• Tidak ada hasil yang ditemukan

6-titrasi-kompleksometri.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "6-titrasi-kompleksometri.pdf"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

reaksi pembentukan

senyawa kompleks

Prinsip dasar

(3)

Dalam bidang FA reaksi pembentukan senyawa kompleks ANALISIS LOGAM digunakan untuk

(4)

LOGAM

ZAT AKTIF CEMARAN

Kualitatif Kuantitatif Uji batas

(5)

LOGAM SEBAGAI ZAT AKTIF Kualitatif Kuantitatif reaksi warna reaksi nyala Titr. pengendapan Titr. redoks Titr. kompleksometri

(6)

SENYAWA KOMPLEKS

• Akseptor elektron (ion logam

atau atom netral) • Donor elektron

(bgn dr molekul atau bukan ion logam)

(7)

Ligan: Ion/molekul yg berfungsi sbg donor elektron dlm 1 atau lbh koordinasi Ligan: mempunyai atom elektronegatif, misal:

(8)

Ligan unidentat

(monodentat)

Ligan yg menyerahkan 1

(satu) pasang elektron utk membtk ikatan kovalen dgn ion logam

contoh: :NH3

NH3 mempunyai 1 pasang

elektron yg tak dipakai bersama jd dpt

membentuk 1 ikatan dgn ion logam

(9)

Ligan polidentat

(multidentat)

Ligan yg menyerahkan >1 (satu) pasang elektron utk membtk

ikatan kovalen dgn ion logam

contoh:

etilendiamin mempunyai 2 pasang elektron yg tak

dipakai bersama jd dpt membentuk 2 ikatan dgn ion logam

(10)

dapat digunakan sbg pentitrasi

pd penentuan kuantitatif ion logam

Kelon (chelon):

pereaksi pembtk kompleks

Chelating agent

yg larut air membtk kompleks stabil

(11)

Cincin kelat (chelate): Cincin heterosiklik

yg terbtk krn interaksi antara suatu ion logam (atom pusat) dgn ligan

polidentat

Kompleks yg terbentuk

disebut:

(12)

yg dapat membentuk

kompleks yang larut air

Sesquestering agent

Ligan pembentuk

kompleks

(13)

paling banyak

digunakan pada

titrasi kompleksometri

EDTA membentuk

kompleks 1:1

(14)

mempunyai 6 tempat

untuk mengikat

ion logam

EDTA

adalah ligan heksadentat

• 4 di gugus karboksilat

• 2 di gugus amino

(15)

ASAM EDETAT (EDTA)

H4Y

Asam Edetat (EDTA): Asam etilen diamin

tetra asetat :NCH2CH2N: CH2COOH CH2COOH HOOCCH2 HOOCCH2

(16)

M N N CH2 CH2 CH2 O O C O CH2 C O O CH2 C O CH2 C O

Kompleks logam-EDTA

(17)

2-Reaksi penggabungan

atau assosiasi

antara ion logam dan

ligan membentuk

kompleks yg larut air

Dasar reaksi titrasi

(18)

Tidak semua kompleks

larut dalam air

Ni + Dimetilglioksim

endapan merah

(19)

M

n+

+ L

m-

ML

+(n-m)

M = ion logam

L = ligan

Reaksi kompleks

dapat juga dinyatakan

sebagai berikut:

(20)

[ML

+(n-m)

]

K

stab

=

[M

n+

] [L

m-

]

Tetapan kesetimbangan (K stab) : Tetapan stabilitas disebut juga

tetapan pembentukan kompleks

M

n+

+ L

m-

ML

+(n-m)

(21)

Suatu ion kompleks dinyatakan stabil

jika harga K stab 108

K instab = 1/K stab Kebalikan dari K stab

Tetapan instabilitas atau

(22)

Kation Log K stab Fe (III) 25,10 Thorium 23,20 Raksa 21,80 Nikel 18,60 Zink 16,50 Aluminium 16,13 Fe (II) 14,30 Kalsium 10,96 Magnesium 8,69 Tetapan stabilitas beberapa kompleks logam-EDTA

