• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS YURIDIS ATAS HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN ANTARA DRIVER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS YURIDIS ATAS HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN ANTARA DRIVER"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL ILMIAH

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program

Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

Oleh BANI AFFAN 167011189 / M.Kn

PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

(2)

1

ANALISIS YURIDIS ATAS HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN ANTARA DRIVER/PEMILIK

KENDARAAN DENGAN PERUSAHAAN PENYEDIA JASA APLIKASI TRANSPORTASI ONLINE

BANI AFFAN

Email : baniaffan.92@gmail.com ABSTRACT

Online application based-transportation service needs technology in facilitating people’s mobility. One of the ojek service providers that uses android application technology is PT. GO JEK in which ojek application can be downloaded through smartphone, either android or iOS. The research used juridical empirical and juridical sociological method. It also used descriptive analytic method which described the research object by using samples and data and making general conclusion. The data consisted of primary and secondary data. Secondary data were obtained from primary, secondary, and tertiary legal materials by conducting library research and interviews. The result of the research shows that the legal correlation between driver as the owner of the vehicle and GO JEK makes cooperative contract in the form of partnership, in a written form, underhandedly, in an electronic contract according to UUITE. The settlement is usually done through mediation and negotiation by involving the authorities, Pemprovsu (the North Sumatera Provincial Administration) and Kemenhub (the Ministry of Transportation).

Keywords: Transportation, Online, Contract, Partnership

PENDAHULUAN

Kemajuan teknologi informasi merupakan suatu keniscayaan bagi segala bidang usaha dan perdagangan. Tidak ada satupun bidang usaha perdagangan yang tidak tersentuh dan tidak memanfaatkan kemajuan teknologi informasi.

Alasan pemanfaatan teknologi yaitu efisiensi dengan interkoneksi dari kemajuan teknologi informasi.1Berkaitan dengan hal ini, jasa transportasi berbasis aplikasi online merupakan tuntutan persaingan yang mengharuskan peran teknologi di dalam mempermudah mobilitas masyarakat.2

1Andika Wijaya, Aspek Hukum Bisnis Transportasi Jalan Online, Sinar Grafika, Jakarta, 2016, hal. 27.

2Ibid.

(3)

2

Hubungan antara perusahaan transportasi berbasis aplikasi dengan penyedia jasa adalah hubungan kemitraan (partnership) dan bukanlah hubungan perburuhan.Suatu usaha kemitraan merupakan kombinasi terorganisir dua atau lebih orang untuk menjalankan suatu usaha sebagai mitra pemilik atau mitra pengelola. (disini, sebagaimana juga dalam bentuk organisasi bisnis lainnya, membedakan organisasi bisnis dengan kelompok yang didirikan untuk tujuan amal, sosial atau usaha non-riba lainnya).3

Defenisi mitra dalam adalah pihak yang melaksanakan antar-jemput barang dan/atau orang, pesan-antar barang yang sebelumnya telah dipesan konsumen, atau jasa lainnya melalui aplikasi dengan menggunakan kendaraan bermotor roda dua yang dimiliki oleh Mitra sendiri.4Dalam hal ini driver / pengemudi atau pemilik kendaraan adalah mitra usaha yang memiliki hak dan kewajiban.

Sebagai sebuah perjanjian pada umumnya, maka perjanjian kemitraan tunduk pada ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) menyatakan bahwa salah satu syarat sahnya suatu perjanjian adalah kesepakatan kedua belah pihak.5 Menurut Pasal 1313 KUHPerdata, “perjanjian merupakan suatu peristiwa di mana seorang atau satu pihak berjanji kepada seorang atau pihak lain atau di mana dua orang atau dua pihak itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal”.

Kemitraan sebagai suatu bentuk perjanjian juga terikat kepada empat persyaratan tersebut. Secara khusus kemitraan diatur dalam Pasal 1618–Pasal 1652 KUHPerdata terkait persekutuan perdata (maatschap atau vennootschap dalam bahasa Belanda atau partnership dalam bahasa Inggris).6

Permasalahan yang timbul antara perusahaan transportasi online dengan driver/pemilik kendaraan yang terjadi, antara lain masalah target dan jam kerja

3John W. Head, Pengantar Umum Hukum Ekonomi, ELIPS II, Jakarta, 1999, hal. 2

4Bunyi Ketentuan Umum Huruf F Perjanjian Kerjasama Kemitraan PT.Go-Jek dengan Mitra, hal.1

5Titik Triwulan Tutik, Pengantar Hukum Perdata Di Indonesia, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2006, hal.249.

6 Luthvi Febryka Nola, “Perjanjian Kemitraan Vs Perjanjian Kerja Bagi Pengemudi Ojek Online, Bidang Hukum Kajian Singkat Terhadap Isu Aktual Dan Strategis”, Bidang HukumVol.

X, No. 07/I/Puslit, April, 2018, hal 2

(4)

3

yang terlalu tinggi, meski driver memiliki waktu yang fleksibel, mereka cenderung bekerja tidak sehat demi mengejar bonus, masalah pendapatan yang rupanya tak sebesar yang digembar-gemborkan, lemahnya perlindungan hukum bagi driver. Semua risiko maupun kewajiban driver yang termasuk namun tidak terbatas kepada keterlambatan driver dalam menyediakan jasa kepada konsumen, kecelakaan dan kehilangan barang pada saat pengantaran, yang mungkin timbul dari maupun sehubungan dengan penyediaan jasa oleh driver / pengemudi kepada konsumen merupakan tanggung jawab pengemudi itu sendiri.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, makaperlu dibahas pokok permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana bentuk pengaturan hubungan hukum antara driver/pemilik kendaraan denganperusahaan penyedia jasa aplikasi transportasi online?

