• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA PENERAPAN METODE “EARNED VALUE” dan “PROJECT CRASHING” PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISA PENERAPAN METODE “EARNED VALUE” dan “PROJECT CRASHING” PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENELITIAN

ANALISA PENERAPAN METODE “EARNED VALUE” dan “PROJECT CRASHING” PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG

Disusun oleh :

Ir. MANDIYO PRIYO, M.T.

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016

(2)

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PENELITIAN PAYUNG

1. Judul Penelitian : Analisis Penerapan Metode Earned Value dan Project Crashing pada Proyek nan Gedung

2. Ketua Peneliti :

a. Nama Lengkap dan gelar : Ir. Mandiyo Priyo, M.T.

b. Jenis Kelamin : Laki-Laki

c. NIP/NIK/NIDN : 19550218199409 123 016

d. Jabatan Fungsional/Golongan : Lektor/III-C e. Jabatan Struktural :

----f. Fakultas/Jurusan : Teknik/Teknik Sipil

g. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 3. Anggota Tim Peneliti : 4

4. Lokasi Penelitian : D.I. Yogyakarta

5. Masa Penelitian : 4 (empat) bulan

6. Biaya Kegiatan Total : Rp.

Sumber Lain : Rp. 6.000.000,00 (enam juta rupiah)

Yogyakarta, Juni 2016

Mengetahui

Ketua Jurusan Teknik Sipil UMY Ketua Peneliti

Ir. Anita Widianti, M.T. Ir. Mandiyo Priyo, M.T. NIP. 19650720 199403 2 001 NIP. 19550218199409 123 016

Menyetujui : Dekan Fakultas Teknik

(3)

NIP. 19720524199804 123 037

RINGKASAN

Proyek merupakan suatu kegiatan yang bersifat dinamis, yang harus tanggap dengan perubahan-perubahan keadaan apabila proyek ingin berjalan dengan lancar dan sukses. Tolok ukur keberhasilan proyek biasanya dilihat dari waktu penyelesaian yang singkat dengan biaya yang minimal tanpa meninggalkan mutu hasil pekerjaan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja proyek dari segi waktu dan biaya penyelesaian proyek. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan waktu dan biaya penyelesaian proyek pada saat ditinjau serta mengetahui indeks prestasi proyek.

Penelitian ini membahas analisa kinerja proyek pada pelaksanaan empat (4) proyek terkait dengan bangunan gedung. Empat proyek yang akan diteliti meliputi Proyek Pembangunan Gedung PONEK RSUD Sunan Kalijaga, Proyek Pembangunan Gedung Instalasi Gawat Darurat RSUD Sunan Kalijaga Demak, Proyek Pembangunan Rehabilitasi Rumah Dinas Ketua DRPD Kabupaten Brebes, dan Proyek Pembangunan Gedung 3 Lantai. Data yang digunakan adalah data sekunder yang didapat dari kontraktor. Data-data tersebut meliputi Rencana Anggaran Biaya, time schedule, progress report dan laporan keuangan mingguan kontraktor. Metode yang digunakan untuk menganalisis adalah metode nilai hasil (Earned Value Method) yang memadukan unsur jadwal, biaya, serta prestasi fisik pekerjaan, sehingga dapat mengetahui prakiraan biaya dan waktu untuk menyelesaikan proyek. Analisis dilakukan dengan bantuan software Microsoft Excell 2013.

(4)

3.525.131.167,70 dan nilai ETC bernilai Rp. 115.356.167,70 dengan estimasi durasi penyelesaian 21 minggu. (d) Apabila dibandingkan biaya penambahan kebutuhan tenaga kerja dengan biaya jam kerja lembur lebih ekonomis menggunakan penambahan tenaga kerja. (3) Pada Proyek Pembangunan Rehabilitasi Rumah Dinas Ketua DRPD Kabupaten Brebes, sampai minggu ke-16: (a) PVbernilai Rp. 999.523.800, EVbernilai Rp. 755.379.050, dan AC bernilai Rp. Rp 929.771.117. (b) Berdasarkan nilai SV dan CV terlihat proyek mengalami keterlambatan dan biaya yang digunakan melebihi biaya rencana proyek, sedangkan berdasarkan nilai SPI dan CPImenunjukkan waktu pelaksanaan pekerjaan lebih lambat dari jadwal rencana dan pengeluaran biaya lebih tinggi dari anggaran yang direncanakan. (c) EAC bernilai Rp. 1.245.053.717 dan ETCbernilai Rp. 315.282.600 dengan estimasi durasi penyelesaian 20 minggu, (d) Apabila dibandingkan biaya penambahan kebutuhan tenaga kerja dengan biaya jam kerja lembur lebih ekonomis menggunakan penambahan tenaga kerja. (4) Pada Proyek Pembangunan Gedung 3 Lantai sampai minggu ke-28: (a) PV bernilai Rp. 9.334.696.697,06, EV bernilai Rp. 9.255.869.548,43, AC bernilai Rp. 7.147.160.380,83. (b) Berdasarkan nilai SV dan CV terlihat proyek terlambat pada minggu tersebut dan biaya yang digunakan masih di bawah biaya rencana proyek, sedangkan berdasarkan nilai SPI dan CPI menunjukkan waktu pelaksanaan pekerjaan lebih lambat dari jadwal rencana dan pengeluaran biaya lebih rendah dari anggaran yang direncanakan. (c) Nilai EAC bernilai Rp. 8.400.517.607,93 dan nilai ETC bernilai Rp. 1.253.357.227,10 dengan estimasi durasi penyelesaian 38 minggu. (d) Apabila dibandingkan biaya penambahan kebutuhan tenaga kerja dengan biaya jam kerja lembur lebih ekonomis menggunakan penambahan tenaga kerja. (5) Berdasarkan analisis earned value pada empat proyek tersebut terlihat bahwa hanya satu proyek yang terlambat sedangkan tiga lainnya tidak; dan juga hanya satu proyek pengeluaran biaya lebih tinggi dari anggaran yang direncanakan. (6) Berdasarkan analisis crashing pada empat proyek tersebut tiga dari empat proyek memberikan hasil biaya penambahan tenaga kerja lebih kecil dari biaya penambahan jam kerja maka lebih disarankan untuk melakukan crashing dengan cara penambahan tenaga kerja.

PRAKATA

Assalamu’alaikum wr. wb.

(5)

dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari semua pihak. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan bernilai ibadah di hadapan Allah SWT.

Wassalaamu’alaikum wr. wb.

Yogyakarta, Juni 2016 Ketua Peneliti,

Ir. Mandiyo Priyo, M.T.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

RINGKASAN... iii

PRAKATA... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 2

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

1.5. Batasan Masalah ... 3

(6)

2.2. Pengendalian Proyek... 5

2.2.1. Pengendalian Biaya Proyek... 6

2.2.2. Penngendalian Waktu/Jadwal Proyek... 7

2.2.3. Pengendalian Kinerja Proyek... 7

2.3.Konsep Earned Value Analysis... 8

2.3.1. Analisis Indikator-Indikator Earned Value ... 8

2.3.2. Analisis Varians... 10

2.3.3. Analisis Indeks Performansi... 13

2.3.4. Prakiraan Waktu dan Biaya Penyelesaian Akhir Proyek. 14 2.3.5. Analisis Prakiraan Rencana Terhadap Penyelesaian Proyek... 16

2.4. Metode Crashing... 17

2.5.Metode Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off)... 17

2.6. Produktivitas Pekerja... 20

2.7. Pelaksanaan Penambahan Jam Kerja (Lembur)... 20

2.8. Pelaksanaan Penambahan Tenaga Kerja... 22

2.9. Biaya Tambahan Pekerja (Crash Cost)... 23

2.10. Hubungan Antara Biaya dan Waktu... 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian... 29

3.2. Tahap dan Prosedur Penelitian... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Proyek Pembangunan Gedung PONEK RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak... 35

4.1.1. Data Penelitian... 35

1. Data Umum Proyek... 35

2. Data yang Digunakan dalam Metode Earned Value... 35

(7)

1.Analisis Indikator Earned Value... 37

2. Analisis Varian... 41

3. Prakiraan Waktu dan Biaya Penyelesaian Proyek... 45

4. Analisis Prakiraan Rencana Terhadap Penyelesaian Proyek. 48 5. Rekapitulasi Perhitungan... 49

4.1.3. Crashing Program... 51

4.2. Proyek Pembangunan Gedung IGD RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak... 58

4.2.1. Data Penelitian... 58

1. Data Umum Proyek... 58

2. Data yang Digunakan dalam Metode Earned Value... 58

4.2.2. Perhitungan Kinerja Proyek... 61

1.Analisis Indikator Earned Value... 61

2. Analisis Varian... 64

3. Prakiraan Waktu dan Biaya Penyelesaian Proyek... 69

4. Analisis Prakiraan Rencana Terhadap Penyelesaian Proyek. 72 5. Rekapitulasi Perhitungan... 74

4.2.3. Crashing Program... 76

4.3. Proyek Pembangunan Rehabilitasi Sedang/Berat Rumah Ketua Dinas DPRD Kabupaten Brebes... 85

4.3.1. Data Penelitian... 85

1. Data Umum Proyek... 85

2. Data yang Digunakan dalam Metode Earned Value... 85

4.3.2. Perhitungan Kinerja Proyek... 86

1.Analisis Indikator Earned Value... 86

2. Analisis Varian... 90

3. Prakiraan Waktu dan Biaya Penyelesaian Proyek... 95

4. Analisis Prakiraan Rencana Terhadap Penyelesaian Proyek. 98 5. Rekapitulasi Perhitungan... 100

4.3.3. Crashing Program... 101

(8)

4.4.1. Data Penelitian... 106

1. Data Umum Proyek... 106

2. Data yang Digunakan dalam Metode Earned Value... 106

4.4.2. Perhitungan Kinerja Proyek... 109

1.Analisis Indikator Earned Value... 109

2. Analisis Varian... 113

3. Prakiraan Waktu dan Biaya Penyelesaian Proyek... 118

4. Analisis Prakiraan Rencana Terhadap Penyelesaian Proyek. 123 5. Rekapitulasi Perhitungan... 125

4.4.3. Crashing Program... 126

4.5. Pembahasan... 129

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 130

5.2. Saran ... 132

Daftar Pustaka ... 133

Lampiran ... 135

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Analisis Varians Terpadu... 12

