IMPLEMENTASI AKUNTANSI LINGKUNGAN PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIV
TAKALAR SKRIPSI
OLEH
ARIANTO ACHMAD NIM (105731136316)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2022
ii
MOTTO HIDUP
KAMU HARUS MENDAPATKAN APA YANG KAMU MAU DENGAN
CARAMU SENDIRI
PERSEMBAHAN
.
Dengan Rasa Syukur Kepada Allah SWT. Atas Segala Rahmat_Nya Skrpsi Ini Kupersembahkan Untuk Kedua Almarhum Orang Tuaku Dan Amma’ taco YangDoa nya Selalu Bersama
.
iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR
Assalamua’laikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tak henti-hentinya diberikan kepada hamba- Nya. Dan tak lupa sholawat dan taslim selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat dan murid-muridnya. Tugas Akhir ini dilaksanakan sebagai jawaban atas salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Ucapan terima kasih yang tulus kepada orang tua tercinta, Almh Ibunda dan Ayahanda (Badaria dan Achmad Maisyuri) yang telah membesarkan, mendidik dan membimbing saya dengan penuh kasih dan sayang serta pengorbanan yang tak terhingga sejak lahir hingga dapat menyelesaikan Studi di perguruan tinggi. Serta sudaraku yang selalu memberikan motivasi kepada saya istriku dan calon anakku yg selalu menyemangati saya . Serta tidak lupa, dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan, petunjuk, bantuan dan dukungan sehingga semua hambatan yang ada dapat dilalui dan dihadapi dengan penuh rasa sabar. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati, saya mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
vii
2. Bapak Dr. Andi Jam’an S,E.M,Si sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Mira SE.,M.Ak. selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya.
Pembimbing l Dr. Hj Ruliaty, MM dan Pembimbing II Abd Salam, HB, SE., M.si. Ak. CA. CSP yang telah mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
5. Karyawan dan pimpinan PT. Perkebunan Nusantara XIV Takalar yang telah memberi izin meneliti dan memberi kesempatan untuk pengambilan data.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi yang berkepentingan pada umumnya. Dan semoga Allah SWT membalas segala amal dan kebaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Amin.Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Takalar, 15 Oktober 2021
ARIANTO ACHMAD
viii
ABSTRAK
ARIANTO ACHMAD, Tahun 2021. Implementasi Akuntansi Lingkungan Pada PT. Perkebunan Nusantara XIV Takalar, Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing l Dr. Hj Ruliaty dan Pembimbing II Abd Salam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan akuntansi lingkungan pada PT. Perkebunan Nusantara XIV Takalar. Akuntansi lingkungan adalah akuntansi di mana biaya lingkungan diidentifikasi, diukur dan dialokasikan, di mana biaya lingkungan ini diintegrasikan ke dalam pengambilan keputusan bisnis dan kemudian dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan. Karena perusahaan cenderung kurang peduli terhadap masalah lingkungan dan mengutamakan keuntungan saja tanpa memperhatikan pihak ketiga yaitu stakeholders, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana praktik akuntansi lingkungan dan dampaknya terhadap pelaporan keuangan.
Hasil penelitian Penerapan Akuntansi Lingkungan ini sangat membantu perusahaan dalam proses pelaporan terkait biaya yang dikeluarkan dalam pelestarian lingkungan dalam upaya mencegah pencemaraan lingkungan akibat limbah yang dihasilkan dari aktivitas perusahaan.
Kata kunci : Penerapan Akuntansi Lingkungan
ix
ABSTRACT
ARIANTO ACHMAD, 2021. Implementation of Environmental Accounting at PT. Perkebunan Nusantara XIV Takalar, Thesis of Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar.
Supervised by Advisor l Dr. Hj Ruliaty and Advisor II Abd Salam.
This study aims to assess the implementation of environmental accounting at PT. Nusantara XIV Takalar Plantation. Environmental accounting is accounting in which there is identification, measurement, and allocation of environmental costs, where these environmental costs are integrated in business decision making, and subsequently communicated to stakeholders. Because companies tend to pay less attention to environmental problems and only prioritize profits without paying attention to third parties, namely stakeholders, this study aims to find out how the implementation of environmental accounting and its impact on financial statements.
The application of Environmental Accounting is very helpful for companies in the reporting process related to costs incurred in environmental preservation in an effort to prevent environmental pollution due to waste generated from company activities.
Keywords: Environmental Accounting Application
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
A. Teori Stakeholders ... 9
B. Teori Legitimasi ... 12
C. Akuntansi Lingkungan ... 14
D. Tujuan Penerapan Akuntansi Lingkungan ... 15
E. Peran Akuntansi Lingkungan ... 16
F. Akuntansi Biaya Lingkungan ... 17
G. Penanganan Limbah ... 22
H. Penelitian Terdahulu ... 22
I. Kerangka Konsep ... 25
xi
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
A. Jenis Penelitian ... 26
B. Lokasi Penelitian ... 26
C. Sumber Data ... 26
D. Teknisk Pengumpulan Data ... 27
E. Instrumen Penelitian ... 28
F. Metode Analisis Data ... 29
G. Sejarah Perusahaan ... 29
H. Struktur Organisasi Perusahaan ... 32
I. Visi dan Misi ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44
A. Penanganan Limbah ... 44
B. Biaya-Biaya Lingkungan ... 46
C. Implementasi Akuntansi Lingkungan ... 50
D. Penyajian Akuntansi Lingkungan pada Laporan Keuangan ... 52
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 57
BAB V PENUTUP ... 60
A. Kesimpulan ... 60
B. Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA ……….60
DAFTAR LAMPIRAN……….61
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Uraian Halaman
Tabel 2.1 Klarifikasi Biaya Lingkungan ... 20
Tabel 2.2 Kategori Biaya Lingkungan Menurut IFAC ... 21
Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ... 22
Tabel 2.4 Biaya Pabrik ... 49
Tabel 5.2 Biaya Pengelolaan ... 49
Tabel 5.3 Formulasi Biaya Lingkungan ... 55
Tabel 5.4 Data Penjualan ... 56
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Uraian Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konsep ... 24 Gambar 2.2 Struktur PT Perkebunan Nusantara XIV Takalar .... 33
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akuntansi lingkungan telah menjadi perhatian para akuntan, konsep akuntansi lingkungan sebenarnya telah berkembang sejak tahun 1970 di Eropa dan semakin meningkat pada tahun 1990 di Indonesia.