2. Apakah kedudukan hukum antara para pihak dalam perjanjian kemitraan antara driver/pemilik kendaraan dengan perusahaan penyedia jasa aplikasi transportasi onlinesudah seimbang?

3. Bagaimana mekanisme penyelesaian permasalahan apabila terjadi wanprestasi kesepakatan para pihak ?

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yangdigunakan dalam penelitian ini adalah yuridis empiris dengan tipe penelitian hukum yuridis sosiologis. Penelitian yuridis sosiologis atau sering disebut penelitian hukum yang sosiologis berdasarkan madzhab sociological jurisprudence.

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, maka penelitian ini bersifat deskriptif analisis yang artinya “adalah penelitian berupaya untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap suatu objek penelitian yang diteliti melalui sampel atau data yang telah terkumpul dan membuat kesimpulan yang berlaku umum”.7

Sumber data dalam penelitian menggunakan data primer dan data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan

7Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,Alfabeta, Bandung, 2009.

hal.29

(5)

4

hukum tersier.Teknik pengumpulan data menggunakan 2 (dua) cara yaitu studi kepustakaan (library research) dan studi lapangan (field research). Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumen dan pedoman wawancara. Analisis data yang digunakan dalam penelitian tesis ini adalah analisis data kualitatifdengan menggunakan metode penarikan kesimpulan secara deduktif.

PEMBAHASAN

PT. GO-JEK didirikan oleh Nadim Makariem dan Michaelangelo Moran yang bersifat bisnis startup, terdapat misi sosial yang diemban ketika mendirikan GO-JEK, yakni meningkatkan penghasilan para supir ojek / driver. Didirikan pada tahun 2010, GO-JEK telah berevolusi menjadi Platform seluler sesuai dengan permintaan dari aplikasi canggih. Menyediakan layananan yang mencakup transportasi, logistik, pembayaran seluler, pengiriman makanan, cleaning service(jasa kebersihan rumah) dan banyak layanan sesuai permintaan lainnya. 3 (tiga) nilai penting yang dipegang oleh perusahaan GO-JEK adalah kecepatan, inovasi dan dampak sosial.8

Di Medan sendiri PT. GO-JEK Indonesia perwakilan Medan beralamat di Komplek CBD Polonia Jalan Padang Golf nomor BB-50 Kelurahan Suka Damai Kecamatan Medan Polonia Sumatera Utara. Di Indonesia layanan Go-JEK dipakai secara aktif oleh 15.000.000 (lima belas juta) orang tiap minggunya dengan jumlah driver sebagai mitra sebanyak lebih dari 900.000 (sembilan ratus ribu) orang. Di Medan pengemudi GO-JEK mencapai lebih dari 5.000 (lima ribu) orang dengan armada motor (roda dua) dan mobil (roda empat).9

Hubungan hukum yang timbul berdasarkan penjelasan di atas terhadap perjanjian antara driver / pengemudi dengan PT GO-JEK Indonesia dilihat dari bentuknya merupakan perjanjian kemitraan yang termasuk perjanjian jenis baru atau perjanjian tidak bernama dimana dalam pengaturannya tidak diatur dalam Buku III KUH Perdata. Permenhub tentang transportasi online ini juga menyebutkan bahwa hubungan hukum antara perusahaan dengan driver adalah

8Gojek Indonesia, https://www.go-jek.com/about/diakses pada 24 November 2018

9https://tekno.kompas.com/read/2017/06/13/18080087/gojek.klaim.kalahkan.grab.dan.uber.

di.indonesia diunduh tanggal 11 Maret 2019

(6)

5

mitra. Sebagaimana bunyi Pasal 42 angka 3 Permenhub Nomor PM 118 Tahun 2018 yang menyatakan “Perusahaan Aplikasi dilarang membuka pendaftaran kemitraan baru Angkutan Sewa Khusus setelah ditetapkan besaran jumlah kebutuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).” Selanjutnya bunyi Pasal 8 huruf c Permenhub Nomor PM 12 Tahun 2019 yang berbunyi “ Perusahaan Aplikasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap mitra pengemudi terkait kepatuhan dan keselamatan berlalu lintas.”

Bentuk perjanjian kemitraan yang dituangkan dalam kontrak elektronik merupakan suatu bentuk perjanjian bawah tangan. Pada hakekatnya kontrak elektronik adalah “perjanjian yang disepakati para pihak yang membuatnya hanya sarananya sangat berbeda menggunakan sistem elektronik.” Keabsahan suatu kontrak elektronik ini dijelaskan pada UUITE dalam Pasal 5 ayat (3) UUITE dengan mensyaratkan keabsahan kontrak (dokumen elektronik) bila menggunakan sistem elektronik sebagaimana diatur dalam Pasal 13 s/d Pasal 16 UUITE mengenai persyaratan penggunaan sarana sistem elektronik yang sudah disertifikasi.10

Kesepakatan yang dilakukan melalui surat elektronik (E-mail), selanjutnya disebut kontrak elektronik adalah “sebuah bentuk perjanjian dibawah tangan yang dibuat oleh para pihak dengan menggunakan sistem elektronik sebagai medianya.” Kontrak Elektronik merupakan perwujudan bentuk dari Pasal 1338 KUHPerdata yang memberlakukan “Asas Kebebasan Berkontrak”.Sehingga mengenai keabsahan kontrak elektronik ditinjau dari KUHPerdata, maka harus dilihat secara jelas apakah sudah sesuai dengan Pasal 1320 KUHPer mengenai syarat sah perjanjian.11 Dalam hal perjanjian kemitraan antara GO-JEK dan driver dilakukan secara tertulis, bawah tangan dan tentunya sudah memenuhi baik syarat subjektif maupun objektif suatu perjanjian berdasar Pasal 1320 KUH Perdata.

