• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III STUDI KASUS. beralamatkan di Jengkaran Sekaran Wonosari. Pendidikan terakhir SLTA,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III STUDI KASUS. beralamatkan di Jengkaran Sekaran Wonosari. Pendidikan terakhir SLTA,"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

20 BAB III

STUDI KASUS

A. Identitas Pasien

Pasien berinisial Ny. R, berusia 56 tahun, beragama islam, beralamatkan di Jengkaran Sekaran Wonosari. Pendidikan terakhir SLTA, profesi ibu rumah tangga. Pasien sudah menikah dan memiliki 3 orang anak dan sudah mempunyai cucu. Sisi dominan kanan, diagnosis medis Frozen shoulder, diagnosis topis Shouder Sinistra, diagnosis kausatif terbiasa membawa beban berat.

B. Data Subjektif

1. Initial assesment

Interview pada tanggal 08 Febuari 2019, pasien sering mengeluhkan rasa nyeri pada bahu sebelah kiri pada saat menggerakan aktifitas secara aktif. Pasien juga pernah berobat di Rumah Sakit Ortopedi Dr. Soeharso Surakarta. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya, pasien berharap dapat sembuh dan dapat beraktifitas seperti biasanya, pasien juga mengeluhkan kesulitan dalam beraktivitas dalam kesehariannya seperti halnya memakai memakai kaos, memakai jilbab, mengambil barang yang berada di atas, dan saat berpakaian seperti hanya memakai breast holder, dari hasil wawancara pasien menginginkan dapat memakai breast holder secara mandiri.

(2)

2. Observasi Klinis

Hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 08 Febuari 2019, bahu pasien terlihat simetris tidak terjadi udema, pasien berpenampilan rapi dan bersih dan cara komunikasi pasien jelas, baik dan sopan.

Anggota gerak bawah pasien memiliki suatu keterbatasan, pasien mampu menggerakan lengan kirinya hanya sebatas bahunya saja belum bisa normal full ROM. Pasien sering mengelukan saat terapi nyeri kaku dan sulit digerakan ke atas kesamping dan kebelakang dan kesulitan dalam aktiviatas seperti halnya memakai kaos, mengambil barang yang berada di atas, dan memakai breast holder. Pasien mengalami keterbatasan gerak aktif maupun pasif pada sendi dan mengalami penurunan kekuatan otot pada bahu sebelah kiri. Pasien rajin mengikuti sesi terapi dalam seminggu 2 kali sesi terapi.

3. Screening Test

Hasil screening yang dilakukan pada tanggal 08 Febuari 2019, bahwa pasien mengalami nyeri bahu kiri pada saat digerakan aktif maupun pasif, dan mengalami keterbatasan keterbatasan dalam bergerak. Pasien diminta untuk menggerakan secara aktif gerakan fleksi hanya mampu di atas bahu, saat diminta untuk gerakan shoulder extension pasien hanya mampu 400 setengah dari full ROM. Pasien masih sulit melakukan gerakan internal rotation.

4. Model Treatment

(3)

Kerangka acuan yang akan digunakan dalam kasus frozen shoulder yaitu Biomechanical Approaach. Dipihnya kerangka acuan ini karena dalam kasus Frozen Shoulder menimbulkan masalah pada lingkup gerak sendi dan kekuatan otot karena mengalami kekakuan pada bahu dan rasa nyeri pada sendi bahu. Meningkatkan kekutan otot dan daya tahan. Sehingga pasien dapat melakukan aktifitas fungsional seperti memakai breast holder secara mandiri. Sedangakan strategi yang dalam kerangka acuan biomekanik ini yaitu active movement, graded activity, endurance, dan occupation excersice.

C. Data Objektif

Pengambilan data objektif dilakukan pada tanggal 08 Febuari 2019 pada pasien menggunakan pemeriksaan lingkup gerak sendi, pemeriksaan kekuatan otot, pemeriksaan status fungsional, dan pemeriksaan analisa memakai breast holder.

1. Pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi (LGS)

Hasil pemeriksaan yang dilakukan pada tanggal 12 Febuari 2019 di dapatkan data lingkup Gerak Sendi Shoulder Sinistra sebagai berikut:

Tabel 1.1 Hasil lingkup Gerak Sendi Shoulder Sinistra

No Gerak Shoulder Hasil Normal

1. Fleksi Shoulder 1400 1800

2. Ekstensi Shoulder 400 600

3. Abduksi Shoulder 1350 1800

4. Abduksi Horizontal Shoulder 300 450

(4)

5. Adduksi horizontal Shoulder 1100 1350

6. Rotasi Internal Shoulder 300 700

7. Rotasi eksternal Shoulder 550 900 Dari hasil pemeriksaan di atas dapat diketahui bahwa pasien mengalami penurunan lingkup gerak sendi pada bahu.

