• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBESARAN IKAN KERAPU (Epinephelus sp) DI KARAMBA JARING APUNG

DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

2020

(2)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBESARAN IKAN KERAPU (Epinephelus sp) DI KARAMBA JARING APUNG

1. Tujuan

Sebagai acuan pembudidaya dalam pembesaran ikan kerapu hingga ukuran 500 gr di KJA.

2. Diagram Kerja

3. Prosedur Kerja 3.1 Persiapan Jaring

3.1.1 Perbersihan Jaring

a Bersihkan jaring kotor yang habis dipakai dengan cara dijemur

b Lakukan pembersihan jaring pada tempat terpisah atau dibagian luar unit KJA c Bersihkan jaring mengunakan pompa semprot jaring, lalu tiriskan

d Tempatkan jaring yang sudah bersih dan kering di tempat penyimpanan jaring dan ditata dengan baik agar terjaga kebersihannya

3.1.2 Pemasangan Jaring

a Jaring/waring dipasang dengan cara mengikatkan tali jaring yang terdapat di bagian sudut atas pada rakit

b Periksalah kembali setiap bidang jaring yang telah terpasang untuk menghindari terpasangnya jaring rusak atau robek

c Apabila ditemukan jaring robek, maka segera lakukan perbaikan dengan cara mengikat bagian yang robek dengan benang yang sama atau lakukan pergantian dengan jaring lain.

Perbaikan jaring dimaksudkan untuk memastikan tidak ada ikan yang lolos keluar jaring.

d Gantungkan pemberat dengan tali pada tiap-tiap sudut pada bagian bawah jaring

e Gunakan pemberat jaring dari bahan beton atau batu yang dibungkus jaring dengan berat 2 kg. Pemasangan pemberat dimaksudkan untuk menghindari jaring mudah terbawa arus air dan posisi jaring lebih kencang.

f Pasanglah cover sebagai penutup jaring untuk menghindari hama burung Pemasangan Jaring

Pemilihan dan Penebaran Benih

Proses Pemeliharaan

Panen

Penanganan Hasil Panen

- Pengelolaan Pakan - Pengelolaan Jaring

- Pengelolaan Kesehatan Ikan - Penanganan Ikan Sakit - Sampling dan Grading

(3)

Tabel. 1 Kriteria jaring dan besar ikan Ukuran mata

jaring (inchi)

Jumlah Benang Besar g/ekor Ukuran ikan (cm)

0,75 D10 – D12 10 - 20 8 – 10

1 D12 – D14 20 - 100 10 – 20

1,5 D20 – D30 100 - 500 20 - 35

3.2 Pemilihan dan Penebaran Benih Pemilihan Benih

1 berasal dari unit pembenihan bersertifikat CPIB/ dilengkapi Surat Keterangan Asal (SKA) 2 Pilihlah benih yang sehat dengan ciri-ciri : ukuran relatif seragam, berenang normal, menentang

arus, warna cerah dan gerakan lincah, secara morfologi bentuk badan normal, anggota tubuh lengkap dan bebas penyakit

Penebaran Benih

1 Lakukan penebaran benih pada pagi hari sebelum jam 08.00 wib atau sore hari setelah jam 16.00 wib

2 Apungkan kantong plastik tertutup berisi benih dijaring selama kurang lebih 5-10 menit

3 Buka pengikat kantong plastik dan masukkan air sedikit demi sedikit hingga kondisi suhu dan salinitas air laut dan air dikantong sama

4 Keluarkan benih dari kantong plastik sedikit demi sedikit atau biarkan benih keluar dengan sendirinya

5 Tabel. 2. Pengaturan padat penebaran No Besar rerata per ekor

(g/ekor)

ukuran ikan (cm) kepadatan ikan (ekor/m2)

1 20 -30 8 100 - 150

2 40 - 50 12 – 15 50 - 80

3 50 - 150 15 – 20 40 - 50

4 200 - 300 20 – 25 35 - 40

5 300 - 400 25 – 30 25 - 30

6 > 500 > 30 20 - 25

3.3 Pengelolaan Pakan

3.3.1 Persiapan Pakan

a Pakan yang digunakan telah terdaftar di KKP b Timbang pakan sesuai dengan kebutuhan d Letakan pakan dalam wadah tertutup

e Tutup kembali kemasan sisa pakan yang terbuka

f Catat pakan yang diberikan setiap hari ke buku kegiatan 3.3.2 Dosis Pemberian Pakan

Tabel. 3. Dosis pemberian pakan ikan segar

No Ukuran ikan (g)

Frekuensi (kali)

Dosis (% berat biomass /

hari)

1 8 -50 4 6 – 10

2 50 - 150 2 4 – 6

3 150 - 300 2 3 – 5

4 400 - 500 2 3

(4)

Dosis pemberian pakan pellet diatur dengan perhitungan ; Tabel. 4. Dosis pemberian pakan pellet

No Ukuran ikan (g)

Ukuran butiran (mm)

Frekuensi (kali)

Dosis (% berat biomass /

hari)

1 8 -50 2 4 7 - 10

2 50 - 150 4 - 6 2 5 - 7

3 150 - 300 7 - 10 2 4 - 5

4 400 - 500 10 - 12 2 4

3.3.3 Penambahan Suplemen

a Gunakan vitamin C/multivitamin yang telah terdaftar di KKP

b Timbang atau ukur kebutuhan vitamin C/multivitamin sesuai kebutuhan

C Campurkan vitamin C/multivitamin pada pakan dengan dosis 2-3 gram/kg pakan, diaduk merata

D Campurkan perekat berupa minyak cumi ke dalam pakan, diaduk merata

E Biarkan pencampuran vitamin C/multivitamin dengan pakan selama 20 menit agar dapat meresap (diangin-anginkan)

3.4 Pengelolaan Jaring

1 Lakukan penggantian waring atau jaring minimal 2 minggu sekali atau apabila sudah terlihat kotor dan dipenuhi banyak organisme penempel

2 Pasang jaring baru ditempat yang kosong dengan mengikatkan tali jaring pada rakit, dan dipasang pemberat di setiap sudut bagian bawah

3 Lepaskan pemberat pada jaring yang akan diganti, lalu diangkat sampai kedalaman air 30 - 50 cm di dalam jaring

4 Untuk memudahkan pemindahan ikan, geser jaring yang sudah dilepaskan pemberatnya tadi ke satu sisi, dengan menggunakan kayu atau bambu, sehingga ikan akan terkumpul di satu sisi.

5 Hitung ikan dan pindahkan ke jaring baru yang telah dipasang dengan mengunakan skop-net 6 Angkat jaring ke darat atau ke tempat khusus untuk penjemuran selama 2-3 hari

7 Lakukan pencucian jaring dengan semprot jaring/sikat

8 Lakukan penyimpanan jaring yang telah dicuci ke dalam gudang penyimpanan 3.5 Pengelolaan Kesehatan Ikan

1 Gunakan benih berkualitas dan bebas penyakit

2 Rendam ikan dengan air tawar secara rutin sesuai kondisi ikan selama 1-2 menit untuk ikan berukuran kecil dan 5-10 menit untuk ikan berukuran >200gram

3 Perendaman ikan dengan air tawar dilakukan dengan penambahan aerasi di dalamya 4 Pisahkan ikan yang mati dan musnahkan di luar area budidaya

5 Berikan suplemen pada pakan secara rutin (Vitamin C atau multivitamin) 6 Lakukan pengelolaan jaring secara kontinyu

7 Lakukan monitoring kualitas air secara kontinyu

8 Lakukan tindakan perbaikan secara cepat dan tepat apabila terjadi ketidaksesuaian atau terjadi permasalahan pada kegiatan proses produksi

9 Lakukan koordinasi dengan tim laboratorium Kesehatan Ikan dan lingkungan, atau dengan dokter hewan ahli kesehatan ikan

10 Lakukan monitoring kualitas air lingkungan secara periodik.

(5)

Tabel 5. Parameter kualitas air media yang siap dilakukan penebaran ikan kerapu

No Parameter Satuan Kisaran

1 Temperatur 0C 26-32

2 Salinitas ppt 28-32

3 pH - 7-8,5

4 Kecepatan arus cm/detik 20-25

5 Kecerahan m >3

6 Oksigen terlarut ppm >5

7 Bahan organik terlarut ppm <50

3.6 Penanganan Ikan Sakit

1 Pisahkan ikan yang terserang penyakit agar tidak menulari ikan yang lain

2 Pengobatan ikan dilakukan atas rekomondasi laboratorium keskanling dan dalam pengawasannya

3 Gunakan obat yang terdaftar di KKP

4 Penyakit yang biasa menyerang ikan kerapu : Cryptocaryon irritans, Trichodina sp., Diplectanum sp., Benedenia sp., Vibrio sp. , dan Irridovirus.

3.7 Sampling dan Grading

1 Ambil sampel ikan maksimal 10% dari setiap jaring untuk dilakukan pengukuran berat dan panjang ikan (lakukan anestesi atau pembiusan bila diperlukan).

