• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori 1. Tematik

a. Pengertian Pembelajaran Tematik

Sekolah – sekolah saat ini serentak menggunakan kurikulum 2013, pada penerapan kurikulum 2013 khususnya di tingkatan sekolah dasar menggunakan pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang didalamnya terdapat beberapa mata pelajaran lain yang dijadikan satu dalam bentuk tema. Tematik juga dapat diartikan suatu pembelajaran terpadu yang mengkaitan beberapa mata pelajaran agar mempermudah siswa dalam penguasaan materi (Diputra, 2016). Selain itu pembelajaran tematik adalah gabungan dari beberapa bidang ilmu atau mata pelajaran lain dan terbagi menjadi beberapa tema-tema. Adanya pembagian tema-tema itu digunakan untuk mempermudah siswa dalam menguasai materi dari setiap mata pelajaran yang saling berkaitan (Nugroho & Iqbal Arrosyad, 2020). Pembelajaran akan bermakna pada pembelajaran tematik karena didalamnya siswa dapat memahami materi berdasarkan pengalaman langsung yang berhubungan dengan materi lain sesuai kebutuhan siswa. (Hidayah, 2015).

Pembelajaran tematik didalamnya mencakup beberapa mata pelajaran antara lain: IPA, IPS, Bahasa Indonesia, PPKN, PJOK, SBDP, dan Matematika.

Pada pembelajaran tematik setiap tingkatan kelas ada perbedaan dalam mata pelajaran yang ada didalamnya. Misalnya tematik pada kelas rendah terdiri dari

(2)

mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, PJOK, SBDP dan PPKN.

Sedangkan pada tematik pada kelas tinggi terdiri dari mata pelajaran IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Matematika, SBDP, dan PPKN. Jadi perbedaannya tematik di kelas rendah tidak ada mata pelajaran IPA dan IPS, tetapi pada tematik di kelas tinggi telah mengalami revisi sehingga mata pelajaran Matematika dan PJOK berdiri sendiri atau tidak tergabung dalam tematik. Dalam pembelajaran tematik, tema-tema itu terbagi menjadi 8 tema bagi kelas rendah dalam 1 tahun (2 semester), sedangkan bagi kelas tinggi terbagi 9 tema dalam 1 tahun (2 semester)

Pembelajaran tematik dapat mengembangkan dan mengintegrasikan sikap, pengetahuan, keterampilan yang dimiliki oleh siswa untuk berpikir lebih kreatif (Hidayah, 2015). Selain itu pembelajaran tematik membuat siswa belajar secara lebih mandiri dan menemukan sendiri apa yang akan dipelajari dengan berdasarkan pengalaman siswa yang ada di kehidupan. Sebab sesuai pada kurikulum yang digunakan diharapkan dengan adanya pembelajaran tematik dapat mewujudkan tujuannya dalam membuat siswa lebih mandiri dan tidak tergantung pada guru (Utami et al., 2016). Tematik sangat erat kaitannya dengan kehidupan, dimana setiap tema memiliki judul yang berkaitan dengan kehidupan yang ada disekitar. Tidak hanya itu materi-materi yang ada juga disesuaikan dengan karakteristik siswa sesuai dengan tahap perkembangan tingkatan kelas siswa, untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna.

Pembelajaran tematik menggabungkan beberapa mata pelajaran yang dapat saling berkaitan satu sama lain dalam pembahasan materinya (Nugroho & Iqbal Arrosyad, 2020).

(3)

Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah penggabungan beberapa mata pelajaran yang dipecah menjadi beberapa tema sesuai kurikulum, serta materi didalamnya dapat saling dikaitan dan berhubungan dengan pengalaman siswa di kehidupan sehari-hari. Selain itu dengan adanya pembelajaran tematik dapat membuat siswa belajar sendiri secara lebih mandiri dan tidak selalu tergantung dengan panduan dari guru terlebih dahulu setiap pembelajaran akan dimulai. Dalam setiap pembelajaran memiliki perbedaan, seperti karakteristik, manfaat serta kelebihan dan kekurangan.

b. Manfaat Pembelajaran Tematik

Dalam pembelajaran tematik terdapat beberapa manfaat dalam proses pelaksanaanya antara lain (Utami et al., 2016):

1) Membuat keadaan dalam kelas nyaman dan lebih menyenangkan. Pada proses penerapannya pembelajaran tematik akan membuat kelas lebih menyenangkan, karena proses belajarnya berdasarkan pengalaman siswa di kehidupan sehari-hari. Tidak hanya itu selain menyenangkan proses pembelajaran tematik juga membuat suasana nyaman ketika siswa belajar, karena suasana nyaman dan menyenangkan itu penting agar siswa tidak merasa cepat bosan ketika pembelajaran berlangsung.

2) Menggunakan kelompok belajar, kelompok kerja sama atau kolaborasi dapat membuat siswa berlatih dalam memecahkan masalah. Pada pembelajaran tematik siswa dilatih untuk belajar memecahkan masalah secara mandiri ataupun kelompok, dengan begitu siswa akan mendapatkan manfaat ganda yaitu siswa dapat bekerja sama dengan teman kelompok

(4)

secara baik dan siswa juga dapat menyelesaikan pekerjaanya secara lebih cepat. Selain itu pada pembelajaran tematik diharapkan siswa dapat lebih mandiri dan tidak selalu bergantung dengan guru.

Sehingga dapat diketahui bahwa manfaat dari pembelajaran tematik membuat siswa menjadi lebih baik dalam memecahkan masalah secara lebih mandiri serta dapat menciptakan pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan. Sebab kedua hal tersebut adalah hal positif untuk membuat pembelajaran bermakna.

c. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Karakteristik pada pembelajaran tematik adalah hal yang menarik. Menurut Sukayati, proses penerapan pembelajaran tematik memiliki beberapa karakteristik tersendiri diantaranya (Syaifuddin, 2017):

1) Pembelajaran tematik berpusat pada siswa. Pada dasarnya setiap pembelajaran pasti fokus ditujukan kepada siswa, tetapi pada pembelajaran tematik siswa yang akan berperan aktif dalam proses pembelajaran. Siswa diharapkan dapat memecahkan masalah sendiri, siswa yang akan berproses dan bukan guru. Sebab pada pembelajaran tematik akan berhubungan dengan pengalaman siswa secara langsung, agar siswa yang akan berperan.

2) Membentuk pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran dapat dikatakan bermakna apabila pembelajaran yang disampaikan oleh guru akan diingat dan dipahami dengan mudah oleh siswa. Pada pembelajaran tematik lebih mengutamakan pembelajaran yang bermakna, dan diharapkan pada proses pembelajaran siswa merasa senang dan nyaman.