(23)

Perbandingan hasil

reaksi ion logam

dengan 3 jenis ligan

berbeda

Ligan unidentat

Ligan bidentat

(24)

Reaksi ion logam

dengan ligan unidentat

M + L ML

ML + L ML

2

ML

2

+ L ML

3

ML

3

+ L ML

4

K

1

= 10

8

K

2

= 10

6

K

3

= 10

4

K

4

= 10

2 reaksi keseluruhan:

M + 4 L ML

4

K= K

1

.K

2

.K

3

.K

4

= 10

20

1 : 4

(25)

Reaksi ion logam

dengan ligan bidentat

M + L ML

ML + L ML

2

K

1

= 10

12

K

2

= 10

8 reaksi keseluruhan:

M + 2 L ML

2

K= K

1

.K

2

= 10

20

1 : 2

(26)

Reaksi ion logam

dengan

ligan tetradentat

M + L ML

K = 10

20

1 : 1

(27)

pM mL L

1:1

1:2

1:4

(28)

PENGARUH pH PADA PEMBENTUKAN KOMPLEKS Tetapan disosiasi asam EDTA (H4Y) : H4Y + H2O H3O+ + H 3Y -K1 = 1,02. 10-2 H3Y- + H 2O H3O+ + H2Y 2-K2 = 2,14. 10-3 H2Y2- + H 2O H3O+ + HY 3-K3 = 6,92. 10-7 HY3- + H 2O H3O+ + Y 4-K = 5,50. 10-11

(29)

Mn+ +H 2Y2- MY(n-4)+ + 2H+

Jika [H

+

] menaik

atau pH menurun

Kesetimbangan reaksi bergeser ke kiri Kompleks tidak terbentuk

(30)

Ada kondisi (pH) yg tidak layak

untuk pembentukan kompleks

EDTA (asam lemah)

terdisosiasi (terurai) tgt pH Perlu penambahan dapar

utk mempertahankan pH

oleh karena itu

Pada pH tersebut

kompleks tidak terbentuk

(31)

Distribusi EDTA

sebagai Fungsi pH

fr aksi pH 4 8 12 H4Y H3Y -H2Y2- HY3- Y 4-0,5 1,0

(32)

Pada pH larutan

tertentu

Spesi EDTA yg dominan

dpt diketahui dan

dihitung

pH Spesi dominan

12

Y

4-8

HY

3-4,4

H

2

Y

(33)

2-Hubungan

Tetapan stabilitas kompleks logam-EDTA

dan pH

K stab

maksimum Kompleks logam-EDTA pH 1016 Al 3+ 4 1017 Zn 2+ 9 1011 Ca 2+ 12 109 Mg 2+ 12 108 Ba 2+ 12

(34)

Pada berbagai pH larutan, fraksi EDTA dalam bentuk

tidak berkompleks, yaitu [Y]T [Y]T = [Y4-] + [HY3-] + [H 2Y2-] + [H3Y-] + [H 4Y] [H3O+][Y4-] [Y]T = [Y4-] + + K4 [H3O+]2 [Y4-] [H 3O+]3[Y4-] + K3 K4 K2 K3 K4 [H3O+]4 [Y4-] +

(35)

[H3O+] [Y]T = [Y4-] 1+ + K4 [H3O+]2 [H 3O+]3 + K3 K4 K2 K3 K4 [H3O+]4 + K1 K2 K3 K4

(36)

[Y4-] 1 = [Y]T [H3O+] 1 + + K4 [H3O+]2 [H 3O+]3 + K3 K4 K2 K3 K4 [H3O+]4 + K1 K2 K3 K4

(37)

[Y4-] K 1 K2 K3 K4 = [Y]T K1 K2 K3 K4 + K1K2 K3 [H3O+] + K 1K2 [H3O+]2 K1 [H3O+]3 + [H 3O+]4

(38)

K1 K2 K3 K4 Y = K1 K2 K3 K4 + K1K2 K3 [H3O+] + K 1K2 [H3O+]2 K1 [H3O+]3 + [H 3O+]4

(39)