2 Hitung rata-rata berat dan panjang ikan per ekor dengan membagi antara berat total ikan sampel dengan jumlah ikan sampel, yang dinyatakan dalam gram/ekor

3 Hitung populasi ikan dari setiap jaring

4 Lakukan grading/pemilahan ukuran berdasarkan berat dan panjang, jika tingkat ketidakseragamannya tinggi

5 Lakukan sampling dan grading bersamaan saat pergantian jaring 3.8 Panen

3.8.1 Waktu Panen

a Lakukan panen berdasarkan ukuran sesuai permintaan pasar

b Laksanakan panen pada pagi atau sore hari, agar dapat mengurangi stress ikan selama proses panen berlangsung

3.8.2 Persiapan Panen

a Lakukan sampling sebelum dilakukan pemanenan untuk mengetahui kondisi ikan dan estimasi hasil panen

b Puasakan ikan dengan cara tidak diberi pakan selama 1 – 2 hari sebelum dilakukan pemanenan agar pada saat penimbangan dan pengangkutan ikan tidak muntah yang akan menyebabkan terjadinya kematian

3.8.3 Panen Sebagian/ Parsial

a Lakukan panen dengan mengambil sebagian ikan yang telah masuk ukuran permintaan pasar, dan pisahkan sisanya untuk dipelihara lagi

b Lepas tali pemberat jaring untuk memudahkan pengangkatan hingga kedalaman air dalam jaring sekitar 30-50 cm

c Ambil dan seleksi mengunakan skoop-net dan dimasukan ke dalam jaring dengan hati-hati

d Timbang ikan yang sudah masuk ukuran permintaan, penimbangan dilakukan setiap 10-20 ekor setiap kali penimbangan, ikan yang belum masuk ukuran panen dipelihara lagi dengan menjaga kondisi ikan tetap sehat dan tidak stres

e Catat/rekam panen dan pembeli

(6)

3.8.4 Panen Total

a Lakukan panen total jika ikan telah mencapai ukuran permintaan pasar

b Lepaskan tali pemberat jaring untuk memudahkan pengangkatan hingga kedalaman air dalam jaring sekitar 30 - 50 cm

c Ambil ikan dengan skop-net secara hati-hati lalu masukan ke dalam jaring/skop-net untuk dilakukan penimbangan

d Timbang ikan sebanyak 10-20 ekor setiap kali penimbangan e Catat/rekam hasil panen dan pembeli

3.9 Penanganan Hasil Panen

3.9.1 Pengemasan/ Packing Terbuka

a Mempersiapkan palka kapal/wadah pengangkutan dengan air laut yang cukup dan dilengkapi dengan system aerasi

b Hasil panen ditimbang dan dimasukan ke dalam palka kapal/wadah pengangkutan c Hasil panen siap dikirim/diangkut

3.9.2 Pengemasan/ Packing Tertutup

a Menyiapkan air media air dalam wadah/ember dengan menurunkan suhu air mencapai 200C dengan penambahan es

b Hasil panen ditimbang dan dimasukan dalam wadah/ember

c Untuk pengemasan ikan mati fresh, ikan panen ditunggu sampai ikan mati kemudian dimasukan dalam wadah/box pengangkutan (styrofoam box)

d Ditambahkan pecahan es (suhu 0-50C) dan diikat dengan lakban agar kedap udara atau tidak terkontaminasi suhu luar. Ikan siap dikirim/diangkut

e Untuk pengemasan ikan hidup, ikan hasil panen setelah dimasukan dalam wadah/box ditunggu sampai tenang (lakukan anestesi atau pembiusan bila diperlukan).

f Masukan air media pengangkutan yang suhunya sama dalam kantong plastik dan ikan panen dimasukan

Tambahkan karbon aktif sebagai penstabil air media pengangkutan kemudian diisi dengan oksigen murni dan diikat kencang

g Kantong plastik dimasukan ke dalam sterefom/box, setelah itu masukan es kantong plastik kecil dan kemudian direkatkan tutupnya dengan lakban. Ikan siap dikirim h Untuk pengemasan ikan hidup dengan packing sistem tertutup, tidak dianjurkan

dilakukan untuk ikan berukuran besar > 100 gram per ekor, karena memiliki resiko kematian yang tinggi.

Referensi

Dokumen terkait

1a : Kelompok masyarakat, kelompok masyarakat hukum adat, lembaga swadaya masyarakat, lembaga pendidikan atau lembaga keagamaan mengajukan permohonan secara online

Mekanisme penyaluran bantuan pembayaran premi APPIK mulai dari pengusulan/permohonan, penetapan Pembudi Daya Ikan Kecil Penerima Bantuan Pemerintah Premi APPIK,

dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Sarana dan Prasarana

100% sesuai dengan Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2017 dan menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima dengan baik barang

bahwa dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan bantuan sarana dan prasarana berbasis kelembagaan, perlu meninjau kembali Peraturan Direktur Jenderal Perikanan

Telah menerima barang Bantuan Prasarana dan Sarana Budidaya Berbasis Kelembagaan Tahun Anggaran 2017 dari Satker Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya, Direktorat Jenderal

Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor 29/PER- DJPB/2017 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Benih Ikan Oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah Provinsi

Kegiatan prioritas bantuan benih merupakan kegiatan UPT kepada Kelompok Pembudidaya Ikan. Petunjuk teknis kegiatan bantuan benih ikan ini diharapkan mampu