(5)

3) Pembelajaran berdasarkan pengalaman. Pengalaman adalah hal yang berharaga yang dimiliki oleh setiap orang. Pembelajaran tematik juga salah satu pembelajaran yang proses belajarnya berdasarkan pengalaman siswa secara langsung, dengan begitu materi yang akan disampaikan akan lebih mudah dipahami ketika berkaitan dengan kegiatan siswa sendiri.

4) Mementingkan proses daripada hasil. Dalam proses pembelajaran tematik lebih mengutamakan proses daripada hasil. Sebab dalam proses siswa akan belajar dalam memahami sesuai dengan alur, tetapi ketika hanya melihat hasil saja, hasil dapat direkayasa karena guru tidak mengetahui proses yang dilalui oleh siswa.

5) Materi dari setiap mata pelajaran saling berkaitan. Materi dalam setiap mata pelajaran di pembelajaran tematik saling berkaitan adalah salah satu ciri yang ada pada pembelajaran tematik. Karena dalam satu tema terdapat mata pelajaran yang berbeda dan kompetensi dasar dari mata pelajaran harus membuat materinya dapat dikaitkan dengan materi lain.

Selain itu ada pendapat lain terkait karakteristik pembelajaran tematik, karakteristik ini dikemukakan oleh Depag RI (Hernawan, 2015) antara lain:

1) Pembelajaran bersifat fleksibel. Bersifat fleksibel dimaksudkan adalah pembelajaran dapat dilakukan dimana saja tempatnya, karena tematik berhubungan kehidupan sehari-hari. Selain itu materi dari setiap mata pelajaran dapat dikaitkan satu dengan lain secara sempurna atau fleksibel.

2) Pembelajaran berpusat pada siswa. Pembelajaran yang berpusat kepada siswa berarti siswa yang akan berperan aktif dalam proses pembelajaran

(6)

tersebut. Siswa yang akan berproses dan guru hanya membantu dari kejahuhan saja, sehingga siswa yang akan lebih berperan dalam pembelajaran tematik.

3) Pembelajaran dari pengalaman siswa secara langsung. Pengalaman adalah pembelajaran yang paling berharga, dimana siswa akan mengalaminya secara langsung atau terlibat sendiri tidak hanya berdasarkan khayalan atau cerita dari orang lain. Ini yang membedakan pembelajaran tematik dengan pembelajaran lain siswa akan selalu mengingat pengalamannya di kehidupan sehari-hari.

4) Materi yang dikaitkan tidak dapat dibedakan mata pelajarannya. Dalam pembelajaran tematik materi dari setiap mata pelajaran saling dikaitkan satu dengan yang lain, hingga tidak dapat dilihat secara jelas bahwa materi itu terdiri dari beberapa mata pelajaran. Sebab materi-materi tersebut dicari pembahasan yang sama agar dapat dijadikan satu topik pembahasan dengan garis besar yang sama.

5) Hasil yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan siswa. Setelah menyelesaikan proses pembelajaran pasti akan menghasilkan suatu hasil, dimana hasil itu sesuai kebutuhan siswa. Sehingga pembelajaran tematik termasuk pembelajaran yang mengerti tentang kebutuhan siswa.

Dari pemaparan kedua pendapat terkait karakteristik pembelajaran tematik, dapat disimpulkan bahwa karakteristik pembelajaran tematik yang utama adalah berpusat pada siswa. Selain itu karakteristik pembelajaran tematik pembelajaran didapat dari pengalaman siswa, proses belajar siswa lebih utama

(7)

dibandingkan dengan hasil yang diperoleh, serta materi yang ada pada pembelajaran tematik saling berkaitan dari setiap mata pelajaran.

d. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik

Pada pembelajaran tematik memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri ketika diterapkan pada proses pembelajaran. Berikut ini adalah keunggulan dari penerapan pembelajaran tematik (Utami et al., 2016):

1) Pembelajaran menjadi menyenangkan, sebab sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa. Pembelajaran yang sesuai akan menciptakan pembelajaran yang tidak membosankan, karena telah sesuai dengan porsi kebutuhan siswa dan akan tercipta pembelajaran yang menyenangkan. Siswa juga akan lebih memahami materi-materi sesuai topik setiap tema yang dapat ditemukan pada pengalaman siswa secara nyata.

2) Kegiatan proses belajar serta pengalaman yang didapat oleh siswa sesuai dengan kebutuhan siswa. Siswa akan lebih memahami ketika mereka belajar berdasarkan pengalaman yang didapat, sebab proses pembelajaran yang dialami oleh siswa akan selalu diingat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3) Dalam proses pembelajaran akan mendapatkan hasil yang berkesan. Pada proses pembelajaran pasti siswa akan mendapatkan hasil, kemudian hasil itu akan diingat oleh siswa lebih lama. Sebab hasil belajar yang mereka dapatkan atau dipelajari itu berkesan dan juga bermakna bagi mereka.

Sehingga secara tidak sengaja pengalaman yang didapat siswa dapat ditemui pada kehidupan sehari-hari.

(8)

4) Membuat siswa lebih baik dalam berkomunikasi, kerja sama, dan menghargai pendapat orang lain. Keterampilan sosial seperti itu sudah dibiasakan pada pembelajaran tematik, misalnya ketika siswa menyampaikan pendapat saat berdiskusi pasti akan menggunakan bahasa komunikasi yang baik, serta mereka juga akan belajar bagaimana menerima kritik dan saran yang diberikan oleh kelompok lain.

5) Menghemat waktu pembelajaran. Pada pembelajaran tematik yang terdiri dari beberapa mata pelajaran yang diintegrasikan menjadi beberapa tema akan menghemat waktu. Karena ketika belajar satu tema siswa sudah dapat belajar 3-5 mata pelajaran dalam satu pertemuan di jam yang sama.

Sehingga dengan adanya pembelajaran tematik tidak memerlukan waktu yang lama untuk belajar 3-5 mata pelajaran.

