• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telur yang matang dengan sel sperma. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telur yang matang dengan sel sperma. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

4 2.1 Dasar Teori

2.1.1 Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi adalah upaya yang bersifat sementara ataupun permanen yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan sel telur yang matang dengan sel sperma. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang berpengeruh dalam hal fertilitas.(11,12)

Cara pencegahan kehamilan berupa kontrasepsi dapat menggunakan alat atau obat-obatan yang dapat menghindari / mencegah pertemuan sel telur dan sel sperma.(13)

Adapun tujuan dari kontrasepsi yaitu(14) : a) Untuk menunda kehamilan b) Untuk menjarangkan kehamilan

c) Untuk menghentikan kehamilan / mengakhiri kehamilan / kesuburan 2.1.1.1 Jenis – jenis Kontrasepsi

Berdasarkan cara kerja dan jenisnya kontrasepsi dibagi menjadi 8 metode, yaitu :

a. Kontrasepsi Non Hormonal

Yang dimaksud dari kontrasepsi ini yaitu kontrasepsi yang tidak menggunakan bahan atau alat tambahan, contohnya :

1) Metode Amenorea Laktasi (MAL)

(2)

2) Metode Keluarga Berencana ( KBA) 3) Sanggama Terputus

b. Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)

Yang dimaksud dari alat kontrasepsi ini yaitu penggunaan kontrasepsi dengan alat yang biasanya berbentuk T (IUD).

c. Kontrasepsi Hormonal

Yang dimaksud dari kontrasepsi ini yaitu penggunaan kontrasepsi yang mengandung hormon, contohnya :

1) Metode Hormonal Kombinasi

Yaitu kontrasepsi hormonal yang mengandung hormon progestin dan estrogen. Contohnya : Pil kombinasi dan suntik kombinasi

2) Metode Hormonal progesteron saja

Yaitu kontrasepsi hormonal yang mengandung hormon progesteron saja.

Contohnya : Pil progestin (mini pil ), implan, dan suntikan progestin.

d. Metode Penghalang (Barrier Method)

Yaitu kontrasepsi dengan menggunakan alat untuk menghambat masuknya sperma ke dalam ovum. Contohnya : kondom dan diafragma.

e. Metode Mantap Dengan Cara Operasi (Kontrasepsi Mantap)

Yaitu kontrasepsi permanen dengan cara operasi yaitu Tubektomi dan Vasektomi.(12)

(3)

Gambar 2.1 Macam-macam Alat Kontrasepsi

2.1.1.2 Kontrasepsi Pil

Pil KB adalah kontrasepsi oral yang penggunaannya dengan cara diminum.

Pil KB adalah suatu cara kontrasepsi yang berbentuk pil atau strip yang berisi gabungan hormon yaitu hormon estrogen dan progesteron atau hanya berisi hormon progesteron saja yang digunakan secara oral.

Terdapat dua jenis kontrasepsi pil, yaitu : a) Pil Oral Kombinasi (POK)

Pil oral kombinasi adalah pil yang berisi 28 pil yang berisi dua hormon wanita yaitu hormon estrogen dan hormon progesteron. Penggunaanya diminum setiap hari selama 3 minggu, diikuti dengan 1 minggu tanpa pil atau plasebo, pada saat dimana suatu perdarahan surut akan terjadi.(15)

Terdapat 3 tipe umum yang dikembangkan dari kontrasepsi pil kombinasi yaitu pil kombinasi monofasik, bifasik dan trifasik. Pil kombinasi monofasik merupakan pil KB yang paling banyak digunakan dan jenis pil ini mengandung hormon aktif yaitu estrogen dan progesteron. Pil kombinasi monofasik mengandung dosis estrogen dan progesteron dengan perbandingan

(4)

yang tetap pada setiap pil. Sedangkan pil kombinasi bifasik dan trifasik mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dengan 2 dosis yang berbeda pada setiap pilnya. Untuk efek samping pada pil kombinasi bifasik menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur sedangkan pada pil kombinasi trifasik jarang digunakan karena mahal. Sehingga kontrasepsi pil kombinasi monofasik paling sering dikonsumsi.(15)

Efektifitas pil kombinasi monofasik ini mencapai 99% jika digunakan secara benar dan konsisten. Meski memiliki efektivitas yang tinggi pil kombinasi monofasik juga dapat menimbulkan efek samping.(12,15)

b) Minipil

Minipil adalah kontrasepsi pil yang hanya mengandung derivat progesteron sintesis yang diberikan terus menerus dalam siklus haid.

