lantai 2... 38

(9)

Gambar 4.1 Furnitur semen bertekstur kasar ... 40

Gambar 4.2 Konsep pencahayaan warm daylight ... 41

Gambar 4.3 Ubin bertekstur ... 42

Gambar 4.4 Contoh bukaan di ruang makan ... 43

Gambar 4.5 Site Plan ... 44

Gambar 4.6 Denah Umum lantai 1 ... 44

Gambar 4.7 Denah Umum lantai 2 ... 46

Gambar 4.8 Denah Umum lantai 3 ... 47

Gambar 4.9 Potongan Umum A... 48

Gambar 4.10 Potongan Umum B ... 49

Gambar 4.11 Denah khusus Kapel... 49

Gambar 4.12 Potongan denah khusus Kapel ... 50

Gambar 4.13 Potongan denah khusus Kapel ... 50

Gambar 4.14 Potongan denah khusus Kapel ... 50

Gambar 4.15 Potongan denah khusus Kapel ... 51

Gambar 4.16 Denah khusus gedung biara ... 52

Gambar 4.17 Potongan denah khusus biara ... 53

Gambar 4.18 Potongan denah khusus biara ... 53

Gambar 4.19 Potongan denah khusus biara ... 53

Gambar 4.20 Potongan denah khusus biara ... 53

(10)

Gambar 4.22 Potongan denah khusus biara frater ... 55

Gambar 4.23 Potongan denah khusus biara frater ... 55

Gambar 4.24 Potongan denah khusus biara frater ... 55

Gambar 4.25 Potongan denah khusus biara frater ... 55

Gambar 4.26 Denah khusus fasilitas retreat ... 56

Gambar 4.27 Potongan denah khusus fasilitas retreat ... 56

Gambar 4.28 Potongan denah khusus fasilitas retreat ... 66

Gambar 4.29 Potongan denah khusus fasilitas retreat ... 66

Gambar 4.30 Potongan denah khusus fasilitas retreat ... 66

Gambar 4.31 Detil interior dinding kapel ... 58

Gambar 4.32 Detil interior sirip ... 58

Gambar 4.33 Detil interior partisi ruang komputer ... 59

Gambar 4.34 Detil furniture bunk bed ... 59

Gambar 4.35 Detil furniture meja makan ... 60

Gambar 4.36 Detil furniture kursi makan ... 60

Gambar 4.37 Detil furniture storage ... 61

Gambar 4.38 Detil furniture seating ruang komputer ... 61

Gambar 4.39 Detil furniture meja baca ruang komputer ... 62

Gambar 4.40 Perspektif Kapel ... 62

Gambar 4.41 Perspektif ruang komputer ... 63

(11)

Gambar 4.41 Perspektif kamar frater ... 64

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Kehidupan membiara merupakan satu cara hidup religius dalam agama Katolik, yaitu cara mengikuti Yesus dan penyerahan diri secara total dengan doa, sabda, dan karya. Untuk mencapai cita-cita yang disebutkan sebelumnya tadi, hidup membiara harus mengasingkan diri dari dunia, menjalani tapa, mengingkari hal-hal duniawi dan berdoa kepada Yang Maha Kuasa.

Para biarawan menjalani hal-hal di atas untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada

Yang Maha Kuasa, dan mereka memberikan hidupnya untuk masyarakat dan umat Katolik dengan melayani, bekerja dan berkarya, dan memberikan jasa-jasa tertentu dalam lingkup biara. Untuk memenuhi semua kegiatan di atas, dibutuhkan sebuah biara yang kondusif.

(13)

perencanaan biara Katolik yaitu dengan keterbukaan biara, dan adaptasi terhadap potensi masyarakat sekitar. Untuk memberikan kesan menyatu dengan alam, beberapa bukaan besar akan dimanfaatkan sebaik mungkin sehingga menjadi biara yang menyatu dengan alam dan juga ramah lingkungan.

