• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

PERATURAN

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 38 /PER-DJPB/2018

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 212/PER-DJPB/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS

PENYALURAN BANTUAN ALAT BERAT TAHUN 2018

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung keberhasilan pelaksanaan peningkatan produksi perikanan budidaya, perlu dilaksanakan pengadaan alat berat Tahun 2018;

b. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan penyaluran bantuan alat berat, maka perlu meninjau kembali Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor 212/PER-DJPB/2017 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Alat Berat Tahun 2018;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor 212/PER- DJPB/2017 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Alat Berat Tahun 2018;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);

(2)

2. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2017 tentang Pembudidayaan Ikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 166);

4. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015–2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

6. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 5);

7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.25/MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang Undangan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 49/PERMEN-KP/2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.25/MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang Undangan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1521);

8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga;

9. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 70/PERMEN-KP/2016 tentang Pedoman Umum Dalam Rangka Penyaluran Bantuan Pemerintah di Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 2153) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 60/PERMEN-KP/2017

(3)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 60/PERMEN-KP/2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 70/PERMEN-KP/2016 tentang Pedoman Umum Dalam Rangka Penyaluran Bantuan Pemerintah di Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1777);

10. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 220);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 212/PER-DJPB/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BANTUAN ALAT BERAT TAHUN 2018.

Pasal I

Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor 212/PER-DJPB/2017 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Alat Berat Tahun 2018 diubah menjadi sebagaimana tersebut dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.

Pasal II

Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 9 Februari 2018

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA, ttd.

SLAMET SOEBJAKTO

(4)

LAMPIRAN I

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

NOMOR 38 /PER-DJPB/2018

TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 212/PER-DJPB/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BANTUAN ALAT BERAT TAHUN 2018

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam upaya pengembangan usaha berbasis pemanfaatan potensi sumber daya alam, Kementerian Kelautan dan Perikanan menginisiasi akselerasi pengembangan usaha budidaya perikanan melalui program peningkatan infrastruktur tambak budidaya. Untuk berjalannya kegiatan usaha budidaya tersebut sangat diperlukan prasarana seperti tambak/kolam serta jaringan irigasinya yang memadai sebagai fasilitas utama dalam penyediaan air yang cukup bagi media usaha budidaya ikan tersebut. Oleh karena itu dalam mendukung percepatan peningkatan infrastruktur tambak/kolam budidaya ini, Satker Direktorat Kawasan dan Kesehatan Ikan mempunyai tanggung jawab untuk ikut berperan serta dalam penyediaan prasarana mendukung pengembangan usaha budidaya berupa alat berat excavator.

Pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi dan tambak serta kolam air tawar di satu sisi memerlukan biaya yang cukup besar, sedangkan pada sisi lain alokasi anggaran yang disediakan oleh pemerintah untuk rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana jumlahnya sangat terbatas. Hal ini menyebabkan pembangunan dan pengembangan usaha budidaya berjalan sangat lambat. Untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan tersebut, diperlukan partisipasi aktif dari pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan dan rehabilitasi tambak/kolam air tawar serta pemeliharaan jaringan irigasinya dengan menggunakan alat berat excavator.

Penyediaan alat berat ini diharapkan dapat mendorong kegiatan pengembangan sentra produksi perikanan terutama kawasan yang memiliki potensi unggulan di kawasan budidaya air payau dengan komoditas udang dan bandeng, serta kawasan budidaya air tawar dengan komoditas patin, nila, mas, serta lele sehingga diharapkan dengan tersedianya peralatan ini kegiatan pembangunan infrastruktur untuk pencetakan kolam dan tambak dapat menjadi lebih mudah.

(5)

B. Tujuan

Tujuan penggunaan bantuan alat berat adalah untuk mendukung berjalannya kegiatan usaha di bidang kelautan dan perikanan. Prasarana seperti tambak/kolam serta jaringan irigasi yang memadai sangat diperlukan, dengan bantuan alat berat maka kegiatan pembangunan, rehabilitasi atau pemeliharaan prasarana tersebut akan menjadi lebih mudah.

Untuk 1 (satu) unit excavator standar di estimasi selama 1 (satu) tahun dapat merehabilitasi tambak seluas 16,58 Ha, mencetak tambak baru seluas 5,53 Ha atau merehabilitasi jaringan irigasi sepanjang 27,6 km.

