commit to user
31 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh struktur kepemilikan perusahaan terhadap pengungkapan corporate social responsibility (CSR).
Struktur kepemilikan perusahaan di dalam penelitian ini diwakilkan dengan kepemilikan pemerintah, kepemilikan asing, dan kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi, dan konsentrasi kepemilikan.
3.2. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif yang berbentuk kausal.
Menurut Sekaran (2017:112) mengatakan bahwa penelitian asosiatif yang berbentuk kausal adalah penelitian yang menguji satu variabel menyebabkan variabel lain berubah atau tidak, arti lain menyebutkan bahwa penelitian asosiatif yang berbentuk kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk menentukan apakah variabel X menyebabkan variabel Y berubah atau tidak. Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi dan dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang mempengaruhinya atau terikat.
3.3. Populasi, Sampel dan Metode Pengambilan Sampel
Sekaran (2017:53) menyebutkan bahwa populasi merupakan keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang menjadi perhatian peneliti untuk diinvestigasi. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2016. Sekaran (2017:54) menyatakan bahwa sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah sampel yang diambil berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditetapkan.
commit to user
Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, yaitu suatu pemilihan sampel yang dilakukan tidak secara acak di mana informasi yang diperoleh menggunakan pertimbangan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, sampel yang dimaksud adalah perusahaan yang memiliki kriteria pemilihan sampel yang sudah ditentukan. Adapun kriteria- kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
A. Perusahaan yang menerbitkan/mempublikasikan secara lengkap dan laporan tahunan dan laporan keuangan tahunan tahun 2016 yang telah di audit.
B. Menampilkan data informsi yang lengkap mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.
C. Perusahaan yang menyajikan pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan 2016 .
3.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu penggunaan data yang berasal dari dokumen-dokumen yang sudah ada. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder yang digunakan berasal dari perusahaan yang telah listing di BEI dan telah diaudit oleh badan yang berwenang. Data yang dibutuhkan oleh peneliti antara lain data tentang pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan (CSR), data kepemilikan pemerintah, kepemilikan asing, kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi, konsentrasi kepemilikan serta data akuntansi perusahaan
commit to user
yang terdapat di laporan tahunan maupun laporan keuangan. Data diperoleh dari situs resmi BEI www.idx.co.id, serta laman perusahaan.
3.5. Definisi dan Operasional Variabel
Dalam penelitian ini melibatkan variabel yang terdiri dari tiga variabel bebas (independen), satu variabel terikat (dependen), serta empat variabel kontrol.
Variabel independen dalam penelitian ini meliputi kepemilikan pemerintah, kepemilikan asing, kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi, dan konsentrasi kepemilikan. Sedangkan untuk variabel kontrol yang digunakan adalah profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan, dan profil perusahaan.
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah corporate social responsibility (CSR).
3.5.1. Variabel Independen
Menurut Sakaran (2017:79) variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel terikat (variabel dependen). Variabel independen dalam penelitian ini meliput:
3.5.1.1.Kepemilikan Pemerintah (GovOwn)
Kepemilikan saham pemerintah merupakan jumlah saham yang dimiliki oleh pemerintah. Pemerintah berhak menetapkan direktur perusahaan (Amran dan Devi, 2008). Besarnya saham pemerintah diukur dengan rasio jumlah saham yang dimiliki oleh pemerintah dibandingkan dengan jumlah saham perusahaan yang beredar. Namun dalam penelitian ini, kepemilikan pemerintah diproksikan dengan variabel dummy, jika dalam suatu perusahaan terdapat saham yang dimiliki pemerintah maka diberi angka “1” jika tidak ada maka diberi angka “0”.
Pengukuran tersebut telah dilakukan penelitian sebelumnya, seperti dalam penelitian Ghozali (2007), Rizky dan Etna (2015), dan Esa dan Zahari (2016)
commit to user 3.5.1.2.Kepemilikan Asing (ForgnOwn)
Kepemilikan asing merupakan kepemilikan saham dalam suatu perusahaan yang dimiliki oleh seseorang atau lembaga yang status kewarganegaraannya sebagai warga negara asing (WNA) (Rustiarini, 2011). Kepemilikan asing diukur dengan prosentase jumlah saham yang dimiliki asing dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar. Pengukuran ini sesuai dengan beberapa penelitian sebelumnya yaitu Putri et al (2013), Arsida (2010), dan Istianingsih (2015).