2. Pemeriksaan Kekuatan Otot

Berdasarkan pemeriksaan MMT yang dilakukan pada tanggal 12 Febuari 2019 dapat diperoleh hasil kekuatan otot pada Shoulder Sinistra sebagai berikut :

Tabel 1.2 hasil kekuatan otot pada Shoulder Sinistra.

No. Gerak Shoulder Nama Otot Nilai

1. Fleksi Shoulder Anterior deltoid 3- 2. Fleksi Adduksi

Extension

Coracobracialis Latisimus Dorsi Teres Major

3-

3. Abduction Shoulder Middle Deltoid Supraspinatus

3-

4. Adduction Shoulder Pectoralis Major Posterior Deltoid

3-

5. Horizontal adduction Shoulder

Pectoralis Major 3-

6. Horizontal Abduction Shoulder

Posterior Deltoid 3-

7. Internal Rotation Subscapularis 2+

(5)

Shoulder

8. External Rotation Shoulder

Infraspinatus Teres Minor

3-

3. Pemeriksaan Tahapan Memakai Breast Holder

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan pada tanggal 12 Febuari 2019 dapat diperoleh dengan menggunakan blanko tahapan memakai breast holder diperoleh bahwa pasien mampu memasukkan kedua lengan ke breast holder. Pasien mampu merapikan breast holder, tetapi pasien belum mampu tahap mengaitkan breast holder dari arah belakang secara mandiri.

4. Pemeriksaan Functional Independence Measurement ( FIM )

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan pada tanggal 12 Febuari 2019 dapat diperoleh nilai 98 yang berarti perlu setup untuk setiap kegiatan.

5. Pemeriksaan SPDI

Berdasarkan hasil pemeriksaan nyeri dan disabilitas menggunakan SPADI memperoleh total skore nilai sebesar 44% yang berarti rasa menimpa aspek kehidupan, baik kegiatan sehari-hari.

Pasien mengalami rasa nyeri pada saat meraih sesuatu pada tempat yang tinggi dengan level nyeri 7, levell nyeri pada saat membersihkan bagian leher yaitu 6 dan pada saat mendorong nyeri 6.

(6)

D. Assessment / Pengkajian Data

1. Rangkuman data subjektif dan objektif

Pasien mengalami Frozen Shoulder sebelah kiri, bahu pasien terlihat simetris. Frozen Shoulder yang dialami oleh pasien mengakibatkan gangguan pada aktivitas seperti memakai baju berkancing, memakai kaos, melepas kaos, mengambil benda yang berada di atas, dan memakai breast holder.

Diperoleh hasil pemeriksaan lingkup gerak sendi ( LGS ) pasien masih kesulitan gerakan pada Shoulder Sinistra. Sedangkan yang diperoleh dari pemeriksaan pada kekuatan otot memiliki nilai rata-rata kekuatan otot 3 pada Shoulder Sinistra. Diperoleh hasil pemeriksaan tahap memakai breast holder bahwa pasien masih kelihatan pada saat mengaitkan dari belakang secara mandiri.

2. Aset

Aset yang dimiliki pasien yaitu pasien mampu menggerakkan secara aktif pada bagian Shoulder Girdle Dextra.

3. Limitasi

Pasien mengalami limitasi saat melakukan memakai kaos, memakai baju berkancing, memakai breast holder dan mengambil benda yang berda di atas.

4. Prioritas Okupasi Terapi

Berdasarkan dari pengkajian data yang dilakukan prioritas masalah yang diambil adalah pada area memakai Breast Holder.

(7)

5. Diagnosis Okupasi Terapi

Pasien mengalami gangguan pada area ADL pasien yaitu memakai Breast Holder, karena pasien mengeluhkan nyeri dan kaku pada lingkup gerak sendi pasien bagian Shoulder Girdle Sinistra.

E. Perencanaan Terapi

1. Tujuan Jangka Panjang

Tujuan jangka panjang pada kasus ini adalah pasien mampu memakai breast holder dalam posisi berdiri secara mandiri selama 10 kali sesi terapi

2. Tujuan Jangka Pendek STG I :

Pasien mampu memegang breast holder dengan posisi tangan ke belakang dalam posisi berdiri selama 3 kali sesi terapi.

STG II :

Pasien mampu mengaitkan breast holder dalam posisi berdiri selama 3 kali sesi terapi.

STG III :

Pasien mampu merapikan breast holder dalam posisi berdiri selama 2 kali sesi terapi.

STG IV :

Pasien mampu melakukan simulasi aktivitas memakai breast holder dalam posisi berdiri secara mandiri selama 2 kali sesi terapi

3. Strategi dan Tekhnik

(8)

Strategi atau teknik yang akan digunakan pada kasus Frozen Shoulder ini mengacu pada pendekatan kerangka acuan biomekanik dengan stategi gradded activity. Gradded activity ini dilakukan dengan menambahkan tingkat kesulitan suatu aktivitas agar meningkatkan lingkup gerak sendi, kekuatan otot dan endurance.

4. Frekuensi

Terapi yang dilakukan dengan frekuensi yaitu dua kali dalam seminggu ditambah dengan hari minggu visit dirumah sendiri.

5. Durasi

Durasi yang dibutuhkan dalam satu kali sesi terapi adalah 25 menit.

6. Media terapi

Media terapi yang digunakan saat sesi terapi adalah papan skate board, handuk, cone, breast holder.

7. Home Program

Home program yang diberikan oleh terapis adalah melakukan aktivitas memakai breast holder secara mandiri.

F. Pelaksana Terapi

Pelaksanaan terapi dilakukan menurut tahap yaitu adjunctive methods, enabling activity, purposeful activity, dan accupation performance.

1. Adjunctive Methods

Pelaksanaan terapi diawali dengan adjunctive methods therapy, yang bertujuan untuk melatih pergerakan pada otot shoulder girdle

(9)

sinistra pasien. Pada tahap ini pasien diminta untuk untuk menggerakkan shoulder girdle sinistra secara aktif sebatas nyeri pasien, akan tetapi terapis slalu membantu saat menggerakkan lingkup gerak sendi secara pasif sampai full ROM

Aplikasi pada aktivitas adjunctive Methods dengan menggunakan kerangka acuan biomekanik dengan menggunakan active stretching sesuai dengan strategi active movement memberikan gerakan secara aktif pada anggota gerak yang mengalami cidera pada tubuh yang tetap memperhatikan rasa nyeri.

Gambar 1. Shoulder Flexion Gambar2. Shoulder Extension

2. Enabling activity

Enabling activity yang diberikan kepada pasien yaitu aktivitas yang bertujuan pada pasien, pada tahap ini pasien melaksanakan terapi menggunakan alat untuk meningkatkan lingkup gerak sendi, kekuatan otot dan endurance pada shoulder girdle sinistra pada pasien. Alat

(10)

atau media yang digunakan pada proses enabling activity adalah skateboard, cone, handuk. Aplikasi pada aktivitas Enabling Activity dengan menggunakan kerangka acuan biomekanik dengan menggunakan strategi graded activity, positioning dan active movement

a. Aktivitas dengan media skateboard

Aktivitas ini dilakukan dengan pasien diinstruksikan untuk duduk di samping meja dengan memposisikan tubuh yang benar sesuai dengan stategi digunakan yaitu positioning, dengan lengan yang sakit sinistra diletakkan diatas skateboard. Gerakan pertama yaitu pada arah abduksi shoulder, fleksi shoulder dan ekstensi shoulder, fleksi shoulder, dan abduksi shoulder secara activ, aktivitas tersebut sesuai dengan stategi yang digunakan yaitu active movement . Aktivitas ini bertujuan untuk meningkatkan lingkup gerak sendi pada bahu pasien.

Aplikasi pada aktivitas enabling activity dengan dibantu alat skateboard dengan menggunakan kerangka acuan biomekanik dengan menggunakan strategi positioning, active movment.

Safety precation pada aktivitas enabling activity dengan menggunakan skateboard adalah pasien saat memakai skateboard diminta untuk menggerakan lengannya sebatas nyeri dan dilakukan dengan pelan-pelan saja karena roda pada alat skateboard ini mudah berputar kesegala arah.

(11)

Gambar 3. Abduksi Shoulder Gambar 4. Fleksi shoulder

b. Aktivitas dengaan media cone

Aktivitas yang dilakukan dengan pasien duduk secara baik dan benar di depan meja, setelah itu pasien diinstruksikan untuk menyusun cone yang berada atas meja secara berulang, aktivitas tersebut sesuai dengan strategi yang digunakan yaitu remidial activity, gradded activity.

Safety precation pada aktivitas enabling activity dengan mengunakan media cone yaitu pastikan pola gerakan saat menyusun cone dengan benar, serta menyusun cone dengan frekuensi pelan-pelan tidak disarankan melakukan aktivitas menyusun cone dengan terburu-buru.

(12)

Gambar 5. Shoulder Flexion c. Aktivitas dengan media handuk.