Akuntansi lingkungan adalah istilah yang terkait dengan kebijakan untuk memasukkan biaya lingkungan dalam praktik akuntansi perusahaan atau sistem pemerintah.
Perkembangan bisnis..di Indonesia..saat ini semakin berkembang, sejalan dengan.. kebutuhan….masyarakat yang…semakin..meningkat.
Industri merupakan sesuatu organisasi yang melaksanakan aktivitas usahanya dengan menggunakan sumber energi berbentuk bahan serta tenaga kerja guna menciptakan benda serta jasa yang bisa dimanfaatkan oleh warga. Bisnis didirikan dengan tujuan buat mencapai tujuan ini, tetapi sebagian besar bisnis memiliki tujuan yang sama yakni memaksimalkan keuntungan. Industri dipecah 3 tipe, ialah industri manufaktur, industri dagang, serta industri jasa. keberadaan industri dikira membagikan banyak keuntungan warga dekat ataupun warga perumnya.
Tidak hanya bisa penuhi kebutuhan hidup mereka.
Industri pula mempunyai akibat area berbentuk polusi hawa, polusi suara serta limbah manufaktur. Industri manufaktur merupakan industri yang mencerna bahan mentah jadi benda separuh jadi serta benda jadi.
2
Perusahaan manufaktur tidak hanya memproduksi barang tetapi juga melakukan kegiatan pemasaran seperti yang dilakukan oleh perusahaan dagang. Di masa globalisasi dikala ini, permasalahan kehancuran yang disebabkan oleh alam serta pemanasan global jadi perihal yang memprihatinkan. Tanah yang tidak sehat memunculkan bermacam indikasi, semacam keadaan cuaca yang tidak tertib serta kerap terjalin, musibah alam di bermacam tempat, serta lain- lain. Perihal ini ialah salah satu akibat dari kehancuran lingkungan (Estianto dan Purwanigraha 2013).
Kerusakan lingkungan sering menjadi perdebatan di tingkat internasional, apalagi jika menyangkut pemanasan global, isu seperti ini merupakan isu yang sangat penting yang perlu ditangani oleh masyarakat global, termasuk di Indonesia, dan kita tanggapi di Indonesia. Hal itu terjawab saat Indonesia menggelar Konferensi Lingkungan Hidup di Bali pada akhir tahun 2007, yang menetapkan kewajiban perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR). Namun, di sisi lain, kenyataannya perusahaan asing merusak lingkungan dengan tingkat yang tinggi. Dalam pengelolaan limbah manufaktur, industri wajib mempraktikkan akuntansi area buat menunjang aktivitas operasional spesialnya dalam pengelolaan limbah manufaktur. untuk mengendalikan kewajiban perusahaan. memerlukan pengukuran, penilaian, pengungkapandan pelaporan porto pengelolaan lingkungan berasal kegiatan operasional perusahaan. Penerapan akuntansi lingkungan pula bertujuan buat mengetahui besarnya porto lingkungan yg dikeluarkan menggunakan memakai sistem akuntansi buat
3
meminimalkan biaya yg dikeluarkan. bisa memantau tanggung jawab perusahaan untuk melindungi lingkungannya, dan dapat melaporkan porto lingkungan buat dipergunakan menjadi panduan manajemen dalam pengambilan keputusan lingkungan, Perusahaan jua dapat memantau syarat lingkungan kurang lebih perusahaan. Menjaga lingkungan tak perlu lagi memerlukan munculnya biaya dalam proses implementasi Biaya ini disebut biaya lingkungan. Biaya lingkungan adalah dampak finansial dan non finansial yang ditimbulkan oleh aktivitas yang mempengaruhi kualitas lingkungan (Iksan: 2012).
Perusahaan seringkali mengabaikan biaya lingkungan karena menganggap biaya yang dikeluarkan untuk mendukung operasional perusahaan dan tidak berhubungan langsung dengan proses produksi.
Namun jika perusahaan benar-benar peduli terhadap lingkungan sekitar, maka perusahaan akan berusaha untuk mencegah dan meminimalisir dampak yang terjadi agar tidak merusak lingkungan.
Pentingnya akuntansi lingkungan pada dasarnya memerlukan kesadaran penuh akan perusahaan dan organisasi lain yang mendapat manfaat dari lingkungan. Penting bagi perusahaan atau organisasi lain untuk melipatgandakan upaya mereka untuk mempertimbangkan pelestarian lingkungan secara berkelanjutan. Penggunaan konsep akuntansi lingkungan untuk bisnis mendorong kemampuan untuk mengurangi masalah lingkungan yang muncul. perspektif biaya (Environmental Cost), Beberapa alasan mengapa perusahaan harus mempertimbangkan untuk mengadopsi akuntansi lingkungan sebagai bagian dari sistem akuntansi mereka, antara lain: Biaya lingkungan dapat
4
dikurangi dan dihilangkan, meningkatkan kinerja lingkungan perusahaan dapat, sampai saat ini, memiliki dampak negatif pada kesehatan manusia dan keberhasilan komersial perusahaan, yang akan menghasilkan biaya atau harga yang lebih akurat untuk produk dari proses lingkungan yang diinginkan dan membantu memenuhi kebutuhan pelanggan yang ingin untuk menghasilkan layanan yang lebih ramah lingkungan.
Saat ini di Indonesia pengungkapan akuntansi lingkungan tidak diatur dalam standar akuntansi, yang berarti pelaporan informasi lingkungan dalam laporan tahunan perusahaan masih bersifat sukarela (Menurut Hadi).2012), IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) menjelaskan bahwa laporan tahunan harus memperhatikan kepentingan pemangku kepentingan. Dijelaskan dalam PSAK No. 1 2009, ayat (9) menyatakan:
"Perusahaan juga dapat memberikan laporan tambahan seperti laporan lingkungan dan laporan nilai tambah, terutama untuk industri di mana faktor lingkungan berperan penting dan untuk industri di mana karyawan dianggap sebagai pengguna kelompok. Laporan memainkan peran penting.”