Mekanisme kerja minipil yaitu dengan cara mengentalkan lendir serviks dan mengubah endometrium sehingga tidak siap untuk implantasi. Namun minipil memili kerugian yaitu harganya yang mahal dan efektivitasnya yang rendah bila dibandingkan degan kontrasepsi pil kombinasi sehingga jarang digunakan .

Gambar 2.2 Kontrasepsi Oral (Pil KB)

(5)

2.1.1.3 Hormon

Hormon estrogen dan progesteron memberikan umpan balik, terhadap kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan terhadap perkembangan folikel dan proses ovulasi. Melalui hipotalamus dan hipofisis, estrogen dapat menghambat pengeluaran Folicle Stimulating Hormone (FSH) sehingga perkembangan dan kematangan Folicle De Graaf tidak terjadi. Di samping itu progesteron dapat menghambat pengeluaran Hormone Luteinizing (LH). Estrogen mempercepat peristaltik tuba sehingga hasil konsepsi mencapai uterus endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi.(16)

A. Hormon Estrogen

Estrogen dikenal sebagai hormon wanita yang utama bersama dengan progesteron, karena mempunyai peranan penting dalam proses terjadinya kehamilan, juga pertumbuhan payudara dan panggul. Sama halnya dengan testosteron dan progesteron, estrogen juga merupakan hormon steroid. Nama lain dari estrogen 17β-estradiol, estrone dan estriol. Estradiol diproduksi dari stimulasi LH di organ reproduksi. Luteinizing hormone (LH) adalah reseptor yang dimiliki oleh sel granulosa yang telah matang.(17)

Estrogen yang biasa digunakan untuk kontrasepsi pil adalah estrogen sintetik yang merupakan turunan etinil estradiol. Etinil estradiol ini relatif aktif apabila diberikan per-oral karena dapat diabsorpsi dengan cepat dan lengkap mengalami proses metabolisme pertama di hati. Estrogen yang aktif per-oral mencapai hati dengan konsentrasi yang relatif tinggi dan dapat mengubah produksi faktor pembekuan darah sehingga dapat menyebabkan trombosis

(6)

terutama trombosis vena jika digunakan untuk efek perifernya. Seperti pada wanita yang sudah menopouse efek hepatisnya dapat diminimalkan melalui alur yang dapat menghindari paparan lintas pertama hati, misalnya dengan suntikan.(18)

Mekanisme kerja dari estrogen dalam kontrasepsi oral yaitu dapat menghambat ovulasi yaitu dengan cara menekan kadar FSH. Estrogen yang aktif per-oral seperti etinil estradiol ini sering digabung dengan progesteron sintetik.(18)

B. Hormon Progesteron

Progesteron adalah suatu steroid yang dieksresikan oleh corpus luteum, plasenta dan sejumlah kecil dari folikel. Progesteron disintesis dari prognenolone, suatu derivat kolesterol. Hormon ini berperan dalam proses menstruasi dan kehamilan. Dua persen progesteron beredar dalam plasma dalam bentuk bebas, sedangkan 80% berikatan dengan albumin dan 18% berikatan dengan corticosteroid-binding globulin.(17)

Sasaran organ pada progesteron yaitu uterus, payudara, dan progesteron bertanggung jawab pada perubahan progestational di dalam endometrium dan perubahan serviks dan vagina. Hormon progesteron tidak memiliki efek anabolik karen hormon tersebut adalah golongan hormon katabolik. Hormon katabolik yang disekresi oleh tubuh untuk melemahkan kerja jaringan otot (18)

2.1.1.4 Efek Kontrasepsi Oral

Adapun efek samping akibat kelebihan hormon estrogen, efek samping yang sering terjadi yaitu rasa mual, retensi cairan, sakit kepala, nyeri pada payudara, dan fluor albus atau keputihan. Rasa mual kadang-kadang disertai muntah, diare, dan rasa perut kembung. Retensi cairan disebabkan oleh kurangnya

(7)

pengeluaran air dan natrium, dan dapat meningkatkan berat badan. Sakit kepala disebabkan oleh retensi cairan. Kepada penderita, pemberian garam perlu dikurangi dan dapat diberikan diuretik. Kadang-kadang efek samping demikian mengganggu akseptor, sehingga berkeinginan untuk menghentikan kontrasepsi hormonal tersebut.

Dalam kondisi tersebut, akseptor dianjurkan untuk melanjutkan kontrasepsi hormonal dengan kandungan hormon estrogen yang lebih rendah.

Selain efek samping kelebihan hormon estrogen, hormon progesteron juga memiliki efek samping jika dalam dosis yang berlebihan dapat menyebabkan perdarahan tidak teratur, bertambahnya nafsu makan disertai bertambahnya berat badan, acne (jerawat), alopsia, kadang-kadang payudara mengecil, fluor albus (keputihan), hipomenorea (pendarahan menstruasi yang lebih sedikit dari biasanya). Fluor albus yang kadang-kadang ditemukan pada kontrasepsi hormonal dengan progesteron dalam dosis tinggi, disebabkan oleh meningkatnya infeksi dengan Candida albicans.(11)

2.1.2 Darah

Darah adalah jaringan hidup yang bersirkulasi mengelilingi seluruh tubuh dengan perantara jaringan arteri, vena dan kapilaris, yang membawa nutrisi, oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah manusia terdiri atas plasma darah, lemak, substansi kimia (karbohidrat, protein dan hormon), dan gas (oksigen, nitrogen dan karbon dioksida). Sedangkan plasma darah terdiri atas eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih) dan trombosit (platelet).(19)

(8)

Gambar 2.3 Komposisi Darah Manusia

Sumber : http://zoneofhorizon.blogspot.co.id/2014/03/komposisi-darah- manusia.html

Darah terdiri atas bagian cair (plasma) dan bahan-bahan intraselular.

Plasma darah dan sel-sel darah dapat terpisah dan bebas bergerak dalam cairan intraselular. Beberapa sel darah, seperti lekosit dapat berpindah melalui pembuluh darah untuk melawan infeksi.(19)

Darah berbentuk cairan yang berwarna merah, agak kental dan lengket.

Darah mengalir di seluruh tubuh kita, dan berhubungan langsung dengan sel-sel di dalam tubuh kita. Darah terbentuk dari beberapa unsur, yaitu plasma darah, sel darah merah, sel darah putih dan keping darah. Plasma darah merupakan

(9)

komponen terbesar dalam darah, karena lebih dari separuh darah mengandung plasma darah. Hampir 90% bagian dari plasma darah adalah air.(20)

Gambar 2.4 Kandungan Plasma Darah

Sumber : https://biologi-indonesia.blogspot.co.id/2013/11/penjelasan-tentang- komposisi-darah.html

Sel darah merah yang matang sangat mudah dikenali disebabkan oleh morfologinya yang unik. Pada keadaan normal, bentuk sel darah merah adalah bikonkaf dengan diameter rata-rata 8μm, ketebalan 2μm dan volumenya sekitar 90ƒL. Sel darah merah tidak mempunyai nukleus atau mitokondria, dan 33%

daripada kandungannya terdiri daripada protein tunggal yaitu hemoglobin. Tanpa nukleus dan jalur metabolik protein, sel ini mempunyai masa hidup yang singkat yaitu selama 100-120 hari. Tetapi, struktur sel darah merah matang yang unik ini

(10)

memberikan daya lenturan yang maksimal saat sel ini melewati pembuluh darah yang sempit.(21)

Sel darah putih ( leukosit ) tidak berwarna, bentuknya lebih besar dari sel darah merah, tetapi jumlah sel darah putih lebih sedikit. Diameter leukosit sekitar 10 μm. Batas normal jumlah lekosit berkisar 4.000 – 10.000 / mm³ darah.

Leukosit di dalam tubuh berfungsi untuk mempertahankan tubuh terhadap benda- benda asing termasuk kuman – kuman penyebab penyakit infeksi. Lekosit yang berperan adalah monosit, netrofil, limfosit. Leukosit juga memperbaiki kerusakan vaskuler. Leukosit yang memegang peranan adalah eosinofil sedangkan basofil belum di ketahui pasti.(22)

Trombosit adalah sel darah tak berinti yang berasal dari sitoplasma megakariosit. Hitung trombosit antara 150.000-400.000 /mm3, sedangkan umur trombosit berkisar antara 7-10 hari. Sel ini memegang peranan penting pada hemostasis karena trombosit membentuk sumbat hemostatik untuk menutup luka.

Pembentukan sumbat hemostatik terjadi melalui beberapa tahap yaitu adhesi trombosit, agregrasi trombosit dan reaksi pelepasan.(23)

2.1.2.1 Laju Endap Darah

Pemeriksaan hematologi merupakan salah satu pemeriksaan yang dapat dipakai sebagai penunjang diagnosis yang berkaitan dengan terapi dan prognosis.