Lokasi perancangan yang terletak di daerah Cipanas, Bogor merupakan daerah yang sangat tepat untuk membangun sebuah biara dan kapel karena suasananya yang masih sangat menyatu dengan alam, cocok untuk menjadi tempat tinggal para frater dan pastur yang dalam kesehariannya membutuhkan ketenangan untuk menjalani kegiatan. Udara yang belum tercemar

juga menjadi salah satu faktor pendukung untuk membangun sebuah biara di daerah ini supaya dapat menyatu dengan alam.

Seminari Stella Maris merupakan salah satu sekolah pastoral yang terdapat di Bogor. Seminari ini menghasilkan pastor-pastor yang memiliki gelar Projo atau biasa disingkat sebagai Pr. untuk penulisan nama pastor sendiri.

1.2Gagasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka timbullah beberapa permasalahan yang harus diselesaikan dalam makalah ini:

(1) Penyediaan lokasi bangunan biara dan kapel yang tepat (2) Penyesuaian desain interior dengan prinsip-prinsip kekaulan (3) Pemanfaatan lokasi dengan desain interior

1.3Identifikasi Masalah

Sesuai dengan gagasan masalah yang diungkapkan di sub-bab sebelumnya, penulis membuat batasan-batasan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Desain interior seperti apa yang bisa membuat para penghuni biara tetap nyaman meski tetap mengacu pada prinsip-prinsip kekaulan?

2. Dimana peran interior yang nyata sebagai pembangun suasana yang kondusif bagi penghuni biara untuk melakukan kegiatannya?

(14)

1.4Tujuan Perancangan

Berdasarkan pokok masalah yang telah dirumuskan, berikut ini dipaparkan garis besar hasil-hasil yang ingin dicapai, yaitu sebagai berikut:

1. Mengetahui desain interior seperti apa yang cocok untuk biara

2. Mengetahui peran interior dalam membangun suasana kondusif bagi penghuni biara

3. Mengetahui pemanfaatan lokasi secara optimal untuk

disesuaikan dengan desain interiornya dan prinsip-prinsip kekaulan

Selain tujuan penulisan di atas, ada beberapa manfaat yang dapat dicapai bagi beberapa kalangan, yaitu sebagai berikut:

 Untuk penulis, dengan adanya karya tulis ini dapat meningkatkan pengetahuan penulis tentang Ordo Katolik lain selain Projo yang banyak terdapat di Bandung, dan juga untuk mengetahui desain interior macam apa yang cocok untuk biara dan kapel bagi biara Seminari Stella Maris

 Bagi mahasiswa yang lain, bila suatu saat dibutuhkan, penulis berharap karya tulis ini dapat berguna bagi orang lain untuk mempelajari tentang kebiasaan-kebiasaan yang terdapat dalam Seminari Projo, tentang interior yang digunakan pada desain biara pada umumnya dan desain macam apa yang sebenarnya dibutuhkan

1.5Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan karya tulis ilmiah ini adalah:

Bab I, yaitu berisi pendahuluan yang memuat latar belakang dari pembuatan karya tulis ini, dilanjutkan oleh gagasan masalah, identifikasi masalah, tujuan dari perancangan ini, dan sistematika penulisan.

Bab II berisi tentang definisi Seminari Stella Maris, pengertian gereja kapel dan biara,

pengertian tentang fungsi gereja dan biara, standar fungsi, studi tentang ergonomi, analisa dan

(15)

Bab III adalah bab yang berisi objek studi, yaitu para frater dan pastor yang menghuni

biara, memuat deskripsi proyek, tema dan konsep yang akan digunakan dalam perancangan

(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari seluruh penjelasan yang telah tercantum di makalah ini, dapat disimpulkan bahwa lokasi bangunan dan fungsinya cocok, karena lokasi Ciloto ini terdapat di Bogor, dengan keadaan sekitar kompleks bangunan yang masih berupa lahan hijau sangat mendukung fungsinya sebagai kapel, biara dan area rekoleksi atau retret.

Sebuah biara dan kapel memang membutuhkan tempat yang sunyi dan tenang tanpa suara-suara bising dari luar area, karena kegiatan-kegiatan yang terjadi di dalam kompleks biara ini membutuhkan keadaan yang tenang.