Salah satu dampak negatif yang ditimulkan dari operasional perusahaan adalah limbah produksi. Dalam undang-undang no. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan pengelolaan lingkungan hidup limbah didefinisikan seagai sisa kegiatan komersial dan atau produksi sedangkan pencemaran adalah meresapnya dan masuknya makhluk hidup makhluk hidup zat energi dan komponen lainnya. di lingkungan oleh aktivitas manusia sehingga melebihi catatan kualitas lingkungan
5
yang ditetapkan. Limbah yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan berpotensi menimbulkan kerusakan pada lingkungan sehingga limbah tersebut memerlukan pengelolaan dan pengolahan khusus dari perusahaan agar tidak memerikan dampak yang paling negatif terhadap lingkungan dimana perusahaan terseut eroperasi.
Akuntansi lingkungan adalah bidang akuntansi yang mengidentifikasi, mengukur, mengevaluasi dan menyajikan akuntansi biaya lingkungan. Dari perspektif akuntansi (Mathew dan Parrerra 1996) Akuntansi lingkungan digunakan untuk memberikan gambaran bentuk akuntansi yang komprehensif yang mencakup faktor-faktor eksternal dalam akun perusahaan, seperti informasi tenaga kerja, produk, dan pencemaran lingkungan. Dalam hal ini pencemaran dan limbah produksi merupakan contoh dampak negatif dari kegiatan perusahaan yang memerlukan sistem akuntansi lingkungan untuk mengendalikan kewajiban perusahaan, karena pengelolaan limbah dilakukan oleh perusahaan yang memerlukan identifikasi, pengukuran, penyajian, pengungkapan dan pelaporan biaya pengelolaan limbah. dari hasil operasional perusahaan.
Hasil penelitian Evi nurhidayat (2020) Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara keseluruhan PT Semen Indonesia telah menerapkan perspektif triple bottom line dalam program CSRnya.
Perusahaan telah melakukan program sosial untuk masyarakat di sekitar perusahaan, pendidikan, infrastruktur, serta program pengembangan masyarakat berbasis kelestarian lingkungan dan meningkatkan standar hidup di sekitar perusahaan. Kurangnya dukungan dan koordinasi dengan
6
pemerintah Tuban dan masyarakat menjadi kendala dalam implementasi program CSR. Selain itu, program CSR cenderung diarahkan sebagai program amal yang karenanya program tidak memiliki hubungan timbal balik sepenuhnya dengan masyarakat.
Hasil penelitian Adnyana, Atmadja, Herawati (2017) dalam Penerapan Akuntansi Lingkunganpada BUMDes Tajun, Bali melakukan penelitian dengan hasil BUMDes Desa Tajun khususnya dalam unit TPST tidak menyajikan biaya lingkungan secara spesifik pada laporan keuangannya.
Biaya-biaya lingkungan yang terjadi dimasukan dalam rekening serumpun dalam laporan aktivitas operasi yaitu dalam biaya operasional.Maka dari itu, BUMDes Desa Tajun dapat dikatakan menerapkan model normatif dalam pengakuan biaya lingkungan dalam penyusunan laporan keuangannya.
Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara XIV Takalar (Pabrik Gula) adalah perusahaan yang berlokasi di Kabupaten Takalar yang bergerak di bidang produksi gula tebu. Dalam proses produksi tebu pasti akan timbul limbah dari kegiatan produksinya. Dan dalam prosesnya, ada biaya yang harus ditanggung PT. Perkebunan Takalar Nusantara XIV untuk membiayai aktivitas pada lingkungan Dari uraian tersebut, penulis tertarik untuk mempelajari masalah penerapan atau penerapan akuntansi di PT. Perkebunan Nusantara XIV Takalar.
Penelitian ini mencoba mengungkap pencatatan laporan keuangan dalam akuntansi lingkungan oleh perusahaan, dalam penelitian yang berjudul "
Implementasi Akuntansi Lingkungan Pada PT. Perkebunan Nusantara XIV Takalar".
7 B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1). Bagaimana implementasi akuntansi lingkungan dan pengaruh kinerja keuangan pada PT Perkebunan Nusantara XIV Takalar
C. Tujuan Penelitian
1). Untuk mengetahui implementasi akuntansi lingkungan pada PT.
Perkebunan Nusantara XIV Takalar
2). Untuk mengetahui pengaruhnya terhadap laporan keuangan pada PT.
Perkebunan Nusantara XIV Takalar
D. Manfaat Penelitian 1). Bagi Peneliti
Sebagai wawasan dan proses pebelajaran untuk menambah ilmu pengetahuanpenerapan akuntansi.
2). Bagi Perusahaan
Sebagaibahan masukan dan pertimbangan dari berbagai pihak dalam pengambil keputusan berkaitan dengan penerapan akuntansi dalam hal pengelolaan limbah serta bentuk pertanggung jawaban terhadap lingkungan.
3). Bagi Akademis
Menjadi bahan atau referensi untuk peneliti selanjutnya.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Stakeholders
Stakeholder theory digunakan sebagai dasar untuk menganalisis kelompok yang menjadi tanggung jawab perusahaan. Teori ini berpendapat bahwa pengungkapan dilakukan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan para Stakeholder theory. karena perusahaan membutuhkan dukungan Stakeholder theory untuk tetap bertahan. Teori pemangku kepentingan telah memperluas cakupan Stakeholder theory bisnis untuk mencakup tidak hanya Stakeholder theory keuangan seperti investor dan kreditur, tetapi juga Stakeholder theory non-keuangan seperti pemasok, otoritas, pelanggan, regulator, kelompok lingkungan dan media massa. Perusahaan yang mengelola sumber daya alam atau yang kegiatannya berdampak pada lingkungan sekitar harus lebih memperhatikan masyarakat dan lingkungan tempat perusahaan mengelola sumber daya alam dan/atau terkena dampak kegiatannya.
Perkembangan Stakeholder Theory Dimulai dengan perubahan bentuk pendekatan perusahaan dalam menjalankan bisnis. Ada dua jenis penjangkauan pemangku kepentingan, hubungan perusahaan lama dan hubungan perusahaan baru. yaitu kegiatan yang menitikberatkan pada bentuk pelaksanaan kegiatan perusahaan secara terpisah dimana masing-masing fungsi dalam perusahaan melakukan tugasnya tanpa
adanya penyatuan antara fungsi-fungsi tersebut. Hubungan dengan dari pihak eksternal berumur pendek dan hanya
9
terbatas pada hubungan perdagangan tanpa kerjasama untuk menciptakan keuntungan bersama. Jenis pendekatan ini menciptakan banyak konflik karena perusahaan memisahkan diri dari para pemangku kepentingannya baik di dalam maupun di luar perusahaan. Konflik yang dapat muncul di perusahaan adalah tekanan dari karyawan yang meminta untuk memperbaiki kondisi kesehatannya.
