• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN SEKTOR PARIWISATA DESA SEMANGAT GUNUNG KECAMATAN MERDEKA KABUPATEN KARO MELALUI PARTISIPASI MASYARAKAT SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN SEKTOR PARIWISATA DESA SEMANGAT GUNUNG KECAMATAN MERDEKA KABUPATEN KARO MELALUI PARTISIPASI MASYARAKAT SKRIPSI"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

48

STRATEGI PENGEMBANGAN SEKTOR PARIWISATA DESA SEMANGAT GUNUNG KECAMATAN MERDEKA KABUPATEN KARO MELALUI PARTISIPASI

MASYARAKAT

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Program Studi IImu Administrasi Negara

OLEH:

NIM: 130903133 Susanna Maria Tandika

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2017

(2)

i ABSTRAK

STRATEGI PENGEMBANGAN SEKTOR PARIWISATA DESA SEMANGAT GUNUNG KECAMATAN MERDEKA KABUPATEN KARO MELALUI PARTISIPASI

MASYARAKAT Nama : Susanna Maria Tandika

NIM : 130903133

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen : Ilmu Administrasi Negara Universitas : Universitas Sumatera Utara Dosen Pembimbing : Drs. Robinson Sembiring, M.Si

Kepariwisataan Kabupaten Karo sudah cukup dikenal oleh masyarakat, baik masyarakat lokal maupun mancanegara. Kabupaten Karo memiliki banyak obyek wisata yang dapat dikunjungi seperti wisata alam, agrowisata, wisata seni dan budaya, peninggalan sejarah dan lain sebagainya.namun dari banyaknya obyek wisata di Kabupaten Karo ada satu lokasi wisata yang unik dimana keseluruhan kegiatannya dilakukan oleh masyarakat tanpa campur tangan dari Pemerintah Kabupaten Karo. Adapun yang menjadi obyek wisata di Desa Semangat Gunung berupa pemandian alam air panas yang mengalir langsung dari mata air kemudian potensi kebun kangung belerang yang bisa dijadikan agrowisata baru di daerah ini. Dilihat dari fasilitasnya semua sarana dan prasarana yang disediakan masyarakat sudah termasuk lengkap namun masih perlu perawatan. Tipe pengembangan wisata yang beerbasis masyarakat ini disebut dengan Community Based Tourism (CBT). Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan strategi dan mengidentifikasi lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) yang terjadi dalam strategi pengembangan pariwisata Desa Semangat Gunung Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo melalui partisipasi dari lapisan masyarakatnya

Metode Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan Teknik pengumpulan data dengan pengumpulan data primer berupa wawancara dan observasi dilapangan, dan pengumpulan data sekunder berupa dokumentasi dan studi kepustakaan. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling.

Dari rangkuman hasil penelitian yang telah penulis lakukan, dapat disimpulkan bahwa pengembangaan potensi pariwisata di Desa Semangat Gunung yang dilakukan oleh masyarakat sudah cukup baik baik dari segi pengembangan fasilitas, sarana dan prasarana yang mumpuni hingga pelayanan kepada wisatawan yang baik. Namun disayangkan belum terdapat strategi pengembangan pariwisata di Desa Semangat Gunung oleh Pemerintah Daerah, pihak swasta maupun instansi lainnya yang dapat membantu desa dan seluruh pengusaha pariwisata untuk membantu perkembangan arah yang lebih baik

Kata Kunci : Strategi, Pengembangan Pariwisata, Desa Semangat Gunung, Partisipasi Masyarakat

KATA PENGANTAR

(3)

ii

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menyertai sepanjang proses penyusunan skripsi ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Desa Semangat Gunung Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Melalui Partisipasi Masyarakat”.

Penyusunan Skripsi ini digunakan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana pada jenjang pendidikan Strata I (S1) pada departemen Ilmu Administraasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih mempunyai banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun segi bahasa dan penulisan yang digunakan karena masih terbatasnya kemampuan dan pengetahuan penulis. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan skripsi ini. Banyak masukan, motivasi, dan doa yang diberikan kepada penulis hingga akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua tersayang Bapak Hendra,S.E dan Ibu Dra. Demak Aritonang yang senantiasa sabar, tulus, dan penuh kasih sayang membesarkan, mendidik, membimbing, dan mendukung secara moril dan materil dan selalu mendoakan penulis hingga saat ini. Begitu juga untuk Ruben Cristian Alexander dan Albert Oscar Jonathan adik-adik yang selalu menjadi semangat bagi penulis, menjadi teman yang selalu berbagi suka dan duka. Serta memotivasi penulis dalam memberi contoh terbaik dan menjadi kebanggaan bagi keluarga. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si.

(4)

iii

2. Bapak Drs. Rasudyn Ginting, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai Dosen Penasehat Akademik selama masa perkuliahan penulis yang telah begitu banyak memberikan dukungan, keceriaan, selalu mengayomi dan menyayangi mahasiswanya.

3. Bapak Drs. Robinson Sembiring, M.Si selaku Dosen Pembimbing penulis, yang telah memberikan begitu banyak dukungan, berbagi ilmu, mengarahkan penulis dalam penyelesaian skripsi ini, bahkan selalu memotivasi dan memberikan kepercayaan diri pada penulis. Terima kasih Pak untuk sharing pengalamannya.

4. Kepada seluruh dosen Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU yang telah memberikan begitu banyak ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan.

5. Kepada Bapak Muh.Ahyar Ginting, selaku Kepala Desa Semangat Gunung yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian skripsi dan meluangkan waktu untuk melakukan wawancara dengan penulis

6. Kepada Ibu Nurmintaria Ginting, selaku Sekretaris Desa Semangat Gunung yang telah membantu penulis dalam memberikan data yang dibutuhkan serta meluangkan waktu untuk melakukan wawancara dengan penulis

7. Kepada Informan penulis yakni Bang Rio Surbakti, Bang Trisno Sembiring, Bang Maradona Sembiring, Bulang Langgar Surbakti, Bapak Jenni Ginting, Bapak Model Surbakti, Ibu Eva br.Karo, Ibu Supiani br.Sembiring yang telah sangat baik meluangkan waktunya untuk keperluan penelitian ini

8. Kepada Kak Dian Siregar dan Kak Mega yang telah baik membantu penulis dalam urusan administrasi selama perkuliahan

(5)

iv

9. Kepada (Alm) Nursinta S. br. Situmorang (Op. Nisi Susan) yang akan selalu menjadi bagian dari kehidupan penulis. yang menjadi semangat terbesar bagi penulis untuk mencapai cita-cita. Semoga Tuhan memberi tempat terbaik untuk Opung, aku disini selalu merindukanmu. “Uli ni barita I, las ni roha bolon i. sai di puji rohakki, Jesus” ( BE 452 )

10. Kepada Sahabat SD hingga saat ini Emia Harinda Sinulingga, Sarah Engeline Joseph, Theresia Indah Hutapea yang saling memotivasi. Segera selesaikan Skripsi kalian di perantauan dan segeralah kembali !

11. Sahabat seperjuangan kuliah Naomi ‘kolor’, Vivi ‘bodats’, Ewi ‘geleng’, Yenny

‘amaya’, Kristin ‘wapid’, Wilona, Lorensia, dan Raja Putri. Terima kasih memberikan arti kuliah itu asik dengan adanya kalian. Terima kasih untuk setiap motivasi, doa, kata-kata tamparan yang menjadikan teman semakin dewasa, kelucuan, kegilaan, kelakuan yang menjengkelkan, memalukan dan hal-hal bodoh lain yang akan selalu jadi kenangan terbaik hidupku. Terima kasih juga untuk setiap wacana-wacana kita yang belum terwujud  Bolehkah aku menyebut kita ini Ex G*** ? aku sedih ngetik nama kalian weee. Terima kasih masih bertahan dari Seleksi Alam perkuliahan ini. Semoga kita sukses ! tetap Semangat dan Berjuanglah. See you on top Teman Ahok Medan

12. Sahabat “Menuju Puncak” dengan personil yang sama di atas ditambah dengan Syem Lubis calon Bupati Madina, Taufik anak camat Nisel, dan Guntur Joyo partner Raja. Terima kasih lelaki – lelaki lucu kamiiii

13. secara istimewa, penulis mengucapkan terima kasih kepada sahabat, teman (hidup), kekasih terbaik dan terhebat, Daniel Niklaus Sitorus, ST yang begitu

(6)

v

banyak mengorbankan waktu, tenaga, materi dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih sudah masuk dalam kehidupanku dan menemani dari perkuliahan semester 3 hingga saat ini serta memberikan motivasi, doa, dan selalu menyemangati, membimbing serta menasehati penulis untuk menjadi orang yang lebih baik. semoga akan berlanjut hingga cita-cita kita bersama tercapai. #28September2014

14. Kepada BK 6882 AEY si ’Hitam’ yang menjadi andalan disaat genting maupun santai dan selalu standby menemani penulis kemana saja, kepada PAQ ( kereta itin ) , YA ( mobil Oyen ), dan ZE ( mobil geleng ) yang menemani penulis beserta sahabat perjuangan kuliah, terimakasih masih mau menampungku berpergian dengan pemilik kalian , terutama PAQ yang selalu jadi korban tarik tiga.

