• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANGKA KEJADIAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2019 TENTANG DISMENORE SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANGKA KEJADIAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2019 TENTANG DISMENORE SKRIPSI"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

ANGKA KEJADIAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA ANGKATAN 2019 TENTANG DISMENORE

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Oleh :

Lisa Yihaa Raadhiyah 170100231

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2021

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha kuasa, karena atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini tepat pada waktunya. Adapun skripsi yang penulis lakukan ini berjudul

“Angka Kejadian dan Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2019 Tentang Dismenore”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin terlaksana tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala hormat penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp. S (K) selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Tengku Helvi Mardiani, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak arahan dan masukan dalam membimbing penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Dr. Bayu Rusfandi Nasution, M.Ked (PD), Sp. PD selaku ketua penguji dan dr. Hidayat, M.Biomed selaku anggota penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran, sehingga skripsi ini bisa menjadi lebih baik.

4. Kedua orang tua yang selalu mendoakan, mendukung, dan memberikan banyak pelajaran hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

5. Sejawat, sahabat serta teman hidup penulis yang selalu memberikan semangat dan motivasi serta membantu penulis selama pengerjaan skripsi ini Fachri, Sisfenny, Dinda, Maisarah, Keni, Chairunnisa, dan Wudya.

6. Mahasiswi FK USU angkatan 2019 yang bersedia membantu penulis untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

7. Semua pihak yang telah membantu baik dalam bentuk moril maupun materil yang namanya tidak dapat disebut kan satu per satu oleh penulis.

(4)

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna, masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan karena itu, dengan segala kerendahan hati, segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangatlah diharapkan guna menyempurnakan hasil penelitian skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca.

Medan, 06 Desember 2020

Lisa Yihaa Raadhiyah NIM. 170100231

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN……….……….i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR SINGKATAN ... viii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 LATAR BELAKANG ... 1

1.2 RUMUSAN MASALAH ... 2

1.3 TUJUAN PENELITIAN ... 3

1.3.1 Tujuan Umum ... 3

1.3.2 Tujuan Khusus ... 3

1.4 MANFAAT PENELITIAN... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 DISMENORE ... 4

2.1.1 Definisi ... 4

2.1.2 Epidemiologi ... 4

2.1.3 Klasifikasi ... 4

2.1.4 Etiologi ... 5

2.1.5 Patogenesis ... 6

2.1.6 Tanda dan Gejala ... 7

2.1.7 Diagnosis ... 7

2.1.8 Tatalaksana ... 8

2.2 KERANGKA TEORI ... 9

2.3 KERANGKA KONSEP ... 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 11

3.1 RANCANGAN PENELITIAN ... 11

3.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN ... 11

(6)

3.3 POPULASI DAN SAMPEL ... 11

3.3.1 Populasi Penelitian ... 11

3.3.2 Sampel Penelitian ... 11

3.3.3 Besar Sampel Penelitian... 12

3.4 METODE PENGUMPULAN DATA ... 12

3.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 13

3.5 PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA ... 13

3.6 DEFINISI OPERASIONAL ... 13

3.6.1 Dismenore ... 13

3.6.2 Tingkat Pengetahuan ... 14

3.6.3 Angka Kejadian... 14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 16

4.1 HASIL PENELITIAN ... 16

4.1.1 Karakteristik Dismenore ... 16

4.1.2 Tingkat Pengetahuan Dismenore ... 19

4.2 PEMBAHASAN ... 20

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 24

5.1 KESIMPULAN ... 24

5.2 SARAN ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 26

LAMPIRAN……….………...28

(7)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Tanda dan gejala dismenore……… 7

3.3 Definisi operasional………... 15

4.1 Pernah mendengar kata nyeri menstruasi………... 16

4.2 Usia menarche………... 16

4.3 Pernah mengalami dismenore………... 17

4.4 Durasi dismenore……….. 17

4.5 Usia pertama kali mengalami dismenore………….. 17

4.6 Mengalami gejala lain selain nyeri perut bagian bawah ……….. 18

4.7 Gejala lain selain nyeri perut bagian bawah……….. 18

4.8 Nyeri mengganggu aktivitas sehari-hari……… 19

4.9 Konsumsi obat penghilang nyeri……… 19

4.10 Tingkat pengetahuan dismenore………. 20

(8)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Kerangka teori ………..…. 9 2.2 Kerangka konsep……… 10

(9)

DAFTAR SINGKATAN

FK : Fakultas Kedokteran USU : Universitas Sumatera Utara PGF2 : Prostaglandin F2

PGF2a : Prostaglandin F2-alfa SMP : Sekolah menengah pertama

NSAID : Nonsteroidal Anti-inflammatory Drug FDA : Food and Drug Administration

ACOG : The American College of Obstetricians and Gynecologists

(10)

ABSTRAK

Latar Belakang : Dismenore didefenisikan sebagai nyeri kram pada uterus yang terjadi selama menstruasi dan merupakan salah satu penyebab nyeri pelvis dan gangguan selama periode menstruasi. Sebanyak 90% dari remaja wanita di seluruh dunia mengalami masalah saat haid dan lebih dari 50% dari wanita haid mengalami dismenore primer. Meskipun angka kejadian dismenore cukup tinggi namun hanya beberapa penderita saja yang pergi ke fasilitas kesehatan untuk mengobati gejala dismenore, hal ini tentu berhubungan dengan tingkat pengetahuan para wanita terhadap dismenore. Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian dan tingkat pengetahuan mahasiswi FK USU angkatan 2019 tentang dismenore. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode consecutive sampling dengan besar sampel 60 orang. Untuk pengambilan data digunakan metode angket dengan menggunakan kuesioner sebagai alat. Hasil : Hasil penelitian didapatkan bahwa sebanyak 60 (100%) mahasiswi pernah mengalami dismenore, tingkat pengetahuan mahasiswi FK USU angkatan 2019 didapatkan hasil yaitu sebanyak 45 (75%) mahasiswi memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang dismenore, 10 (16.7%) mahasiswi memiliki pengetahuan yang kurang dan hanya 5 (8.3%) mahasiswi yang memiliki tingkat pengetahuan yang cukup, dan hanya sebanyak 6 (10%) mahasiswi mengonsumsi obat penghilang sedangkan 54 (90%) mahasiswi lainnya tidak mengonsumsi obat penghilang nyeri. Kesimpulan : Angka kejadian dismenore pada mahasiswi FK USU angkatan 2019 mencapai 100% (60 mahasiswi), tingkat pengetahuan mahasiswi FK USU angkatan 2019 yang terbanyak yaitu berpengetahuan baik sebanyak 45 (75%), dan sebagian besar mahasiswi (90%) tidak mengonsumsi obat penghilang rasa nyeri.

Kata kunci : dismenore, angka kejadian, tingkat pengetahuan.

(11)

ABSTRACT

Background: Dysmenorrhea is defined as cramping pain in the uterus that occurs during menstruation and is one of the causes of pelvic pain and disorders during menstrual periods. As many as 90% of adolescent women around the world experience problems during menstruation and more than 50% of menstruating women experience primary dysmenorrhea. Although the incidence of dysmenorrhea is quite high, only a few sufferers go to health facilities to treat symptoms of dysmenorrhea, this is certainly related to the level of knowledge of women about dysmenorrhea.

Purpose: This study aims to determine the incidence rate and level of knowledge of the students of FK USU batch 2019 about dysmenorrhea. Methods: This study is a descriptive study with a cross sectional approach. The sampling technique used consecutive sampling method with a sample size of 60 people. For data collection, a questionnaire method was used by using a questionnaire as a tool. Results: The results showed that as many as 60 (100%) female students had dysmenorrhea, the level of knowledge the students of FK USU batch 2019 showed that 45 (75%) students had a good level of knowledge about dysmenorrhea, 10 (16.7%) students had less knowledge and only 5 (8.3%) female students had sufficient levels of knowledge, and only 6 (10%) female students took painkillers while 54 (90%) other female students did not take painkillers. Conclusion: The incidence of dysmenorrhea at he students of FK USU batch 2019 reached 100% (60 female students), the most knowledgeable level of the students of FK USU batch 2019 was 45 (75%) good knowledge, and most female students (90%) did not take painkillers.

Keywords: dysmenorrhea, incidence rate, level of knowledge.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dismenore didefenisikan sebagai nyeri kram pada uterus yang terjadi selama menstruasi dan merupakan salah satu penyebab nyeri pelvis dan gangguan selama periode menstruasi (Bernardi et al., 2017). Dismenore merupakan gangguan ginekologi yang paling sering dilaporkan oleh wanita (Burnett et al, 2017).

Dismenore dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder (Proctor dan Farquhar, 2016). Dismenore primer merupakan rasa nyeri, tanpa adanya gangguan fisik baik berupa patologi pelvis, penyakit organik ataupun kelainan pada alat-alat genital. Sedangkan dismenore sekunder merupakan rasa nyeri yang timbul akibat adanya penyakit pelvis organik, seperti endometriosis dan penyakit radang panggul (Proctor dan Farquhar, 2016).

Sebanyak 90% dari remaja wanita di seluruh dunia mengalami masalah saat haid dan lebih dari 50% dari wanita haid mengalami dismenore primer (Larasati dan Alatas, 2016). Di Indonesia kejadian dismenore diperkirakan sekitar 55% pada perempuan produktif yang sedang menstruasi (Kusmiyati et al., 2016). Bentuk dismenore yang banyak dialami oleh remaja adalah kekakuan atau kejang dibagian bawah perut. Rasanya sangat tidak nyaman sehingga menyebabkan mudah marah, gampang tersinggung, mual, muntah, kenaikan berat badan, perut kembung, punggung terasa nyeri, sakit kepala, timbul jerawat, tegang, lesu, dan depresi.

Dalam beberapa literatur faktor risiko yang sering berkaitan dengan dismenore yaitu menarke usia dini, riwayat keluarga dengan keluhan dismenore, indeks masa tubuh yang tidak normal, kebiasaan memakan makanan cepat saji, durasi perdarahan saat haid, terpapar asap rokok, konsumsi kopi dan alexythimia (Larasati dan Alatas, 2016).

Berdasarkan intensitas nyeri, dismenore terbagi menjadi tiga, yaitu dismenore ringan yang tidak mempengaruhi aktivitas sehari-hari, dismenore sedang yang mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan dismenore berat dimana penderitanya

(13)

2

terbatas untuk melakukan aktivitas. Pada penelitian yang dilakukan di SMP Kualah diketahui bahwa pada saat proses belajar mengajar terdapat beberapa siswa yang mengalami nyeri haid, dan siswa tersebut meminta ijin untuk pulang kerumah pada saat jam pelajaran dan tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar (Sitorus,2016).

Dari penelitian tersebut diketahui bahwa beberapa remaja mengalami dismenore sedang dimana nyeri yang dialami penderita nya sudah mempengaruhi aktivitas nya sehari-hari.

Walaupun banyak penelitian yang mengatakan bahwa 90% dari remaja wanita mengalami dismenore tetapi hanya sedikit dari mereka yang pergi ke fasilitas kesehatan untuk mengobati dismenore karena biasa nya nyeri ini akan hilang dalam waktu beberapa jam dan mereka menganggap ini adalah hal yang wajar. Namun ada juga beberapa dari mereka yang mengkonsumsi analgetik ataupun jamu tradisional untuk mengurangi nyeri tanpa berkonsultasi dengan tenaga medis. Hal ini tentu dilatarbelakangi oleh tingkat pengetahuan para remaja wanita terhadap dismenore.

Pada penelitian yang dilakukan yang dilakukan di SMP Swasta Kualah Kabupaten Labuhan batu utara menunjukan bahwa sebanyak 62,5% responden memiliki tingkat pengetahuan yang tidak baik terhadap dismenore dan 37,5%

lainnya memiliki pengetahuan yang baik (Sitorus, 2016). Nakamura (2017) juga melakukan penelitian tingkat pengetahuan dismenore pada mahasiswi baru USU angkatan 2016, didapatkan hasil sebanyak 16,9% memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi sementara 73,2% lainnya memiliki tingkat pengetahuan yang cukup baik. Berdasarkan data-data yang telah penulis sampaikan terdapat perbedaan tingkat pengetahuan antara penelitian, maka dari itu penulis ingin mengetahui bagaimana angka kejadian dan tingkat pengetahuan mahasiswi FK USU angkatan 2019 terhadap dismenore.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berapa angka kejadian dan bagaimana tingkat pengetahuan mahasiswi FK USU angkatan 2019 tentang dismenore?

(14)

1.3 TUJUAN PENELITIAN 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui angka kejadian dan bagaimana tingkat pengetahuan mahasiswi FK USU angkatan 2019 tentang dismenore

1.3.2 Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah mengetahui karakteristik dismenore yang dialami mahasiswi FK USU angkatan 2019.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat :

a. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan dan merupakan penerapan ilmu yang telah peneliti dapatkan selama perkuliahan.

b. Bagi mahasiswi FK USU angkatan 2019, penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan memperbaiki sikap ketika mereka mengalami dismenore.

c. Bagi institusi lain, penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan referensi untuk penelitian yang lain.

(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DISMENORE 2.1.1 Definisi

Dismenore berasal dari bahasa yunani ”Dysmenorrhea” yang berarti aliran menstruasi yang sulit (Burnett et al, 2017). Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim yang terjadi selama haid. Rasa nyeri timbul bersamaan dengan permulaan haid dan berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari sampai mencapai puncak nyeri (Larasati dan Alatas, 2016). Beberapa survei mengatakan bahwa dismenore tersebar ke banyak populasi yang berbeda, sepertiga hingga setengah wanita yang mengalami dismenore melaporkan gejala yang sedang hingga berat, gejala ini sering dikaitkan dengan ketidakhadiran di sekolah, tempat kerja, maupun aktivitas lain (Burnett et al, 2017).

2.1.2 Epidemiologi

Sebanyak 90% dari remaja wanita di seluruh dunia mengalami masalah saat haid dan lebih dari 50% dari wanita haid mengalami dismenore primer dengan 10- 20% dari mereka mengalami gejala yang cukup parah. Prevalensi dismenore di Indonesia sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36%

dismenore sekunder. Dismenore primer dialami oleh 60-75% remaja, dengan tiga perempat dari jumlah remaja tersebut mengalami nyeri ringan sampai berat dan seperempat lagi mengalami nyeri berat. Di Surabaya didapatkan sebesar 1,07-1,31%

dari jumlah kunjungan ke bagian kebidanan adalah penderita dismenore.

Dilaporkan 30-60% remaja wanita yang mengalami dismenore, sebanyak 7-15%

tidak pergi ke sekolah atau bekerja (Larasati dan Alatas, 2016) 2.1.3 Klasifikasi

Proctor dan Farquhar (2016) membagi dismenore menjadi dua bagian berdasarkan patofisiologi nya. Dismenore primer yaitu nyeri menstruasi tanpa kelainan patologi dan dismenore sekunder yaitu nyeri menstruasi dengan disertai

(16)

kelainan patologi. Penyebab paling sering dismenore sekunder meliputi endometriosis, adenomiosis, mioma, polip endometrium, radang nyeri panggul, ataupun penggunaan kontrasepsi dalam uterus (Proctor dan Farquhar, 2016) Dalam Alatas dan Larasati (2016) disebutkan bahwa dismenore sering di klasifikasikan sebagai ringan, sedang, atau berat berdasarkan intensitas relatif nyeri.

Nyeri tersebut dapat berdampak pada kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Intensitas nyeri menurut Multidimensional Scoring of Andersch and Milsom mengklasifikasikan nyeri dismenore sebagai berikut :

a) Dismenore ringan didefinisikan sebagai nyeri haid tanpa adanya pembatasan aktifitas, tidak diperlukan penggunaan analgetik dan tidak ada keluhan sistemik.

b) Dismenore sedang didefinisikan sebagai nyeri haid yang memengaruhi aktifitas sehari-hari, dengan kebutuhan analgetik untuk menghilangkan rasa sakit dan terdapat beberapa keluhan sistemik.

c) Dismenore berat didefinisikan sebagai nyeri haid dengan keterbatasan parah pada aktifitas sehari-hari, respon analgetik untuk menghilangkan rasa sakit minimal, dan adanya keluhan sistemik seperti muntah, pingsan dan lain sebagainya.

2.1.4 Etiologi

Penyebab dari dismenore masih menjadi perdebatan. Hingga saat ini banyak buku kesehatan dan ginekologi menyebutkan bahwa penyebab dari dismenore adalah keadaan emosi dan psikologi. Dismenore dikaitkan dalam berbagai macam penyebab seperti kecemasan, ketidakstabilan emosi, pandangan yang salah terhadap seks dan menstruasi, dan imitasi dari sikap seorang ibu terhadap menstruasi (Proctor dan Farquhar, 2016).

Sumber lain menyebutkan bahwa penyebab dismenore primer telah diidentifikasi sebagai produksi prostaglandin yang berlebihan pada uterus, khususnya PGF2a dan PGF2, yang menyebabkan peningkatan tonus dinding uterus dan kontraksi pada uterus. Pada wanita yang mengalami dismenore didapati

(17)

6

peningkatan kadar prostaglandin yang mana mencapai kadar tertinggi pada hari kedua menstruasi (Bernardi et al, 2017)

Peningkatan prostaglandin juga dapat berperan pada dismenore sekunder.

Sejumlah faktor mungkin terlibat dalam patogenesis dismenore sekunder (Calis et al, 2017), seperti :

 Endometriosis

 Penyakit radang panggul

 Kista dan tumor ovarium

 Adenomiosis

 Fibroid

 Polip uterus

 Stenosis atau oklusi servikal

 Adhesi intrauterine

 Malformasi kongenital

 Pemasangan alat kontrasepsi intrauterus 2.1.5 Patogenesis

Selama siklus menstruasi, jika tidak terjadi fertilisasi dan implantasi ovum maka korpus luteum akan berdegenerasi yang mengakibatkan kadar progesteron dan esterogen dalam darah turun secara drastis. Terhentinya sekresi hormon steroid ini menyebabkan lapisan dalam uterus yang kaya vaskular dan nutrien ini kehilangan hormon penunjangnya (Sherwood, 2016).

Turunnya kadar hormon ovarium ini lah yang selanjutnya merangsang pembebasan suatu prostaglandin utereus yang kemudian menyebabkan vasokonstriksi pembuluh endometrium dan menghambat aliran darah ke endometrim. Penurunan penyaluran O2 yang terjadi menyebabkan kematian endometrium, termasuk pembuluh darahnya. Prostaglandin uterus yang sama juga merangsang kontraksi ringan ritmik miometrium uterus. Kontraksi ini membantu mengeluarkan darah dan sisa endometrium dari rongga uterus. Kontraksi uterus ini lah yang menyebabkan terjadinya dismenore (Sherwood, 2016).

(18)

2.1.6 Tanda dan Gejala

Calis et al (2019) membagi tanda dan gejala dismenore sebagai berikut :

Tabel 2.1 tanda dan gejala dismenore

No Dismenore primer Dismenore sekunder

1. Terjadi dalam durasi 48-72 jam sebelum atau saat menstruasi

Terjadi pertama kali pada usia 20 hingga 30 tahun tanpa disertai nyeri

menstruasi sebelumnya 2. Timbul segera setelah menarke Aliran menstruasi yang berlebihan

dan pendarahan yang tidak teratur 3. Nyeri terasa seperti kram pada

perut bagian bawah dan menjalar hingga ke pinggang

Ditemukan kelainan pada pemeriksaan pelvis 4. Sering disertai mual, muntah,

kelelahan, diare dan sakit kepala

Tidak merespon obat-obatan antiinflamasi

2.1.7 Diagnosis

2.1.7.1 Diagnosis dismenore primer

Menurut Proctor dan Farquhar (2017), anamnesa dan pemeriksaan fisik cukup untuk menegakkan diagnosa dismenore primer. Onset awal dismenore primer biasanya terjadi sesaat setelah menarke (6-12 bulan) dan diikuti dengan siklus ovulasi. Sakit perut bagian bawah dan daerah panggul biasanya terjadi pada 8 hingga 72 jam dan biasanya dikaitkan dengan aliran menstruasi. Gejala lain seperti sakit kepala, nyeri paha, diare, mual dan muntah juga biasa terjadi namun pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan apapun (Proctor dan Farquhar, 2017) 2.1.7.2 Diagnosis dismenore sekunder

Menurut Proctor dan Farquhar (2017), dismenore sekunder bisa terjadi kapan saja setelah menarke namun mungkin juga terjadi sebagai gejala baru pada wanita dengan usia 40-50 tahun setelah timbul penyebab yang mendasarinya. Gejala ginekologi lain seperti nyeri saat koitus, menorrhagia, pendarahan intermenstrual dan pendarahan setelah koitus dapat terjadi tergantung kondisi yang mendasari.

Dismenore sekunder dapat diidentifikasi bila terdapat kondisi seperti : a) Dismenore pertama dimulai saat berumur 25 tahun

b) Didapatkan kelainan panggul pada pemeriksaan fisik

(19)

8

c) Infertilitas

d) Aliran menstruasi yang berat atau siklus yang tidak teratur e) Nyeri saat koitus

f) Tidak ada respon terhadap terapi NSAID

g) Onset dismenore yang lambat setelah sebelumnya memiliki riwayat menstruasi tanpa rasa sakit

2.1.8 Tatalaksana

1. Pemberian obat anti inflamasi nonsteroid

Obat-obatan NSAID menjadi pilihan pertama pada terapi dismenore karena NSAID bekerja dengan cara menghambat enzim cyclooxygenase sehingga menurunkan produksi prostaglandin. Terapi ini efektif digunakan pada 1-2 hari sebelum menstruasi dan 2-3 hari saat menstruasi (ACOG, 2018)

2. Obat-obatan analgesik

Obat analgesik digunakan dalam penanganan gejala dismenore yang sedang. Obat-obatan ini juga sama seperti NSAID yaitu bekerja dengan cara menghambat aktivitas enzim cyclooxygenase yang kemudian menghambat produksi dari prostaglandin (Proctor dan Frquhar, 2017).

3. Obat hormonal

Jika pemberian obat NSAID tidak adekuat untuk mengatasi gejala dismenore pertimbangkan untuk memberikan terapi hormonal (ACOG, 2018). Salah satu jenis terapi hormonal adalah pemberian kontrasepsi oral. Pada beberapa pasien, pemberian kontrasepsi oral ini dapat mencegah dismenore, namun pemberian agen ini masih tidak disetujui oleh FDA. Pemberian pil kombinasi kontrasepsi oral efektif dalam mengatasi nyeri dan berhubungan juga dalam mengurangi aliran menstruasi (Calis et al, 2019).

4. Terapi alternatif

Anjurkan untuk melakukan olahraga ringan yang umum untuk kesehatan. Transcutaneous electrical nerve stimulation, diet rendah lemak, vitamin E, akupuntur, aroma terapi, dan yoga dapat memperbaiki

(20)

gejala dismenore pada beberapa penelitian, tetapi bukti saat ini tidak menganjurkan hal tersebut untuk dijadikan pilihan pertama terapi (ACOG, 2018). Terapi alternatif lain yang dapat digunakan adalah kompres hangat, kompres hangat dapat berpengaruh menurunkan gejala dismenore pada beberapa pasien (Proctor dan Farquhar, 2017).

2.2 KERANGKA TEORI

Kerangka teori dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut

Gambar 2.1 Kerangka teori.

Dismenore

Penyebab :

1. Kondisi emosi dan psikologi 2. Peningkatan

hormon prostaglandin 3. Penyakit lain

pada daerah panggul

Klasifikasi :

Berdasarkan penyebab 1. Dismenore primer 2. Dismenore sekunder Berdasarkan intensitas nyeri

1. Ringan 2. Sedang 3. Berat Tatalaksana :

1. Obat antiinflamasi nonsteroid 2. Obat analgesik

3. Terapi hormonal 4. Terapi alternatif

(21)

10

2.3 KERANGKA KONSEP

Berdasarkan kerangka teori diatas, maka didapatkan kerangka konsep seperti yang dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut

Gambar 2.2 Kerangka konsep.

Mahasiswi angkatan 2019 Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera

Utara

Angka kejadian dan tingkat pengetahuan

dismenore

(22)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 RANCANGAN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui angka kejadian dan bagaimana tingkat pengetahuan mahasiswi FK USU angkatan 2019 tentang dismenore.

3.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada bulan oktober 2020 yang akan dilaksanakan secara daring.

3.3 POPULASI DAN SAMPEL 3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi angkatan 2019 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang berjumlah 149 orang.

3.3.2 Sampel Penelitian

Pada penelitian ini digunakan metode Consecutive sampling yaitu semua subyek yang datang secara berurutan dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi.

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :

1. Seluruh mahasiswi angkatan 2019 di Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara

2. Bersedia menjadi responden dalam penelitian Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :

1. Responden yang tidak mengisi kuesioner hingga selesai

(23)

12

3.3.3 Besar Sampel Penelitian

Untuk menentukan jumlah sampel minimal yang digunakan dalam penelitian maka digunakan rumus slovin sebagai berikut :

𝑛 = 𝑁

1 + 𝑁(𝑒2) Keterangan :

N = Besar populasi n = Besar sampel

e = Batas toleransi kesalahan (error) Maka:

𝑛 = 𝑁

1 + 𝑁(𝑒2)

𝑛 = 149

1 + 149(0,12) 𝑛 = 149

2,49 𝑛 = 59,839

Dari hasil perhitungan dibulatkan menjadi 60 mahasiswi.

3.4 METODE PENGUMPULAN DATA

Dalam penelitian ini peneliti mengambil data primer dengan metode angket dan menggunakan kuesioner sebagai alat. Kuesioner diberikan dalam bentuk google form secara daring melalui sebuah link. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berisi 9 butir pertanyaan mengenai dismenore dan 9 butir pertanyaan mengenai tingkat pengetahuan terhadap dismenore yang telah diuji validitas dan reliabilitas nya menggunakan program SPSS.

(24)

3.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dinyatakan valid apabila dari hasil perhitungan didapatkan r hasil lebih besar daripada r tabel dan sebaliknya, dinyatakan tidak valid apabila r hasil lebih kecil daripada r tabel. Reliabilitas adalah suatu ukuran dimana suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waku ke waktu. Uji reliabilitas kuesioner dilakukan dengan menggunakan uji Cronbach (Cronbach Alpha) dengan menggunakan program SPSS. Jumlah sampel yang digunakan dalam uji validitas dan reliabilitas ini adalah 30 orang.

3.5 PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu editting, coding, entry, dan cleaning. Tahap pertama editing yaitu melakukan pemeriksaan data yang telah terkumpul, periksa apakah identitas dan pertanyaan kuesioner sudah diisi secara lengkap. tahap kedua coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah melakukan analisis data, tahap ketiga entry yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program komputer. Tahap ke empat adalah melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah di-entry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. Untuk analisa data pada penelitian ini, variabel angka kejadian dan tingkat pengetahuan mahasiswi akan dianalisa secara statistik deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Analisa statistik ini akan dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS.

3.6 DEFINISI OPERASIONAL 3.6.1 Dismenore

Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim yang terjadi selama haid. Rasa nyeri timbul bersamaan dengan permulaan haid dan berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari hingga mencapai puncak nyeri

(25)

14

3.6.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoadmojo (2014) pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang didapat dari pengalaman panca indera seseorang terhadap suatu objek. Sebagian besar pengetahuan manusia didapat melalui mata dan telinga.

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dalam penelitian ini digunakan kuesioner sebagai alat pengukuran, terdapat 9 pertanyaan dengan bentuk pertanyaan pilihan berganda, jika responden menjawab dengan benar akan mendapatkan nilai 2, jika responden menjawab salah akan mendapat nilai 1, dan jika tidak tahu akan mendapat nilai 0.

Arikunto (2010) membuat kategori tingkat pengetahuan seseorang menjadi tiga tingkatan yang didasarkan pada nilai persentase sebagai berikut :

1. Baik apabila subjek berhasil menjawab dengan benar 76-100% dari total skor yang diperoleh

2. Cukup apabila subjek berhasil menjawab dengan benar 60-75% dari total skor yang diperoleh

3. Kurang apabila subjek berhasil menjawab dengan benar ≤ 60% dari total skor yang diperoleh

3.6.3 Angka Kejadian

Angka kejadian atau dalam ilmu epidemiologi disebut prevalensi atau tingkat kejadian adalah ukuran frekuensi terjadinya suatu penyakit atau kejadian lain selama periode waktu tertentu.

(26)

Tabel 3.3 Definisi operasional.

No. Variabel Definisi operasional

Alat ukur Skala ukur

Hasil ukur 1. Tingkat

pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang didapat dari pengalaman panca indera seseorang terhadap suatu objek

Kuesioner Ordinal ‒ Baik jika nilainya 76-100%

‒ Cukup jika nilainya 60-75%

‒ Kurang jika nilainya ≤ 60%

2. Angka kejadian

Ukuran frekuensi terjadinya suatu penyakit selama periode waktu tertentu

Kuesioner Nominal ‒ Ya jika mengalami dismenore

‒ Tidak jika tidak mengalami dismenore

3. Dismenore Nyeri perut yang berasal dari kram rahim yang terjadi selama haid

Kuesioner Nominal Mengalami atau tidak mengalami gejala terkait dismenore

(27)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan secara daring melalui Google form yang diberikan kepada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2019 melalui grup angkatan 2019 pada aplikasi Line. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2020. Responden pada penelitian ini berjumlah 60 mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang memenuhi kriteria. Sesuai dengan data dalam penelitian didapatkan hasil sebagai berikut :

4.1.1 Karakteristik Dismenore

Tabel 4.1 Pernah mendengar kata nyeri menstruasi

Berdasarkan tabel 4.1 diatas didapati bahwa sebanyak 60 (100%) mahasiswi pernah mendengar kata nyeri menstruasi.

Tabel 4.2 Usia menarche.

Berdasarkan tabel 4.1.1 diatas didapati hasil bahwa sebanyak 54 (90%) mahasiswi mengalami menarche pada usia 11 – 14 tahun, 4 (6,7%) mahasiswi

Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Pernah mendengar kata

nyeri menstruasi

Ya 60 100.0

Tidak 0 0.0

Jumlah 60 100.0

Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Usia

Dibawah 11 tahun 4 6.7

11 – 14 tahun 54 90.0

15 tahun keatas 2 3.3

Jumlah 60 100.0

(28)

mengalami menarche pada usia dibawah 11 tahun dan 2 (3,3%) lainnya mengalami menarche pada usia 15 tahun keatas.

Tabel 4.3 Pernah mengalami dismenore

Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan hasil bahwa sebanyak 60 (100%) mahasiswi pernah mengalami dismenore.

Tabel 4.4 Durasi dismenore

Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Durasi dismenore

2-3 hari sebelum dan saat menstruasi

27 45.0

hanya 1 hari saat menstruasi

24 40.0

beberapa jam sebelum dan saat menstruasi

9 15.0

Jumlah 60 100.0

Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan hasil bahwa sebanyak 27 (45%) mahasiswi mengalami dismenore pada 2 – 3 hari sebelum dan saat menstruasi, 24 (40%) mahasiswi mengalami dismenore hanya 1 hari saat menstruasi dan 9 (15%) mahasiswi mengalami disemenore beberapa jam sebelum dan saat menstruasi.

Tabel 4.5 Usia pertama kali mengalami dismenore

Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Usia pertama kali dismenore

10-14 tahun 13 21.7

15-20 tahun 47 78.3

Diatas 20 tahun 0 0.0

Jumlah 60 100.0

Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Pernah mengalami

dismenore

Ya 60 100.0

Tidak 0 0.0

Jumlah 60 100.0

(29)

18

Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan hasil bahwa sebanyak 13 (21.7%) mahasiswi pertama kali mengalami dismenore pada usia 10 – 14 tahun dan 47 (78.3%) mahasiswi mengalami dismenore pertama kali pada usia 15 – 20 tahun.

Tabel 4.6 Mengalami gejala lain selain nyeri perut bagian bawah

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

Mengalami gejala lain selain nyeri perut bagian bawah

Ya 36 60.0

Tidak 24 40.0

Jumlah 60 100.0

Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan hasil bahwa sebanyak 36 (60%) mahasiswi mengalami gejala lain selain nyeri pada perut bagian bawah dan 24 (40%) mahasiswi tidak mengalami gejala lain selain nyeri pada perut bagian bawah.

Tabel 4.7 Gejala lain selain nyeri pada perut bagian bawah

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

Gejala lain selain nyeri pada perut bagian bawah

tidak ada 24 40.0

sakit kepala 12 20.0

mual dan muntah 3 5.0

Kelelahan 21 35.0

Jumlah 60 100.0

Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan hasil bahwa sebanyak 24 (40%) mahasiswi tidak mengalami gejala lain selain nyeri perut pada bagian bawah, 12 (20%) mahasiswi mengalami sakit kepala, 3 (5%) mahasiswi mengalami mual dan muntah, dan 21 (35%) mahasiswi lainnya mengalami kelelahan.

(30)

Tabel 4.8 Nyeri mengganggu aktivitas sehari-hari

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

Nyeri mengganggu aktivitas

Tidak 11 18.3

Mempengaruhi 29 48.3

Mengalami keterbatasan melakukan aktivitas fisik

20 33.3

Jumlah 60 100.0

Berdasarkan tabel 4.8 didapatkan bahwa sebanyak 11 (18.3%) mahasiswi tidak terganggu aktivitas nya sehari-hari, 29 (48.3%) mahasiswi aktivitasnya terpengaruhi oleh dismenore, dan 20 (33.3%) mahasiswi lainnya mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik.

Tabel 4.9 Konsumsi obat penghilang nyeri

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

Konsumsi obat penghilang nyeri

Ya 6 10.0

Tidak 54 90.0

Jumlah 60 100.0

Berdasarkan tabel 4.9 didapatkan bahwa sebanyak 6 (10%) mahasiswi mengkonsumsi obat penghilang rasa nyeri dan 54 (90%) lainnya tidak mengonsumsi obat penghilang rasa nyeri.

4.1.2 Tingkat Pengetahuan Dismenore

Pada penelitian ini terdapat 9 pertanyaan tentang pengetahuan dismenore yang mana jika responden menjawab dengan benar akan mendapatkan skor 2, salah mendapatkan skor 1 dan jika tidak menjawab mendapatkan skor 0, sedangkan untuk kategori tingkat pengetahuan dismenore terdapat 3 tingkatan yaitu, responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik jika berhasil menjawab dengan benar 76 – 100% dari total skor yang diperoleh, berpengetahuan yang cukup jika menjawab dengan benar 60 – 75% dari total skor yang diperoleh, dan memiliki pengetahuan yang kurang jika hanya berhasil menjawab benar ≤ 60% dari total skor yang

(31)

20

diperoleh. Hasil dari analisa tingkat pengetahuan tentang dismenore dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut.

Tabel 4.10 Tingkat pengetahuan dismenore

Kategori tingkat pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Kurang 10 16.7

Cukup 5 8.3

Baik 45 75.0

Jumlah 60 100.0

Berdasarkan tabel 4.10 didapatkan hasil bahwa sebanyak 45 (75%) mahasiswi memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang dismenore, 10 (16.7%) mahasiswi memiliki pengetahuan yang kurang dan hanya 5 (8.3%) mahasiswi yang memiliki tingkat pengetahuan yang cukup.

4.2 PEMBAHASAN

Sebanyak 90% dari remaja wanita di seluruh dunia mengalami masalah saat haid (Larasati dan Alatas, 2016), salah satu dari masalah yang sering terjadi pada saat haid adalah nyeri menstruasi, hal ini tentu sudah tidak asing lagi dikalangan wanita, terbukti bahwa sebanyak 60 (100%) responden penelitian ini pernah mendengar kata nyeri menstruasi.

Menstruasi yang pertama kali dialami para wanita disebut menarke, menarke pada umumnya dialami oleh wanita pada saat berusia 14 tahun (Larasati dan Alatas, 2016), seperti yang didapatkan dari hasil penelitian ini bahwa sebanyak 54 (90%) responden dalam penelitian ini mengalami menarke pada usia 11 – 14 tahun, 4 (6.7%) responden mengalami menarke dini yaitu pada usia dibawah 11 tahun, dan 2 (3.3%) lainnya mengalami menarke terlambat yakni pada usia diatas 15 tahun.

Hal ini sesuai dengan penelitian Andari di SMA Dharma Pancasila yaitu sebanyak 98,9% siswi mengalami menarke pada usia 12 – 14 tahun (Andari, 2014). Usia menarke menjadi salah satu faktor resiko terjadinya dismenore, Larasati dan Alatas (2016) menuliskan bahwa para wanita yang mengalami menarke dini memiliki peluang yang lebih besar untuk menderita dismenore dibandingkan dengan wanita yang mengalami menarke pada usia 11 – 14 tahun, hal ini dikarenakan wanita yang

(32)

mengalami menarke dini mengalami paparan prostaglandin yang lebih lama sehingga menyebabkan kram dan nyeri pada perut.

Wanita yang mengalami menarke dini memiliki kesempatan yang lebih tinggi untuk mengalami dismenore, namun bukan berarti para wanita yang mengalami menarke pada usia normal tidak mengalami dismenore, seperti yang terlihat pada penelitian ini bahwa sebanyak 60 (100%) responden mengalami dismenore, yang berarti bahwa angka kejadian dismenore pada mahasiswi angkatan 2019 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara mencapai 100%, seluruh mahasiswi yang menjadi responden pada penelitian ini mengalami dismenore, hasil ini mendekati hasil yang didapati pada penelitian Andari di SMA Dharma Pancasila yaitu 91,5%

responden mengalami dismenore (Andari, 2014).

Dismenore diklasifikasikan menjadi dua berdasarkan patofisiologi nya yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder (Proctor dan Farquhar, 2016). Pada dismenore primer biasanya nyeri yang dirasakan terjadi pada 48 – 72 jam sebelum hingga saat menstruasi namun tidak jarang juga nyeri dirasakan hanya beberapa jam sebelum dan saat menstruasi saja (Calis et al, 2017), hal ini sesuai dengan hasil yang didapatkan pada penelitian ini bahwa 27 (45%) responden mengalami dismenore dengan durasi 2 – 3 hari sebelum dan saat menstruasi, 20 (40%) responden mengalami dismenore 1 hari pada saat menstruasi dan 9 (15%) responden lainnya mengalami dismenore hanya beberapa jam sebelum dan saat menstruasi saja. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Amita dkk di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yaitu sebanyak 48,9% responden mengalami dismenore pada < 12 jam sebelum mulainya menstruasi dan 45,8%

responden mengalami dismenore dalam 12 – 48 jam sebelum mulainya menstruasi (Amita et al, 2018).

Dismenore sekunder didefinisikan sebagai nyeri menstruasi yang disertai dengan kelainan patologis, salah satu tanda dan gejala dari dismenore sekunder adalah onset terjadinya dismenore pada usia 20 – 30 tahun tanpa didahului oleh keluhan yang sama sebelumnya (Calis et al, 2017), didapati dari penelitian ini bahwa 0 (0%) responden yang baru menderita dismenore pada usia diatas 20 tahun,

(33)

22

artinya tidak ada responden yang memiliki salah satu tanda dan gejala dari dismenore sekunder, 47 (78.3%) responden pertama kali mengalami dismenore pada usia 15 – 20 tahun, dan 13 (21.7%) responden lainnya pertama kali mengalami dismenore pada usia 10 – 14 tahun.

Selain berdasarkan patofisiologi, dismenore juga diklasifikasikan berdasarkan intensitas nyeri, yaitu ringan, sedang, dan berat (Larasati dan Alatas, 2016). Dalam penelitian ini didapati bahwa sebanyak 11 (18.3%) mahasiswi tidak terganggu aktivitas nya sehari-hari yang termasuk kedalam dismenore ringan, 29 (48.3%) mahasiswi aktivitasnya terpengaruhi oleh dismenore yang termasuk kedalam dismenore sedang, dan 20 (33.3%) mahasiswi lainnya mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang berarti mengalami dismenore berat. Hasil ini sesuai dengan penelitian Purba di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2012 yaitu sebanyak 54,5% responden mengalami dismenore ringan, 42,4% responden mengalami dismenore sedang, dan hanya 3,0% responden yang mengalami dismenore berat (Purba, 2016).

Nyeri yang terjadi selama menstruasi tidak hanya dirasakan pada daerah bagian bawah perut saja, namun ada juga beberapa yang merasakan gejala lain, terlihat dari hasil penelitian ini bahwa sebanyak 36 (60%) mahasiswi mengalami gejala lain selain nyeri pada perut bagian bawah dan 24 (40%) mahasiswi tidak mengalami gejala lain selain nyeri pada perut bagian bawah. Adapun gejala lain yang menyertai dismenore yaitu 12 (20%) mahasiswi mengalami sakit kepala, 3 (5%) mahasiswi mengalami mual dan muntah, dan 21 (35%) mahasiswi lainnya mengalami kelelahan. Hasil ini sejalan dengan penelitian Purba (2016) yaitu sebanyak 53,3%

responden mengalami kelelahan sedangkan hanya 24,2% responden mengalami mual dan muntah (Purba, 2016).

Penanganan dismenore dapat dilakukan dengan mengonsumsi obat penghilang nyeri seperti obat NSAID dan obat-obatan analgesik lainnya, dalam penelitian ini hanya sedikit responden yang mengonsumsi obat penghilang rasa nyeri yaitu hanya 6 (10%) responden, 54 (90%) lainnya tidak mengonsumsi obat penghilang rasa nyeri. Hasil ini sesuai dengan penelitian Amita dkk (2018) di Fakultas Kedokteran

(34)

Udayana yang mengatakan bahwa sebanyak 30,5% responden mengonsumsi obat untuk mengurangi nyeri yang dirasakan, dan sebagian besar lainnya memilih untuk istirahat/tidur (Amita et al, 2018).

Dalam hal penanganan dismenore tentu tingkat pengetahuan menjadi latar belakang seseorang untuk mengambil tindakan yang dilakukan untuk mengatasi gejala yang dirasakan. Dalam penelitian ini sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang dismenore yaitu sebanyak 45 (75%), 10 (16.7%) mahasiswi memiliki pengetahuan yang kurang dan 5 (8.3%) mahasiswi lainnya memiliki tingkat pengetahuan yang cukup. Hal ini sejalan dengan penelitian Meinar di SMA Negeri 1 Medan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang dismenore yaitu 79% (Meinar, 2012) dan penelitian Nakamura di Universitas Sumatera Utara yang mengatakan bahwa sebanyak 16,9% responden memiliki pengetahuan yang tinggi tentang dismenore dan 73,2% responden memiliki tingkat pengetahuan yang sedang (Nakamura, 2017).

Pengetahuan tentang dismenore menjadi hal penting bagi seorang wanita karena setiap wanita mengalami menstruasi dan dismenore. Para wanita diharapkan mampu untuk mengetahui gejala dan mengklasifikasikan dismenore yang dialaminya. Jika seseorang mengalami dismenore berat ataupun dismenore sekunder maka harus segera mengunjungi fasilitas kesehatan untuk memeriksakan keadaanya, namun jika seseorang hanya mengalami dismenore primer dengan intensitas ringan hingga sedang maka mereka dapat melakukan penanganan mandiri berdasarkan pengetahuan tentang dismenore yang mereka miliki.

(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa :

1. Sebanyak 60 (100%) mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2019 pernah mendengar kata nyeri haid dan pernah atau sedang mengalami dismenore.

2. Pengetahuan mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara sudah sangat baik terhadap dismenore yaitu sebanyak 45 (75%) mahasiswi memiliki pengetahuan yang baik, 10 (16.7%) mahasiswi memiliki pengetahuan yang kurang dan hanya 5 (8.3%) mahasiswi yang memiliki tingkat pengetahuan yang cukup.

3. Hasil penelitian karakteristik dismenore menunjukan bahwa dari 60 responden, sebagian besar mengalami menarke pada usia 11 – 14 tahun yaitu sebanyak 54 (90%) mahasiswi, mengalami dismenore dengan durasi 2 – 3 hari sebelum dan saat menstruasi yaitu sebanyak 27 (45%) mahasiswi, mengalami dismenore pertama kali pada usia 15 – 20 tahun yaitu sebanyak 47 (78.3%) mahasiswi, mengalami gejala lain selain nyeri pada perut bagian bawah yaitu sebanyak 36 (60%) dan 21 (35%) mahasiswi diantaranya mengalami kelelahan, dismenore mempengaruhi aktivitas sehari-hari yaitu sebanyak 29 (48.3%) mahasiswi yang berarti termasuk dismenore sedang, hampir seluruh responden tidak mengonsumsi obat-obatan untuk menghilangkan nyeri dismenore yaitu sebanyak 54 (90%) mahasiswi.

(36)

5.2 SARAN

1. Bagi para mahasiswi disarankan untuk mencari dan mengetahui informasi tentang dismenore lebih banyak lagi agar mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan ketika mengalami dismenore dan dapat mengedukasi orang disekitarnya.

2. Kekurangan dari penelitian ini adalah tidak ada responden yang berusia diatas 20 tahun sehingga tidak didapati responden yang mengalami dismenore pada saat berusia diatas 20 tahun, diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk mengambil sampel penelitian dengan populasi yang lebih luas dan jangkauan umur yang lebih dari 20 tahun untuk melihat salah satu tanda dari dismenore sekunder yaitu mengalami dismenore pertama kali saat berusia diatas 20 tahun.

3. Pada penelitian ini juga tidak menghubungkan antara tingkat pengetahuan dengan sikap responden dalam penanganan dismenore, diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti hubungan tingkat pengetahuan dismenore dengan tindakan yang dilakukan mahasiswi saat mengalami dismenore dan diharapkan peneliti dapat mengklasifikasikan dismenore yang dialami oleh responden.

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Amita, L. N. M., Budiana, I. N. G., & Putra, I. W. A. 2018, ‘Karakteristik dismenore pada mahasiswi program studi pendidikan dokter angkatan 2015 di fakultas kedokteran universitas udayana’, E-jurnal Medika Udayana, vol.

7, no. 12., accesed 30 november 2020. Available at : https://ocs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/45061

Andari, R. 2014, Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Dismenore Primer pada Remaja Putri di SMA Dharma Pancasila Medan tahun 2014, accesed 30 november 2020. Available at :

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/54482

Bernardi, M., Lazzeri, L., Perelli, F., Reis, F. M., & Petraglia, F. 2017,

‘Dysmenorrhea and related disorder’, F1000Research, pp. 1-7.

Burnett, M., MD., Winnipeg., & MB. 2017, ‘Primary dysmenorrhea consensus guidline’, SOGC Clinical Practice Guideline, no. 345, pp. 585-595.

Calis, K. A., PharmD, MPH, FASHP, & FCCP. 2019, ‘Dysmenorrhea’, accesed 15 april 2020, Available at:

https://emedicine.medscape.com/article/253812-overview

Kusmiyati, K., Merta, I, W., & Bahri, S. 2016, ‘Studi pengetahuan tentang menstruasi dengan upaya penanganan dismenore pada mahasiswa pendidikan biologi’, Jurnal Pijar Mipa, vol. 11, no. 1, pp. 47-50.

Larasati, T. A. & Alatas, F. 2016, ‘Dismenore primer dan faktor resiko dismenore primer pada remaja’, Majority, vol. 5, no. 3, pp. 79-84.

Meinar, M. A. S. Labora. 2012, Pengetahuan dan Sikap Pelajar SMA Negeri 1 Medan tentang Dismenore, accesed 30 november 2020, Available at : http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/31657

Nakamura, A. K. 2017, Gambaran Pengetahuan Mahasiswi Baru USU Angkatan 2016 Tentang Dismenorea dan Tindakan Penanganannya, accesed 14 april 2020, Available at:

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/64101

Proctor, M. & Farquhar, C. 2016, ‘Drugs for dysmenorrhea’ in Gynecological Drug Therapy, ed. W.L.Ledger. & P.C.Ho, Informa Healthcare USA, New York.

Purba, H. R. 2016, Hubungan Lama Menstruasi dengan Tingkat Keparahan Dismenore Primer pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2012, accesed 30 november 2020, Available at:

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/56115

(38)

Sherwood, L. 2016, Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem, 8th edn, EGC, Jakarta.

Sitorus, Y. S. Br. 2016, Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Dismenorea dan Tindakan Dalam Penanganan Dismenorea di SMP Swasta Kualuh Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2015, accesed 14 april 2020, Available at:

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/54876

The American College of Obstetricians and Gynecologists, ACOG Committee Opinion 2018, Dysmenorrhea and Endometriosis in the Adolescent, vol.

132, no. 6.

(39)

28

Lampiran A. Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Lisa Yihaa Raadhiyah

NIM : 170100231

Tempat/Tanggal lahir : Medan, 6 januari 2000

Agama : Islam

Nama Ayah : Andi Suardi

Nama Ibu : Muhlisina

Alamat : Jalan Islamiyah no. 77 Medan deli, Sumatera utara Riwayat pendidikan :

1. SDN 060870 Medan 2005 – 2011

2. SMP Muhammadiyah 57 Medan 2011 – 2014

3. SMAN 3 Medan 2014 – 2017

4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2017 – Sekarang Riwayat Pelatihan :

1. Peserta MMB (Manajemen Mahasiswa Baru) FK USU 2017

2. Peserta LKMM (Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa) FK USU 2017

Riwayat Organisasi :

1. PEMA FK USU (2018 – 2019) : Anggota departemen mahasiswa internasional

2. PEMA FK USU (2019 – 2020) : Kepala departemen mahasiswa internasional

(40)

Lampiran B. Ethical Clearence

(41)

30

Lampiran C. Surat Izin Penelitian

(42)

Lampiran D. Lembar Penjelasan kepada Responden

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

Dengan hormat,

Saya yang bernama Lisa Yihaa Raadhiyah, mahasiswi semester VII Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, saat ini sedang melakukan penelitian dengan judul “Angka Kejadian dan Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2019 Tentang Dismenore”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian dan bagaimana tingkat pengetahuan mahasiswi FK USU angkatan 2019 tentang dismenore.

Saya sangat mengharapkan partisipasi dan kerja sama saudari untuk memberikan jawaban yang sebenar-benarnya pada kuesioner ini. Data diri dan jawaban saudari akan dirahasiakan dan hanya akan digunakan pada penelitian ini.

Partisipasi saudari dalam penelitian ini bersifat bebas dan sukarela. Saudari berhak untuk tidak ikut berpartisipasi atau berhenti berpartisipasi dalam penelitian ini.

Demikian penjelasan ini saya sampaikan, saudari dapat langsung bertanya kepada saya jika ada hal yang ingin ditanyakan, atas partisipasi dan kerja sama saudari saya ucapkan terima kasih.

Medan, 2020

Peneliti

Lisa Yihaa Raadhiyah

(43)

32

Lampiran E. Lembar Persetujuan Responden

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama :

Umur : Alamat : Nomor HP :

Telah mendapat penjelasan dan tujuan dari penelitian “Angka Kejadian dan Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2019 Tentang Dismenore”. Maka dengan ini secara sukarela dan tanpa paksaan saya bersedia berpartisipasi dalam penelitian tersebut. Apabila suatu waktu saya merasa keberatan melakukan penelitian, saya dapat mengundurkan diri dari penelitian tersebut.