Adapun pengukurannya sebagai berikut:
Kepemilikan Asing:
Jumlah saham yang dimiliki oleh Asing Jumlah saham yang beredar
3.5.1.3.Kepemilikan Manajemen (MenOwn)
Kepemilikan manajemen adalah proporsi jumlah saham yang yang dimiliki oleh manajer perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan (Rustiarini, 2011). Variabel ini dilihat berdasarkan persentase jumlah saham yang beredar yang dimiliki pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan dibagi dengan saham beredar (Rustiarini, 2011), dan (Sanjaya et al, 2013). Dalam penelitian ini variabel kepemilikan manajemen diukur dengan persentase kepemilikan saham dewan direksi dan dewan komisaris dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Data kepemilikan perusahaan diperoleh dari laporan tahunan pada bagian komposisi pemegang saham dan atau catatan atas laporan keuangan. Adapun pengukuran tersebut adalah sebagai berikut:
commit to user Kepemilikan Manajerial
Jumlah saham yang dimiliki oleh Dewan Komisaris dan Direksi Jumlah saham yang beredar
3.5.1.4.Kepemilikan Instansi (InsOwn)
Kepemilikan institusi adalah kepemilikan saham dalam suatu perusahaan yang dimiliki oleh lembaga atau instansi seperti bank, asuransi, perusahaan investasi, reksanada dan instansi lainnya (Rustiarini, 2011). Dalam beberapa penelitian, seperti dalam penelitian (Sari, 2013), (Sanjaya et al, 2014), dan (Susanti dan Mildawati, 2014), variabel kepemilikan instansi diukur dengan membandingkan jumlah saham yang dimiliki oleh institusi atau perusahaan lain dengan jumlah saham yang beredar dalam suatu perusahaan. Jika dalam suatu perusahaan terdapat kepemilikan instansi lebih dari satu, maka seluruh kepemilikan instansi akan dijumlahkan. Pengukuran yang digunakan adalah sebagai berikut:
Kepemilikan Instansi:
Jumlah saham yang dimiliki oleh institusi atau perusahaan lain Jumlah saham yang beredar
3.5.1.5.Konsentrasi Kepemilikan (ConcOwn)
Konsentrasi kepemilikan merupakan sebagian besar kepemilikan saham perusahaan dimiliki oleh sebagian kecil individu atau kelompok, yang menyebabkan pemegang saham tersebut memiliki saham yang lebih dominan dibandingkan dengan yang lainnya (Susilo dan Mildawati, 2015). Konsentrasi kepemilikan dapat diukur dengan menjumlahkan saham yang dimikili oleh pemegang saham mayoritas/pemegang saham pengendali (Susilo dan Mildawati,
commit to user
2015). Menurut Susilo dan Mildawati (2015), perusahaan yang memiliki saham yang terkonsentrasi apabila di dalam perusahaan tersebut memiliki pemegang saham mayoritas/pengendali. Dalam penelitian Nuryaman (2009), konsentrasi saham dapat diukur dengan kepemilikan pemegang saham mayoritas. Berdasarkan pemaparan diatas, pengukuran konsentrasi kepemilikan saham adalah sebagai berikut:
Konsentrasi Kepemilikan =
Jumlah Saham yang dimiliki Pemegang Saham Mayoritas
3.5.2. Variabel Kontrol
Variabel kontrol merupakan variabel yang digunakan untuk mengendalikan variabel independen, tujuannya supaya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen tidak dipengaruhi oleh faktor dari luar (Sakaran, 2017:199). Biasanya variabel kontrol diperoleh dari beberapa penelitian terdahulu yang telah konsisten. Di dalam penelitian ini terdapat empat variabel kontrol yang digunakan, yang diantaranya profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan, dan profil perusahaan.