15. Kepada rekan-rekan Guru Sekolah Minggu GKPI Wahidin Baru, Kak Angel, Kak Rahel, Kak Lusi, Kak Manna, Bang Lihai, Bang Jhon dan Tante Serly yang selalu mendukung dan memotivasi penulis terutama saat penulis menyelesaikan skripsi ini, tetap semangat melayani Tuhan dan anak-anak kita ya Kakak dan Abang.

Terima kasih sudah memaklumi keterbatasan penulis dalam melayani selama masa penyelesain penelitian. Tuhan Yesus memberkati kita yaaaa

16. Kepada Rebecca Sihombing, teman semasa Sekolah Minggu hingga saat ini sudah diperantauan, terima kasih untuk motivasi dan doa nya, maaf yaaa kalo aku buat salah, semoga kita sukses sama.sama dan sehat sehatlah di perantauan sana. God Bless you bek!

(7)

vi

17. Kepada TANJUNG BARUS UNITED, Elysa, Josefa, Budi, Aula, Vivi Adilla, Muh.Fairuz, Ema Kartika, Wilona Bareta, Iga Belinda, Taufik dan Roy Bill

‘ceko’. Terima kasih pengalaman masak rame-rame dan sensus malam- malamnya. semoga kita sukses bersama, dan tetap semangat !

18. Kepada rekan-rekan bidang Pengabdian Masyarakat IMDIAN FISIP USU 2015- 2016, secara khusus kepada Kabid Triwaty Pasaribu. Maaf trik aku banyak mangkir kegiatan akhir-akhir ini hehehe , kepada anggota PengMas : Naomi, Aula, Indah, Destin, Septry, Anggi, Defira, Natalia. Terima kasih pengalaman mengabdi bersama kalian meskipun 2 project sosial kita belum kelar 

19. Teman-teman stambuk 2013 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Sukses buat kita semua!

20. Untuk adek gemay Umi Fatiah Alfani dan pasangannya Aula Pambudi, baik-baik yaa kalian berdua wkwkwk , untuk Baim bagus-bagus ya ngejalanin kuliah 2 tempatnya. Dapat gelar sekali 2 udah ngalahin gua lu .

21. Teman-teman AKSI INDONESIA MUDA, tetap semangat untuk mengabdi bagi anak-anak Starban ya. Action, Inspire, Impactful !

22. Teman – teman Alumni Green Youth Camp 2, #Greenerasiberaksi se Indonesia 23. Kepada Kantin Mas Koboy yang sudah seperti rumah makan sendiri wkwk ( if

you know what I mean ) dan Lee Dong Hae beserta jajarannya di fotokopi FISIP.CO yang sangat berjasa bagi penulis dan sahabat perkuliahan selama ini karena kelihaiannya dalam teknik perfotokopian anak kuliah.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Penulis

(8)

vii

menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Terima kasih.

Medan, 21 Febuari 2017 Penulis

Susanna Maria Tandika

(9)

viii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Landasan Teori ... 6

1.5.1 Pariwisata ... 7

1.5.1.1 Definisi Pariwisata ... 7

1.5.1.2 Kriteria Pariwisata ... 9

1.5.1.3 Pembagian Pariwisata ... 9

1.5.1.4 Tujuan Pariwisata... 11

1.5.1.5 Prinsip Pariwisata... 11

1.5.1.6 Pelaku Pariwisata ... 12

1.5.2 Pariwisata Berbasis Masyarakat ... 14

1.5.3 Pengembangan Pariwisata ... 16

1.5.4 Strategi Pengembangan Pariwisata ... 23

1.5.4.1 Strategi ... 23

1.5.4.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi ... 23

1.5.4.3 Strategi Pengembangan Pariwisata ... 24

1.5.4.4 Strategi Pengembangan Pariwisata Berbasis masyarakat ... 29

1.5.5 Manajemen Strategi ... 32

1.5.5.1 Manfaat Manajemen Strategi ... 33

1.5.5.2 Proses Manajemen Strategi ... 33

1.5.6 Analisis SWOT ... 36

1.5.7 Partisipasi Masyarakat ... 38

1.5.7.1 Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Pariwisata ... 39

1.5.7.2 Bentuk-Bentuk Partisipasi ... 41

1.5.8 Definisi Konsep ... 42

1.5.9 Sistematika Penulisan ... 43

BAB II Metode Penelitian ... 44

2.1 Bentuk Penelitian ... 44

2.2 Lokasi Penelitian ... 44

2.3 Informan Penelitian ... 44

2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 45

2.5 Analisis Data ... 46

(10)

ix

BAB III Deskripsi Lokasi Penelitian ... 48

3.1 Kondisi Geografis dan Batas Administratif ... 48

3.2 kondisi Demografi ... 49

3.2.1 Laju Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk ... 49

3.2.2 Jenis Pekerjaan ... 49

3.2.3 Sumber Daya Alam ... 50

3.3 Sejarah Desa Semangat Gunung ... 53

3.4 Visi dan Misi Desa ... 55

3.4.1 Visi Desa ... 55

3.4.2 Misi Desa ... 55

3.5 Potensi dan Masalah ... 56

3.6 Program Pembangunan Desa ... 56

3.7 Strategi Pencapaian ... 60

3.8 Gambaran Umum Obyek Wisata Desa Semangat Gunung ... 61

3.8.1 Obyek Wisata Fisik ... 61

3.8.1.1 Pemandian Alam Air Panas ... 61

3.8.2 Obyek Wisata Non Fisik ... 69

3.8.2.1 Budaya Pesta Kerja Tahun ... 69

3.8.2.2 Potensi Kangkung Belerang ... 71

3.8.2.3 Potensi Kuliner ... 73

BAB IV Penyajian Data... 78

4.1 Lingkungan Internal Desa Semangat Gunung Kabupaten Karo ... 79

4.1.1 Sumber Daya Manusia ... 79

4.1.2 Sarana dan Prasarana ... 82

4.1.2.1 Sarana ... 82

4.1.2.2 Prasarana ... 89

4.2 Lingkungan Eksternal Desa Semangat Gunung ... 92

4.2.1 Faktor Sosial Budaya ... 92

4.2.2 Faktor Politik ... 93

4.2.3 Jaringan Kemitraan ... 96

4.3 Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Pariwisata Desa Semangat Gunung Kabupaten Karo ... 98

BAB V Analisis Data ... 100

5.1 Kekuatan ... 100

5.2 Kelemahan ... 101

5.3 Peluang ... 102

5.4 Ancaman ... 103

5.5 Matriks SWOT dan Identifikasi Isu ... 103

5.6 Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Desa Semangat Gunung melalui Partisipasi Masyarakat ... 111

(11)

x

BAB VI Penutup ... 116

6.1 Kesimpulan ... 116

6.2 Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 119

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Sumber Utama Penghasilan Penduduk ... 49

Tabel 3.2 Hasil Pertanian Desa Tahun 2015 ... 52

Tabel 3.3 Program Pembangunan Desa bidang Pelayanan Dasar Infrastruktur ... 57

Tabel 3.4 Program Pemberdayaan Masyarakat Desa Semangat Gunung ... 59

Tabel 4.1 SDM menurut Persentase Jenis Kelamin ... 80

Tabel 4.2 Klasifikasi SDM menurut Persentase Tingkat Pendidikan ... 81

Tabel 4.3 Jumlah Pemandian Air Panas dan luasnya pada masing-masing pemandian Di Desa Semangat Gunung tahun 2017 ... 88

Tabel 5.1 Matriks SWOT dalam Pengembangan Sektor Pariwisata Desa Semangat Melalui Partisipasi Masyarakat ... 104

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Rupa Bumi Desa ... 51

Gambar 3.2 Jenis Pertanian di Desa Semangat Gunung ... 53

Gambar 3.3 Upacara Ritual Erpangir Kulau ... 67

Gambar 3.4 Beberapa Lokasi Pemandian di Desa ... 69

Gambar 3.5 Budaya Pesta Kerja Tahun ... 70

Gambar 3.6 Potensi Kangkung Belerang ... 73

Gambar 3.7 Makanan Khas Suku Karo Cipera ... 74

Gambar 3.8 Makanan Khas Suku Karo Tasak Telu ... 75

Gambar 3.9 Makanan Khas Suku Karo Terites ... 76

Gambar 3.10 Makanan Khas Suku Karo Jong Labar ... 77

Gambar 4.1 Angkutan KT ... 83

Gambar 4.2 Toilet dan Ruang Ganti ... 84

Gambar 4.3 Loket Tiket Masuk ... 84

Gambar 4.4 Bak Sampah Umum ... 85

Gambar 4.5 Beberapa Penginapan dan Ruangannya ... 85

Gambar 4.6 Rumah Makan dan Kantin sederhana ... 86

Gambar 4.7 Toko Souvenir ... 87

Gambar 4.8 Kondisi Jalan menuju Desa ... 89

Gambar 4.9 Mesjid dan Gereja ... 90

Gambar 4.10 Puskesmas Desa Semangat Gunung ... 91

Gambar 4.11 Pos Pengutipan Retribusi ... 96

Gambar 4.12 Perusahaan Jaringan Kemitraan Desa ... 97

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat berarti terhadap pembangunan, sebab dalam kegiatan pariwisata, sektor ini akan turu mempengaruhi sektor yang lain. Meski dalam konteks yang memaksa sektor-sektor yang dipengaruhi oleh bidang pariwisata akan memberikan perkembangan yang positif bagi pembangunan suatu daerah dimana lokasi destinasi wisata itu berada. Dalam perencanaan pengembangan suatu daerah, sektor pariwisata memberikan peranaan besar terhadap peningkatan daerah baik dari segi pengembangan infrastruktur, komunitas penduduk hingga yang berimbas pada peningkatan pendapatan daerah.

