• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III POTENSI DAN PENGEMBANGAN DESA WISATA LURIK TLINGSING KABUPATEN KLATEN A. Sejarah Lurik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III POTENSI DAN PENGEMBANGAN DESA WISATA LURIK TLINGSING KABUPATEN KLATEN A. Sejarah Lurik"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

28 BAB III

POTENSI DAN PENGEMBANGAN DESA WISATA LURIK TLINGSING KABUPATEN KLATEN

A. Sejarah Lurik

Berbagai penemu sejarah menunjukkan bahwa kain tenun lurik telah ada di Jawa sejak zaman pra sejarah. Ini terbukti pada prasasti Kerajaan Mataram (851- 882 Masehi) yang menunjukkan adanya kain lurik pakan malang. Prasasti Raja Erlangga pada tahun 1033 yang menyebutkan bahwa “kain tuluh watu” adalah salah satu nama kain lurik. Dan juga pemakaian selendang pada arca terracotta asal Trowulan di Jawa Timur dari abad 15 Masehi menunjukkan penggunaan kain lurik pada masa itu. Adanya tenun di Pulau Jawa diperkuat dengan pemakaian tenun pada arca-arca dan relief candi yang tersebar di Pulau Jawa.

Daerah persebaran lurik adalah di Yogyakarta, Solo dan Tuban. Lurik merupakan nama kain dan kata lurik itu sendiri berasal dari Jawa, lorek yang berarti lajur atau garis-garis yang merupakan lambang kesederhanaan. Sederhana dalam penampilan maupun dalam pembuatan namun sarat dengan makna. Lurik menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia (1997) adalah suatu hasil kain tenunan benang yang berasal dari Jawa Tengah dengan motif dasar garis-garis atau kotak- kotak dengan warna-warna suram yang pada umumnya pada aneka warna benang.

Kata Lurik berasal dari kata “rik” yang artinya garis atau parit yang dimaknai sebagai pagar atau pelindung bagi pemakainya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lurik merupakan kain yang diperoleh melaui proses penenunan dari seutas benang (lawe) yang diproses sedemikian rupa menjadi selembar kain katun. Motif atau corak yang dihasilkan

(2)

commit to user

29

berupa garis-garis vertikal maupun horisontal yang dijalin sedemikian rupa sesuai warna yang dikehendaki dengan berbagai variasinya.

B. Potensi Desa Wisata Lurik Tlingsing

Kabupaten Klaten sebagai salah satu wilayah Jawa Tengah yang memiliki berbagai macam potensi desa wisata. Desa Wisata Lurik Tlingsing memiliki berbagai macam potensi wisata, antara lain:

1. Pemandangan alam

Gambar 7 Pemandangan sawah Desa Wisata Lurik Tlingsing

(Sumber: dokumentasi pribadi, 31 Mei 2015)

Desa Wisata Lurik Tlingsing memiliki pemandangan pedesaan yang masih asri. Area persawahan yang luas, rumah-rumah penduduk desa, pepohonan yang rindang dan perkebunan tebu yang mengelilingi wisata desa tersebut merupakan pemandangan yang dapat dinikmati wisatawan selama perjalanan. Pemandangan alam yang dimiliki desa tersebut menggambarkan suasana pedesaan yang berbeda jauh dengan kehidupan kota. Wisatawan dapat merasakan ketenangan dan

(3)

commit to user

30

kesederhanaan suasana kehidupan pedesaaan melalui rangkaian Wisata Desa Lurik Tlingsing.

2. Kuliner

Desa Wisata Lurik Tlingsing memiliki beberapa makanan olahan yang mengundang selera. Berbagai jenis makanan yang ditawarkan di desa ini antara lain: tengkleng greng, telur asin oven, onde-onde, aneka macam kripik dan krupuk. Aneka snack merupakan produk unggulan yang sudah tersertifikasi melalui SPP-PIRT Dinkes Kabupaten Klaten. Aneka makanan ini bisa wisatawan cicipi langsung maupun dibawa sebagai oleh-oleh dengan harga yang terjangkau.

Daftar harga makanan olahan Desa Wisata Lurik Tlingsing di antaranya:

a) Kripik pisang kepok rasa durian Rp 45.000/kg b) Kripik bawang Rp 30.000/kg

c) Ceriping ketan Rp 25.000/bungkus d) Kacang bawang bawang Rp 35.000/kg e) Onde-onde ketawa Rp 30.000/bungkus

f) Snack basah memiliki harga yang beraneka ragam sesuai dengan pesanan.

3. Kali Dengkeng

Kali Dengkeng merupakan salah satu sungai yang melintas di wilayah administratif Solo Raya. Lokasi Kali Dengkeng sekitar 10 meter dari Desa Wisata Lurik Tlingsing. Kali Dengkeng memiliki sumbangan yang cukup besar terhadap usaha pertanian daerah yang dilalui oleh aliran sungai ini. Kondisi ini dapat terjadi karena hulu sungai berasal dari Gunung Merapi, dan juga belum banyak polutan yang masuk ke dalam perairan. Keanekaragaman flora dan fauna di kawasan

(4)

commit to user

31

daerah aliran Kali Dengkeng sangat bervariasi untuk tiap dusun. Tanaman budidaya berupa pohon juga banyak dijumpai di sepanjang daerah aliran sungai, misalnya sukun, kluih, jati, lamtoro, akasia, sirsat, johjar, mlinjo, albesia. Dapat dijumpai bermacam-macam jenis ikan, seperti : jambal, lele, tawes, tombro, nila, gabus, dan belut. Wisatawan dapat memacing di Kali Dengkeng dan menikmati suasana pedesaan yang asri.