Aktivitas dilakukan dengan pasien berdiri di depan kaca posisi kedua lengan ke belakang, lengan yang sakit berada di

(13)

bawah lengan yang sehat di atas, pasien diminta untuk menarik ulur ke atas dan ke bawah handuk tersebut secara berulang, tujuan aktifitas tersebut untuk meningkatkan daya tahan dalam melakukan aktifitas. Aktivitas tersebut sesuai dengan strategi yang digunakan yaitu stategi endurance.

Safety precation pada aktivitas diatas yaitu pastikan pola gerakan benar, perhatikan tingkat nyeri apabila pasien merasakan nyeri maka perlu nyeimbangkan dengan isirahat sejenak.

Gambar 6. Fleksi Shoulder, Internal Gambar 7. Fleksi Shoulder,

Rotasi, Fleksi Elbow, Ekstensi Shoulder, Internal Rotasi, Fleksi Elbow

Ekstensi elbow.

(14)

3. Purposeful activity

Purposeful activity merupakan aktivitas yang bermakna dan bertujuan, yang merupakan tahap sebelum occupational performance.

Setelah pasien mampu melakukan gerakan yang dilakukan pada enabling activity diatas pasien diminta untuk melakukan aktifitas simulasi memakai breast holder. Yang pertama pasien mampu memasukkan sisi yang sakit dahulu, setelah itu pasien diminta untuk merapikan breast holder dahulu, kemudian pasien diminta untuk menarik pengait breast holder dari belakang, kemudian mengaitkan breast holder. Tujuannya untuk meningkatkan lingkup gerak sendi, kekuatan otot dan endurance pada shoulder girdle sinistra pasien yang terkena frozen shoulder dan agar dapat beraktivitas secara fungsional kembali, pada aktivitas purposeful activity ini sesuai dengan strategi yang digunakan yaitu remidial activiy dan endurance.

4. Occupational performance

Pada tahapan ini aktivitas yang dilakukan adalah aktivitas fungsional yang diharapkan yaitu pasien mampu melakukan aktivitas memakai breast holder dengan mandiri dalam kehidupan kesehari- hari. Terapis memberikan arahan dan mendampingi pasien dalam melakukan aktivitas memakai breast holder secara mandiri.

(15)

Gambar 8. Internal Rotation Shoulder.

G. Re-evaluasi

1. Re-evaluasi Data Subjektif

Setelah dilakukan 10 kali sesi terapi diperoleh hasil data subjektif yaitu pasien mampu menggerakan lengan kirinya di atas bahu, mampu menggerakan lengan kiri dari arah depan ke belakang punggung, nyeri dan kaku pada shoulder girdle sinistra pasien berkurang pada saat pasien melakukan aktivitas sehari-sehari seperti mengambil benda yang berada di atas, saat memakai kaos, melepas kaos, saat memakai baju berkancing, dan memakai breast holder.

2. Re-evaluasi Data Objektif

Setelah dilakukan sepuluh kali sesi terapi diperoleh hasil data objektif yaitu :

a. Pemeriksaan pada lingkup gerak sendi

Dari hasil pemeriksaan pada tanggal 19 Maret 2019 lingkup gerak sendi shoulder girdle sinistra sebagai berikut:

(16)

No Gerak Shoulder Hasil Normal

1. Fleksi Shoulder 1750 1800

2. Ekstensi Shoulder 500 600

3. Abduksi Shoulder 1500 1800

4. Abduksi Horizontal Shoulder 400 450 5. Adduksi Horizontal Shoulder 1100 1350 6. Rotasi Internal Shoulder 600 700 7. Rotasi Eksternal Shoulder 750 900 tabel : Hasil Re-evaluasi Lingkup Gerak Sendi Shoulder Sinistra

Kesimpulan pada pemeriksaan lingkup gerak sendi pasien didapatkan perubahan pada gerakan Fleksi Shoulder, Ekstensi Shoulder, Abduksi Shoulder Abduksi Horizontal Shoulder, Adduksi Horizontal Shoulder, Rotasi Internal Shoulder, Rotasi Eksternal Shoulder.

b. Pemeriksaan kekuatan otot pasien

Dari hasil pemeriksaan pada tanggal 19 Maret 2019 kekuatan otot pada shoulder girdle sinistra sebagai berikut:

No Gerak Shoulder Nama Otot Nilai

1. Fleksi Shoulder Anterior deltoid 4- 2. Fleksi – Adduksi

Extension

Coracobracialis

Latisimus Dorsi Teres Major

3+

4- 3. Abduction Shoulder Middle Deltoid 4-

(17)