Salah satu faktor dalam pengembangan pariwisata adalah adanya keterlibatan masyarakat dalam proses pengembangan pariwisata itu sendiri. Partisipasi masyarakat tersebut seyogyanya berlangsung secara sukarela dan adanya keberlanjutan. Partisipasi yang dimaksud adalah partisipasi yang memandang masyarakat sebagai subjek dari segala aturan pembangunan bukan sebagai objek pembangunan.

Pelibatan masyarakat ini secara utuh dilakukan melalui pola pikir pembangunan yang memandang masyarakat sebagai subyek peraturan dengan keanekaragaman perilaku. Melalui proses pelibatan partisipasi masyarakat mulai dari tahap perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan ruang akan muncul suatu sistem evaluasi dari kegiatan pengembangan pembangunan yang telah dilakukan dan menjadi masukan bagi proses pengembangan selanjutnya

Masyarakat sebagai komponen utama dalam pengembangan pariwisata mempunyai peranaan yang penting dalam menunjang pembangunan pariwisata daerah yang ditujukan untuk mengembangkan potensi lokal yang bersumber dari alam, sosial budaya ataupun ekonomi

(15)

2 masyarakat.

Menurut UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan menyatakan bahwa masyarakat memiliki kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan kepariwisataan. Peran serta masyarakat dalam memelihara sumber daya alam dan budaya yang dimiliki merupakan andil yang besar dan berpotensi menjadi daya tarik pariwisata. Dalam proses pembangunan dan penataan suatu objek wisata oleh pemerintah sering sekali terlantar akibat kurangnya pemeliharaan dan perawatan.

Dalam hal pengembangan pariwisata seperti wisata alam yang memilki nilai kesehatan kurang terdapat pengelolaan sehingga dalam hal ini untuk mengatasi masalah tersebut perlu peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata. Partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan wisata alam yang dimiliki merupakan andil yang besar dan berpotensi menjadi objek wisata. Selain itu, dengan mengikut sertakan masyarakat dalam proses dan usaha pengembangan pariwisata sangat penting, sehingga dari masyarakat itu sendiri memiliki rasa tanggung jawab untuk menjaga kelestarian pariwisata yang dimiliki daerahnya.

Dengan memiliki rasa tanggung jawab ini maka masyarakat akan menjadi masyarakat yang sadar akan potensi daerahnya sehingga masyarakat didaerah tersebut merawat dan memelihara kelestarian objek wisata yang ada didaerahnya. Dalam hal usaha dan pengembangan pariwisata yang berorientasi pada masyarakat lokal masih minim. Hal ini dikarenakan masyarakat belum sadar akan pentingnya menjaga dan melestarikan objek wisata didaerahnya. Penyebab lain yaitu tidak adanya kemampuan finansial dan keahlian yang berkualitas untuk mengelola dan memelihara objek wisata yang ada di daerahnya. keahlian disini maksudnya menyangkut keterampilan-keterampilan masyarakat dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi wisatawan, memelihara infrastuktur yang ada. Sehingga sangat diperlukan partisipasi aktif

(16)

3

masyarakat untuk menjadi tuan rumah yang baik, ikut menjaga kelestarian budaya dan sejarah, keindahan, kebersihan lingkungan, menciptakan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung wisata serta masyarakat yang ada di daerah objek wisata dapat memberikan kenangan dan kesan yang baik dalam rangka mendukung program sapta pesona sehingga dapat menanamkan kesadaran masyarakat dalam pengembangan pariwisata dan akan menimbulkan masyarakat yang sadar wisata.

Desa Semangat Gunung adalah salah satu desa yang menjad lokasi wisata di kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo. Desa ini terletak 60 km dari Kota Medan dan 15 km dari kota Berastagi. Desa yang sering juga disebut dengan desa Raja Berneh merupakan salah satu kawasan yang menjadi jalur utama menuju pendakian gunung Sinabung dimana jalur ini melewati pemandian air panas yang tersebar di sekitar kaki gunung. Di desa ini juga terdapat PT Pertamina yang memanfaatkan sumber panas bumi . Di desa ini hidup sekitar 240 rumah tangga dengan mata pencaharian utamanya adalah bercocok tanam dibarengi dengan usaha pariwisata alam Pemandian Air Panas dan penginapan.

Desa itu sangat indah dengan panorama alam dan hamparan perkebunan sayur-sayuran, tanaman hias dan buah-buahan. Masyarakatnya bercorak masyarakat agraris, yang masih berpegang pada tradisi leluhur dengan kehidupan sosial yang multicultural. Banyak terdapat sumber air panas di sekitar Desa Semangat Gunung dan di Gunung Sibayak. Di kaki Gunung Sibayak terdapat sumber air panas yang sering didatangi para pengunjung. Uap airnya mengandung belerang, sehingga tercium agak menyengat. Kondisi alamnya masih natural, dipenuhi pepohonan bambu dan rotan. Sumber air panas yang alami mengandung belerang ini dimanfaatkan masyarakat setempat untuk mengusahakan daya tarik wisata bagi desa tersebut.

(17)

4

Obyek wisata ini sebagai tempat pemandian air panas alam yang dikelola secara profesional dalam bentuk kolam kolam renang yang suhunya berbeda beda sesuai dengan keinginan para wisatawan. Mata airnya bersumber dari perut bumi dan mengandung unsur belerang yang dapat mengobati penyakit seperti gatal gatal dll. terdapat 15 tempat pemandian air panas milik masyarakat di desa ini yang juga menyediakan tempat penginapan.

Desa Semangat Gunung dikenal sebagai desa pariwisata sejak tahun 1977 dalam kegiatan Jambore Nasional di bumi perkemahan Sibolangit. Saat itu, desa Semangat Gunung diperkenalkan sebagai daerah menuju jalur pendakian gunung Sibayak. Lalu kemudian, masyarakat melirik sumber daya alam dari gunung sibayak yakni air panas belerang yang sangat bermanfaat bagi kesehatan barulah pada tahun 1994, wisata pemandian air panas di desa ini di buka oleh maasyarakat dengan nama Pemandian Air Panas Sibayak. Hingga saat ini desa tempat pariwisata pemandian air panas ini begitu ramai dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai daerah di Sumatera Utara, perkembangan yang di alami pariwisata ini cukup signifikan selama beberapa tahun belakangan. Perkembangan itu semua dilaksanakan oleh masyarakat sendiri yang dibantu oleh sector swasta.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan judul “Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Desa Semangat Gunung Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Melalui Partisipasi Masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

(18)

5

Merujuk dari uraian latar belakang permasalahan penelitian maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana strategi pengembangan sektor Pariwisata Desa Semangat Gunung melalui partisipasi masyarakat”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui dan memahami tentang strategi dan koordinasi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dengan masyarakat setempat dalam mengelola pariwisata Desa Semangat Gunung

2. Untuk mengetahui dan memahami sejauh mana masyarakat sekitar tempat pariwisata tersebut berpartisipasi untuk mendorong pertumbuhan pariwisata di daerah tersebut

3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi oleh Dinas Pariwisata maupun masyarakat setempat mengenai pengelolaan dan usaha pengembangan destinasi pariwisata di Desa Semangat Gunung Kabupaten Karo

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah :

1. Secara subyektif, bermanfaat bagi peneliti dalam melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah, dan sistematis dalam mengembangkan kemampuan penulis dalam karya ilmiah.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang berguna bagi instansi terkait.

3. Secara akademis, peneliti diharapkan dapat memberikan kontribusi dan sebagai bahan

(19)

6

perbandingan bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian dibidang yang sama.

1.5 Landasan Teori

Sebelum melangkah pada proses penelitian yang lebih lanjut, maka terlebih dahulu akan dikemukakan berbagai teori-teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan.

Landasan teori ini akan menjadi pedoman bagi peneliti untuk memudahkan penelitian dan melalui landasan teori ini peneliti juga akan memberikan gambaran mengenai fenomena yang ada di lapangan. Menurut Kerlinger dalam Effendi teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara mengonstruksi hubungan antar konsep dan proposisi dengan menggunakan asumsi dan logika tertentu.35

1.5.1 Pariwisata

Landasan teori perlu di tegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba. Dengan demikian yang menjadi landasan teori daam penelitian ini adalah :

1.5.1.1 Definisi Pariwisata

Secara Etimologi pariwisata berasal dari dua kata yaitu “ pari” yang berarti banyak/berkeliling, sedangkan pengertian wisata berarti “pergi”. Didalam kamus besar indonesia pariwisata adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan rekreasi.