Tabel 2.2 Analisis Indeks Performansi... 14

Tabel 2.3 Analisis Indeks Performansi... 22

Tabel 4.1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Proyek Pembangunan Gedung PONEK RSUD Sunan Kalijaga Kecamatan Demak... 36

Tabel 4.2 Rekapitulasi Biaya Aktual (AC) Proyek Pembangunan Gedung PONEK RSUD Sunan Kaljaga Kecamatan Demak... 37

Tabel 4.3 Planned Value Proyek Pembangunan Gedung PONEK RSUD Sunan Kalijaga Kecamatan Demak... 38

(9)
(10)

Tabel 4.20 Cost Variance Proyek Pembangunan Gedung IGD RSUD Sunan Kalijaga Kecamatan Demak... 65 Tabel 4.21 Schedule Variance Proyek Pembangunan Gedung IGD RSUD Sunan Kalijaga Kecamatan Demak... 65 Tabel 4.22 CPI dan SPI Proyek Pembangunan Gedung IGD RSUD Sunan Kalijaga Kecamatan Demak... 67 Tabel 4.23 Estimated to Complete dan Estimated at Completion Proyek Pembangunan Gedung IGD RSUD Sunan Kalijaga Kecamatan Demak... 69 Tabel 4.24 Time Estimated Proyek Pembangunan Gedung IGD RSUD Sunan Kalijaga Kecamatan Demak... 71 Tabel 4.25 To Complete Performance Index Proyek Pembangunan Gedung IGD

RSUD Sunan Kalijaga Kecamatan Demak... 72 Tabel 4.26 Rekapitulasi Hasil Analisis Earned Value Minggu ke-19... 74 Tabel 4.27 Rekapitulasi Biaya Penambahan Tenaga Kerja Proyek Pembangunan

Gedung IGD RSUD Sunan Kalijaga Kecamatan Demak, Kabupaten Demak... 76 Tabel 4.28 Rekapitulasi Biaya Penambahan Jam Kerja Proyek Pembangunan

Gedung IGD RSUD Sunan Kalijaga Kecamatan Demak, Kabupaten Demak... 80 Tabel 4.29 Planned Value Proyek Rehabilitasi Sedang/Berat Rumah Dinas Ketua

DPRD Kabupaten Brebes... 86 Tabel 4.30 Earned Value Proyek Rehabilitasi Sedang/Berat Rumah Dinas Ketua

DPRD Kabupaten Brebes... 87 Tabel 4.31 Actual Cost Proyek Pembangunan Rehabilitasi Sedang/Berat Rumah

Dinas Ketua DRPD Kabupaten Brebes... 88 Tabel 4.32 Cost Variance Proyek Rehabiltasi Sedang/Berat Rumah Dinas Ketua

DPRD Kabupaten Brebes... 90 Tabel 4.33 Schedule Variance Proyek Rehabiltasi Sedang/Berat Rumah Dinas

Ketua DPRD Kabupaten Brebes... 91 Tabel 4.34 CPI Proyek Rehabiltasi Sedang/Berat Rumah Dinas Ketua DPRD

(11)

Tabel 4.35 SPI Proyek Rehabiltasi Sedang/Berat Rumah Dinas Ketua DPRD

Kabupaten Brebes... 93

Tabel 4.36 Estimated to Complete dan Estimated at Completion Proyek Rehabiltasi Sedang/Berat Rumah Dinas Ketua DPRD Kabupaten Brebes... 95

Tabel 4.37 Time Estimated Proyek Rehabiltasi Sedang/Berat Rumah Dinas Ketua DPRD Kabupaten Brebes... 96

Tabel 4.38 Time Estimated Proyek Rehabiltasi Sedang/Berat Rumah Dinas Ketua DPRD Kabupaten Brebes... 98

Tabel 4.39 Rekapitulasi Hasil Analisis Earned Value Minggu ke-16... 100

Tabel 4.40 Rekapitulasi Biaya Penambahan Tenaga Kerja Proyek Rehabiltasi Sedang/Berat Rumah Dinas Ketua DPRD Kabupaten Brebes... 101

Tabel 4.41 Rekapitulasi Biaya Penambahan Jam Kerja Proyek Rehabiltasi Sedang/Berat Rumah Dinas Ketua DPRD Kabupaten Brebes... 103

Tabel 4.42 Rekapitulasi RAB Proyek Pembangunan Gedung 3 Lantai... 107

Tabel 4.43 Rekapitulasi RAP Proyek Pembangunan Gedung 3 Lantai... 108

Tabel 4.44 Planned Value Proyek Pembangunan Gedung 3 Lantai... 109

Tabel 4.45 Earned Value Proyek Pembangunan Gedung 3 Lantai... 110

Tabel 4.46 Actual Cost Proyek Pembangunan Gedung 3 Lantai... 111

Tabel 4.47 Cost Variance Proyek Pembangunan Gedung 3 Lantai... 113

Tabel 4.48 Schedule Variance Proyek Pembangunan Gedung 3 Lantai... 115

Tabel 4.49 CPI dan SPIProyek Pembangunan Gedung 3 Lantai... 116

Tabel 4.50 Estimated to Complete dan Estimated at Completion Proyek Pembangunan Gedung 3 Lantai... 119

Tabel 4.51 Time Estimated Proyek Pembangunan Gedung 3 Lantai... 120

Tabel 4.52 To Complete Performance Index Proyek Pembangunan Gedung 3 Lantai... 123

Tabel 4.53 Rekapitulasi Hasil Analisis Earned Value Minggu ke-28... 125

(12)

Tabel 4.55 Rekapitulasi Biaya Penambahan Jam Kerja Proyek Pembangunan

Gedung 3 Lantai... 127

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Komponen Biaya Proyek... 7

Gambar 2.2. Ilustrasi Grafik Analisis Hubungan PV, EV, dan AC... 11

Gambar 2.3. Ilustrasi Grafik Analisis Varians... 12

Gambar 2.4. Indikasi Penurunan Produktivitas Akibat Penambahan Jam Kerja... 21

Gambar 2.5. Hubungan waktu-biaya normal dan dipercepat untuk suatu kegiatan... 24

Gambar 3.1. Bagan alir penelitian... 34

Gambar 4.1. Kurva S rencana... 35

Gambar 4.2. Grafik Perbandingan Nilai PV, EV dan AC... 40

Gambar 4.3. Grafik Nilai SV dan CV... 43

Gambar 4.4. Grafik Perbandingan Nilai CPI dan SPI... 44

Gambar 4.5. Nilai ETC dan EAC... 46

Gambar 4.6. Grafik Nilai Time Estimated... 47

Gambar 4.7. Grafik Nilai TCPI... 49

Gambar 4.8. Analisis Earned Value sampai dengan minggu ke-12 Proyek Pembangunan Gedung PONEK RSUD Sunan Kalijaga Kecamatan Demak... 51

Gambar 4.9. Kurva S rencana... 60

Gambar 4.10. Grafik Perbandingan Nilai PV, EV dan AC... 63

Gambar 4.11. Grafik Nilai SV dan CV... 66

Gambar 4.12. Grafik Perbandingan Nilai CPI dan SPI... 68

Gambar 4.13. Nilai ETC dan EAC... 70

Gambar 4.14. Grafik Nilai Time Estimated... 71

(13)

Gambar 4.16. Analisis Earned Value sampai dengan minggu ke-19 Proyek Pembangunan Gedung IGD RSUD Sunan Kalijaga Kecamatan

Demak... 75

Gambar 4.17. Grafik Perbandingan Nilai PV, EV dan AC... 89

Gambar 4.18. Grafik Nilai SV dan CV... 92

Gambar 4.19. Grafik Perbandingan Nilai CPI dan SPI... 94

Gambar 4.20. Nilai ETC dan EAC... 96

Gambar 4.21. Grafik Nilai Time Estimated... 97

Gambar 4.22. Grafik Nilai TCPI... 99

Gambar 4.23. Grafik Perbandingan Nilai PV, EV dan AC... 112

Gambar 4.24. Grafik Nilai SV dan CV... 116

Gambar 4.25. Grafik Perbandingan Nilai CPI dan SPI... 117

Gambar 4.26. Nilai ETC dan EAC... 120

Gambar 4.27. Grafik Nilai Time Estimated... 122

Gambar 4.28. Grafik Nilai TCPI... 124

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Waktu dan biaya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dan kegagalan suatu proyek. Tolok ukur keberhasilan proyek biasanya dilihat dari waktu penyelesaian yang singkat dengan biaya yang minimal tanpa meninggalkan mutu hasil pekerjaan. Pengelolaan proyek secara sistematis diperlukan untuk memastikan waktu pelaksanaan proyek sesuai dengan kontrak atau bahkan lebih cepat sehingga biaya yang dikeluarkan bisa memberikan keuntungan dan juga menghindarkan dari adanya denda akibat keterlambatan penyelesaian proyek.

Pengendalian merupakan salah satu fungsi dari manajemen proyek yang bertujuan agar pekerjaan-pekerjaan mencapai sasaran tanpa banyak

penyimpangan. Pengendalian proyek adalah suatu usaha sistematis untuk

menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisis

kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dengan standar, dan mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya dapat digunakan secara efektif dan efisisen dalam rangka mencapai sasaran (Soeharto, 1997).

(14)

1. Menggabungkan aktivitas-aktivitas rencana, definisi tugas, wewenang kerja, penganggaran, pelaporan, dan penjadwalan ke dalam satu sistem pengendalian manajemen.