[Y4-] = Y [Y]T [Y4-] = Y [Y]T Reaksi antara Y4- dgn ion logam M n+ : M n+ + Y 4- MY (n-4) Tetapan stabilitas kompleks (K stab): [MY (n-4)] Kstab = [M n+] [Y4-]

(40)

[MY (n-4)] Kstab = [M n+] Y [Y]T [MY (n-4)] Kstab. Y = [M n+] [Y] T [MY (n-4)] Keff = [M n+] [Y] T

K

eff

=

Y

. K

stab

(41)

Harga Y EDTA pd berbagai pH pH Y 2 3,7. 10-14 3 2,5. 10-11 4 3,6.10-9 5 3,5.10-7 6 2,2.10-5 7 4,8.10-4 8 5,4.10-3 9 5,2.10-2 10 0,35 11 0,85 12 0,98

(42)

Untuk kompleks FeY

-contoh

K

eff

=

Y

. K

stab Pada pH 6 Y = 2,2. 10-5 K stab = 1,3. 1026

K

eff

=

Y

. K

stab

K

eff

= 2,86. 10

21 Y = 2,2. 10-5 maka

Titrasi kompleksometri

berjalan baik

jika K eff 10

8

(43)

Untuk kompleks HgY

-2

K

eff

=

Y

. K

stab K stab = 6,3. 1021

K

eff

= 1,14. 10

17 maka Pada pH 6 Y = 2,2. 10-5

(44)

Untuk kompleks ZnY

-2

K

eff

=

Y

. K

stab K stab = 3,2. 1016

K

eff

= 7,04. 10

11 maka Pada pH 6 Y = 2,2. 10-5

(45)

Untuk kompleks FeY

-2

K

eff

=

Y

. K

stab K stab = 2,1. 1014

K

eff

= 4,6. 10

9 maka Pada pH 6 Y = 2,2. 10-5

(46)

Pd pH 6

Kesimpulan

Titrasi kompleksometri

dengan EDTA

dapat berjalan

dengan baik

Fe (III), Hg, Zn, Fe (II)

(47)

Untuk kompleks CaY

-2

K

eff

=

Y

. K

stab

K stab = 5. 10

10

K

eff

= 1,1. 10

6 Y

= 0,0054

pH = 8 Y

= 0,98

pH = 12 Y

= 2,2. 10

-5

pH = 6

K

eff

= 2,7. 10

9

K

eff

= 4,9. 10

10

(48)

Tidak berjalan baik

Titrasi kompleksometri

Ca dengan EDTA

Dapat berjalan baik

pada pH 6

K

eff

< 10

8

(49)

mL EDTA p Ca pH 6 pH 8 pH 10 pH 12

(50)

Kelayakan

Titrasi kompleksometri

• menghitung K eff

(51)

Pd pH >12:

Y

= 1

K

eff

=

Y

.K

stab

(52)

PENGARUH HIDROLISIS ION LOGAM

Pd pH tinggi,

beberapa ion logam terhidrolisis

membentuk hidroksida logam

M2+ + H

2O M(OH)+ + H+

Semakin besar derajat hidrolisis,

makin banyak terbentuk

hidroksida logam Reaksi logam-EDTA

(53)

Konsentrasi ion logam antara

0,001 – 0,01 M

Titrasi kompleksometri campuran ion logam

Ca2+ dan Mg2+

Jika kedalam sistem titrasi ditambahkan basa kuat

hingga pH > 12 akan terbentuk

Mg(OH)2 mengendap,

sedangkan Ca2+ tidak

(54)

PENGARUH BAHAN PENGKOMPLEKS LAIN

Beberapa ion logam dpt membentuk

hidroksida atau oksida basa pd pH larutan yg sudah didapar untuk mencegah pengendapan Perlu ditambahkan bahan lain

(55)

Terjadi kompetisi antara pembentukan kompleks M-EDTA dan M-pengkompleks lain Sampel Zn + dapar salmiak (NH4OH-NH4Cl) Titrasi dgn EDTA

(56)