Dapat diketahui masih banyak lagi pendapat yang menjelaskan tentang keunggulan dari pembelajaran tematik. Tidak hanya keunggulan dari pembelajaran tematik, tetapi ada bebepa pemaparan terkait kelemahan dari pembelajaran tematik. Berikut ini adalah kelemahan terkait pembelajaran tematik ketika diterapkan dlam proses pembelajaran:

1) Memiliki beberapa mata pelajaran dalam satu pertemuan secara langsung membuat siswa kurang fokus. Ada beberapa siswa yang memiliki cara pemahamannya berbeda dengan yang lain, dimana pemahaman siswa tersebut hanya dapat fokus pada satu materi dalam satu mata pelajaran. Bagi siswa yang memiliki cara pemahaman yang seperti itu membuat siswa kurang fokus ketika materi dari beberapa mata pelajaran dikaitkan satu sama

(9)

lain. Sehingga pembelajaran tematik kurang begitu sesuai ketika diterapkan pada siswa yang memiliki kelemahan seperti itu.

2) Buku dari setiap tema berbeda. Pada pembelajaran tematik dibagi menjadi beberapa tema dalam 1 tahun. Contohnya pada kelas tinggi terdapat 9 tema, 1-5 tema untuk semester 1 dan 6-9 tema untuk semester 2. Sehingga dalam satu semester siswa harus membeli buku sebanyak 5 buku setiap semester.

Terkadang ada beberapa buku tema yang tidak memiliki kaitan antara satu tema dengan yang lain dalam satu semester, hal itu membuat siswa kurang menguasai materi karena ketika siswa sulit dalam memahami materi setiap buku tema yang berbeda.

Dari paparan diatas tentang keunggulan dan kelemahan dari pembelajaran tematik dapat disimpulkan bahwa keunggulan utama dalam pembelajaran tematik yaitu untuk menciptakan pemahaman bagi siswa dalam pembelajaran di setiap keadaan. Selain itu pembelajaran tematik memiliki kelemahan yang utama adalah fokus setiap siswa berbeda, jadi ketika menerima materi dari setiap mata pelajaran terkadang siswa sulit membedakan. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran untuk memperbaiki pembelajaran tersebut.

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah sarana komunikasi pendidik dengan siswa, dimana media dapat menjadi salah satu alat ganti sumber belajar yang digunakan guru, ketika siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi secara langsung. Menurut Gerlach media tidak hanya berupa alat, tetapi media

(10)

dapat berupa manusia, barang, peralatan, bahan, dan kegiatan, yang dapat memberikan siswa pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan baru.

Media dapat dikatakan juga perantara yang digunakan guru dalam menyampaikan materi (bahan ajar) kepada siswa dengan tujuan memudahkan siswa untuk memahami materi. Media pembelajaran dapat meningkatkan proses belajar yang berkaitan dengan hasil belajar yang akan dicapai dan meningkatkan kualitas pembelajaran (Fadilah, 2019).

Dapat diketahui bahwa media pembelajaran tidak hanya bertujuan untuk membuat siswa memahami materi sehingga hasil belajar mengalami peningkatan, tetapi juga dapat memotivasi siswa dalam belajar serta dapat meminimalisir dan mengatasi kebosanan siswa ketika guru menjelaskan materi.

Media yang sering digunakan dalam proses pembelajaran digolongkan menjadi beberapa macam seperti media grafis, media cetak, media pameran, media gambar bergerak, media audio, dan multimedia (Astuti, 2013). Dalam proses pembelajaran di kelas, media pembelajaran sesuatu yang seharusnya ada, sebab pembelajaran dikatakan berhasil atau siswa mengalami peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari media pembelajaran yang digunakan serta pengaplikasian pada proses pembelajaran (Rahma, 2019). Guru membutuhkan alat atau media yang efektif untuk menerapkannya pada proses belajar, dengan tujuan media tersebut dapat membantu siswa mencapai hasil belajar yang maksimal (Sunzuphy, n.d.).

Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan salah satu alat bantu guru dalam menyampaikan materi kepada siswa, agar siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya serta memotivasi siswa dalam

(11)

belajar dan mengatasi kebosanan siswa. Sehingga media juga merupakan hal yang penting bagi siswa dimana media dapat mengasah pengetahuan siswa dengan cara yang menyenangkan tanpa siswa merasakan keterpaksaan dalam belajar.

b. Manfaat Media Pembelajaran

Selain itu ada beberapa manfaat dari media pembelajaran. Di dalam Ensyklopedia of Education Research (Rahma, 2019) ada beberapa manfaat

yang dapat diketahui ketika menggunakan media pembelajaran sebagai berikut:

1) Meningkatkan perhatian dan fokus siswa ketika pembelajaran berlangsung.

2) Siswa akan mendapat pengalaman yang baru secara langsung ketika siswa berusaha sendiri untuk mendapatkan pemahamannya.

3) Dapat mengembangkan proses belajar siswa.

4) Membantu siswa berpikir jangka panjang tentang apa yang dipelajari.

5) Menemukan hal baru atau pengalaman baru yang jarang diperoleh dengan cara lain.

6) Membantu siswa untuk belajar lebih banyak dan efisien.

Dapat diketahui bahwa setiap media pembelajaran pasti memiliki banyak manfaat bagi siswa ataupun guru, dimana guru akan lebih terbantu dengan adanya media pembelajaran yang saat ini dengan berkembangnya zaman akan semakin canggih dan bermacam-macam agar dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa serta membantu memahamkan siswa. Sehingga guru dituntut untuk lebih kreatif dan memanfaatkan teknologi yang ada.

(12)

c. Karakteristik Media Pembelajaran

Dalam membuat media pembelajaran juga memerlukan adanya suatu karakteristik dari media tersebut, yang paling utama dalam membuat media yaitu sasaran dari media tersebut dan tujuan dari media pembelajaran tersebut.

Maka sebaiknya harus diketahu terlebih dahulu karakteristik dalam media pembelajaran. Karakteristik media pembelajaran (Jennah, 2009) antara lain, yaitu:

1) Membuat pembelajaran menjadi lebih menarik. Karena tujuan dari media pembelajaran membuat siswa memahami materi dengan pembelajaran yang telah disisipkan suatu media yang sesuai dengan materi.

2) Siswa dapat memahami materi dengan mudah. Media pembelajaran dapat digunakan sebagai alat bantu siswa dalam mencapai hasil belajar yang maksimal.

3) Guru dapat menggunakan media pembelajaran. Karena media tersebut yang mengimplementasikan adalah guru, sehingga media itu bisa digunakan guru dengan mudah, tetapi tetap menarik.

4) Media yang digunakan harus sesuai dengan materi yang dipelajari. Sebab keterkaitan media dengan materi merupakan hal penting agar siswa mudah memahami.

Oleh sebab itu dalam membuat media pembelajaran setiap guru harus memperhatikan karakteristik siswa dan media tersebut. Karena dengan mengetahui karakteristik kedua itu akan membuat media yang cocok dan dalam penggunaanya media tersebut akan lebih membantu guru dalam menjelaskan materi kepada siswa.