3.5.2.1.Profitabilitas (ROA)
Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba pada tingkat laba, penjualan, dan juga ekuitas pada periode tertentu (Kamil dan Antonius, 2012). Ada tiga rasio yang sering digunakan, yaitu:
profit margin, return on assets (ROA), dan return on equity (ROE). Dalam
penelitian ini menggunakan rasio return on asset (ROA) yang mengacu pada penelitian sebelumnya (Kamil dan Antonius 2012), (Istianingsih 2015), dan (Zeng, 2016). Return of assets (ROA) mengacu pada profitabilitas dan efisiensi
commit to user
operasional. ROA sering digunakan untuk membandingkan performa bisnis satu perusahaan dengan perusahaan lainnya dan industri sejenis. ROA dihitung dengan cara:
ROA = Laba Bersih
Total Aset
x 100%
3.5.2.2.Solvabilitas (DTA)
Solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk melunasi semua kewajibannya dengan menggunakan aset atau kekayaan yang dimiliki perusahaan, baik itu kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang apabila perusahaan itu dilikuidasi (Kamil dan Antonius, 2012). Dengan kata lain perusahaan dapat dikatakan solvabel apabila kekayaan suatu perusahaan dapat menutupi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang apabila perusahaan tersebut dilikuidasi (Kamil dan Antonius, 2012). Solvabilitas dapat dinilai dengan menggunakan debt to assets (DTA), yaitu rasio yang dihidung dengan cara membandingkan total hutang dengan total aset. Pengukuran tersebut bersadarkan pada penelitian Kamil dan Antonius (2012).
Debt to asset = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 X 100 %
3.5.2.3.Ukuran Perusahaan (SIZE)
Ukuran perusahaan merupakan skala yang digunakan untuk mengklasifikasikan perusahaan, apakah perusahaan tersebut termasuk dalam perusahaan besar atau kecil. Ukuran perusahaan diklasifikasikan manjadi 3 kategori, yaitu: perusahaan besar, perusahaan menengah, dan perusahaan kecil (Suwito dan Herawaty, 2005). Semakin besar suatu perusahaan maka semakin
commit to user
besar pula sumber daya yang dimiliki sehingga perusahaan tersebut lebih memiliki daya tahan ketimbang perusahaan kecil. Beberapa penelitian sebelumnya, seperti (Kamil dan Antonius, 2012), (Chauhan dan Amit, 2014), (Istianingsih, 2015), dan (Zeng,2016), menungkapkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dengan pengungkapan CSR. Ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan log dari total aset perusahaan (Kamil dan Antonius, 2012), (Chauhan dan Amit, 2014) (Zeng, 2016).
Ukuran Perusahaan = Log Total Assets
3.5.2.4.Profil Perusahaan (IND)
Profil perusahaan diukur dengan menggunakan variabel dummy, di mana variabel tersebut digunakan untuk mengklasifikasikan perusahaan high profile dan perusahaan low profile. Perusahaan high profile diberi angka “1” sedangkan perusahaan low profile diberi angka “0”. Penelitian ini mengacu pada penelitian Sembiring (2005), di mana dalam penelitian tersebut disebutkan perusahaan yang termasuk dalam high profile adalah perusahaan yang bergerak dalam: minyak bumi dan pertambangan, bahan kimia, kayu, kertas, otomotif, agribisnis, produk tembakau, makanan dan minuman, media dan komunikasi, kesehatan, tranportasi, dan pariwisata.
3.5.3.Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi variabel independen. Variabel ini menjadi fokus utama dalam suatu penelitian. Seorang peneliti memiliki tujuan untuk menjelaskan dan memahami variabel dependen (Sakaran, 2017:77). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengungkapan corporate sosial responsibility (CSR). Pengungkapan CSR yang diukur dalam
commit to user
penelitian ini adalah pengungkapan corporate social responsibility (CSR) yang terdapat di dalam laporan tahunan perusahaan. Daftar pengungkapan CSR yang digunakan dalam penelitian ini mangacu pada standar yang digunakan secara internasional yaitu Global Reporting Initiative (GRI). GRI yang digunakan dalam penelitian ini adalah versi GRI-G4 tahun 2016. Indikator yang digunakan terbagi menjadi 3 komponen utama, yaitu ekonomi, lingkungan, dan sosial. Total indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah 137 item.
Metode yang digunakan untuk mengukur pengungkapan CSR adalah dengan metode content analysis. Content analysis merupakan suatu metode yang digunakan untuk mencari infomasi dengan melakukan analisis mendalam terhadap bacaan dalam suatu media pelaporan. Metode ini juga banyak digunakan dalam penelitian sebelumnya seperti (Sembiring 2005), (Rawi dan Muchlish,2010), dan (Yulia dan Afrianti,2014).
Untuk menghitung index pengungkapan CSR menggunakan variabel dummy di mana setiap item pengungkapan diberi angka “1” jika diiungkapkan, dan diberi angka “0” jika tidak (Rawi dan Muchlish, 2010). Kemudian skor dari setiap item dijumlahkan untuk mendapatkan skor keseluruhan tiap perusahaan.
