• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Oleh : Muhammad Yusuf Nurpariz NIM :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Oleh : Muhammad Yusuf Nurpariz NIM :"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

i

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PENERIMA HADIAH TAHUNAN

MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) BERBASIS ANDROID

(STUDI KASUS: KOPERASI BUNGA GANDASARI)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom)

Oleh :

Muhammad Yusuf Nurpariz NIM : 1113091000074

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M / 1440 H

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

……….

(5)

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI

Sebagai civitas akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya yang bertanda tangan dibawah ini :

demi pengembangan dan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

KELAYAKAN PENERIMA HADIAH TAHUNAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) BERBASIS ANDROID

(STUDI KASUS : KOPERASI BUNDA)

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas Royalti Nonekslusif ini Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik hak.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Ciputat

Pada tanggal : September 2018 Yang menyatakan

Muhammad Yusuf Nurpariz Nama : Muhammad Yusuf Nurpariz

NIM : 1113091000074

Program Studi : Teknik Informatika Fakultas : Sains dan Teknologi Jenis Karya : Skripsi

(6)

vi

Nama : Muhammad Yusuf Nurpariz Program Studi : Teknik Informatika

Judul : Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Penerima Hadiah Tahunan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) Berbasis Android (Studi Kasus : Koperasi Bunga Gandasari)

ABSTRAK

Guna mempertahankan dan memotivasi anggota serta menarik non anggota menjadi anggota, koperasi Bunda mempunyai program kerja yaitu pemberian hadiah kepada anggota setiap tahunnya. Dalam menentukan penerima hadiah, koperasi Bunda masih menggunakan cara manual yaitu dengan melakukan pengundian, yang berpotensi terpilihnya anggota yang berkontribusi minimum yang dinilai kurang layak untuk menerima hadiah. Dalam menentukan kelayakan penerima hadiah pengurus koperasi memberikan standar kriteria yaitu besarnya jumlah pinjaman, banyaknya jumlah tabungan, banyaknya transaksi menabung, lama menjadi anggota dan banyaknya membawa nasabah non anggota. Dalam upaya membantu koperasi menentukan anggota yang layak menerima hadiah, diperlukan sebuah sistem pendukung keputusan. Sistem dirancang mengggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) yang merupakan salah satu metode Multiple Attribute Decision Making (MADM). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa dari 10 data sampel anggota koperasi, didapat nilai tertinggi adalah !"#

dengan nilai 0,861, yang artinya anggota koperasi tersebut layak menerima hadiah tahunan dari pihak koperasi.

Kata Kunci : Koperasi, Sistem Pendukung Keputusan, Algoritma Simple Additive Weighting

Jumlah Pustaka : 13 buku + 17 jurnal

Jumlah Halaman : VI Bab + xiv halaman + 87 halaman + 27 gambar + 22 tabel

(7)

vii

Name : Muhammad Yusuf Nurpariz Study Program : Teknik Informatika

Title : Decision Making Support System to Decide the Eligibility of Prize Recipients Using Simple Additive Weighting Method in Android Based Application (Case Study:Bunga Gandasari Cooperative)

ABSTRACT

In order to maintain and motivate members and attract non-members to become members, the Bunda cooperative has a work program that is giving prizes to members every year. In determining the recipient of the prize, the Mother cooperative still uses the manual method, which is by lottery, which has the potential to elect members who contribute the minimum which is considered less feasible to receive the prize. In determining the feasibility of the recipient of the gift the cooperative management provides a standard criterion, namely the amount of the loan, the amount of savings, the number of savings transactions, the length of membership and the number of bringing new member. In an effort to help cooperatives determine which members are eligible to receive prizes, a decision support system is needed. The system is designed using the Simple Additive Weighting (SAW) method which is one of the Multiple Attribute Decision Making (MADM) methods. The results of this study state that out of 10 sample data of cooperative members, the highest value is obtained with a value of 0.861, which means that members of the cooperative are eligible to receive annual gifts from the cooperative.

Keywords : Cooperative, Decision Support System, Simple Additive Algorithm

Number of Libraries : 13 books + 17 journals

Number of Pages : VI chapter + xiv pages + 87 pages + 27 images + 22 tables

(8)

viii

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan dan menuliskan skripsi ini pada waktu dan tempat yang tepat dan menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan baik. Sholawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan kita baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya serta umatnya hingga akhir zaman. Skripsi ini merupakan salah satu tugas akhir wajib bagi mahasiswa sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer (S.Kom) pada program studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebagai bahan penulisan skripsi ini, penulis melakukannya berdasarkan hasil penelitian, pengembangan aplikasi, observasi dan beberapa sumber literatur. Tak lupa pula penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak terkait lainnya yang telah banyak membimbing penulis dalam melakukan penulisan skripsi ini, karena tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan lancar. Selanjutnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Orang Tua tercinta yang telah memberikan dukungan moril dan materil ke penulis. Tiada tutur kata selain terima kasih kepada ayah, ibu, dan adik serta rasa syukur kepada Allah S.W.T yang telah menitipkan penulis di keluarga yang sangat penulis cintai. Terima kasih, Alhamdulillah.

2. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si selaku dekan Fakultas Sains dan Teknologi.

3. Ibu Arini, ST, MT. selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika dan bapak Feri Fahrianto, M.Sc. selaku sekretaris Program Studi Teknik Informatika.

4. Ibu Nenny Anggraini M.T dan Ibu Siti Ummi Masruroh M.Sc selaku Dosen Pembimbing I dan II yang telah senantiasa membimbing penulis.

5. Seluruh dosen dan staff UIN Jakarta khususnya Fakultas Sains dan Teknologi yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang sangat berharga bagi penulis.

(9)

ix

6. Siti Asri Nurhayati, wanita yang selalu memberikan semangat, dukungan serta motivasi kepada penulis dalam mengerjakan penelitian ini.

7. Seluruh sahabat-sahabat terbaik dari Teknik Informatika angkatan 2013, khususnya semua anak kelas TI C 2013 (Angga, Irsyad, Jamal, dodi, Nando, Cahyo, Tami, Macia, Sisca, Calysta, Ames, Rais, Lay, Didi, Abi, Ojay, Habibi, Taufik, Anto), serta teman-teman KKN 2013 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, Terima kasih atas semangatnya!

Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan oleh penulis satu persatu didalam selembar kertas A4. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis memohon kritik dan saran yang membangun untuk penulis.

Akhir kata, semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan orang banyak.

Wassalamualaikum, Wr. Wb.

Ciputat, 2018 Penulis

Muhammad Yusuf Nurpariz 1113091000074

(10)

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 2

1.1 Latar Belakang ... 2

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Batasan Masalah ... 7

1.3.1 Metode ... 7

1.3.2 Proses ... 7

1.3.3 Tools ... 7

1.4 Tujuan Penelitian ... 8

1.5 Manfaat Penulisan ... 8

1.6 Metodologi Penelitian ... 8

1.6.1 Metode Pengumpulan Data ... 8

1.6.2 Metode Perancangan Sistem ... 9

1.7 Sistematika Penulisan ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

2.1 Sistem Pendukung Keputusan ... 11

2.1.1 Definisi Keputusan ... 11

2.1.2 Macam – Macam Keputusan ... 11

2.1.3 Definisi Sistem Pendukung Keputusan ... 12

2.1.4 Tahapan Sistem Pendukung Keputusan ... 13

2.1.5 Tujuan Sistem Pendukung Keputusan ... 14

2.1.6 Perbandingan Metode Sistem Pendukung Keputusan ... 15

2.2 Metode Simple Additive Weighting (SAW) ... 18

2.3 Koperasi ... 21

2.3.1 Definisi Koperasi ... 21

2.3.2 Tujuan Koperasi ... 21

(11)