(17)

dalam desain interiornya. Contoh warna-warna yang digunakan untuk memenuhi interior kompleks biara ini adalah coklat, hijau, putih, dan biru. Masing-masing warna mewakilkan elemen natural yang ada di sekitar kompleks. Warna biru untuk warna langit dan air, warna hijau untuk dedaunan dan rumput, warna putih untuk awan, dan warna coklat untuk warna kayu.

Selain warna-warna yang telah disebutkan sebelumnya, ada juga warna yang tidak banyak dipakai tetapi tetap mewakili elemen alam, yaitu abu-abu yang mewakili bebatuan.

Konsep kekeluargaan yang dipilih adalah konsep kekeluargaan yang mengutamakan kelompok-kelompok kecil dengan frekuensi interaksi yang tinggi diterapkan di dalam layout

furniturenya, seperti yang terlihat di ruang makan, ruang rekreasi biara di lantai 1, dan ruang baca di lantai 2. Banyaknya penggunaan aplikasi huruf ‘U’ juga didasarkan pada konsep kekeluargaan, yaitu sifat anggota keluarga yang saling mendukung dan mengisi satu sama lain.

Perancangan kapel yang menggunakan pintu pivot di bagian belakang altar dibuat dengan pertimbangan, jika pada suatu misa jumlah umat tidak cukup ditampung di dalam gedung kapel, pintu-pintu pivot tersebut dapat dibuka, altarnya bisa dipindah, dan orang bisa duduk di luar sementara altarnya menggunakan altar batu yang terdapat di bagian luar gedung.

Warna-warna yang digunakan dalam interior kapel dan biara ini juga menjadi sebuah faktor yang memberikan rasa nyaman serta berkesan hangat karena menggunakan warna yang netral untuk mayoritas warna dinding, serta warna-warna alam memberikan kesan alam terbuka yang nyaman, sehingga penghuninya bisa merasa betah dalam suasana kekeluargaan dalam biara ini.

5.2 Saran

(18)

1

DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.petra.ac.id/viewer

http://dairizgraph.wordpress.com/2010/02/08/ergonomi/

http://aguswibisono.com/2009/apa-itu-ergonomi/

http://aboutcatholic.blogspot.com/2006_10_01_archive.html

http://kamusbahasaindonesia.org/

http://www.artikata.com/arti-332916-kapel.php

http://bahtera.org/kateglo/?mod=dictionary&action=view&phrase=biara

http://www.keuskupanbogor.org/seminari/index.htm

http://www.keuskupanbogor.org/seminari/t/description.htm

http://www.artikata.com/arti-350022-seminari.php

http://www.scribd.com/doc/26704810/Simbolisme-Liturgi-Ekaristi-Dalam-Gereja-Katolik

(19)

2

Heuken SJ, Adolf (1995). Ensiklopedi Gereja V Tr-Z. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.

Heuken SJ, Adolf (1995). Ensiklopedi Gereja I A-G. Jakarta: Yayasan Cipta

Loka Caraka.

Heuken SJ, Adolf (1993). Ensiklopedi Orang Kudus. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.

Referensi

Dokumen terkait

Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diambil dari catatan medik pasien dewasa dengan diagnosis klinis sepsis yang dirawat dan meninggal di ICU

Pengaturan Nasional mengenai pembangunan berkelanjutan termuat dalam UUD 1945 dalam pasal 28 A dan pasal 33 ayat 4, selain itu, juga terdapat dalam UU No.. 32 tahun 2009

Salah satu komplikasi anemia pada kehamilan adalah BBLR pada bayi yang dilahirkan, Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti hubungan antara berat badan lahir bayi dengan ibu

LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA APBD DAN PROGNOSIS 6 (ENAM) BULAN BERIKUTNYA PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN. Semester Pertama Semester Pertama Prognosis

lunak digunakan batu gerinda dengan perekat yang keras dan untuk bahan yang keras dengan perekat yang lunak. d) Banyaknya bahan yang digerinda : bila bahan yang

Protein dibuat dari satu atau lebih rantai polipeptida yang terdiri dari banyak asam.. amino yang dihubungkan oleh

Pada hari ini Rabu tanggal Lima Bulan Mei Tahun Dua ribu lima belas, kami yang bertanda tangan dibawah ini, Pokja Pengadaan Barang Unit Layanan Pengadaan

Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan