• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN ISLAM: ISU DAN INOVASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENDIDIKAN ISLAM: ISU DAN INOVASI"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN ISLAM:

ISU DAN INOVASI

Editor Jejen Musfah Yanti Herlanti

FITK PRESS

(2)

PENDIDIKAN ISLAM : ISU DAN INOVASI

Copy Right©2017 | FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ii

PENDIDIKAN ISLAM:

Isu dan Inovasi

Editor: Jejen Musfah, Yanti Herlanti

Cover, Layout & Tata Letak : Yazid Hady, Fatkhul Arifin Ukuran : 17,6 cm x 25 cm_ x + 333 hlm

ISBN : 978-602-6804-12-9 Diterbitkan Oleh :

FITK Press

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

d.a. Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Jakarta Selatan, Telp./Faks : 021-7443328, Website : fitk.uinjkt.ac.id

© Hak Cipta pada Pengarang_2017 Hak Penerbitan ada pada Penerbit Isi Menjadi Tanggung Jawab Penulis

© Hak Cipta Dilindungi Undang-undang (All Right Reserved)

Cetakan Pertama, 2017

(3)

Copy Right©2017 | FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

iii

PENGANTAR DEKAN

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Puja dan syukur haruslah kita panjatkan pada Alloh swt atas karunia kesehatan dan kekuatan sehingga buku ini dapat terbit dan berada pada tangan kita semua.

Shalawat dan salam tak lupa kita curahkan pada Nabi Besar Muhammad saw, dengan risalahnya kita semua menjadi insan yang siap mencerahkan dan memberi manfaat pada umat.

Buku ini adalah persembahan dari komponen civitas akedemika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, berserta dengan beberapa penulis yang mempunyai keperdulian terhadap pendidikan secara umum dan secara khusus pendidikan islam. Buku berisi pemikiran, ide, gagasan, dan hasil riset para penulis. Semuanya dipersembahkan dalam rangka MILAD Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan ke 60.

Selama 60 tahun Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berkiprah dalam pendidikan, tidak hanya bidang keilmuan keagamaan islam, tapi sudah merambah bidang umum keberbagai aspek yaitu bahasa, humaniora, dan sains. Tidak hanya pada level strata 1 tapi juga pada level strata 2.

Pada level strata 1 Fakultas Ilmu Tarbiyah memiliki 12 buah program studi. Pada kelompok kependidikan islam ada program studi Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD), Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), dan Manajemen Pendidikan Islam (MPI). Pada kelompok program studi bahasa dan humaniora ada Pendidikan Bahasa Arab, Tadris Bahasa Inggris, Tadris Bahasa dan Sastra Indonesia, dan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial. Pada kelompok program studi sains dan teknologi, ada Tadris Biologi, Tadris Fisika, Tadris Kimia, dan Pendidikan Matematika. Pada strata dua ada 4 program studi yaitu Pendidikan Bahasa Inggris, Manajemen Pendidikan Islam, Pendidikan Agama Islam, dan Pendidikan Bahasa Arab.

Hampir semua civitas akademika pada rumpun program studi memberikan kontribusi pada penulisan buku ini. Hal ini terlihat dari lima bab yang dipersembahkan dalam buku yang bertema Pendidikan Islam: Isu dan Inovasi. Bab pertama membahas tentang Guru Abad 21 yang meliputi kondisi actual terkait kompetensi, tantangan, masalah yang akan dihadapi masa depan, dan ide revitalisasi. Bab kedua membahas inovasi pembelajaran dalam bidang matematika, sains dan bahasa. Bab ke tiga mengetengahkan mutu lembaga mulai dari akreditasi, kewajiban menerbitkan jurnal bereputasi, dan upaya membangun mutu pendidikan. Bab keempat menjelaskan tentang pendidikan islam mulai dari bangunan ontologi integrasi keilmuan, epitismologi, dan masalah yang ada di dalamnya. Bab kelima memaparkan tentang isu pendidikan terkait anggaran, kurikulum, karakter, dan kebijakan.

(4)

PENDIDIKAN ISLAM : ISU DAN INOVASI

Copy Right©2017 | FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

iv

Melalui kerja keras tim, buku sebanyak lima bab dengan tebal 351 halaman kini sampai ditangan anda. Harapan kami semoga buku ini dapat menambah wawasan keilmuan, sekaligus menjadi wahana bagi para penulis memaparkan keilmuan dan berkominikasi dalam dunia akademik. Tak lupa kami haturkan terima kasih bagi para penulis buku atas kontribusi tulisan. Inilah persembahan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayullah Jakarta dalam pemikiran dan penelitian selama 60 tahun berkarya.

Jakarta, 19 Mei 2017

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

TTD

Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A.

(5)

Copy Right©2017 | FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

v

PENGANTAR EDITOR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Kepada Allah kami ucapkan terima kasih tak terhingga atas selesainya buku ini.

Salawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad. Kepada para penulis, kami juga ucapkan terima kasih atas kontribusinya. Semoga ini bukan kerjasama penulisan buku yang terakhir, tetapi terus berlanjut selama hayat masih di kandung badan. Dekanat yang telah memungkinkan penerbitan buku ini, kami ucapkan terima kasih.

Kami merasa bahagia atas terbitnya buku ini, karena buku kumpulan makalah ini bisa terwujud. Awalnya kami pesimis. Terima kasih secara khusus kepada Pak Zuhdi yang optimis dengan proyek ini—setidaknya demikian kesan kami saat diskusi dalam rapat-rapat. Pesimisme itu kami simpan rapat dalam hati, sambil menanti respon civitas akademik FITK, maupun dari luar FITK.

Ternyata sambutan dosen di luar dugaan kami. Banyak yang mengirimkan makalah, sementara pengiriman opini masih sedikit. Demikian kondisi di masa awal undangan menulis buku opini dan makalah. Logikanya terbalik: menulis makalah kan lebih sulit dari menulis opini. Tuhan menunjukkan pada kami: semua bisa terjadi di luar dugaan manusia. Di tengah kesibukan dosen, banyaknya undangan menulis kepada mereka, baik dari jurnal maupun seminar, ternyata masih ada tenaga dan komitmen mereka menulis makalah untuk buku edisi milad FITK ke-60. Sekali lagi terima kasih.

Gomaoyo, kata K-Pop/ K-Drama Lovers.

Terakhir, kami ucapkan terima kasih kepada pembaca. Jika anda saat ini sedang membaca buku ini, bersyukurlah karena anda masih bisa meluangkan waktu berharga anda untuk hal yang bernilai. Dalam era penuh ketergesaan dan pekerjaan yang tak kunjung habis saat ini, saya kira punya waktu luang untuk membaca merupakan suatu hal yang mewah. Berapa banyak kita beli buku tetapi belum sempat membacanya. Bisa jadi masih ada beberapa buku di rak yang belum terbuka plastiknya. Waktu kita sedikit untuk membaca.

Membaca buku kumpulan makalah berbeda dengan membaca buku kumpulan opini. Ia tidak bisa dibaca sekilas dan sambil santai tetapi membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi agar kita ngeuh apa yang dimaksud oleh si penulis. Soal berpikir keras saat membaca sebenarnya sangat tergantung pada keunikan gaya menulis penulis masing- masing. Saya kira makalah-makalah di sini mudah dipahami, kecuali kita harus sabar karena paragrafnya panjang-panjang. Jadi sebaiknya anda membaca sambil pesan kopi- susu atau coklat panas. Selamat menikmati jamuan bagi kaum intelektual: buku.

Mungkin anda membaca buku ini sambil tersenyum tipis dan sedikit rasa bangga di dada karena kebetulan ada tulisan anda di dalamnya. Itulah harga atas jerih payah anda: duduk seharian di depan laptop, sambil lelah berkali-kali di atas meja membuka buku-buku referensi—yang mungkin saja sudah lama tidak kita lakukan. Bagi

(6)

PENDIDIKAN ISLAM : ISU DAN INOVASI

Copy Right©2017 | FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

vi

anda yang belum sempat mengirim tulisan, tahun depan bisa jadi proyek ini masih ada:

milad FITK ke-60. Semoga kita diberi panjang umur dan bahagia.

Bogor, 13 Mei 2017 Editor,

(7)

Copy Right©2017 | FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

vii

DAFTAR ISI

Pengantar Dekan ... v Pengantar Editor ... vii

BAB I GURU ABAD 21 ... 1 Menjadi Guru di Abad 21

Dede Rosyada ... 3 Kompetensi Guru dan Penerapan E-Learning

Fauzan ... 25 Tugas dan Tanggungjawab Guru sebagai Pendidik dalam Al-Qur’an

Armai Arief ... 38 Revitalisasi Peran Guru PAI

Agus Zaenul Fitri ... 49 Kebijakan Guru Pustakawan dalam Peningkatan Pendidikan

Lolytasari & Lilik Istiqoriyah ... 62 Profil Kemampuan Inkuiri Calon Guru Biologi

Zulfiani ... 76

BAB II INOVASI PEMBELAJARAN ... 87 Integrasi Nilai-nilai Ulul- Albab dalam Pembelajaran Matematika Model

“KADIR”

Kadir ... 89 Habits of Mind Matematika Siswa dan Pengaruhnya Terhadap Kemampuan Matematika

Gelar Dwirahayu dan Imania Bidari ... 103 Media Pembelajaran Autograph terhadap Pemahaman Konsep Integral Luas Daerah di Bawah Kurva dan Volume Benda Putar

Dindin Sobiruddin dan Readyson ... 120

(8)

PENDIDIKAN ISLAM : ISU DAN INOVASI

Copy Right©2017 | FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

viii

Character Building In EFL Classroom

Fahriany ... 139 Berpikir Intuitif Matematis

Lia Kurniawati ... 144 Blogquest+: Pemanfaatan Media Sosial untuk Diskusi Isu Sosio-saintifik Yanti Herlanti ... 150

BAB III MUTU KELEMBAGAAN ... 171 Paradigma Baru Pendidikan dalam Era Globalisasi:

Ke Arah Pengembangan LPTK

Azyumardi Azra ... 173 Membangun Madrasah, Membangun Bangsa

Murodi ... 183 Akreditasi Program Studi Di FITK UIN Jakarta

Suwito ... 189 Peta Peringkat Akreditasi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam

Sururin ... 203 Free Highway to Heaven: A Small Note to 60th Anniversary of FITK

Dwi Nanto ... 217

BAB IV PENDIDIKAN ISLAM ... 223 Bangunan Epistimologi Pendidikan Islam

Abuddin Nata... 225 Korupsi dalam Pendidikan

Fuad Fachruddin ... 249 Taksonomi Pendidikan Muzayyin Arifin

Sapiudin Shidiq ... 256 Islam sebagai Cikal Bakal Ilmu Kimia Modern

Buchori Muslim & Silvi Nur Fajriah ... 265

(9)

Copy Right©2017 | FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ix

BAB V ISU PENDIDIKAN ... 281 Pendidikan di Era Otonomi Daerah

Muhammad Zuhdi ... 283 Pendidikan Multikultural untuk Menata Kehidupan Bersama

Indra Jaya ... 297 Pembangunan Karakter Peserta Didik pada Jenjang Pendidikan Dasar

Asep Ediana Latip ... 307 Kurikulum Terintegrasi pada Taman Kanak-kanak

Nuraida ... 318 Mengapa Anggaran untuk Lembaga Pendidikan Islam Rendah?

Suwendi ... 323 Biaografi Penulis ... 335

(10)

Copyright © 2017 | FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

PROFIL KEMAMPUAN INKUIRI CALON GURU BIOLOGI

Zulfiani

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pendahuluan

National Science Education Science yang dikembangkan oleh National Research Council merekomendasikan agar “setiap anggota masyarakat memiliki kesadaran melek sains (scienctifically literacy)”. Standard ini dikembangkan secara bertahap dalam pembelajaran di sekolah dengan merencanakan “aktivitas multifaset”. Aktivitas ini meliputi observasi, mengajukan pertanyaan, menggunakan buku dan sumber informasi untuk menemukan apa yang telah diketahui, merencanakan penyelidikan, mereview apa yang telah diketahui dari bukti-bukti yang kuat, menggunakan alat untuk mengumpulkan data, menganalisis, dan menginterpretasi data, mengajukan jawaban, menjelaskan, memprediksi dan mengkomunikasikan hasil (Herr, N., 2008).

Kurikulum 2013 yang diterapkan di Indonesia merekomendasikan implementasi pembelajaran sains pada pendekatan saintifik (Kemendikbud, 2016). Pendekatan saintifik mengacu pada saintifik inkuiri sebagai inti dari pembelajaran berbasis proses yang biasa dikenal inkuiri. Tahapan kemampuan inkuiri meliputi merumuskan masalah, merancang percobaan, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan. Pendekatan ini sejalan dengan pengajaran inkuiri yang menekankan pada observasi dan eksperimen.

Tujuan aktivitas ini mengumpulkan informasi yang cukup untuk mendapatkan teori bersama untuk memperoleh pengalaman yang akrab dan lebih bermakna (Suchman, 2005).

Millar & Driver (1987) menyatakan kemampuan inkuiri diasumsikan dengan

“kemampuan kognitif” yang sering disebut keterampilan proses seperti observasi, inferensi, eksperimentasi. Kemampuan inkuiri membutuhkan keterlibatan siswa dengan pengetahuan ilmiah sebagaimana mereka gunakan dalam bentuk penalaran ilmiah dan berpikir kritis untuk mengembangkan pemahaman sainsnya (NRC, 1999). Penerapan proses pembelajaran saintifik inkuiri memerlukan kemampuan inkuiri ilmiah yang baik dari guru/calon guru .

Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) sebagai Perguruan Tinggi Keguruan memiliki tugas menghasilkan calon guru yang kompeten dan memiliki kesiapan untuk tampil berdaya saing. Calon guru sains khususnya biologi perlu dipersiapkan untuk

(11)

Copyright © 2017 | FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

77

dapat mengimplementasikan pembelajaran biologi di sekolah dasar dan menengah sesuai standard proses yang diamanatkan Kurikulum 2013. Komponen yang perlu disiapkan meliputi pengetahuan konten (biologi) maupun kemampuan inkuiri yang dapat diterapkan dalam proses pengajaran dan pembelajaran di sekolah.

Pendekatan saintifik menekankan proses inkuiri yang menuntut pada sebuah penyelidikan (Bryce, Wilmes, & Bellino, 2016). Herr, N., (2008) menyatakan inkuiri seharusnya dimodelkan di dalam kelas, sebagaimana sains dipraktikkan dalam skala laboratorium.

Melville, Fazio, Bartley, & Jones,. (2008) menyelidiki hubungan antara pengalaman calon guru berinkuiri dan kemampuannya untuk melakukan refleksi setelah menerapkan pembelajaran inkuiri di kelas. Hasil penelitiannya melaporkan bahwa calon guru yang berpengalaman melakukan inkuiri akan menerapkan prinsip inkuiri dalam pembelajaran dan pengajarannya. Berbeda halnya mereka yang kurang berpengalaman dalam inkuiri memiliki persepsi negatif baik terkait waktu, pengelolaan, kurikulum, dan materi. Hasil penelitian ini merekomendasikan pentingnya mengembangkan perkuliahan yang memandu maupun memberikan pengalaman yang memadai untuk dapat mengubah persepsi pengalaman berikuiri calon guru. Lebih jauh Darling-Hammond, D., (2006) menyatakan bahwa pembelajaran bermakna adalah faktor yang signifikan terhadap keberhasilan peserta didik.

Upaya membekalkan berbagai kemampuan inkuiri kepada calon guru telah banyak dilakukan (Anggraini, 2005; Wiyanto, 2005; Zulfiani, 2006). Sejauhmana kemampuan calon guru menerapkan pendekatan saintifik dapat diungkap pula bagaimana kemampuan inkuiri yang telah dimilikinya. Kemampuan inkuiri merupakan integrasi keterampilan dan pengetahuan yang memandu pada sebuah proses penyelidikan.

Jika saintifik inkuiri merupakan inti pembelajaran yang ditekankan dalam standard proses pada Kurikulum 2013, maka apakah calon guru saat ini sudah memiliki kemampuan inkuiri yang kemudian dapat menerapkannya? Bagaimana pemahaman inkuiri mahasiswa ? Kompetensi, persepsi positif bersinergi terhadap kemampuan inkuiri guru/calon guru. Hasil riset relevan menunjukkan pengalaman calon guru berinkuiri menjadi fondasi yang penting memperkuat kemampuannya. Belum ada data empirik yang menggambarkan kemampuan inkuiri calon guru biologi khusunya pada sejumlah keterampilan spesifik yang terkait penyelidikan, padahal keberhasilan ketercapaian standar proses ini sangat tergantung pada kemampuan inkuiri calon guru.

Metode Penelitian

Metode penelitian menggunakan mix methods dengan desain embedded. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2016-Agustus 2016 di Program Studi Pendidikan Biologi UIN Jakarta dengan 49 mahasiswa calon guru semester 8 yang telah menyelesaikan seluruh perkuliahan dan telah mengikuti Praktek Pengajaran Lapangan (PPL) atau Program Profesi Keguruan Terpadu Praktek. Maka, calon guru biologi yang mengikuti magang ini sudah menempuh perkuliahan terkait konten maupun pedagogik. Penyebaran

(12)

Pendidikan Islam: Isu dan Inovasi | Guru Abad 21

Copyright © 2017 | FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

78

tes kemampuan inkuiri ditindaklanjuti dengan wawancara mendalam terhadap 6 orang mahasiswa dengan mememperhatikan kemampuan inkuirinya.

Instrumen Kemampuan Inkuiri

Instrumen kemampuan inkuiri berupa 10 butir soal uraian yang mengintegrasikan konsep biologi dengan kemampuan inkuiri. Kemampuan inkuiri dalam penelitian ini dibatasi pada (1) merumuskan masalah (2) mengidentifikasi variabel, (3) menyusun hipotesis, (4) merencanakan percobaan (menyusun alat bahan, prosedur penelitian dan memprediksi data yang diperoleh). Instrumen kemampuan inkuiri divalidasi oleh 2 orang ahli Pendidikan IPA.

Analisis Data

Data penelitian meliputi data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif yakni hasil test kemampuan inkuiri yang dianalisis menggunakan statistik deskriptif, meliputi rerata dan standard deviasi kemampuan inkuiri. Data kualitatif berupa hasil wawancara mendalam terhadap 6 orang mahasiswa untuk mengidentifikasi dan mengkonfirmasi jawaban-jawaban yang mereka berikan saat mengisi tes. Tiga komponen utama yang ditanyakan meliputi (1) pemahamannya terkait definisi pembelajaran inkuri, (2) komponen kemampuan inkuiri yang dianggap sulit, (3) manfaat pengalaman melakukan praktikum berbasis inkuiri. Penentuan subjek mahasiswa berdasarkan skor perolehan kemampuan inkuirinya. Skor kemampuan inkuiri pada rentang 1-100 yang kemudian diklasifikasikan menjadi 3 kategori pencapaian. Berikut Tabel 1 merupakan kategori perolehan skor kemampuan inkuiri

Tabel 1 Kategori skor kemampun inkuiri Skor Kategori

67-100 Tinggi 33-66 Sedang 0-33 Kurang Hasil dan Pembahasan

1. Kemampuan Inkuiri Mahasiswa Calon Guru

Rerata kemampuan inkuiri secara keseluruhan 69,12% (SD= 7,96) dengan distribusi perolehan skor kemampuan inkuiri (Gambar 1) . Terdapat 4 laki-laki dan 45 mahasiswa berjenis kelamin perempuan. Tabel 2 mendeskripsikan skor perolehan kemampuan inkuiri yang didominasi pada kategori tinggi (77,55%).

(13)

Copyright © 2017 | FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

79

Tabel 2. Kategori skor kemampun inkuiri Skor Jumlah Persentase Kategori

67-100 38 77,55 Tinggi

33-66 7 14,28 Sedang

0-33 4 8,16 Kurang

Pada penelitian ini komponen kemampuan inkuiri terbagi menjadi 2 bagian yakni kemampuan merumuskan masalah dan kemampuan merencanakan percobaan (Tabel 3).

Tabel 3 Komponen kemampuan inkuiri.

Komponen % SD

Kemampuan Merumuskan Masalah Mengidentifikasi variabel

58,16 0,70 Merumuskan masalah

87,14 1,41 Menyusun hipotesis

85,71 1,42

Rerata 77 1,17

Kemampuan Merencanakan Percobaan % SD

Menyusun alat bahan

63,61 0,43 Menyusun prosedur penelitian

73,72 0,85 Memprediksi data yang akan diperoleh

21,77 0,64

Rerata 53,03 0,64

(14)

Pendidikan Islam: Isu dan Inovasi | Guru Abad 21

Copyright © 2017 | FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

80

Gambar 1 Persentase kemampuan inkuri per mahaswa

Jika diperhatikan kemampuan merumuskan masalah lebih tinggi daripada kemampuan merencanakan percobaan (Gambar 2). Persentase terendah pada komponen merumuskan masalah yakni mengidentifikasi variabel (58%) sementara persentase terendah pada kemampuan merencanakan percobaan, memprediksi data yang akan diperoleh (21,77%). (Gambar 3).

(15)

Copyright © 2017 | FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

81

Gambar 2 Kemampuan inkuiri mahasiswa

Gambar 3 Kemampuan inkuiri mahasiswa per komponen Pembahasan

Data kuantitatif menunjukkan rerata skor kemampuan inkuiri mahasiswa pada kategori tinggi. Temuan ini sejalan dengan hasil wawancara bahwa seluruh mahasiswa dari ketiga kategori kemampuan telah mampu mendefiniskan pemahaman strategi inkuiri dengan tepat.

(16)

Pendidikan Islam: Isu dan Inovasi | Guru Abad 21

Copyright © 2017 | FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

82

“Model pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran di mana peserta didik belajar untuk mencari, menyelidiki, menemukan dan menyimpulkan sendiri dengan cara yang sistematis.”(M2-K1)

“Model Pembelajaran Inkuiri adalah model pembelajaran yang berbasis siswa,yang menekankan pada proses berpikir siswa, lebih pada proses menemukan informasi atau pengetahuan sendiri.”(M3-K2)

“Pembelajaran inkuiri menuntut siswa untuk lebih aktif dalam proses penemuan, menemukan sendiri penyelesaian masalah yang diberikan pada saat belajar.” (M5-K3)

Catatan : (MnKn = Mahasiswa ke-n dari Kategori ke-1 (tinggi), Ke-2 (sedang), Ke- 3 (rendah)

Kemampuan merumuskan masalah lebih tinggi daripada kemampuan merencanakan percobaan. Kemampuan merumuskan masalah meliputi mengidentifikasi variabel, merumuskan masalah dan menyusun hipotesis. Kemampuan merumuskan masalah dan menyusun hipotesis menunjukkan hasil yang sangat baik, hal ini memberikan informasi bahwa mahasiswa sudah mampu mengarahkan sebuah perencanaan penelitian ilmiah.