Sebuah perikatan merupakan lalu lintas terjadinya hak dan kewajiban.

Hak-hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam kesepakatan para pihak yang

10Glenn Biondi, “Analisis Yuridis Keabsahan Kesepakatan Melalui Surat Elektronik (E- mail) berdasarkan Hukum Indonesia”, Universitas Sumatera Utara, Kenotariatan, 2016, hal. 8

11Ibid

(7)

6

dituangkan ke dalam suatu perjanjian kerjasama kemitraan secara elektronik dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 3.1 Tabel Kewajiban Para Pihak Dalam Perjanjian Kemitraan PT.GO-JEK

No

Kewajiban Para Pihak

Ket PT. GO-JEK Indonesia Driver / Pemilik Kendaraan

1

Membayar harga dan bonus kepada driver selaku mitra sesuai ketentuan kinerja dan performa yang dihasilkan oleh driver.

Mampu mengendarai kendaraan bermotor roda dua dan memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM) yang sesuai dan masih berlaku.

2

Memberikan perlengkapan pendukung kerja seperti helm, jaket dan lainnya kepada driver selaku mitra

Memiliki atau menguasai kendaraan bermotor roda dua yang memenuhi persyaratan yang ditentukan

berdasarkan hukum yang berlaku serta aman dan nyaman untuk

dikendarai di jalan.

Memiliki rekening pada Bank yang

direkomendasikan

Mempunyai catatan prestasi yang baik dan tidak pernah masuk dalam daftar hitam Kepolisian Republik

Indonesia

Berjanji untuk, pada setiap saat, memenuhi semua syarat dan ketentuan dalam Perjanjian ini, Persyaratan lain dan kualifikasi

minimum yang diberikan.

Melaksanakan order yang diberikan oleh GO-JEK dengan sebaik-baiknya dan memegang teguh disiplin dan

rahasia perusahaan.

Menaruh dokumen yang disyaratkan sebagai jaminan selama menjadi

mitra GO-JEK.

Mematuhi segala larangan-larangan yang ditentukan oleh perusahaan

seperti :

(8)

7

1) memberikan keterangan dan data

pribadi palsu / yang dipalsukan

2) minum minuman keras, mabuk, madat, memakai obat bius atau narkotika di lokasi perusahaan PT

GO-JEK.

3) melakukan perbuatan asusila di

lokasi kerja.

4) melakukan tindakan kejahatan seperti mencuri, menggelapkan, menipu,memperdagangkan barang terlarang, di dalam maupun di luar

perusahaan.

5) penganiyaan, menghina secara kasar dan mengancam mitra GO-JEK

lain

6) membujuk mitra lainnya untuk melakukan tindak kejahatan dan

kesusilaan.

7) dengan kesengajaan atau kecerobohan merusak atau membiarkan dalam keadaan berbahaya alat-alat / barang

perlengkapan dari perusahaan.

8) dengan sengaja walaupun sudah diperingatkan, melakukan perbuatan atau membiarkan diri sendiri dan atau mitra kerja lainnya dalam

bahaya.

9) membongkar rahasia perusahaan dan mencemarkan nama baik perusahaan maupun pimpinan

perusahaan dan keluarga perusahaan.

Sumber : Perjanjian Kerjasama Kemitraan antara PT.GO-JEK Indonenesia dengan Driver selaku mitra

(9)

8

Tabel 3.2. Tabel Hak-Hak Para Pihak Dalam Perjanjian Kemitraan PT. GO-JEK No

Hak - Hak Para Pihak

Ket PT. GO-JEK Indonesia

Driver / Pemilik Kendaraan

1

Dapat mengubah atau menambahkan ketentuan Perjanjian kerjasasma kemitraan dan dapat

menginformasikan perubahan terhadap persyaratan yang diberlakukan dari waktu ke waktu.

Memperoleh alat-alat pendukung dan

perlengkapan kerja seperti helm, jaket dan dapat menyicil handphone / smartphone/ ponsel pintar sebagai penyedia aplikasi penerimaan order dari

konsumen.

2

Menentukan harga yang harus dibayarkan oleh Konsumen sesuai dengan ketentuan perundang- undangan yang berlaku, perubahan mana akan diberitahukan kepada mitra / driver secara tertulis (baik melalui aplikasi ataupun melalui media komunikasi lainnya yang dipilih)

Memperoleh imbalan jasa berupa uang baik secara cash maupun elektronik yang ditampung dalam Dompet Elektronik yang disediakan oleh PT GO-JEK

3

Menarik jumlah pembayaran dari rekening bank Mitra pada bank yang ditunjuk untuk melakukan penarikan jumlah yang ditentukan untuk keperluan pembayaran cicilan, pembayaran uang penalti atas pelanggaran yang dilakukan oleh driver/ mitra, maupun pembayaran lain sebagaimana berlaku.