Tekanan dapat terjadi dalam bentuk pemogokan untuk memperbaiki sistem penggajian Jika pemogokan berlangsung lama dapat mengganggu kegiatan operasional perusahaan dan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. yang dapat timbul dari luar perusahaan adalah munculnya kebutuhan sebagian masyarakat akibat dampak dari pengolahan limbah perusahaan yang berpotensi menimbulkan kerugian signifikan bagi perusahaan apabila diperkarakan secara hukum.
New-corporaterelation menekankan kerjasama antara perusahaan dengan seluruh stakeholders sehingga perusahaan tidak hanya memposisikan diri sebagai bagian yang independen dari sistem sosial perusahaan, karena profesionalisme telah menjadi prinsip perusahaan model relasional ini. Hubungan perusahaan dengan magang stakeholders dibangun atas dasar konsep utilitas membangun kerjasama untuk menciptakan keberlanjutan perusahaan sedangkan hubungan dengan pemangku kepentingan di luar perusahaan tidak hanya hubungan jangka pendek dan transaksional, tetapi yang penting sistem fungsional di samping upaya bersama untuk membangun kualitas hidup external stakeholders. Pendekatan New-corporate relation mengeliminasi
10
penjenjangan status diantara para stakeholder perusahaan seperti yang ada pada old-corporate relation.
Menurut teori stakeholder, Perusahaan tidak hanya bertanggung jawab kepada pemilik modal (share holder) yang terbatas pada indikator ekonomi, tetapi kini telah bergerak ke arah tanggung jawab sosial dan lingkungan (stakeholder) yang lebih luas, pemangku kepentingan adalah pihak internal dan eksternal seperti pemerintah, perusahaan yang kompetitif. masyarakat sekitar, karyawan, masyarakat dan lingkungan.
Lingkungan bisnis memiliki pengaruh yang kuat terhadap organisasi perusahaan, terutama ketika dunia bisnis tidak dibatasi oleh satu negara atau wilayah (World Without Borders), pergeseran dari teknologi keras ke teknologi sangat penting. mempengaruhi kebijakan yang akan dilaksanakan oleh manajemen perusahaan.
Peran penting lingkungan bisnis dalam kehidupan perusahaan sangat penting, sehingga wajar bagi perusahaan untuk melestarikan lingkungan sekitar, bukan untuk mencemari. Jika akuntansi lingkungan diterapkan, perusahaan tidak akan berdampak negatif pada satu pihak karena semuanya dianggap sebagai sebagai stakeholder. Jika akuntansi lingkungan tidak dilakukan oleh perusahaan, maka akan menimbulkan masalah serius yang dapat menyebabkan kerugian bagi bisnis itu sendiri, masyarakat dan lingkungan. Misalnya masalah kualitas produk, masalah lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan operasi perusahaan berupa kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh perusahaan pertambangan.
11
Konsep tanggung jawab sosial telah dikenal sejak tahun 1970-an yang biasa dikenal dengan teori stakeholder, teori stakeholder menegaskan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang bertindak semata- mata untuk stakeholder sendiri, tetapi juga mengurus para stakeholder (Ghozali dan Chairi dalam Sudaryanto 2011).
B. Teori Legitimasi
Legitimasi penting bagi organisasi, batasan ditentukan oleh norma dan nilai masyarakat, dan menanggapi batasan ini mendorong pentingnya menganalisis perilaku organisasi dalam kaitannya dengan lingkungan.
Teori legitimasi telah secara ekstensif digunakan untukmenjelaskan motivasi pengungkapan lingkungan secara sukarela oleh organisasi.Legitimasi dapat dilakukan sebagai manfaat atau sumber potensi bagi perusahaan untuk bertahan hidup (Ashforth dan Gibbs, 1990 dalam Abdullah 2017). Teori legitimasi menjelaskan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan untuk mencapai legitimasi komunikasi dimana perusahaan berada dan memaksimalkan kesehatan perusahaan, kekuatan keuangan jangka panjang perusahaan.. Sebuah "kontrak sosial"
terjadi antara bisnis dan masyarakat di mana ia beroperasi dan menggunakan sumber daya ekonomi sebagai dasar teori legitimasi.
(Ghozali dan Chariri, dalam Jannah 2016). Hipotesis legitimasi berkaitan dengan karakteristik otoritatif, hukum, afektif, persuasif, atau kebenaran yang melekat pada suatu tatanan pemerintah bahwa negara dianggap sah, jika negara memiliki hak mengelola. (Ikbal,2014).
12
Suchman (1995) dalam Rawi dan Muchlis (2012: 3) menjelaskan Teori Kebijakan menyatakan bahwa organisasi terus-menerus berusaha untuk memastikan bahwa mereka menjalankan bisnis sesuai dengan batas-batas dan norma-norma masyarakat yang mereka anggap diri mereka sendiri. Legitimasi mempengaruhi pemahaman dan tindakan seseorang terhadap suatu entitas. Entitas yang dianggap sah atau sah dianggap dapat dipercaya, layak, bermakna, dan dapat diprediksi. Selain itu, sebuah organisasi dianggap lebih sah jika dapat dimengerti, bukan hanya diinginkan . Legitimasi dapat dicapai melalui strategi komunikasi dengan mengirimkan informasi yang akurat dan terpercaya. Teks naratif dalam laporan tahunan adalah kendaraan yang cocok untuk digunakan entitas untuk mendapatkan legitimasi..Narrative text merupakan salah satu alat yang dapat digunakan manajemen entitas untuk membuat aktivitas dan hasil dari entitas tersebut terlihat legitimasi. Teori legitimasi pada dasarnya adalah teori berorientasi sistem, di mana organisasi atau entitas dipandang sebagai komponen dari lingkungan sosial yang lebih besar. Penggunaan legitimasi teoritis sebagai alat analisis menunjukkan bahwa praktik perusahaan bertujuan untuk mendapatkan legitimasi sosial sehingga pelaku pasar merespons secara positif. ( Dewi 2014).