2. Memerlukan perencanaan detail dan menyeluruh yang dapat dijumlahkan dan diukur.

3. Memfokuskan perhatian pada Earned Value dari kerja yang sudah diselesaikan.

Pada minggu yang mengalami keterlambatan dilakukan Crashing pada minggu yang terlambat. Pada prinsipnya, crashing merupakan salah satu istilah asing yaitu cara untuk mempercepat durasi proyek. Proses crashing dengan cara melakukan perkiraan dari variabel cost dalam menentukan pengurangan durasi yang maksimal dan paling ekonomis dari suatu kegiatan yang masih mungkin untuk direduksi. Kegiatan dalam suatu proyek dapat dipercepat dengan berbagai cara, yaitu:

1. Dengan mengadakan shift pekerjaan.

2. Dengan memperpanjang waktu kerja (lembur).

3. Dengan menggunakan alat bantu yang lebih produktif. 4. Menambah jumlah pekerja.

5. Dengan menggunakan material yang dapat lebih cepat pemasangannya. 6. Menggunakan metode konstruksi lain yang lebih cepat.

1.2. Rumusan Masalah

Penelitian ini diharapkan dapat memiliki suatu kejelasan dalam pengerjaannya, sehingga dibuat rumusan masalah antara lain:

1. Berapa besar indikator-indikator Earned Value, yang berupa Planned Value, Earned Value dan Actual Cost?

2. Berapa besar nilai varian yang terjadi pada proyek tersebut? 3. Berapa besar indeks performansi proyek?

4. Berapa lama waktu dan biaya penyelesaian proyek apabila kondisi proyek seperti pada akhir peninjauan?

5. Berapa besar biaya penambahan tenaga kerja yang diperlukan?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis indikator-indikator Earned Value dengan tujuan untuk mengetahui kinerja proyek yang berupa Planned Value, Earned Value dan Actual Cost.

(15)

3. Menganalisis indeks performansi yang berupa Cost Performance Index dan Schedule Performance Index.

4. Menganalisis prakiraan waktu dan biaya penyelesaian akhir waktu proyek. 5. Menganalisis biaya akibat penambahan tenaga kerja dan jam kerja (lembur)

dengan cara SNI

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai pertimbangan kontraktor dalam mengambil tindakan dini untuk

menghindari kerugian, baik dari sisi jadwal maupun biaya.

2. Sebagai literatur dalam kegiatan akademik khususnya dalam bidang teknik sipil agar dapat menambah pengetahuan tentang pengendalian proyek.

1.5. Batasan Masalah

Penelitian ini dapat lebih mengarah pada latar belakang dan

permasalahan yang telah dirumuskan maka dibuat batasan-batasan masalah guna membatasi ruang lingkup penelitian, antara lain:

1. Pengambilan data berasal dari Proyek Pembangunan Gedung PONEK RSUD Sunan Kalijaga, Proyek Pembangunan Gedung Instalasi Gawat Darurat RSUD Sunan Kalijaga Demak, Proyek Pembangunan Rehabilitasi Rumah Dinas Ketua DRPD Kabupaten Brebes, dan Proyek Pembangunan Gedung 3 Lantai. 2. Analisis indikator Earned Value, analisis varians, indeks performansi, dan

prakiraan waktu dan biaya pada akhir penyelesaian proyek dengan menggunakan Microsoft Excel 2013.

3. Data yang dapat digunakan untuk analisis adalah Rencana Anggaran Biaya, Rencana Anggaran Pelaksanaan, Time Schedule, Progress Report dan Actual Cost yang didapat dari kontraktor untuk Proyek Pembangunan Gedung PONEK RSUD Sunan Kalijaga hanya sampai minggu ke-13 dan untuk Proyek Pembangunan Gedung Instalasi Gawat Darurat RSUD Sunan Kalijaga Demak hanya sampai minggu ke-20 atau dengan kata lain tidak sampai keseluruhan durasi. Sedangkan untuk Proyek Pembangunan Rehabilitasi Rumah Dinas Ketua DRPD Kabupaten Brebes dan Proyek Pembangunan Gedung 3 Lantai didaptkan data lengkap sampai keseluruhan durasi proyek.

(16)

berkisar 08.00-17.00 WIB dengan waktu istirahat pada 12.00-13.00 WIB dengan maksimum jam lembur yang diperkenankan untuk Proyek Pembangunan Gedung PONEK RSUD Sunan Kalijaga dan Proyek Pembangunan Rehabilitasi Rumah Dinas Ketua DRPD Kabupaten Brebes selama 2 jam dari jam 17.00-19.00 serta untuk Proyek Pembangunan Gedung Instalasi Gawat Darurat RSUD Sunan Kalijaga Demak selama 1 jam dari 17.00-18.00. sedangkan hari kerja yang berlangsung dalam pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung 3 Lantai adalah Senin-Minggu, dengan jam kerja berkisar 07.00-17.00 WIB dengan waktu istirahat pada 12.00-13.00 WIB dan maksimum jam lembur yang diperkenankan selama 1 jam dari jam 17.00-18.00.

5. Perhitungan percepatan durasi atau crashing duration berdasarkan permintaan oleh pihak owner, dengan melakukan penambahan tenaga kerja dengan cara SNI.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kinerja Proyek

Menurut Cleland (1995) sebagaimana dikutip soeharto, standar kinerja diperlukan untuk melakukan tindakan pengendalian terhadap penggunaan sumber daya yang ada dalam suatu proyek. Hal ini agar sumber daya dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien dalam penyelenggaraan proyek. Menurut Barrie (1995), pelaporan mengenai kinerja suatu proyek harus memenuhi 5 komponen :

1. Prakiraan yang akan memberikan suatu standart untuk membandingkan hasil sebenarnya dengan hasil ramalan.

2. Hal yang sebenarnya terjadi.

3. Ramalan, yang didasarkan untuk melihat apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.

4. Variance, menyatakan sampai sejauh mana hasil yang diramalkan berbeda dari apa yang diprakirakan.

5. Pemikiran, untuk menerangkan mengenai keadaan proyek.

Apabila dalam suatu pelaporan proyek terdapat adanya penyimpangan maka manajemen akan meneliti dan memahami alasan yang melatarbelakanginya. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian agar pekerjaan sesuai anggaran, jadwal dan spesifikasi yang telah ditetapkan.

(17)

Pengendalian menurut R.J. Mockler sebagaimana dikutip Soeharto (1999) adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya digunakan efektif dan efisien dalam rangka

mencapai sasaran. Proses pengendalian berjalan sepanjang daur hidup proyek guna mewujudkan performa yang baik di dalam setiap tahap. Perencanaan dibuat sebagai bahan acuan bagi pelaksanaan pekerjaan. Bahan acuan tersebut

selanjutnya akan menjadi standar pelaksanaan pada proyek yang bersangkutan, meliputi spesifikasi teknik, jadwal, dan anggaran. Maka untuk dapat melakukan pengendalian perlu adanya perencanaan.

Pengendalian proyek salah satunya dengan menerapkan suatu metode kinerja biaya dan waktu yang dapat memberikan nilai keberhasilan pada pihak kontraktor yaitu dengan menggunakan konsep Earned Value Analysis pada proyek ini. Konsep ini memadukan unsur jadwal, biaya, serta prestasi fisik pekerjaan, sehingga dapat mengetahui biaya dan waktu untuk menyelesaikan suatu proyek. Pengendalian proyek ada 3 macam yaitu pengendalian biaya proyek, pengendalian waktu/jadwal proyek dan pengendalian kinerja proyek.

2.2.1. Pengendalian Biaya Proyek

Prakiraan anggaran proyek yang telah dibuat pada tahap perencanaan digunakan sebagai acuan untuk pengendalian biaya proyek. Pengendalian biaya proyek diperlukan agar proyek dapat terlaksana sesuai dengan biaya awal yang direncanakan. Terdapat 2 macam biaya, yaitu:

1. Biaya langsung, merupakan seluruh biaya yang berkaitan langsung dengan pekerjaan proyek konstruksi. Adapun biaya langsung terdiri dari biaya material, biaya tenaga kerja, biaya sub kontraktor, biaya peralatan kerja. 2. Biaya tak langsung, merupakan biaya yang tidak berkaitan langsung dengan

jalannya suatu proyek konstruksi. Komponen biaya tak langsung terdiri dari biaya overhead kantor dan overhead lapangan.

(18)

2.2.2. Pengendalian Waktu/Jadwal Proyek

Lamanya waktu penyelesaian proyek berpengaruh besar dengan pertambahan biaya proyek secara keseluruhan. Maka dari itu dibutuhkan laporan progress harian atau laporan mingguan atau laporan bulanan untuk melaporkan hasil pekerjaan dan waktu penyelesaian untuk setiap item pekerjaan proyek. Dan dibandingkan dengan waktu penyelesaian rencana agar waktu penyelesaian dapat terkontrol setiap periodenya.

Penjadwalan dibuat untuk menggambarkan perencanaan dalam skala waktu. Penjadwalan menentukan kapan aktivitas dimulai, ditunda, dan

diselesaikan, sehingga pembiayaan dan pemakaian sumber daya akan disesuaikan waktunya menurut kebutuhan yang akan ditentukan.

2.2.3. Pengendalian Kinerja Proyek

Memantau dan mengendalikan biaya dan waktu secara terpisah tidak dapat menjelaskan proyek pada saat pelaporan. Sebagai contoh dapat terjadi dalam suatu laporan, kegiatan dalam proyek berlangsung lebih cepat dari jadual/waktu sebagaimana mestinya yang diharapkan, akan tetapi biaya yang dikeluarkan melebihi anggaran. Bila tidak segera dilakukan tindakan pengendalian maka dapat berakibat proyek tidak dapat diselesaikan secara keseluruhan karena pemanfaatan dana alokasi yang kurang optimal. Oleh karena itu, perlu

dikembangkan dengan suatu metode yang dapat memberikan suatu kinerja. Salah satu metode yang bisa memenuhi tujuan ini adalah metode Earned Value Analysis.

2.3. Konsep Earned Value Analysis

Konsep Earned Value (nilai hasil) adalah konsep menghitung besarnya biaya yang menurut anggaran sesuai dengan pekerjaan yang telah

diselesaikan/dilaksanakan. Metode nilai hasil atau Earned Value dapat digunakan sebagai tolok ukur kinerja proyek secara terpadu antara biaya dan waktu. Bila ditinjau dari jumlah pekerjaan yang diselesaikan maka berarti konsep ini

mengukur besarnya unit pekerjaan yang telah diselesaikan, pada suatu waktu bila dinilai berdasarkan jumlah anggaran yang disediakan untuk pekerjaan tersebut. Dengan perhitungan ini diketahui hubungan antara apa yang sesungguhnya telah dicapai secara fisik terhadap jumlah anggaran yang telah dikeluarkan. Dengan metode ini, dapat diketahui kinerja proyek yang telah berlangsung, dengan demikian dapat dilakukan dengan langkah-langkah perbaikan bila terjadi penyimpangan dari awal proyek.