Diperbolehkan untuk mengakses Akun yang dimilikinya dan didaftarkan atas nama driver / Mitra dalam aplikasi melalui ponsel pintar (smartphone) yang menggunakan nomor telefon yang telah diberikan kepada PGS pada saat melakukan pendaftaran Akun termasuk untuk melakukan pelayanan

kepada konsumen.

4

Memutuskan secara sepihak kontrak kerjasama apabila suatu hari ada ketidaksepahaman mengenai target- target yang wajib dipenuhi oleh mitra / driver.

Memberikan persetujuan atas segala syarat dan ketentuan yang diberikan oleh perusahaan penyedia

jasa PT. GO-JEK.

(10)

9 5

Menetapkan target-target, performa minimum maupun indikator kerja yang wajib dipenuhi oleh mitra / driver termasuk namun tidak terbatas kepada jumlah pengantaran yang wajib diselesaikan maupun jumlah jam minimum dimana Mitra diwajibkan untuk mengakitfkan Aplikasi dalam satu hari tertentu.

Tidak mengaktifkan akun maupun menolak

menyelesaikan target-target yang telah ditentukan oleh pihak perusahaan.

6

Menutup ataupun tidak memberikan mitra / driver akses kepada akun mitra dalam aplikasi apabila PGS atau pihak lain yang bersangkutan menganggap, dalam diskresi PGS sendiri tanpa harus dibuktikan kepada pihak ketiga manapun, Mitra melanggar salah satu ketentuan dalam Perjanjian ini

maupun dalam Persyaratan maupun ketentuan lain yang berlaku kepada Mitra dalam atau sehubungan dengan kerjasamanya dengan PGS.

Memutuskan hubungan kerja sepihak apabila mitra / driver merasa sudah tidak nyaman dan tidak terpenuhi kebutuhannya selama menjadi mitra dari PT GO- JEK

7

Meminta mitra / driver untuk menjaga jumlah uang yang ada dalam rekening Mitra pada bank yang ditunjuk oleh PGS diatas batas tertentu, batas mana dapat ditentukan dan dirubah oleh PGS atas dasar pertimbangannnya sendiri dari waktu ke dan akan diberitahukan kepada Mitra secara tertulis (baik melalui Aplikasi ataupun melalui media lainnya)

(11)

10 8

Menahan akses mitra / driver kedalam akun yang dimilikinya maupun

menahan fitur fitur yang ada dalam Aplikasi dalam Akun yang dimiliki Mitra dalam hal (i) jumlah uang yang ada dalam rekening Mitra pada bank yang ditunjuk oleh PGS berada dibawah batas yang telah ditentukan oleh PGS, atau (ii) Mitra berhutang sejumlah uang kepada PGS atau pihak-pihak yang terafiliasi oleh PGS dan dalam status menunggkak

pembayaran atas jumlah uang secara penuh atau jumlah sebesar cicilan atas hutang tersebut.

9

Memberikan sanksi kepada Mitra dalam bentuk yang ditentukan termasuk, namun tidak terbatas

kepada, pemberian peringatan tertulis, pembatasan atau penolakan akses mitra ke dalam akun mitra dalam aplikasi, pengakhiran perjanjian kerjasama maupun memproses tindakan mitra melalui gugatan perdata (termasuk untuk ganti rugi) maupun pidana, sebagaimana yang berlaku.

Sumber : Perjanjian Kerjasama Kemitraan antara PT.GO-JEK Indonenesia dengan Driver selaku mitra

Kewajiban driver lebih besar dari pada Perusahaan, sedangkan hak- haknya lebih kecil. Sebaliknya kewajiban perusahaan lebih sedikit dibandingkan dengan hak-haknya yang lebih banyak. Dalam hal ini timbul ketidakseimbangan para pihak.

Posisi GO-JEK sebagai perusahaan penyedia jasa transportasi online memiliki kedudukan yang lebih dominan (superior) daripada driver sebagai pemilik kendaraan / mitra (inferior). Terdapat kelemahan-kelemahan kedudukan

(12)

11

sebagai mitra yang wajib mematuhi segala aturan jika tidak ingin diputuskan secara sepihak oleh perusahaan (suspend).

Ketidakseimbangan dalam halkedudukan para pihak ini ditandai dengan adanya Klausulaeksonerasi yang dituangan dalam kontrak elektronik tersebut.

Klausula eksonerasi adalah “suatu klausula dalam suatu perjanjian, dimana ditetapkan adanya pembebasan atau pembatasan dari tanggung jawab tertentu, yang secara normal menurut hukum.”12

Klausul tersebut membebaskan GO-JEK atas setiap kerugian, termasuk kerugian tidak langsung yang meliputi kerugian keuntungan, kehilangan data, cedera pribadi atau kerusakan properti sehubungan dengan, atau diakibatkan oleh penggunaan aplikasi, maupun penyediaan jasa oleh mitra kepada konsumen.

Namun dalam hal pembagian hasil / fee dan rating baik dari konsumen, pihak GO-JEK ikut menikmatinya.

Klausula eksonerasi dimungkinkan karena adanya asas kebebasan berkontrak. Dapat dibayangkan dengan dimungkinkannya orang memperjanjikan suatu klausula eksonerasi dapat membawa akibat, bahwa hak dan kewajiban dari para pihak menjadi jauh tidak berimbang.13

Pentingnya keseimbangan bagi para driver di sini sebagai tindakan atau upaya untuk melindungi hak-hak pengemudi dari perbuatan sewenang-wenang oleh penguasa dalam hal ini perusahaan GO-JEK yang dinilai tidak seimbang.