13 C. Akuntansi Lingkungan
Akuntansi lingkungan merupakan alat manajemen lingkungan.
Akuntansi lingkungan digunakan untuk mengevaluasi efektivitas kegiatan pelestarian lingkungan. Data akuntansi juga digunakan untuk menentukan biaya fasilitas pengelolaan lingkungan, total biaya pelestarian lingkungan dan investasi yang diperlukan untuk pengelolaan lingkungan.
Akuntansi lingkungan adalah penggabungan informasi tentang manfaat dan biaya lingkungan ke dalam berbagai praktik akuntansi dan penyertaan biaya lingkungan dalam keputusan bisnis. (Amiruddin 2012) . Akuntansi lingkungan adalah akuntansi yang mengidentifikasi, mengukur, mengevaluasi, dan mengungkapkan biaya yang terkait dengan aktivitas perusahaan yang terkait dengan lingkungan. (Aniela 2012). Akuntansi lingkungan adalah cara pelaporan aktivitas bisnis yang terkait dengan lingkungan.
Akuntansi lingkungan adalah identifikasi, pengukuran dan alokasi biaya lingkungan dan integrasi biaya ini ke dalam pengambilan keputusan bisnis dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para stockholders perusahaan.
Akuntansi lingkungan (Environmental accounting) adalah istilah yang berkaitan dengan pencantuman biaya lingkungan (Environmental cost) ke dalam praktik akuntansi bisnis atau instansi pemerintah. Biaya lingkungan adalah dampak moneter dan nonmoneter yang timbul sebagai akibat dari kegiatan yang mempengaruhi kualitas lingkungan
14
Akuntansi biaya lingkungan adalah pendekatan sistematis untuk akuntansi biaya dan berfokus tidak hanya pada akuntansi untuk biaya perlindungan lingkungan, tetapi juga pada bahan lingkungan dan biaya energi. Akuntansi biaya lingkungan menunjukkan biaya aktual dari input dan proses bisnis dan memastikan profitabilitas dan diterapkan untuk mengukur biaya kualitas dan layanan. Akuntansi lingkungan mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengukur aspek-aspek penting dari kegiatan sosial ekonomi perusahaan dalam rangka menjaga kualitas lingkungan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, tidak membiarkan perusahaan menangani sendiri sumber daya tanpa memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat. (Haniffah,2009).
D. Tujuan Penerapan Akuntansi Lingkungan
Penerapan akuntansi lingkungan adalah langkah pertama untuk memecahkan masalah lingkungan. Penerapan akuntansi lingkungan akan mendorong kemampuan untuk mengurangi masalah lingkungan yang dihadapinya. Tujuan penerapan akuntansi ini adalah untuk meningkatkan efesiensi pengelolaan lingkungan dengan melakukan penilaian kegiatan lingkungan dari sudut pandang biaya (environmental cost) dan manfaat atau efek (economic benefit). Oleh karena itu penerapan konsep akuntansi lingkungan di Indonesia negara erkemang masih memerlukan proses pemudayaan sikap dan perilaku ekonomi erasis ekologi tanpa harus menerapkan digunakan dalam idang akuntansi sosial atau untuk menghasilkan efek di idang lain (Jafar dan Kartikasari 2014).
15
Penerapan akuntansi lingkungan di perusahaan akan mengurangi pencemaran lingkungan di sekitar bisnis. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang dampak perusakan lingkungan akan mempengaruhi keberlangsungan kehidupan di masa yang akan datang, sehingga tuntutan masyarakat semakin besar. Karena melestarikan lingkungan tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat sekitar, tetapi juga bermanfaat bagi bisnis dalam jangka panjang, menurut (Ginting 2007). Proses akulturasi budaya ini sebenarnya memakan waktu yang lama karena memerlukan persiapan para pelaku bisnis baik dari segi pengetahuan, teknologi maupun akal sehat dalam praktik bisnis. Melalui penerapan akuntansi lingkungan diharapkan lingkungan akan tetap terjaga, karena dengan menerapkan akuntansi lingkungan, perusahaan akan secara sukarela memenuhi kewajiban pihak yang berwenang di mana perusahaan tersebut berada. Penerapan akuntansi lingkungan pada perusahaan swasta diatur dalam PP No. 47 Tahun 2012 yang merupakan tindakan lanjut dari UU perseroan terbatas No. 4 Tahun 2007. Undang- undang mengatur bahwa setiap perusahaan memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan yang mengarahkan kegiatannya di bidang yang berkaitan dengan sumber daya alam.
E. Peran Akuntansi Lingkungan
Memberikan informasi tentang kinerja perusahaan atas dasar perlindungan lingkungan Akuntansi lingkungan menyediakan laporan untuk departemen internal dan eksternal perusahaan. Tujuan akuntansi lingkungan adalah sebagai alat manajemen lingkungan dan sebagai alat komunikasi dengan publik dan untuk meningkatkan jumlah informasi yang
16
relevan tersedia bagi mereka yang membutuhkan atau dapat menggunakannya untuk mengetahui kegiatan lingkungan. penting melalui laporan keuangannya. Akuntansi lingkungan adalah cara melaporkan kinerja perusahaan dalam kaitannya dengan biaya lingkungan (Martusa 2012). Perusahaan seharusnya tidak hanya memperhatikan aspek ekonomi dan sosial, tetapi juga harus memperhatikan aspek lingkungan agar eksistensi perusahaan tetap terjaga dan sekaligus kelestarian lingkungan (Sunaryo 2013).
F. Akuntansi Biaya Lingkungan
Akuntansi lingkungan adalah identifikasi, pengukuran dan alokasi biaya lingkungan dan integrasi biaya ini ke dalam pengambilan keputusan bisnis dan komunikasi hasil untuk para stockholders perusahaan.
1. Biaya lingkungan
Biaya lingkungan adalah biaya yang disebabkan oleh dampak kegiatan organisasi terhadap lingkungan. Untuk memahami biaya lingkungan, Memahami konsep eko-efisiensi sangat penting, karena inti dari konsep eko-efisiensi adalah mempertahankan organisasi atau bisnis dengan kemampuan untuk menghasilkan barang dan jasa dengan kualitas unggul sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Menurut Hansen dan Mowen dalam "Managerial Accounting" menjelaskan bahwa ada tiga pesan penting yang terdapat pada ecoefficiencyyaitu:
a. Inovasi teknologi dan ekonomi yang ada saling melengkapi.