Untuk mendapatkan diagnosis yang tepat diperlukan hasil yang teliti dan cepat.

Dalam perkembangannya, berbagai tes laboratorium untuk menunjang diagnosis

(11)

dalam pelayanan kesehatan yang efisien, teliti dan cepat. Salah satunya ialah tes laju endap darah.(24)

LED sering juga diistilahkan dalam bahasa asing BBS (Blood Bezenking Snelheid), BSR (Blood Sedimentation Rate), ESR (Erytrocyte Sedimentation Rate)

dan dalam bahasa Indonesianya adalah KPD (Kecepatan Pengendapan Darah).(7) Laju endap darah juga didefinisikan sebagai kecepatan pengendapan sel-sel eritrosit dalam plasma.(8) Tes laju endap darah (LED) ialah tes darah yang menggambarkan kecepatan pengendapan eritrosit dalam plasma darah menggunakan antikoagulan natrium sitrat.(25,26)

Gambar 2.5 Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED)

Sumber : http://www.infolabmed.com/2017/04/pemeriksaan-laju-endap-darah- led-darah.html

LED adalah metode diagnostik yang mudah, cepat dan tidak membutuhkan biaya yang mahal untuk mengamati perubahan protein plasma. Hasil pemeriksaan LED digunakan sebagai penanda non spesifik perjalanan penyakit, khususnya

(12)

memantau proses inflamasi dan aktivitas penyakit akut.(27) Peningkatan nilai LED menunjukkan suatu proses inflamasi dalam tubuh seseorang, baik inflamasi akut maupun kronis, atau adanya kerusakan jaringan.(9)

Walaupun hasil pemeriksaan LED tidak dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis, tetapi secara praktis masih rutin digunakan di klinik, karena selain prosedurnya sederhana dan mudah, juga ekonomis, praktis, dan dapat sebagai pemeriksaan point-of-care (dekat pasien), dan tetap mempunyai arti klinis yang penting.

Proses LED dapat dibagi dalam 3 tingkatan yaitu: pertama adalah tingkatan penggumpalan yang menggambarkan periode eritrosit membentuk gulungan (rouleaux) dan sedikit sedimentasi. Kedua adalah tingkatan pengendapan cepat, yaitu eritrosit mengendap secara tetap dan lebih cepat. Ketiga adalah tingkatan pemadatan, pengendapan gumpalan eritrosit mulai melambat karena terjadi pemadatan eritrosit yang mengendap. Nilai rujukan normal LED wanita dewasa 0-20 mm/jam (wanita usia > 50 tahun 0-30 mm/jam), pria dewasa 0-15 mm/jam (pria usia > 50 tahun 0-20 mm/jam), anak-anak 0-10 mm/jam, dan neonatus 0-2 mm/jam.(28)

(13)

Gambar 2.6 Fase Pembentukan Rouleaux

Sumber : http://www.medicine.mcgill.ca/physio/vlab/bloodlab/esr.htm

2.1.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi LED

Setelah penjelasan mengenai Laju Endap Darah (LED) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Laju Endap Darah (LED) yaitu faktor eritrosit, faktor plasma dan faktor teknik. Jumlah eritrosit/μL darah yang kurang dari normal, ukuran eritrosit yang lebih besar dari normal dan eritrosit yang mudah beraglutinasi akan menyebabkan Laju Endap Darah (LED) cepat. Sedangkan pembentukan rouleaux tergantung dari komposisi protein plasma. Peningkatan kadar fibrinogen dan globulin mempermudah pembentukan roleaux sehingga Laju Endap darah (LED) cepat, sedangkan kadar albumin yang tinggi menyebabkan Laju Endap Darah (LED) lambat. Berikut penjelasan lebih lengkap mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi LED(27) :

a) Faktor eritrosit

Faktor terpenting yang menentukan kecepatan endapan eritrosit adalah ukuran atau masa dari partikel endapan. Pada beberapa penyakit

(14)

dengan gangguan fibrinogen plasma dan globulin, dapat menyebabkan perubahan permukaan eritrosit dan peningkatan LED.

b) Faktor plasma

Beberapa protein plasma mempunyai muatan positif dan mengakibatkan muatan permukaan eritrosit menjadi netral, hal ini menyebabkan gaya menolak eritrosit menurun dan mempercepat terjadinya agregasi atau endapan eritrosit. Salah satu protein fase akut seperti C-Reaktif Protein, adanya peningkatan CRP memberikan kontribusi terjadinya agregasi.