Ditinjau dari progress fisik pekerjaan berarti konsep ini untuk mengukur besarnya unit pekerjaan yang telah diselesaikan pada waktu tertentu serta dinilai berdasarkan jumlah anggaran yang disesiakan untuk pekerjaan tertentu. Analisis pertama yang harus dilakukan dalam konsep Earned Value ini adalah analisis biaya dan waktu. Analisis biaya dan waktu tersebut didapat dari: 1. Analisis Biaya dan Jadwal

(19)

3. Analisis Indeks Performansi

2.3.1. Analisis Indikator-Indikator Earned Value

Ada tiga indikator dasar yang menjadi acuan dalam menganalisis kinerja dari proyek berdasarkan konsep Earned Value. Ketiga indikator tersebut adalah seperti berikut ini.

1. Planned Value ( PV )

PV merupakan anggaran biaya yang dialokasikan berdasarkan rencana kerja yang telah disusun terhadap waktu tertentu. Disebut juga dengan BCWS (Budget Cost of Work Scheduled). PV dapat dihitung dari akumulasi anggaran biaya yang direncanakan untuk pekerjaan dalam periode waktu tertentu.

PV = %(bobot rencana) × Nilai kontrak (RAB) (2.1)

2. Earned Value (EV)

EV merupakan nilai yang diterima dari penyelesaian pekerjaan selama periode waktu tertentu. Disebut juga BCWP (Budget Cost of Work Performed), EV ini dapat dihitung berdasarkan akumulasi dari pekerjaan-pekerjaan yang telah diselesaikan.

EV = %(bobot realisasi) × Nilai kontrak (RAB) (2.2)

3. Actual Cost (AC)

AC merupakan representasi dari keseluruhan pengeluaran yang dikeluarkan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam periode tertentu atau disebut juga dengan ACWP (Actual Cost of Work Performed). AC tersebut dapat berupa komulatif hingga periode perhitungan kinerja atau jumlah biaya pengeluaran dalam waktu tertentu.

AC = % (BobotAC) × total biaya actual (2.3)

Dengan menggunakan tiga indikator diatas, dapat dihitung berbagai faktor yang menunjukkan kemajuan dan kinerja pelaksanaan proyek seperti: 1. Varian biaya (CV) dan varian jadwal (SV).

2. Memantau perubahan varians terhadap angka standar. 3. Indeks produktivitas dan kinerja.

4. Perkiraan biaya penyelesaian proyek. 2.3.2. Analisis Varians

Pada analisis kinerja biaya dan waktu proyek ada dua parameter yang digunakan dalam mengetahui kinerja proyek. Adapun kedua parameter tersebut adalah:

(20)

SV adalah hasil pengurangan dari Earned Value (EV) dengan Planned Value (PV). Hasil dari Schedule Variance ini menunjukkan tentang pelaksanaan pekerjaan proyek. Harga SV sama dengan nol (SV = 0) ketika proyek sudah selesai karena semua Planned Value telah dihasilkan.

SV = EV – PV (2.4)

dimana :

EV = Earned Value PV = Planned Value

Untuk mengkonversi nilai SV ke satuan waktu (SV) digunakan rumus sebagai berikut.

SV =

× 7

(2.5) dimana :

SV = nilai Schedule Variance ATE = waktu yang telah di tempuh PV = Planned Value

2. Cost Variance (CV)

CV adalah hasil pengurangan dari Earned Value (EV) dengan Actual Cost (AC). Nilai Cost Variance pada akhir proyek akan berbeda antara BAC (Budgeted At Cost) dan AC (Actual Cost) yang dikeluarkan atau

dipergunakan.

CV = EV – AC (2.6)

(21)

Gambar 2.2. Ilustrasi Grafik Analisis Hubungan PV, EV, dan AC (Sumber: Soeharto,1995)

Gambar 2.3 berikut ini memperlihatkan grafik yang merupakan contoh grafik kombinasi dari varians jadwal dan varians biaya. Sedangkan tabel 2.1 menunjukkan bagaimana menganalisis varians biaya dan jadwal.

Gambar 2.3. Ilustrasi Grafik Analisis Varians (Sumber: M. Priyo)

Tabel 2.1 Analisis Varians Terpadu No Varians Jadwal

(SV)

Varians Biaya (CV)

Keterangan

(22)

No Varians Jadwal

(SV) Varians (CV)Biaya Keterangan dari pada anggaran

2 Nol Positif Pekerjaan terlaksana tepat sesuai

jadwal dengan biaya lebih rendah dari pada anggaran

3 Positif Nol Pekerjaan terlaksana sesuai anggaran

dan selesai lebih cepat dari pada jadwal

4 Nol Nol Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal

dan anggaran

5 Negatif Negatif Pekerjaan selesai terlambat dan biaya lebih tinggi dari anggaran

6 Nol Negatif Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal

dengan menelan biaya diatas anggaran

7 Negatif Nol Pekerjaan selesai terlambat dengan

biaya sesuai anggaran

8 Positif Negatif Pekerjaan selesai lebih cepat dari pada rencana dengan biaya lebih tinggi dari anggaran

9 Negatif Positif Pekerjaan selesai terlambat dari pada rencana dengan biaya lebih rendah dari pada anggaran

Sumber: Ervianto, 2004

2.3.3. Analisis Indeks Performansi

Kegiatan proyek bergantung pada efisiensi penggunaan sumber daya yang meliputi tenaga kerja, waktu, dan biaya. Hal itu digambarkan dalam bentuk performa yang dicapai dalam biaya dan waktu. Untuk mengetahui performa tersebut, ada dua perhitungan yang digunakan yaitu :

1. Indeks Kinerja Jadwal atau SPI (Schedule Performance Index)

SPI adalah faktor efisiensi kinerja dalam menyelesaikan pekerjaan dapat diperlihatkan oleh perbandingan antara nilai pekerjaan yang secara fisik telah diselesaikan (EV) dengan rencana pengeluaran biaya yang dikeluarkan berdasarkan rencana pekerjaan (PV). Rumus untuk Schedule Performance Index adalah sebagai berikut.

SPI = EV / PV (2.7)

dengan :

SPI = 1 = proyek tepat waktu SPI>1 = proyek lebih cepat SPI<1 = proyek terlambat

(23)

CPI adalah faktor efisiensi biaya yang telah dikeluarkan dapat diperlihatkan dengan membandingkan nilai pekerjaan yang secara fisik telah diselesaikan (EV) dengan biaya yang telah dikeluarkan dalam periode yang sama (AC). Rumus untuk CPI adalah sebagai berikut.

CPI = EV / AC (2.8)

dengan :

CPI = 1 = biaya sesuai rencana CPI>1 = biaya lebih kecil/hemat CPI<1 = biaya lebih besar/boros

Tabel 2.2. Analisis Indeks Performansi Indeks Nilai Keterangan

CPI >1 AC yang dikeluarkan lebih kecil dari pekerjaan yang didapat (EV). <1 AC yang dikeluarkan lebih besar dari pekerjaan yang didapat (EV). =1 AC yang dikeluarkan sama dengan pekerjaan yang didapat (EV). SPI >1 Kinerja proyek lebih cepat dari jadwal rencana.

<1 Kinerja proyek lebih lambat dari jadwal rencana. =1 Kinerja proyek sama dengan jadwal rencana. Sumber: Soeharto, 1995

2.3.4. Prakiraan Waktu dan Biaya Penyelesaian Akhir Proyek

Metode Earned Value juga berfungsi untuk memperkirakan biaya akhir proyek dan waktu penyelesaian proyek. Perkiraan dihitung berdasarkan

kecenderungan kinerja proyek pada saat peninjauan, dan mengasumsikan bahwa kecenderungan tersebut tidak mengalami perubahan kinerja proyek sampai akhir proyek atau kinerja proyek berjalan konstan. Perkiraan ini berguna untuk

memberikan suatu gambaran ke depan kepada pihak kontraktor, sehingga dapat melakukan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.

1. Estimated to Complete (ETC)

ETC merupakan prakiraan biaya untuk pekerjaan tersisa, dengan asumsi bahwa kecenderungan kinerja proyek akan tetap (konstan) sampai akhir proyek. Menurut Soeharto (1995), perkiraan tersebut dapat diekstrapolasi dengan beberapa cara sebagai berikut ini.

a. Pekerjaan yang tersisa akan memakan biaya sebesar anggaran.

Asumsi yang digunakan adalah biaya untukk pekerjaan tersisa sesuai dengan anggaran dan tidak tergantung dengan prestasi saat peninjauan. b. Kinerja sama besar sampai akhir proyek.

Asumsi yang digunakan adalah kinerja pada saat peninjauan akan tetap sampai dengan akhir proyek.

(24)

Pendekatan yang digunakan dengan menggabungkan kedua cara tersebut. Rumus yang digunakan untuk mendapat nilai ETC adalah sebagai

berikut.

1) ETC untuk progress fisik <50%

ETC = BAC – EV (2.9)

2) ETC untuk progress fisik >50%

ETC = (BAC-EV) / CPI (2.10)

dengan :

ETC = Perkiraan biaya total akhir proyek

BAC = Biaya total anggaran proyek ( Budget at Completion ) AC = Biaya yang dikeluarkan sampai dengan periode ditinjau CPI = Indeks Kinerja Biaya

2. Estimated at Completion (EAC)

EAC merupakan prakiraan biaya total pada akhir proyek yang diperoleh dari biaya aktual (AC) ditambah dengan prakiraan biaya untuk pekerjaan tersisa (ETC). Rumus EAC dapat dihitung dengan beberapa cara yaitu berikut ini. a. Actual Cost (AC) ditambah dengan prakiraan biaya untuk pekerjaan

tersisa (ETC) dengan mengasumsikan kinerja proyek akan tetap (konstan) sampai akhir proyek selesai.