Pengertian pariwisata menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah36

35 Sofian Effendi dan Tukiran. Metode Penelitian Survei. (Jakarta: LP3ES, 2012), hal. 35

36 Undang-undang No 10 tahun 2009 tentang Pariwisata, Bab I, pasal 1 ayat 3

.

(20)

7

Pengertian pariwisata menurut WTO ( World Tourism Organization ) adalah berbagai aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang yang mengadakan perjalanan untuk dan tinggal di luar kebiasaan lingkungannya dan tidak lebih dari satu tahun berturut-turut untuk kesenangan, bisnis, dan keperluan lain.

Menurut Prof. Salah Wahab dalam Oka A Yoeti . Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu Negara itu sendiri/ diluar negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana ia memperoleh pekerjaan tetap37

Pariwisata dipandang kuat sebagai suatu fenomena social dimana terbentuk oleh berbagai faktor sekaligus berpengaruh terhadap banyak aspek kehidupan manusia. R.E. Soeriaatmaja dalam Wardiyanto, mengatakan bahwa pariwisata melibatkan tiga unsur penting, yakni: unsur dinamik, menyangkut urusan perjalanan atau gerakan menuju suatu daerah tujuan wisata; unsur statik, merupakan tempat terjadinya kegiatan wisata; dan unsur interaksi, yakni yang merupakan akibat dari keberadaan dua unsur penting sebelumnya

.

Istilah “Pariwisata” konon untuk pertama kali digunakan oleh mendiang Presiden Soekarno dalam suatu percakapan sebagai padanan dari istilah asing tourism. Sementara itu apa yang dimaksud dengan tourism pariwisata harus disimpulkan dari cara orang menggunakan istilah itu. Sedangkan seseorang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan perjalanan seperti yang dimaksudkan dalam batasan pengertian tentag pariwisata tadi disebut sebagai wisatawan.

38

37 Oka A Yoeti, pengantar ilmu parwisata, (Bandung:angkasa, 1994) hal 116

38 Wardiyanto dan M. Baiquni , Perencanaan Pengembangan Pariwisata (Bandung : CV. Lubuk Agung, 2001) hal 7

.

(21)

8

Dalam kegiatan pariwisata ada banyak komponen yang terlibat, masing-masing saling berkaitan dan saling mempengaruhi sehingga membentuk sebuah sistem. Komponen tersebut adalah: jasa pelayanan pariwisata, sosial, ekonomi, budaya, politik, keamanan, dan lingkungan.

Aktivitas pariwisata secara tidak langsung melibatkan kehidupan sosial, baik itu masyarakat sebagai wisatawan maupun sebagai penyedia obyek pariwisata dan penerima wisatawan.

Hubungan sosial masyarakat ini sangat berpengaruh pada perkembangan kepariwisataan.

Semakin erat dan harmonis hubungan antara wisatawan dengan masyarakat penerima di daerah tujuan wisatawan, semakin cepat perkembangan pariwisatanya.

Menurut Koen Meyers (2009) Pariwisata ialah aktivitas perjalanan yang dilakukan sementara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau mencari nafkah melainkan hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang atau libur dan tujuan-tujuan lainnya.

Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pariwisata merupakan suatu kegiatan singkat yang digunakan untuk menjelajahi suatu tempat dengan motif motif atau tujuan tertentu.

1.5.1.2 Kriteria Pariwisata

Menurut Yoeti pariwisata harus memenuhi beberapa kriteria berikut ini :

1. perjalanan dilakukan dari satu tempat ke tempat yang lain, dan perjalanan itu dilakukan di luar tempat kediaman orang itu tinggal

2. tujuan wisata dilakukan semata-mata untuk bersenang-senang tanpa mencari nafkah di Negara atau kota atau DTW tersebut

4. uang yang dibelanjakan tersebut adalah uang yang dibawa dari Negara asalnya atau

(22)

9

tempat dia tinggal, bukan merupakan hasil dari bekerja di Negara yang dikunjungi 5. perjalanan dilakukan minimal 24 jam atau lebih39

1.5.1.3 Pembagian Pariwisata

.

Pembagian pariwisata menurut objeknya : 1. Wisata Alam

Yaitu Kegiatan perjalalan yang kita lakukan pada tempat-tempat yang indah secara alami, memiliki panorama yang indah, sejuk, dan membuat suasana menjadi nyaman.

2. Wisata Budaya

Yaitu Perjalan ke tempat-tempat atau daerah tertentu yang memiliki aneka Budaya dan kebiasaan yang unik dan berbeda dari yang lainnya.

3. Wisata Sejarah

Yaitu sebuah Perjalanan yang dilakukan pada tempat-tempat yang memiliki Nilai Sejarah. Misalnya Candi, Makam, Museum. Dll

4. Wisata Pendidikan

Yaitu Perjalanan Wisata yang dilakukan ke suatu tempat yang memiliki sumber

pengetahuan tertentu yang ingin dipelajari. Biasanya Wisata Pendidikan dilakukan oleh Sekolah atau Kampus secara dengan rombongan.

5. Wisata Pertanian

Yaitu perjalan ke Tempat-tempat tempat Pertanian.Misalnya perkebunan, Ladang pembibitan. Dll

6. Wisata Religi

39 Oka A Yoeti, Ekonomi pariwisata: introduksi, informasi, dan aplikasi.(Jakarta:Kompas,2008) hal 8

(23)

10

Yaitu Perjalanan ke Tempat-tempat yang memiliki Unsur Religi agama tertentu.

7. Wisata Bahari

Yaitu perjalan ke tempat-tempat Wisata Laut, untuk menikmati keindahan dan Pesona Laut.

8. Wisata Kuliner

Yaitu Perjalan ke tempat tertentu untuk menikmati jenis Masakan Khas suatu daerah yang Unik40

1.5.1.4 Tujuan Pariwisata .

Berdasarkan UU nomor no 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, tujuan kepariwisataan adalah :

a. meningkatkan pertumbuhan ekonomi b. meningkatkan kesejahteraan rakyat c. menghapus kemiskinan;

d. mengatasi pengangguran.

e. melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya f. memajukan kebudayaan

g. mengangkat citra bangsa h. memupuk rasa cinta tanah air

i. memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa, dan j. mempererat persahabatan antar bangsa41

40http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-pariwisata-definisi-jenis.htmldiakses pada tanggal 26 oktober 2016

(24)

11 1.5.1.5 Prinsip Pariwisata

Dalam rangka mewujudkan sepuluh tujuan penyelenggaraan kepariwisataan di Indonesia, UU No 10 tahun 2009 menggariskan bahwa penyelenggaraan kepariwisataan di Indonesia diselenggarakan dengan prinsip:

a. menjunjung tinggi norma agama dan nilai budaya sebagai pengejawantahan dari konsep hidup dalam keseimbangan hubungan antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa, hubungan antara manusia dan sesama manusia, dan hubungan manusia dan lingkungan;

b. menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman budaya dan kearifan lokal

c. memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan, kesetaraan, dan proporsionalitas d. memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup

e. memberdayakan masyarakat setempat

f. menjamin keterpaduan antar sektor, antar daerah, antara pusat dan daerah yang merupakan satu kesatuan sistemik dalam kerangka otonomi daerah, serta keterpaduan antar pemangku kepentingan

g. mematuhi kode etik kepariwisataan dunia dan kesepakatan internasional dalam bidang pariwisata dan

h. memperkukuh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia42 1.5.1.6 Pelaku Pariwisata

Di dalam pasar wisata banyak pelaku yang terlibat. Meskipun peran mereka berbeda- beda, tetapi harus diperhitungkan dalam pengembangan pariwisata yaitu43

1) Wisatawan

:

41 Undang-undang No 10 tahun 2009 tentang Pariwisata, Bab II Pasal 4

42 Undang-undang No 10 tahun 2009 tentang Pariwisata, Bab III Pasal 5

43Damanik, Janianton dan HelmutF.Weber.2009. Perencanaan Ekowisata Dari Teori Ke Aplikasi.Yogyakarta: ANDI, hal 19

(25)

12

Wisatawan adalah konsumen atau pengguna produk dan layanan. Dengan motif dan latar belakang yang berbeda-beda, wisatawan menjadi pihak yang menciptakan permintaan produk dan jasa wisata. Dalam hal ini bisa dimaklumi mengapa suatu daerah atau negara yang intensitas wisatanya tinggi sebaliknya daerah atau negara lain hanya menempati posisi sebagai penerima wisatawan atau penyedia jasa semata.

2) Industri pariwisata

Industri pariwisata adalah semua usaha yang menghasilkan barang dan jasa bagi pariwisata. Industri pariwisata dapat dibedakan menjadi:

a) Pelaku langsung ,yaitu usaha-usaha wisata yang menawarkan jasa secara langsung kepada wisatawan. contohnya: hotel, restoran, biro perjalanan, pusat informasi wisata dan atraksi hiburan.

b) Pelaku tidak langsung, yaitu usaha yang mengkhususkan diri pada produk-produk yang secara tidak langsung mendukung pariwisata. Contoh: usaha kerajinan tangan, lembar panduan wisata dan sebagainya.