Gambar 8 Situasi Kali Dengkeng

(Sumber: dokumentasi pribadi, 31 Mei 2015) 4. Bata

Gambar 9 Bata Merah

(Sumber: dokumentasi pribadi, 31 Mei 2015)

(5)

commit to user

32

Selain menekuni tenun lurik sebagian besar masyarakat juga memproduksi bata. Bahan dasar untuk membuat bata adalah tanah yang diperoleh dari sawah mereka masing-masing. Bata yang sudah jadi dijual dan dipasarkan pada penduduk sekitar dan juga warga dari desa-desa lain yang biasanya datang ke tempat tersebut untuk membeli bata.

5. Kegiatan pertanian

Gambar 10 Aktifitas masyarakat Desa Wisata Lurik Tlingsing

(Sumber: dokumentasi pribadi, 31 Mei 2015)

Kegiatan pertanian masyarakat yang dapat menarik wisatawan agar berkunjung di Desa Wisata Lurik Tlingsing meliputi kegiatan bercocok tanam, pengairan, membajak sawah dan memanen. Jenis tanaman yang ditanam juga beraneka ragam seperti padi, tebu dan jagung.

Dari potensi wisata yang ada di Desa Wisata Lurik Tlingsing tersebut dapat dimengerti bahwa tenun lurik yang merupakan salah satu daya tarik utama dalam wisata Desa Wisata Lurik Tlingsing yang telah dikelola secara struktural dan terorganisasi. Proses membuat kain tenun inilah yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang mengunjungi Desa Wisata Lurik Tlingsing. Desa Wisata Lurik Tlingsing dikemas sebagai paket perjalanan wisata yang menarik untuk

(6)

commit to user

33

dikunjungi dan menikmati suasana pedesaan yang asri, merupakan suatu hal yang perlu dilakukan untuk dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisata.

6. Pembuatan Tenun Lurik di Desa Wisata Lurik Tlingsing Gambar 11 Penenunan menggunakan ATBM

(Sumber: dokumentasi pribadi, 31 Mei 2015)

Desa Wisata Lurik Tlingsing mayoritas perempuan di desa bekerja sebagai pengrajin lurik ATBM. Lurik yang dihasilkan di Desa Wisata Lurik Tlingsing memiliki ciri khas unik dengan lurik yang dibatik. Proses pembuatan lurik menjadi bagian penting dari paket wisata yang ditawarkan karena pembuatan lurik yang masih tradisional dan tidak menggunakan mesin menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Dengan proses tersebut wisatawan ikut diajak serta membuat dan mengenal lurik lebih dalam lagi, mulai dari pewarnaan hingga penenunan.

7. ShowRoom Lurik Desa Wisata Lurik Tlingsing

Kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Desa Tlingsing memiliki 2 showroom yang menampung hasil lurik. Berbagai macam jenis barang di hasilkan dari kain

(7)

commit to user

34

lurik itu sendiri berupa kain serbet, baju, tas, dompet, dan berbagai macam kain lurik. Showroom bertujuan untuk wisatawan bisa melihat hasil produksi serta kreasi masyarakat Desa Wisata Lurik Tlingsing dan di sinilah wisatawan bisa membeli hasil produk lurik.

Gambar 12 Showroom Produk Desa Wisata Lurik Tlingsing

(Sumber: dokumentasi pribadi, 31 Mei 2015)

8. Pembuatan kerajinan berbahan dasar tenun lurik Desa Wisata Lurik Tlingsing Pengembangan kain lurik yang lebih inovatif dan modern menuntut masyarakat lebih kreatif dalam mengembangkan kain lurik menjadi berbagai macam hasil produksi. Dengan demikian, lurik lebih diminati berbagai kalangan dan menjadikan hasil dari bahan dasar lurik bisa digunakan sehari-hari. Desa Wisata Lurik Tlingsing memiliki berbagai macam hasil produksi berbahan dasar kain lurik, seperti: dompet, tas, baju dan tempat pensil. Wisatawan yang berkunjung di Desa Wisata Lurik Tlingsing bisa memilih serta membeli hasil produksi lurik sesuai dengan apa yang diinginkan.

Gambar 13 Hasil produksi dompet dan tas lurik Desa Wisata Lurik Tlingsing

(8)

commit to user

35

Gambar 13 Hasil kerajian berbahan dasar lurik

(Sumber: dokumentasi pribadi, 31 Mei 2015)

C. Pengembangan Desa Wisata Lurik Tlingsing

Terdapat berbagai cara untuk mengembangkan ekonomi dalam sebuah tatanan masyarakat. Surat Edaran (SE) Gubernur Jawa Tengah yang menganjurkan pemakaian lurik pada PNS pada tahun 2010 dan sebelumnya Bupati Klaten juga mengeluarkan SE No 65/77/06/2010 yang mewajibkan PNS menggenakan seragam lurik sepekan dua kali. Kebijakan itu merupakan langkah nyata dari pemerintah untuk mengangkat harkat martabat pengrajin lurik dan masyarakat secara langsung terlibat dalam proses pembuatan, pendistribusian, sampai pemasarannya. Pengembangan Desa Wisata Lurik Tlingsing dibantu beberapa pihak. antara lain:

1. LSM Gita Pertiwi

Setelah adanya kebijakan pemerintah tersebut usaha tenun lurik sempat

“layu”, tetapi saat ini masyarakat Desa Tlingsing mulai mengembangkan tenun lurik kembali. Saat ini usaha tenun lurik menunjukkan perkembangan yang pesat, sehingga pengrajin lurik saat ini belum bisa memenuhi permintaan pasar