(13)

d. Keunggulan dan Kelemahan Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah alat bantu dalam proses pembelajaran, media selain memiliki karakteristik dan manfaat penggunaan, juga ada keunggulan dan kelemahan media pembelajaran ketika menggunakannya. Berikut ini adalah keunggulan dari media pembelajaran, antara lain:

1) Media pembelajaran membuat pembelajaran lebih menyenangkan. Adanya media pembelajaran dapat membantu guru dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, siswa akan lebih tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran dan tidak akan mudah bosan. Karena siswa lebih menyukai pembelajaran yang kreatif dan tidak hanya guru berceramah ketika menyampaikan materi pelajaran. Sehingga proses pembelajaran tidak seperti belajar biasanya tetapi belajar yang terasa menyenangkan.

2) Media pembelajaran bervariasi. Media pembelajaran memilik berbagai macam atau jenisnya baik tiga dimensi, dua dimensi, ataupun media visual, media audio visual, serta media yang berbasis internet. Media dipilih dan yang digunakan sesuai kebutuhan siswa saat itu, karena setiap media memiliki karakteristik yang berbeda. Misalnya media berbasis web dimana siswa belajar dengan memanfaatkan teknologi yang ada (Nigrum, 2021).

3) Media dapat dikombinasikan kedalam proses pembelajaran. Keunggulan tersebut dapat diartikan bahwa media pembelajaran dapat diterapkan atau dikombinasikan kedalam proses pembelajaran tanpa merusak sintaks dari model pembelajaran yang digunakan. Sebab dalam penggunaanya media pembelajaran dapat dijadikan alat bantu terkait materi yang saat itu

(14)

dipelajari oleh siswa. Terkadang media pembelajaran juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mengevaluasi pemahaman siswa.

4) Media pembelajaran membantu memahamkan siswa. Adanya media pembelajaran membuat siswa terbantu dalam memahami materi secara lebih mudah. Sebab siswa akan lebih tertarik ketika pembelajaran menggunakan media pembelajaran, jadi apabila siswa tertarik dan termotivasi untuk belajar maka siswa akan lebih mudah memahami materi pelajaran tersebut.

Selain itu masih banyak keunggulan dari media pembelajaran menurut pendapat-pendapat lain. Media pembelajaran selain memiliki keunggulan juga pastinya memiliki kelemahan. Berikut adalah beberapa kelemahan dari media pembelajaran, antara lain:

1) Biaya yang dikeluarkan cukup banyak. Media pembelajaran adalah alat bantu proses pembelajaran untuk memahamkan siswa, dimana untuk membuat media pembelajaran pastinya akan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Apalagi bagi media pembelajaran yang berbentuk 3 dimensi pasti akan membutuhkan banyak biaya, selain itu media pembelajaran yang menggunakan software (perangkat lunak) pasti dalam pembuatannya juga membutuhkan biaya yang cukup banyak untuk membeli software tersebut.

2) Ketahanan media pembelajaran berbentuk nyata (2 atau 3 dimensi). Tidak semua media pembelajaran memiliki ketahanan yang cukup lama, contohnya media pembelajaran yang berbentuk nyata 2 atau 3 dimensi memiliki ketahanan yang tidak begitu lama atau rawan untuk cepat rusak.

Sebab media seperti itu biasanya ketika baru digunakan 2-5kali pasti ada

(15)

yang hilang atau rusak, apalagi siswa yang memiliki sifat jahil maka terkadang media akan dijadikan bahan kejahilannya.

3) Membutuhkan ruang penyimpanan yang cukup besar. Dalam hal ini media yang berbentuk nyata (2 atau 3 dimensi) pasti dalam penyimpanannya akan membutuhkan ruang yang cukup besar serta ruangan yang aman tidak terkena hujan ataupun gangguan yang lainnya. Selain media nyata yang membutuhkan ruang penyimpanan yang cukup besar, media yang menggunakan aplikasi (software) pasti juga akan membutuhkan ruang penyimpanan yang tidak kecil, karena dalam penggunaanya pasti akan menginstal aplikasi terlebih dahulu.

Sehingga dapat diketahui bahwa media pembelajaran memiliki keunggulan dan kelemahan dalam penggunaannya. Misalnya keunggulan media pembelajaran yang akan membantu guru dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan juga membantu memahamkan siswa, atau secara garis besar keunggulan media pembelajaran bertujuan agar siswa termotivasi dalam belajar.

Selain itu kelemahan media pembelajaran berhubungan dengan finansial dan penyimpanan media pembelajaran tersebut. Oleh sebab itu guru ketika menggunakan media pembelajaran dapat memikirkan media yang sesuai serta terbaik terkait kelemahan media agar tertutupi dengan keunggulan media tersebut.

(16)

3. E-Learning

a. Pengertian E-Learning

E-Learning termasuk singkatan dari Elektronic Learning atau dapat

diartikan pendidikan elektronik. E-Learning adalah sebuah media informasi yang memanfaatkan teknologi, tanpa bertatap muka antara guru dan siswa.

Karena dalam penyampaian informasi dilakukan secara online, tetapi dengan tujuan pendidikan dan memperoleh pemahaman baru (Suwastika, 2018). Selain itu E-learning dapat diartikan sebagai media elektronik yang didalamnya berisikan materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa (Astra et al., 2012).

Dalam penggunaannya E-Learning berdampak baik bagi pembelajaran saat ini, dikarenakan siswa terbantu dalam memahami materi dan berpengaruh pada hasil belajar. (Salehudin, 2020).

Di masa saat ini pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi dapat membuat siswa lebih modern atau tidak tertinggal oleh perkembangan jaman (Syuhriyah, 2018). E-Learning termasuk media yang dapat digunakan kapan saja dan dimana saja tanpa ada batas waktu, serta dapat diakses menggunakan android, laptop, ataupun computer, tetapi dengan syarat terdapat jaringan internet. Dalam membuat media E-Learning sebelumnya harus memenuhi kriterianya seperti sederhana (tidak mempersulit siswa), personal, dan cepat (Arifin & Herman, 2018). Karena dengan E-Learning diharapkan siswa menggunakan secara individu, agar siswa dapat belajar dari pengalaman yang telah mereka dapat.

Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa E-Learning merupakan media elektronik yang memanfaatkan teknologi, serta dapat mempermudah siswa

(17)

dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media yang sudah terdapat materi yang sesuai kebutuhan. E-Learning juga memudahkan guru dalam memantau siswa pada proses pembelajaran tanpa melalui tatap muka.

b. Keunggulan dan Kelemahan E-Learning

Dalam setiap media memilki suatu keunggulan dan juga kelemahan yang membedakan antara media elektronik dengan media 3 dimensi, dan yang lain, misalnya E-Learning memiliki beberapa keunggulan antara lain (Sunzuphy, n.d.):

1) Dapat digunakan kapan saja dan dimana saja (fleksibel waktu dan tempat).

Dalam E-Learning ini tidak dibatasi waktu dan tempat dapat menggunakannya, media ini dapat di akses atau digunakan setiap saat tergantung penggunanya ingin menggunakan.

2) Menghemat ruangan. Karena E-Learning ini tidak berwujud nyata atau 3 dimensi, hanya dapat dilihat melalui computer, android, laptop, atau yang terhubung dengan internet.

3) Memudahkan siswa untuk belajar yang menyenangkan. Karena di dalam E- Learning terdapat materi, video materi, dan bahkan game yang berhubungan

dengan materi. Sehingga siswa akan tertarik untuk belajar.

4) Dapat digunakan saat pembelajaran jarak jauh atau tidak tatap muka.

5) Materi dikemas secara lebih praktis. Di dalamnya materi dikemas secara praktis, disajikan dalam bentuk online yang dapat dibuka kapan saja.

Masih banyak lagi keunggulan-keunggulan dari media E-Learning. Selain keunggulan pada E-Learning juga terdapat beberapa kelemahan yang ada pada media tersebut, antara lain (Sunzuphy, n.d.):

(18)

1) Hanya dapat digunakan ketika terhubung dengan internet. Sebab E- Learning adalah media elektronik jadi ketika digunakan laptop, computer,

atau android juga harus terhubung dengan internet.

2) Siswa yang belum mengerti teknologi akan kesulitan. Jadi ketika siswa belum mengenal teknologi memerlukan pendampingan secara lebih lama dibandingkan yang sudah mengerti teknologi.

3) Guru yang sudah berumur (Guru senior) yang belum begitu kenal dengan media elektronik tidak dapat menggunakannya. Tetapi jika tuntutan mereka akan belajar untuk mengoprasikannya mulai dari awal.

4) Jika dilakukan di sekolahan mungkin akan jadi kendala dengan persediaan computer yang tidak sama dengan jumlah siswa.

Oleh sebab itu dengan kata lain keunggulan E-Learning secara garis besar akan membuat pembelajaran menjadi inovatif, sebab materi tidak hanya dijelaskan dengan cara guru berceramah saja tetapi disajikan dalam bentuk yang menarik dan siswa mempelajari secara mandiri. Sedangkan untuk kekurangan E-Learning secara garis besar bermasalah pada fasilitas internet dan peralatan

seperti computer ataupun laptop, tetapi saat ini hampir semua sekolah telah difasilitasi oleh pemerintah. Sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa E- Learing dapat diguanakan dimana saja.

c. Karakteristik E-Learning

E-Learning memiliki karakteristik yang harus diketahui untuk membuat media tersebut agar sesuai, antara lain (Putri, 2021):

(19)

1) Memanfaatkan teknologi yang berkembang saat ini. Karena dalam E- Learning berkaitan erat dengan teknologi elektronik atau disebut juga media

elektronik, dan akan dapat digunakan ketika terhubung dengan internet.

Selain itu juga tidak ada batasan waktu dan tempat untuk menggunakannya.

2) Materi yang di ajar di dalamnya seperti multimedia. Karena antara materi teks, game, quiz, dijadikan satu dalam E-Learning.

3) Harus menggunakan alat elektronik untuk mengaksesnya. Misalnya menggunakan laptop, computer, dan android.

4) Memuat satu bahan ajar. Karena agar dapat memudahkan siswa dalam memahami dengan 1 topik yang ada dalam E-Learning.

Dapat diketahui bahwa E-Learing memiliki karakteristik yang harus dipenuhi untuk membuat media E-Learning yang sesuai seperti memanfaatkan teknologi yang ada, dapat digunakan diluar sekolah, materi yang diajarkan disajikan secara menarik, serta memerlukan peralatan seperti laptop ataupun komputer dalam menggunakannya. Sehingga ketika media yang dibuat telah sesuai dengan karakteristik media E-Learning maka media tersebut termasuk media E-Learning.

4. Sites E-Learning

a. Media Sites E-Learning

Media berbasis website merupakan media yang memanfaatkan teknologi, serta media yang tidak memerlukan ruangan untuk menyimpannya dan dapat digunakan kapan saja (pembelajaran online ataupun offline) (Safira et al., 2021). Disisi lain dapat memudahkan guru untuk menerapkan ke dalam proses

(20)

pembelajaran. Selain itu media berbasis website tergolong dalam media yang interaktif (menarik dan kreatif), kemudian siswa akan merasa tertarik dan memiliki rasa ingin tahu dengan media tersebut (Putera, 2018). Meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas juga merupakan salah satu manfaat dari penggunaan media berbasis website (Fadilah, 2019). Pada media berbasis website di dalamnya tidak hanya berisikan teks saja, tetapi biasanya di dalam media tersebut berisikan video, game, grafik, suara, dan animasi, serta terkadang di dalamnya akan dikolaborisikan menjadi satu kesatuan media berbeasis website interaktif (Nugroho & Iqbal Arrosyad, 2020). Oleh sebab itu, dapat di tarik kesimpulan bahwa media berbasis website merupakan media pembelajaran yang memerlukan internet dan memanfaatkan teknologi yang berkembang saat ini, selain itu juga termasuk media yang dapat digunakan diluar kelas ataupun didalam kelas tanpa ada batasan waktu penggunaanya.

Google Sites merupakan salah satu website yang berada pada fitur drive, yang belum begitu dikenal oleh banyak orang. Walaupun begitu Google Sites juga termasuk media website yang dapat menyampaikan informasi yang dapat digunakan oleh individu maupun kelompok. Didalam Google Sites juga dapat berisikan bahan ajar, video, game, quiz, yang dijadikan satu agar dapat lebih menarik bagi siswa (Nalasari et al., 2021). Terkadang Google Sites juga digunakan guru untuk menggabungkan link materi, link video, dan link soal evaluasi agar mempermudah siswa dalam mamahami materi secara langsung (Mardin & Nane, 2020).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Google Sites adalah media berbasis website dari salah satu fitur di Google Drive yang bertujuan untuk

(21)

menyampaikan informasi kepada siswa dan mempermudah siswa dalam memahami materi. Google Sites yang sering digunakan di dalam proses belajar, maka Google Sites memiliki beberapa manfaat bagi pembelajaran (Putri, 2021) seperti :

1) Proses belajar menjadi menarik. Siswa tidak mudah bosan apabila pembelajaran yang biasanya dilakukan dengan cara ceramah sekarang disisipkan dalam pembelajaran dengan menggunakan media Google Sites, yang didalamnya berisikan materi, video ataupun game.