Dengan jam kerja demikian lama untuk mengharapkan bonus dalam menunjang tambahan penghasilan, setidaknya perusahaan dapat kembali mempertimbangkan hak driver untuk memperoleh pendapatan lebih besar per kilometer atau per order yang ia terima dan perlindungan saat menjalankan tugas di lapangan.

Perjanjian merupakan suatu bentuk kesepakatan dari para pihak yang menimbulkan suatu prestasi. Namun apabila prestasi tersebut tidak dapat dipenuhi sesuai kesepakatan oleh salah satu pihak, maka timbullah suatu bentuk pelanggaran yang disebut wanprestasi.Menurut Wirjono Prodjodikoro bahwa wanprestasi adalah ”ketiadaan suatu prestasi didalam hukum perjanjian, berarti

12 J.Satrio, Hukum Perikatan, Perikatan yang Lahir dari Perjanjian Buku I, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1995, hal. 120.

13ibid

(13)

12

suatu hal yang harus dilaksanakan sebagai isi dari suatu perjanjian.” Barangkali daslam bahasa Indonesia dapat dipakai istilah “pelaksanaan janji untuk prestasi dan ketiadaan pelaksanaannya janji untuk wanprestasi”.14

Hasil penelitian disimpulkan bahwa ada 3 (tiga) jenis wanprestasi yang terjadi di lapangan antara lain :

1. Ancaman Keamanan

a. Melanggar peraturan lalu lintas atau berkendara secara ugal-ugalan di jalanan. Sanksi suspend 1 (satu) hari kerja dan jika terjadi akumulasi akan terkena suspend 3 (tiga) hari kerja.

b. Plat nomor kendaraan berbeda dengan yang tertera pada aplikasi. Jika memang terjadi pelanggaran seperti itu, maka sanksi yang akan diberikan biasanya suspend +2 (dua) peringatan dan driver harus datang ke kantor Operasional. Jika terjadi akumulasi sehingga putus mitra, sisa deposit masih bisa dikembalikan.

c. Dokumen resmi seperti KTP, SIM, SKCK tidak lengkap atau tidak diperbarui sesuai kebijakan yang berlaku. Sanksi yang diberikan suspend hingga data diperbarui dan driver harus datang ke kantor operasional.

d. Melakukan tindakan atau perilaku anarkis, mengganggu ketertiban umum dan/atau menghalangi mitra lain saat menjalankan pesanan. Sanksi yang diberikan GO-JEK bisa berupa putus mitra dan sisa deposit dikembalikan.

e. Menyebabkan kecelakan dikarenakan kelalaian driverGO-JEK itu sendiri.

Hal ini bisa berakibat pada putus mitra meski sisa deposit masih bisa dikembalikan.

f. Mengemudi dalam pengaruh obat-obatan terlarang, narkotika atau alkohol yang dapat membahayakan keselamatan berbagai pihak. Sanksi yang diberikan umumnya berupa putus mitra namun sisa deposit masih bisa dikembalikan.

g. Melakukan tindakan kriminal dan kejahatan yang melanggar aturan. Ini akan memutus hubungan mitra usaha meski sisa deposit masih bisa dikembalikan.

h. Menghubungi pelanggan di luar kebutuhan order. Sanksi yang diberikan GO-JEK biasanya berupa putus mitra meski sisa deposit masih bisa dikembalikan.

i. Melakukan tindakan-tindakan yang berada di luar norma seperti perkelahian, membahas isu SARA, pelecehan seksual dan hal-hal lainnya kepada pelanggan. Sanksi yang diberikan berupa putus mitra tetapi sisa deposit dikembalikan.

j. Menggunakan atribut GO-JEK untuk melakukan tindakan yang bisa merugikan dan merusak nama baik PT GO-JEK Indonesia. Sanksinya berupa putus mitra dan sisa deposit bisa dikembalikan.

14 Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas Hukum Perjanjian, Sumur, Bandung, 2012, hal 17.

(14)

13

k. Memakai akun yang didaftarkan atas nama orang lain atau memperjual- belikan akun sendiri. Sanksi dari GO-JEK putus mitra tetapi sisa deposit dikembalikan.15

2. Tindakan Curang

a. Menekan tombol selesai tanpa menjemput pelanggan atau mengambil pesanan. Sanksi yang diberikan berupa suspend 1 (satu) hari kerja dan jika ada akumlasi maka bisa menjadi lebih lama lagi yaitu suspend 3 (tiga) hari kerja.

b. Memasukkan harga barang yang tidak sesuai dengan struk belanja baik itu Go-Food, Go-Resto, Go-Shop atau Go-Mart. Sanksinya berupa suspend 1 (satu) hari kerja dan jika ada akumlasi maka bisa menjadi lebih lama lagi yaitu suspend 3 (tiga) hari kerja.

c. Memberi kembalian kurang atau meminta pembayaran lebih dari yang seharusnya seperti untuk tip, uang bensin, uang parkir dan lain sebagainya.

Sanksi yang diberikan adalah suspend 1 (satu) hari kerja dan jika ada akumulasi maka bisa menjadi lebih lama lagi yaitu suspend 3 (tiga) hari kerja.

d. Dengan sengaja merusak atau menghilangkan barang pelanggan.

Sanksinya berupa putus mitra dan sisa deposit masih bisa dikembalikan.

e. Menawarkan dan memberikan barang/uang kepada staff GO-JEK yang tujuannya untuk menyuap atau maksud lainnya yang menyalahi aturan.