Rumus yang digunakan untuk mendapatkan indeks pengungkapan corporate social responsibility (CSR) sebagai berikut:
CSRDIj = ∑ 𝑋 𝑛
Keterangan:
CSRDIj =Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j
X = Jumlah item yang diungkapkan perusahaan
n = Jumlah item yang seharusnya diungkapkan (n = 137 item)
commit to user 3.6. Model Analisis Data
Dalam penelitian ini model analisis data yang digunakan yaitu uji statistik deskripsif, dan uji asumsi klasik. Sedangkan untuk menguji hipotesis analisis yang digunakan yaitu uji analisis regresi berganda. Pengujian dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 20.0.
3.6.1. Uji Statistik Deskriptif
Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini dengan melakukan uji statistik deskriptif terhadap variabel-variabel penelitian. Uji ini digunakan untuk memberikan gambaran secara umum dari suatu data yang dilihat dari nilai rata- rata, standar deviasi, varian, minimum, maksimum, range, sum, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2016:19).
3.6.2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan analisis regresi berganda, uji asumsi klasik merupakan prasyarat yang harus dilakukan. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik digunakan untuk melihat hubungan antarvariabel penelitian yang ada dalam model regresi. Uji asumsi klasik yang digunakan antara lain:
3.6.2.1.Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji data variabel dependen (Y) dan variabel independen (X) pada persamaan regresi, apakah distribusi bersifat normal atau bersifat tidak normal. Menurut Ghozali (2016:27) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi, variabel dependen, variabel independen, atau keduanya memiliki distribusi secara normal.
Untuk melihat apakah berdistribusi normal atau tidak, pengujian menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Berdistribusi normal apabila ditandai dengan Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05. Uji normalitas juga dapat dilihat
commit to user
dari penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal atau dengan melihat histogram.
Dasar pengambilan keputusannya adalah:
a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya yang menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b) Jika data menyebar jauh dari diagonalnya dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonalnya atau grafik histogram yang tidak menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.6.2.2.Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel independen (X) dalam suatu model regresi linier berganda. Uji yang baik adalah tidak adanya korelasi yang tinggi diantara variabel-variabel tersebut. Jika terdapat korelasi yang tinggi diantara varibel- variabel independennya, maka akan menganggu antara hubungan antara variabel independen (X) dengan variabel dependennya (Y). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas, maka peneliti melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) setiap variabel independen. Jika nilai VIF < 10
atau nilai tolerance > 0,1 maka variabel independen terbebas dari multikolinearitas.
3.6.2.3.Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka dinamakan dengan homoskedastisitas, jika sebaliknya maka dinamakan dengan heterokedastisitas. Model regresi yang baik jika terdapat
commit to user
homoskedastisitas dalam penelitian. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatter plot antar nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Analisis dilakukan dengan melihat:
1) Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur seperti (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka dapat di identifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2) Namun jika pola tersebut tidak jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedstisitas (Ghozali, 2016:134).
3.6.3. Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Pengujian dilakukan dengan mencari nilai koefisien determinasi (Adjusted R2) yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang terdapat dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016:97).
Sedangkan uji t digunakan untuk seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen.
3.6.3.1.Uji Koefisien Determinasi
Pengujian koefisien determinasi (adjusted R2) digunakan untuk melihat seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Jika hasil yang didapatkan semakin besar koefisien determinasi suatu variabel independen, maka menunjukkan semakin dominan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya, yang berarti variabel independen tersebut
commit to user
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan dalam memprediksi variabel dependen. Koefisien determinasi bernilai antara nol (0) dan satu (1).
Kelemahan dari pengujian koefisien determinasi adalah bias terhadap jumah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Jika terdapat penambahan variabel independen dalam model, nilai koefisien determinasi (R2) dapat naik atau turun. Olehkarenanya banyak peneliti yang menggunakan koefisien determinasi untuk mengevalusai model regresi yang baik (Ghozali, 2016:95).
3.6.3.2.Uji Statistik F
Uji statistik F menunjukkan apakah variabel-variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Menurut Ghozali (2016:96) untuk statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
1) Bila nilai signifikan > 0,05 ( α = 5% ), maka variabel indepeden bukan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
2) Bila nilai signifikan < 0,05 ( α = 5% ), maka variabel indepeden merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
3.6.3.3.Uji Statistik t
Uji statistik t/uji t parsial digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas (X) secara parsial/sendiri berpengaruh signifikan terhadap variabel (Y).