(9)

commit to user

36

dikarenakan adanya peningkatan yang signifikan setelah dikeluarkannya kebijakan tersebut. Untuk tetap mempertahankan eksistensi Desa Tlingsing pada umumnya dan pengrajin pada khususnya, Gita Pertiwi bersama penggrajin tenun dan makanan olahan secara finansial didukung oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) membuat rintisan desa wisata. Desa Wisata Lurik Tlingsing, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten yang berbasis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Desa Wisata Lurik Tlingsing merupakan salah satu home industry lurik ATBM. Tercatat ada 225 pengrajin tenun yang menekuni tenun ATBM. Pengrajin tersebut tersebar hampir di semua dusun serta kondisi geografis yang masih alami menjadi daya tarik tersendiri. Wilayah desa yang dikelilingi perbukitan serta mata pencaharian penduduk sekitar yang bercocok tanam menjadi peluang yang bisa disinergikan menjadi desa wisata. Masyarakat setempat sudah membuat Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang mencoba menata dan merintis desa wisata ini. Setelah adanya festival lurik pada 29 Oktober 2009 dan mendapatkan respon positif, sehingga banyak orang yang datang ke Desa Wisata Lurik Tlingsing tersebut. Desa Wisata Lurik Tlingsing harus bisa menggerakkan semua elemen yang ada di desa tersebut, tidak hanya lurik dan oleh-olehnya tetapi juga atraksi khas pedesaan seperti persawahan, produksi batu merah dan peternakan bebek.

Gita Pertiwi (GP) merupakan LSM yang menaungi pembentukan Desa Wisata Lurik Tlingsing dan peran GP adalah sebagai fasilitator serta pendamping dalam kemajuan perekonomian masyarakat desa. Melihat potensi yang ada di Desa Tlingsing, GP mengembangkan dan mengemas potensi yang ada di Desa

(10)

commit to user

37

Tlingsing menjadi paket wisata Desa Lurik. Menurut Ibu Nunik (GP), Desa Tlingsing memiliki berbagai macam potensi seperti lurik serta makanan olahan, memanfaatkan hasil produksi asli Desa Tlingsing seperti buah-buahan yang di jadikan kripik, manisan, serta tepung. Berbagai macam buah seperti pisang dan sukun dijadikan tepung merupakan bagian dari pelatihan GP. Lurik merupakan sumber kehidupan masyarakat Desa Tlingsing dan lurik merupakan warisan nenek moyang yang perlu dilestarikan. Rantai nilai yang dikembangkan GP dari hulu ke hilir merupakan aspek produksi yang dimulai dari pelatihan tentang bahan baku, proses pembuatan lurik, modifikasi model lurik sampai pemasaran lurik itu sendiri. Tantangan GP dalam pengembangan Desa Tlingsing ada di aspek infrastruktur yang kurang memadai dan minimnya sumber daya masyarakat.

Tujuan dari terbentuknya Desa Wisata Lurik Tlingsing adalah untuk kemakmuran masyarakat dari sandang, pangan dan papan. Psiskologis masyarakat yang sempat down dikarenakan alat produksi yang rusak merupakan bagian dari stimulasi

model GP agar dapat berkembang lagi. Pengertian Sapta Pesona dalam desa wisata perlu diketahui dan dijalankan agar tujuan dibentuknya Desa Wisata Lurik Tlingsing dapat dicapai. Dana pinjaman GP untuk menunjang proses pemberdayaan dan proses pembelajaran per rumah tangga sekitar Rp 500.000,- sampai dengan Rp 1.000.000,- dan berbagai macam bantuan non finansial yang tidak seperti pelatihan serta pendampingan kepada masyarakat. GP dan beberapa tokoh masyarakat mengenalkan produk lurik serta Desa Wisata Lurik Tlingsing kepada pihak lain agar dikenal wisatawan. Promosi yang dilakukan GP melalui berbagai cara seperti promosi melalui media sosial, mitra kerja GP, ASITA dan Pers Tour serta promosi tersebut ditanggapi dengan bagus yang membuat Desa

(11)

commit to user

38

Wisata Lurik Tlingsing dikenal berbagai pihak. Proses serta hasil produk di Desa Wisata Lurik Tlingsing yang membuat wisatawan tertarik untuk mengunjungi Desa Wisata Lurik Tlingsing. Proses dari awal pembuatan warna sampai penenunan benang menjadi lurik merupakan bagian dari paket yang ditawarkan di Desa Wisata Lurik agar wisatawan dapat menghargai produk lokal serta memberikan kesan baik terhadap produk handmade. Desa Wisata Lurik Tlingsing memberikan penawaran paket wisata kepada mahasiswa dari beberapa universitas seperti Universitas Gajah Mada dan Universitas Sebelas Maret, selain itu rombongan group dari Asita Tour, TK dan SD.

2. Universitas Sebelas Maret Surakarta

Desa Wisata Lurik Tlingsing merupakan salah satu desa pengabdian DIII Usaha Perjalanan Wisata (UPW) Universitas Sebelas Maret beserta dengan LPPM UNS dan PUSPARI pada tahun 2013 hingga saat ini. Masyarakat Desa Tlingsing dilatih agar dapat mengembangkan Desa Wisata Lurik ini lebih baik lagi. Dana bantuan untuk mengembangkan Desa Wisata ini sekitar Rp 46.000.000,- dan DIII UPW membentuk KUB “Tenun Klasik” serta membantu objek dan atraksi wisata di Desa Wisata Lurik Tlingsing lebih tertata. Promosi Desa Wisata Lurik Tlingsing dibantu pihak pemerintah maupun lembaga di luar pemerintah yang mendatangkan rombongan tour sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Wisata Lurik Tlingsing. Bantuan pelatihan dan bimbingan dari berbagai pihak Pemerintah maupun lembaga di luar Pemerintah memberi dampak positif di bidang pengembangan desa maupun inovasi produk agar lebih baik lagi.