Namun kemampuan ini masih perlu mendapatkan perhatian terutama pada kemampuan mengidentifikasi variabel. Kemampuan mengidentifikasi variabel tersebut meliputi variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol (Tabel 4)

Tabel 4 Kemampuan Inkuiri (Mengidentifikasi variabel) N

Kemampuan mengidentifikasi (%) 3

variabel 2 variabel

1 variabel

Tidak menjawab

Soal 1 49 3 (6%) 35(72%) 6(12%) 5 (10%)

Soal 2 49 2(4%) 37(76%) 6(12%) 4(8%)

Rerata 5% 74% 12% 9%

Berdasarkan tabel 4, hanya 5 % mahasiswa mampu mengidentifikasi ketiga variabel (bebas, terikat, kontrol) secara tepat. 74% mahasiswa mampu mengidentifikasi 2 variabel dengan tepat baik variabel bebas maupun terikat. Fakta di atas memperkuat temuan tingginya perolehan kemampuan mahasiswa dalam merumuskan masalah dan menyusun hipotesis. Pengujian hipotesis berfungsi sebagai kerangka kerja dimana siswa dapat mendemostrasikan kemampuan penalarannya (Wilder, 2011).

12% mahasiswa hanya mampu mengidentifikasi 1 variabel, yakni variabel bebas/terikat dan secara bersamaan kelompok ini salah pula mengidentifikasi variabel kontrol. Maka, pola kesalahan mahasiswa dalam mengidentifikasi variabel sebagai berikut : (1) mahasiswa sudah tepat mengidentifikasi variabel bebas dan terikatnya, namun salah dalam mengidentifikasi variabel kontrol (2) mahasiswa hanya dapat mengidentifikasi satu variabel, bebas atau terikat, sementara salah dalam mengidentifikasi variabel kontrol.

Lawson A (2000) menyarankan pentingnya instruktur/pengajar memberikan latihan yang memandu siswa/mahasiswa untuk menghasilkan argumen hipotetis-deduktif yang secara efektif dilaporkan melalui lembar observasi (anecdotal).

(17)

Copyright © 2017 | FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

83

Hurst, R.W., & Milkent, M.M (1996) menyatakan bahwa pemberian umpan balik pengajar, lembar kerja dan diskusi kelas telah terbukti menjadi faktor penentu dalam melatih kemampuan memprediksi masalah secara efektif. Berdasarkan informasi di atas menunjukkan bahwa aktivitas kelas yang dirancang dengan tepat dapat menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan kemampuan menguji hipotesis siswa (Wilder, 2011).

Kemampuan merencanakan percobaan lebih rendah dibandingkan kemampuan merumuskan masalah. Kemampuan merencanakan percobaan meliputi menyusun alat dan bahan, menyusun prosedur dan memprediksi data yang akan diperoleh.

Temuan di atas memiliki pola yang berkesesuaian dengan hasil wawancara, yakni mahasiswa pada seluruh kategori kemampuan mengalami kesulitan pada merencanakan percobaan seperti menyusun prosedur kerja dan memprediksi data yang akan diperoleh.

“Menyusun prosedur kerja, alasannya harus dilakukan dengan baik dan tepat, jika tidak maka hasil yang didapatkan akan kurang baik. (2) Memprediksi data yang dihasilkan.“ (M1-K1)

“Memprediksi data yang dihasilkan, alasannya bingung data yang harus diperoleh apakah data hasilnya seperti kualitas yoghurt (warna, bau, dll) atau karena mengacu berdasarkan prosedur kerja, jadi jawabnya data-data yang muncul seperti data suhu atau waktu penginkubasian.“(M3-K2)

“Menyusun prosedur, alasannya harus mengetahui secara tepat urutan dari pembuatan yoghurt.“(M5-K3)

Catatan : (MnKn = Mahasiswa ke-n dari Kategori ke-1 (tinggi), Ke-2 (sedang), Ke- 3 (rendah)

Kemampuan merencanakan percobaan memerlukan pengalaman langsung dalam setting praktikum sehingga memberikan contoh konkrit untuk menghasilkan generalisasi pengetahuan yang baru. NSTA (2003) merekomendasikan pentingnya calon guru terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah dengan metode ilmiah yang sesuai. Kegiatan tersebut diwujudkan pada mata kuliah konten sains yang dipelajarinya, namun juga menjadi komponen fundamental pengajaran sains.