17
b. Memperaiki lingkungan tidak hanya amal atau kerja amal tetapi juga kontes.
c. Memenuhi keutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi keutuhan mereka .
Efesiensi dari ecoeffiency dapat meningkat disebabkan oleh beberapa sumber yaitu :
a. Pelanggan mulai menginginkan produk yang leih ersih leih ramah lingkungan dan ramah lingkungan untuk diuang.
b. Karyawan leih memilih ekerja di perusahaan yang ertanggung jawa terhadap lingkungan sehingga kondisi kerja yang ersih dan aman dapat memantu pekerja menjadi leih produktif
c. Bisnis ramah lingkungan menikmati keuntungan eksternal seperti modal yang leih rendah dan tingkat asuransi yang leih rendah.
d. Berbuat baik pada lingkungan menghasilkan manfaat sosial yang sangat signifikan. Misalnya bermanfaat bagi kesehatan manusia berpotensi meningkatkan citra perusahaan dan meningkatkan kemampuannya untuk menjual produk dan layanannya.
e. Berfokus pada perbaikan lingkungan, memiliki kemampuan menyebabkan pengelola berkreasi dan mencari peluang baru untuk dapat menghasilkan produk yang ramah lingkungan.
f. Mengurangi biaya lingkungan dapat mempertahankan atau menciptakan keunggulan kompetitif.
Para manejer harus mengetahui biaya lingkungan yang diciptakan oleh aktivitas perusahaannya dan mengetahui cara mengatasinya.
Untuk mengetahui hal tersebut, maka para menejer harus mengetahui
18
konsep ecoefficiency.Pemahaman yang tepat tentang ecoefficiency, memiliki kemampuan untuk mendorong manajer untuk membuat keputusan yang tepat untuk meningkatkan kualitas produk mereka dengan mengurangi dampak lingkungan dari produk mereka.
2. Biaya lingkungan dan model biaya kualitas lingkungan
Informasi yang akurat tentang biaya lingkungan sebenarnya dapat mempengaruhi keputusan manajemen. Informasi ini disajikan dengan tepat jika biaya lingkungan dapat ditentukan secara akurat dan akurat berdasarkan kondisi lingkungan di sekitar bisnis.
Biaya lingkungan adalah biaya yang timbul sebagai akibat buruknya kualitas lingkungan atau kemungkinan buruknya kualitas lingkungan atau kemungkinan buruknya kualitas lingkungan yang mungkin timbul dari kegiatan perusahaan Jadi, Biaya lingkungan yang terkait dengan menciptakan, mendeteksi, memperbaiki, dan mencegah degradasi lingkungan. Menurut definisi ini, biaya Iingkungan dapat diklasifikasikan menjadi 4 bagian yang tersaji dalam Tabel berikut:
19
Tabel 2.1
Klasifikasi Biaya Lingkungan
KlarifikasiBiaya Lingkungan
Pengertian Contoh
Biaya Pencegahan
Biaya-biaya aktivitas dalam pencegahan diproduksinya limbah atau sampah yang dihasilkan yang dapat merusak lingkungan
Evaluasi dan Pemeliharaan pemasok
Evaluasidan pemilihan untuk mengendalikan polusi
Desain proses dan produk untuk mengurangi atau menghapus limbah
Melatih pegawai mempelajari dampak lingkungan
Biaya Deteksi
Biaya biaya untuk aktivitas dalam menentukan bahwa produk, proses dan aktivitas lain perusahaan telah memenuhi standar lingkungan yang berlaku
Audit aktivitas lingkungan
Pemeriksaan produk dan proses agar ramah
lingkungan
Pengembangan ukuran kinerja lingkungan Biaya Kegagalan
Internal
Biaya-biaya untuk aktifitas mengjilangkan dan mengelolah limbah dan sampah ketika memproduksi.
Tujuannya :
Memastikan limbah dan sampah yang diproduksi tidak dibuang kelingkungan luar
Mengurangi tingkat
Pengelolahan limbah beracun
Pengoprasian peralatan yang dapat mengurangi atau
menghilangkan populasi
Lisensi fasilitas untuk
memproduksi limbah
20
limbah yang dibuang sehingga jumlahnya tidak melewati standar lingkungan
Daur ulang limbah
Tabel 2.2
Kategori biaya Lingkungan Menurut IFAC
1
Biaya Material Dari Output Produk
Termaksud Biaya Penyediaan Sumber daya seperti Air dan biaya pembelian bahan yang di produksi menjadi suatu output produk
2
Biaya Material Dari Output Non Produk
Termasuk Biaya pembelian dan bahan lainnya yang menjadi output non-produk (limbah)
3
Biaya Kontrol Limbah
Termasuk biaya untuk penanganan, pengelolahan dan pembuangan
limbah, biaya perbaikan dan kompensasi yang berkaitan dengan kerusakan lingkungan, dan setiap biaya yang timbul karena kepatuhan terhadap peraturan pemerintah yang berlaku
4
Biaya Pencegahan Dan Pengelolahan Lingkungan
Termasuk biaya yang timbul karena adanya kegiatan pengelolahan lingkungan yang bersifat prevensif. Termasuk juga biaya
pengelolahan lingkungan lainnya seperti perencanaan perbaikan lingkungan, pengukuran kualitas lingkungan, komunikasi dengan masyarakat dan kegiatan-kegiatan relevan.
5
Biaya Penelitian Dan Penembangan
Termasuk biaya yang timbul karena adanya proyek-proyek penelitian dan pengembangan yang berhubungan dengan isu-isu lingkungan.
6
Biaya Tak Berwujud
Termasuk biaya internal dan eksternal yang tak berwujud.
Contohnya adalah biaya yang timbul karena adanya kewajiban untuk mematuhi peraturan pemerintah agar di masa depan tidak muncul masalah lingkungan, biaya yang timbul untuk menjaga citra perusahaan, biaya yang timbul karena menjaga hubungan dengan stakeholder.