Terjadi kompetisi antara Zn yg bereaksi dgn EDTA dan Zn yg bereaksi dgn NH3+ Zn2+ + NH 3 Zn(NH3)2+ Zn(NH3)2+ +NH 3 Zn(NH3)22+ Zn(NH3)22+ +NH 3 Zn(NH3)32+ Zn(NH3)32+ +NH 3 Zn(NH3)42+ K1 = 190 K2 = 210 K3 = 250 K = 110

(57)

CM = jumlah konsentrasi spesi yg mengandung logam (diluar yg bereaksi dgn EDTA)

CM = [Zn 2+] + [Zn(NH 3)2+] + [Zn(NH3)2 2+] + [Zn(NH3)3 2+] + [Zn(NH3)4 2+] [Zn2+] = M CM Fraksi Zn yg tidak membentuk kompleks ( M): [Zn2+] = M CM

(58)

Reaksi antara Y4- dgn ion logam Zn 2+ : Zn 2+ + Y 4- ZnY (2-) Tetapan stabilitas kompleks (K stab): [ZnY (2-)] Kstab = [Zn 2+] [Y4-] [ZnY (2-)] Kstab = M. CM . Y. [Y]T

(59)

[ZnY (2-)] Keff = CM . [Y]T Keff Kstab = M. Y

K

eff

=

M

.

Y

. K

stab [ZnY (2-)] Kstab = M. CM . Y. [Y]T

(60)

Jika diketahui K stab

(Zn-EDTA) 3,2.1016. Hitung

Keff (Zn-EDTA) di dalam

larutan dapar pH 9 (konsentrasi NH3 = 0,1 M)

K

eff

=

M

.

Y

. K

stab

[Zn

2+

]

M

=

C

M

(61)

[Zn2+] M = [Zn2+] +[Zn(NH 3)2+] [Zn(NH3)22+]+[Zn(NH 3)32+] + [Zn(NH3)42+] [Zn(NH3)2+] K1 = [Zn2+] [NH 3] [Zn(NH3)2+] = K1 [Zn2+][NH 3]

(62)

[Zn(NH3)22+] K2 = [Zn(NH3)2+] [NH 3] [Zn(NH3)22+] = K2 K1 [Zn2+][NH 3]2 [Zn(NH3)32+] = K3 K2 K1 [Zn2+][NH 3]3 [Zn(NH3)32+] K3 = [Zn(NH3)22+] [NH 3]

(63)

[Zn(NH3)42+] K4 = [Zn(NH3)32+] [NH 3] [Zn(NH3)32+] = K4 K3 K2 K1 [Zn2+][NH 3]4 [Zn2+] M = [Zn2+]+K 1 [Zn2+][NH3] + K2 K1 [Zn2+][NH 3]2 + + K3 K2 K1 [Zn2+][NH 3]3 + K K K K [Zn2+][NH ]4

(64)

1 M = 1 + K1 [NH3] + K2 K1 [NH3]2 + K3 K2 K1 [NH3]3 + K4 K3 K2 K1 [NH3]4

(65)

M

=8,3. 10

-6 1 M = 1 + 190. 0,1 + 210.190 (0,1)2 + 250.210.190(0,1)3 + 110.250.210. 190 (0,1)4

(66)

Dari tabel: pd pH 9

Y = 5,2.10-2

K

eff

= 8,3. 10

-6

x 5,2.10

-2

x 3,2. 10

16

= 1,4. 10

10

Titrasi masih berjalan baik

Syarat titrasi: K eff 108

(67)

Pengaruh konsentrasi NH3 terhadap TA titrasi Zn2+ Vol peniter p Zn [NH3]= 0,1 M [NH3]= 0,01 M

(68)

Kesimpulan

Semakin besar

konsentrasi bahan

pengkompleks lain

selain EDTA

Kesalahan titrasi

semakin besar

(69)

INDIKATOR UNTUK TITRASI

KOMPLEKSOMETRI Untuk mendeteksi

titik akhir

Perlu indikator, yaitu indikator logam

(indikator metalokrom) Indikator metalokrom

dpt membtk

senyawa kompleks khelat dgn ion logam

(70)