Driver dapat dikenakan sanksi putus mitra dan sisa deposit masih bisa dikembalikan.

f. Sengaja menjalankan pesanan dari akun pelanggan sehingga memanipulasi sistem kerja yang berlaku. Sanksi yang diberikan berupa suspend (driver bisa melakukan banding di kantor operasional) dan jika terindikasi order fiktif maka akan putus mitra beserta denda senilai Rp 300.000 (tiga ratus ribu rupiah).

g. Sengaja membatalkan pesanan tetapi menjalankan pesanan pelanggan.

Driver akan dikenakan sanksi berupa suspend (driver bisa melakukan banding di kantor operasional) dan jika terindikasi order fiktif maka akan putus mitra beserta denda senilai Rp 300.000 (tiga ratus ribu rupiah).

h. Memakai layanan Go-Pay sebagai transaksi untuk tindakan penipuan atau tindakan ilegal lainnya. Sanksi yang diberikan berupa suspend (driver bisa melakukan banding di kantor operasional) dan jika terindikasi order fiktif maka akan putus mitra beserta denda senilai Rp 300.000 (tiga ratus ribu rupiah).

i. Menyelesaikan pesanan dari akun yang sengaja dibuat oleh diri sendiri atau sering disebut dengan „Order Fiktif”. Sanksinya adalah putus mitra dan denda senilai Rp 300.000 (tiga ratus ribu rupiah).

15https://www.siojek.com/2018/04/jenis-pelanggaran-gojek.html diakses tanggal 15 Februari 2019 yang diikuti dengan wawancara kepada Sandhi, Hamid dan Muhammad Ali selaku driver GO-JEK di titik kumpul Jalan Monginsidi Medan tanggal 16 Februari 2019 yang membenarkan tentang pelanggaran dan sanksi yang diberikan perusahaan kepada mitranya.

(15)

14

j. Memakai aplikasi GO-JEK yang ilegal atau menggunakan aplikasi tambahan dari pihak luar untuk memanipulasi perangkat selular, aplikasi GO-JEK atau sistem kerja yang ada. Misalnya saja menggunakan fake GPS (GPS palsu) atau Autobid GO-JEK. Driver dikenakan sanksi berupa bonus harian akan diberhentikan dan jika akumulasi maka akan berakibat putus mitra walaupun sisa deposit masih bisa dikembalikan.16

3. Layanan Buruk

a. Menolak untuk melalui jalur yang akan diminta oleh pelanggan. Sanksi yang diberikan berupa peringatan dan/atau dengan akumulasi akan berakibat hukuman suspend selama 1 (satu) hari kerja.

b. Sengaja menyebabkan keterlambatan dalam menjemput pelanggan sehingga pelanggan merasa rugi waktu karena datang tidak tepat waktu.

Sanksi yang diberikan berupaperingatan dan/atau dengan akumulasi akan berakibat hukuman suspend selama 1 (satu) hari kerja.

c. Pelanggan tidak menerima perlengkapan Go-Ride seperti masker wajah, helm atau penutup kepala. Sanksi yang diberikan berupaperingatan dan/atau dengan akumulasi akan berakibat hukuman suspend selama 1 (satu) hari kerja.

d. Meminta pelanggan untuk membatalkan pesanan atau cancel booking.

Sanksi yang diberikan berupaperingatan dan/atau dengan akumulasi akan berakibat hukuman suspend selama 1 (satu) hari kerja.

e. Menggunakan kendaraan tidak layak pakai atau di bawah standar layanan saat menyelesaikan orderan. Sanksi yang diberikan berupaperingatan dan/atau dengan akumulasi akan berakibat hukuman suspend selama 1 (satu) hari kerja.

f. Memberikan perlengkapan kotor, merokok ketika berkendara dan hal lainnya yang mengakibatkan pelanggan menjadi tidak nyaman. Sanksi yang diberikan berupaperingatan dan/atau dengan akumulasi akan berakibat hukuman suspend selama 1 (satu) hari kerja.

g. Tidak mengenakan atribut lengkap seperti jaket dan helm ketika menjalankan pesanan. Sanksi yang diberikan berupasuspend selama sehari kerja dan/atau dengan akumulasi akan berakibat suspend menjadi 3 (tiga) hari kerja.

h. Membeli barang tidak sesuai dengan pesanan pelanggan tanpa konfirmasi terlebih dahulu (Go-Food, Go-Shop atau Go-Mart). Sanksi yang diberikan berupasuspend selama sehari kerja dan/atau dengan akumulasi akan berakibat suspend menjadi 3 (tiga) hari kerja.

i. Menekan tombol Pick Up sebelum bertemu pelanggan terlebih dahulu.

Sanksi yang diberikan berupasuspend selama sehari kerja dan/atau dengan akumulasi akan berakibat suspend menjadi 3 (tiga) hari kerja.

j. Menurunkan pelanggan di lokasi yang berbeda dengan yang tertampil di aplikasi tanpa persetujuan pelanggan terlebih dahulu. Sanksi yang diberikan berupasuspend dan 2 (dua) peringatan (driver harus datang ke

16Ibid

(16)

15

kantor operasional). Jika ternyata terjadi akumulasi sehingga putus mitra, sisa deposit masih bisa dikembalikan.

k. Tidak kooperatif dalam pengembalian barang penumpang yang tertinggal.