Namun kapasitas excavator ini ditentukan oleh banyak faktor antara lain kondisi excavator, operator, metode kerja dan lokasi kerja.

Sasaran bantuan alat berat adalah tersalurkannya 50 unit alat berat kepada kelompok masyarakat, kelompok masyarakat hukum adat, lembaga swadaya masyarakat, lembaga pendidikan dan lembaga keagamaan yang sudah atau akan bergerak di bidang kelautan dan perikanan.

Indikator keberhasilan adalah:

1. terpeliharanya infrastruktur pendukung (saluran pengairan, tambak, kolam, jalan produksi dan lain-lain) di suatu kawasan dalam rangka mendukung kegiatan di bidang kelautan dan perikanan; dan

2. termanfaatkannya potensi daerah di bidang kelautan dan perikanan.

C. Pengertian

Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan:

1. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang ditetapkan oleh Pengguna Anggaran untuk menggunakan APBN.

2. Kuasa Pengguna Barang yang selanjutnya disebut KPB adalah kepala satuan kerja atau pejabat yang ditunjuk oleh Pengguna Barang untuk menggunakan barang yang berada dalam penguasaannya dengan sebaik-baiknya.

3. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.

4. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan.

5. Biaya operasional adalah pembiayaan atas penggunaan alat berat yang antara lain mencakup biaya mobilisasi dan demobilisasi alat, bahan bakar, oli/pelumas, operator, helper, kerusakan besar, dan lain-lain.

6. Biaya pemeliharaan adalah pembiayaan atas pemeliharaan berkala/rutin sesuai buku manual alat dan perbaikan kerusakan kecil.

(6)

7. Alat berat adalah mesin yang didesain untuk melaksanakan fungsi konstruksi yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan Belanja Negara atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

8. Pemeliharaan adalah proses perawatan rutin dan perbaikan kecil/ringan agar prasarana dan sarana budidaya tetap berfungsi secara optimal.

9. Dinas adalah dinas provinsi atau kabupaten/kota yang membidangi urusan kelautan dan perikanan.

10. Penyedia adalah badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan alat berat.

(7)

Gambar 1. Excavator standar Gambar 2. Mini excavator BAB II

BENTUK, RINCIAN JUMLAH, PERSYARATAN PENERIMA, TATA KELOLA PENCAIRAN DANA, DAN PENYALURAN DANA BANTUAN PEMERINTAH

A. Pemberi Bantuan Pemerintah

Satuan Pemberi bantuan adalah Satuan Kerja Direktorat Kawasan dan Kesehatan Ikan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan.

B. Bentuk Bantuan Pemerintah

1. jenis bantuan pemerintah adalah bantuan sarana;

2. bentuk bantuan adalah berupa alat berat excavator.

3. spesifikasi alat berat excavator adalah:

a. mini excavator kelas 3 - 8 ton; atau

b. excavator standar kelas 10 - 25 ton dengan pilihan arm standar atau long arm.

Untuk spesifikasi lebih detail dapat dilihat pada e-katalog yang ditetapkan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Untuk jenis excavator yang akan diadakan disesuaikan dengan pagu anggaran tahun 2018.

C. Rincian Jumlah Bantuan Pemerintah

Bantuan sarana berupa alat berat akan diberikan sebanyak 50 unit untuk pembudidaya ikan.

D. Persyaratan Penerima Bantuan Pemerintah

Penyaluran alat berat dapat diberikan kepada kelompok masyarakat, kelompok masyarakat hukum adat, lembaga swadaya masyarakat, lembaga pendidikan dan lembaga keagamaan, dengan kriteria sebagai berikut:

1. Persyaratan administrasi

a. Kriteria calon penerima bantuan pemerintah sebagai berikut:

(8)

1) Kelompok masyarakat yaitu:

a) diutamakan berbadan hukum; dan

b) sudah atau akan melakukan kegiatan di bidang kelautan dan perikanan.

2) Kelompok masyarakat hukum adat yaitu:

a) telah mendapatkan penetapan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

b) melakukan kegiatan di bidang kelautan dan perikanan.

3) Lembaga swadaya masyarakat yaitu:

a) berbadan hukum; dan

b) sudah atau akan melakukan kegiatan di bidang kelautan dan perikanan.