PERSYARATAN INDIKATOR METALOKROM

• Kompleks logam –indikator harus stabil

K stab logam –indikator < K stab logam-EDTA • Warna indikator bebas dan

warna logam-indikator harus berbeda jelas

• Indikator harus peka terhadap ion logam

• Reaksi warna harus spesifik dan selektif

(71)

M + In MIn warna I warna II warna bentuk bebas warna bentuk kompleks Tetapan disosiasi

kompleks logam- indikator [M] [In]

KIn =

(72)

Perubahan warna yg jelas terjadi pada daerah

sekitar titik setara

[In] 0,1 [MIn] M + In MIn warna I warna II muncul warna II sekitar 99 % reaksi sempurna [In] 10 [MIn] muncul setelah titik setara

(73)

Warna kompleks logam-indikator

harus berbeda daripada warna indikator bebas

Eriochrom Black T (EBT)

M2+ + HIn2- MIn- + H+ (biru) (merah anggur)

warna bentuk bebas warna bentuk kompleks

(74)

LOGAM

INDIKATOR (biru)

(75)

LOGAM INDIKATOR

Setelah dicampurkan

(merah anggur)

(76)

LOGAM INDIKATOR

Setelah mulai titrasi

(77)

LOGAM EDTA Setelah titrasi LOGAM INDIKATOR (merah anggur) sebagian sebagian

(78)

LOGAM

INDIKATOR

Pada akhir titrasi

EDTA

semua

(79)

Kompleks logam – EDTA harus lebih stabil daripada

Kompleks logam-indikator

Kstab kompleks

logam – EDTA

K stab kompleks

(80)

Sebelum titrasi yg ada kompleks logam-indikator

(warna merah anggur) Pada saat mulai titrasi dengan EDTA maka akan

terbentuk kompleks logam – EDTA dan masih ada kompleks

logam - indikator

(81)

Pada saat titik setara

maka sudah semua logam didesak dari kompleks

logam - indikator dan membentuk kompleks dengan EDTA menjadi kompleks logam –EDTA

Indikator ada dalam bentuk bebas

(warna biru) Titik akhir

(82)

Murexida

Indikator bentuk bebas (warna violet)

Titik akhir Digunakan untuk

penentuan Ca pH 12

Kompleks logam -indikator (warna merah)

(83)

Murexida

Indikator bentuk bebas (warna violet)

Titik akhir

Digunakan untuk penentuan Co, Cu, Ni dan Ce

Kompleks logam -indikator (warna kuning)

(84)

Xilenol jingga

Indikator bentuk bebas (kuning lemon)

Titik akhir

Untuk penentuan

Kompleks logam -indikator (warna merah)

Bi, Th pH 1-3

Cd, Hg pH 5-6

(85)

Semua indikator metalokrom merupakan

indikator asam basa contoh: EBT Ka1 = 5. 10-7 Ka2 = 2,8. 10-12 pH 5,3-7,3 pH 10,5-12,5 Ka1 H2In- +H 2O HIn2- + H3O+ Ka2 HIn2- +H 2O In3- + H3O+

(86)

Konsentrasi ion logam bebas pada titik setara

M2+ + H

2Y2- MY2- + 2H+

Pada saat titik setara reaksi yg terjadi

Pada saat bersamaan terjadi disosiasi kompleks

MY2- M2+ + Y

4-[M2+] [Y4-]

Kdis =

(87)

Pada saat titik setara [M2+] setara = [Y4-] [MY2-] = [M2+] awal [M2+]2 setara Kdis = [M2+] awal [M2+]2 setara Kdis = CM

(88)

log Kdis = 2 log[Ms] – log CM 2 log[Ms] = log Kdis+ log CM

log[Ms] = ½(log Kdis+ log CM) pMs = - (½(log Kdis+ log CM))

Kdis = K instab = 1/K stab CM= konsentrasi logam awal

(89)

Titrasi Ca2+ 0,005 M dengan

EDTA pada pH 10

log[Ms] = ½(log Kdis+ log CM) pCas = - (½(log Kdis+ log CM))