2) Materi yang ada didalamnya dapat dipelajari secara lebih mudah. Karena dalam media Google Sites materi didalamnya dapat dipelajari kapan saja dan dimana saja tanpa ada batasan.

3) Materi tidak mudah hilang. Siswa tidak memerlukan alat untuk menyimpan materi agar tidak mudah hilang, karena materi tersebut akan selalu tersimpan dalam media Google Sites.

4) Siswa dapat menggunakanya secara mudah tanpa memerlukan memori atau ruang penyimpanan yang besar. Karena Google Sites tersimpan pada fitur Google Drive.

Sebelum membuat media pembelajaran diperlukan mengetahui terlebih dahulu karakteristik media yang akan dibuat. Dalam menentukan karakteristik media yang paling utama untuk diketahui adalah sasaran (pengguna media), dan tujuan kegunaan dari media tersebut (Rahma, 2019). Media berbasis website memiliki berbagai macam bentuk yang berbeda, sehingga karakteristik yang dimiliki setiap media juga berbeda satu dengan yang lain. Terdapat beberapa

(22)

karakteristik yang membedakan antara “Sites E-Learning” dengan media- media lainnya. Karakteristik media “Sites E-Learning” antara lain:

1) Media “Sites E-Learning” dapat membuat siswa bersemangat dan termotivasi untuk belajar atau lebih tepatnya bersifat interaktif.

2) Media “Sites E-Learning” mudah digunakan oleh siswa, karena bahasa yang digunakan adalah bahasa yang sering dipakai dikehidupan sehari-hari.

Sehingga siswa dapat menggunakannya secara mandiri (tanpa membutuhkan bantuan).

3) Media “Sites E-Learning” dapat digunakan tanpa ada batasan waktu dan tempat pemakaian (fleksibel).

Dalam sebuah pengembangan media, pasti terdapat kelebihan dan kekurangan dari media tersebut. Seperti media “Sites E-Learning” juga memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan dari media “Sites E-Learning” sebagai berikut:

1) Dapat digunakan kapan saja dan tempat yang berbeda, dengan syarat tempat tersebut terdapat jaringan internet.

2) Media dikemas secara menarik, dengan dilengkapi materi, video, soal evaluasi, dan game yang berhubungan dengan materi.

3) Menarik perhatian siswa dan menghilangkan rasa bosan siswa, karena siswa dapat mengakses sendiri.

4) Mudah dipahami siswa, karena materi tematik terdiri dari 3 mata pelajaran yang dijelaskan secara singkat dan jelas.

5) Dapat digunakan melalui alat elektronik seperti, laptop, computer, tablet, dan android.

(23)

Tidak hanya keunggulan yang ada pada setiap media-media yang dikembangkan dalam proses. Tetapi juga ada kelemahan yang ada pada media

“Sites E-Learning” sebagai berikut:

1) Harus terhubung dengan jaringan internet.

2) Hanya dapat digunakan oleh siswa yang telah memiliki link akses media

“Sites E-Learning”.

3) Game tidak diperlihatkan skor yang didapat siswa.

4) Username dan password yang digunakan sama setiap siswa.

Media “Sites E-Learning” dapat membantu siswa dalam memahami materi secara lebih mudah dan menarik. Sehingga siswa juga dapat memanfaatkan media “Sites E-Learning” sebagai salah satu media untuk meningkatkan hasil belajar. Sedangkan guru juga bisa mempermudah memantau siswa dalam proses belajar kapan saja dan dimana saja walaupun tidak secara tatap muka.

b. Materi Tematik Tema 7 Subtema 1 (Pembelajran 1 dan 2) Kelas IV

Tabel 2.1 Kompetensi Inti Kompetensi Inti

KI 1 Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya

KI 2 Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam dengan berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya.

KI 3

Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati, mendengar, melihat, membaca, dan menanya berdasarkan rasa ingin tahutentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah dan tempat bermain.

KI 4

Menyajikan pengetahuan faktual dengan bahasa yang jelas, sistematis, dan logis dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerinkan anak sehatdan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak bermain dan berakhlak mulia

Tabel 2.2 Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran 1

Kompetensi Dasar Indikator

Bahasa Indonesia

3.7 Menggali pengetahuan baru yang terdapat pada teks.

3.7.1 Menganalisis teks bacaan (C4)

3.7.2 Mendeteksi pengetahuan baru (kata sulit) yang ada pada teks bacaan dengan menggaris bawahi katanya (C4)

3.7.3 Mengecek pengetahuan baru (pokok pikiran) yang ada pada teks bacaan (C5)

(24)

Kompetensi Dasar Indikator 1.7 Menyampaikan pengetahuan

baru dari teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri.

1.7.1 Mencoba menulis kata sulit dan pokok pikiran dari teks nonfiksi pada tabel (P3)

1.7.2 Menunjukkan tulisan dari pengetahuan baru (kata sulit dan pokok pikiran) (P3)

Ilmu Pengetahuan Alam 3.3 Mengidentifikasi macam-

macam gaya, antara lain: gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan.

3.3.1 Menganalisis pengertian dari macam-macam gaya. (C4)

3.3.2 Mengkategorikan contoh dari macam-macam gaya. (C6)

4.3 Mendemonstrasikan manfaat gaya dalam kehidupan sehari- hari, misalnya gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan

4.3.1 Mempraktekkan 3 macam gaya beserta manfaatnya (P3)

4.3.2 Menggabungkan manfaat dari macam gaya di kehidupan sehari-hari. (P5)

Tabel 2.3 Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran 2

Kompetensi Dasar Indikator

Seni Budaya dan Prakarya (SBDP) 3.2 Mengetahui tanda tempo dan tinggi

rendah nada.

3.2.1 Menguraikan tanda tempo dan tinggi rendah nada. (C4)

3.2.2 Mengecek tinggi rendah nada (C5) 1.2 Menyanyikan lagu dengan

memperhatikan tempo dan tinggi rendah nada.

1.2.1 Mencoba menyanyi lagu yang telah modifikasi dengan gerakan (P3) 1.2.2 Melakukan kegiatan bernyanyi lagu

sesuai tanda tempo dan tinggi rendah nada (P5)

Ilmu Pengetahuan Alam

3.3 Mengidentifikasi macam-macam gaya, antara lain: gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan.

3.3.1 Menganalisis contoh macam-macam gaya (C4)

3.3.2 Membandingkan contoh kegiatan dari macam-macam gaya (C5)

1.3 Mendemonstrasikan manfaat gaya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan

1.3.1 Menerapkan contoh kegiatan gaya sesuai dengan manfaatnya (P3) 1.3.2 Menunjukan manfaat dari setiap gaya

di kehidupan sehari-hari (P5) Bahasa Indonesia

3.7 Menggali pengetahuan baru yang terdapat pada teks.

3.7.1 Menganalisis teks bacaan (C4) 3.7.2 Mengkategorikan pengetahuan baru

dan pengetahuan yang telah diketahui (lama) dari teks bacaan (C6)

4.7 Menyampaikan pengetahuan baru dari teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri

4.7.1 Merangkai tulisan dari pengetahuan baru pada teks nonfiksi dengan bahasa sendiri (P3)

4.7.2 Melakukan presentasi dari hasil tulisan terkait pengetahuan baru yang telah ditemukan (P5)

Media “Sites E-Learning” adalah media pembelajaran yang didalamnya mencakup 2 pembelajaran. Pada pembelajaran 1 mencakup 2 mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia dan IPA di kelas IV. Dari mata pelajaran Bahasa

(25)

Indonesia membahas tentang pengetahuan baru seperti kata sulit dan pokok pikiran yang diperoleh dari teks bacaan. Kata sulit adalah kata yang jarang ditemui (kata khusus) dan kata tersebut memiliki arti tersendiri secara umum yang mudah dipahami oleh semua orang, sedangkan pokok pikiran adalah ide pokok dari setiap paragraf atau dapat diartikan kalimat yang menjelaskan satu paragraf tersebut. Kalimat itu dapat ditemukan pada kalimat umum yang akan dijelaskan oleh kalimat-kalimat penjelasnya, pokok pikiran itu dapat ditemukan dibagian awal kalimat, akhir kalimat atau ditengah kalimat. Sedangkan untuk pelajaran IPA membahas tentang materi gaya seperti macam-macam gaya yang terdiri dari 6 macam gaya. Gaya adalah suatu usaha yang dilakukan seperti dorongan atau tarikan yang akan menyebabkan benda tersebut menjadi berpindah tempat ataupun bergerak. Sehingga dapat kita ketahui bahwa benda yang bergerak atau berpindah tempat karena adanya kegiatan seperti dorongan ataupun tarikan, maka benda tersebut dipengaruhi oleh gaya. Selain itu gaya juga terdiri dari 6 macam jenis gaya antara lain: gaya otot, gaya gesek, gaya gravitasi, gaya pegas, gaya listrik, dan gaya magnet, dari keenam gaya tersebut dijelaskan secara singkat dan jelas serta diberikan beberapa gambaran dari contoh setiap gaya.

Selain itu pada pembelajaran 2 mencakup 3 mata pelajaran seperti SBDP, IPA dan Bahasa Indonesia. Pada mata pelajaran SBDP membahas tentang materi tanda tempo dan tinggi rendahnya nada, tempo adalah cepat atau lambatnya suatu nada dari lagu yang dinyanyikan atau dimainkan, sedangkan tanda tempo merupakan suatu tanda yang digunakan untuk mengetahui cepat atau lambatnya nada yang dinyanyikan atau dimainkan. Tanda tempo memiliki

(26)

3 jenisnya antara lain: tanda tempo cepat, tanda tempo sedang, dan tanda tempo lambat. Dari ketiga jenis tanda tempo tersebut masih dibagi menjadi beberapa macam secara lebih terperinci. Sedangkan untuk mata pelajaran IPA masih membahas tentang Gaya seperti manfaat dari contoh gaya di kehidupan sehari- hari. Jadi pada materi ini dijelaskan beberapa contoh dari setiap macam jenis gaya terkait bagaimana pemanfaatannya dikehidupan sehari-hari. Sebab 6 macam gaya tersebut sangat berkaitan dengan kehidupan manusia di lingkungan sekitar. Oleh sebab itu dalam materi ini dapat diketahui apa manfaat yang didapat ketika melakuka kegiatan yang mengandung macam-macam gaya tersebut.

Selain itu pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di pembelajaran 2 masih membahas tentang pengetahuan baru dan pengetahuan lama dari teks nonfiksi.

Teks nonfiksi adalah suatu karya tulis yang didalamnya berisi tentang informasi yang bersifat nyata adanya atau tidak berdasarkan khayalan (imajinasi) manusia. Misalnya contoh dari teks nonfiksi seperti: biografi, surat resmi, teks cerita pengalaman pribadi, laporan sederhana, dan masih banyak lagi. Materi pengalaman baru adalah pengalaman yang sebelumnya belum pernah didapat dan baru didapat ketika membaca dan memahami bacaan pada teks nonfiksi, sedangkan pengalaman lama merupakan pengalaman yang sudah pernah kita ketahui atau sebelumnya pernah didapatkan sebelum membaca teks bacaan nonfiksi. Jadi pada materi tersebut diharapkan siswa bisa membedakan materi pengalaman baru dan pengalaman lama dari teks bacaan nonfiksi yang telah disediakan.

(27)

c. Karakteristik Siswa Kelas IV

Siswa yang duduk di kelas IV merupakan siswa masa peralihan dari kelas rendah (kelas 1, 2, 3) menuju kelas tinggi (kelas 4, 5, 6). Di masa kelas rendah siswa masih dibimbing sepenuhnya dengan guru, tetapi ketika dikelas tinggi siswa mulai dibiasakan untuk belajar secara mandiri. Piaget berpendapat bahwa siswa SD yang berusia 7-12 tahun merupakan masa-masa anak mulai berpikir konkret yang memiliki arti masa siswa untuk fokus pada hal-hal yang sifatnya objektif atau nyata yang mengenai pengalaman yang pernah dilakukan.

(Bakhtiar. FA, 2016). Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda biasanya dipengaruhi oleh faktor bawaan dan faktor lingkungan. Sehingga guru harus memahami karakteristik siswa, supaya siswa dapat melakukan peningkatan dalam proses pembelajaran. Perlunya mengetahui karakteristik siswa terlebih dahulu supaya memudahkan untuk dapat mengetahui media pembelajaran yang tepat bagi siswa yang sesuai dengan karakteristik siswa, agar siswa dapat menggunakannya dengan mudah.