EAC = AC + ETC (2.11)

dengan :

AC = Biaya yang dikeluarkan sampai dengan periode ditinjau ETC = Perkiraan biaya total akhir proyek

b. Budget on Completion (BAC) dibagi dengan faktor kinerja biaya proyek (CPI). Dimana rumus ini digunakan apabila tidak ada varians yang terjadi pada BAC.

EAC = BAC / CPI (2.12)

dengan :

BAC = Biaya total anggaran proyek ( Budget at Completion ) CPI = Indeks Kinerja Biaya

c. Time Estimated (TE)

TE merupakan waktu prakiraan penyelesaian proyek. Asumsi yang digunakan untuk memprakirakan waktu penyelesaian adalah

(25)

TE =ATE+

(2.13) dengan :

TE (Time Estimated) = prakiraan waktu penyelesaian proyek. ATE (Actual Time Expended) = waktu yang telah ditempuh. OD (Original Duration) = waktu yang direncanakan.

2.3.5. Analisis Prakiraan Rencana Terhadap Penyelesaian Proyek

Indeks prestasi penyelesaian proyek atau To Complete Performance Index

(TCPI) adalah nilai indeks kemungkinan dari sebuah prakiraan. Indeks ini digunakan untuk menambah kepercayaan dalam pelaporan penilaian pada sisa pekerjaan. Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks prestasi penyelesaian proyek adalah sebagai berikut.

TCPI = (2.14) dengan :

TCPI <1 : mengalami kenaikan kinerja TCPI >1 : mengalami penurunan kinerja

2.4. Metode Crashing

Menurut Ervianto (2004), terminologi proses crashing adalah dengan mereduksi durasi suatu pekerjaan yang akan berpengaruh terhadap waktu

penyelesaian proyek. Pemendekan durasi tentunya harus menambah sumber daya, termasuk biaya dan mempercepat pelaksanaan kegiatan. Akibat semakin banyak kegiatan yang dipendekkan maka terjadi penambahan biaya pada item pekerjaan tersebut, namun biaya total pekerjaan akan dapat diminimalisir dari total biaya yang seharusnya dikeluarkan akibat keterlambatan tersebut. Kondisi yang terjadi di lapangan mengakibatkan dilakukan alternatif pengendalian berdasarkan metode lembur. Perhitungan dilakukan dengan menganalisis cost slope dan harga setelah dilakukan crash program.

2.5. Metode Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off) Di dalam perencanaan suatu proyek disamping variabel waktu dan sumber daya, variabel biaya (cost) mempunyai peranan yang sangat penting. Biaya (cost) merupakan salah satu aspek penting dalam manjemen, dimana biaya yang timbul harus dikendalikan seminim mungkin. Pengendalian biaya harus memperhatikan faktor waktu, karena terdapat hubungan yang erat antara waktu penyelesaian proyek dengan biaya-biaya proyek yang bersangkutan.

(26)

karena itu perlu dipelajari terlebih dahulu hubungan antara waktu dan biaya. Analisis mengenai pertukaran waktu dan biaya disebut dengan Time Cost Trade Off (Pertukaran Waktu dan Biaya). Di dalam analisa time cost trade off ini dengan berubahnya waktu penyelesaian proyek maka berubah pula biaya yang akan dikeluarkan. Apabila waktu pelaksanaan dipercepat maka biaya langsung proyek akan bertambah dan biaya tidak langsung proyek akan berkurang.

Ada beberapa macam cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan percepatan penyelesaian waktu proyek. Cara-cara tersebut antara lain :

1. Penambahan jumlah jam kerja (kerja lembur).

Kerja lembur (working time) dapat dilakukan dengan menambah jam kerja perhari, tanpa menambah perkerja. Penambahan ini bertujuan untuk

memperbesar produksi selama satu hari sehingga penyelesaian suatu aktivitas pekerjaan akan lebih cepat. Yang perlu diperhatikan di dalam penambahan jam kerja adalah lamanya waktu bekerja seseorang dalam satu hari. Jika seseorang terlalu lama bekerja selama satu hari, maka produktivitas orang tersebut akan menurun karena terlalu lelah.

2. Penambahan tenaga kerja

Penambahan tenaga kerja dimaksudkan sebagai penambahan jumlah pekerja dalam satu unit pekerja untuk melaksanakan suatu aktivitas tertentu tanpa menambahkan jam kerja. Dalam penambahan jumlah tenaga kerja yang perlu diperhatikan adalah ruang kerja yang tersedia apakah terlalu sesak atau cukup lapang, karena penambahan tenaga kerja pada suatu aktivitas tidak boleh mengganggu pemakaian tenaga kerja untuk aktivitas yang lain yang sedang berjalan pada saat yang sama. Selain itu, harus diimbangi pengawasan karena ruang kerja yang sesak dan pengawasan yang kurang akan menurunkan produktivitas pekerja.

3. Pergantian atau penambahan peralatan

Penambahan peralatan dimaksudkan untuk menambah produktivitas. Namun perlu diperhatikan adanya penambahan biaya langsung untuk mobilitas dan demobilitas alat tersebut. Durasi proyek dapat dipercepat dengan pergantian peralatan yang mempunyai produktivitas yang lebih tinggi. Juga perlu diperhatikan luas lahan untuk menyediakan tempat bagi peralatan tersebut dan pengaruhnya terhadap produktivitas tenaga kerja.

4. Pemilihan sumber daya manusia yang berkualitas

Penngertian yang dimaksudkan dengan sumber daya manusia yang

berkualitas adalah tenaga kerja yang mempunyai produktivitas yang tinggi dengan hasil yang baik. Hal ini dimaksudkan bahwa dengan mempekerjakan tenaga kerja yang berkualitas, maka aktivitas akan lebih cepat diselesaikan. 5. Penggunaan metode konstruksi yang efektif

Metode konstruksi berkaitan erat dengan sistem kerja dan tingkat penguasaan pelaksana terhadap metode tersebut serta ketersedian sumber daya yang dibutuhkan.

(27)

jumlah tenaga kerja, biasa disebut giliran (shift), dimana unit pekerja untuk pagi sampai sore berbeda dengan dengan unit pekerja untuk sore sampai malam.

Dalam mempercepat penyelesaian suatu proyek dengan melakukan kompresi durasi aktivitas, harus tetap diupayakan agar penambahan dari segi biaya seminimal mungkin. Pengendalian biaya yang dilakukan adalah biaya langsung, karena biaya inilah yang akan bertambah apabila dilakukan

pengurangan durasi. Kompresi ini dilakukan pada aktivitas-aktivitas yang berbeda pada lintas kritis.

Selanjutnya langkah-langkah kompresi dituliskan sebagai berikut:

1. Menyusun jaringan kerja proyek dengan menulisakan cost slope dari masing-masing aktivitas.

2. Melakukan kompresi pada aktivitas yang berbeda pada lintasan kritis dan mempunyai cost slope terendah.

3. Menyusun kembali jaringan kerjanya.

4. Mengulangi langkah kedua.

Langkah kedua kana berhenti bila terjadi penambahan lintasan kritis dan bila terdapat lebih dari satu lintasan kritis, maka langkah kedua dilakukan secara serentak pada semua lintasan kritis dan perhitungan cost slope dijumlahkan. 5. Langkah keempat dihentikan bila terdapat salah satu lintasan kritis dimana

aktivitas-aktivitasnya telah jenuh seluruhnya (tidak mungkin dikompres lagi) sehingga pengendalian biaya telah optimum.

2.6. Produktivitas Pekerja

Produktivitas didefinisikan sebagai rasio antara output dan input, atau dapat dikatakan sebagai rasio antara hasil produksi dengan total sumber daya yang digunakan. Di dalam proyek konstruksi, rasio dari produktivitas adalah nilai yang diukur selama proses konstruksi yang dapat dipisahkan menjadi biaya tenaga kerja, biaya material, metode, dan alat. Kesuksesan dari suatu proyek konstruksi salah satunya tergantung pada efektifitas pengelolaan sumber daya, dan pekerja adalah salah satu sumber daya yang tidak mudah untuk dikelola. Upah yang diberikan sangat tergantung pada kecakapan masing-masing pekerja dikarenakan setiap pekerja memiliki karakter masing-masing yang berbeda-beda satu sama lainnya.

2.7. Pelaksanaan Penambahan Jam Kerja (Lembur)

(28)

selesai pukul 16.00 dengan satu jam istirahat), kemudian jam lembur dilakukan setelah jam kerja normal selesai.

Penambahan jam kerja (lembur) bisa dilakukan dengan melakukan penambahan 1 jam, 2 jam, 3 jam, dan 4 jam sesuai dengan waktu penambahan yang diinginkan. Semakin besar penambahan jam lembur dapat menimbulkan penurunan produktivitas. Indikasi dari penurunan produktivitas pekerja terhadap penambahan jam kerja (lembur) dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4. Indikasi Penurunan Produktivitas Akibat Penambahan Jam Kerja (Sumber: Soeharto, 1997).

Dari uraian di atas dapat ditulis sebagai berikut ini: 1. Produktivitas harian

Produktivitas harian = (2.15)

2. Produktivitas tiap jam

Produktivitas tiap jam =

(2.16)

3. Produktivitas harian sesudah crash

Produktivitas harian sesudah crash = (Jam kerja perhari × Produktivitas tiap jam) + (a × b × Produktivitas

tiap jam) (2.17)

dengan:

a = lama penambahan jam kerja (lembur)

(29)

4. Crashduration

Crash duration =

(2.18)

Tabel 2.3 Koefisien Penurunan Produktivitas Jam Lembur Penurunan Indeks

Produktivitas

Prestasi Kerja (%)

1 jam 0,1 90

2 jam 0,2 80

3 jam 0,3 70

4 jam 0,4 60

2.8. Pelaksanaan Penambahan Tenaga Kerja

Dalam penambahan jumlah tenaga kerja yang perlu diperhatikan adalah ruang kerja yang tersedia apakah terlalu sesak atau cukup lapang, karena

penambahan tenaga kerja pada suatu aktivitas tidak boleh mengganggu pemakaian tenaga kerja untuk aktivitas yang lain yang sedang berjalan pada saat yang sama. Selain itu, harus diimbangi pengawasan karena ruang kerja yang sesak dan pengawasan yang kurang akan menurunkan produktivitas pekerja.