= 6,27 Kdis = 1/1,75.1010 Pada pH 10, Y = 0,35 K eff = Y. K stab = 0,35. 5.1010 = 1,75. 1010 CM = 5.10-3

(90)

Titrasi Mg2+ 0,005 M dengan

EDTA pada pH 10

log[Ms] = ½(log Kdis+ log CM) pMgs = - (½(log Kdis+ log CM))

= 5,27 Kdis = 1/1,71.108 Pada pH 10, Y = 0,35 K eff = Y. K stab = 0,35. 4,9.108 = 1,71. 108 CM = 5.10-3

(91)

Reaksi indikator EBT dengan logam Mg2+ dan Ca2+ KMgIn = 1. 107 Ka = 2,8. 10-12 Mg2+ + In3- MgIn -Ca2+ + In3- CaIn -HIn2- + H 2O In3- + H3O+ KCaIn = 2,5. 105

(92)

Mg2+ + In3- MgIn -[MgIn-] KMgIn = [Mg2+] [In3-] Ca2+ + In3- CaIn -[CaIn-] KCaIn = [Ca2+] [In3-] HIn2- + H 2O In3- + H3O+ [H3O+] [In3-] Ka = [HIn2-]

(93)

Untuk titrasi logam Mg2+

dengan EDTA

(menggunakan indikator EBT)

[H3O+] [In3-] [MgIn-] x [HIn2-] [Mg2+][In3-] Ka x KMgIn = 2,8. 10-12 x 1.107 = [H3O+] [MgIn-] [Mg2+][HIn2-]

(94)

[MgIn-] [H

3O+]

[Mg2+] =

[HIn2-]. 2,8. 10-5

Jika titrasi dilakukan pd pH 10

[H3O+] = 10-10 M

maka pada titik setara

[Mg2+] = 3,6. 10-5 dan 3,6.10-7

Perubahan warna terjadi pd [MgIn-]

ratio antara 10 dan 0,1 [HIn2-]

(95)

Untuk titrasi logam Ca2

dengan EDTA

(menggunakan indikator EBT)

[H3O+] [In3-] [CaIn-]

x

[HIn2-] [Ca2+][In3-]

Ka x KCaIn =

2,8. 10-12 x 2,5.105 =

[H3O+] [CaIn-]

(96)

[CaIn-] [H

3O+]

[Ca2+] =

[HIn2-]. 7. 10-7

Jika titrasi dilakukan pd pH 10

[H3O+] = 10-10 M

maka pada titik setara

[Ca2+] = 1,4. 10-3 dan 1,4.10-5

Perubahan warna terjadi pd [CaIn-]

ratio antara 10 dan 0,1 [HIn2-]

(97)

pMg pada saat titik setara

Berdasarkan perhitungan konsentrasi ion logam

bebas = 5,27

Berdasarkan perhitungan rentang perubahan warna

indikator EBT= 4,4 – 6,4

KESIMPULAN

EBT dapat digunakan

sebagai indikator pd titrasi ion logam Mg dengan EDTA

(98)

pCa pada saat titik setara

Berdasarkan perhitungan konsentrasi ion logam

bebas = 6,27

Berdasarkan perhitungan rentang perubahan warna

indikator EBT= 2,8 – 4,8 EBT tidak dapat digunakan sebagai indikator pd titrasi ion logam Ca dengan EDTA

titik akhir terjadi

(99)

EDTA

disebut

juga

Komplekson II

Garam di-Na edetat

(Na2-EDTA) disebut

Komplekson III EDTA tidak larut air

digunakan

(100)

EDTA + NaOH

Garam di-Na edetat

(Na2-EDTA)

(101)

CARA-CARA TITRASI KOMPLEKSOMETRI TITRASI LANGSUNG Sampel

Titrasi dengan EDTA

+ dapar + indikator

(102)

TITRASI KEMBALI Sampel

Titrasi dengan ZnSO4

+ EDTA berlebih + dapar

+ indikator

• tak ada indikator yg sesuai • mengendap sbg hidroksida

pd rentang pH

M-EDTA +EDTA + Ind + Zn2+

(103)

