• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA NOVEL A DANDELION WISH KARYA XI ZHI 惜之的蒲公英愿望 ( 内在要素分析 ) Xi zhi de púgōngyīng yuànwàng( Nèizài yàosù fēnxī ) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA NOVEL A DANDELION WISH KARYA XI ZHI 惜之的蒲公英愿望 ( 内在要素分析 ) Xi zhi de púgōngyīng yuànwàng( Nèizài yàosù fēnxī ) SKRIPSI"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA NOVEL A DANDELION WISH KARYA XI ZHI

惜之的蒲公英愿望

(

内在要素分析

)

Xi zhi de púgōngyīng yuànwàng( Nèizài yàosù fēnxī )

SKRIPSI Oleh :

NAMA : ANDREAS HANS CHRISTIAN HUTAPEA NIM : 120710020

PROGRAM STUDI SASTRA CINA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

(2)
(3)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh negara lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya buat ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar sarjana yang saya peroleh.

Medan, Maret 2019 Penulis

Andreas Hans Christian Hutapea

(4)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Analisis Unsur Intrinsik Pada Novel A Dandelion Wish Karya Xi Zhi” Penelitian ini menganalisis unsur intrinsik dalam novel A Dandelion Wish berupa tema, tokoh, alur, latar, dan sudut pandang. Teori yang digunakan dalam menganalisis unsur intrinsik tersebut adalah teori struktural secara umum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan unsur intrinsik yang menggunakan teori struktural. Bagian terakhir dari skripsi ini adalah hasil dari analisis unsur intrinsik yang terdapat dalam novel A Dandelion Wish. Tema yang terdapat dalam novel ini adalah dilema cinta. Tokoh yang terdapat dalam novel ini adalah Bai Qian Xun, Ou Yang Xing, Xin He Qin, Song Jia Jia, Fang Ruo Ke, Ibu Bai Qian Xun, Ayah Bai Qian Xun, dan Zhu Xue Xing.

Alur yang terdapat dalam novel ini menggunakan alur maju. Latar yang terdapat dalam novel ini adalah sebuah area perkotaan di Taiwan. Sudut Pandang yang digunakan dalam novel ini adalah sudut pandang orang ketiga.

Kata Kunci : Unsur Intrinsik; Teori Struktural; Novel A Dandelion Wish Karya Xi Zhi

(5)

ABSTRACT

This thesis entitled "Intrinsic Element Analysis in Xi Zhi's A Dandelion Wish Novel" This study analyzed the intrinsic elements in the novel A Dandelion Wish in the form of themes, characters, plot, background, and point of view. The theory used in analyzing these intrinsic elements is structural theory in general. The purpose of this study is to describe the intrinsic elements that use structural theory. The last part of this paper is the result of an analysis of the intrinsic elements found in the novel A Dandelion Wish. The theme in this novel is a love dilemma. The characters in this novel are Bai Qian Xun, Ou Yang Xing, Xin He Qin, Song Jia Jia, Fang Ruo Ke, Bai Qian Xun’s Mother, Bai Qian Xun's Father, and Zhu Xue Xing. The plot contained in this novel uses a chronological plot. The setting in this novel is an urban area in Taiwan. The point of view used in this novel is the third person's perspective.

Keywords; Intrinsic Elements; A Structural Theory; Xi Zhi’s Novel, A Dandelion Wish

(6)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan kesehatan dan rezeki serta karunia yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Unsur Intrinsik Pada Novel A Dandelion Wish Karya Xi Zhi”

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana dalam bidang Ilmu Sastra Cina.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, semangat, bimbingan, dan doa kepada penulis. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara atas bantuan fasilitas yang penulis dapatkan semasa kuliah di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Mhd. Pujiono, M.Hum, Ph.D. selaku Ketua Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan juga selaku Dosen Pembimbing I dalam penelitian skripsi. Tidak ada kata yang dapat mewakili rasa terima kasih penulis kepada beliau karena beliau meluangkan waktu di sela-sela kesibukannya serta berkenan membimbing dan memberikan motivasi serta saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya

(7)

3. Ibu Niza Ayuningtias, S.S, MTSCOL. selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya memberikan masukan dan kritikan yang membimbing penulis selama berlangsungnya proses penyusunan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen dan staf pengajar di Fakultas Ilmu Budaya, khususnya Program Studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan pelajaran selama masa perkuliahan penulis sehingga memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

5. Keluarga penulis yang sangat luar biasa yaitu, Ayahanda alm. Hotlan Hutapea dan Ibunda tercinta Andita Dian Pakpahan yang telah mendidik dan membesarkan penulis dari kecil hingga sekarang. Terkhusus kepada Amangboru Desman Siahaan dan Namboru Nurlena Hutapea yang dengan luar biasa memberikan dorongan tak henti-hentinya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dan kepada Keluarga Besar Opung Andreas Hutapea yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang juga selalu memotivasi dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi ini.

6. Kepada teman-teman mahasiswa Sastra Cina, Adolf Sigalingging, Sugar Supit, Rifal Jaelani, Darwis Pasaribu, Tingna, Seltica, Tsuruoka, Lara, Ira, yang telah memberikan dukungan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

7. Kepada para sahabat penulis, Fararat Sitohang, Frynando Purba, Yogi Simarmata, Nelson Silaen, Vino Limbong, Bernard Tarigan, Mafrilla

(8)

Manurung, Saurma Sitohang, yang telah memberikan dukungan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi yang penulis sajikan ini masih terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya, penulis mengharapkan agar nantinya skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak di kemudian hari.

Medan, 14 Maret 2019

Penulis

Andreas Hans C Hutapea NIM : 120710020

(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………...……i

ABSTRACT………....ii

PRAKATA……….iii

DAFTAR ISI………..………vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Batasan Masalah... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Konsep ... 7

2.2 Landasan Teori ... 16

2.3 Tinjauan Pustaka ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

3.1 Data dan Sumber Data ... 19

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 20

3.3 Teknik Analisis Data ... 21

BAB IV UNSUR INTRINSIK NOVEL A DANDELION WISH ... 23

4.1 Tema ... 23

4.2 Plot (Alur) ... 26

4.3 Latar (Setting) ... 30

4.4 Penokohan ... 33

(10)

4.5 Sudut Pandang ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 48

5.1 Kesimpulan ... 48

5.2 Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51

LAMPIRAN ... 53

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sastra merupakan ilmu yang sulit untuk dijabarkan. Sastra sangat berhubungan dengan kehidupan masyarakat dan dijabarkan dalam bentuk tulisan. Sastra terlahir dari dorongan manusia untuk mengungkapkan diri, hal yang berisi tentang masalah manusia, kemanusiaan, dan semesta. (Semi, 1993:1).

Sementara itu, menurut Sumardjo dan Sumaini (1997:3-4), definisi sastra: 1. Sastra adalah seni bahasa, 2. Sastra adalah ungkapan spontan dari perasaan yang mendalam, 3.

Sastra adalah ekspresi pikiran dalam bahasa, 4. Sastra adalah inspirasi kehidupan yang dimateraikan dalam sebuah bentuk keindahan, 5. Sastra adalah semua buku yang memuat perasaan kemanusiaan yang benar dan kebenaran moral dengan sentuhan kesucian, keluasan pandangan, dan bentuk yang mempesona.

Luxemburg (1984:23) mengatakan bahwa sastra dapat dipandang sebagai suatu gejala sosial karena sastra ditulis dalam kurun waktu tertentu yang langsung berkaitan dengan norma-norma dan adat istiadat pada masa itu dan pengarang sastra merupakan bagian dari suatu masyarakat atau menempatkan dirinya sebagai anggota dari masyarakat tersebut.

Novel adalah salah satu karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsur instrinsik dan ekstrinsik. Tarigan (1991:164-165) mengemukakan bahwa Novel atau sering disebut sebagai roman adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan nyata yang representative dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut. Novel mempunyai ciri bergantung pada tokoh, menyajikan lebih dari satu efek, menyajikan lebih dari satu emosi.

(12)

Selanjutnya Nurgiyantoro (2010:10) menyebutkan bahwa novel merupakan karya fiksi yang dibangun oleh unsur-unsur pembangun, yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Novel juga diartikan sebagai suatu karangan berbentuk prosa yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang lain di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku.

Menurut Sukada (1987:47), unsur instrinsik adalah unsur yang membangun struktur karya sastra. Unsur-unsur ini terdiri atas insiden, perwatakan, plot, teknik cerita, komposisi cerita, dan gaya bahasa. Unsur ekstrinsik yaitu unsur yang dikaitkan dengan data di luarnya untuk mengetahui seberapa jauh karya sastra itu memiliki dasar atau unsur kesejarahan, sosiologis, psikologis, religius, dan filosofis.

Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang secara langsung ikut serta dalam membangun cerita. Unsur intrinsik tersebut meliputi tema, alur, latar, tokoh dan penokohan, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Hal ini didukung oleh pendapat Nurgiyantoro (2010:23) yaitu: Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur- unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut serta membangun cerita.

Kepaduan antar berbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah novel berwujud. Atau, sebaliknya, jika dilihat dari sudut kita pembaca, unsur-unsur (cerita) inilah yang akan dijumpai jika kita membaca sebuah novel. Unsur yang dimaksud, untuk menyebut sebagian saja, misalnya, peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain-lain.

(13)

Sumardjo (1984:54) mengemukakan unsur-unsur intrinsik sebuah novel meliputi enam hal.

Hal-hal yang dimaksud yakni:

1. Plot (alur cerita), 2. Karakter (perwatakan), 3. Tema (pokok pembicaraan), 4. Setting ( tempat terjadinya cerita), 5. Gaya Bahasa

6. Sudut pandang pencerita

Novel A Dandelion Wish merupakan novel terjemahan dari novel aslinya yang berjudul

“钻石情人来报到” yang terbit pada tahun 2013 kemudian diterbitkan oleh Haru pada tahun

2014 yang diterjemahkan oleh Jeanni Hidayat. Novel A Dandelion Wish (钻石情人来报到)menggambarkan hubungan cinta seorang dokter mudabernama Bai Qian

Xun (白千寻) dan lelaki muda bernama Cheng Feng (程风) yang ia pungut ditengah hujan badai di kota Taiwan. Cheng Feng ternyata memiliki bakat memasak yang luar biasa. Ia mampu memikat hati Bai Qian Xun dengan rasa makanan yang dimasaknya sendiri. Selain memiliki bakat memasak yang luar biasa, Cheng Feng juga lihai dalam mengurus rumah.

Bai Qian Xun akhirnya mempekerjakan Cheng Feng sebagai asisten rumah tangganya.

Sejak ada Cheng Feng, Bai Qian Xun makan dengan lahap. Makanan apapun yang dimasak pria asing itu mampu meningkatkan nafsu makan Bai Qian Xun.

Selain pandai mengurus rumah, Cheng Feng juga ahli bermain saham. Ia menggunakan kelebihan uang yang diberikan oleh Bai Qian Xun untuk berinvestasi, tanpa sepengetahuan

(14)

Bai Qian Xun tentunya karena wanita itu hanya tahu menabung uangnya tanpa berniat untuk menginvestasikannya.

Cheng Feng juga sangat lembut dan perhatian terhadap Bai Qian Xun. Perlahan ia mengubah sifat keras dan dingin Bai Qian Xun menjadi wanita yang hangat. Bai Qian Xun yang dingin dapat membicarakan lebih banyak hal dengan Cheng Feng. Ia selalu menyukai cara pria itu memperlakukannya bak putri raja.

Bai Qian Xun sadar ia telah jatuh cinta. Ia mulai membuang semua teori negatifnya tentang cinta. Yang tidak diketahuinya tentang Cheng Feng adalah, lelaki itu amnesia. Cheng Feng sendiri ingin tetap kehilangan dan hidup bahagia bersama Bai Qian Xun. Ia ingin menceritakan kondisi sebenarnya, tetapi selalu tidak ada kesempatan.

Maka hari- hari penuh tawa dan kasih sayang itu terus berlanjut. Sayangnya, di saat ia tengah merasakan kebahagiaan, ingatan Cheng Feng kembali. Ternyata ia adalah saudara tiri Xin He Qin, kepala rumah sakit tempat Bai Qian Xun bekerja.

Setelah bertemu Xin He Qin, memori Cheng Feng kembali. Cheng Feng adalah Ou Yang Xing, seorang milyuner yang memiliki ratusan cabang restoran yang tinggal di Amerika. Ia datang ke Taiwan untuk mengundang Xin He Qin dan ibunya menghadiri pernikahannya bersama Fang Ruo Ke. Sampai di Taiwan, ia malah dirampok dan dipukuli hingga hilang ingatan.

Bai Qian Xun patah hati. Ia sadar tidak ada kemungkinan untuk kembali ke sisi Cheng Feng. Sejak itu, ia kembali menjadi Bai Qian Xun yang dingin, juga lebih gila kerja.

Dandelion itu tidak akan mengabulkan permohonannya

Novel ini menarik diteliti karena menampilkan bagaimana manusia menjalani kehidupannya ketika dihadapkan pada beberapa situasi yang sulit untuk diselesaikan.

(15)

Keistimewaan yang menjadi alasan bagi penulis untuk memilih novel A Dandelion Wish ( 钻石 情人来报到) karya Xi Zhi (惜之) yaitu adanya berbagai unsur intrinsik yang

mendominasi di dalam novel A Dandelion Wish ( 钻石 情人来报到).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang maka rumusan masalah penelitian ini adalah :

Bagaimana unsur intrinsik yang terdapat dalam novel A Dandelion Wish ( 钻石 情人来报到) karya Xi Zhi (惜之)?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah :

Untuk mendeskripsikan unsur intrinsik yang terdapat dalam novel A Dandelion Wish (钻石 情人来报到) karya Xi Zhi (惜之).

1.4 Batasan Masalah

Dalam pelaksanaan penulisan karya ilmiah, pasti bertitik tolak dari adanya masalah yang dihadapi dan perlu segera dipecahkan. Untuk menghindari penelitian yang tidak terarah serta pembahasan yang panjang lebar, penelitian ini dibatasi pada analisis terhadap unsur intrinsikmeliputi tema, alur, latar, penokohan, dan sudut pandang

(16)

yang terdapat di dalam novelA Dandelion Wish ( 钻石 情人来报到) karya Xi Zhi

(惜之)

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menghasilkan manfaat tentang karya sastra, baik manfaat teoretis maupun manfaat praktis.

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perkembangan dan pemahaman ilmu sastra.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan motivasi kepada pembaca tentang kehidupan remaja serta dapat memberikan manfaat bagi para pembaca untuk mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai tinjauan pustaka yaitu tentang penelitian- penelitian sebelumnya, konsep, dan landasan teori. Pertama-tama penulis memaparkan tentang konsep yang berkaitan dengan judul penelitian, kemudian tentang landasan teori yang digunakan penulis sebagai landasan peneliti dalam meneliti, dan terakhir memaparkan penelitian-penelitian sebelumnya.

2.1 Konsep

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:456) konsep diartikan sebagai rancangan ide atau pengertian yang diabstrakkan dari pengertian konkret, gambaran mental dari objek atau apapun yang berada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.

Selain itu, konsep dapat diartikan sebagai abstrak dimana mereka menghilangkan perbedaan dari segala sesuatu dalam eksistensi, memperlakukan seolah-olah mereka identik.

Dalam hal ini defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan istilah yang digunakan secara mendasar dan penyamaan persepsi tentang apa yang akan diteliti serta menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian.

Pada bagian ini penulis akan memaparkan konsep yang digunakan

dalam penelitian Unsur Intrinsik pada novel A Dandelion Wish ( 钻石 情人来报到) karya Xi Zhi (惜之), yakni (1) karya sastra (2) novel (3) unsur intrinsik.

(18)

2.1.1 Karya Sastra

Dunia kesastraan mengenal karya sastra yang berdasarkan cerita atau realita. Karya yang demikian menurut Abrams (dalam Nurgyantoro, 2009:4) disebut sebagai fiksi historis (historcal fiction) jika penulisannya berdasarkan fakta sejarah, fiksi biografis (biografical fiction) jika berdasarkan fakta biografis, dan fiksi sains (science fiction) jika penulisannya berdasarkan pada ilmu pengetahuan. Ketiga jenis ini disebut fiksi nonfiksi (nonfiction fiction). Menurut pandangan Sugihastuti (2007:81-82) karya sastra merupakan media yang digunakan oleh pengarang untuk menyampaikan gagasan-gagasan dan pengalamannya. Sebagai media, peran karya sastra sebagai media yang menghubungkan pikiran-pikiran pengarang untuk disampaikan kepada pembaca.

Selain itu, karya sastra juga dapat merefleksikan pandangan pengarang terhadap berbagai masalah yang diamati di lingkungannya. Realitas sosial yang dihadirkan melalui teks kepada pembaca merupakan gambaran tentang berbagai fenomena sosial yang pernah terjadi di masyarakat dan dihadirkan kembali oleh pengarang dalam bentuk dan cara yang berbeda. Selain itu, karya sastra dapat menghibur, menambah pengetahuan dan memperkaya wawasan pembacanya dengan cara yang unik, yaitu menuliskannya dalam bentuk naratif sehingga pesan disampaikan kepada pembaca tanpa berkesan mengguruinya.

2.1.2 Novel

Novel atau sering disebut sebagai roman adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan nyata yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut. Novel memunyai ciri

(19)

bergantung pada tokoh, menyajikan lebih dari satu impresi, menyajikan lebih dari satu efek, menyajikan lebih dari satu emosi (Tarigan, 1991:164-165).

Nurgiyantoro (2010:10) mengemukakan bahwa novel merupakan karya fiksi yang dibangun oleh unsur-unsur pembangun, yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Novel juga diartikan sebagai suatu karangan berbentuk prosa yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang lain di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku.

Novel merupakan jenis karya sastra yang ditulis dalam bentuk naratif yang mengandung konflik tertentu dalam kisah kehidupan tokoh-tokoh dalam ceritanya. Biasanya, novel kerap disebut sebagai suatu karya yang hanya menceritakan bagian kehidupan seseorang. Hal ini didukung oleh pendapat Sumardjo (1984:65) yaitu novel sering diartikan hanya bercerita tentang bagian kehidupan seseorang saja, seperti masa menjelang perkawinan setelah mengalami masa percintaan; atau bagian kehidupan waktu seseorang tokoh mengalami krisis dalam jiwanya, dan sebagainya.

Novel ialah suatu karangan prosa yang bersifat cerita yang menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari kehidupan orang-orang (tokoh cerita.), luar biasa karena dari kejadian ini terlahir konflik, suatu pertikaian, yang mengalihkan jurusan nasib mereka.

2.1.3 Unsur Intrinsik

Novel sebagai karya fiksi dibangun oleh sebuah unsur yang disebut unsur intrinsik. Unsur pembangun sebuah novel tersebut meliputi tema, alur, latar, tokoh dan penokohan, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang secara langsung ikut serta dalam membangun cerita. Hal ini didukung oleh pendapat Nurgiyantoro

(20)

(2010:23) yaitu, unsur intrinsik (intrinsic) adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur- unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra.

Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut serta membangun cerita. Kepaduan antarberbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah novel berwujud. Atau, sebaliknya, jika dilihat dari sudut kita pembaca, unsur-unsur (cerita) inilah yang akan dijumpai jika kita membaca sebuah novel. Unsur yang dimaksud, untuk menyebut sebagian saja, misalnya, peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain-lain.

Unsur intrinsik suatu karya fiksi disebut juga sebagai unsur struktur cerita-rekaan (fiksi).

Unsur tersebut meliputi lima hal, yaitu (1) alur, (2) penokohan, (3) latar, (4) pusat pengisahan, dan (5) gaya bahasa. Hal ini sesuai dengan pendapat Esten (2013: 25) berikut.

Beberapa unsur struktur cerita-rekaan sebagai berikut:

1. Alur

2. Penokohan/Perwatakan 3. Latar

4. Pusat Pengisahan (Point Of View) 5. Gaya Bahasa

(21)

Saad (1966) dalam Sukada (2013:62) menyebut unsur-unsur penting struktur sebuah cerita rekaan meliputi (a) tema, (b) penokohan, (c) latar, dan (d) pusat pegisahan. Sumardjo (1984: 54) mengemukakan unsur-unsur fiksi meliputi enam hal. Hal-hal yang dimaksud yakni:

1) plot (alur cerita),

2) karakter (perwatakan), 3) tema (pokok pembicaraan),

4) setting (tempat terjadinya cerita), 5) suasana cerita,

6) sudut pandangan pencerita.

2.1.3.1 Plot (Alur Cerita)

Alur ialah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang di hadirkan oleh para pelaku dalam sebuah cerita Abrams (dalam Siswanto 1981:137).

Sudjiman (1990:4-5) membagi alur utama dan alur bawahan. Alur utama merupakan rangkaian peristiwa yang menggerakkan jalan cerita. Alur bawahan adalah alur kedua atau tambahan yang disusupkan di sela- sela bagian-bagian alur utama sebagai variasi. Alur bawahan merupakan lakuan tersendiri tetapi yang masih ada hubungannya dengan alur utama. Adakalanya alur bawahan ini di maksudkan untuk menimbulkan kontras, adakalanya sejalan dengan alur utama.

(22)

Sudjiman juga membagi alur atas alur erat (ketat) dan alur longgar. Alur erat adalah jalinan peristiwa yang sangat padu di dalam suatu karya sastra; kalau salah satu peristiwa ditiadakan, keutuhan cerita akan terganggu. Alur longgar adalah jalinan peristiwa yang tidak padu di dalam karya sastra, meniadakan salah satu peristiwa tidak akan mengagangu jalan cerita.

Plot berfungsi sebagai suatu kerangka karangan yang dijadikan pedoman dalam mengembangkan keseluruhan isi ceritanya, sedangkan bagi pembaca, pemahaman plot berati juga pemahaman terhadap keseluruhan isi cerita secara runtut dan jelas (Aminuddin, 1984:98).

Pada dasarnya alur dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu alur maju dan alur mundur.

Alur maju sering disebut juga alur biasa yang disusun berdasarkan urutan sebagai berikut:

1. Situation (pengarang mulai melukiskan suatu keadaan),

2. Generating circumstance (peristiwa) yang bersangkut-paut dan di mulai,

3. Rising action (keadaan mulai memuncak),

4. Climax (peristiwa-peristiwa mencapai puncaknya), dan

5. Denoument (pengarang memberikan pencerahan soal dari semua peristiwa).

Pengertian alur mundur (flashback) adalah apabila pengarang mengurutkan peristiwa- peristiwa di dalam cerita tidak dimulai dari peristiwa awal, melainkan mungkin dari peritiwa tengah atau akhir. Alur yang terdapat dalam novel A Dandelion Wish ( 钻石 情人来报到) adalah maju mundur.

(23)

2.1.3.2 Penokohan (Perwatakan)

Salah satu unsur intrinsik yang mendukung keberhasilan karya sastra adalah tokoh dan penokohan. Tokoh adalah komponen yang penting dalam cerita. Apabila tokoh tidak ada, sulit menggolongkan sebuah karya sastra ke dalam karya sastra naratif karena tindakan para tokoh menyebabkan terjadinya alur. Tokoh-tokoh itulah sebagai penderita kejadian dan menjadi penentu perkembangan alur.

Tokoh adalah figur yang dikenai dan mengenai tindakan psikologi. Tokoh adalah

“eksekutor” dalam sastra. Dalam sebuah novel tokoh memegang peranan yang sangat penting, namun tak lepas dari itu, tokoh dalam novel memegang peranan yang berbeda-beda. Ada tokoh yang penting ada pula tokoh tambahan. Seorang tokoh memiliki peranan yang penting dalam suatu cerita disebut dengan tokoh inti atau tokoh utama sedangkan tokoh yang memiliki peranan tidak penting karena permunculannya hanya melengkapi, melayani, mendukung pelaku utama disebut tokoh tambahan atau tokoh pembantu (Aminuddin,1987:79).

Penokohan atau karakteristik adalah upaya pengarang untuk memberikan gambaran yang utuh mengenai tokoh di dalam ceritanya. Penokohan adalah bagaimana cara pengarang menggambarkan watak tokoh-tokoh dalam sebuah cerita rekaan (Mursal Esten, 1978:27). Watak, perwatakan, dan karakter menuju pada sifat dan sikap para tokoh seperti ditafsirkan oleh pembaca, lebih menunjukan pada kualitas pribadi seorang tokoh (Nurgiyantoro,2000:165).

Penokohan dalam sebuah cerita harus dapat digambarkan dengan jelas sehingga apa yang diucapkan, apa yang diperbuat, apa yang dipikirkan, dan apa yang dirasakan harus dapat betul- betul menggambarkan watak dari tokoh-tokohnya.

(24)

2.1.3.3 Tema

Menurut Fananie (2000:84), tema adalah ide, gagasan, pandangan hidup pengarang yang melatar belakangi ciptaan karya sastra. Tema adalah ide yang mendasari suatu cerita. Tema berperan sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya rekaan yang diciptakan pengarang. Tema merupakan kaitan hubungan antara makna dengan tujuan pemaparan prosa rekaan oleh pengarangnya (Aminuddin dalam Siswanto, 2008:161).

Seorang pengarang memahami tema cerita yang akan dipaparkan sebelum melaksanakan proses kreatif penciptaan, sementara pembaca baru dapat memahami tema apabila mereka telah selesai memahami unsur-unsur yang menjadi media untuk mendeskripsikan tema tersebut, menyimpilkan makna yang dikandungnya serta mampu menghubungkan dengan tujuan penciptaan pengarang (Aminuddin dalam Siswanto, 2008:161).

2.1.3.4 Latar (Setting)

Latar atau setting adalah latar belakang fisik, tempat, dan waktu dalam suatu cerita. Latar atau setting terbagi atas tiga bagian, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar suasana. Latar tempat mendeskrispikan tempat terjadinya peristiwa di dalam novel, latar waktu menjelaskan kapan peristiwa terjadi, dan latar suasana menjelaskan suasana cerita di dalam novel.

Menurut Hudson dalam Siswanto membagi setting atas setting sosial dan setting fisik.

Setting sosial menggambarkan keadaan masyarakat, kelompok-kelompok sosial dan sikapnya, adat kebiasaan, cara hidup, bahasa dan lain-lain yang melatari peristiwa. Fisik mengacu pada wujud fisikal, yaitu bangunan, daerah, dan sebagainya (2008:150). Dalam sebuah cerita rekaan, setting sosial maupun setting fisik tidak selalu muncul, tetapi bisa juga setting cerita yang menonjol adalah setting waktu dan tempat.

(25)

Penggambaran latar dalam sebuah cerita ada yang terperinci, ada pula yang tidak. Ada setting yang dijelaskan sama seperti kenyataannya, ada juga yang merupakan gabungan antara keyataan dengan khayalan.

2.1.3.5 Sudut Pandang

Menurut Abrams, sudut pandang merupakan cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca (dalam Nurgiyantoro, 1998:248).

Sudut pandang adalah tempat sastrawan memandang ceritanya. Dari sudut pandang itulah sastrawan bercerita tentang tokoh, peristiwa, tempat, waktu, dengan gayanya sendiri.

Sudut pandang menunjuk pada cara sebuah cerita yang dikisahkan. Sudut pandang merupakan cara atau pandangan yang digunakan sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.

Dengan demikian, sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dalam ceritanya.

2.2 Landasan Teori

Landasan teori merupakan dasar penulis untuk berpijak dalam sebuah penelitian.

Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural untuk menganalisis unsur-unsur pembangun dalam sebuah sastra.

Teori dipergunakan sebagai landasan berpikir untuk memahami, menjelaskan, menilai suatu objek atau data yang dikumpulkan, sekaligus sebagai pembimbing yang menuntun dan

(26)

memberi arah di dalam penelitian. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Struktural.

2.2.1 Teori Struktural

Menurut Teeuw (1984:135), pendekatan struktural mencoba menguraikan keterkaitan dan fungsi masing-masing unsur karya sastra sebagai kesatuan struktural yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh. Pendekatan struktural membongkar seluruh isi (unsur-unsur intrinsik di dalam novel) dan menghubungkan relevansinya antara unsur- unsur di dalamnya.

Teori struktural sastra merupakan sebuah teori untuk mendekati teks-teks sastra yang menekan keseluruhan relasi antara berbagai unsur teks. Struktural sastra mengupayakan adanya suatu dasar ilmiah bagi teori sastra seperti halnya disiplin-disiplin ilmu lainnya. Teeuw mengungkapkan bahwa asumsi dasar struktural adalah teks sastra merupakan keseluruhan, kesatuan yang bulat dan mempunyai koherensi batiniah (2011:46). Struktural secara khusus mengacu pada praktik kritik sastra yang model analisisnya didasarkan pada teori linguistik modern, yang pendekatannya selalu pada unsur intrinsik (struktur kesusastraan) dan menganggap teks sastra adalah yang otonom.

Pendekatan ini memandang dan menelaah sastra yang membangun karya sastra tema, alur, latar, penokohan, dan sudut pandang. Pendekatan struktural sering juga dinamakan pendekatan objektif (Endaswara 2004:84). Pendekatan formal, atau pendekatan analitik, bertolak dari asumsi dasar bahwa karya sastra sebagai kreatif memiliki otonomi penuh yang harus dilihat sebagai suatu sosok yang berdiri sendiri terlepas dari hal-hal lain yang berada di luar dirinya.

Dalam sebuah penelitian karya sastra, aspek yang perlu dikaji atau diteliti adalah aspek yang membangun karya sastra seperti tema, alur, latar, penokohan, gaya penulisan, gaya bahasa, serta

(27)

hubungan harmonis antar aspek yang mampu membuatnya menjadi sebuah karya sastra. Hal- hal yang bersifat ekstrinsik seperti penulis, pembaca, atau lingkungan sosial budaya harus tersamping karena tidak punya kaitan langsung dengan struktur karya tersebut.

Dalam meneliti sebuah karya sastra diperlukan pendekatan. Dalam penulisan ini digunakan pendekatan struktural. Jika peneliti sastra ingin mengetahui sebuah makna dalam sebuah karya sastra, peneliti harus menganalisis aspek yang membangun karya tersebut dan menghubungkan dengan aspek lain sehingga makna yang terkandung dalam sebuah karya sastra mampu dipahami dengan baik. Analisis struktural bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat mungkin tentang keterkaitan dan hubungan semua unsur dan aspek karya sastra yang menghasilkan makna menyeluruh. Pendekatan sturuktural melihat karya sastra sebagai satu kesatuan makna secara keseluruhan.

2.3 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka bertujuan untuk mengetahui keaslian karya ilmiah karena pada dasarnya suatu penelitian berasal dari acuan yang mendasarinya. Tinjauan pustaka dilakukan sebagai titik tolak untuk mengadakan suatu penelitian.

Dalam penelitian ini yang akan dikaji adalah novel A Dandelion Wish (钻石 情人来报到) karya Xi Zhi (惜之). Novel ini sudah pernah diteliti oleh seorang mahasiswa UNESA (Universitas Negeri Surabaya) bernama Suharwanto pada tahun 2016 dengan judul Aktualisasi Diri Tokoh Utama Bai Qian Xun (白千寻) dalam novel A Dandelion Wish (钻石 情人来报到) karya Xi Zhi (惜之). Berdasarkan pengamatan penulis, penelitian tentang analisis unsur intrinsik novel A Dandelion Wish belum pernah diteliti oleh mahasisa Universitas

(28)

Sumatera Utara maupun di lembaga pendidikan tinggi yang lain. Oleh karena itu penulis menganalisis unsur intrinsik novel A Dandelion Wish karya Xi Zhi.

(29)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian unsur intrinsik pada novel A Dandelion Wish ( 钻石 情人来报到) ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode kualitatif adalah metode sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam soal ini tidak boleh mengisolasi individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari satu kesatuan (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2007:4).

3.1 Data dan Sumber Data

3.1.1 Data

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:78) data adalah keterangan yang benar dan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan). Data penelitian ini adalah teks (berupa narasi dan dialog) yang terdapat di dalam novel A Dandelion Wish ( 钻石 情人来报到) yang menunjukkan dan menggambarkan unsur-unsur intrinsik novel.

3.1.2 Sumber Data

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:405) sumber adalah asal, sehingga sumber data adalah asal data. Sumber data dalam penelitian ini ada 2 (dua), yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Data primer yaitu data yang dikumpulkan berdasarkan interaksi langsung antara pengumpul data dan sumber data. Data sekunder yaitu data yang

(30)

dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak, data itu telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya (Erlina, 2011:31).

Sumber data penelitian adalah :

Judul novel : A Dandelion Wish

Karya : Xi Zhi

Diterjemahkan oleh : Jeanni Hidayat

Penerbit : Haru

Tahun : 2014

Jumlah halaman : 346 halaman.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Agar memperoleh data sesuai dengan tema yang diteliti, maka dibutuhkan suatu teknik pengumpulan data yang sesuai dengan objek penelitian. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepustakaan (library research) karena sumber data diperoleh dari sumber-sumber tertulis. Penulis akan mengumpulkan data yang berbentuk teks dan dialog yang terdapat pada novel A Dandelion Wish ( 钻石 情人来报到).

Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengumpulkan data adalah:

1. Membaca novel secara berulang-ulang untuk mencari serta menentukan unsur intrinsik dalam novel A Dandelion Wish ( 钻石 情人来报到).

2. Melakukan teknik catat, yaitu mencatat teks (narasi dan dialog) yang menggambarkan unsur intrinsik dalam novel A Dandelion Wish ( 钻石 情人来报到).

(31)

3.3 Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah dengan mengunakan teknik deskrptif kualitatif. Analisis kualitatif juga termaksud ke dalam metode deskriptif karena bersifat memaparkan, memberikan, menganalisis, dan menafsirkan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis data model Miles &

Huberman. Miles & Huberman (dalam Sugiono, 2012), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu:

a. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data mentah atau data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dengan kata lain proses reduksi data ini dilakukan oleh peneliti secara terus menerus saat melakukan penelitian untuk menghasilkan data sebanyak mungkin.

b. Penyajian Data

Penyajian data adalah penyusunan informasi yang kompleks ke dalam suatu bentuk yang sistematis, sehingga menjadi lebih selektif dan sederhana serta memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan data dan pengambilan tindakan. Dengan proses penyajian data ini peneliti telah siap dengan data yang telah disederhanakan dan menghasilkan informasi yang sistematis.

(32)

c. Simpulan

Simpulan merupakan tahap akhir dalam proses analisa data. Pada bagian ini, peneliti mengutarakan simpulan dari data-data yang telah diperoleh dari analisis. Dengan adanya simpulan, penelitian akan terasa sempurna karena data yang dihasilkan benar-benar valid atau maksimal.

(33)

BAB IV

UNSUR INTRINSIK NOVEL A DANDELION WISH KARYA XI ZHI

Bab ini akan menjelaskan tentang unsur-unsur intrinsik novel berdasarkan pendekatan struktural yaitu : tema, alur, latar, penokohan dan sudut pandang yang terdapat dalam novel A Dandelion Wish karya Xi Zhi.

Pada sub bab ini, penulis akan menganalisis unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam novel A Dandelion Wish karya Xi Zhi. Tahap pertama adalah menentukan tema yang terdapat dalam novel tersebut, kemudian penulis akan melanjutkan untuk menganalisis alur, latar, penokohan dan sudut pandang. Berikut adalah analisis unsur intrinsik dalam novel A Dandelion Wish.

4.1 Tema

Tema utama yang terdapat dalam novel A Dandelion Wish adalah tentang dilema cinta. Dalam novel A Dandelion Wish digambarkan kisah antara Bai Qian Xun dengan Ou Yang Xing disaat perjumpaan mereka pertama kali, dimana Ou Yang Xing yang lupa ingatan duduk diatas kap mobil milik Bai Qian Xun.

Bai Qian Xun adalah seorang dokter bedah yang terkenal dengan karakternya yang sangat dingin, tegas, gigih dan ambisius. Malam itu dia disibukkan dengan adanya sekumpulan anak muda yang menjadi korban kecelakaan akibat badai. Ketika Bai Qian Xun ingin pulang, ia mendapati sesosok pria sedang duduk diatas kap mobilnya. Sosok pria tersebut bernama Ou Yang Xing. Pria itu lupa ingatan dan tidak tahu harus pergi kemana, maka dari itu pria berharap mendapat pertolongan dari pemilik mobil yang didudukinya tersebut, yaitu Bai Qian Xun. Menghadapi Ou Yang Xing, Bai Qian Xun

(34)

berusaha keras untuk tidak memberikan sedikitpun welas asih kepada Ou Yang Xing dan mempertahankan karakter dinginnya. Namun pada akhirnya Bai Qian Xun yang sudah pergi meninggalkan rumah sakit itu kembali memutar arah dan menjemput Ou Yang Xing. Hal itu dapat dilihat dari kutipan berikut :

Data 1.

“Secara mendadak, wanita itu menghentikan mobil di samping jalan. Dia menarik nafas dalam-dalam sebanyak dua puluhan kali, kemudian menyetir mobilnya berbalik arah, kembali ke tempat parkir rumah sakit tadi.” (Xi Zhi, 2014:37)

Bai Qian Xun yang terkenal sangat tegas dan dingin, menghadapi sebuah dilema antara membiarkan Ou Yang Xing kehujanan di area parkir mobil rumah sakit atau kembali ke rumah sakit untuk menjemput dan menampung Ou Yang Xing sementara di apartemennya. Pada akhirnya, rasa welas asih Bai Qian Xun mengalahkan karakter dinginnya, ia memutar balik mobilnya dan kembali untuk menjemput Ou Yang Xing. Hal lain juga dapat dilihat ketika Bai Qian Xun kembali berjumpa dengan Ou Yang Xing yang telah berganti nama menjadi Ou Yang Xing. Bai Qian Xun yang bersikukuh untuk melupakan segala kenangan manis dengan Ou Yang Xing tidak dapat mengelakkan bahwa dirinya masih mencintai Ou Yang Xing. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut : Data 2.

“Bai Qian Xun mengemudikan mobilnya keluar dari tempat parkir. Perlahan- lahan wanita itu melewati satu lampu lalu lintas, dua lampu lalu lintas… sembari cuplikan-cuplikan tentang masa lalunya terus-menerus berputar di otaknya. Saat- saat mereka tertawa bagai orang gila di tengah malam, saat melihat sepasang pria dan wanita yang bercengkrama bersama, saat menerbangkan bunga dandelion di apartemen. Bai Qian Xun mendadak mengerem mobilnya lalu berputar arah.” (Xi Zhi, 2014:325)

(35)

Ou Yang Xing yang telah pulih ingatannya akhirnya menyadari jika ia telah terikat janji untuk menikahi Fang Ruo Ke, teman masa kecilnya yang telah menemani perjalanan hidup Ou Yang Xing selama 20 tahun. Namun, Ou Yang Xing juga tidak dapat melupakan bahwa ia sangat mencintai Bai Qian Xun. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut :

Data 3.

“Maaf, Bai Qian Xun.. aku mencintaimu.. saat-saat kebersamaan kita adalah masa paling membahagiakan dalam hidupku. Aku tidak pernah berhenti berkhayal, andai saja aku tetap tidak mengingat kembali diriku yang dahulu, alangkah baiknya.” (Xi Zhi, 2014:275)

Ou Yang Xing juga menunjukan perasaan dilemanya pada saat ia merasa bingung untuk memilih antara Fang Ruo Ke atau Bai Qian Xun. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut :

Data 4.

“Aku sangat bahagia bisa bersamamu, sangat bahagia karena kita mempunyai kenangan bersama yang walaupun singkat namun ingin sekali bisa berlanjut, andai saja kita bisa. Akan tetapi, Qian Xun… kau lebih paham dari aku. Kita mempunyai hal yang harus dilakukan, yang bukan untuk menyenangkan diri sendiri.” (Xi Zhi, 2014:274)

4.2 Plot (Alur)

Alur yang terdapat dalam novel A Dandelion Wish adalah mengikut pola alur maju.

Peristiwa dimulai ketika terjadi kecelakaan yang mengakibatkan banyaknya korban luka- luka yang harus ditangani oleh rumah sakit tempat Bai Qian Xun bekerja. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :

(36)

Data 5.

“Sesuai dugaan, sekejap saja para remaja itu sudah diterjang oleh badai topan tersebut. Motor mereka rusak parah. Mereka mengalami patah tulang, luka sobek, serta gegar otak. Secara beruntun mobil ambulans mengirim masuk puluhan remaja berambut kuning, merah, hijau, atau emas, seakan-akan mereka datang dari Negara atau suku mana.”(Xi Zhi, 2014:5)

Secara umum penulis akan menganalisa pola alur maju berdasarkan urutan sebagai berikut:

a. Situation (pengarang mulai melukiskan suatu keadaan)

b. Generating Circumstance (Peristiwa yang bersangkut-paut dimulai) c. Rising action (keadaan mulai memuncak)

d. Climax (peristiwa-peristiwa mencapai puncaknya)

e. Denoument (pengarang memberikan pencerahan soal dari semua peristiwa).

1. Situation

Pengarang menggambarkan cerita dimana seorang dokter jenius, gigih, dan sangat dingin bernama Bai Qian Xun mendapati seorang pria sedang duduk diatas kap mobilnya ketika ia ingin pulang menuju area parkir. Sosok pria tersebut mengalami hilang ingatan dan tidak mempunyai tempat untuk menginap. Ia sangat mengharapkan pertolongan dari pemilik mobil tersebut yaitu Bai Qian Xun :

Data 6.

“Ayolah, kita berdua sudah sama-sama merasa capai, kau mau tidak berwelas asih sedikit, biarkan aku pergi, ya? Pria itu melihat Bai Qian Xun yang sedang dalam mobil tadi, sehingga ia berkata, “tampunglah aku untuk semalam saja, apa susahnya? Apa suamimu tidak menyetujuinya?” (Xi Zhi, 2014:31)

2. Generating circumstance

(37)

Ketika Ou Yang Xing bertemu dengan Xin He Qin yang merupakan kepala rumah sakit tempat Bai Qian Xun bekerja, dan ternyata Xin He Qin yang selama ini seringkali diceritakan oleh Bai Qian Xun adalah kakak tiri dari Ou Yang Xing. Hal itu dapat diketahui dari kutipan berikut :

Data 7.

“sesudah Bai Qian Xun pergi, Cheng Feng melihat beberapa kali ke Xin He Qin.

Cheng Feng merasa tidak asing lagi terhadap pria itu, tetapi tidak dapat mengingat dimana dirinya pernah bertemu orang itu. Sikap Xin He Qin tidaklah ramah terhadap Cheng Feng.” (Xi Zhi, 2014:233)

3. Rising Action

Keadaan mulai memuncak ketika Cheng Feng disadarkan oleh Xin He Qin bahwa dirinya adalah Ou Yang Xing, dan juga ketika Bai Qian Xun mengetahui kabar bahwa Cheng Feng telah kembali ingatannya. Hal ini dapat diketahui dari kutipan berikut :

Data 8.

“Xin He Qin bertanya dengan begitu menahan emosi, Ou Yang Xing, bisakah kau menjelaskan, mengapa mengganti namamu menjadi Cheng Feng?” (Xi Zhi, 2014:233)

Selain dari kutipan diatas, terdapat kutipan lain yang menunjukan keadaan mulai memuncak adalah sebagai berikut :

Data 9.

“Bai Qian Xun bilang bahwa dirinya sudah mengerti. Sudah paham bahwa malam ini bukanlah waktu yang tepat untuk muncul, tetapi wanita itu tetap tidak dapat menahan kakinya untuk berjalan ke arah ruang rawat inap tempat Cheng Feng berada” ( Xi Zhi, 2014:245)

(38)

4. Climax

Peristiwa puncak pada alur cerita ini adalah ketika Ou Yang Xing dihadapkan pada dilema antara tetap mempertahankan hubungannya dengan Bao Qian Xun atau kembali memenuhi janjinya kepada Fang Ruo Ke. Hal ini dapat diketahui pada kutipan berikut : Data 10.

“Aku sangat bahagia bisa bersamamu, sangat bahagia karena kita mempunyai kenangan bersama yang walaupun singkat namun ingin sekali bisa berlanjut, andai saja kita bisa. Akan tetapi, Qian Xun… kau lebih paham dari aku. Kita mempunyai hal yang harus dilakukan, yang bukan untuk menyenangkan diri sendiri.” (Xi Zhi, 2014:274)

Dua tahun berjalan, pernikahan Ou Yang Xin dan Fang Ruo tidak begitu harmonis.

Seringkali Fang Ruo Ke merasakan kehampaan pada diri Ou Yang Xing yang tetap menjaga cintanya untuk Bao Qian Xun. Tidak tahan dengan keadaan itu Fang Ruo Ke pada akhirnya memutuskan untuk berpisah dengan Ou Yang Xing. Hal ini dapat diketahui pada kutipan berikut :

Data 11.

“Aku tidak punya 20 tahun lagi untuk dihabiskan bersamamu. Aku menyerah.

Aku akan menandatangani surat cerai. Kau pergilah mencari Bai Qian Xun-mu itu! Memalsukan jumlah uang belanja sayurnya, menyeduh teh merah rasa lemon yang mengerikan itu, terserah saja! Yang penting beri aku sebuah apartemen dan uang tiga milliar TWD, karena.. kaulah yang bilang bahwa kau ingin aku hidup dengan layak” (Xi Zhi, 2014:309,310)

5. Denoument

“Penyelesaian dari alur cerita ini adalah ketika Ou Yang Xing kembali berjumpa dengan Bai Qian Xun setelah menceraikan Fang Ruo Ke. Perjuangan Ou Yang Xing untuk kembali mengejar Bai Qian Xun agak mengalami kesulitan. Itu disebabkan oleh hati Bai Qian Xun yang telah membeku. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut :

(39)

Data 12.

“Ruo Ke sudah menyerah. Dia memutuskan untuk mengembalikan kebebasanku.

Jadi, setelah menyelesaikan serangkaian urusan yang rumit, aku langsung ke Taiwan, datang ke hadapanmu. Aku mengira bahwa masih akan ada sedikit kesempatan untukku. Asalkan kau mau, kita bisa mulai dari awal..” (Xi Zhi, 2014:322)

Kutipan berikut adalah respon dari Bai Qian Xun saat berjumpa kembali dengan Ou Yang Xing

Data 13.

“Setiap hal yang kuinginkan, semua kuperoleh berkat kerja kerasku. Ketika aku menginginkannya, aku mempunyai perasaan yang nyata untuk hal itu. Aku tidak pernah menampung barang yang sudah dibuang orang lain, tak peduli itu pria, ataupun cinta.”

(Xi Zhi, 2014:322)

Namun pada akhirnya dengan sangat mengejutkan, Ou Yang Xing menikahi Bai Qian Xun disebuah restoran. Hal ini dapat diketahui dari kutipan berikut :

Data 14.

“Suara bel pernikahan berbunyi, dan Bai Qian Xun pun menikah dengan serigala jahat itu dengan penuh kebingungan” (Xi Zhi, 2014:340)

4.3 Latar (Setting)

Latar yang menjadi tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang digambarkan di dalam novel A Dandelion Wish adalah sebagai berikut :

(40)

1. Rumah Sakit

Rumah sakit merupakan tempat dimana Bai Qian Xun bekerja dan tempat dimana berbagai peristiwa penting dalam cerita novel A Dandelion Wish ini terjadi. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut :

Data 15.

“Bai Qian Xun adalah dokter ahli bedah jantung. Seharusnya pekerjaan di Unit Gawat Darurat tidak ada hubungannya dengan wanita itu. Namun, jumlah dokter dan perawat jaga yang ada di rumah sakit di saat badai topan begini memang tidak banyak, sedangkan puluhan korban yang mendadak masuk ke Unit Gawat Darurat tentunya membuat seluruh dokter di unit tersebut kewalahan. Akhirnya mereka terpaksa meminta pertolongan kepada dokter-dokter yang masih di rumah sakit.”

(Xi Zhi, 2014:5)

2. Apartemen

Apartemen adalah tempat dimana Bai Qian Xun dengan Cheng Feng melewati waktu bersama, Hal ini diketahui di kutipan berikut :

Data 16.

“ Apartemen itu terdiri atas dua kamar tidur, satu ruang tamu, satu kamar mandi, dan satu ruang dapur kecil yang cantik. Di daerah yang mahal ini, dapat membeli apartemen seperti itu menandakan wanita itu cukup kaya.” (Xi Zhi, 2014:39) 3. New York, Amerika

New York adalah tempat dimana Ou Yang Xing dan Fang Ruo Ke tinggal bersama setelah menikah. Tidak digambarkan dengan jelas dalam dialog antara mereka berdua bahwa mereka tinggal di New York. Namun, hal ini dapat diketahui dalam kutipan berikut :

(41)

Data 17.

“Sakit kepala pria itu tidak dibuat-buat. Ou Yang Xing berusaha dengan secepat mungkin untuk mengurus perceraiannya. Setelah itu, pria itu langsung terbang dari New York ke Taipei. Ou Yang Xing belum tidur selama empat puluh jam lebih.” (Xi Zhi, 2014:317,318)

4. Area Parkir Rumah Sakit

Area parkir rumah sakit menjadi tempat yang sangat penting karena di tempat inilah Bai Qian Xun dan Cheng Feng pertama kali bertemu. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut :

Data 18.

“Dari pintu gerbang rumah sakit sampai ke tempat parkir saja walaupun hanya berjarak seratus meter. Bai Qian Xun sudah basah kuyup. Beberapa kali angin hampir menerbangkan payungnya, membuatnya mundur beberapa langkah.” (Xi Zhi, 2014:21)

5. Restoran

Restoran didalam novel A Dandelion Wish adalah tempat dimana terjadinya acara pernikahan antara Bai Qian Xun dan Ou Yang Xing. Hal ini dapat diketahui dari kutipan berikut.

Data 19.

“Ketika Bai Qian Xun melihat ke arah pintu restoran, tempat yang awalnya sebenarnya ingin digunakan untuk memajang foto pernikahan mereka berdua, malah memajangkan foto ketika mereka berdua baru saja bangun tidur.” (Xi Zhi, 2014:337)

Latar waktu kejadian peristiwa penting di dalam novel A Dandelion Wish adalah sebagai berikut.

(42)

1. Musim Badai Topan

Di bagian awal cerita dalam novel A Dandelion Wish diceritakan bahwa sedang terjadi musim badai topan. Hal ini dapat diketahui dalam kutipan berikut :

Data 20.

“Saat ini sedang musim badai topan, dan badai topan yang terjadi kali ini adalah yang kedua kalinya dalam satu bulan terakhir. Keberuntungan yang hebat ini benar-benar membuat kepala menjadi begitu sakit. Dua kali, ibu kota di bagian utaralah yang menjadi tameng terdepan.” (Xi Zhi, 2014:4)

2. Hujan.

Dikarenakan oleh musim badai topan, seringkali dialog dalam novel A Dandelion Wish dilatari oleh hujan. Hal itu dapat diketahui dalam kutipan berikut :

Data 21.

“Hujan sangat deras. Bila begini terus, kau akan masuk rumah sakit karena radang paru-paru. Kau jalan lurus saja kira-kira seratus meter, disana ada sebuah hotel.

Beristirahatlah semalam disana, tak perlu seperti ini. Besok barulah memikirkan solusi lain” (Xi Zhi, 2014:27)

3. Musim Semi

Hal ini dapat diketahui dalam kutipan berikut : Data 22.

“Mereka berjalan semakin jauh. Perselisihan yang tiada henti, perdebatan manis, seluruhnya akan memanaskan suhu di musim semi ini.” (Xi Zhi, 2014:159)

(43)

4.4 Penokohan

Berikut ini pemaparan mengenai analisis karakter yang dimiliki oleh tokoh-tokoh pada novel A Dandelion Wish. Para tokoh yang akan dibahas disini adalah Bai Qian Xun, Ou Yang Xing/Cheng Feng, Xin He Qin, Song Jia Jia, Fang Ruo Ke, Ibu Bai Qian Xun, Ayah Bai Qian Xun, dan Zhu Xue Xing.

1. Bai Qian Xun

Bai Qian Xun dalam novel A Dandelion Wish digambarkan sebagai seorang dokter wanita yang mempunyai karakter yang akan diuraikan sebagai berikut :

1. Ambisius

Karakter Bai Qian Xun digambarkan sebagai sosok yang ambisius karena usahanya yang begitu keras untuk mengejar berbagai prestasi dibidang dokter bedah. Hal tersebut dapat diketahui dalam kutipan berikut :

Data 23.

“Aku mendapatkan nilai penuh dalam ujian, tujuannya adalah untuk memasuki fakultas kedokteran bukan karena welas asih. Aku melewati proses yang begitu sulit di fakultas kedokteran, tiap hari berjuang dengan mayat dan formalin, alasannya untuk medapat sertifikat kedokteran, bukan karena dipenuhi rasa cinta kasih untuk menolong sesama.

Aku bekerja di rumah sakit, membuatku letih, karena aku ingin mendapatkan gaji yang lebih tinggi daripada orang lain. Semua yang kulakukan tidak ada sedikit pun yang berhubungan dengan welas asih” (Xi Zhi, 2014:26)

Salah satu kutipan lain untuk menunjukan karakter ambisius dalam diri Bai Qian Xun adalah sebagai berikut :

(44)

Data 24.

“Aku tidak butuh kebahagiaan ataupun keromantisan. Aku hanya memerlukan kesuksesan.”

2. Tenang

Bai Qian Xun juga digambarkan sebagai orang yang tenang dalam mengambil setiap keputusan. Hal ini dapat diketahui dari kutipan berikut :

Data 25.

“Kau tidak tahu, Dokter Bai itu selain kedua tangannya memang sudah cekatan dari lahir, orangnya juga sangat tenang dan bijaksana. Gunung meletus pun tidak akan mengubah wajahnya yang tenang itu. Ini adalah persyaratan utama untuk menjadi seorang dokter bedah.” (Xi Zhi, 2014:113)

Salah satu kutipan lain untuk menunjukan karakter Bai Qian Xun yang selalu tenang dapat dilihat dalam kutipan berikut :

Data 26.

“Setelah memukul meja, kemudian bos mafia itu memukul kepala anaknya dengan lebih kencang sembari berkata, ‘Kau yang dokter atau dia yang dokter?’ Dari awal sampai akhir, Dokter Bai tetap memasang wajah yang dingin dan tanpa ekspresi, sedikit pun tidak terpengaruh olehnya.” (Xi Zhi, 2014:117)

3. Gigih

Bai Qian Xun termasuk pribadi yang sangat tekun dalam mengejar puncak karirnya sebagai salah satu dokter bedah ternama. Hal tersebut dalam dilihat dalam kutipan berikut :

(45)

Data 27.

“Bai Qian Xun sangat serius dan tekun, menghargai waktu satu menit layaknya setengah jam baginya. Wanita itu melakukan apapun tetap dengan semangat yang luar biasa. Minggu lalu Bai Qian Xun baru pulang dari Swiss, kemudian besok paginya sudah ingin mengadakan pertemuan untuk melaporkan hasilnya. Aku menyuruh wanita itu untuk istirahat dahulu selama dua hari, beradaptasi dengan perbedaan waktu yang ada, tapi dia sendiri menolaknya.” (Xi Zhi, 2014:300)

4. Rasional

Sebagai seorang wanita, Bai Qian Xun termasuk seseorang yang cukup rasional dalam mengambil keputusan dan merencanakan sesuatu dalam hal apapun. Hal itu dapat diketahui dari kutipan berikut :

Data 28.

“Aku belum menikah, belum punya anak, kalau aku meninggal, uang yang begitu banyak itu mau diwariskan kepada siapa? Aku harus hidup lama agar bisa masuk ke panti jompo yang elit.” (Xi Zhi, 2014:81)

Selain kutipan diatas, kutipan lain yang dapat menunjukan sifat atau karakter rasional dalam diri Bai Qian Xun dapat dilihat dari kutipan berikut :

Data 29.

“Semakin berumur, Bai Qian Xun semakin mirip dengan ibunya. Suka membuat perencanaan serta menyukai rasa aman saat menjalani setiap langkah yang sudah di rencanakan. Wanita itu tidak suka dengan hal di luar rencana. Amat tidak suka.”

(Xi Zhi, 2014:85)

(46)

5. Genius

Bai Qian Xun sudah terkenal kegeniusannya sedari kecil, baik itu di sekolah dasar hingga menengah atas dan juga ketika dirinya kuliah di fakultas kedokteran. Hal tersebut dapat diketahui dalam kutipan berikut :

Data 30.

“Ada yang mengatakan bahwa Bai Qian Xun adalah si genius di bidang bedah jantung. Tentu saja, kan? Yang bisa masuk ke daftar posisi terdepan dalam bidang itu semuanya berumur di atas empat puluh tahun. Bai Qian Xun memang genius.

Mulai sekolah dasar hingga menengah atas, wanita itu melompati kelas beberapa kali. Ketika berada di fakultas kedokteran, saat orang lain memerlukan waktu tujuh tahun untuk belajar kedokteran, Bai Qian Xun lima tahun saja sudah tamat. Orang lain masih berada di posisi dokter muda, wanita itu sudah berada di atas mereka.”

(Xi Zhi, 2014:78).

2. Ou Yang Xing (bernama Cheng Feng ketika dalam kondisi hilang ingatan)

Ou Yang Xing atau juga lebih sering disebut dengan Cheng Feng ketika ia mengalami hilang ingatan. Ou Yang Xing uraian mengenai karakter dari sosok Ou Yang Xing adalah sebagai berikut :

1. Tampan

Ou Yang Xing digambarkan sebagai sosok pria yang mempunyai wajah tampan di dalam novel A Dandelion Wish. Hal ini dapat diketahui dalam kutipan berikut :

Data 31.

“Wajah cerah lelaki tersebut… luar biasa tampan. Ketampanan dan keseksian yang tidak nyata, membuat hormon Bai Qian Xun” (Xi Zhi, 2014:55)

(47)

Selain dari kutipan diatas, kutipan berikut juga menunjukan tentang ketampanan seorang Ou Yang Xing.

Data 32.

“Dalam posisi itu, Bai Qian Xun dapat melihat dagu Cheng Feng, dan jakunnya.

Dia sangat tampan.”(Xi Zhi, 2014:150) 2. Lembut

Ou Yang Xing mempunyai sifat yang sangat lembut kepada Bai Qian Xun dan juga kepada orang lain. Hal ini dapat diketahui dari kutipan berikut :

Data 33.

“Cheng Feng bukanlah tipe alim seperti Bae Yong Jun, tetapi dia begitu lembut dan perhatian, menambah nilai dua ratus untuk kealimannya.” (Xi Zhi, 2014:150) Kutipan lain mengenai sifat lembut milik Ou Yang Xing ketika ia beradu pendapat dengan istrinya Fang Ruo Ke. Hal itu dapat dilihat dari kutipan berikut :

Data 34.

“Dia selalu begitu! Sudah jelas tidak punya perasaan cinta, tapi masih tetap begitu lembutnya. Membuat orang menjadi tidak rela melepaskannya. Andai saja dia sedikit lebih jahat, sedikit lebih kejam, mungkin aku bias dengan mudah menghilangkan perasaan ini sejak awal!” (Xi Zhi, 2014:306)

3. Ahli Memasak

Ou Yang Xing mempunyai keahlian di bidang memasak, ia dapat membuat menu masakan yang sangat lezat. Hal ini dapat dikutip dari kutipan berikut :

(48)

Data 35.

“Oh, pria ini sungguh berbakat! Ternyata dia bisa membuat makanan yang begitu lezat!” (Xi Zhi, 2014:48)

Kutipan lain yang mengungkapkan bakat memasak dari Ou Yang Xing adalah sebagai berikut :

Data 36.

“Cheng Feng adalah seorang pria berbakat. Si genius dalam dunia masak!” (Xi Zhi, 2014:97)

4. Pintar berinvestasi

Uang yang selalu diberikan Bai Qian Xun kepada Ou Yang Xing, selalu bisa disisihkan sisanya untuk dipakai berinvestasi saham oleh Ou Yang Xing. Hal ini dapat diketahui dari kutipan berikut :

Data 37.

“Aku menggunakan uang yang kau berikan kepadaku untuk bermain saham.

Mengambil investasi jangka pendek. Tidak usah khawatir, aku tidak akan meninggalkanmu begitu saja dan membuat dirimu harus mencuci piring di restoran bintang lima karena aku tidak bisa membayar tagihan.” (Xi Zhi, 2014:157)

Kutipan lain yang juga dapat mendukung keahlian Ou Yang Xing dalam berinvestasi adalah sebagai berikut :

Data 38.

“Pria itu juga sangat pandai membaca saham dan berita bisnis, sehingga dia bisa menggunakan sisa uang yang diberikan Bai Qian Xun untuk membeli keperluan apartemen untuk bermain saham. Cheng Feng dapat mengeruk untung dua kali dari

(49)

modal awal yang dimiliki pria tersebut hanya dalam waktu yang singkat.” (Xi Zhi, 2014:72).”

3. Xin He Qin

Xin He Qin adalah kepala rumah sakit tempat dimana Bai Qian Xun bekerja.

Berikut adalah uraian mengenai karakter dari Xin He Qin.

1. Tampan

Xin He Qin digambarkan sebagai sosok yang tampan. Hal ini dapat diketahui dari kutipan berikut :

Data 39.

“Wajahnya tampan dan enak dilihat. Matanya besar dengan alis yang tebal.

Raut wajahnya tajam, gaya rambutnya keren, dan bentuk tubuhnya proporsional bak seorang model. Walaupun tidak menjadi seorang dokter ataupun seorang kepala rumah sakit, pasti dia juga tidak akan kekurangan pekerjaan.” (Xi Zhi, 2014:12,13)

2. Memiliki rasa peduli

Rasa peduli yang dimiliki oleh Xin He Qin dapat dilihat dalam kutipan berikut ini :

Data 40.

“Xin He Qin masuk ke kantor di hari berbadai topan begini, bukan hanya karena kecintaannya kepada pekerjaan, melainkan juga untuk menunjukan rasa kepeduliannya kepada karyawan.” (Xi Zhi, 2014:12,13)

Kutipan lain mengenai kepedulian Xin He Qin dapat dilihat sewaktu ia memberikan kabar mengenai Bai Qian Xun kepada Ou Yang Xing lewat video call. Hal itu dapat dilihat dalam kutipan berikut :

(50)

Data 41.

“Jangan terlalu dipikirkan. Mungkin kontrak yang kuberikan padanya bisa membuatnya sedikit lebih bahagia. Siapa tahu Bai Qian Xun bekerja begitu keras memang untuk mendapatkan posisi dokter kepala. Ketika kini akhirnya impiannya tercapai, wanita itu lalu tidak perlu lagi membuat dirinya sendiri sebagai robot perang.” (Xi Zhi, 2014:303)

3. Suka bergonta-ganti pasangan.

Sifat Xin He Qin yang sering bergonta-ganti pasangan dapat dilihat dari kutipan berikut :

Data 42.

“Pernah berhubungan. Dokter Bai kita sangan menjaga dirinya. Meski sebagai karyawan rumah sakit ini memungkinkan kami untuk mengambil obat dengan mudah, tetapi bisa sudah mengidap penyakit kelamin tentulah sangat merepotkan” (Xi Zhi, 2014:110)

4. Song Jia Jia

Song Jia Jia adalah seorang dokter muda yang bekerja sebagai dokter muda bawahan Kepala Dokter Xin He Qin.

1. Periang

Sosok Song Jia Jia yang periang membuatnya sangat senang untuk bercerita lucu kepada orang lain. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut : Data 43.

“Dia bercerita padaku tentang kejadian lucu yang terjadi saat dia magang. Dokter muda sangatlah bodoh. Aku juga bisa menceritakan lelucon bodoh.” (Xi Zhi, 2014:122)

2. Ambisius

(51)

Sifat Ambisius yang ada dalam diri Song Jia Jia terlihat ketika dirinya meminta izin untuk bisa masuk ke ruang operasi bersama dokter Bai Qian Xun.

Hal ini dapat diketahui dalam kutipan berikut :

`Data 42.

“Jika saya tidak bisa sesukses Dokter Bai, jika kemampuan bedah saya terus dipengaruhi oleh kepala rumah sakit yang bodoh itu, entah bagaimana masa depan saya, kehidupan saya lima puluh tahun lagi. Saya harus melihat menderitaan perlengkapan rumah tangga saya dengan mata kepala sendiri.

Tolong, Dokter Bai, tolonglah saya…” (Xi Zhi, 2014:76)

5. Fang Ruo Ke

Fang Ruo Ke adalah teman masa kecil Ou Yang Xing yang telah mengikat janji dengan Ou Yang Xing untuk menikah. Ulasan mengenai karakter dari Fang Ruo ke akan diuraikan sebagai berikut :

1. Setia

Kesetiaan Fang Ruo Ke diakui sendiri oleh Ou Yang Xing. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut.

Data 43.

“’Ruo Ke adalah wanita yang kurus dan lemah. Dia sudah mencintaiku selama dua puluh tahun, aku tidak dapat…’ Ou Yang Xing terdiam sebentar, kemudian melanjutkan perkataannya, ‘aku tidak dapat meninggalkannya.’” (Xi Zhi, 2014:276)

Kutipan lain yang mengenai kesetiaan Fang Ruo Ke dapat dilihat dari kutipan berikut :

(52)

Data 44.

“Fang Ruo Ke tidak akan mencari pasangan yang baru karena cintanya terhadap A Xing sudah dipelihara dengan hati-hati selama sepuluh tahun dan sekarang sudah tumbuh menjadi pohon yang lebat.” (Xi Zhi, 2014:291)

2. Otoriter

Dalam diri Fang Ruo Ke juga terdapat karakter egois, itu dapat dilihat dari bagaimana ia membatasi ruang gerak Ou Yang Xing dengan cara selalu mendampinginya kemana pun iya pergi. Hal ini dapat diketahui dalam kutipan berikut :

Data 45.

“Lalu A Xing, bagaimana mungkin pria itu dapat mencari pasangan baru? Di samping A Xing selalu ada Fang Ruo Ke yang merupakan dinding kokoh.” (Xi Zhi 2014, 2014:291)

6. Ibu Bai Qian Xun (Guan Qian Zhi) 1. Keras dalam mendidik anak

Ibu Bai Qian Xun sangat keras mendidik anaknya, Bai Qian Xun harus selalu berjuang dan bekerja keras untuk mengikuti segala kemauan ibunya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

Data 46.

“Aku begitu keras berusaha, mengapa kau tidak menjadikanku sebagai contoh untukmu? Aku membesarkanmu dengan begitu sabarnya, bukan untuk melihatmu tumbuh menjadi seorang wanita biasa yang tidak berguna. Setiap wanita dapat menikmati hidupnya dengan santai. Mereka bisa berteriak pada pasangannya bahwa cintanya amatlah dalam. Akan tetapi, hanya sedikit wanita yang dapat menyelamatkan nyawa orang dengan pisau bedahnya.” (Xi Zhi, 2014:206,207)

(53)

Kutipan lain yang juga menunjukan sifat ibu Bai Qian Xun yang keras dalam mendidik anak, bisa dilihat di dalam kutipan berikut:

Data 47.

“Dasar idiot! Kalau tahu dari awal kau hanyalah seorang pecundang sejati, manusia yang begitu biasa, aku tak seharusnya berusaha keras untuk meningkatkan profesi dalam dirimu. Kau sudah mengecewakanku Bai Qian Xun! Punya anak perempuan sepertimu, aku benar-benar malu!” (Xi Zhi, 2014:210)

7. Ayah Bai Qian Xun

Ayah dari Bai Qian Xun tidak terlalu banyak di ekspos dalam cerita novel A Dandelion Wish. Ulasan mengenai karakter Ayah Bai Qian Xun adalah sebagai berikut :

Data 48.

1. Percaya dengan kemampuan anaknya

Kepercayaan Ayah Bai Qian Xun ditunjukan ketika ia mengunjungi Bai Qian Xun di apartemennya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut.

“Ayah Bai Qian Xun tidak semarah ibunya. Pria itu lalu beranjak meninggalkan apartemen. Sebelum pergi, ayah Bai Qian Xun berkata, ‘Semoga kau mampu untuk menyelesaikannya sendiri’.” (Xi Zhi, 2014:224)

8. Zhu Xue Xing

Zhu Xue Xing adalah dokter muda yang baru ditugaskan masuk ke kelompok Bai Qian Xun. Karakter Zhu Xue Xing akan diuraikan kedalam ulasan berikut :

Referensi

Dokumen terkait