Medan, 2020

( )

(44)

Lampiran F. Kuesioner Penelitian

KUESIONER ANGKA KEJADIAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA ANGKATAN 2019 TENTANG DISMENORE I. Identitas responden

Nama:

Umur :

II. Dismenore

Petunjuk pengisian :

Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang telah disediakan.

1. Apakah anda pernah mendengar kata nyeri menstruasi?

a. Ya b. Tidak

2. Pada usia berapa pertama kali anda mengalami menstruasi?

a. Di bawah 11 tahun b. 11-14 tahun c. 15 tahun ke atas

3. Apakah anda pernah mengalami nyeri pada perut bagian bawah saat menstruasi?

a. Ya b. Tidak

4. Jika ya, berapa lama anda mengalami nyeri tersebut?

a. 2-3 hari sebelum dan saat menstruasi b. Hanya 1 hari saat menstruasi

c. Beberapa jam sebelum dan saat menstruasi

5. Pada usia berapa anda pertama kali mengalami nyeri tersebut?

a. 10-14 tahun b. 15-20 tahun

(45)

34

c. Di atas 20 tahun

6. Apakah anda mengalami gejala lain selain nyeri pada perut bagian bawah?

a. Ya b. Tidak

7. Jika ya, gejala apa yang anda rasakan?

a. Sakit kepala b. Mual atau muntah c. Kelelahan

8. Apakah nyeri yang anda rasakan mengganggu aktivitas sehari-hari?

a. Tidak

b. Mempengaruhi

c. Mengalami keterbatasan melakukan aktivitas

9. Apakah anda mengonsumsi obat-obatan untuk mengurangi nyeri yang anda rasakan?

a. Ya b. Tidak

III. Pengetahuan dismenore Petunjuk pengisian :

Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang telah disediakan.

1. Nyeri pada perut bagian bawah yang terjadi pada saat atau menjelang haid disebut :

a. Dismenore b. Apendisitis c. Tidak tahu

2. Nyeri haid sering disertai rasa

a. Sakit kepala, mual, dan muntah b. Demam dan batuk

c. Tidak tahu

(46)

3. Yang termasuk derajat nyeri haid adalah a. Tinggi dan rendah

b. Ringan, berat, dan sedang c. Tidak tahu

4. Penyebab nyeri haid adalah

a. Peningkatan hormon prostaglandin dan kontraksi yang terjadi pada Rahim

b. Tidak adanya peningkatan hormon c. Tidak tahu

5. Hal-hal dibawah ini dapat mengakibatkan gejala nyeri haid a. Terlalu banyak makan

b. Stres dan kecemasan c. Tidak tahu

6. Jika rasa nyeri terlalu berat hal yang perlu dilakukan adalah a. Jalan jalan untuk mngurangi rasa nyeri

b. Istirahat dan melakukan kompres panas pada perut bagian bawah c. Tidak tahu

7. Dismenore diklasifikasikan menjadi dimenore primer dan dismenore sekunder

a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu

8. Dismenore primer adalah

a. Rasa nyeri yang terjadi karena adanya abnormalitas sistem reproduksi

b. Rasa nyeri tanpa disertai kelainan sistem reproduksi c. Tidak tahu

9. Kelainan yang terjadi pada dismenore sekunder adalah a. Tidak terdapat kelainan

b. Adanya kista ovarium dan kelainan lain c. Tidak tahu

(47)

Lampiran G. Hasil Uji Validitas dan Realiabilitas Kuesioner

Uji Validitas Kuesioner Tingkat Pengetahuan Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 ptotal

p1 Pearson Correlation 1 .027 .195 .528** .183 .261 .791** .822** .802** .803**

Sig. (2-tailed) .885 .303 .003 .334 .164 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p2 Pearson Correlation .027 1 .118 .247 .331 .365* .247 .109 .132 .418*

Sig. (2-tailed) .885 .533 .188 .074 .047 .189 .567 .486 .021

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p3 Pearson Correlation .195 .118 1 .329 .000 .141 .213 .330 .336 .446*

Sig. (2-tailed) .303 .533 .076 1.000 .459 .258 .075 .069 .013

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p4 Pearson Correlation .528** .247 .329 1 .365* .391* .621** .548** .535** .764**

Sig. (2-tailed) .003 .188 .076 .047 .033 .000 .002 .002 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p5 Pearson Correlation .183 .331 .000 .365* 1 .200 .155 .088 .098 .380*

Sig. (2-tailed) .334 .074 1.000 .047 .289 .414 .643 .608 .038

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p6 Pearson Correlation .261 .365* .141 .391* .200 1 .243 .214 .209 .454*

Sig. (2-tailed) .164 .047 .459 .033 .289 .196 .255 .267 .012

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

(48)

p7 Pearson Correlation .791** .247 .213 .621** .155 .243 1 .882** .860** .877**

Sig. (2-tailed) .000 .189 .258 .000 .414 .196 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p8 Pearson Correlation .822** .109 .330 .548** .088 .214 .882** 1 .939** .862**

Sig. (2-tailed) .000 .567 .075 .002 .643 .255 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p9 Pearson Correlation .802** .132 .336 .535** .098 .209 .860** .939** 1 .858**

Sig. (2-tailed) .000 .486 .069 .002 .608 .267 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

pt ot al

Pearson Correlation .803** .418* .446* .764** .380* .454* .877** .862** .858** 1

Sig. (2-tailed) .000 .021 .013 .000 .038 .012 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Uji Reliabilitas Kuesioner

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized

Items

N of Items

.837 .833 9

(49)

Hasil Uji Validitas Kuesioner

Pertanyaan Sig (p-value) Nilai r tabel Keterangan

1 0.803 0.361 Valid

2 0.418 0.361 Valid

3 0.446 0.361 Valid

4 0.764 0.361 Valid

5 0.380 0.361 Valid

6 0.454 0.361 Valid

7 0.877 0.361 Valid

8 0.862 0.361 Valid

9 0.858 0.361 Valid

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner

Nilai r tabel Cronbach’s alpha Keterangan

0.361 0.833 Reliabel

Gambar

Tabel 2.1 tanda dan gejala dismenore
Gambar 2.1 Kerangka teori.
Tabel 3.3 Definisi operasional.

Referensi

Dokumen terkait

140 menit.. nenek, berkebun, pergi ke kota, dsb). Guru mengingatkan siswa untuk menulis dengan mencantumkan apa yang dilakukan; siapa yang terlibat, kapan dilakukan,

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLII-1/W1, 2017 ISPRS Hannover Workshop: HRIGI 17 – CMRT 17 – ISA 17

4. Pameran literasi dapat dilaksanakan di luar kelas dengan meja-meja yang diatur untuk memamerkan karya tulisan siswa dan bahan bacaan. Kegiatan membaca dapat dilakukan di

Seleksi calon Peserta Didik Baru kelas X SMA, SMAKH dilakukan berdasarkan Nilai Ujian Nasional SMP/SMPKH/MTs pada jumlah nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia,

Pada kedua lokasi tersebut tumbuh berbagai macam jenis mangrove, akan tetapi di kawasan Pantai Mangunharjo memiliki tingkat pertumbuhan mangrove yang lebih baik

Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam laporan ini adalah “Apa hambatan-hambatan dalam penerapan sistem

Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan hasil dari Arvina, dkk (2015), yang mengungkapkan bahwa komunikasi matematik siswa mempunyai pengaruh terhadap prestasi

Penjelasan harus lah sesuai dengan latar belakang dan kemampuan siswa,dalam keterampilan menjelaskan ini guru sering kali menggunakan kata-kata yang kurang dimengerti oleh