Adapun dasar yang digunakan untuk mengambil keputusan dalam Ghozali (2016:97).
commit to user Berdasarkan nilai t hitung dan t tabel:
1) Jika nilai t hitung > t tabel maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
2) Jika nilai t hitung < t tabel maka variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Berdasarkan nilai signifikansi hasil output SPSS:
1) Bila nilai Sig. < 0,05 maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
2) Bila nilai Sig. > 0,05 maka variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menentukan pengaruh antara tingkat pengungkapan corporate social terponsibility (CSR) dengan variabel-variabel independen. Adapun persamaan regresi berganda dalam penelitian ini adalah:
CSRDI = ß0 + ß1 GovOwn + ß2 FognOwn + ß3 ManOwn + ß4 InstOwn + ß5 ConcOwn +Yi (Control) + e
Keterangan:
CSRDI = Corporate Social Responsibility Disclousure Indexs
ß0 = Konstanta
GovOwn = Kepemilikan Pemerintah ForgnOwn = Kepemilikan Asing ManOwn = Kepemilikan Manajemen InstOwn = Kepemilikan Institusi ConcOwn = Konsentrasi Kepemilikan
Control = Variabel Kontrol (Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Profil Perusahaan, Solvabilitas)
commit to user 1) Pengujian Hipotesis Pertama
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah Kepemilikan Pemerintah berpengaruh terhadap CSR. Hipotesis yang digunakan adalah :
Ho: Kepemilikan Pemerintah tidak berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.
H1: Kepemilikan Pemerintah berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.
Dasar Pengambilan keputusan dalam Uji t Pertama yaitu :
a. H0 diterima dan H1 ditolak jika nilai t hitung < t tabel atau jika nilai Sig. > 0,05.
b. H0 ditolak dan H1 diterima jika nilai t hitung > t tabel atau jika nilai Sig. < 0,05.
2) Pengujian Hipotesis Kedua
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah Kepemilikan Asing berpengaruh terhadap CSR. Hipotesis yang digunakan adalah :
Ho : Kepemilikan Asing tidak berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.
H1: Kepemilikan Asing berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.
Dasar Pengambilan keputusan dalam Uji t Kedua yaitu :
a. H0 diterima dan H1 ditolak jika nilai t hitung < t tabel atau jika nilai Sig. > 0,05.
b. H0 ditolak dan H1 diterima jika nilai t hitung > t tabel atau jika nilai Sig. < 0,05.
3) Pengujian Hipotesis Ketiga
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah Kepemilikan Manajemen berpengaruh terhadap CSR. Hipotesis yang digunakan adalah :
commit to user
H0: Kepemilikan Manajemen tidak berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.
H1: Kepemilikan Manajemen berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.
Dasar Pengambilan keputusan dalam Uji t Ketiga yaitu :
a. H0 diterima dan H1 ditolak jika nilai t hitung < t tabel atau jika nilai Sig. > 0,05.
b. H0 ditolak dan H1 diterima jika nilai t hitung > t tabel atau jika nilai Sig. < 0,05.
4) Pengujian Hipotesis Keempat
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah Kepemilikan Manajemen berpengaruh terhadap CSR. Hipotesis yang digunakan adalah :
H0: Kepemilikan Institusi tidak berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.
H1: Kepemilikan Institusi berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.
Dasar Pengambilan keputusan dalam Uji t Ketiga yaitu :
c. H0 diterima dan H1 ditolak jika nilai t hitung < t tabel atau jika nilai Sig. > 0,05.
d. H0 ditolak dan H1 diterima jika nilai t hitung > t tabel atau jika nilai Sig. < 0,05.
5) Pengujian Hipotesis Kelima
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah Konsentrasi kepemilikan berpengaruh terhadap CSR. Hipotesis yang digunakan adalah :
H0: Konsentrasi Kepemilikan tidak berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.
H1: Konsentrasi Kepemilikan berpengaruh negatif terhadap
commit to user
pengungkapan Corporate Social Responsibility.
Dasar Pengambilan keputusan dalam Uji t Ketiga yaitu :
e. H0 diterima dan H1 ditolak jika nilai t hitung < t tabel atau jika nilai Sig. > 0,05.
f. H0 ditolak dan H1 diterima jika nilai t hitung > t tabel atau jika nilai Sig. < 0,05.