3) Pemerintah

Pemerintah mempunyai otoritas dalam peraturan, menyediakan dan peruntukan berbagai infrastruktur yang terkait dengan kebutuhan pariwisata. Pemerintah juga bertanggung jawab dalam menentukan arah kebijakan, yang menjadi panduan bagi stokeholder lain yang memainkan peran masing-masing dalam pariwisata. Dalam menjalankan perannya pemerintah perlu menyusun rencana yang jelas. Tidak kalah penting adalah konsistensi antara rencana dengan impelementasi.

4) Masyarakat Lokal

(26)

13

Masyarakat lokal terutama penduduk asli yang bermukim di kawasan wisata, menjadi salah satu kunci dalam pariwisata, karena sesungguhnya merekalah yang menyediakan sebagian besar atraksi sekaligus menentukan kualitas produk wisata, seperti upacara adat, kerajinan tangan dan kebersihan daerah tujuan wisata. Selain itu, masyarakat lokal merupakan pemilik langsung atraksi yang dikunjungi serta dikonsumsi wisatawan. Kesenian menjadi salah satu daya tarik wisata juga hampir sepenuhnya milik mereka. Tidak jarang masyarakat lokal ini sudah lebih dulu terlibat dalam pengelolaan aktivitas pariwisata sebelum ada kegiatan pengembangan dan perencanaan. Masyarakat lokal biasanya mempunyai tradisi dan kearifan lokal dalam pemeliharaan sumberdaya pariwisata. Banyak LSM baik lokal, regional maupun internasional yang melakukan kegiatan dikawasan wisata. Organisasi non-pemerintah ini sudah melakukan aktivitasnya baik secara partikuler maupun bekerjasama dengan masyarakat.

5) Lembaga Swadaya Masyarakat

Banyak LSM baik lokal, regional maupun internasional yang melakukan kegiatan dikawasan wisata. Organisasi non-pemerintah ini sudah melakukan aktivitasnya baik secara partikuler maupun bekerjasama dengan masyarakat.

1.5.2 Pariwisata Berbasis Masyarakat

Pariwisata berbasis masyarakat sebagai sebuah pendekatan pemberdayaan yang melibatkan masyarakat sebagai pelaku penting dalam konteks paradigma baru pembangunan yakni pembangunan yang berkelanjutan ( suistanable development ). Pariwisata berbasis masyarakat merupakan peluang untuk menggerakkan segenap potensi dan dinamika masyarakat, guna mengimbangi peran pelaku usaha pariwisata skala besar.

(27)

14

Dalam konteks pariwisata berbasis masyarakat dapat ditelaah didalamnya akan terdapat pemberdayaan masyarakat. upaya pemberdayaan masyarakat pada hakikatnya selalu dihubungkan dengan karakteristik sasaran sebagai suatu komunitas yang mempunyi ciri, latar belakang, dan pemberdayaan masyarakat. yang terpenting adalah dimulai dengan bagaimana cara menciptakan kondisi suasana, atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat untuk berkembang. Pola pariwisata seperti ini bisa memberi berbagai keuntungan selain peningkatan pendapatan, dapat pula mendukung pembangunan berwawasan lingkungan hidup, pelestarian budaya lokal, pemberdayaan masyarakat, menambah sumber pendapatan masyarakat tanpa menciptakan ketergantungan pada satu usaha saja, dan pemerataan pendapatan di antara masyarakat. Pariwisata berbasis masyarakat adalah pengembangan pariwisata dengan tingkat keterlibatan masyarakat setempat yang tinggi dan dapat dipertanggung-jawabkan dari aspek sosial dan lingkungan hidup.

Salah satu harapan pariwisata berbasis masyarakat adalah agar pembagian keuntungan dari usaha pariwisata lebih banyak diterima langsung oleh masyarakat. Pengembangan pariwisata berbasis masyarakat menggunakan pendekatan kerjasama antar para pihak termasuk pemerintah, masyarakat, usaha pariwisata, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) serta perguruan tinggi dan lembaga penelitian pada semua tahap. Untuk mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat, terutama pada tahap awal, pendampingan masyarakat dibutuhkan agar masyarakat terlibat dalam seluruh proses pengembangan nilai dari tahap perencanaan.

Masyarakat merupakan pemain kunci dalam proses perencanaan dan pelaksanaan.44

Pariwisata berbasis masyarakat juga merupakan suatu bentuk kepariwisataan yang mengedepankan kepemilikan dan peran serta aktif masyarakat, memberikan edukasi kepada

44 http://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/PENGEMBANGAN-WISATA-BERBASIS-MASYARAKAT- COMMUNITY-BASED-TOURISM-DI-DESA-MALASARI-TAMAN-NASIONAL-GUNUNG-HALIMUN-SALAK.pdf, diakses pada 28 oktober 2016 pukul 23.31

(28)

15

masyarakat lokal maupun pengunjung, mengedepankan perlindungan kepada budaya dan lingkungan, serta memberikan manfaat secara ekonomi kepada masyarakat lokal. Sebagai sebuah konsep pengembangan pariwisata, pariwisata berbasis masyarakat bukanlah konsep yang kaku.

Penerapan konsep pariwisata berbasis masyarakat harus disesuaikan dengan karakteristik suatu destinasi, baik kondisi fisik, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya, serta sistem ekonominya. Nantinya, pengembangan pariwisata berbasis masyarakat ini akan mendorong tumbuhnya rasa percara diri masyarakat serta keterampilaannya. Pemberdayaan masyarakat yang tertata dengan baik akan mengubah kehidupan masyarakat secara keseluruhan.

1.5.3 Pengembangan Pariwisata

Menurut Bambang Sunaryo, untuk mengembangkan destinasi pariwisata seorang perencana paling tidak harus memperhatikan dua lingkup pengembangan yang saling melengkapi, yaitu lingkup pengembangan spasial dan tingkatan pengembangan dari destinasi tersebut.45

45 Bambang Sunaryo, Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata; Konsep dan Aplikasinya di Indonesia(Jakarta:gavamedia, 2013 ) hal 168

Yang dimaksud dengan memperhatikan lingkup pengembangan spasial adalah keharusan seseorang perencana pengembangan destinasi untuk memahami dan memperhatikan latar belakang kontekstual atau lingkungan makro dari destinasi yang akan dikembangkan tersebut.

Lingkungan makro itu perlu diperhatikan karena keseluruhan strategi pengembangan sebuah destinasi pada intinya tidak boleh terlepas dari kesesuaiannya dengan konfigurasi lingkungan makronya.

(29)

16

Secara visual, strategi pengembangan destinaasi yang berbasis padaa kesesuaiannya dengan lingkungan makro dalam pengembangan kepariwisataan tadi dapat diilustrasikan sebagai berikut :

Sedangkan strategi Tingkatan Pengembangan Destinasi dalam pemahaman tadi adalah suatu cara pandang perencanaan pengembangan destinaasi yang harus berpandangan secara holistic dan menyeluruh mulai dari tingkatan strategi perencanaan makro dalam dimensi kerangka waktu jangka panjang yang memberika arah, prinsip dan panduan-panduan pengembangan jangka panjang, kemudian ke lingkup perencanaan jangka menengah menetapkan misi-tujuan dan sasaran pengembangan destinasi dan pemosisian destinasi beserta programa- program pengembangan dalam kerangka waktu menengah, sampai dengan lingkup perencanaan tingkat operasional yang meliputo : program-program aksi jangka pendek, termasuk business plan dan pengendaliannya yang harus dilakukan oeh organisasi atau lembaga yang diberi kewenangan untuk mengelola destinasi.

Berkembangnya pariwisata di suatu daerah akan membawa perubahan pada daerah tersebut. Perubahan yang diharapkan tentu saja perubahan yang positif apabila pariwisata itu dikelola dengan cara yang cermat dan tepat. Menurut Wardiyanto, beberapa manfaat yang akan dirasakan dengan adanya pengembangan pariwisata ini yakni sebagai berikut 46

1. Menimbulkan efek berganda

:

46 Wardiyanto, ibid

Destinasi wisata

Strategi Lingkungan

Makro Lingkungan

industry wisata

(30)

17

Parwisata bisa menyebarkan efek positif bagi sector sector yang lainnya seperti sector kerajinan tangan, sector bangunan, sector industry, sector pertanian dan lain-lain. Pengeluaran- pengeluaran yang dilakukan oleh para wisatawan selama berada di tempat wisata tentu akan masuk pada ekonomi lokal. Pariwisata menjadi pemicu bagi perkembangan kegiatan ekonomi di lokasi pariwisata yang dikembangkan.

2. Memperluas kesempatan kerja

Daerah yang banyak di kunjungi oleh wisatawan juga akan banyak membuka peluang pekerjaan bagi masyarakatnya terutama untuk pekerjaan di berbagai usaha sector pariwisata yang rata-rata memerlukan banyak tenaga kerja. Pariwisata merupakan industry padat karya dengan kualitas yang Beragam. Tujuan untuk meciptakan kesempatan kerja dari berkembangnya pariwisata adalah selain memberikan pekerjaan bagi mereka yang kekurangan lapangan pekerjaan, pariwisata juga memberikan kesempatan bagi mereka yang kekurangan jam kerja.

Selain itu, pariwisata juga merupakan sector yang tidak banyak memerlukan pendidikan yang tinggi dan keahlian yang khusus sehingga masyarakat dapat dengan gampang mempelajarinya.