Sanksi yang diberikan berupa suspend dan 2 (dua) peringatan (driver harus datang ke kantor operasional). Kalau ternyata terjadi akumulasi sehingga putus mitra, sisa deposit masih bisa dikembalikan.

l. Terlalu sering membatalkan order dalam satu waktu tertentu. Sanksi yang diberikan berupasuspend hingga 30 (tiga puluh) menit.

m. Terlalu sering menolak atau mengabaikan order dalam waktu tertentu.

Sanksi yang diberikan berupasuspend hingga 15 (lima belas) menit.

n. Berbicara kepada pelanggan di luar standar layanan sehingga dirasa tidak sopan/kurang etis. Sanksi yang diberikan berupasuspend selama 3 (tiga) hari kerja, jika terjadi akumulasi maka akan mengakibatkan suspend menjadi 5 (lima)hari kerja.17

Ketentuan umum dalam perjanjian kerjasama kemitraan antara driver / pemilik kendaraan dan GO-JEK sebagai perusahaan penyedia jasa aplikasi transportasi onlinepada Bab Ketentuan Lain ada menyebutkan tentang penyelesaian sengketa yang terdiri dari 2 (dua) macam yaitu penyelesaian secara litigasi (melalui Pengadilan) dan secara non litigasi (di luar Pengadilan).

Secara konvensional, sengketa bisnis ini akan diselesaikan melalui lembaga litigasi (melalui peradilan), dimana posisi para pihak berlawanan satu dengan yang lainnya dan proses ini akan memakan waktu yang lama. Oleh karena itu, proses penyelesaian ini kurang diminati dalam menyelesaikan sengketa bisnis, karena tidak sesuai dengan tuntutan perkembangannya.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Bentuk pengaturan hubungan hukum antara driver selaku pemilik kendaraan sekaligus mitra dengan GO-JEK selaku perusahaan penyedia jasa aplikasi transportasi onlinedilihat dari bentuknya merupakan perjanjian kemitraan yang termasuk perjanjian jenis baru atau perjanjian tidak bernama dimana dalam pengaturannya tidak diatur dalam Buku III KUH Perdata. Perjanjian kemitraan tersebut dapat dilihat dari Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor PM 118 Tahun 2018 Pasal 42

17ibid

(17)

16

angka 3 dan bunyi Pasal 8 huruf c Permenhub Nomor PM 12 Tahun 2019.

Bentuk perjanjian kerjasama kemitraan ini adalah bentuk perjanjian tertulis dan di bawah tangan yang dituangkan dalam kontrak elektronik sebagaimana diatur Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UUITE). Hubungan kemitraan ini tunduk pada KUH Perdata Pasal 1320 jo Pasal 1338 dan KUH Dagang.

2. Ketidakseimbangan kedudukan para pihak dalam hubungan hukum antara driver / pemilik kendaraan dengan perusahaan penyedia jasa aplikasi transportasi online ditandai dengan adanya klausula eksonerasi yang dituangan dalam kontrak elektronik. Klausula eksonerasi adalah klausul yang dilarang untuk dicantumkan dalam sebuah perjanjian karena klausul tersebut memuat ketentuan yang menyatakan pembebasan tanggung jawabnya terhadap pengemudi atas kerugian dan hak untuk menuntut perusahaan karena hubungan kemitraan kepada perusahaan. Driver selaku mitra bertanggung jawab atas segala tuntutan hukum yang datang padanya dalam hal pelanggaran kode etik dalam melaksanakan usaha pelayanan jasa yang ditawarkan oleh GO-JEK pada penumpang. Maka hal ini berarti GO-JEK terlepas dari tuntutan bila driver melanggar kode etik dalam melaksanakan jasanya. Namun setiap kinerja dan performa baik yang diterima oleh Driverdari konsumen, juga ikut menguntungkan GO-JEK selaku perusahaan penyedia jasa aplikasi transportasi online dengan menerima fee dan reputasi baik. Hal ini karena telah diterapkannya klausula baku dalam perjanjian kerjasama kemitraan antara keduanya.

Dilihat dari hak dan kewajiban para pihak juga tidak menunjukkan kesetaraan kedudukan, dimana kewajiban driver / pemilik kendaraan lebih banyak daripada perusahaan dan hak-hak perusahaan lebih dominan daripada driver / pemilik kendaraan yang tidak mencerminkan sifat mutualisme (saling menguntungkan).

3. Mekanisme penyelesaian permasalahan apabila terjadi wanprestasi kesepakatan para pihak berdasarkan isi perjanjian kerjasama kemitraan antara driver sebagai mitra dengan GO-JEK sebagai perusahaan penyedia

(18)

17

jasa aplikasi transportasi online dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara sebagaimana dicantumkan pada perjanjian tertulis yang dituangkan dalam sebuah kontrak elektronik yaitu dengan cara non litigasi (di luar pengadilan) meliputi konsultasi, negosiasi, mediasi, konsolidasi dan arbitrase. Serta melalui cara litigasi atau dengan diselesaikan melalui lembaga peradilan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan baik dengan wawancara ke perusahaan GO-JEK kantor perwakilan Medan dan mencari dari situs resmi directory Mahkamah Agung Republik Indonesia, belum ditemukan adanya kasus atau sengketa yang terjadi antara driver dan perusahaan GO-JEK Medan sampai ke tingat Pengadilan. Hal ini dikarenakan konflik yang timbul masih mengandalkan negosiasi dan mediasi baik dari masing-masing pihak dengan dibantu pihak luar sebagai otoritas.