Perhitungan untuk penambahan tenaga kerja dirumuskan sebagai berikut ini.

1. Jumlah tenaga kerja normal =

(2.19)

2. Jumlah tenaga kerja dipercepat =

(30)

Dari rumus di atas maka akan diketahui jumlah pekerja normal dan jumlah penambahan tenaga kerja akibat percepatan durasi proyek.

2.9. Biaya Tambahan Pekerja (Crash Cost)

Penambahan waktu kerja akan menambah besar biaya untuk tenaga kerja dari biaya normal tenaga kerja. Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP. 102/MEN/VI/2004 pasal 3, pasal 7 dan pasal 11 diperhitungkan bahwa upah penambahan kerja bervariasi. Pada penambahan waktu kerja satu jam pertama, pekerja mendapatkan tambahan upah 1,5 kali upah perjam waktu normal dan pada penambahan jam kerja

berikutnya maka pekerja akan mendapatkan 2 kali upah perjam waktu normal. Perhitungan untuk biaya tambahan pekerja akibat jam lembur dapat dirumuskan sebagai berikut ini:

1. Normal upah pekerja perhari

= Produktivitas harian × Harga satuan upah pekerja 2. Normal upah pekerja perjam

= Produktivitas perjam × Harga satuan upah pekerja 3. Biaya lembur pekerja

= 1,5 × upah sejam normal untuk penambahan jam kerja (lembur) pertama + 2 × n × upah sejam normal untuk penambahan jam kerja (lembur) berikutnya

dengan:

n = jumlah penambahan jam kerja (lembur) 4. Crash cost pekerja perhari

= (Jam kerja perhari × Normal cost pekerja) + (n × Biaya lembur perjam) 5. Costslope

=

Perhitungan untuk biaya tambahan akibat penambahan tenaga kerja dapat dirumuskan sebagi berikut:

1. Normal ongkos pekerja perhari sesuai dengan harga satuan setiap daerah. 2. Biaya penambahan pekerja

= Jumlah pekerja × upah normal pekerja perhari 3. Crash cost pekerja

= ( Biaya total pekerja yang dipercepat – Biaya total pekerja normal ) 4. Cost slope

=

(31)

Biaya total proyek sama dengan penjumlahan dari biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya total proyek sangat bergantung dari waktu

penyelesaian proyek. Hubungan antara biaya dengan waktu dapat dilihat pada Gambar 2.5. Titik A pada gambar menunjukkan kondisi normal, sedangkan titik B menunjukkan kondisi dipercepat. Garis yang menghubungkan antar titik tersebut disebut dengan kurva waktu biaya. Gambar 2.5. memperlihatkan bahwa semakin besar penambahan jumlah jam kerja (lembur) maka akan semakin cepat waktu penyelesaian proyek, akan tetapi sebagai konsekuensinya maka terjadi biaya tambahan yang harus dikeluarkan akan semakin besar.

Gambar 2.5. Hubungan waktu-biaya normal dan dipercepat untuk suatu kegiatan (Sumber: Soeharto, 1997).

Messah (2010), menyatakan bahwa suatu pekerjaan konstruksi dapat dinilai kinerjanya baik atau buruk berdasarkan biaya, mutu dan waktu yang dihasilkan. Kinerja proyek merupakan bagaimana cara kerja proyek tersebut dengan membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak kerja yang disepakati oleh pihak owner dan kontraktor pelaksana. Agar rencana dan hasil nyata proyek sesuai, maka pekerjaan konstruksi harus

direncanakan dan dikendalikan dengan baik. Pengendalian waktu dan biaya konstruksi ini dapat dilakukan dengan metode Earned Value Analysis.

(32)

Index) menunjukkan pelaksanaan pekerjaan lebih cepat dari jadwal yang direncanakan.

Maulana (2011), menyatakan bahwa Konsep Earned Value Analysis merupakan konsep yang memadukan unsur jadwal, biaya, dan prestasi pekerjaan (progress fisik kondisi sekarang di lapangan), sehingga dapat diketahui perkiraan biaya dan waktu untuk menyelesaikan suatu proyek. Metode ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi sedini mungkin apabila terjadi adanya

pembengkakan biaya maupun keterlambatan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan proyek, sehingga pihak-pihak yang terkait dalam proyek ini dapat mengatasi kendala-kendala yang bisa mempengaruhi jalannya aktivitas proyek.

Penelitian tentang analisis kinerja biaya dan waktu dengan konsep earned value dengan studi kasus Proyek Gedung Dinas Komunikasi dan Informasi Jawa Timur sebelumnya telah dilakukan oleh Maulana (2011). Penelitian tersebut menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut. Pada akhir peninjauan, nilai kinerja schedule proyek atau SPI sebesar 0,920. Proyek ini telah mengalami keterlambatan 7,42% dari target rencana 92,22% dan realisasi pekerjaan 84,79%. Sedangkan dilihat dari segi kinerja biaya, nilai CPI sebesar 1,034, artinya biaya proyek yang telah dikeluarkan masih berada di bawah biaya yang dianggarkan. Apabila kecenderungan kinerja proyek seperti pada akhir peninjauan (minggu ke20), maka dapat diperkirakan biaya penyelesaian proyek sebesar

Rp.5.689.292.052,54, dan nilai tersebut masih di bawah biaya yang dianggarkan (BAC) sebesar Rp. 5.882.631.641,87. Sedangkan untuk waktu penyelesaian akhir pekerjaan diramalkan selama 164 hari, yang berarti waktu sedikit lebih lama dari jadwal yang direncanakan selama 150 hari. Diketahui pula faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan atau keterlambatan proyek tersebut adalah sebagai berikut ini. Faktor-faktor yang mendukung kemajuan proyek terdiri dari cuaca di lapangan sangat mendukung kinerja, penambahan jam lembur pekerja, dan penggunaan alat berat yang maksimal, sedangkan faktor-faktor yang

mengakibatkan keterlambatan proyek terdiri dari terbatasnya jam pengecoran yang tidak dapat dilakukan siang hari sebagai akibat padatnya rutinitas jalan akses, tidak maksimalnya kinerja pekerja karena bertepatan dengan bulan puasa ramadhan, adanya ketidaktepatan dalam pemilihan mandor pekerja, dan waktu pelaksanaan proyek berhenti selama 6 hari karena bertepatan dengan hari raya Idul Fitri.

Siti (2012) melakukan penelitian tentang Aplikasi Metode Nilai Hasil (Earned Value Method) pada Sistem Pengendalian Proyek Konstruksi dengan studi kasus Proyek Rekonstruksi / rehabilitasi Gedung Sekolah Sd Negeri Gunung Mulyo Bantul. Kesimpulan penelitian tersebut ialah Pada Minggu ke-4, ke-8,ke-12,ke-16 dan ke-20 nilai ACWP lebih kecil dari BCWS, yang berarti bahwa biaya yang dikeluarkan pada pelaksanaan proyek lebih kecil dibanding dengan biaya yang direncanakan. Pelaksanaan pekerjaan sesuai jadwal rencana dengan biaya pengeluaran sesuai dengan anggaran (on schedule, on cost) pada minggu ke-2,ke-8,ke-12,dan ke-16.

(33)

Tengah Utara. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan, Kinerja pekerjaan berjalan buruk karena tidak sesuai jadwal (terlambat) dan biaya nya lebih tinggi dari nilai kontrak. Berdasarkan estimasi pada proyek tersebut, terjadi

penyimpangan waktu sebesar 7 minggu, Kemudian dikendalikan menggunakan metode pemendekan durasi (Crashing Duration) dengan penerapan kerja lembur maka masa kerjanya menjadi 35 minggu (5 minggu keterlambatan)

Pamungkas dan Setiono (2013) dalam penelitian yang berjudul Analisis Nilai Hasil terhadap Waktu dan Biaya pada Proyek Konstruksi dengan Studi Kasus Proyek ICB Civil Work Construction off Spillway of Countermeasures in Wonogiri mendapatkan kesimpulan, Total biaya pelaksanaan berdasarkan nilai hasil Rp. 65.119.105.506,54 sehingga di minggu ke-13 mengalami kerugian sebesar Rp.1.286.354.372,41. Total biaya konstruksi dengan memperhitungkan bunga selama masa konstruksi adalah Rp. 9.225.434.469,93. Prakiraan waktu penyelesaian proyek apabila menggunakan perhitungan komulatif menunjukkan bahwa waktu penyelesaian lebih cepat 21 hari dari yang direncanakan, dengan biaya Rp. 101.828.845.159,98 dengan tersisa Rp. 37.528.171.410,02.

Penelitian tentang pengendalian waktu dan biaya konstruksi

sebelumnya telah dilakukan oleh Puspa Presisda (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Pengendalian Waktu dan Biaya pada Proyek Kondtruksi dengan studi kasus Proyek Pembangunan Jembatan Bagongan Ruas Jl. Japunan-Banjarnegoro, mendapat kesimpulan bahwa, pada minggu ke-14 menunjukkan bahwa Schedule Varians bernilai negatif yang berarti proyek mengalami keterlambatan, sedangkan Cost Variance bernilai positif yang berarti biaya yang digunakan masih di bawah biaya rencana proyek. Nilai SV dan CV menunjukkan bahwa proyek terlambat dari jadwal yang direncanakan dan mengeluarkan biaya yang lebih rendah dari anggaran biaya. Nilai Schedule Performance Index = 0,976. Sedangkan nilai Cost Performance Index = 1,003, artinya menunjukkan waktu pelaksanaan pekerjaan lebih lama dari jadwal rencana dan pengeluaran biaya lebih rendah dari anggaran yang direncanakan.

Faris (2015) menyebutkan bahwa konsep nilai hasil (Earned Value) adalah konsep menghitung besarnya biaya yang menurut anggaran sesuai dengan pekerjaan yang telah diselesaikan atau dilaksanakan. Metode nilai hasil dapat digunakan sebagai tolok ukur kinerja proyek secara terpadu antara biaya dan waktu. Penelitian tentang Analisis Kinerja Biaya dan Jadwal Terpadu dengan Menggunakan Konsep Metode Nilai Hasil oleh Faris (2015) dengan Studi Kasus Proyek Rekonstruksi dan Rehabilitasi Jembatan Desa Canggal-Candiroto Hasil penelitian tersebut memberikan kesimpulan bahwa minggu ke-6 berdasarkan nilai Planned Value, Earned Value, dan Actual Cost proyek mengalami keterlambatan dari jadwal rencana tetapi biaya yang dikeluarkan berada dibawah biaya rencana, dengan biaya lebih rendah dari anggaran yang telah direncanakan. Pada

perhitungan Crashing minggu ke-6 , biaya kebutuhan tenaga kerja lebih ekonomis daripada jam kerja lembur.

Fradina (2015), melakukan penelitian tentang Penerapan Earned Value Method (EVM) dan Crashing pada proyek konstruksi dengan studi kasus

(34)

pelaksanaan proyek dibawah dari nilai kontrak.dan terjadi keterlambatan pada minggu tersebut dan terjadi penurunan kinerja biaya.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada empat proyek yakni Proyek Pembangunan Gedung PONEK RSUD Sunan Kalijaga, Proyek Pembangunan Gedung Instalasi Gawat Darurat RSUD Sunan Kalijaga Demak, Proyek Pembangunan Rehabilitasi Rumah Dinas Ketua DRPD Kabupaten Brebes, dan Proyek Pembangunan Gedung 3 Lantai, dengan gambaran umum sebagai berikut.

1. Proyek Pembangunan Gedung PONEK RSUD Sunan Kalijaga Kecamatan Demak, Kabupaten Demak dikerjakan oleh PT. R sebagai kontraktor pelaksana dengan anggaran yang berasal dari P pada tahun 2015 sebesar Rp. 7.452.999.000,00 dengan durasi proyek selama 30 minggu.

2. Proyek Pembangunan Gedung IGD RSUD Sunan Kalijaga, Demak dikerjakan oleh PT. T sebagai kontraktor pelaksana dengan anggaran yang berasal dari H pada tahun 2014 sebesar Rp. 4.950.908.465,70 dengan durasi proyek selama 25 minggu.

3. Proyek Rehabilitasi Sedang/Berat Rumah Dinas Ketua DPRD Kabupaten Brebes yang dikerjakan oleh CV. X sebagai kontraktor pelaksana dengan anggaran yang berasal dari Z pada tahun 2014 sebesar Rp. 1.065.000.000,00 dengan durasi proyek 20 minggu.

4. Proyek Pembangunan Gedung 3 Lantai dikerjakan oleh PT. X sebagai kontraktor pelaksana dengan anggaran yang berasal dari Z pada tahun 2013 sebesar Rp. 12.804.605.000,00 dengan durasi proyek 38 minggu.

Analisis kinerja waktu dan biaya dilakukan dengan menggunakan metode Earned Value Analysis yang bertujuan untuk mengetahui kinerja proyek pada saat ditinjau atau pada saat pekerjaan proyek telah selesai dikerjakan serta menggunakan metode Crashing untuk menghitung estimasi biaya percepatan pelaksanaan proyek.

Kelebihan dari metode Earned Value Analysis adalah metode ini dapat menggambarkan hubungan kemajuan proyek di lapangan terhadap anggaran biaya yang telah direncanakan pada pekerjaan tersebut. Sehingga dari hasil analisis dengan menggunakan metode ini, dapat diketahui kinerja proyek untuk mendeteksi apabila terjadi keterlambatan jadwal dan biaya yang dikeluarkan melebihi dari anggaran yang telah direncanakan. Serta metode Earned Value Analysis dapat memperkirakan dan memproyeksikan waktu penyelesaian proyek dan biaya untuk menyelesaikan proyek.

(35)

Sebuah penelitian harus dilaksanakan dengan tahap-tahap yang sistematis dan teratur agar dapat menghasilkan penelitian yang sesuai dengan yang diinginkan. Oleh karena itu, pelaksanaan penelitian dibagi dengan beberapa tahap sebagai berikut.

Tahap 1 : Menentukan latar belakang masalah

Dalam melakukan penelitian, langkah awal yang harus dilakukan adalah menentukan latar belakang masalah untuk mengetahui masalah yang terjadi pada obyek penelitian.

Tahap 2 : Perumusan masalah

Perumusan masalah merupakan tahap yang bertujuan untuk mempertegas tujuan dari penelitian. Tahap ini merupakan tahap yang mengacu pada latar belakang masalah yang dihadapi.

Tahap 3 : Pengumpulan data

Tahap ini merupakan salah satu tahap yang penting dilakukan untuk menyelesaikan penelitian. Dilakukan pengumpulan data guna menganalisis variabel-variabel yang berpengaruh. Berikut adalah variabel yang digunakan : 1. Variabel Waktu

Variabel waktu yang dibutuhkan merupakan data yang didapat dari kontraktor pelaksana yang mengerjakan proyek konstruksi. Data-data variabel waktu tersebut adalah kurva-s yang meliputi uraian pekerjaan, durasi proyek, dan prosentase bobot pekerjaan. Selain itu data yang termasuk ke dalam variabel waktu adalah laporan kemajuan proyek.

2. Variabel Biaya

(36)

Adapun data-data sekunder yang digunakan dalam analisis kinerja proyek dengan metode nilai hasil adalah sebagai berikut :

1. Time Schedule (Kurva-S)

Time Schedule merupakan jadual rencana yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan proyek yang meliputi uraian pekerjaan, prosentase pekerjaan tiap minggu, volume pekerjaan, dan kurva-s.

2. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Rencana Anggaran Biaya adalah jumlah biaya yang dialokasikan untuk pelaksanaan pekerjaan proyek yang merupakan kontrak yang disetujui oleh pihak kontraktor sebagai pelaksana dan pihak owner sebagai pemberi pekerjaan.

3. Laporan Kemajuan Mingguan (Progress Report)

Laporan kemajuan proyek adalah prestasi kemajuan yang dilaporkan satu periode minggu sesuai dengan fisik pekerjaan proyek di lapangan.

4. Laporan Keuangan Mingguan Kontraktor (Biaya Aktual)

Biaya aktual adalah biaya yang telah dikeluarkan oleh kontraktor untuk pekerjaan yang telah terselesaikan. Biaya aktual ini terdiri dari :

a. Biaya Langsung

Biaya yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan proyek meliputi biaya material,upah tenaga kerja, dan peralatan kerja.

b. Biaya Tak Langsung

Biaya yang tidak berkaitan langsung dengan pelaksanaan proyek yang meliputi PPN, PPh,biaya operasional,biaya non operasional, dan lain-lain.

Tahap 4 : Analisis data

(37)

rumus-rumus yang ada pada landasan teori. Adapun kalkulasi yang dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel 2010 adalah sebagai berikut :

1. Menghitung kinerja proyek

a. Menghitung indikator Planed Value (PV) b. Menghitung indikator Earned Value (EV) c. Menghitung indikator Actual Cost (AC) d. Menghitung Cost Variance (CV)

e. Menghitung Schedule Variance (SV) f. Menentukan Cost Performance Index (CPI) g. Menentukan Schedule Performance Index (SPI)

2. Memperkirakan waktu dan biaya untuk menyelesaikan proyek a. Memperkirakan Estimated to Complete (ETC)

b. Memperkirakan Estimated at Completion (EAC) c. Memperkirakan Time Estimated (TE)

3. Menganalisis prakiraan rencana terhadap penyelesaian proyek atau To Complete Performance Index

Tahap 5 : Menghitung prakiraan biaya dan waktu

Pada tahap ini dilakukan perhitungan prakiraan biaya dan waktu. Variabel yang digunakan berasal dari analisis data kinerja proyek. Maka didapat nilai prakiraan biaya dan waktu serta pekerjaan yang tersisa (ETC, EAC, TE, dan TCPI).

Tahap 6 : Analisis metode crashing program

Analisis dilakukan pada minggu dengan jumlah deviasi yang cukup besar. Selanjutnya dilakukan crashing program yaitu penambahan jumlah tenaga kerja dan jam kerja (lembur) setiap item pekerjaan pada minggu tersebut.

(38)

Tahap ini merupakan tahap akhir dalam suatu penelitian. Dari hasil analisis dan perhitungan, ditarik beberapa kesimpulan yang mengacu pada tujuan penelitian yang telah direncanakan sebelumnya.

Tahapan penelitian secara skematis dalam bentuk diagram alir dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Mulai

Latar Belakang Masalah

Perumusan Masalah

Pengumpulan Data : a. Time Schedule

b. Rencana Anggaran Biaya (RAB) c. Laporan kemajuan (Progress report) d. Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP)

Analisis Data : a. Menghitung indikator PV, EV, dan AC

b. Menghitung analisa kinerja proyek (CV, SV, CPI, dan SPI)

Pembahasan

Kesimpulan dan Saran Forecasting :

a. Menghitung nilai Estimate to Complete (ETC) b. Menghitung nilai Estimate at Completion (EAC) c. Menghitung Time Estimate (TE)

d. Menganalisa nilai To Complete Performance Index (TCPI)

Analisis metode crashing program : a. Menentukan penambahan jam kerja (lembur) b. Menentukan penambahan tenaga kerja c. Menghitung biaya tambahan

(39)

Selesai

Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Proyek Pembangunan Gedung PONEK RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak

4.1.1. Data Penelitian 1. Data Umum Proyek

Adapun gambaran umum dari Proyek Pembangunan Gedung PONEK RSUD Sunan Kalijaga Kecamatan Demak, Kabupaten Demak ini adalah sebagai berikut. Pemilik Proyek : P

Konsultan Supervisi : PT. Q

Kontraktor : PT. R

Biaya langsung : Rp. 6.775.453.636,36 PPN 10% : Rp. 677.545.363,64 Anggaran Proyek : Rp. 7.452.999.000,00 Waktu pelaksanaan : 30 minggu

2. Data yang Digunakan dalam Metode Earned Value

Rencana anggaran biaya yang digunakan sesuai dengan dokumen kontrak yang didalamnya berisi uraian pekerjaan, urutan dan jenis pekerjaan, serta dicantumkan harga tiap-tiap jenis pekerjaan. Tabel 4.1 berikut memperlihatkan rekapitulasi RAB. Sedang biaya aktual adalah biaya yang telah dikeluarkan oleh kontraktor untuk pekerjaan yang telah terselesaikan. Laporan ini di rekap setiap minggunya. Di dalamnya berisi uraian pengeluaran kontraktor setiap minggunya yang meliputi biaya upah tenaga kerja, bahan, peralatan dan operasional. Tabel 4.2 memperlihatkan Laporan Keuangan Mingguan Kontraktor (Biaya Aktual).

Time Schedule yang digunakan sesuai dengan perencanaan yang digambarkan dalam kurva-s dan dibagi prosentase bobot masing-masing item pekerjaan pada tiap periode waktu. Time Schedule digunakan sebagai panduan untuk penjadualan proyek dan digunakan untuk menghitung nilai Planned Value. Progress Report merupakan laporan kemajuan mingguan yang pada awalnya berupa volume pekerjaan dan selanjutnya dikonversi ke dalam prosentase bobot realisasi. Progress Report digunakan untuk menghitung Earned Value. Gambar 4.1 memperlihatkan kurva S rencana.

Tabel 4.1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Proyek Pembangunan Gedung PONEK RSUD Sunan Kalijaga Kecamatan Demak

NO URAIAN PEKERJAAN JUMLAH (RP)

1 PEKERJAAN PERSIAPAN 107.500.000,00

(40)

NO URAIAN PEKERJAAN JUMLAH (RP) DASAR

PEKERJAAN TANAH 497.734.449,26

2 PEKERJAAN PASANGAN/PLESTERAN 748.891.100,89

PEKERJAAN BETON BERTULANG K 225 1.654.736.276,08

PEKERJAAN KUSEN DAN AKSESORIS 270.836.482,86

PEKERJAAN LANTAI DAN SALURAN 221.659.445,78

PEKERJAAN LANGIT-LANGIT 114.622.476,72

PEKERJAAN PENGECATAN 96.815.592,22

PEKERJAAN SANITASI 22.069.356,00

3 PEMBANGUNAN RAMP GEDUNG

a PEKERJAAN TANAH 71.206.655,04

b PEKERJAAN PASANGAN/PLESTERAN 57.164.993,65

c PEKERJAAN BETON BERTULANG K 225 311.609.756,29

d PEKERJAAN PKUSEN DAN AKSESORIS 57.750.000,00

e PEKERJAAN PENGECATAN 3.685.532,40

4 PEMBANGUNAN GEDUNG LANTAI ATAS

a PEKERJAAN PASANGAN/PLESTERAN 488.905.459,01

b PEKERJAAN BETON BERTULANG K 225 459.505.383,55

c PEKERJAAN KUSEN DAN

PENGGANTUNG

231.893.363,78

d PEKERJAAN ATAP 463.427.651,28

e PEKERJAAN LANTAI DAN LAPIS LANTAI 195.531.655,79

f PEKERJAAN LANGIT-LANGIT 113.246.976,72

g PEKERJAAN PENGECATAN 129.345.152,06

h PEKERJAAN SANITASI 35.744.163,00

5 PEKERJAAN ME

a LANTAI 01 PEKERJAAN LISTRIK 154.802.875,00

b LANTAI 01 PEKERJAAN MEKANIKAL 96.224.958,33

c LANTAI 02 PEKERJAAN LISTRIK 56.345.225,00

d LANTAI 02 PEKERJAAN MEKANIKAL 114.198.655,64

TOTAL 6.775.453.636,36

PPN (10%) 677.545.363,64

JUMLAH TOTAL HARGA PEKERJAAN 7.452.999.000,00

JUMLAH DIBULATKAN 7.452.999.000,00

Sumber: PT. R (Kontraktor)

Tabel 4.2 Rekapitulasi Biaya Aktual (AC) Proyek Pembangunan Gedung PONEK RSUD Sunan Kaljaga Kecamatan Demak

Mingg

u ke- Upah Bahan Peralatan Operasional Jumlah Total

1 - - - 3.300.000,00 3.300.000,00

2 - - - 30.000.000,00 30.000.000,00

3 36.000.000,00 69.550.000,00 - 32.050.000,00 137.600.000,00

(41)

Mingg

u ke- Upah Bahan Peralatan Operasional Jumlah Total

0 0

5 45.000.000,00 247.525.000,0 0

12.360.000,00 - 304.885.000,00

6 45.000.000,00 255.480.000,0 0

18.740.000,00 - 319.220.000,00

7 46.700.000,00 287.525.000,0

0 6.570.000,00 - 340.795.000,00

8 42.000.000,00 193.470.000,0

0 - - 235.470.000,00

9 65.800.000,00 189.900.000,0 0

8.060.000,00 - 263.760.000,00

10 55.500.000,00 201.115.000,0 0

105.000.000,0 0

- 361.615.000,00

11 71.000.000,00 267.800.000,0 0

- 135.000.000,0 0

473.800.000,00

12 36.850.000,00 97.550.000,00 - - 134.400.000,00

13 29.000.000,00 152.400.000,0

0 - - 181.400.000,00

TOTAL 3.172.477.000,0

0 Sumber: PT. R (Kontraktor)

Gambar 4.1. Kurva S rencana 4.1.2. Perhitungan Kinerja Proyek

1. Analisis Indikator Earned Value

(42)

serta realisasi pada tiap-tiap item pekerjaan. Prosentase tersebut dibagi pada setiap periode pada satuan waktu (minggu).

Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan maka didapatkan hasil berikut. Untuk nilai planned value dapat dilihat pada Tabel 4.3 sedangkan untuk nilai earned value dapat dilihat pada Tabel 4.4. Dan untuk actual cost dapat dilihat pada Tabel 4.5, sedangkan Gambar 4.2 memperlihatkan grafik perbandingan ketiga nilai tersebut.

Tabel 4.3 Planned Value Proyek Pembangunan Gedung PONEK RSUD Sunan Kalijaga Kecamatan Demak

Minggu

ke-Minggu ini Komulatif s/d minggu ini

BobotPV (%) Pengeluaran (Rp) BobotPV (%) Pengeluaran (Rp)

1 0,057 3.839.285,71 0,057 3.839.285,71

2 0,057 3.839.285,71 0,113 7.678.571,43

3 1,106 74.956.923,75 1,220 82.635.495,18

4 1,106 74.956.923,75 2,326 157.592.418,93

5 1,838 24.549.065,81 4,164 282.141.484,74

6 3,451 233.790.512,05 7,615 515.931.996,79

7 3,875 262.549.656,70 11,490 778.481.653,49

8 4,274 289.579.385,14 15,764 1.068.061.038,64

9 4,379 296.716.801,12 20,143 1.364.777.839,76

10 0 - 20,143 1.364.777.839,76

11 0 - 20,143 1.364.777.839,76

12 4,379 296.716.801,12 24,522 1.661.494.640,88

13 3,543 240.036.663,08 28,065 1.901.531.303,96

14 5,253 355.893.575,90 33,318 2.257.424.879,87

15 5,460 369.970.115,90 38,778 2.627.394.995,77

16 7,005 474.622.477,58 45,783 3.102.017.473,35

17 6,792 460.184.977,58 52,575 3.562.202.450,94

18 6,563 444.641.516,63 59,138 4.006.843.967,57

19 6,563 444.641.516,63 65,700 4.451.485.484,20

20 5,563 376.932.395,92 71,263 4.828.417.880,12

21 5,563 376.932.395,92 76,827 5.205.350.276,03

22 4,162 282.015.814,01 80,989 5.487.366.090,04

23 4,162 282.015.814,01 85,151 5.769.381.904,04

24 4,162 282.015.814,01 89,314 6.051.397.718,05

25 3,501 237.234.919,87 92,815 6.288.632.637,92

26 1,678 113.687.708,73 94,493 6.402.320.346,64

27 1,951 132.170.885,56 96,444 6.534.491.232,20

28 1,326 89.830.774,64 97,769 6.624.322.006,84

29 1,326 89.830.774,64 99,095 6.714.152.781,47

30 0,905 61.300.854,89 100,00 6.775.453.636,36

Gambar

Gambar 2.5. Hubungan waktu-biaya normal dan dipercepat untuk suatu kegiatan(Sumber: Soeharto, 1997).Messah (2010), menyatakan bahwa suatu pekerjaan konstruksi dapat
Gambar 4.1. Kurva S rencana
Tabel 4.3 Planned Value Proyek Pembangunan Gedung PONEK RSUD SunanKalijaga Kecamatan Demak
Tabel 4.4 Earned Value Proyek Proyek Pembangunan Gedung PONEK RSUD
+7

Referensi

Dokumen terkait

1. Pengambilan data berasal Proyek Pembangunan Gedung PONEK RSUD Sunan Kalijaga Kecamatan Demak, Kabupaten Demak. Analisis indikator Earned Value , analisis varians, indeks

Data yang didapat dari proyek antara lain Time Schedule proyek, Rencana Anggaran Biaya (RAB), laporan mingguan proyek dan biaya aktual, kemudian dilakukan analisa

Pada Proyek Pembangunan Gedung Sarana DIKLAT BKPSDM kabupaten Ciamis sebagai studi kasus dalam penelitian ini akan diterapkan metode PERT ( Program Evaluation and

Dari nilai EAC dapat diperoleh perkiraan selisih antara biaya rencana penyelesaian proyek (BAC) dengan biaya penyelesaian proyek berdasarkan kinerja pekerjaan yang telah

Analisis Biaya Langsung, Biaya Tidak Langsung dan Biaya Total Proyek Pada kelima alternatif tahap percepatan (crashing) yang telah dianalisis dapat diketahui besarnya

Untuk mengetahui apakah pelaksanaan suatu proyek pada saat pelaporan masih sesuai dengan anggaran biaya dan jadwal waktu yang direncanakan atau tidak, digunakan earned

Kinerja proyek pada bulan Juni cenderung positif, hal ini juga dapat dilihat pada gambar 4.4 diatas yang menunjukkan analisa varians jadwal (SV) yang bernilai positif

Menurut Cleland (1995), standar kinerja diperlukan untuk melakukan tindakan pengendalian terhadap penggunaan sumber daya yang ada dalam suatu proyek. Hal ini agar