3. Peningkatan fasilitas bagi penduduk

Pembanguan pariwisata akan berpengaruh besar terhadap peningkatan fasilitas kehidupan masyarakat. fasilitas yang pada awalnya secara khusus ditujukan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, pada kenyataannya juga digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya.

Dengan begitu, semakin banyak fasilitas yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, akan semakin banyak pula fasilitas masyarakat yang tersedia di daerah itu. Contoh pembangunan jalan yang sebelumnya ditujukan untuk mempermudah akses wisatawan, secara langsung juga digunakan masyarakat setempat.

(31)

18 4. Memperluas kesempatan pendidikan

Pengembangan pariwisata akan memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah yang besar yakni, untuk mengelola indutri pariwisata yang produknya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Dalam hal ini tentunya yang dibutuhkan adalah sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dibidang pariwisata, yakni yang dapat memberikan pelayanan kepada wisatawan dengan standar kualitas tertentu. Oleh karena itu, supaya kebutuhan akan smberdaya seperti itu terpenuhi maka diperlukan pendidikan khusus pariwisata. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berkembangnya pariwisata akan memberikan perluasan kesempatan pendidikan bagi masyarakat.

5. Pengembangan wawasan social

Kedatangan wisatawan di suatu daerah tujuan wisata akan berpengaruh pada pengembangan wawasan social, baik wisatawan maupun masyarakat setempat. Masyarakat setempat menjadi lebih uas wawasan sosialnya karena melihat dan kemungkinan memahami budaya wisatawan, sedangkan wisatawan menjadi terbuka wawasan socialnya dengan melihat dan mengetahui budaya masyarakat setempat. Kondisi yang demikian akan mendorong dan memupuk persaudaraan yang menjadi modal dasar perdamaian.

Dan setelah beberapa uraian manfaat diatas masih ada manfaat-manfaat dari pengembangan pariwisata lainnya seperti perbaikan infrastruktur objek wisata, preservasi dan konservasi lingkungan, peningkatan layanan transportasi, percepatan perkembangan pemukiman penduduk, dan memperluas kesempatan berusaha bagi masyarakat di daerah objek wisata.

(32)

19

Selain lingkup pengembangan, ada berbagai komponen yang sangat penting untuk diperhatikan dalam pengembangan destinasi pariwisata (tourism product designing) adalah sebagai berikut :

1. Atraksi dan Daya Tarik Wisata

Hal ini seringkali diklasifikasikan mendasarkan pada jenis dan themanya, yaitu biasanya dibagi menjadi tiga jenis thema dan daya tarik wisata yaitu : daya tarik wisata alam, daya tarik wisata budaya dan daya tarik wisata minat khusus. Ketiga jenis atraksi wisata ini memiliki kedudukan penting pada sisi produk wisata, terutama untuk menarik wisatawan. Ketiga jenis daya tarik wisata secara singkat dijelaskan sebaga berikut :

a. Daya tarik wisata alam

Daya tarik yang dimaksud berupa pengembangan hal hal alami yang sudah tersedia contohnya pantai berupa keindahan pasir yang putih, ombak dan tempat melihat matahari terbit yang baik, danau dengan keindahan panoramanya, hutan dengan keaslian flora dan fauna, air terjun dengan panorama keuramannya, dan lain lain.

b. Daya tarik wisata budaya

Pengembangan ini lebih berbasis pada hasil karya dan ciptaan manusia, baik berupa peninggalan budaya maupun yang nilai budaya yang masih hidup berupa upacara/ritual, adat istiadat, seni pertunjukan, seni kriya, seni sastra maupun seni rupa maupun keunikan kehidupan masyarakat. beberapa contoh daya tarik wisata budaya di Indonesia yang banyak dikunjungi oleh wisatawan adalah : situs ( warisan budaya yang berupa : benda, bangunan, kawasan, struktur,dsb ), museum, desa tradisional, sanggar seni, pertunjukann, event, festival, dll.

c. Daya tarik wisata minat khusus

(33)

20

Yang dimaksud dengan wisata minat khusus adalah daya tarik wisata yang dikembangkan dengan lebih banyak berbasis pada aktivitas untuk pemenuhan keinginan wisatawan secara spesifik seperti : memancing, berbelanja, kesehatan dan penyegaran badan, arung jeram, golf, dan aktivitas wisata minat khusus lainnya yang biasanya terkait dengan hobi atau kegemaran seorang wisatawan.

2. Amenitas atau Akomodasi

Yang dimaksud dengan fasilitas amenitas atau akomodasi adalah berbagai jenis fasilitas dan kelengkapannya yang dapat digunakan oleh wisatawan untuk beristirahat dan bersantai dengan nyaman selama malakukan kunjungan ke suatu destinasi. Fasilitas ini biasanya dilengkapi denggan fasilitas komplementernya seperti restoran, kolam renang, bar maupun fasilitas entertainment lain

3. Aksesibilitas dan Transportasi

Yang dimaksud dengan aksesibilitas dan transportasi adalah segenap fasilitas dan moda angkutan yang memungkinkan dan memudahkan serta membuat nyaman wisatawan untuk mengunjungi suatu destinasi. Beberapa jenis aksesibilitas dan fasiitas transportasi tadi biasanya dibedakan dalam beberapa jenis yaitu transportasi darat, transportasi udara dengan penerbangan komersial dan penerbngan charter, transportasi laut termasuk kapal pesiar.

4. Infrastruktur Pendukung

Maksud infrastruktur adalah keseluruhan jenis fasilitas umum yang berupa prasarana fisik seperti : komponen pendukung perhubungan seperti : pelabuhan, bandara, stasiun kereta api dan jaringan telekomunikasi serta beberapa fasilitas fisik yang lain seperti jaringan listrik, air minum, toilet dan sebagainya.

5. Fasilitas Pendukung Wisata lainnya

(34)

21

Yang dimaksud dengan fasilitas pendukung wisata lainnya adalah berbagai jenis fasilitas pendukung kepariwisataan yang berfungssi memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi wisatawan selama melakukan kunjungsn disuatu destinasi, seperti : keamanan, rumah makan, biro perjalanan toko cinderamata, pusat informasi wisata, fasilitas perjalanan, dan sebagainya.

6. Kelembagaan dan Sumberdaya Manusia Pariwisata

Yang dimaksud dengan kelembagaan dan sumberdaya manusia pariwisata adalah keseluruhan unsure organisasi atau institusi pengelola kepariwisataan dan termsuk sumber daya manusia pendukungnya, yang terkait dengan manajemen pengelolaan kepariwisataan di suatu destinasi, baik dari unsure pemerintah, swasta/industry dan masyarakat. contoh kelembagaan yang memegang peranan penting dalam manajemen pengelolaan kepariwisataan di Indonesia seperti Dinas Pariwisata beserta keseluruhan unit Pelaksana Teknisnya.

1.5.4 Strategi Pariwisata 1.5.4.1 Strategi

Kata "strategi" adalah turunan dari kata dalam bahasa Yunani, stratēgos. Adapun stratēgos dapat diterjemahkan sebagai 'komandan militer' pada zaman demokrasi Athena. namun pada akhirnya kata strategi ini dimaknai sebagai sebuah kalimat yang diidentikkan dengan sistem manajemen.

Menurut Pearce dan Robinson, mendefinisikan Strategi merupakan ‘rencana main’

suatu perusahaan. Strategi sendiri mencerminkan kesadaran perusahaan mengenai bagaimana,

(35)

22

kapan & di mana ia harus bersaing menghadapi lawan serta dengan maksud dan tujuan untuk apa47

Menurut Soeyono strategi pada prinsipnya berkaitan dengan persoalan : kebijakan pelaksanaan, penentuan tujuan yang akan dicapai dan penentuan cara-cara atau metode sarana dan prasarana yang hendak digunakan. Strategi selalu berkaitan dengan 3 hal yaitu cara, sarana dan tujuan. Oleh karena itu, strategi juga harus didukung dengan mengantisipasi kesempatan yang ada

.

48

1.5.4.2 Faktor – Faktor yang mempengaruhi Strategi .

Berdasarkan keterangan para ahli tersebut, maka strategi merupakan suatu ide maupun gagasan yang disusun dengan cermat yang digunakan untuk menjalankan suatu misi dalam mencapai tujuan dengan memperhatikan lingkungan sekitar organisasi.

Tiga faktor yang mempunyai pengaruh penting terhadap strategi, yakni analisis lingkungan eksternal, analisis lingkungan internal, serta analisis tujuan yang akan dicapai.

Strategi organisasi ini bertujuan untuk memberikan dasar-dasar pemahaman tentang bagaimana organisasi itu akan bersaing dan survive atau dapat bertahan hidup49

1. Analisis Lingkungan Eksternal

.

Analisis lingkungan eksternal merupakan salah satu unsur penting dalam strategi,sebab dengan analisis lingkungan akan menghasilkan informasi-informasi yang diperlukan untuk menilai dan melihat masa depan organisasi.

2. Analisis Lingkungan Internal

47e-journal.uajy.ac.id/259/3/2EM17291.pdf diakses pada tanggal 1 november 2016 pukul 13.03

48 Soeyono, ibid

49Hunger J. David & Thomas L. Wheelen. Manajemen Strategis. (Yogyakarta: ANDI, 2001), hal. 16

(36)

23

Analisis lingkungan internal adalah analisis yang diberikan terhadap lingkungan dalam organisasi. Analisis lingkungan internal bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kekuatan dan kelemahan dalam organisasi.