TITRASI SUBSTITUSI Sampel

Titrasi dengan EDTA

+ Zn- EDTA + dapar

+ indikator

• tak ada indikator yg sesuai • mengendap sbg hidroksida

pd rentang pH

(104)

TITRASI TAK LANGSUNG Sulfat

Titrasi dengan EDTA

+ Ba2+ berlebih

+ dapar + indikator

(105)

TITRASI ASAM BASA Sampel

Titrasi dengan NaOH

+ EDTA Terbentuk H+ Mn+ + H 2Y2- MY(n-4) + 2H+ 2H+ + 2OH- 2H 2O

(106)

TITRASI IODOMETRI Sampel Terbentuk I2 + EDTA Terbentuk H+ Mn+ + H 2Y2- MY(n-4) + 2H+ + KIO3 + KI Titrasi dengan Na2S2O3 + indikator kanji IO3- + 5I- + 6H+ 3I2 + 3H2O

(107)

TITRASI CAMPURAN

LOGAM

Dapat dilakukan dengan

Pengontolan pH sistem yg sesuai

(108)

Pengontrolan pH

sistem yg sesuai

K stab A 10

6

K stab B

(109)

Bi

3+

dititrasi

dgn EDTA

Campuran Bi3+ dan Pb2+ + dapar pH 5 Titik akhir I + dapar pH 2

+ indikator xilenol jingga

Pb2+ dititrasi dgn EDTA kuning lemon Titik akhir II kuning lemon

(110)

Ca

2+

dititrasi dgn EGTA

Campuran Ca2+ dan Mg2+

Total dititrasi dgn EDTA

(111)

Pembentukan “Masking”

dan “Demasking”

Masking Proses penghilangan/ pengurangan efek gangguan Pengganggu diubah menjadi spesi yg tidak aktif

(112)

Kristal KCN dapat digunakan untuk me “masking” Zn, Cd, Hg, Cu, Ni, Co Trietanol amin dapat digunakan untuk me “masking” Al, Fe, Mn

(113)

Demasking

Proses pelepasan pengganggu dari bentuk di “masking” menjadi spesi yg aktif lagi

Zn di “masking” dengan KCN

Kompleks Zn sianida stabil + Formaldehida

(114)

PRAKTIKUM

Sampel

+ dapar + indikator EBT

Titrasi dgn

Komplekson III

Dibakukan dgn ZnSO

4

Referensi

Dokumen terkait

Yang pasti hubungan Islam dengan masyarakat Melayu muncul dalam membangun peradaban terasa nyata ketika era pasca kolonial memerlukan pemikiran kebangsaan ( nation state )

 Dengan adanya perangkat lunak komputer, peserta didik dapat menyebutkan program aplikasi yang digunakan untuk mengolah dokumen berbasis teks.  Dengan

Grafik tersebut menunjukkan semua nilai supervisi guru mengalami peningkatan kinerja setelah dilakukan pembinaan dengan metode coaching oleh kepala madrasah. Hasik supervisi

- Pemerintah melalui Dirjen Bea dan Cukai mempertanyakan kewajiban para importir sesuai Undang-Undang bahwa royalti barang impor diperhitungkan sebagai

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang mempunyai tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dengan kategori cukup sebanyak 28 siswi (59.6%) dan siswi

Kriteria gangguan kepribadian dependen pada DSM-IV-TR adalah ditandai dengan kebutuhan yang pervasif dan berlebihan untuk diasuh yang menyebabkan perilaku tunduk

1.Judul Kegiatan :MENGUJI EFEKTIFITAS EKSTRAK SAPONIN DAUN CERMAI SEBAGAI ANTIINFLAMASI PADA TIKUS PUTIHB. Alamat Rumah : Ds Majapura RT 01/RW 04

• Diperlukan kualitas material yang baik dan metoda konstruksi yang baik pula untuk membangun sistem sanitasi ini.. • Perlu waktu untuk melatih warga