Supraspinatus 4. Adduction Shoulder Pectoralis Major

Posterior Deltoid

3+

5. Horizontal adduction Shoulder

Pectoralis Major 4- 6. Horizontal adduction

Shoulder

Pecterior Deltoid 4- 7. Internal Rotation

Shoulder

Subscapularis 4-

8. External Rotation Shoulder

Infraspinatus Teres Minor

4-

Kesimpulan pada pemeriksaan kekuatan otot pasien diatas didapatkan perubahan pada gerakan Fleksi Shoulder, fleksi – adduksi Extension, Abduksi Shoulder, Adduksi Shoulder, Adduksi Horizontal Shoulder, Horizontal adduction Shoulder, Internal Rotation Shoulder, External Rotation Shoulder.

3. Analisis Tahapan Memakai Breast Holder

Berdasarkan hasil analisis tahapan mamakai breast holder yang dilakukan pada tanggal 19 Maret 2019 dapat diperoleh dengan menggunakan blanko tahapan memakai breast holder diperoleh bahwa pasien mampu memasukkan kedua lengan ke breast holder. Pasien mampu merapikan breast holder, dan pasien sudah mampu tahap mengaitkan breast holder dari arah belakang secara mandiri.

(18)

Kesimpulkan reevaluasi secara fungsional seperti berikut:

Aktivitas Sebelum terapi Sesudah terapi Memakai Breast

Holder

Perlu bantuan minimal Sudah mandri

4. Pemeriksaa Functional Independence Measurement ( FIM )

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan pada tanggal 19 Maret 2019 dapat diperoleh nilai 118 yang berarti pasien sudah mandiri

5. Pemeriksaan SPADI

Berdasarkan hasil pemeriksaan nyeri dan disabilitas menggunakan SPADI memperoleh total skore nilai sebesar 20%. Pasien mengalami rasa nyeri pada saat meraih sesuatu pada tempat yang tinggi dengan level nyeri 4 , level nyeri pada saat membersihkan bagian leher 3 yaitu dan pada saat mendorong nyeri 3.

3. Reevalusi Hasil Terapi/Pencapaian

Setelah dilakukan sepuluh kali sesi terapi diperoleh hasil terapi yaitu STG 1 pasien tercapai yaitu Pasien mampu memegang breast holder dengan posisi tangan ke belakang dalam posisi berdiri. STG 2 Pasien tercapai yaitu mampu mengaitkan breast holder dalam posisi berdiri. STG 3 Pasien tercapai yaitu mampu merapikan Breast holder dalam posisi berdiri. STG 4 Pasien tercapai yaitu mampu melakukan

(19)

simulasi aktivitas memakai breast holder dalam posisi berdiri secara mandiri.

H. Follow Up

Sebaiknya pasien tetap melakukan latihan di rumah seperti apa yang di ajarkan atau diarahkan oleh terapis. Pasien diharapkan agar tidak melakukan pekerjaan yang menguras tenaga atau pekerjaan yang terlalu berat, karena dapat menimbulkan rasa nyeri pada bahu kiri yang dibuat untuk aktivitas seperti halnya mengangkat benda yang berat.

Referensi

Dokumen terkait

Bagi Penyedia Jasa atau Pemilik Kapal yang sedang menjalani pemeriksaan oleh instansi yang terkait, antara lain pihak kepolisian, TNI, Bea Cukai, Perpajakan, atas

Berdasarkan hal tersebu t, maka studi tentang model demand transportasi berdasarkan biaya transportasi sangat penting dikaji untuk melihat perkembangan demand transportasi

Karena gerak magnetik elektron orbital dalam sebuah atom hidrogen bergantung dari momentum sudut L, besar dan arah L terhadap medan menentukan berapa besar

Proses :Dalam form master barang ini terdapat tombol Tambah, Simpan, Hapus, Ubah, Batal, Cari, Cetak, dan Tutup yang masing- masing dapat dipilih sesuai

Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris serta hubungan keuangan dan/atau hubungan keluarga anggota Dewan Komisaris dengan anggota Dewan Komisaris lain, anggota

Dalam hal ini adalah sekolah SMK Negeri 3 Kendal yang menggunakan sistem informasi pembayaran SPP, yang masih dilakukan secara manual sehingga masih sering terjadi kesalahan

Sikap awal : Tegak langkah kaki kiri, kedua lengan lurus ke depan Hitungan 1 : Lengan kanan diayun melingkar ke dalam satu lingakran.. di

12 Ctrl + Menggerakan pointer dari ke arah kanan ke akhir data. Dapat juga menggerakan pointer dari sel A1 atau kolom pertama ke sel terakhir atau kolom