Agregasi eritrosit dapat meningkat karena faktor perbesaran ukuran eritrosit, penurunan jumlah eritrosit, peningkatan konsentrasi globulin (lipoprotein, glikoprotein, imunoglobulin), peningkatan viskositas plasma, dan penurunan konsentrasi albumin misalnya setelah latihan fisik, atau kelaparan berkepanjangan.

c) Faktor tehnik dan mekanik

Faktor terpenting pemeriksaan LED adalah tabung harus tegak lurus, apabila tidak betul-betul tegak lurus akan menyebabkan kesalahan sebesar 30%. Selain itu selama pemeriksaan rak tabung tidak boleh bergetar atau bergerak. Panjang diameter bagian dalam tabung LED juga mempengaruhi hasil pemeriksaan.

(15)

2.1.2.3 Nilai Normal dan Abnormal Laju Endap Darah (LED)

Nilai normal LED untuk wanita adalah 0 – 20 mm/jam. Nilai Abnormal LED > 20 mm/jam. sedangkan untuk laki-laki nilai normalnya 0 – 15 mm/jam.

Nilai LED meningkat pada kondisi : infeksi akut dan kronis misalnya, tuberkulosis, arthritis reumatoid, infark miokard akut, kanker, penyakit Hodkin’s, gout, Systemic Lupus Erythematosus (SLE), penyakit tiroid, luka bakar,

kehamilan trimester II dan III, dan pengaruh kontrasepsi oral.

Peningkatan nilai LED > 50mm/jam harus diperiksa lebih lanjut dengan melakukan pemeriksaan terkait infeksi akut maupun kronis, yaitu dengan pemeriksaan kadar protein dalam serum dan protein, pemeriksaan immunoglobulin, Anti Nuclear Antibody (ANA) Tes, pemeriksaan rheumatoid factor.

Sedangkan peningkatan nilai LED > 100mm/jam selalu dihubungkan dengan kondisi serius, misalnya: infeksi, malignansi, paraproteinemia, bulinaemia, necrotizing vaskulitis, polymyalgia rheumatic.

Nilai LED menurun terjadi pada: polisitemia, gagal jantung kongesti, anemia sel sabit, serum protein rendah Interaksi obat dengan hasil laboratorium:

etambutol, kuinin, aspirin, dan kortison.(33) 2.2 Kerangka Konsep

Gambar 2.7 Bagan Kerangka Konsep Akseptor Oral

(Kontrasepsi Pil Kombinasi Monofasik)

Laju Endap Darah (LED)

(16)

2.3 Definisi Operasional

Tabel 2.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur

Skala Ukur 1 Akseptor

kontrasepsi oral (pil kombinasi monofasik)

Orang yang menggunakan kontrasepsi pil kombinasi monofasik

Wawancara Kuesioner Data Ordinal

2 Non- Akseptor kontrasepsi

Orang yang tidak

menggunakan kontrasepsi

Wawancara Kuesioner Data Ordinal

2 Laju Endap Darah

Kecepatan pengendapan eritrosit dalam plasma sampel darah

menggunakan antikoagulan natrium sitrat

Timer + Indra Penglihata

n

mm/ja m

Rasio

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan yang positif berarti jika nilai suatu faktor modal kerja meningkat (yakni tingkat perputaran kas, tingkat perputaran persediaan, tingkat perputaran piutang,

Kompetisi Caleg yang berdomisili di luar Dapil adalah kompetisi yang terjadi antar Caleg yang berdomisili di luar daerah pemilihan dalam memperebutkan

Berdasarkan hasil pengamatan Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam tahun 2008, waktu serangan umumnya terjadi pada musim pancaroba, yaitu peralihan dari musim

Berdasarka Tabel 6, dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana di Kabupaten Tulang Bawang sudah cukup baik terlihat dari tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang untuk

Permasalahan besar yang di alami untuk era moderen seperti saat ini adalah ketika orang dewasa yang mempunyai perananan sebagai orang tua mulai sibuk dengan

In regards to that, starting hypothesis of the research is, first, fixed exchange rate regime and liberalized system of capital flows conditions non-sovereign

Ketidakadilan gender yang kerap dan rentan terjadi di India ialah dalam kehidupan rumah tangga, perempuan di India juga dibedakan oleh kenyataan bahwa mereka ialah bagian dari

U ovom radu razrađen je način provođenja gospodarenja komunalnim otpadom u Europskoj Uniji i Republici Hrvatskoj, koji je ekološki najprihvatljiviji način gospodarenja