4) Lembaga pendidikan yaitu:

a) terdaftar pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, atau Kementerian Agama; dan

b) sudah atau akan melakukan kegiatan di bidang kelautan dan perikanan.

5) Lembaga keagamaan yaitu :

a) diutamakan berbadan hukum; dan

b) sudah atau akan melakukan kegiatan di bidang kelautan dan perikanan.

b. kepengurusan organisasi (ketua, sekretaris dan bendahara) bukan kepala daerah, perangkat desa/kelurahan, pegawai ASN, TNI/POLRI;

c. jumlah anggota organisasi minimal 10 (sepuluh) orang; dan d. memiliki sarana komunikasi.

2. Persyaratan Lokasi Pemanfaatan

Kriteria lokasi yang harus dipenuhi dalam pemanfaatan alat berat adalah:

a. hanya digunakan di wilayah kabupaten/kota penerima bantuan;

b. memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan/dioptimalkan untuk kegiatan di bidang kelautan dan perikanan; dan

c. lokasi pemanfaatan alat sesuai dengan peruntukannya yaitu di bidang kelautan dan perikanan kecuali dalam kondisi force majeur (keadaan darurat/kahar).

E. Tata Kelola Pencairan Dana Bantuan Pemerintah

Organisasi pengelola bantuan alat berat mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya

a. menerima usulan calon penerima bantuan;

(9)

b. melakukan identifikasi dan seleksi calon penerima bantuan;

c. melakukan verifikasi calon penerima bantuan;

d. menetapkan petunjuk teknis penyaluran bantuan alat berat;

e. menetapkan dan mensahkan calon penerima bantuan;

f. melakukan pengadaan dan menyalurkan alat berat;

g. melakukan pembinaan pemanfaatan alat berat;

h. melakukan monitoring dan evaluasi pemanfaatan alat berat yang telah disalurkan.

2. Dinas Provinsi

a. meneruskan usulan yang diterima kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan;

b. melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi pemanfaatan alat berat yang telah disalurkan; dan

c. merekapitulasi laporan pemanfaatan alat berat di wilayah kerjanya dan menyampaikan laporan tersebut kepada Direktur Kawasan dan Kesehatan Ikan.

3. Dinas Kabupaten/Kota

a. apabila diperlukan melakukan identifikasi dan seleksi calon penerima bantuan;

b. meneruskan usulan yang diterima kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan;

c. melakukan pemeriksaan dan memberi tanggapan/saran/koreksi terhadap rencana dan jadwal pemanfaatan alat berat yang dibuat oleh penerima bantuan;

d. melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi pemanfaatan alat berat yang telah disalurkan;

e. melaporkan pemanfaatan dan pemeliharaan alat berat kepada dinas provinsi dan ditembuskan kepada Direktur Kawasan dan Kesehatan Ikan setiap 3 (tiga) bulan sekali; dan

f. melaporkan kepada Direktur Kawasan dan Kesehatan Ikan apabila Penerima Bantuan patut diberikan sanksi sesuai aturan pada BAB III huruf c.

4. Penerima bantuan

a. membuat surat permohonan bantuan alat berat tahun 2018 berupa proposal yang berisi:

1) latar belakang mengapa membutuhkan bantuan alat berat;

2) profil di bidang kelautan atau perikanan yang berisi data gambaran umum lokasi, data calon penerima, potensi, tingkat pemanfaatan potensi, komoditas yang dikembangkan dan informasi-informasi pendukung lainnya yang ingin disampaikan; dan

(10)

3) rencana pemanfaatan alat berat.

b. menyusun tata cara penggunaan alat berat yang meliputi prosedur peminjaman, biaya operasional dan pemeliharaan yang dibebankan, tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak pengguna alat berat;

c. membuat jadwal pemanfaatan setelah alat berat diterima dan melaporkannya kepada dinas kabupaten/kota untuk mendapatkan tanggapan/saran/koreksi;

d. menyediakan biaya untuk operasional dan pemeliharaan alat berat;

e. melaporkan pemanfaatan dan pemeliharaan alat berat kepada dinas kabupaten/kota setiap 1 bulan sekali;

f. menyediakan lahan untuk penyimpanan alat berat bila sedang tidak digunakan;

g. mengamankan dan memelihara alat berat yang berada dalam pengelolaannya secara rutin sesuai standar pemeliharaan pada buku manual dari produsen;

h. melakukan service secara berkala sesuai buku manual dari produsen;

dan

i. menyediakan tenaga operator, tenaga mekanik dan tenaga pembantu (helper) untuk keperluan operasional dan pemeliharaan alat berat.

F. Penyaluran Dana Bantuan Pemerintah 1. Sumber Pembiayaan

Sumber pembiayaan untuk kegiatan pengadaan alat berat ini adalah DIPA No. SP.DIPA-032.04.1.465054/2018 tanggal 5 Desember 2017 Satker Direktorat Kawasan dan Kesehatan Ikan-Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya – Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2018 dengan Akun 526xxx pada belanja barang dalam bentuk Belanja Peralatan dan Mesin untuk diserahkan kepada pemerintah daerah/masyarakat.

2. Mekanisme Usulan, Penetapan Calon Penerima dan Calon Lokasi Serta Penyaluran Alat Berat

a. mekanisme pemberian bantuan pemerintah di Kementerian dilakukan di laman www.satudata.kkp.go.id.

b. dalam hal calon penerima bantuan/penerima bantuan tidak mampu mengakses laman sebagaimana dimaksud pada huruf a, mekanisme pemberian bantuan pemerintah dapat dilakukan secara manual dan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya melakukan input data ke dalam laman www.satudata.kkp.go.id.

(11)

2 1c

5a KPB 5c

5d

1b

1a

1d

laman

www.satudata.kkp.go.id

5b KPA

3 4 Penyedia

PPK (Direktur Kawasan dan Kesehatan

Ikan) Ditjen Perikanan

Budidaya:

a. Identifikasi;

b. Seleksi; dan c. Verifikasi 1b

Dinas Provinsi Kelompok

masyarakat , kelompok masyarakat hukum

adat, lembaga swadaya masyarakat

, lembaga pendidikan

dan lembaga keagamaan

Dinas 1c Kabupaten/Kota

Dirjen Perikanan

Budidaya

(12)

Diagram 1. Alur Mekanisme Usulan, Penetapan dan Penyaluran Alat Berat Keterangan diagram:

1a : Kelompok masyarakat, kelompok masyarakat hukum adat, lembaga swadaya masyarakat, lembaga pendidikan atau lembaga keagamaan mengajukan permohonan secara online melalui www.satudata.kkp.go.id., dalam hal calon penerima bantuan/penerima bantuan tidak mampu mengajukan permohonan secara online, maka mekanisme pemberian Bantuan Pemerintah dapat dilakukan secara manual.

1b : Kelompok masyarakat, kelompok masyarakat hukum adat, lembaga swadaya masyarakat, lembaga pendidikan atau lembaga keagamaan menyampaikan surat permohonan bantuan alat berat tahun 2018 secara manual kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya melalui Dinas Kabupaten/Kota untuk mendapatkan rekomendasi.

1c : Surat permohonan kemudian direkomendasikan/ditembuskan oleh Dinas Kabupaten/Kota kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya dan Dinas Provinsi sebagai laporan.

1d : Direktur Jenderal Perikanan Budidaya melalui operator yang ditugaskan melakukan input data ke dalam laman www.satudata.kkp.go.id.

2 : Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melalui verifikator yang ditugaskan melakukan identifikasi, seleksi dan verifikasi.

3 : Calon penerima bantuan yang memenuhi kriteria kemudian diusulkan kepada PPK untuk ditetapkan oleh PPK dan disahkan oleh KPA.