xi

2.3.3 Jenis Koperasi ... 22

2.4 Rapid Application Development (RAD) ... 23

2.4.1 Pengertian RAD ... 23

2.4.2 Kelebihan RAD ... 24

2.4.3 Kelemahan RAD ... 25

2.5 Pemrograman Java ... 26

2.6 Mobile Application ... 27

2.7 Android ... 27

2.7.1 Feature Android ... 29

2.8 Android Studio ... 31

2.9 MySQL ... 31

2.9.1 Pengertian MySQL ... 31

2.9.2 Kelebihan MySQL ... 32

2.10 UML ... 32

2.10.1 Use Case Diagram ... 33

2.10.3 Activity Diagram ... 35

2.10.4 Sequence Diagram ... 35

2.11 Black Box Testing ... 36

2.11.1 Pengertian Black box Testing ... 36

2.11.2 Keuntungan Black Box Testing ... 37

2.11.3 User Acceptance Testing ... 37

2.12 Literatur Sejenis ... 37

BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM ... 40

3.1 Metode Pengumpulan Data ... 40

3.1.1 Studi Pustaka ... 40

3.1.2 Wawancara ... 40

3.2 Metode Pengembangan Sistem ... 40

3.3 Kerangka Berpikir ... 42

BAB IV ANALISIS, PERANCANGAN SISTEM, IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ... 43

4.1 Requirement Planning ... 43

4.1.1 Tahap Identifikasi Sistem ... 43

4.2 Design System ... 45

4.2.1 Perancangan Sistem dengan UML ... 45

(12)

xii

4.2.2 Perancangan User Interface ... 57

4.3 Implementation ... 61

4.3.1 Implementasi Metode Simple Additive Weighting ... 61

4.3.2 Tahap Testing ... 62

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 63

5.1 Hasil Aplikasi ... 63

5.1.1 Menu Utama ... 63

5.1.2 Menu Daftar Anggota ... 64

5.1.3 Menu Penilaian ... 65

5.1.4 Menu Hasil ... 66

5.2 Pembahasan ... 66

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

6.1 Kesimpulan ... 76

6.2 Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pangsa Pasar Global OS Seluler ... 5

Gambar 1.2 Pengguna Android di Indonesia ... 6

Gambar 2.1 Prosedur Pengambilan Keputusan ... 14

Gambar 2.2 Rumus Normalisasi ... 19

Gambar 2.3 Rumus Nilai Preferensi ... 20

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir ... 42

Gambar 4.1 Sistem Usulan ... 44

Gambar 4.2 Use case Diagram ... 45

Gambar 4.3 Activity Diagram Menu Utama ... 50

Gambar 4.4 Activity Diagram Daftar Anggota ... 51

Gambar 4.5 Activity Diagram Penilaian ... 52

Gambar 4.6 Activity Diagram Hasil ... 53

Gambar 4.7 Sequence Diagram Menu Utama ... 54

Gambar 4.8 Sequence Diagram Daftar Anggota ... 55

Gambar 4.9 Sequence Diagram Penilaian ... 56

Gambar 4.10 Sequence Diagram Hasil ... 57

Gambar 4.11 Mock Up Halaman Menu Utama ... 57

Gambar 4.12 Mock Up Halaman Daftar Anggota ... 58

Gambar 4.13 Mock Up Form Data Anggota ... 59

Gambar 4.14 Mock Up Halaman Penilaian ... 60

Gambar 4.15 Mock Up Form Penilaian ... 60

Gambar 4.16 Mock Up Halaman Hasil ... 61

Gambar 4.17 Flowchart SAW ... 61

Gambar 5.1 Halaman Menu Utama ... 63

Gambar 5.2 Halaman Daftar Anggota ... 64

Gambar 5.3 Halaman Penilaian ... 65

Gambar 5.4 Halaman Hasil ... 66

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Metode ... 16

Tabel 2.2 Versi Android ... 29

Tabel 2.3 Use case Diagram ... 34

Tabel 2.4 Activity Diagram ... 35

Tabel 2.5 Sequence Diagram ... 36

Tabel 2.6 Literatur Sejenis ... 38

Tabel 4.1 Identifikasi Aktor ... 45

Tabel 4.2 Use case Menu ... 46

Tabel 4.3 Use case Daftar Anggota ... 47

Tabel 4.4 Use case Penilaian ... 48

Tabel 4.5 Use case Hasil ... 49

Tabel 4.6 Tahap Testing ... 62

Tabel 5.1 Data Alternatif ... 66

Tabel 5.2 Data Kriteria ... 67

Tabel 5.3 Rating Kecocokan ... 67

Tabel 5.4 Normalisasi C1 ... 68

Tabel 5.5 Normalisasi C2 ... 69

Tabel 5.6 Normalisasi C3 ... 70

Tabel 5.7 Normalisasi C4 ... 71

Tabel 5.8 Normalisasi C5 ... 72

Tabel 5.9 Hasil Normalisasi ... 73

Tabel 5.10 Hasil Perhitungan Normalisasi ... 75

(15)

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan informasi dengan cepat memasuki berbagai ruang lingkup.

Salah satu perkembangan penting adalah penggunaan perangkat pengolahan data seperti komputer, yang diperlukan sebagai pengolahan fungsi informasi. Namun, itu tidak cukup tanpa didukung perangkat lunak, karena Kompleks Manajemen Data dan Sistem Informasi telah menjadi kebutuhan untuk mendukung kegiatan bisnis. Salah satunya adalah kegiatan koperasi.

Koperasi merupakan satu-satunya bentuk usaha yang termuat dalam Pasal 33 ayat (1) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ditegaskan bahwa “perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan”. Ketentuan tersebut sesuai dengan prinsip koperasi, karena itu koperasi mendapat misi untuk berperan nyata dalam menyusun perekonomian yang berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi yang mengutamakan kemakmuran masyarakat bukan kemakmuran orang-seorang. Koperasi tidak hanya merupakan satu-satunya bentuk perusahaan yang secara konstitusional dinyatakan sesuai dengan susunan 2 perekonomian yang hendak dibangun di negeri ini, tapi juga dinyatakan sebagai sokoguru perekonomian nasional (Aini & Agus, 2017).

Dalam rangka melaksanakan pembangunan terhadap koperasi agar mampu berkembang menjadi koperasi yang berkualitas, dan berprestasi, maka berbagai program dan kegiatan telah dilaksanakan. Salah satu sebagai pedoman koperasi berprestasi dengan melihat dan mensurvei anggota koperasi tersebut. Salah satu program kegiatan yang dilaksanakan setiap tahun adalah kegiatan penilaian anggota koperasi berprestasi, untuk diberikan penghargaan atas keikutsertaan dan keberhasilan anggota koperasi dalam menjalankan usaha (Aini & Agus, 2017).

Koperasi Bunga Gandasari (Koperasi Bunda) yang berdiri pada tanggal 27 April 2006 terletak di Desa Gandasari, Kec. Cikarang Barat - Kab. Bekasi. Koperasi ini merupakan koperasi wanita yang bergerak dalam bidang Simpan dan Pinjam.

Saat ini koperasi Bunda dipimpin oleh 5 orang pengurus dan mempunyai anggota

(16)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sebanyak 625 orang/ tanggal 10 April 2018. Adapun peran dan fungsi koperasi Bunda yaitu untuk meningkatkan tatanan perekonomian masyarakat dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju dan berdasarkan asas kekeluargaan dan berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

Menurut ibu mulyanah selaku ketua “ Koperasi Bunda, mempunyai beberapa program kerja salah satunya adalah pemberian hadiah untuk anggota setiap tahunnya. Program kerja tersebut bertujuan untuk mempertahankan dan memotivasi anggota serta menarik minat non anggota menjadi anggota. Namun, pada proses pemberian hadiah pihak koperasi masih mempunyai masalah.