Hasil wawancara terungkap pula bahwa mahasiswa pernah melakukan praktikum dengan tema yang berkesesuaian yakni pada mata kuliah bioteknologi. Hal ini ditunjukkan skor yang lebih baik pada menyusun alat bahan, dimana mahasiswa lebih mudah mengingat pada hal tersebut karena pernah mengalaminya. Mahasiswa mengakui ada tema praktikum yang hanya dilakukan oleh beberapa kelompok saja. “Ada praktikum yang belum pernah dilakukan, karena tidak semua kelompok melakukan kegiatan praktikum yang sama, sehingga pada beberapa point penyusunan alat bahan lupa”

(M2K2).

Temuan ini memberikan informasi bahwa pemilihan konsep-konsep tertentu dalam setting praktikum dengan tujuan efisiensi waktu perlu ditindaklanjuti dengan proses presentasi hasil praktikum, evaluasi dan refleksi di kelas secara komprehensif. Lebih lanjut mahasiswa dari ketiga kategori merespon positif bahwa pengalaman praktikum dengan

(18)

Pendidikan Islam: Isu dan Inovasi | Guru Abad 21

Copyright © 2017 | FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

84

tema-tema berkaitan dengan kebutuhan karir guru sangat diperlukan dan bermanfaat kelak.

Kemampuan inkuri merupakan integrasi pengetahuan dan keterampilan yang menunjukkan hasil belajar dalam jangka waktu yang panjang (Haladyna, 1999). Zulfiani (2006) melaporkan hal yang sama bahwa ditemukan rendahnya performa mahasiswa calon guru biologi pada kemampuan merencanakan percobaan pada pembelajaran bioteknologi berbasis inkuiri (structured inquiry dan free inquiry).

Bransford, Brown & Cocking (1999) merekomendasikan bahwa untuk mengembangkan kemampuan inkuiri peserta didik/mahasiswa harus (1) memiliki dasar pengetahuan faktual yang mendalam, (2) memahami fakta dan ide sesuai konteks dari kerangka konseptualnya (3) mengorganisasi pengetahuan yang memfasilitasi proses pengungkapan informasi kembali (retrievel) dan penerapan.

Maka, rekomendasi dari penelitian ini diperlukannya integrasi kemampuan inkuiri dalam mata kuliah konten sains (biologi) pada program pendidikan guru sains (biologi).

Pemetaan mata kuliah sains yang esensial mendukung pemenuhan kompetensi profesional calon guru biologi dapat dirancang melalui model/pendekatan inkuiri. Selain pengalaman berinkuiri yang akan diterima oleh calon guru saat perkuliahan sains, fondasi makna inkuiri sebagai proses pengajaran perlu diperkuat pada mata kuliah pedagogi. Tina Varma, Volkmann, & Hanuscin,. (2009) meneliti persepsi dan pemahaman calon guru terhadap pengajaran inkuiri pada mata kuliah metodologi pengajaran sains dan praktek pengajaran (PPL). Mahasiswa calon guru mengikuti mata kuliah pengajaran sains yang dirancang berbasis inkuiri multi metode, kemudian ditindaklanjuti dengan observasi calon guru saat praktek pengajaran di sekolah. Hasil penelitian menunjukkan pemahaman calon guru meningkat, demikian halnya apresiasi, keinginan yang kuat dan tingkat kepercayaan diri calon guru untuk mengajarkan sains berbasis inkuiri saat praktek mengajar di sekolah.

Penutup

1. Kemampuan inkuiri mahasiswa calon guru biologi UIN Jakarta menunjukkan performa yang tinggi, hal ini mengindikasikan mahasiswa calon guru biologi telah memiliki kesiapan untuk dapat menerapkan pendekatan saintifik pada Kurikulum 2013 yang menuntut standard proses sejalan dengan pola scientific inquiry.

2. Kemampuan merencanakan percobaan perlu ditingkatkan dengan memperbaiki pola perkuliahan konten biologi yang terintegrasi scientific inquiry, memvariasikan pola praktikum guided inquiry dan pemilihan tema-tema praktikum yang berkaitan dengan kebutuhan karir guru sangat diperlukan dan bermanfaat kelak.