4 : PPK melakukan kontrak pengadaan alat berat dengan Penyedia

5a : Penyedia melaksanakan pengadaan barang sesuai kontrak dan menyalurkan bantuan langsung kepada penerima bantuan

5b : PPK menyerahkan hasil pekerjaan kepada KPA 5c : Serah terima barang dari KPA kepada KPB

5d : Serah terima barang dari KPB kepada Penerima Bantuan

(13)

BAB III

PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN PEMERINTAH, KETENTUAN PERPAJAKAN, SANKSI, DAN PELAPORAN

A. Pertanggungjawaban Bantuan Pemerintah

1. Setelah pekerjaan selesai, Penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan pekerjaan;

2. Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK menugaskan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan. Hasil pemeriksaan dituangkan dalam berita acara yang ditandatangani oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan;

3. PPK melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh Penyedia. Apabila terdapat kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan, Penyedia wajib memperbaiki/menyelesaikannya;

4. Serah terima bantuan alat berat dilakukan dengan tahapan seperti berikut:

a) serah terima dari Penyedia kepada PPK.

b) serah terima dari PPK kepada KPA;

c) serah terima dari KPA kepada KPB; dan

d) serah terima dari KPB kepada ketua/pimpinan penerima bantuan.

B. Ketentuan Perpajakan

Ketentuan perpajakan pada kegiatan bantuan alat berat ini terkait pengadaan barang/jasa mengikuti ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

C. Sanksi

Sanksi kepada penerima bantuan dikenakan apabila penerima bantuan melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. tidak mengoperasionalkan dan memanfaatkan alat berat untuk kegiatan bidang kelautan dan perikanan dalam waktu maksimal 2 (dua) bulan;

2. tidak memelihara alat berat secara rutin sesuai standar pemeliharaan pada buku manual dari produsen;

3. tidak melakukan service secara berkala sesuai buku manual dari produsen;

4. tidak menyediakan tenaga operator, tenaga mekanik dan tenaga pembantu (helper) untuk keperluan operasional dan pemeliharaan alat berat;

5. tidak menyediakan lahan untuk penyimpanan alat berat yang aman;

(14)

6. tidak membuat dan melaporkan jadwal pemanfaatan alat berat;

7. menjaminkan, menggadaikan, memperjualbelikan alat berat ke pihak lain;

8. memberikan keterangan yang tidak benar terhadap pengawas intern dan ekstern pemerintah; dan/atau

9. tidak membuat laporan pemanfaatan alat berat setiap 1 (satu) bulan sekali yang ditujukan kepada dinas kabupaten/kota.

Bentuk sanksi yang dikenakan adalah pengalihan alat berat kepada penerima bantuan lain yang memenuhi kriteria.

Pengalihan menjadi wewenang DJPB dengan tetap melakukan identifikasi, seleksi dan verifikasi kepada calon penerima yang baru serta dilengkapi dengan berita acara.

Mekanisme pemberian sanksi adalah:

1. Penerima barang

a. memberikan peringatan tertulis dan meminta segera ditindaklanjuti dalam jangka waktu 1 (satu) bulan.

b. apabila sampai dengan berakhirnya peringatan tertulis tidak ditindaklanjuti, maka alat berat dialihkan kepada penerima bantuan lain dan dilaporkan kepada Direktur Kawasan dan Kesehatan Ikan.

2. Penyedia Barang

Sanksi dikenakan sesuai ketentuan dalam perjanjian kerjasama.

D. Pembinaan, Monitoring, Evaluasi nan Pelaporan 1. Pembinaan

Pembinaan pemberian bantuan pemerintah dilakukan oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya melalui Petunjuk Teknis dan Kepala Dinas, sesuai dengan kewenangannya. Pembinaan dapat dilakukan secara terpadu.

2. Monitoring

Monitoring dilakukan oleh Direktorat Kawasan dan Kesehatan Ikan dan dinas sesuai dengan tugas masing-masing:

a. Direktorat Kawasan dan Kesehatan Ikan melakukan monitoring berdasarkan laporan yang disampaikan oleh dinas, apabila diperlukan dapat dilakukan monitoring ke lokasi.

b. Dinas melakukan monitoring pemanfaatan alat berat secara berkala sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali. Laporan hasil monitoring disampaikan kepada Direktur Kawasan dan Kesehatan Ikan.

3. Evaluasi

Dalam rangka meningkatkan kualitas operasional dan pemanfaatan alat berat maka diperlukan evaluasi yang dilakukan secara berkala, yaitu:

(15)

a. Evaluasi yang dilakukan oleh dinas sekurang-kurangnya setiap 6 (enam) bulan sekali untuk mengetahui kesesuaian pemanfaatan alat berat, hasil pemanfaatan alat berat, dan ketaatan penerima bantuan untuk memelihara alat berat;

b. Evaluasi yang dilakukan oleh Direktorat Kawasan dan Kesehatan Ikan sekurang-kurangnya setiap 1 (satu) tahun sekali. Hasil evaluasi digunakan sebagai rekomendasi untuk meningkatkan pemanfaatan alat berat agar lebih optimal.