(12)

commit to user

39

Gambar 14 Pembuatan produk berbahan Lurik Desa Tlingsing

(Sumber: Dokumen Umi Yuliati tahun 2013 )

Selain dari DIII Usaha Perjalanan Wisata yang mengabdi di Desa Tlingsing, Program Study Tekstil Universitas Sebelas Maret Surakarta saat ini juga mengabdi di Desa Wisata Lurik Tlingsing. Pelatihan dan pendampingan di Desa Wisata Lurik Tlingsing lebih fokus terhadap pewarnaan benang dan modifikasi warna lurik. Pelatihan pewarnaan benang dilakukan pada tanggal 31 Mei 2015 dan diikuti oleh kelompok pengrajin lurik Maju Makmur dan Rukun Makmur yang berjumlah 12 orang. Pelatihan ini berguna agar pengrajin lurik paham dan mengerti bagaimana cara pencampuran warna yang menarik dan tahan lama atau tidak luntur. Pelatihan dilakukan beberapa mahasiswa Program Study Tekstil dan di dampingi oleh Bapak Bambang sebagai ketua beserta Bapak Warto dan Ibu

(13)

commit to user

40

Roro. Bantuan yang diberikan berupa bahan baku lurik dari proses pewarnaan dan tujuan dari pelatihan ini agar dapat meningkatkan kualitas produk lurik serta meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Wisata Lurik Tlingsing.

Gambar 15 Pelatihan Prodi Tekstil Universitas Sebelas Maret

(Sumber: dokumentasi pribadi, 31 Mei 2015) 3. Masyarakat dan Pemerintah

Masyarakat Desa Wisata Lurik Tlingsing aktif dalam Pelatihan Koordinasi Tentang Management Desa Wisata akan tetapi pengembangan desa ini belum maksimal karena masyarakat lebih fokus terhadap produksi lurik untuk memenuhi kebutuhan pasar dibandingkan dengan pengembangan Desa Wisata Lurik Tlingsing sebagai Desa Wisata. Pada awal terbentuknya Desa Wisata Lurik Tlingsing sebagai Desa Wisata merupakan ide murni dari Gita Pertiwi dan masyarakat mendukung, sehingga GP mengembangkan berbagai potensi yang ada di Desa Tlingsing.

Anggota dari Pokdarwis merupakan kelompok para pengrajin Desa Wisata Lurik Tlingsing dan mayoritas pengrajin tersebut berusia lebih dari 30 tahun.

Masyarakat Desa Wisata Lurik Tlingsing yang tidak masuk menjadi anggota

(14)

commit to user

41

pokdarwis mereka hanya menjadi masyarakat biasa yang melakukan aktifitasnya sehari-hari. Desa Wisata dituntut agar semua masyarakat ikut mengembangkan Desa Tlingsing menjadi Desa Wisata Lurik Tlingsing, tetapi masyarakat yang tidak masuk dalam Pokdarwis belum paham tentang Desa Wisata tersebut.

Wisatawan yang datang di Desa Wisata Lurik Tlingsing cenderung hanya untuk membeli produk lurik dan tidak untuk wisata di Desa Wisata Lurik Tlingsing. Prinsip ekonomi masyarakat hanya sekedar untuk mendapatkan hasil dari kain lurik tersebut. Pengembangan yang dilakukan masyarakat sejauh ini belum ada, sehingga Desa Wisata Lurik Tlingsing tidak berkembang dengan berbagai macam konsep yang sudah Pokdarwis buat.

Kurangnya modal sosial, minimnya Sumber Daya Manusia (SDM), support, dan rasa memiliki yang kurang dari masyarakat membuat Desa Wisata Lurik Tlingsing hanya Desa Wisata biasa yang tidak memiliki perbedaan dengan desa- desa lainnya. Wisatawan yang datang ke Desa Wisata Lurik Tlingsing ditanggapi masyarakat dengan tidak pedulian dan lebih terkesan acuh,sehingga membuat wisatawan merasa tidak nyaman. Desa wisata menuntut masyarakat lebih aktif dan tanggap terhadap wisatawan karena pengurus serta pengelola desa tersebut adalah masyarakat itu sendiri.

Dalam setiap upaya pengembangan kawasan wisata dan daya tarik wisata, keterlibatan masyarakat khususnya masyarakat lokal mutlak diperlukan.

Keterlibatan masyarakat bertujuan untuk membantu memberdayakan sumber daya manusia dengan memberikan peluang pekerjaan atau membuka lapangan kerja bagi masyarakat lokal, menghindari munculnya konflik kepentingan antara masyarakat lokal dengan pihak pengembang daya tarik wisata, kesenjangan sosial,

(15)

commit to user

42

dan exploitasi sumber daya alam dan budaya-budaya masyarakat lokal secara berlebihan. Hal ini merupakan upaya baik yang dilakukan agar kehidupan masyarakat lokal dapat meningkatkan kesejahteraannya. Tingkat keterlibatan masyarakat lokal dalam suatu daya tarik wisata yaitu dengan adanya daya tarik wisata lain yang relatif berbeda yang disebabkan karena bervariasinya kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat lokal dalam suatu pengembangan daya tarik wisata. Pemberdayaan masyarakat lokal merupakan upaya strategi untuk melatih kemandirian masyarakat lokal ikut terlibat dalam industri pariwisata.

Usaha ini dapat dimulai dari usaha kecil-kecil atau dari level manajemen yang paling bawah. Pada akhirnya untuk masa yang akan datang, baik kuantitas dan kualitas. sumber daya masyarakat lokal mampu bersaing dengan tenaga kerja dari luar daerah dan tenaga kerja asing.