Terimakasih kepada PUSLITPEN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Yanti Herlanti, M.Pd (UIN Jakarta) dan Dr. Sri Anggraini, M.Pd (UPI)

(19)

Copyright © 2017 | FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

85

Daftar Pustaka

Anggraini, Sri. (2006). Pengembangan Program Perkuliahan Biologi Umum berbasis Inkuiri bagi Calon Guru Biologi. Bandung: UPI. Disertasi.

http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1180

Bransford, Brown & Cocking (1999). How People Learn: Brain, Mind, Experience, and School. National Academy Press. Washington DC. Tersedia:

www.colorado.edu/MCDB/LearningBiology/readings/How-people-learn.pdf Bryce, N., Wilmes, S. E. D., & Bellino, M. (2016). Inquiry identity and science teacher

professional development. Cultural Studies of Science Education.

https://doi.org/10.1007/s11422-015-9725-1

Darling-Hammond, L. (2006). Constructing 21st-century teacher education. Journal of teacher education, 57(3), 300-314.

Haladyna (1997). Writing Test Items to Evaluate Higher Order Thinking. Arizona State University West.

Herr, Norman (2008). The Sourcebook for teaching science grades 6-12: Strategy, activities, and instructional activities. Jossey Bass, San Fransisco

Hurst, R.W., & Milkent, M.M. (1996). Facilitating successful problem solving in biology through application of skill theory. Journal of Research in Science Teaching, 33(4), 541– 552.

Kemendikbud (2016). Permendikbud Tahun No 22 Tahun 2016. Standard Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

Lawson, A. (2000). The generality of hypothetico-deductive reasoning: making scientific thinking explicit. The American Biology Teacher, 62(7), 482-495.

Melville, W., Fazio, X., Bartley, A., & Jones, D. (2008). Experience and reflection:

Preservice science teachers’ capacity for teaching inquiry. Journal of Science Teacher Education, 19(5), 477–494. https://doi.org/10.1007/s10972-008-9104-9 Millar, R and Driven, R (1987). Beyond process. Studies and Science Education, 14, 33-

32.

National Research Council. (1999). National Science Education Standards. Washington DC: National Academy Press.

National Science Teacher Association (2003). Standards for Science Teacher Preparation.

Suchman, J.R. (2005). Inquiry Model of Teaching.

Tersedia:http://scied.gsu.edu/Hassard/mos/7.4.html [10 Agust 2015]

Varma, T., Volkmann, M., & Hanuscin, D. (2009). Preservice elementary teachers’

perceptions of their understanding of inquiry and inquiry-based science pedagogy:

Influence of an elementary science education methods course and a science field experience. Journal of Elementary Science Education, 21(4), 1–22.

https://doi.org/10.1007/BF03182354

(20)

Pendidikan Islam: Isu dan Inovasi | Guru Abad 21

Copyright © 2017 | FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

86

Wilder, Michael Gregg. (2011) Improving Hypothesis Testing Skills : Evaluating a General Purpose Classroom Exercise with Biology Students in Grade 9. Dissertation an d Thesis 427

Wiyanto. (2005) Pengembangan Kemampuan Merancang Melaksanakan Kegiatan Laboratorium Fisika Inkuiri bagi Mahasiswa Calon Guru.

http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1175

Zulfiani. (2006) Pengembangan Program Bioteknologi untuk Meningkatkan Kemampuan Inkuiri Calon Guru Biologi. Bandung : UPI. Disertasi.

http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1203

Gambar

Tabel 3 Komponen kemampuan inkuiri.
Gambar 1 Persentase kemampuan inkuri per mahaswa
Gambar 2 Kemampuan inkuiri mahasiswa

Referensi

Dokumen terkait

perlindungan hukum terhadap pekerja/buruh wanita dalam hubungan kerja dengan perusahaan yang terdiri dari beberapa peraturan perundang- undangan yang berkaitan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pembelajaran kooperatif model Think- Pair-Share (TPS) dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI SMK Negeri 1

Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Revolusi Cina dan

Berdasarkan analisis deskriptif persentase, tingkat efisiensi biaya produksi untuk buku terbitan dan buku non terbitan maupun tingkat efisiensi total biaya produksi buku

strategi pemasaran yang optimal pada produk Hand & Body Lotion dengan fuzzy dan game theory.. 1.3

We hypothesized that the butterfly fauna of the Vugrovec area was similar to the historical fauna of the Podsused area, as well as of other rural areas around Zagreb.. MATERIALS

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah status penyebaran penyakit IMNV pada pertambakan Kecamatan Pekalongan Utara yaitu ditemukan hasil positif IMNV

Teknik analisa yang digunakan adalah analisa regresi linier berganda yang bertujuan untuk menduga besarnya koefisien regresi guna menunjukkan besarnya pengaruh