3. Analisis Tujuan yang Akan dicapai.

Analisis tujuan yang akan dicapai berhubungan erat dengan visi dan misi suatu organisasi. Visi merupakan suatu keinginan terhadap keadaan di masa datang yang dicita-citakan oleh seluruh anggota organisasi mulai dari jenjang yang paling atas sampai yang paling bawah

1.5.4.3 Strategi Pengembangan Pariwisata

Adapun tujuan dari strategi pengembangan pariwisata adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu, kualitas, pelayanan dari pariwisata secara bertahap dan selaras. Langkah pokok dalam strategi pengembangan kepariwisataan menurut Suwantoro, dalam jangka pendek dititikberatkan pada optimasi, terutama untuk50

1. Memertajam dan memantapkan citra kepariwisataan;

:

2. Meningkatkan mutu tenaga kerja;

3. Meningkatkan mutu pengelolaan;

4. Memanfaatkan produk yang ada;

5. Memperbesar saham dari pasar pariwisata yang telah ada.

Dalam jangka menengah dititik-beratkan pada konsolidasi, terutama dalam:

1. Memantapkan ciri kepariwisataan Indonesia;

2. Mengkonsolidasikan kemampuan pengelolaan;

3. Mengembangkan dan diversifikasi produk;

4. Mengembangkan jumlah dan mutu tenaga kerja .

50 Gamal Suwantoro. Dasar-Dasar Pariwisata. (Yogyakarta : Andi Ofset, 2005), hal. 55

(37)

24

Dalam jangka panjang dititik-beratkan pada pengembangan dan penyebaran dalam:

1. Pengembangan kemampuan pengelolaan;

2. Pengembangan dan penyebaran produk dan pelayanan;

3. Pengembangan pasar pariwisata baru;

4. Pengembangan mutu dan jumlah tenaga kerja.

Menurut James J. Spillane suatu obyek wisata harus meliputi lima unsur yang penting agar wisatawan dapat merasa puas dalam menikmati perjalanannya, maka obyek wisata harus meliputi 51

1. Atraksi :

Atraksi merupakan pusat dari industri pariwisata. Menurut pengertiannya atraksi mampu menarik wisatawan yang ingin mengunjunginya. Motivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat tujuan wisata adalah untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhannya. Biasanya mereka tertarik pada suatu lokasi karena ciri- ciri khas tertentu. Ciri-ciri khas yang menarik wisatawan adalah:

a) Keindahan alam b) Iklim dan cuaca c) Kebudayaan d) Sejarah e) Etnik f) Aksesibilitas 2. Fasilitas

51James.J.Spillane .Pariwisata Indonesia : Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan. (Yogyakarta: Kanisius, 1994), hal. 63-72

(38)

25

Fasilitas cenderung berorientasi pada atraksi disuatu lokasi karena fasilitas harus dekat dengan pasarnya. Fasilitas cenderung mendukung pertumbuhan dan cenderung berkembang pada saat yang sama atau sesudah atraksi berkembang. Jumlah dan jenis fasilitas tergantung kebutuhan wisatawan. Fasilitas juga harus sesuai dengan kualitas dan harga yang ditawarkan serta sesuai dengan kemampuan membayar dari wisatawan yang mengunjungi tempat tersebut.

3. Infrastruktur

Atraksi dan fasilitas tidak dapat tercapai dengan mudah kalau belum ada infrastruktur dasar. Infrastruktur termasuk semua konstruksi di bawah dan di atas

tanah dan suatu wilayah atau daerah. Yang termasuk infrastruktur penting dalam pariwisata adalah :

a) Ketersediaan air

Kualitas air yang cukup sangat esensial atau sangat diperlukan. Seperti penginapan membutuhkan 350 sampai 400 galon air per kamar per hari.

b) Sumber listrik dan energi

Suatu pertimbangan yang penting adalah penawar tenaga energy yang tersedia pada jam pemakaian yang paling tinggi atau jam puncak (peak hours). Ini diperlukan supaya pelayanan yang ditawarkan terus menerus.

c) Jaringan komunikasi

Walaupun banyak wisatawan ingin melarikan diri dari situasi biasa yang penuh dengan ketegangan, sebagian masih membutuhkan jasa-jasa telepon dan/atau telgram yang tersedia.

d) Sistem pembuangan kotoran/pembuangan air

(39)

26

Kebutuhan air untuk pembuangan kotoran memerlukan kira-kira 90 % dari permintaan akan air. Jaringan saluran harus didesain berdasarkan permintaan puncak atau permintaan maksimal.

e) Jasa-jasa kesehatan

Jasa kesehatan yang tersedia akan tergantung pada jumlah tamu yang diharapkan, umumnya, jenis kegiatan yang dilakukan atau faktor-faktor geografis lokal.

f) Jalan-jalan/jalan raya.

Ada beberapa cara membuat jalan raya lebih menarik bagi wisatawan : a. Menyediakan pemandangan yang luas dari alam semesta

b. Membuat jalan yang naik turun untuk variasi pemandangan c. Mengembangkan tempat dengan pemandangan yang indah

d. Membuat jalan raya dengan dua arah yang terpisah tetapi sesuai dengan keadaan tanah e. Memilih pohon yang tidak terlalu lebat supaya masih ada pemandangan yang indah.

g) Transportasi

h) Ada beberapa usul mengenai pengangkutan dan fasilitas yang dapat menjadi semacam pedoman termasuk :

a. Informasi lengkap tentang fasilitas, lokasi terminal, dan pelayanan pengangkutan lokal ditempat tujuan harus tersedia untuk semua penumpang sebelum berangkat dari daerah asal.

b. Sistem keamanan harus disediakan di terminal untuk mencegah kriminalitas.

c. Suatu sistem standar atau seragam untuk tanda-tanda lalu lintas dan simbol-simbol harus dikembangkan dan dipasang di semua bandara udara.

(40)

27

d. Sistem informasi harus menyediakan data tentang informasi pelayanan pengangkutan lain yang dapat dihubungi diterminal termasuk jadwal dan tarif.

e. Informasi terbaru dan sedang berlaku, baik jadwal keberangkatan atau kedatangan harus tersedia di papan pengumuman, lisan atau telepon.

f. Tenaga kerja untuk membantu para penumpang.

g. Informasi lengkap tentang lokasi, tarif, jadwal, dan rute dan pelayanan pengangkutan lokal.

i) Hospitality (keramahtamahan)

Wisatawan yang sedang berada dalam lingkungan yang belum mereka kenal, maka kepastian akan jaminan keamanan dan kenyamanan sangatlah penting khususnya bagi wisatawan asing

Seiring dengan tuntutan dan eksklasi perubahan kebutuhan pergeseran pola pikir masyarkat dunia, dan dinamika perkembangan isu-isu strategis yang akan mempengaruhi pengembangan kepariwisataan maka akhirnya telah berkembang paling tidak 3 varian strategi model dasar oleh para perencana pembangunan pariwisata. Ketiga strategi perencanaan pengembangan kepariwisataan tersebut adalah 52

1. Strategi perencanaan pembangunan kepariwisataan yang mengutamakan pada pertumbuhan (growth oriented model )

:

2. Strategi perencanaan pembangunan kepariwisataan yang bertumpu pada pemberdayaan masyarakat ( community based tourism development)

3. Strategi perencanaan pembangunan kepariwisataan yang bertumpu pada keberlanjutan pembangunan kepariwisataan ( suistanable tourism development )

52 Bambang Sunaryo, Ibid.

(41)

28

1.5.4.4 Strategi Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat

Dalam kerangka optimalisasi manfaat pembangunan kepariwisataan untuk peningkatan kesejaheraan masyarakt, khususnya yang berdomisili di sekitar destinasi sebagaimana tercermin dalam salah satu prinsip pembangunan kepariwisataan yang berlanjut, dalam pembangunan kepariwisataan dikenal strategi perencanaan pengembangan pariwisata yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat yang mengedepankan peran dan partisipasi masyarakat setempat sebagai subjek pembangunan. Dalam ilmu kepariwisataan, strategi tersebut dikenal dengan istilah Community-Based Tourism Development ( CBT ).

Konsep kepariwisataan ini dikembangkan dengan melihat konsep teori pembangunan modernisasi, dimana teori tersebut mengedepankan aspek Secara teoritis Murphy ( 1988 ); pada hakekatnya pembangunan kepariwisataan tidak bisa lepas dari sumber daya dan keunikan komunitas lokal, baik berupa elemen fisik maupun non fisik ( tradisi dan budaya ), yang merupakan unsur penggerak utama kegiatan wisata itu sendiri sehingga semestinya kepariwisataan harus dipandang sebagai kegiatan yang berbasis pada komunitas setempat53

Dari beberapa pendapat tersebut, sebuah strategi pengembangan pariwisata berbasis masyarakat merupakan sebuah gagasan untuk meletakkan masyarakat sebagai konteks pelaku utama dalam menjalankan kegiatan pariwisata di daerahnya. Tentu masyarakat tidak akan sendiri sebab perlu dilakukan pendampingan terhadap masyarakat selaku pelaku utama, pendampingan tersebut dapat datang dari LSM maupun para pemangku kepentingan di daerah tersebut sehingga harapan dari pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dengan memberdayakan masyarakat dapat terwujud Pariwisata berbasis masyarakat sebagai sebuah pendekatan pemberdayaan yang melibatkan dan meletakkan masyarakat sebagai pelaku penting dalam konteks paradigma baru pembangunan yakni pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development paradigm).