B. Saran

1. Diharapkan peraturan baru yang disahkan pemerintah terkait fenomena maraknya pertumbuhan angkutan / transportasi berbasis online ini yaitu Peraturan Menteri PerhubunganNomor PM 118 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Khusus dan Peraturan Menteri PerhubunganNomor PM Nomor PM 12 Tahun 2019 Tentang Perlindungan Keselamatan Pengguna Sepeda Motor Yang Digunakan Untuk Kepentingan Masyarakat dapat diterapkan dengan baik oleh pelaku usaha dan driver / pemilik kendaraan. Hal ini sebagai bentuk kepastian hukum para pihak dalam melindungi hak dan kewajibannya. Diharapkan pula peraturan ini nantinya tidak hanya menguntungkan pihak perusahaan saja, namun juga hak-hak pengemudi / mitra usaha harus diperhatikan.

Sehingga laju pertumbuhan ekonomi masyarakat selaku driver / pengemudi lebih baik lagi.

2. Masing-masing pihak baik driver / pemilik kendaraan sebagai mitra dan GO-JEK sebagai perusahaan penyedia jasa aplikasi transportasi online seharusnya lebih memperhatikan hak-hak dan kepentingan driver sebagai mitra, sehingga hubungan hukum dari kedua pihak dapat seimbang.

(19)

18

Diharapkan adanya transparansi dari pihak perusahaan dalam hal perjanjian kerjasama kepada driver sebagai mitra kerjanya.

3. Hendaknya konflik internal yang terjadi antara driver sebagai mitra dan manajemen perusahaan GO-JEK dalam hubungan kerjasama kemitraan ini dapat diselesaikan secara non litigasibaik secara musyawarah, mediasi dan negosiasi dimana perusahaan GO-JEK hendaknya menyediakan wadah berkonsultasi untuk mendengarkan dan menampung keluh kesah dari driver / pemilik kendaraan selama menjalankan pekerjaannya di lapangan sehingga apapun bentuk permasalahan yang timbul dapat dicarikan solusi terbaik untuk menghindari kesalahpahaman dan tindakan anarkis yang merugikan kedua belah pihak.

(20)

19 DAFTAR PUSTAKA

Head , W John, 1999,Pengantar Umum Hukum Ekonomi, ELIPS II, Jakarta.

Satrio, J, 1995, Hukum Perikatan, Perikatan yang Lahir dari Perjanjian Buku I, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.

Tutik, Triwulan, Titik, 2006, Pengantar Hukum Perdata Di Indonesia, Prestasi Pustaka, Jakarta.

Prodjodikoro, Wirjono, 2012, Asas-asas Hukum Perjanjian, Sumur, Bandung, 2012.

Wijaya, Andika, 2016, Aspek Hukum Bisnis Transportasi Jalan Online, Sinar Grafika, Jakarta.

Ketentuan Umum Huruf F Perjanjian Kerjasama Kemitraan PT.Go-Jek dengan Mitra

Luthvi Febryka Nola, “Perjanjian Kemitraan Vs Perjanjian Kerja Bagi Pengemudi Ojek Online, Bidang Hukum Kajian Singkat Terhadap Isu Aktual Dan Strategis”, Bidang Hukum Vol. X, No. 07/I/Puslit, April, 2018.

Gojek Indonesia, https://www.go-jek.com/about/diakses pada 24 November 2018 https://tekno.kompas.com/read/2017/06/13/18080087/gojek.klaim.kalahkan.grab.

dan.uber.di.indonesia diunduh tanggal 11 Maret 2019

Glenn Biondi, “Analisis Yuridis Keabsahan Kesepakatan Melalui Surat Elektronik (E-mail) berdasarkan Hukum Indonesia”, Universitas Sumatera Utara, Kenotariatan, 2016, hal. 8

https://www.siojek.com/2018/04/jenis-pelanggaran-gojek.html diakses tanggal 15 Februari 2019 yang diikuti dengan wawancara kepada Sandhi, Hamid dan Muhammad Ali selaku driver GO-JEK di titik kumpul Jalan Monginsidi Medan tanggal 16 Februari 2019 yang membenarkan tentang pelanggaran dan sanksi yang diberikan perusahaan kepada mitranya.

(21)

20

Referensi

Dokumen terkait

Tnformasi jenis kumbang Cerambycidae di setiap ketinggian pada kawasan Gunung Mekongga belum dilakukan, oleh karena itu, dilakukan penelitian tentang Keanekaragaman

Adapun yang menjadi ruang lingkup penelitian ini adalah; Bagaimaana hubungan hukum antara driver (pemilik kendaraan) dengan Aplikasi layanan Gojek dan Bagaimana Perlindungan

Pada tahun 1965, dengan menggunakan perekam video Sony yang pertama, Nam June Paik membuat karya videonya Magnet TV (1965).. Video seni pada awalnya memiliki dua tipe hasil

Matriks Internal Factor Analysis IFA No Faktor – faktor Strategi Internal Kekuatan 1 Potensi wisata alam daya tarik wisatanya contohnya wisata yang alami dan khas, flora dan fauna

[r]

Jenis penelitian ini adalah Reseach and Development R&D degan judul “Pengembangan Prototipe Buku Pendidikan Budi Pekerti dalam Memainkan Instrumen Gamelan Bonang Barung Untuk

Pembuatan laporan akhir ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan Circuit Breaker dalam memproteksi arus gangguan hubung singkat yang terjadi di Gardu Induk Bungaran.. Arus

Setelah pelaksanaan strategi pemberian angka ini umpan balik yang diberikan anak didik sangatlah positif dan benar-benar membawa perubahan yang positif terutama dalam hal