(16)

commit to user

43 Tabel 5.

Bagan Organisasi Pokdarwis Desa Wisata Lurik Tlingsing

(Sumber: Nurul Chotimah tahun 2010)

Pengurus dari anggota Pokdarwis mengalami pergantian sebanyak 2 kali dan dengan pergantian pengurus tersebut Desa Wisata Lurik Tlingsing belum mengalami perubahan yang lebih baik. Pelatihan yang diberikan dari berbagai pihak tersebut belum digunakan masyarakat dengan baik, sehingga masyarakat cenderung pasif. Berbagai bantuan rutin dari pemerintah diberikan kepada

KETUA NURHADI AmPd

BENDAHARA JOKO RIYADHI SEKERTARIS

SUGENG WIYONO

SEKSI MEDIA &

PROMOSI 1 NURUL CHOTIMAH 2. BEJO SUSILO 3. MARDI RIYANTO 4. JOKO SULISTYO SEKSI

PRODUKSI 1 SUTARNO 2. SRI LESTARI 3. SURATMI 4. TUTIK

SEKSI PEMANDU 1 SURATMI 2. SURADI 3. HANDAYANI

(17)

commit to user

44

pengrajin dan digunakan untuk modal pembuatan lurik bukan untuk mengembangkan infrastruktur dan atraksi di Desa Wisata Lurik Tlingsing.

Adanya motivasi dan bantuan promosi dari berbagai pihak sangat diperlukan dalam pengembangan Desa Wisata Lurik Tlingsing sebagai destinasi wisata yang menarik. Kesadaran masyarakat yang dituntut lebih aktif dalam pengembangan Desa Wisata Lurik Tlingsing dapat mempermudah dalam mempromosikan Desa Tlingsing sebagai Desa Wisata Lurik.

Pengemasan paket wisata yang menarik serta pemasaran yang lebih luas menjadikan Desa Wisata Lurik Tlingsing lebih dikenal oleh banyak orang baik masyarakat Klaten khusunya dan masyarakat Indonesia secara umum.

D. Pembuatan Paket Wisata Desa Wisata Lurik Tlingsing

Potensi-potensi yang tedapat di Desa Wisata Lurik Tlingsing mempunyai ciri unik yang apabila dikemas dan dikembangkan secara maksimal dapat menarik wisatawan untuk mengunjungi desa tersebut. Berikut adalah route wisata yang dapat menjadi aktivitas bagi wisatawan yang mengunjungi Desa Wisata Lurik Tlingsing.

1. Wisatawan dapat ikut serta bercocok tanam di sawah

Dimana wisatawan dapat belajar dan mempraktekkan cara bercocok tanam dari mulai tandur (menanam padi) sampai panen padi.

2. Out door management games

Di dalam games ini wisatawan diajak lebih dekat dengan alam dan melestarikan permainan tradisional berupa lomba bakiak, benthik, gobak sodor, betengan, lomba enggrang dan permainan tradisional lainnya.

(18)

commit to user

45

3. Wisatawan dapat menikmati suasana desa dengan mengendarai sepeda di sore hari.

4. Wisatawan diajak ikut serta membuat makanan olahanDesa Wisata Lurik Tlingsing. Klaten memiliki berbagai macam makanan khas seperti kripik pisang, kripik tempe, kacang bawang dan aneka roti kering.

5. Pengenalan tentang lurik dan macam-macam jenisnya

Sebelum wisatawan terjun atau ikut serta pembuatan kain lurik, wisatawan dibekali dengan pengetahuan berupa macam-macam lurik, alat dan bahan serta proses yang akan dilakukan dalam pembuatan lurik.

6. Para wisatawan dapat melihat dan ikut serta membuat kain tenun lurik mulai dari awal benang sampai penenunan.Wisatawan diajak praktek pembuatan kain tenun lurik yang dipelajari sebelumnya mulai dari pewarnaan benang, proses ngletek, proses malet, proses sekir, proses nyucuk, serta proses penenunan dengan alat yang dinamakan TUSTEL sampai menjadi kain tenun ATBM.

7. Wisatawan dapat berkunjung di showroom tenun lurik

Pokdarwis Desa Tlingsing memiliki 2 showroom yang dikelola oleh anggota yang dimana terdapat kain tenun lurik, tas, baju, dompet, serta macam-macam hasil produksi tenun lainnya.

Dengan deskripsi diatas, wisatawan dapat mengambil paket sesuai minat wisatawan dengan harga :

a. Bercocok tanam : Rp 20.000,-/ orang

b. Games : Rp 25.000,-/ orang

c. Sewa sepeda : Rp 15.000,-/ orang

(19)

commit to user

46

d. Pembuatan makanan tradisional : Rp 35.000,-/ orang e. Pengenalan dan pembutan tenun lurik : Rp 50.000,-/ orang Selain paket diatas Desa Wisata Lurik Tlingsing juga menawarkan homestay di rumah warga dengan harga per malam Rp 50.000,-/orang sudah termasuk makan malam dengan menu nasi putih, sayur (sayur lodeh/ sayur bobor/ daun singkong), ikan asin, tempe/tahu/rambak/karak, sambal dan air mineral.

E. Analisa 4A Desa Wisata Lurik Tlingsing

Desa Wisata Lurik Tlingsing merupakan salah satu desa yang memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, yaitu Tenun Lurik. Desa Tlingsing sudah menjadi Desa Wisata Lurik Tlingsing Kabupaten Klaten dan sudah ada beberapa wisatawan yang datang ke desa tersebut untuk berwisata. Untuk mengembangkan Desa Wisata ini maka diperlukan analisa 4A, yaitu:

1. Atraksi

Atraksi yang baik yaitu harus mempunyai daya tarik yang positif kepada wisatawan untuk dapat dikunjungi, disaksikan dan dinikmati serta memberi kesan yang baik kepada wisatawan yang berkunjung untuk dapat berkunjung lagi suatu saat nanti. Atraksi wisata yang ada di Desa Wisata Lurik Tlingsing ini antara lain:

a. Wisatawan bisa mellihat proses pembuatan kain tenun lurik dari awal sampai akhir mulai dari pewarnaan benang sampai menenun dengan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).

b. Wisatawan juga bisa melihat aktivitas penduduk lainnya selain menenun yaitu membuat batu merah, membuat makanan olahan.

(20)

commit to user

47

c. Melihat dan membeli hasil produksi tenun lurik berupa kain lurik, tas, baju, dompet dan berbagai hasil dari kain lurik tersebut.

2. Aktivitas

Aktivitas yang dapat dilakukan wisatawan di Desa Wisata Lurik Tlingsing yaitu:

a. Wisatawan dapat belajar membuat kain tenun lurik yang menjadi kegiatan sehari-hari oleh masyarakat Desa Wisata Lurik Tlingsing.

b. Wisatawan dapat menikmati panorama alam pedesaaan yang masih segar seperti hamparan luas tanaman padi di sepanjang jalan yang mampu menjadi salah satu terapi untuk menyegarkan pikiran.

c. Wisatawan dapat belajar bercocok tanam di kebun warga setempat seperti menanam padi, jamur, singkong jagung dan belajar berternak bebek, sapi dan kambing yang menjadi kegiatan keseharian masyarakat desa tersebut.

d. Membuat bata merah juga dapat dilakukan wistawan yang berkunjung di Desa Wisata Lurik Tlingsing ini.

e. Memancing di Kali Dengkeng dapat dijadikan salah satu atraksi wisata yang ada di Desa Wisata Lurik Tlingsing.

3. Aksesbilitas

Salah satu faktor utama wisatawan berkunjung ke suatu objek wisata adalah jalan atau perjalanan menuju objek tersebut mudah dijangkau. Lokasi Desa Wisata Lurik Tlingsing ini berada di jalan alternatif Solo-Yogyakarta yang merupakan satu kawasan dengan Desa Wisata Mlese, sehingga mudah dijangkau wisatawan. Kondisi jalan menuju Desa Wisata Lurik Tlingsing masih dalam proses perbaikan transportasi yang dapat digunakan wisatawan untuk berkunjung ke Desa Wisata Lurik Tlingsing yaitu dari Kota Solo seperti Bandara Adi

(21)

commit to user

48

Sumarmo, wisatawan dapat naik taksi menuju Desa Wisata Lurik Tlingsing atau bus jurusan Yogyakarta turun di Karangwuni lalu melanjutkan perjalanan menggunakan ojek untuk sampai ke Desa Wisata Lurik Tlingsing. Wisatawan dari Yogyakarta juga dapat menggunakan transportasi taksi untuk sampai Desa Wisata Lurik Tlingsing atau bus jurusan antarkota/antar propinsi turun di Karangwuni selanjutnya menggunakan ojek untuk sampai ke Desa Wisata Lurik Tlingsing.

4. Amenitas

Wisatawan akan merasa nyaman berkunjung ke suatu objek wisata karena fasilitas atau sarana dan prasarana yang ada di objek tersebut dapat memenuhi kebutuhan wisatawan selama berada di objek tersebut. Fasilitas penunjang yang terdapat di Desa Wisata Lurik Tlingsing yaitu :

a. Alat-alat dan bahan untuk membuat tenun lurik yang sudah lengkap mulai dari ATBM dan bahan baku itu sendiri apabila pengunjung ingin membuat tenun. Masyarakat Desa Wisata Lurik Tlingsing memiliki 1 sampai 2 ATBM per rumah sehingga wisatawan group yang berkunjung di Desa Wisata Lurik Tlingsing bisa belajar membuat tenun tanpa khawatir tidak cukup.

b. Terdapat beberapa pengrajin tenun lurik yang sudah berpengalaman menjadi tenaga pengajar tenun apabila pengunjung belajar membuat tenun kain lurik.

c. Untuk saat ini toilet atau kamar mandi tersedia di rumah warga itu sendiri.

d. Terdapat 2 showroom yang menampung hasil produksi warga Desa Wisata Lurik Tlingsing dan dapat dikunjungi wisatawan yang ingin melihat atau membeli produk lurik.

e. Terdapat 1 warung makan yang menjual makanan berat dan terkenal di Desa Wisata Lurik Tlingsing, yaitu Tlengkleng Tlingsing serta Ayu Swalayan

(22)

commit to user

49

merupakan toko yang menjual berbagai kebutuhan seperti makanan ringan, roti, minuman dingin dan baju, sehingga wisatawan tidak perlu khawatir apabila berkunjung di Desa Wisata Lurik Tlingsing.

F. Analisa SWOT

Penelitian ini dianalisa dengan analisis SWOT yaitu Strength atau kekuatan, Weakness atau kelemahan, Opportunity atau peluang dan Threat atau ancaman

yang dimiliki Desa Wisata Lurik Tlingsing.

1. Strength (kekuatan)

Kekuatan yang dimiliki Desa Wisata Lurik Tlingsing untuk menarik minat wisatawan adalah Wilayah Klaten merupakan pusat pengembangan tenun tradisional“lurik” khususnya di Kecamatan Cawas, Bayat, Trucuk, Pedan,dan Wonosari. Surat Edaran (SE) Gubernur Jawa Tengah yang menganjurkan pemakaian lurik di lingkungan Pegawai Negeri Sipil (PNS)pada tahun 2010 dan SE Bupati No 65/77/06/2010 yang mewajibkan PNS memakai seragam lurik sepekan dua kali. Berada di jalur wisata sisi selatan Kab. Klaten dan berada di jalan alternatif Solo-Yogyakarta serta dukungan penuh dari pemerintah desa untuk pengembangan Desa Tlingsing sebagai Desa Wisata Lurik Tlingsing.

2. Weakness (kelemahan)

Di samping adanya kekuatan-kekuatan yang dimiliki Desa Wisata Lurik Tlingsing juga memiliki beberapa kelemahan dan merupakan hal-hal yang tidak dimiliki atau tidak ada di wilayah tersebut. Kelemahan ini merupakan faktor internal disamping kekuatan-kekuatan yang dimiliki. Desa Wisata Lurik Tlingsing masih memiliki beberapa kelemahan seperti pengelolaan yang kurang

(23)

commit to user

50

maksimal dan fasilitas pendukung kegiatan wisata yang dimiliki masih terbatas.

Sumber Daya Manusia yang tidak siap dan modal sosial yang kurang menjadi hambatan pengembangan Desa Wisata Lurik Tlingsing serta permintaan pasar yang semakin meningkat membuat masyarakat lebih fokus untuk menjual hasil produksi dibandingkan dengan pengembangan Desa Wisata Lurik Tlingsing dan belum maksimalnya fasilitas penunjang kegiatan wisata di Desa Wisata Lurik Tlingsing.

3. Opportunity (peluang)

Peluang yang dimiliki Desa Wisata Lurik Tlingsing dalam dunia pariwisata di Kabupaten Klaten masih luas. Kehidupan masyarakat desa yang masih asri serta proses pembuatan kain tenun lurik yang tidak dimiliki Desa Lain merupakan peluang menarik wisatawan lokal maupun mancanegara. Kabupaten Klaten memiliki banyak desa wisata, tetapi untuk wisata desa yang berkembang masih terbatas. Desa Wisata Lurik Tlingsing di Kabupaten Klaten memiliki peluang untuk dapat dikembangkan lebih baik lagi, sehingga dapat bersaing dalam dunia pariwisata. Lokasi Desa Wisata Lurik Tlingsing yang berada di jalur Solo- Yogyakarta merupakan salah satu peluang untuk menarik wisatawan. Selain itu bantuan dari beberapa pihak guna mengembangkan Desa Wisata Lurik Tlingsing merupakan salah satu peluang untuk menarik wisatawan untuk berkunjung di Desa Wisata Lurik Tlingsing.

Untuk memperkenalkan daya tarik wisata perlu adanya kerja sama dengan pihak lain dalam hal pariwisata khususnya dengan Biro Perjalanan Wisata atau travel agent, sehingga berbagai potensi wisata yang dimiliki akan diketahui dan mau dijual kepada wisatawan

(24)

commit to user

51 4. Threat (ancaman)

Ancaman bagi Desa Wisata Lurik Tlingsing antara lain adalah banyaknya minat wisatawan yang lebih memilih berwisata di Yogyakarta dan di Solo dibandingkan di Kabupaten Klaten. Objek dan daya tarik wisata di Yogyakarta dan Solo tersebut memiliki potensi yang lebih dikenal wisatawan dan berkompeten dalam persaingan di dunia pariwisata. Pengeluaran travel warning oleh beberapa negara, dengan adanya larangan bepergian ke suatu negara atau Travel Warning yang dikeluarkan oleh suatu negara untuk tidak berpergian ke

suatu negara tertentu, karena adanya ancaman gangguan keamanan pada negara tersebut seperti saat ini beredarnya berita tentang ISIS. Disamping itu, isu penyakit tertentu seperti rabbies, flu burung juga mempengaruhi pengeluaran travel warning tersebut. Pengeluaran Travel warning oleh suatu negara terhadap

Indonesia akan mempengaruhi kepariwisataan nasional pada umumnya dan Kab.

Klaten khususnya. Persaingan yang semakin ketat dengan banyaknya bermunculan desa wisata yang menawarkan atraksi sejenis (batik di Bayat, Gerabah diWedi).

G. Peluang Pengembangan Desa Wisata Lurik Tlingsing

Desa Wisata Lurik Tlingsing masih berpeluang untuk dikembangkan, sehingga dapat bersaing di dunia pariwisata khususnya Kabupaten Klaten dengan kekuatan yang dimiliki dan memanfaatkan peluang yang ada. Desa Wisata Lurik Tlingsing juga masih memiliki beberapa kekurangan yang seharusnya segera diatasi serta beberapa ancaman yang juga membutuhkan solusi. Kekurangan yang dimiliki Desa Wisata Lurik Tlingsing antara lain:

(25)

commit to user

52

1) Keterbatasan Sumber Daya Manusia yang belum paham akan Desa Wisata Lurik Tlingsing.

2) Pengelolaan yang kurang maksimal dari penggurus Pokdarwis dan masyarakat.

3) Tidak memiliki data pengunjung yang berfungsi untuk menganalisa perkembangan Desa Wisata Lurik Tlingsing pada tahun ke tahun.

4) Desa Wisata Lurik Tlingsing sudah berjalan dari tahun 2010 hingga saat ini akan tetapi belum maksimal dari berbagai aspek penunjang pariwisata.

5) Kurangnya koordinasi dari berbagai pengrajin sehingga membuat rasa saling curiga antara pengrajin satu sama lain.

6) Tarik ulur kepentingan dari anggota Pokdarwis.

7) Adanya prasangka tidak baik antar anggota Pokdarwis.

Desa Wisata Lurik Tlingsing memiliki peluang untuk lebih berkembang karena lurik berperan besar dalam perekonomian masyarakat Desa Wisata Lurik Tlingsing. Masyarakat dituntut lebih aktif dalam pengembangan Desa Wisata Lurik Tlingsing karena modal utama dalam sebuah pengembangan suatu Desa Wisata dimulai dari masyarakat yang aktif dalam pengembangan desa itu sendiri.

Peran dari luar Desa Wisata Lurik Tlingsing merupakan faktor pendorong keberhasilan dari pengembangan Desa Wisata. Peluang pengembangan Desa Wisata Lurik Tlingsing antara lain:

1. Menggali potensi wisata yang ada untuk dapat dikembangkan.

2. Mengemas berbagai atraksi dari potensi yang ada di Desa Wisata Lurik Tlingsing untuk ditawarkan kepada wisatawan.

(26)

commit to user

53

3. Mempersiapkan Sumber Daya Masyarakat yang kompeten serta kesiapan masyarakat dalam mendukung pengembangan Desa Wisata Lurik Tlingsing.

4. Menggarap berbagai potensi yang dimiliki oleh Desa Wisata Lurik dan menjadikannya objek wisata alternatif, yang inovatif serta menarik.

5. Mengadakan promosi wisata tujuan wisata Desa Wisata Lurik Tlingsing.

6. Menjalin kerja sama berbagai pihak yang berkompeten terhadap pariwisata.

7. Mengajukan proposal kepada pemerintah maupun lembaga non pemerintah agar dapat membantu pengembangan Desa Wisata Lurik Tlingsing.

8. Memaksimalkan berbagai bantuan dari semua pihak dalam upaya pengembangan Desa Wisata Lurik Tlingsing.

Dari hasil data yang diperoleh menunjukkan bahwa Desa Tlingsing sudah menjadi Desa Wisata Lurik Tlingsing, akan tetapi selama ini belum berkembang dengan baik. Berbagai potensi yang ada di Desa Wisata Lurik Tlingsing belum dikelola dengan baik oleh masyarakat. Apabila Desa Wisata Lurik Tlingsing dapat dikelola secara maksimal dan dikemas menjadi paket wisata yang menarik serta promosi yang maksimal, maka membawa pengaruh positif, yaitu meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Wisata Lurik Tlingsing pada umumnya dan pengrajin lurik khususnya. Selain meningkatkan perekonomian masyarakat, Desa Wisata Lurik Tlingsing juga dapat menambah kas Desa serta Desa tersebut dapat menarik minat investor untuk berinvestasi di Desa Wisata Lurik Tlingsing.

Dengan demikian meningkatkan nilai jual tanah dan bangunan di sekitar Desa Tlingsing.

(27)

commit to user

54

Permintaan pasar yang semakin meningkat merupakan bagian dari potensi yang dimiliki Desa Wisata Lurik Tlingsing yang berarti Lurik Tlingsing banyak peminatnya. Memaksimalkan konsep yang selama ini telah dibuat dan melaksanakan konsep tersebut dengan tujuan mengembangkan Desa Wisata Lurik Tlingsing. Bantuan berbagai pihak, dengan mendatangkan wisatawan untuk berwisata ke Desa Wisata Lurik Tlingsing dapat membantu masyarakat agar tanggap akan wisatawan, dan dengan banyaknya wisatawan yang datang di Desa Wisata Lurik Tlingsing menuntut masyarakat lebih lebih maju, dalam perkembangan Desa Wisata Lurik Tlingsing. Dengan adanya desa wisata tersebut dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi di Desa Tlingsing khususnya pemasaran tidak hanya dalam bentuk media cetak atau brosur, namun dapat menggunakan media internet sebagai sarana penjualan dan promosi Desa Tlingsing sebagai Desa Wisata Lurik Tlingsing.

Gambar

Gambar 7 Pemandangan sawah Desa Wisata Lurik Tlingsing
Gambar 8 Situasi Kali Dengkeng
Gambar 10 Aktifitas masyarakat Desa Wisata Lurik Tlingsing
Gambar 12 Showroom Produk Desa Wisata Lurik Tlingsing
+4

Referensi

Dokumen terkait

Linalool , yang juga merupakan kandungan utama pada lavender,. memberikan hasil yang signifikan pada

Penelitian yang dilakukan di dalam negeri diantaranya, Yusfaningrum (2005) hasil penelitiannya menunjukkan hubungan positif antara partisipasi anggaran dan kinerja,

Samekto (2006) menyebutkan bahwa kompos membantu tanah yang miskin hara menyediakan unsur hara yang dibutuhkan semai dengan lebih baik, memperbaiki struktur tanah sehingga

Kabupaten Kolaka, Perusahaan Saudara merupakan calon pemenang untuk paket tersebut di atas. dan sesuai Pepres 54 Tahun 2010, bersama ini kami minta kepada saudara

Hasil analisis regresi tahap pertama menunjukkan lokasi, harga dan kualitas produk berpengaruh secara simultan terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan pelanggan

Biaya Kerja sama dengan sistem StartUpKit Happy Bear.. PERHITUNGAN BIAYA OPERSIONAL

Apakah disekitar tempat tinggal ibu/bapak alat kontrasepsi tersedia dengan lengkap (pil, suntik, IUD/AKDR, implan/susuk)b.

Dalam aspek membimbing latihan mahasiswa baik tahap awal (latihan terbimbing) maupun latihan mandiri, dosen cukup jeli melihat mahasiswa mana yang mengalami kesulitan