21 G. Penanganan Limbah
Limbah memiliki arti teknis sebagai komoditas yang dihasilkan oleh suatu proses dan dapat diklasifikasikan sebagai bahan yang tidak terpakai. Limbah adalah sampah yang dihasilkan oleh suatu proses industri atau rumah tangga (sampah) yang keberadaannya pada waktu dan tempat tertentu tidak diinginkan bagi lingkungan karena tidak mempunyai nilai ekonomis. Jenis limbah ini biasanya berupa padat dan cair pabrik gula tebu, termasuk limbah organik berupa bungkil saring, yaitu limbah padat yang dihasilkan dari proses pembuatan gula, atau selama proses produksi gula yang sangat besar. jumlah blotong yang akan dihasilkan. Jika limbah ini tidak ditangani dengan baik, maka ke depannya limbah ini akan menjadi masalah yang berdampak buruk bagi lingkungan.
H. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.3
No Judul Peneliti Metode
Peneliti
Hasil penelitian 1 Akuntansi
Lingkungan Sebagai Strategi Pengelolaan dan
Pengungkapan Tanggung Jawab Lingkungan pada
Perusahaan Manufaktur
Wahyu Mega Pratiwi (2018)
“Jurnal Akuntansi Unesa Vol.
2 No. 1”
Metode Deskriptif dan Kualitatif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Pengungkapan pertanggungjawaba n
lingkungan dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap citra perusahaan dan mempengaruhi kinerja
finansial perusahaan.
22
No Judul Peneliti Metode
Peneliti
Hasil penelitian 2 Penerapan
Akuntansi Pertanggungjaw aban Sosial Sebagai Bentuk Tanggung Jawab Perusahaan Terhadap Lingkungan Sekitarnya
Elsa Kristiana (2018)
“Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol.
17 No. 1”
Metode Kualitatif
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa PT.
Petrokimia Gresik melakukan
beberapa
aktivitas-aktivitas soal
sebagai bentuk tanggung jawab, aktivitas tersebut
yaitu kontribusi terhadap
masyarakat dan lingkungan. Untuk melaksanakan aktivitas sosialnya perusahaan mengeluarkan biaya-biaya sosial yang dapat disusun
menjadi laporan akuntansi
pertanggungjawaba n.
3 Analisis Pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)
Widaryanti (2017) “Vol.
2
No. 2 ; 30- 50”
Kualitatif dengan Regresi Berganda
Dari penelitian ini didapatkan bahwa pengungkapan tanggung
jawab sosial yang paling
banyak diungkap oleh
perusahaan adalah tema
tenaga kerja. Dan tema
yang paling sedikit diungkap adalah tema
lingkungan dan energi.
4 Perlakuan Akuntansi Lingkungan
Fika Erisya Islamey (2016)
Metode Kualitatif
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui
23
No Judul Peneliti Metode
Peneliti
Hasil penelitian Terhadap
Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Paru Jember
“Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Muhammad iy
ah Jember”
bahwa biaya-biaya pengelolaan limbah rumah
sakit Paru Jember terdiri
atas biaya pengadaan, biaya
pemeliharaan, biaya
bahan abis pakai, biaya-
biaya pemeriksaan, dan
biaya
pengangkutan.
Rumah sakit juga telah
melakukan tahapan perlakuan akuntansi atas
pengelolaan limbah yang
telah dilakukan.
5 Analisis
Pengungkapan Akuntansi Lingkungan Terhadap Pertanggung jawaban Sosial
Rosmiaty Tarmizi (2018) “Vol.
3
No. 1 Jurnal Akuntansi Dan Keuangan”
Metode Kualitatif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajemen, tingkat leverage, size
perusahaan dan profitabilitas berpengaruh Terhadap
pertanggungjawaba n
sosial/CSR yang dibuktikan dari temuan
hasil analisis yang telah
dilakukan.
24 I. Kerangka Konsep
PT. Perkebunan Nusantara XIV Takalar merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri, dalam proses menjalankan kegiatannya banyak menghasilkan limbah yang dapat mencemari lingkungan..
Penerapan akuntansi lingkungan pada perusahan PT. Perkebunan Nusantara XIV Takalar harus dapat mencegah pencemaran lingkungan, menciptakan bisnis yang ramah lingkungan dan mendukung keberlanjutan operasi mereka.
Gambar 2.1
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIV TAKALAR
AKUNTANSI LINGKUNGAN
ANALISIS DATA
KINERJA KEUANGAN
25
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa adanya perlakuan terhadap objek yang diteliti.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara XIV Takalar. Desa Ko'mara Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar. Waktu penelitian pada bulan April sampai mei 2021.
C. Sumber Data 1) Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber aslinya, dengan cara wawancara atau interview dengan pengelola perusahaan atau dengan pihak yang memiliki kewenangan untuk memberikan keterangan atas permasalahan yang di ajukan pada saat penelitian.
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah diambil dengan melakukan wawancara terstruktur dengan manajemen perusahaan atau yang mewakili dalam hal ini bagian pengelola lingkungan dan bagaian keuangan mengenai tata cara penerapan metode akuntansi lingkungan pada objek penelitian secara langsung.
Selain melakukan wawancara atau interview, peneliti juga melakukan observasi atau pengamatan secara langsung terhadap proses
26
penerapan metode akuntansi lingkungan dalam alokasi pembiayaan pengelola lingkungan pada perusahaan tersebut.
2) Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang secara tidak langsung diperoleh dari sumbernya. Data sekunder merupakan pelengkap data primer yang diperoleh dari sumber penelitian dengan mempelajari referensi yang relevan dengan tujuan penelitian.
D. Tehnik Pengumpulan Data
1) Wawancara
Metode wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan metode investigasi yang menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara secara lisan untuk mengumpulkan informasi dari orang yang diwawancarai. Metode wawancara yang dilakukan peneliti digunakan untuk mengetahui penerapan akuntansi pada PT.
Perkebunan Nusantara XIV Takalar.Implementasi sebagai berikut :
2) Studi pustaka
Studi pustaka adalah adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan buku atau referensi untuk membantu peneliti, dan melengkapi atau meneliti data yang peneliti butuhkan dalam jurnal, artikel, atau artikel, surat kabar, media cetak, dll. relevan dengan masalah yang diteliti untuk mendapatkan kejelasan konseptual dalam rangka membangun dasar teoritis yang berguna untuk pembahasan.
27 3) Observasi
Penelitian ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data.
4) Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah upaya yang dilakukan dalam penelitian untuk mengumpulkan data dengan menggunakan literatur yang tersedia sebagai sumber informasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Metode dokumentasi bersifat umum atau khusus yang berkaitan dengan objek kajian biaya lingkungan. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk membawa data bisnis ke dalam proses analisis data.