.

53 Wardiyanto, ibid.

(42)

29

Pariwisata berbasis masyarakat merupakan peluang untuk menggerakkan segenap potensi dan dinamika masyarakat, guna mengimbangi peran pelaku usaha pariwisata skala besar. Pariwisata berbasis masyarakat bukan berarti upaya kecil dan lokal semata, tetapi perlu diletakkan dalam konteks kerjasama masyarakat secara global.54

Menurut Suansri pengembangan pariwisata yang berbasis masyarakat (CBT) harus meliputi 5 dimensi pengembangan yang merupakan aspek utama pembangunan kepariwisataan sebagai berikut

.

55

1. Dimensi Ekonomi; dengan indikator berupa adanya dana untuk pengembangan komunitas, terciptanya lapangan pekerjaan disektor pariwisata, berkembangnya pendapatan masyarakat lokal dari sector pariwisata

:

2. Dimensi Sosial ; dengan indikator meningkatnya kualitas hidup, peningkatan kebanggaan komunitas, pembagian peran gender yang adil antara laki-laki dan perempuan, generasi muda dan tua, serta memperkuat organisasi komunitas.

3. Dimensi Budaya ; dengan indikator berupa meendorong masyarakat untuk menghormati nilai budaya yang berbeda, membantu berkembangnya nilai budaya pembangunan yang melekat erat dalam kebudayaan setempat.

4. Dimensi Lingkungan ; dengan indikator terjaganya daya dukung lingkungan, adanya sistem pengelolaan sampah yang baik, meningkatnya kepedulian akan perlunya konservasi dan preservasi lingkungan

54http://www.google.co.id/url?q=http://www.cifor.org/acm/download/pub/Kabar/Kabar%252019.pdf, diakses pada tanggal 3 november 2016, pukul 14.49

55http://naturevoices.blogspot.co.id/2009/07/wisata-berbasis-masyarakat.html diakses pada tanggal 5 november 2016, pukul 17.09

(43)

30

5. Dimensi Politik ; dengan indikator meningkatkan partisipasi dari penduduk lokal, peningkatan kekuasaan komunitas yang lebih luas, dan adanya jaminan hak-hak masyarakat adat dalam pengelolaan SDA.

Strategi pengembangan pariwisata yang berbasis masyarakat dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu; strategi pertama dengan merancang berbagai produk wisata seperti misalnya paket- paket wisata. Strategi kedua yaitu meningkatkan kemampuan, keterampilan dan kompetensi masyarakat dalam mengelola wisata.

1.5.5 Manajemen Strategi

Manajemen strategi atau manajemen strategik adalah keterampilan (seni), teknik, dan ilmu dalam merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasii serta mengawasi berbagai keputusan-keputusan fungsional sebuah organisasi (perusahaan bisnis ataupun non bisnis) yang selalu terpengaruhi oleh lingkungan eksternal dan internal dengan kondisi yang selalu berubah sehingga bisa memberi kemampuan pada perusahaan dalam pencapaian sasaran atau tujuan yang sudah ditetapkan56

Manajemen strategi merupakan sebuah ilmu yang telah berkembang sejak akhir abad ke- 20. Kesuksesan organisasi tidak terlepas dari kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan perubahan. Perubahan yang terjadi akibat perkembangan zaman berimplikasi kepada munculnya kebutuhan untuk menyusun strategi. Menurut Jatmiko setiap organisasi baik organisasi besar maupun kecil, mengadopsi proses manajemen strategi, sehingga penting bagi sertiap manajer organisasi untuk memahami baik konsep dan proses manajemen strategi

.

57

56

.

http://nichonotes.blogspot.co.id/2015/02/manajemen-strategi.html diakses pada tanggal 5 november 2016 pukul 23.30

57 Jatmiko. Manajemen Stratejik.(Malang: UMM Press), 2003, Hal. 8

(44)

31

Menurut Karhi Nisjar, manajemen Strategi merupakan ilmu yang menggabungkan fungsi-fungsi manajemen dalam rangka pembuatan keputusan-keputusan organisasi secara strategis, guna mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Menurut Wahyudi dalam Karhi Nisjar, manajemen strategik adalah suatu seni dan ilmu dari pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan strategis antar fungsi- fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan masa datang58

1.5.5.1 Manfaat Manajemen Strategi

.

Menurut Setiawan, manfaat dari manajemen strategi yaitu meliputi59 1. Menetukan batasan usaha /bisnis yang akan dilakukan

:

2. Membantu proses identifikasi, pemilihan prioritas dan eksploitasi kesempatan 3. Memberikan kerangka kerja untuk meningkatkan koordinasi dan pengendalian 4. Mengarahkan dan membentuk kultur perusahaan

5. Menjaga kebijakan yang taat asas dan sesuai

6. Mengintegrasikan perilaku individu ke dalam perilaku kolektif 7. Meminimalkan implikasi akibat adanya perubahan kondisi 8. Menciptakan kerangka kerja dalam komunikasi internal 9. Memberikan kedisiplinan dan formalitas manajemen.

1.5.5.2 Proses Manajemen Strategi

58http://www.gurupendidikan.com/17-definisi-pengertian-manajemen-strategi-menurut-para-ahli/ diakses pada tanggal 7 november 2016 pukul 11.23

59 Setiawan Hari Purnomo dan Zulkieflimansyah. Manajemen Strategi sebuah konsep pengantar. (Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 1999), hal. 19

(45)

32

Seperti yang diketahui sebelumnya, manajemen strategi merupakan suatu proses, maka tentu saja manajemen strategis terdiri dari rangkaian tahap-tahap dari awal hingga akhir. Adapun tahapan-tahapan strategi menurut Setiawan yaitu60

1. Analisis Lingkungan

:

Analisis lingkungan adalah proses awal dalam manajemen strategi yang bertujuan untuk memantau lingkungan perusahaan. Secara garis besar analisis lingkungan disini akan mencakup analisis mengenai lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel (peluang dan ancaman) yang berada diluar organisasi, sedangkan Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan kelemahan). Analisis internal akan mencakup analisis mengenai aktivitas perusahaan atau bisa juga analisis mengenai sumberdaya, kapabilitas serta kompetensi inti yang dimilikinya. Hasil dari analisis lingkungan ini setidaknya akan memberian gambaran tentang keadaan perusahaan yang biasanya disederhanakan dengan memotret SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) yang dimilikinya. Analisis eksternal akan memberikan gambaran tentang peluang dan ancaman (OT) sedangkan analisis internal akan memberikan gambaran tentang kekuatan dan kelemahan (SW) dari perusahaan.

2. Menentukan dan Menetapkan Arah Organisasi

Biasanya ada dua indikator utama yang digunakan untuk menentukan arah organisasi.

Pertama adalah misinya. Misi ini berfungsi untuk menjelaskan mengapa organisasi tersebut ada.

Hal lain yang tak kalah pentingnya dalam menentukan arah perusahaan ini adalah menetapkan tujuan yang diinginkan perusahaan, dimana tujuan ini biasanya merefleksikan target yang akan dicapai oleh organisasi.

3. Formulasi Strategi

60 Setiawan, Ibid.

Gambar

Tabel 1.1 Matrik SWOT
Gambar 3.1 Peta rupa bumi desa Semangat Gunung kecamatan  Merdeka Kabupaten  Karo
Gambar 3.2 Jenis pertanian di Desa Semangat Gunung
Gambar 3.3 Upacara Ritual Erpangir Ku Lau oleh masyarakat Karo  di Lau   debuk-debuk
+7

Referensi

Dokumen terkait

indikator EBT= 2,8 – 4,8 EBT tidak dapat digunakan sebagai indikator pd titrasi ion logam Ca dengan EDTA. titik

Metode lain yang adalah dengan penghilangan kata umum pada kata kunci jawaban mahasiswa kata umum seperti hanya, sebuah, merupakan, dll tetapi akan menjadi suatu kekurangan

Peran usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam perekonomian Indonesia paling tidak dapat dilihat dari: (1) kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan

Dalam situasi pasca bencana, keterpisahan dari orangtua, atau orangtua yang kehilangan kontrol efektif terhadap anak-anak mereka, orangtua yang kehilangan kemampuan

Penelitian kualitatif menurut Moleong (2007) adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

Seiring dengan kemajuan teknologi dalam bidang komputerisasi yang sangat pesat, maka penulis berniat untuk memberikan metode baru untuk mempelajari kord gitar dengan menggunakan

Berdasarkan rumusan masalah dan hasil uji hipotesis yang telah diujikan dengan model analisis regresi linear berganda maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

Cakra Semarang TV sebagai salah satu media massa elektronik yang memiliki peran penting dalam masyarakat Jawa Tengah, terutama Semarang untuk melakukan trasformasi sosial