Permasalahan tersebut yaitu dalam menentukan penerima hadiah pihak koperasi masih menggunakan cara manual yaitu dengan melakukan pengundian. Cara tersebut berpotensi terpilihnya anggota koperasi yang mempunyai kontribusi minimum yang dinilai kurang layak untuk menerima hadiah. Guna mengatasi masalah tersebut, koperasi membutuhkan sebuah sistem yang dapat membantu dalam memberikan keputusan kelayakan penerima hadiah.

Dalam menentukan kelayakan penerima hadiah pihak koperasi memberikan standar dan bobot kriteria penerima hadiah dimana kriteria tersebut yaitu besarnya jumlah pinjaman dengan bobot 30%, banyaknya jumlah tabungan 25%, banyaknya transaksi menabung 20%, lama menjadi anggota 15% dan banyaknya membawa nasabah non anggota 10%.

Decision Support System atau Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem informasi berbasis komputer yang interaktif, fleksibel, dan mudah diadaptasi, dimana sistem pendukung keputusan ini memanfaatkan rule keputusan, model, dan model yang telah ditambahkan dengan database komprehensif yang mampu membuat keputusan sendiri yang lebih spesifik, sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem pendukung keputusan ini dapat mendukung pengambilan keputusan yang kompleks (Y. Mulyani, 2017).

Ada beberapa metode yang digunakan untuk pengambilan keputusan, diantaranya Analytical Hierarchy Process (AHP), Simple Addative Weighting (SAW), dan Technique for Order Preference by Similiarity to Ideal Solution

(17)

4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(TOPSIS). Pada penelitian ini penulis menggunakan metode Simple Additive Weighting. Metode SAW sering juga dikenal dengan istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada (Sari, 2018).

Metode ini merupakan metode yang paling terkenal dan paling banyak digunakan dalam menghadapi situasi Multiple Attribute Decision Making (MADM). MADM itu sendiri merupakan suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu. Metode SAW ini mengharuskan pembuat keputusan menentukan bobot dari setiap atribut.

Skor total untuk alternatif diperoleh dengan menjumlahkan seluruh hasil perkalian antara rating (yang dapat dibandingkan lintas atribut) dan bobot tiap atribut. Rating tiap atribut haruslah bebas dimensi dalam arti telah melewati proses normalisasi sebelumnya (Sari, 2018).

Pada penelitian sebelumnya mengenai aplikasi sistem pendukung keputusan sudah banyak diterapkan dibeberapa penelitian. Diantaranya, pada penelitan (Astuti

& Isna Zahrotul Fu’ad, 2017) “Penentuan Karyawan Terbaik menggunakan Metode Simple Additive Weighting pada PT. Patra Nur Alaska”. Pada penelitian tersebut menerapkan metode Simple Additive Weighting (SAW) untuk sistem pendukung keputusan, penelitian tersebut masih berbasis website dan penerapan dilakukan pada penentuan karyawan terbaik. Pada penelitian selanjutnya, (Ramadhani, 2017)

“Sistem Pendukung Keputusan Dalam Pemilihan Karyawan Terbaik di PT.Smartlink Global Media dengan Metode Weight Product”. Penelitian ini menerapkan metode Weight Product pada sistem pendukung keputusan, dan menerapkan sistem pendukung keputusan pada pemilihan karyawan terbaik. Pada penelitian berikutnya, (Agus M, Marisa, & Wijaya, 2017) “Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Dan Penilaian Karyawan Warehouse Dengan Aplikasi Web”. Penelitian tersebut menerapkan metode SAW pada sistem pendukung keputusan, masih berbasis website dan diterapkan pada penerimaan dan penilaian karyawan.

(18)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Android merupakan platform lengkap mulai dari sistem operasi, tool developing, aplikasi, market aplikasi bahkan dukungan dari komunitas Open System. Oleh karena itu, ini merupakan keunggulan yang tidak dimiliki platform lain. Menurut data yang dirilis oleh Statista menunjukkan pangsa pasar global OS seluler, dalam hal penjualan ke pengguna akhir, dari 2009 hingga 2018. Pada tahun 2018, 88 persen dari semua smartphone yang dijual kepada pengguna akhir adalah ponsel dengan sistem operasi Android . Sebagaimana yang ditunjukan pada Gambar 1.1 dibawah ini (Statista, 2018).

Gambar 1.1 Pangsa Pasar Global OS Seluler (Sumber : www.statista.com)

Menurut data yang dirilis oleh Statcounter menunjukkan pangsa pasar OS mobile di Indonesia dari januari 2013 hingga september 2018. Pada bulan mei 2013, Android telah menguasai pangsa pasar sebesar 28.1%. Sedangkan pada bulan juli 2013 hingga mei 2016, pangsa pasar Android mengalami peningkatan menjadi 79.87%. Pada bulan september 2018, Android masih mendominasi pangsa pasar OS mobile di Indonesia dengan 92,27%. Sebagaimana yang ditunjukan pada Gambar 1.2 dibawah ini (statcounter, 2018):

(19)

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 1.2 Pengguna Android di Indonesia

(Sumber : gs.statcounter.com)

Dari hasil analisis, studi literatur, dan wawancara maka solusi berdasarkan masalah yang ada dan kebutuhan pihak koperasi Bunda yaitu membuat suatu aplikasi sistem pendukung keputusan kelayakan penerima hadiah pada anggota koperasi menggunakan perangkat mobile (Android). Metode yang digunakan menggunakan Simple Additive Weighting (SAW). Penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya pada perusahaan.

Dengan demikian penulis melakukan penelitian yang berjudul “Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Penerima Hadiah Tahunan menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) berbasis Android (Studi Kasus : Koperasi Bunga Gandasari)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana cara membuat sistem pendukung keputusan kelayakan penerima hadiah tahunan dengan metode simple additive weighting berbasis android ?

(20)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.3 Batasan Masalah

Untuk lebih memfokuskan penelitian ini, peneliti memberikan batasan masalah sebagai berikut :

1.3.1 Metode

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah studi literatur, wawancara, dan metode pengembangan sistem yang digunakan dalam merancang aplikasi penentuan penerima hadiah adalah metode Rapid Application Development (RAD).

1.3.2 Proses

Berikut ini adalah proses yang terdapat pada penelitian ini, yaitu :

1. Aplikasi kelayakan penerima hadiah ini dibuat dengan ruang lingkup Koperasi Bunda dengan memberikan dukungan keputusan.

2. Aplikasi ini hanya dapat menerima inputan secara lengkap.

3. 5 parameter sebagai pendukung keputusan yaitu besarnya jumlah pinjaman, besarnya jumlah tabungan, banyaknya transaksi menabung, lamanya menjadi anggota dan banyaknya membawa nasabah non anggota.

1.3.3 Tools

Berikut ini adalah tool yang penulis pergunakan, yaitu :

1. Perancangan aplikasi kelayakan penerima hadiah menggunakan bahasa pemrograman Java, MySql sebagai database dan android studio untuk pengkodean.

2. Desain sistem digunakan dalam perancangan aplikasi kelayakan penerima hadiah adalah Unified Modeling Language (UML) yang meliputi use case diagram, activity diagram, dan sequence diagram.

3. Aplikasi kelayakan penerima hadiah di-install dan diakses secara online pada mobile berbasis android.

4. Dalam aplikasi terdapat 10 nama anggota.

5. Perancangan aplikasi sistem pendukung keputusan sebagai fitur utama dalam aplikasi kelayakan penerima hadiah.

6. Penelitian ini menggunakan metode simple additive weighting.

(21)

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

7. Penelitian tidak membahas mengenai perbedaan metode simple additive weighting dengan metode lainnya.

8. Pada penelitian ini tidak membahas mengenai protokol, jaringan, dan keamanan datanya.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dari penelitian ini adalah :

1. Menerapkan sistem pendukung keputusan pada aplikasi kelayakan penerima hadiah tahunan mengggunakan metode simple additive weighting berbasis android.