4. Pelaporan

Laporan perkembangan kegiatan pemanfaatan alat berat dilakukan secara berjenjang dari penerima bantuan ke dinas kabupaten/kota, selanjutnya dinas kabupaten/kota menyampaikan kepada dinas provinsi.

Dinas provinsi/kabupaten/kota merekapitulasi laporan pemanfaatan alat berat di wilayah kerjanya dan menyampaikan laporan tersebut kepada Direktur Kawasan dan Kesehatan Ikan.

Laporan yang disampaikan yaitu:

a. Laporan Pemanfaatan Alat Berat oleh Penerima Bantuan

Kelompok masyarakat, kelompok masyarakat hukum adat, lembaga swadaya masyarakat, lembaga pendidikan atau lembaga keagamaan menyampaikan laporan pemanfaatan alat berat kepada dinas kabupaten/kota setiap 1 (satu) bulan sekali.

b. Laporan Pemanfaatan Alat Berat oleh Dinas Kabupaten/Kota

Dinas kabupaten/kota menyampaikan laporan pemanfaatan alat berat kepada dinas provinsi tembusan Direktur Kawasan dan Kesehatan Ikan setiap 6 (enam) bulan sekali.

c. Laporan Pemanfaatan Alat Berat oleh Dinas Provinsi.

Dinas provinsi menyampaikan rekapitulasi laporan pemanfaatan alat berat di wilayah kerjanya kepada Direktur Kawasan dan Kesehatan Ikan setiap 6 (enam) bulan sekali.

Diagram 2. Alur Pelaporan

Direktur Kawasan dan Kesehatan Ikan

b c

b Dinas Provinsi

Dinas Kabupaten/Kota

a

kelompok masyarakat, kelompok masyarakat hukum adat, lembaga swadaya

masyarakat, lembaga pendidikan dan lembaga keagamaan

(16)

d. Laporan Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya kepada Menteri Kelautan dan Perikanan setiap 3 (tiga) bulan sekali paling lambat tgl 10 bulan berjalan.

(17)

BAB IV PENUTUP

Penyediaan alat berat merupakan salah satu kegiatan untuk mendukung penyediaan infrastruktur yang memadai dalam mendukung program Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kegiatan tersebut diharapkan dapat mendukung percepatan peningkatan produksi dan kesejahteraan masyarakat melalui usaha berbasis kelautan dan perikanan.

Besar harapan petunjuk teknis ini bermanfaat dalam pelaksanaan Penyaluran Bantuan Alat Berat sehingga memenuhi kriteria yang tepat sebagai penerima bantuan dan lokasi.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 9 Februari 2018

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA, ttd.

SLAMET SOEBJAKTO

Gambar

Diagram 2. Alur Pelaporan

Referensi

Dokumen terkait

Sumber pembiayaan untuk kegiatan pengadaan Bantuan Pemerintah Kampung Nila Salin di Kabupaten Pati ini, yaitu APBN Tahun Anggaran 2022 Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya

bahwa dalam rangka peningkatan produksi perikanan budidaya dan mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan penyaluran bantuan pemerintah budidaya ikan lele sistem bioflok,

d Timbang ikan yang sudah masuk ukuran permintaan, penimbangan dilakukan setiap 10-20 ekor setiap kali penimbangan, ikan yang belum masuk ukuran panen dipelihara lagi dengan

Telah menerima barang Bantuan Prasarana dan Sarana Budidaya Berbasis Kelembagaan Tahun Anggaran 2017 dari Satker Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya, Direktorat Jenderal

Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor 29/PER- DJPB/2017 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Benih Ikan Oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah Provinsi

D Menimbang ikan yang sudah masuk ukuran permintaan, penimbangan dilakukan setiap 10-20 ekor setiap kali penimbangan, ikan yang belum masuk ukuran panen

tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Bantuan Sarana Budidaya pada Pokdakan, kami Pokja Pusat telah melakukan verifikasi dokumen hasil identifikasi dan

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 88/PER-DJPB/2019 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN