• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

46 A. Hasil Terapi

1. Rincian Pelaksanaan Terapi

Terapi telah dilakukan selama 6 minggu dari bulan Februari 2020 hingga Maret 2020 dengan frekuensi 1 kali dalam seminggu sehingga total pertemuan adalah 6 kali pertemuan namun pelaksanaan terapi hanya mampu dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan. Terapi dilakukan di ruang terapi wicara Taman Observasi Anak (TOA) Jala Puspa di RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya dengan durasi 30 menit tiap pertemuan.

2. Hasil Terapi

Rincian pelaksanaan terapi harian berisikan hal antara lain adalah hari, tanggal, pertemuan terapi dan format SOAP (Subjective, Objective, Assessment, dan Plan). Rincian pelaksanaan terapi yang telah dilakukan antara lain sebagai berikut:

a. Hasil Rincian SOAP Setiap Pertemuan Terapi 1) Pertemuan pertama (Kamis, 20 Februari 2020)

a) Subjective

Anak tampak memperhatikan dan kooperatif, namun ditengah terapi anak tampak lesu dan tidak bersemangat untuk belajar lagi.

b) Objective

Hasil terapi hari ini:

(1) Anak belum mampu mengidentifikasi pertanyaan kenapa, (2) Anak belum mampu mengucapkan kalimat yang terdiri dari 6-

12 suku kata

(3) Anak mampu untuk memproduksi fonem /h/ awal tingkat kata dengan keakuratan 20% dari target 80% pada materi “hidung”

(4) Anak belum mampu memproduksi fonem /f/ awal tingkat kata (5) Anak belum mampu memproduksi fonem /f/ tengah tingkat kata

(2)

c) Assessment

Belum dapat diketahui ada tidaknya kemajuan karena baru pertemuan pertama terapi

d) Plan

Mengulangi program terapi yang telah diberikan yaitu mengidentifikasi pertanyaan kenapa, mengucapkan kalimat yang terdiri dari 6-12 suku kata, memproduksi /h/ awal tingkat kata, /f/

awal tingkat kata, dan /f/ tengah tingkat kata.

2) Pertemuan kedua (Kamis, 27 Februari 2020) a) Subjective

Anak tampak memperhatikan dan kooperatif hari ini, anak mau merespon stimulus yang diberikan.

b) Objective

Hasil terapi hari ini

(1) Anak mampu mengidentifikasi pertanyaan kenapa dengan keakuratan 20% dari target 80% pada materi “kenapa ayah makan?”

(2) Anak mampu mengucapkan kalimat yang terdiri dari 6-12 suku kata dengan keakuratan 20% dari target 80% pada materi

“pensil untuk menulis”

(3) Anak mampu memproduksi fonem /h/ awal tingkat kata dengan keakuratan 40% dari target 80% pada materi “hidung”,

“hotel”

(4) Anak mampu memproduksi fonem /f/ awal tingkat kata dengan keakuratan 20% dari target 80% pada materi “foto”

(5) Anak mampu memproduksi fonem /f/ tengah tingkat kata dengan keakuratan 20% dari target 80% pada materi “wafer”.

c) Assessment

(1) Anak mengalami peningkatan mengidentifikasi pertanyaan kenapa dari 0% menjadi 20%

(2) Anak mengalami peningkatan saat mengucapkan kalimat yang terdiri dari 6-12 suku katadari 0% menjadi 20%

(3)

awal tingkat kata dari 20% menjadi 40%

(4) Anak mengalami peningkatan saat memproduksi fonem /f/

awal tingkat kata dari 0% menjadi 20%

(5) Anak mengalami peningkatan saat memproduksi fonem /f/

tengah tingkat kata dari 0% menjadi 20%, d) Plan

Mengulangi program terapi yang telah diberikan yaitu mengidentifikasi pertanyaan kenapa, mengucapkan kalimat yang terdiri dari 6-12 suku kata, memproduksi /h/ awal tingkat kata, /f/

awal tingkat kata, dan /f/ tengah tingkat kata.

3) Pertemuan ketiga (Kamis, 5 Maret 2020) a) Subjective

Anak tampak memperhatikan diawal terapi tetapi ketika dipertengahan terapi anak mulai malas dan kurang konsentrasi serta kurang kooperatif.

b) Objective

Hasil terapi hari ini:

(1) Anak mampu memahami pertanyaan kenapa dengan keakuratan 20% dari target 80% pada materi “kenapa ayah makan?”

(2) Anak mampu mengucapkan kalimat yang terdiri dari 6-12 suku katadengan keakuratan 20% dari target 80% pada materi

“pensil untuk menulis”

(3) Anak mampu memproduksi fonem /h/ awal tingkat kata dengan keakuratan 40% dari target 80% pada materi “hidung”, “hotel”, (4) Anak mampu memproduksi fonem /f/ awal tingkat kata dengan

keakuratan 40% dari target 80% pada materi “foto”, “film”, (5) Anak mampu memproduksi fonem /f/ tengah tingkat kata

dengan keakuratan 40% dari target 80% pada materi “wafer”,

“sofa”.

(4)

c) Assessment

(1) Anak tidak mengalami peningkatan dalam mengidentifikasi pertanyaan kenapa dari 20% tetap menjadi 20%

(2) Anak tidak mengalami peningkatan saat mengucapkan kalimat yang terdiri dari 6-12 suku katadari 20% tetap menjadi 20%

(3) Anak tidak mengalami peningkatan saat memproduksi fonem /h/

awal tingkat kata dari 40% tetap menjadi 40%

(4) Anak mengalami peningkatan saat mempoduksi fonem /f/ awal tingkat kata dari 20% menjadi 40%

(5) Anak mengalami peningkatan saat mempoduksi fonem /f/

tengah tingkat kata dari 20% menjadi 40%

d) Plan

Mengulangi program terapi yang telah diberikan yaitu mengidentifikasi pertanyaan kenapa, mengucapkan kalimat yang terdiri dari 6-12 suku kata, memproduksi /h/ awal tingkat kata, /f/

awal tingkat kata, dan /f/ tengah tingkat kata.

4) Pertemuan keempat (Kamis, 12 Maret 2020) a) Subjective

Anak tampak memperhatikan, serta mengikuti semua stimulus yang diberikan.

b) Objective

Hasil terapi hari ini:

(1) Anak mampu mengidentifikasi pertanyaan kenapa dengan keakuratan 20% dari target 80% pada materi “kenapa ayah makan?”

(2) Anak mampu mengucapkan kalimat yang terdiri dari 6-12 suku katadengan keakuratan 40% dari targt 80% pada materi “pensil untuk menulis”, “minum menggunakan gelas”

(3) Anak mampu memproduksi fonem /h/ awal tingkat kata dengan keakuratan 60% “hidung”, “hotel”, “handuk”

(4) Anak mampu memproduksi fonem /f/ awal tingkat kata dengan keakuratan 40% dari target 80% pada materi “foto”, “film”,

(5)

dengan keakuratan 60% dari target 80% pada materi “wafer”,

“sofa”, “kafe”

c) Assessment

(1) Anak tidak mengalami peningkatan dalam mengidentifikasi pertanyaan kenapa dari 20% tetap menjadi 20%

(2) Anak mengalami peningkatan saat mengucapkan kalimat yang terdiri dari 6-12 suku katadari 20% menjadi 40%

(3) Anak mengalami peningkatan saat memproduksi fonem /h/ awal tingkat kata dari 40% menjadi 60%

(4) Anak tidak mengalami peningkatan saat mempoduksi fonem /f/

awal tingkat kata dari 40% tetap menjadi 40%

(5) Anak mengalami peningkatan saat memproduksi fonem /f/

tengah tingkat kata dari 40% menjadi 60%

d) Plan

Mengulangi program terapi yang telah diberikan yaitu mengidentifikasi pertanyaan kenapa, mengucapkan kalimat yang terdiri dari 6-12 suku kata, memproduksi /h/ awal tingkat kata, /f/

awal tingkat kata, dan /f/ tengah tingkat kata.

b. Kesimpulan Hasil Terapi

Setelah dilakukan terapi selama 4 kali pertemuan dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.1 Kesimpulan Hasil Terapi

No. Tujuan Jangka Pendek Pertemuan Ke…

keterangan

1 2 3 4

1. Agar anak mampu menyatukan gambar dari pertanyaan kenapa yang diberikan oleh terapis dengan tingkat keakuratan 80%

dalam 3 sesi berturut-turut

0% 20% 20% 20% Belum

tercapai

2. Agar anak mampu mengucapkan kalimat yang terdiri dari 6-13 suku kata dengan kategori fungsi benda dengan keakuratan 80%

0% 20% 20% 40% Belum

tercapai

(6)

dalam 3 sesi berturut-turut 3. Agar anak mampu mengucapkan

artikulasi pada fonem /h/ awal tingkat kata dengan tingkat keakuratan 80% dalam 3 sesi berturut-turut

20% 40% 40% 60% Belum

tercapai

4. Agar anak mampu mengucpkan artikulasi pada fonem /f/ awal tingkat kata dengan tingkat keakuratan 80% dalam 3 sesi berturut-turut

0% 20% 40% 40% Belum

tercapai

5. Agar anak mampu mengucapkan artikulasi pada fonem /f/ tengah tingkat kata dengan tingkat keakuratan 80% dalam 3 sesi berturut-turut

0% 20% 40% 60% Belum

tercapai

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tujuan terapi untuk menyatukan gambar dari pertanyaan kenapa yang diberikan oleh terapis, pada pertemuan pertama anak belum mampu sama sekali memahami pertanyaan kenapa, pertemuan kedua anak mengalami peningkatan dari belum mampu menjadi 1 materi tercapai (20%), pertemuan ketiga dan keempat tidak mengalami peningkatan dari 1 materi (20%) tetap menjadi 1 materi (20%) yang tercapai. Tujuan terapi yang kedua yaitu mengucapkan kalimat yang terdiri dari 6-12 suku kata pada kategori fungsi benda pada pertemuan pertama anak belum mampu sama sekali untuk mengucapkan kalimat, pada pertemuan kedua anak mampu mengucapkan kalimat sebanyak 1 materi (20%), pada pertemuan ketiga anak tidak mengalami peningkatan dari 1 materi (20%) tetap menjadi 1 materi (20%), pertemuan keempat anak mengalami peningkatan dari 1 materi (20%) menjadi 2 materi (40%). Tujuan terapi yang ketiga yaitu mengucapkan artikulasi /h/ posisi awal tingkat kata pada pertemuan pertama anak mampu mengucapkan fonem /h/ awal tingkat kata sebanyak 1 materi (20%), pada pertemuan kedua mengalami peningkatan menjadi 2 materi (40%), pada pertemuan ketiga tidak mengalami peningkatan dari 2 materi

(7)

mengalami peningkatan dari 2 materi (40%) menjadi 3 materi (60%).

Tujuan terapi yang keempat yaitu mengucapkan artikulasi /f/ posisi awal tingkat kata pada pertemuan pertama anak belum mampu mengucapkan fonem /f/ awal tingkat kata, pada pertemuan kedua mengalami peningkatan menjadi 1 materi (20%), pada pertemuan ketiga mengalami peningkatan dari 2 materi (40%) menjadi 2 materi (40%) dan pertemuan keempat tidak mengalami peningkatan dari 2 materi (40%) tetap menjadi 2 materi (40%).

Tujuan terapi yang kelima yaitu mengucapkan artikulasi /f/ posisi tengah tingkat kata pada pertemuan pertama anak belum mampu mengucapkan fonem /f/ tengah tingkat kata, pada pertemuan kedua mengalami peningkatan menjadi 1 materi (20%), pada pertemuan ketiga mengalami peningkatan dari 1 materi (20%) menjadi 2 materi (40%), dan pada pertemuan keempat anak mengalami peningkatan dari 2 materi (40%) menjadi 3 materi (60%).

B. Pembahasan

Dalam pelaksanaan terapi yang telah dilakukan, telah disusun mengenai tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek yang mengarah pada menyatukan gambar dari pertanyaan kenapa yang diberikan oleh terapis, mengucapkan kalimat yang terdiri dari 6-12 suku kata, memproduksi /h/ posisi awal tingkat kata, memproduksi /f/ posisi awal tingkat kata, dan memproduksi /f/ posisi tengah tingkat kata. Tindakan terapi dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan dengan durasi waktu terapi 30 menit dalam waktu 6 minggu, dapat diketahui apakah kemampuan anak mengalami kemajuan atau belum. Dari hasil evaluasi dapat diketahui bahwa tujuan teapi yang telah direncanakan sebagai berikut:

Tujuan terapi untuk menyatukan gambar dari pertanyaan kenapa yang diberikan oleh terapis dengan target 80% selama 3 sesi berturut-turut belum tercapai, anak mengalami peningkatan sebanyak 20% dari target 80%. Tujuan terapi untuk mengucapkan kalimat yang terdiri dari 6-12 suku kata dengan target 80% selama 3 sesi berturut-turut belum tercapai, anak mengalami peningkatan dalam kemampuan mengucapkan kalimat sebanyak 2 materi (40%) dari target 4

(8)

materi (80%). Tujuan terapi untuk memproduksi fonem /h/ posisi awal tingkat kata, /f/ posisi awal tingkat kata, dan /f/ posisi tengah tingkat kata dengan target 80%

selama 3 sesi berturut-turut belum tercapai. Anak mengalami peningkatan dalam pengucapan artikulasi /h/ posisi awal tingkat kata sebanyak 3 materi (60%) dari target 4 materi (80%), peningkatan dalam pengucapan artikulasi /f/ posisi awal tingkat kata sebanyak 2 materi (40%) dari target 4 materi (80%), dan peningkatan dalam pengucapan artikulasi /f/ posisi tengah tingkat kata sebanyak 3 materi (60%) dari target 4 materi (80%).

Adapun faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan ketidak berhasilan proses terapi, antara lain:

1. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan terapi a. Kemampuan mengerti perintah

Klien yang mengerti dan melaksanakan perintah yang diberikan oleh terapis akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan terapi dan juga perkembangan anak, kemampuan bahasa reseptif dan ekspresif tentu sangat penting dimiliki oleh anak agar anak dapat belajar secara maksimal (Saputra dan Rika, 2015). Sesuai dengan hasil observasi dan asesmen anak paham mengenai perintah sederhana. Ketika dilakukan intervensi anak paham dengan apa yang diminta oleh praktikan.

b. Peran serta orang tua

Dalam hal ini peran oang tua sangat mendukung, terbukti yang sudah dilakukan oleh orang tua anak yaitu dengan adanya kesadaran dalam penggunaan ABD, datang ke terapi wicara secara rutin, dan mendukung proses terapi dibuktikan dengan dilakukannya home program yang diberikan. Menurut (Bonny Danuatmojo, 2003) orangtua yang ikut melaksanakan terapi secara intensif terhadap anaknya, akan memperoleh hasil yang memuaskan, anak menunjukkan kemajuan sangat pesat.

2. Faktor yang mempengaruhi ketidakberhasilan terapi a. Anak menggunakan alat bantu dengar

Anak menggunakan Alat Bantu Dengar sejak usia 4 tahun.

Menurut The Joint Committee on Infant Hearing (2007) merekomendasikan skrining pendengaran neonatus harus dilakukan

(9)

dan terutama pada bayi dengan faktor risiko. Menurut Vohr, melaporkan usia rata-rata pemakaian alat bantu dengar (ABD) yang semula adalah 13- 16 bulan menjadi 5-7 bulan

b. Durasi pertemuan yang relatif singkat

Kurangnya pertemuan antara praktikan dengan anak mempengaruhi keberhasilan terapi yang diberikan. Intensitas pertemuan antara praktikan dengan anak hanya 4 kali pertemuan. Menurut Maura (2011) Intervensi terapi wicara yang berlangsung lebih dari delapan minggu mungkin lebih efektif daripada yang berlangsung kurang dari delapan minggu.

c. Derajat keparahan gangguan yang dialami

Anak memiliki derajad gangguan pendengaran pada telinga kiri 95 dB, telinga kanan 100 dB, yang disimpulkan dalam klasifikasi tingkat Profound hearing loss (gangguan pendengaran taraf sangat berat). Anak- anak dengan gangguan pendengaran sedang / berat memiliki jumlah frasa yang jauh lebih rendah dari yang dipahami, kata-kata dipahami, dan gerakan awal, kemudian, dan total, dibandingkan dengan anak-anak dengan gangguan pendengaran ringan / minimal dan subjek kontrol pendengaran (Vohr, 2008)

d. Kurang konsentrasi

Selama proses terapi anak konsentrasi anak mudah teralihkan, terbukti dari anak yang tampak lelah saat dipertengahan terapi dan tampak kurang konsentrasi. Slameto (2010) mengungkapkan bahwa siswa hendaknya mampu berkonsentrasi saat proses belajar mengajar berlangsung, karena konsentrasi dalam belajar akan berpengaruh terhadap hasil belajar.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam bab ini penulis akan menyajikan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian di Disnaker, bagian Kesempatan Kerja yang menjadi informan untuk memberikan

< 0,05 maka H0 ditolak berarti terdapat perbedaan signifikan hasil belajar biologi antara siswa yang memiliki self efficacy pada model pembelajaran guided inquiry dengan

Penelitian ini adalah quasi eksperimen yaitu penelitian yang membandingkan kelas perlakuan (eksperimen) dengan kelas yang tidak diberikan perlakuan (kontrol).

Melakukan sima’ (mendengarkan) qari’ kesayangan lalu kemudian dibacakan secara ber- ulang-ulang, juga bisa dilakukan untuk mendapatkan kenikmatan tersebut. “Apalagi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara obesitas sentral dengan kejadian retinopati pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di

Dari falsafah tersebut, masyarakat Sinar Resmi mengembangkan tiga konsep adat sebagai dasar kelembagaan/tatanan kehidupan sehari-hari (norma), yaitu:.. a) Nyangkulu ka hukum,

Akibat perdarahan terjadi hematoma intracerebral yang mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan intrakranial dan penekanan pada jaringan otak sekitar yang menyebabkan terjadinya

one-to-one evaluation, dan small group evaluation). b) Instrumen tes berbasis multirepresentasi pada mata kuliah Pendahuluan Fisika Zat Padat yang dikembangkan