2. Menyediakan teknologi yang mempermudah pengguna dalam menentukan penerima hadiah tahunan dengan menggunakan aplikasi android.

1.5 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang didapatkan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

1. Menerapkan ilmu-ilmu yang sudah didapat saat perkuliahan.

2. Membandingkan teori yang telah didapat saat kuliah dengan masalah yang sebenarnya.

3. Mengamati teknik-teknik yang diterapkan dilapangan dalam bidang Teknik Informatika.

2. Bagi Masyarakat

1. Mengetahui pencapaian dan kemampuan mahasiswa dalam melakukan penelitian.

2. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi perkuliahan.

1.6 Metodologi Penelitian

Untuk memenuhi tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini, maka ada beberapa metode yang akan digunakan, yaitu :

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam pembuatan aplikasi ini, penulis terlebih dahulu melakukan pengumpulan data terhadap user maupun informasi lainnya yang dinilai membutuhkan aplikasi ini, yaitu :

(22)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

a. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan salah satu kegiatan penelitian yang berfungsi sebagai landasan teori bagi penyelesaian masalah dalam penelitian yang dilakukan.

b. Wawancara

Wawancara merupakan pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan lisan. Penelitian dengan pengumpulan data primer yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya.

1.6.2 Metode Perancangan Sistem

Untuk perancangan sistem, peneliti menggunakan metode Rapid Application Development (RAD). Terdapat 3 tahapan dalam RAD yang melibatkan penganalisis dan pengguna dalam tahap penilaian, perancangan dan penerapan. Adapun ketiga tahap tersebut adalah requirement planning, design system dan implementation (Aswati & Siagian, 2016).

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika yang dibuat pada tugas akhir ini akan dibagi dalam enam bagian, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang penulisan, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, metode dan sistematika penulisan yang merupakan gambaran menyeluruh dari penulisan skripsi ini.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini membahas mengenai berbagai teori yang mendasari analisis permasalahan yang berhubungan dengan pembahasan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metode tersebut meliputi metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem.

(23)

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB IV ANALISIS, PERANCANGAN SISTEM, IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Bab ini membahas mengenai hasil dari analisa, perancangan, implementasi dan pengujian sistem selama penelitian ini berlangsung.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi hasil dan pembahasan yang didapat dari penelitian yang dilakukan penulis.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini kesimpulan dari hasil pembahasan seluruh bab serta saran – saran yang kiranya dapat diperhatikan serta dipertimbangkan untuk pengembangan sistem dimasa mendatang.

(24)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Definisi Keputusan

Keputusan adalah proses penelusuran masalah yang berawal dari latar belakang masalah, identifikasi masalah hingga kepada terbentuknya kesimpulan atau rekomendasi. Rekomendasi itulah yang selanjutnya dipakai dan digunakan sebagai pedoman basis dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, besarnya pengaruh yang akan terjadi jika seandainya rekomendasi yang dihasilkan tersebut terdapat kekeliruan atau adanya kesalahan-kesalahan yang tersembunyi karena faktor ketidakhati-hatian dalam melakukan pengkajian masalah (Fahmi, 2016).

2.1.2 Macam – Macam Keputusan

Dalam teori pengambilan keputusan dibagi menjadi dua klasifikasi.

Berikut pengklasifikasian pengambilan keputusan, yaitu: (Fahmi, 2016) 1. Keputusan Terprogram

Suatu keputusan yang dijalankan secara rutin tanpa ada persoalan yang bersifat krusial. Hal ini dikarenakan, setiap pengambilan keputusan yang dilakukan hanya berusaha membuat pekerjaan berlangsung secara baik dan stabil. Suatu keputusan yang terprogram akan dapat terlaksana dengan baik jika memenuhi beberapa persyaratan, seperti:

a. Memiliki sumber daya manusia yang memenuhi syarat sesuai standar yang diinginkan.

b. Tersedianya sumber informasi baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif serta informasi yang diterima dapat dipercaya.

c. Pihak organisasi menjamin dari segi ketersediaan dana selama keputusan yang terprogram tersebut dilaksanakan.

d. Aturan dan kondisi eksternal organisasi mendukung terlaksananya keputusan program ini sampai tuntas.

(25)

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Keputusan yang Tidak Terprogram

Keputusan tidak terprogram diambil dalam usaha memecahkan masalah-masalah baru yang belum pernah dialami sebelumnya, tidak bersifat repetitif, tidak terstruktur, dan sukar mengenali bentuk, hakikat dan dampaknya. Menurut Ricky W.

Griffin, keputusan tidak terprogram adalah keputusan yang secara relatif tidak terstruktur dan muncul lebih jarang daripada suatu keputusan yang terprogram. Pada keputusan tidak terprogram, kebanyakan keputusan bersifat lebih rumit dan membutuhkan kompetensi khusus untuk menyelesaikannya, seperti top management dan para konsultan dengan tingkat skill tinggi. Salah satu contoh keputusan tidak terprogram adalah kasus-kasus khusus, kajian strategis, dan berbagai masalah yang membawa dampak besar bagi organisasi (Fahmi, 2016).

2.1.3 Definisi Sistem Pendukung Keputusan

Menurut (Latif, Jamil, & Abbas, 2018) menyatakan bahwa konsep Sistem Pendukung Keputusan pertama kali diungkapkan pada tahun 1971 oleh Michael Scoot Morton dengan istilah Management Decision System.

Kemudian sejumlah perusahaan, lembaga penelitian dan perguruan tinggi mulai melakukan penelitian dan membangun sistem pendukung keputusan, sehingga dari produksi yang dihasilkan dapat disimpulkan bahwa sistem ini merupakan suatu sistem berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambilan keputusan dalam memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur.

Menurut (Latif et al., 2018) dalam buku sistem pendukung keputusan teori dan implementasi terdapat beberapa definisi SPK menurut para ahli di antaranya :

• Little, sistem pendukung keputusan sebagai suatu informasi berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang

(26)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terstruktur maupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model.

• Moore dan Chang, konsep struktur pada definisi awal sistem pendukung keputusan (bahwa sistem pendukung keputusan dapat menangani situasi semi struktur dan tidak struktur), sebuah masalah dapat dijelaskan sebagai masalah terstruktur dan tidak terstruktur hanya dengan memperhatikan si pengambil keputusan atau suatu spesifik.

• Bonczek dkk, sistem pendukung keputusan sebagai sistem berbasis komputer yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinteraksi:

sistem bahasa (mekanisme untuk memberikan komunikasi antar pengguna dan komponen sistem pendukung keputusan yang lain), sistem pengetahuan (repositori pengetahuan domain masalah yang ada entah sebagai data atau sebagai prosedur) dan sistem pemrosesan masalah (hubungan antara komponen lainnya terdiri dari satu atau lebih kapabilitas manipulasi masalah umum yang diperlukan untuk pengambil keputusan).

2.1.4 Tahapan Sistem Pendukung Keputusan

Berdasarkan pernyataan dari Simon yang dikutip oleh (Latif et al., 2018), ada 3 fase dalam proses pengambilan, diantaranya sebagai berikut:

1. Penelusuran (Intelligence)

Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari ruang lingkup problematika secara proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diprosess dan diuji dalam rangka mengidentifikasi masalah.

2. Perancangan (Design)

Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan dan menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi menguji kelayakan solusi.

(27)

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Pemilihan (Choice)

Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan.

Berikut ini adalah gambar tentang arsitektur sistem pendukung keputusan :

Gambar 2.1 Prosedur Pengambilan Keputusan (sumber : (Latif et al., 2018)) 2.1.5 Tujuan Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Kusrini yang dikutip oleh (Wulandari, 2015), tujuan dari sistem pendukung keputusan adalah:

1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi terstruktur.

2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukan dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manajer.

3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil manager lebih dari perbaikan efesiensinya.

4. Kecepatan komputasi, komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya rendah.

5. Peningkatan produktifitas, membangun satu kelompok pengambil keputusan, terutama para pakar bisa sangat mahal. Pendukung terkomputerisasi bisa mengurangi ukuran kelompok dan

(28)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

memungkinkan para anggotanya untuk berada di berbagai lokasi yang berbeda (hemat biaya perjalanan).

6. Dukungan kualitas, komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat.

7. Berdaya saing.

8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan.

2.1.6 Perbandingan Metode Sistem Pendukung Keputusan

Terdapat beberapa metode dalam penyelesaian sistem pendukung keputusan. Berikut beberapa metode yang menggunakan Multi Attribute Decision Making (MADM) (Achtar, 2015):

1. Analytical Hierarchy Process (AHP) 2. Simple Addative Weighting (SAW)

3. Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS)

Berikut tabel perbandingan beberapa metode SPK berdasarkan kelebihan dan kekurangannya (Achtar, 2015):

(29)

16

Tabel 2.1 Perbandingan Metode (Sumber : (Achtar, 2015))

METODE DESKRIPSI KELEBIHAN KEKURANGAN

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Suatu pendekatan dasar dalam pengambilan keputusan bertujuan untuk memilih pilihan terbaik dari sejumlah alternatif dengan mempertimbangkan beberapa kriteria.

1. Kesatuan (unity).

2. Kompleksitas (complexity).

3. Saling ketergantungan (interdepence).

4. Pengukuran (measurement).

5. Konsistensi (consistent).

6. Sintesis (synthesis).

7. Trade off.

8. Penilaian dan konsensus (judgement and consensus).

9. Pengulangan proses (process repetition)

1. Ketergantungan model AHP pada input utamanya.

2. Tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk.

SIMPLE ADDATIVE WEIGHTING (SAW)

Suatu metode yang menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah

1. Data penilaian yang diinput tidak berupa data crips, berbeda dengan metode Multi Attribute Decisoin Making (MADM) klasik lainnya dimana nilai input harus berupa data crips.

1. Mengabaikan fuzziness of executivess selama proses pengambilan keputusan.

2. Beberapa kriteria dapat memiliki struktur kualitatif atau memiliki

(30)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

alternatif berdasarkan kriteria yang ditentukan.

2. Perhitungan pembobotan kriteria yang tidak terlalu rumit.

struktur tidak pasti dan tidak dapat diukur dengan tepat.

TECHNIQUE FOR ORDER

PREFERENCE BY SIMILIARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS)

TOPSIS didasarkan pada konsep alternatif terpilih tidak hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif, namun juga memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal negatif. Konsep ini banyak digunakan pada beberapa model MADM untuk menyelesaikan masalah keputusan secara praktis.

1. Konsep sederhana dan mudah dipahami.

2. Teknik komputasi efisien.

3. Memiiki kemampuan untuk mengatur kinerja relatif dari alternatif-alternatif keputusan dalam bentuk matematis sederhana.

Harus adanya bobot yang ditetapkan dan dihitung terlebih dahulu.

(31)

18

2.2 Metode Simple Additive Weighting (SAW)

Metode Simple Additive Weighting (SAW) adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu. Metode simple additive weighting (SAW) sering juga dikenal dengan istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua kriteria.

Perhitungan dengan metode SAW akan menghasilkan nilai terbesar yang akan dijadikan alternatif terbaik. Dalam metode SAW, pembuat keputusan menentukan kriteria dan bobot untuk setiap kriteria (Wicaksono, 2018).

Inti dari SAW adalah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif yang sudah diberikan. Pada dasarnya ada 3 pendekatan untuk mencari nilai bobot atribut, yaitu pendekatan subyektif, pendekatan obyektif dan pendekatan integrasi antara subyektif & obyektif. Masing – masing pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan. Pada pendekatan subyektif, nilai bobot ditentukan berdasarkan subyektifitas dari para pengambil keputusan, sehingga beberapa faktor dalam proses perankingan alternatif bisa ditentukan secara bebas. Sedangkan pada pendekatan obyektif, nilai bobot dihitung secara matematis sehingga mengabaikan subyektifitas dari pengambil keputusan. Berdasarkan penjelasan tersebut penulis menggunakan pendekatan subyektif dalam menentukan nilai bobot setiap atribut.

(Wicaksono, 2018).

Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matrik keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.

Metode SAW mengenal adanya 2 atribut yaitu kriteria (benefit) dan kriteria biaya (cost) perbedaan mendasar dari kedua kriteria ini adalah dalam pemilihan kriteria ketika mengambil keputusan (Wicaksono, 2018).

Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matrik keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.

Metode ini merupakan metode yang paling terkenal dan paling banyak digunakan dalam menghadapi situasi Multiple Attribute Decision Making (MADM). MADM

(32)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

itu sendiri merupakan suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu (Wicaksono, 2018).

Metode SAW ini mengharuskan pembuat keputusan menentukan bobot bagi setiap atribut. Skor total untuk alternatif diperoleh dengan menjumlahkan seluruh hasil perkalian antara rating (yang dapat dibandingkan lintas atribut) dan bobot tiap atribut. Rating tiap atribut haruslah bebas dimensi dalam arti telah melewati proses normalisasi matriks sebelumnya (Wicaksono, 2018).

Langkah penyelesaian SAW sebagai berikut (Wicaksono, 2018):

1. Menentukan alternatif, yaitu Ai.

2. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu Ci.

3. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.

4. Menentukan bobot preferensi atau tingkat kepentingan (W) setiap kriteria W

= [W1 W2 W3 W4].

5. Membuat tabel rating kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteria.

6. Membuat matrik keputusan yang dibentuk dari tabel rating kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteria nilai setiap alternatif (Ai) pada setiap kriteria (Cj) yang sudah ditentukan, dimana i=1,2 m dan j=1,2,..n

7. Melakukan normalisasi matrik keputusan dengan cara menghitung nilai rating kinerja ternormalisasi (rij) dan alternatif Ai pada kriteria Cj.

Formula untuk melakukan normalisasi tersebut adalah sebagai berikut : penghitungan normalisasi berdasarkan persamaan cost atau benefit.

Gambar 2.2 Rumus Normalisasi (Sumber : (Wicaksono, 2018))

(33)

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dimana dengan !"# adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif

$" pada atribut %# : i = 1,2 …,m dan j = 1,2…,n Keterangan:

• Max &'( = Nilai terbesar dari setiap kriteria i.

• Min &'( = Nilai terkecil dari setiap kriteria i.

• &'( = nilai atribut yang dimiliki dari setiap kriteria.

• Benefit = jika nilai terbesar adalah terbaik.

• Cost = jika nilai terkecil adalah terbaik.

8. Hasil dari nilai rating kerja ternormalisasi (rij) membentuk matrik ternormalisasi (R).

9. Hasil akhir dari preferensi (Vi) diperoleh dari penjumlahan dari perkalian elemen baris matrik ternormalisasi (R) dengan bobot preferensi (W) yang bersesuai elemen kolom matrik (W).

Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai :

Gambar 2.3 Rumus Nilai Preferensi Sumber : (Wicaksono, 2018)

Nilai preferensi untuk setiap alternatif ()') diperoleh dengan menjumlahkan hasil perkalian antara rating kinerja ternormalisasi dengan bobot setiap kriteria.

rumus sebagai berikut:

Keterangan:

• )' = Ranking untuk setiap alternatif

• *( = Nilai bobot ranking (dari setiap kriteria)

• +'( = Nilai rating kinerja ternormalisasi

hasil perhitungan nilai Vi yang lebih besar mengidentifikasikan bahwa alternatif Ai merupakan alternatif terbaik.

(34)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kelebihan dari metode simple additive weighting dibandingkan dengan model pengambil keputusan lainnya terletak pada kemampuannya untuk melakukan penilaian secara lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot preferensi yang sudah ditentukan, selain itu SAW juga dapat menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang ada karena adanya proses perankingan setelah menentukan bobot untuk setiap atribut. Kelebihan lainnya dari metode simple additive weighting (SAW) adalah penilaian akan lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dari bobot preferensi yang sudah ditentukan dan adanya perhitungan normalisasi matriks sesuai dengan nilai atribut (antara nilai benefit dan cost) dan juga akan memberikan kemudahan dalam melakukan manajemen data. Intinya bahwa pada metode SAW ini menentukan nilai bobot pada setiap kriteria untuk menentukan alternatif optimal (Wicaksono, 2018).

2.3 Koperasi

2.3.1 Definisi Koperasi

Berdasarkan UU No 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang-seorangan atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan (Qurbani, 2015).

Menurut (Triayudi & Setiawan Hidayat, 2016), Koperasi atau Cooperative Organization bermakna organizatian owned by and operated for the benefit of those using its services atau dalam bahasa Indonesia diartikan bahwa organisasi koperasi adalah organisasi yang dimiliki sekaligus dioperasikan untuk kepentingan penggunaannya dalam hal ini adalah anggotanya.

2.3.2 Tujuan Koperasi

Menurut (Putri, 2017), Secara umum, tujuan dari pendirian koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya. Namun, berdasarkan UU 1945 No. 25 pasal 3 menjelaskan bahwa tujuan koperasi Indonesia meliputi 3 hal sebagai berikut:

(35)

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1. Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya.

2. Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat.

3. Ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional.

2.3.3 Jenis Koperasi

Menurut (Putri, 2017), Jenis Koperasi berdasarkan bidang usahanya adalah sebagai berikut:

1. Koperasi Konsumsi

Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang berusaha menyediakan barang-barang konsumsi yang dibutuhkan oleh para anggotanya.

Contoh koperasi konsumsi salah satunya adalah koperasi pada kalangan mahasiswa yang biasanya mengkonsentrasikan usahanya pada penjualan alat-alat keperluan mahasiswa yakni buku-buku dan peralatan tulis

2. Koperasi Produksi

Koperasi Produksi ialah koperasi yang kegiatan utamanya melakukan kegiatan pemrosesan barang atau produk dari bahan mentah menjadi barang setengah jadi kemudian menjadi barang jadi yang siap untuk dijual ke pasar konsumen. Tidak hanya memproduksi barang, koperasi produksi juga terkait secara langsung dengan kegiatan memasarkan barang. Hal ini dikarenakan, tujuan utama koperasi produksi adalah untuk menyatukan kemampuan dan modal para anggotanya, guna menghasilkan barang-barang tertentu melalui suatu usaha yang mereka kelola dan miliki sendiri.

3. Koperasi Pemasaran

Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang dibentuk terutama untuk membantu para anggotanya dalam memasarkan barang-barang yang dihasilkannya. Tujuan utama dari koperasi pemasaran adalah untuk menyederhanakan rantai tata niaga dan mengurangi sekecil mungkin keterlibatan pedagang perantara didalam memasarkan produk yang koperasi hasilkan. Dengan membentuk koperasi pemasaran, maka koperasi khususnya anggota koperasi akan memiliki peluang untuk

(36)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

menikmati margin atau laba usaha yang lebih besar serta dapat menjual barangnya dengan harga yang lebih murah.

4. Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam bidang penyimpanan simpanan dari para anggotanya, untuk kemudian dipinjamkan kembali kepada anggota koperasi yang membutuhkan bantuan modal. Tujuan adanya koperasi simpan pinjam adalah untuk mendidik para anggota koperasi agar bersikap hemat dan gemar menabung, serta membebaskan anggota koperasi dari jeratan para rentenir. Hal ini dikarenakan, jika masyarakat dan para anggota koperasi lebih memilih meminjam di koperasi simpan pinjam, maka ruang operasi yang tersedia bagi para rentenir semakin terbatas.

2.4 Rapid Application Development (RAD) 2.4.1 Pengertian RAD

Menurut (Mulyani, 2016), nama RAD dikenalkan oleh James Martin pada tahun 1991, yang mengacu pada life cycle pengembangan sistem. RAD mengadopsi teknik waterfall dan prototyping yang menggunakan manajemen, metode dan tools yang cukup kompleks.

Menurut pendapat McLeod dan Schell yang dikutip oleh (Mulyani, 2016) bahwa RAD merupakan metode yang memfokuskan pada kecepatan dalam pengembangan sistem untuk memenuhi kebutuhan pengguna atau pemilik sistem seperti prototyping namun mempunyai cakupan yang lebih luas.

Model RAD memiliki 3 tahapan sebagai berikut (Aswati & Siagian, 2016):

1. Rencana Kebutuhan (Requirement Planning)

User dan analyst melakukan pertemuan untuk mengidentifikasi tujuan dari sistem dan kebutuhan informasi untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini merupakan hal terpenting yaitu adanya keterlibatan dari kedua belah pihak.

(37)

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Desain Sistem (Design System)

Pada tahap ini keaktifan user yang terlibat menentukan untuk mencapai tujuan karena pada proses ini melakukan proses desain dan melakukan perbaikan-perbaikan apabila masih terdapat ketidaksesuaian desain user dan analyst. Seorang user dapat langsung memberikan komentar apabila terdapat ketidaksesuaian pada desain, merancang sistem dengan mengacu pada dokumentasi kebutuhan user yang dibutuhkan pada tahap sebelumnya. Keluaran dari tahapan ini adalah spesifikasi software yang meliputi organisasi sistem secara umum, struktur data dan yang lain.

3. Implementasi (Implementation)

Tahapan ini adalah tahapan pengembang programmer yang mengembangkan desain suatu program yang telah disetujui oleh user dan analyst. Sebelum diaplikasikan pada suatu organisasi terlebih dahulu dilakukan proses pengujian terhadap program tersebut apakah ada kesalahan atau tidak. Pada tahap ini user biasa memberikan tanggapan akan sistem yang sudah dibuat serta mendapat persetujuan mengenai sistem tersebut.

2.4.2 Kelebihan RAD

Menurut (Yurindra, 2017), beberapa keuntungan dalam menggunakan metode RAD adalah sebagai berikut:

a. Membeli sistem yang baru memungkinkan untuk lebih menghemat biaya ketimbang mengembangkan sendiri.

b. Proses pengiriman menjadi lebih mudah, hal ini dikarenakan proses pembuatan lebih banyak menggunakan potongan-potongan script.

c. Mudah untuk diamati karena menggunakan model prototype, sehingga user lebih mengerti akan sistem yang dikembangkan.

d. Lebih flexible karena pengembang dapat melakukan proses desain ulang pada saat yang bersamaan.

e. Bisa mengurangi penulisan kode yang kompleks karena menggunakan wizard.

(38)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

f. Keterlibatan user semakin meningkat karena merupakan bagian dari tim secara keseluruhan.

g. Mampu meminimalkan kesalahan-kesalahan dengan menggunakan alat-alat bantuan (CASE tools).

h. Mempercepat waktu pengembangan sistem secara keseluruhan karena cenderung mengabaikan kualitas.

i. Tampilan yang lebih standard dan nyaman dengan bantuan software pendukung.

2.4.3 Kelemahan RAD

Menurut (Yurindra, 2017), beberapa kelemahan dalam menggunakan metode RAD adalah sebagai berikut:

a. Dengan melakukan pembelian belum tentu bisa menghemat biaya dibandingkan dengan mengembangkan sendiri.

b. Membutuhkan biaya tersendiri untuk membeli peralatan-peralatan penunjang seperti misalnya software dan hardware.

c. Kesulitan melakukan pengukuran mengenai kemajuan proses.

d. Kurang efisien karena apabila melakukan pengkodean dengan menggunakan tangan bisa lebih efisien.

e. Ketelitian menjadi berkurang karena tidak menggunakan metode yang formal dalam melakukan pengkodean.

f. Lebih banyak terjadi kesalahan apabila hanya mengutamakan kecepatan dibandingkan dengan biaya dan kualitas.

g. Fasilitas-fasilitas banyak yang dikurangi karena terbatasnya waktu yang tersedia.

h. Sistem sulit diaplikasikan ditempat yang lain.

i. Fasilitas yang tidak perlu terkadang harus disertakan, karena menggunakan komponen yang sudah jadi, sehingga hal ini membuat biaya semakin meningkat.

(39)

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.5 Pemrograman Java

Java sejak awal sudah didesain sebagai Bahasa pemrograman yang bisa berjalan diberbagai komputer termasuk telepon genggam. Bahasa ini dikembangkan pertama kali oleh James Gosling saat masih bergabung di Sun Microsystems, saat ini Sun sudah diakuisisi oleh Oracle sehingga menjadi bagian dari Oracle (EMS, 2015).

Bahasa Java awal dirilis tahun 1995. Sintaksnya banyak meniru sintaks yang terdapat pada C dan C++, hanya saja model objek dibuat lebih sederhana serta dukungan rutin-rutin level bawah yang minimal (EMS, 2015).

Versi awal Java pada tahun 1996 sudah merupakan versi rilis dan bukan versi beta, sehingga dinamakan Java Versi 1.0. Java versi ini menyertakan banyak paket standar awal yang terus dikembangkan pada versi selanjutnya. Paket-paket yang ada antara lain (EMS, 2015):

• Java.lang : peruntukan kelas elemen-elemen dasar.

• Java.io : peruntukan kelas input dan output, termasuk penggunaan berkas.

• Java.until : peruntukan kelas pelengkap seperti struktur data dan kelas-kelas penanggalan.

• Java.net : peruntukan kelas TCP/IP, yang memungkinkan berkomunikasi dengan computer lain menggunakan jaringan TCP/IP.

• Java.awt : kelas dasar untuk aplikasi antarmuka dengan pengguna (GUI).

• Java.applet : kelas dasar aplikasi antarmuka untuk diterapkan pada penjelajah web.

Bahasa pemrograman java dibuat dengan memperhatikan beberapa prinsip berikut (EMS, 2015):

• Harus sederhana, berorientasi objek dan familier.

• Kuat dan aman.

• Tidak tergantung platform dan portabel.

• Bias dieksekusi dengan performa tinggi.

• Bias diinterpretasikan, threaded dan dinamis.

(40)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.6 Mobile Application

Mobile application adalah sebuah aplikasi yang memungkinkan manusia melakukan mobilitas dengan menggunakan perlengkapan seperti PDA, telepon seluler (handphone). Dengan menggunakan aplikasi mobile, manusia dapat dengan mudah melakukan berbagai macam aktivitas mulai dari hiburan, berjualan, belajar, mengerjakan pekerjaan kantor, browsing, chatting email, dan lain sebagainya (Anjuliani & Astuti, 2015).

Saat ini teknologi mobile telah berkembang pesat termasuk teknologi mobile berbasis android yang mempunyai dukungan fitur aplikasi yang beragam, teknologi mobile memungkinkan aplikasi dapat diakses secara mudah dan cepat karena tidak membutuhkan tempat atau ruang yang besar dan dapat dibawa kemana-mana (Wirayuda, Setiawan, & Wibowo, 2013).

2.7 Android

Android adalah sistem operasi mobile berdasarkan modifikasi versi Linux.

Android awalnya dikembangkan oleh sebuah perusahaan pengembang yang namanya sama, Android, Inc. pada tahun 2005, sebagai bagian strateginya dalam memasuki pasar mobile, Google membeli Android dan mengambil alih pengembanganya sampai sekarang (Supriyanta & Widodo, 2016).

Google ingin Android terbuka dan bebas, oleh karena itu sebagian besar kode Android dilepas di bawah lisensi open source Apache, yang berarti bahwa siapapun yang ingin menggunakan Android dapat men-download sumber kode Android secara penuh. Terlebih lagi bagi vendor (biasanya pabrikan hardware) dapat menambahkan ekstensi propietari pada Android dan menyesuaikan Android untuk membedakan produk Android mereka dengan lainya. Model pengembangan ynag sederhana ini membuat Android sangat menarik dan telah mengusik ketertarikan banyak vendor. Terutama bagi perusahaan yang terpengaruh dengan fenomena iPhone Apple, sebuah kesuksesan produk yang luar biasa yang merevolusi industri smartphone. Perusahaan termasuk Motorola dan Sony yang selama bertahun-tahun mengembangkan sistem operasi mobile sendiri. Ketika iPhone diluncurkan, banyak perusahaan seperti ini berjuang untuk menemukan cara baru untuk merevitalisasi

(41)

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

produk mereka. Pabrikan ini melihat Android sebagai sebuah solusi, mereka meneruskan untuk mendesain hardware mereka dan menggunakan Android sebagai Sistem Operasi yang memberikan kekuasaanya (Supriyanta & Widodo, 2016).

Keuntungan utama mengadopsi Android adalah Android menawarkan pendekatan terpadu pada pengembangan aplikasi. Pengembang hanya perlu mengembangkan untuk Android, dan aplikasi mereka dapat dijalankan pada banyak perangkat yang berbeda, sepanjang perangkat tersebut menggunakan Android. Pada dunia smartphone, aplikasi adalah bagian rantai sukses yang paling penting. Oleh karena itu pabrikan hardware melihat Android sebagai harapan terbaiknya untuk menantang serangan hebat iPhone, yang sudah memiliki dasar aplikasi yang besar (Supriyanta & Widodo, 2016).

Android telah mengalami sejumlah update sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2007 sampai yang diluncurkan terakhir tahun 2013. Tabel 2.6 berikut menunjukkan berbagai macam versi Android dan kode namanya. Kode nama versi Android menggunakan nama-nama kue agar mudah diingat (Supriyanta & Widodo, 2016).

Android memiliki banyak versi yang terus diperbaharui demi memperbaiki bug dan penambahan-penambahan fitur baru. Berikut merupakan versi-versi Android yang telah ada, yaitu (Supriyanta & Widodo, 2016):

(42)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 2.2 Versi Android

(Sumber : (Irsyad, 2016))

2.7.1 Feature Android

Android bersifat open source dan bebas tersedia bagi pabrikan untuk penyesuaian, sehingga tidak ada konfigurasi hardware dan software yang tetap. Akan tetapi Android sendiri mendukung fitur-fitur berikut (Supriyanta

& Widodo, 2016):

a. Storage, menggunakan SQLite sebuah database relasional yang ringan.

b. Conectivity, mendukung GSM/EDGE, IDEN, CDMA, EV-DO, UMTS, Bluetooth, Wifi, LTE dan WiMAX

c. Messaging, mendukung SMS dan MMS.

(43)

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

d. Web Browser, berdasarkan open source WebKit.

e. Media Support, mendukung berbagai tipe media, MPEG, MP4, 3GP, JPEG, PNG dan lain-lain.

f. Hardware support, accelerometer sensor, camera, digital compas, proximity sensor, dan GPS.

g. Multi touch, multi tasking, mendukung flash dan tethering, sharing koneksi internet.

Secara umum sistem operasi Android terbagi ke dalam 4 lapisan, yaitu kernel linux, libraries dan android runtime, application framework dan application. Kernel linux merupakan dasar dari sistem operasi Android.

Lapisan di atasnya adalah lapisan libraries. Pada lapisan ini berisi semua kode yang menyediakan fitur utama sistem operasi Android. Sebagai contoh, library SQLite menyediakan dukungan database sehingga sebuah aplikasi dapat menggunakanya untuk penyimpanan data. Library WebKit menyediakan fungsionalitas web browsing. Pada lapisan yang sama terdapat Android Runtime, yang menyediakan seperangkat library inti yang memungkinkan pengembang untuk menulis aplikasi android menggunakan bahasa pemrograman java (Supriyanta & Widodo, 2016).

Android runtime juga termasuk Dalvik Virtual Machine, yang memungkinkan setiap aplikasi android menjalankan prosesnya sendiri, dengan instance Dalvik Virtual Machine -nya (aplikasi android dikompilasi ke dalam dalvik executable). Dalvik adalah virtual machine yang khusus digunakan pasa Android dan optimal untuk perangkat mobile dengan baterai dengan memori dan CPU yang terbatas. Lapisan di atasnya adalah application framework, yang menampakkan berbagai macam kemampuan sistem operasi Android kepada pengembang aplikasi sehingga mereka dapat menggunakan pada aplikasi mereka. Lapisan yang paling atas adalah aplikasi, pada lapisan ini kita bisa menemukan aplikasi yang dikapalkan bersama dengan perangkat Android, seperti contacts, browser serta aplikasi- aplikasi yang di-download dari Play Store (Supriyanta & Widodo, 2016).

(44)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.8 Android Studio

Android Studio merupakan sebuah Integrated Development Environment (IDE) khusus untuk membangun aplikasi yang berjalan pada platform android.

Android studio ini berbasis pada IntelliJ IDEA, sebuah IDE untuk bahasa pemrograman Java. Bahasa pemrograman utama yang digunakan adalah Java, sedangkan untuk membuat tampilan atau layout, digunakan bahasa XML. Android studio juga terintegrasi dengan Android Software Development Kit (SDK) untuk deploy ke perangkat android (Khalilulah, 2016).

Android studio adalah IDE (Integrated Development Environment) resmi untuk pengembangan aplikasi Android dan bersifat open source atau gratis.

Peluncuran Android Studio ini diumumkan oleh Google pada 16 mei 2013 pada event Google I/O Conference untuk tahun 2013. Sejak saat itu, Android Studio mengantikan Eclipse sebagai IDE resmi untuk mengembangkan aplikasi (Khalilulah, 2016).

a. Android studio sendiri dikembangkan berdasarkan IntelliJ IDEA yang mirip dengan Eclipse disertai dengan ADT plugin (Android Development Tools).

Android studio memiliki fitur (Khalilulah, 2016) : Project berbasis pada Gradle Build.

b. Refactory dan pembenahan bug yang cepat.

c. Tools baru yang bernama “Lint” dikalim dapat memonitor kecepatan, kegunaan, serta kompetibelitas aplikasi dengan cepat.

d. Mendukung Proguard And App-signing untuk keamanan.

e. Memiliki GUI aplikasi android lebih mudah.

2.9 MySQL

2.9.1 Pengertian MySQL

MySQL adalah sebuah program database server yang mampu menerima dan mengirim datanya dengan sangat cepat, multi user serta menggunakan perintah standar SQL. MySQL memiliki dua bentuk lisensi, yaitu FreeSoftware dan Shareware. MySQL yang biasa kita gunakan adalah MySQL Free Software yang berada dibawah lisensi GNU/GPL (General

(45)

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Public License). MySQL merupakan sebuah database server yang free, artinya kita bebas menggunakan database ini untuk keperluan pribadi atau usaha tanpa harus membeli atau membayar lisensinya. MySQL pertama kali dirintis oleh seorang programmer database bernama Michael Widenius (Radillah, 2018).

Selain sebagai database server, MySQL juga merupakan program yang dapat mengakses suatu database MySQL yang berposisi sebagai server. Pada saat itu berarti program kita berposisi sebagai client. Jadi MySQL adalah sebuah database yang dapat digunakan baik sebagai client maupun server (Radillah, 2018).

2.9.2 Kelebihan MySQL

MySQL adalah sebuah database server, dapat juga berperan sebagai client sehingga sering disebut database client/server, dimana kemampuannya dapat berjalan baik di OS (Operating System) manapun, dengan platform windows maupun linux. Selain itu database ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan database lain, diantaranya adalah (Radillah, 2018):

1. MySQL sebagai Database Management System (DBMS).

2. MySQL sebagai Relation Database Management System (RDBMS).

3. MySQL adalah sebuah software database yang Open Source, artinya program ini bersifat free atau bebas digunakan oleh siapa saja tanpa harus membeli dan membayar lisensi kepada pembuatnya.

4. MySQL merupakan sebuah database server, jadi dengan menggunakan database ini anda dapat menghubungkannya ke media internet sehingga dapat diakses dari jauh.

5. MySQL mampu menerima query yang bertumpuk dalam satu permintaan atau yang disebut Multi-Threading.

2.10 UML

Dalam buku “Analisis dan Perancangan Sistem” Agustinus Mujilan mengatakan bahwa UML merupakan salah satu cara dalam menjelaskan perancangan sistem. Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa

(46)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML mendefinisikan notasi dan syntax/semantic (Mujilan, 2013). UML dapat diibaratkan sebagai suatu blueprint pada suatu bangunan. Desain dengan UML digunakan oleh seorang programmer untuk melakukan pengkodean. Bisa terjadi seorang desainer adalah juga seorang programmer (Mujilan, 2013).

2.10.1 Use Case Diagram

Use case Diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”. Sebuah use case merepesentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem, meng-create sebuah daftar belanja, dan sebagainya.

Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu (Mujilan, 2013).

Use case diagram dapat sangat membantu bila kita sedang menyusun requirement sebuah sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan klien, dan merancang test case untuk semua feature yang ada pada sistem (Mujilan, 2013).

Sebuah use case dapat meng-include fungsionalitas use case lain sebagai bagian dari proses dalam dirinya. Secara umum diasumsikan bahwa use case yang di-include akan dipanggil setiap kali use case yang meng- include dieksekusi secara normal (Mujilan, 2013).

Sebuah use case dapat di-include oleh lebih dari satu use case lain, sehingga duplikasi fungsionalitas dapat dihindari dengan cara menarik keluar fungsionalitas yang common (Mujilan, 2013).

Gambar

Gambar 2.1 Prosedur Pengambilan Keputusan  (sumber : (Latif et al., 2018))  2.1.5  Tujuan Sistem Pendukung Keputusan
Tabel 2.6 Literatur Sejenis
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir
Tabel 4.1 Identifikasi Aktor
+7

Referensi

Dokumen terkait

c. bahasa, merupakan alat untuk menyampaikan pikiran dan ide, oleh karena itu gunakan bahasa yang baik dan benar, mudah dipahami serta komunikatif sesuai dengan taraf

(3) Dalam hal permohonan pengembalian kelebihan pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disetujui oleh Pimpinan Instansi Pemerintah, kelebihan pembayaran diperhitungkan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode CRC32 ini membuat suatu file mempunyai sidik jari dalam bentuk 8 bit bilangan hexadecimal yang dapat dipakai

Kelebihan dan kekurangan menurut (Kusumadewi, 2006) dari metode Simple Additive Weighting dibanding dengan model pengambil keputusan lainnya terletak pada kemampuannya

Kelebihan dari metode Simple Additive Weighting dibanding dengan model pengambil keputusan lainnya terletak pada kemampuannya untuk melakukan penilaian secara lebih tepat

Kelebihan dari metode Simple Additive Weighting dibanding dengan model pengambil keputusan lainnya terletak pada kemampuannya untuk melakukan penilaian secara lebih

Menimbang, bahwa hukum dasar dalam pembagian harta bersama adalah dibagi dua sebagaimana dimaksud dalam pertimbangan hukum majelis hakim pengadilan tingkat pertama,

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Bahan Organik terhadap Pemanfaatan Media Bekas