Dapat disimpulkan bahwa karakteristik yang dimiliki siswa kelas IV atau kelas tinggi seperti memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terkait objek nyata dari kejadian yang pernah di alami, lebih memiliki kelompok-kelompok dalam berteman, mulai belajar secara mandiri atau individu tanpa memerlukan bantuan dari orang lain. Oleh sebab itu semakin bertambahnya umur siswa bertambah pula pemikiran serta rasa ingin tahu siswa.

(28)

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian terdahulu pertama “Pengembangan media berbasis web Google Sites materi hukum newton pada gerak benda” (Putri, 2021). Pada pengembangan media ini memiliki persamaan dengan media yang dikembangkan, seperti: kedua media tersebut telah menggunakan teknologi yang semakin maju dan juga menggunakan web Google Sites, dengan materi yang pembelajaran yang berhubungan dengan gaya, media ini juga bertujuan untuk menarik perhatian siswa bahwa belajar dan meningkatkan hasil belajarnya, media tersebut dapat digunakan dalam jangka yang panjang serta digunakan kapan saja, media ini juga sama-sama interaktif dan menyenangkan untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Selain itu media ini juga memiliki perbedaan dengan media yang dikembangkan peneliti. Media ini ditujukan kepada siswa SMP dan hanya berisikan materi serta soal evaluasi di dalamnya.

Penelitian terdahulu kedua “Pengembangan media pembelajaran berbasis website IPA materi gaya dan gerak untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI Imami Kepanjen.” (Fadilah, 2019). Dari media tersebut dengan media yang dikembangkan memiliki beberapa persamaan antara lain, media yang memanfaatkan teknologi dengan berbasis web dengan materi yang sama yaitu terkait gaya walapun media yang dikembangkan mencakup 3 materi dari 3 mata pelajaran, media ini dapat dibuka dimana saja tanpa memerlukan memori yang besar. Tetapi media ini dengan media peneliti memiliki perbedaan yaitu media ini hanya berisikan materi dan evaluasi saja.

Penelitian terdahulu ketiga “Pengembangan multimedia pembelajaran interaktif untuk mata pelajaran matematika untuk kelas 5 Sekolah Dasar”

(29)

(Firmansyah et al., 2020) . Pengembangan media terdahulu ini dengan media yang dikembangkan memiliki beberapa persamaan yaitu, media ini berbasis web yang terintegrasi dengan Google Sites, media yang mudah digunakan kapan saja. Tidak hanya itu media terdahulu ini memiliki perbedaan dengan media yang dikembangkan antara lain, media ini hanya berisikan pemaparan materi pada buku digital, sedangkan untuk materi yang dijelaskan adalam materi bangun ruang pembelajaran matematika kelas 5.

Tabel 2.3 Kajian Penelitian yang Relevan

No. Identitas Persamaan Perbedaan

1. Pengembangan media berbasis web Google Sites materi hukum newton pada gerak benda, Putri Novemby Karisma (2021)

Mengembangkan media berbasis web Google Sites

Jenjang tingkatan siswa dan materi

2. Pengembangan media pembelajaran berbasis website IPA materi gaya dan gerak untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI Imami Kepanjen, Lailatul Fadhilah (2019)

Membahas materi gaya dan jenjang tingkatan siswa

Web yang digunakan berbeda

3. Pengembangan multimedia pembelajaran interaktif untuk mata pelajaran matematika untuk kelas 5 Sekolah Dasar, Feri Hidayatullah Firmansyah (2020)

Mengembangkan media berbasis web Google Sites

Materi yang

didalamnya dengan jenjang tingkatan siswa

(30)

C. Kerangka Pikir

(Sumber: Olahan peneliti) Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

Kondisi Ideal, Pembelajaran dikatakan berhasil dan kondusif apabila siswa mengalami peningkatan hasil belajar, memudahkan siswa dalam memahami maka dapat dilihat dari media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar.

Kondisi Lapangan pembelajaran materi tematik tema 7 subtema 1 kelas IV di MI Muhammadiyah 1 Kedungadem guru hanya menggunakan media buku paket/LKS, sehingga ada siswa kesulitan dalam memahami materi yang dipelajari.

Analisis Kebutuhan :

Di sekolah belum tersedia media pembelajaran yang dapat mempermudah siswa dan menarik perhatian siswa dalam pembelajaran tematik yang materinya cukup luas, serta siswa

mendatkan nilai di bawah KKM.

Teknik Analisis Data : 1. Data Kualitatif 2. Data Kuantitatif

Teknik Pengumpulan Data :

1. Observasi 2. Wawancara 3. Dokumentasi 4. Angket

Model Penelitian dan Pengembangan ADDIE : 1. Analyze 2. Design 3. Development 4. Implementation 5. Evaluation

Hasil Penelitian :

Pengembangan Media Sites E-Learning Pada Pembelajaran Tematik Tema 7 Subtema 1 Kelas IV di MI Muhammadiyah 1 Kedungadem

Referensi

Dokumen terkait

duksi, permintaan akhir, rasio permintaan domes- tik Tulis GRAPH-x.TXT Tulis TRAFF-x.TXT o Dalam ton MYEAR = MYEAR + 1 Baca FD-x.DAT File hasil diringkas Tulis Tnnnn-x.TXT o tahun

Your home’s water supply and DWV systems are usually the same as those in a house that’s connected to a municipal water system and sewer (see the earlier sec- tions “The supply

Penyebab penyakit masih belum jelas, tetapi diduga karena infeksi virus Epstein-Barr (EBV) yang menyebabkan infeksi laten dan persisten sehingga dapat mengaktivasi

Gambar 4.56 Hasil Test Case 15 “ Mengetahui respon sistem ketika data sisa pengiriman ditambahkan ” – Form Lihat Transaksi untuk Bagian Admin. A.6 Uji Coba Proses Input

Tujuan pertemuan adalah untuk membahas langkah-langkah yang pasti dalam pembentukan trust fund (dana perwalian). Per- temuan juga bertujuan mendengar masukan dari

Mahaiswa mampu menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada ibu ibu post natal dengan komplikasi (Perdarahan dan eclampsia, DM, Anemia, penyakit jantung) Mahaiswa mampu menjelaskan

Dari fenomena tersebut timbul suatu permasalahan yang berkaitan dengan bagaimana upaya kyai dalam menerapkan punishment pendidikan sebagai motivasi belajar santri

4 Penelitian ini menguji sikap mahasiswa kesejahteraan sosial mengenai definisi berbagai bentuk tindak kekerasan terhadap istri oleh suami serta faktor-faktor yang