E. Instrumen Penelitian 1) Instrumen Wawancara
Di dalamnya, peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya untuk mendapatkan informasi tentang lingkungan di PT. Perkebunan Nusantara XIV Takalar. Jenis alat wawancara yang digunakan adalah media tertulis dan elektronik.
2) Instrument Observasi
Data dikumpulkan oleh peneliti melalui observasi terhadap kegiatan yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara XIV Takalar, mendapat dukungan dari alat observasi berupa pemberitaan media online.
28 3) Instrument Studi Pustaka
Data untuk studi pustaka diperoleh dari buku, jurnal, artikel, dan sumber tekstual lain yang mendukung penelitian, termasuk data alokasi dana lingkungan untuk PT. Perkebunan Nusantara XIV Takalar.
4) Instrument Dokumentasi
Data yang diperoleh dari dokumentasi yaitu berupa foto/gambar keberlangsungan kegiatan rutin perusahaan.
F. Metode Analisis Data
Mendeskripsikan penerapan akuntansi lingkungan kemudian menganalisis dampaknya dan menjelaskan dampak akuntansi lingkungan terhadap objek kajian.
G. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya PT. Perkebunan Nusantara XIV Takalar Nusantara
PT. Perkebunan XIV Takalar terletak didesa Pa'rappunganta, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan. Jarak tempuh ke ibu kota provinsi atau kota Makassar diperkirakan sekitar 2 jam atau sekitar 50 km. Jika melihat konteks sejarah, wilayah Polongbakeng merupakan wilayah kesatuan adat Bajeng, Malewang, Pangkalan dan Lassang. Pembentukan Polongbangkeng diperkirakan pada tahun 1816, ketika Inggris meninggalkan Hindia Belanda. Saat itu wilayah Polongbangkeng meliputi Malewang, Monconngkomba, Bontokadatto, Lassang dan Lantang serta wilayah desa Daigaukang Pattalassang, Sompu, Bilacaddi, Pasoleang, Salaka, Sastar, Tamasongo, Sambaila, Saowang
29
dan Anaung. Dari beberapa daerah tersebut, Polongbangkeng diperintah oleh Tumalompona Polongbangkeng, yaitu Daeng Manompo.
Dilihat dari konteks geografisnya, Polongbangkeng merupakan kawasan pertanian dengan sebagian besar lahannya cocok untuk ditanami berbagai macam tanaman. Polong bangkeng merupakan daerah perbukitan yang relatif rendah. Pada tahun 1980-an, daerah tersebut berkembang sangat pesat dengan adanya perkebunan tebu..
Perkembangan yang dapat terlihat dari 50 tanaman tebu (gula) yakni berdirinya pabrik gula di polongbangkeng, tepatnya di Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.
PT. Perkebunan Nusantara XIV Takalar atau pabrik gula Takalar didirikan dalam rangka melaksanakan kebijaksanaan pemerintah untuk swasembada gula nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian R.I Nomor 668/Kpts/Org/8/1981 tanggal 11 Agustus 1981, Dibentuk berdasarkan PP No. 19 Tahun 1996, PT Perkebunan Nusantara XIV Takalar merupakan salah satu dari sekian banyak Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang pertanian. Kota.
Perkebunan Nusantara XIV Takalar merupakan penggabungan dari perkebunan pengembangan PTP Sulawesi, Maluku dan NTT yaitu eks PTP VII, PTP XXVIII, PTP XXXII dan PT Bina Mulia Ternak. PT.
Perkebunan Nusantara XIV Takalar memiliki 18 unit perkebunan dan 25 unit pabrik pengolahan hasil kelapa sawit, kelapa hibrida, kelapa siam, kopi, gula, pala, di atas areal konsesi 55.25,25 ha. Khusus untuk jalan raya, PT. Perkebunan Nusantara XIV Takalar saat ini mengoperasikan 3 pabrik gula yaitu Pabrik Gula Camming, Pabrik Gula Araso di Kabupaten
30
Bone dan Pabrik Gula Takalar di Kabupaten Takalar, dengan luas total 1.312 hektar. Dalam setahun, ketiga pabrik ini memproduksi 36.000 ton, memberikan 1,33% konsumsi gula nasional yang mencapai 2,7 juta ton.
PT. Perkebunan Nusantara XIV Takalar atau pabrik gula takalar beroperasi di Polong bangkeng sejak tahun 1982. Sebelumnya beroperasi dengan nama PTP XXIVXXV. Pabrik Gula Takalar PT.
Perkebunan Nusantara XIV Takalar merupakan transformasi dari PT Madu Baru, sebuah perusahaan Hamengkubuwono yang telah berdiri dan membebaskan lahan untuk beberapa petani sejak tahun 1978.
Namun, pada tahun 1980 PT Madu Baru mengundurkan diri dari proyek tebu. . setelah terjerat kasus penggelapan pengadaan tanah 51, maka digantikan oleh PT. Perkebunan Nusantara XIV Takalar berdasarkan SK Bupati Takalar tahun 1980.
Studi kelayakan yang disiapkan oleh PT. Agriconsult International pada tahun 1975, diikuti oleh PT. Tanindo pada tahun 1981 menggunakan kredit ekspor dari Taiwan. Implementasi pengembangan ditugaskan ke Tashing Co. (Ptc) Ltd. Taiwan Machinery Manufacturing Co., Ltd (TMCC) adalah kontraktor utama dengan mitra dalam negeri, PT. Sarang Tehnik, PT Multi Mas Corp, PT. Samudra Barat Daya.
Pembangunan pabrik gula Takalar menelan biaya Rs 63,5 miliar dan selesai pada 27 November 1984 Uji kinerja dilakukan dari 5 hingga 11 Agustus 1985 dengan hasil yang baik. Pabrik Gula Takalar dibangun dengan kapasitas peremukan 3.000 ton tebu per hari (TTH), dengan mudah berkembang menjadi 4.000 TTH.
31
PT. Perkebunan Nusantara XIV atau Pabrik Gula Takalar giling perdana tahun 1984, dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 23 Desember 1987. Adapun sistem inkubator PT.
Perkebunan Nusantara XIV atau Pabrik Gula Takalar adalah sebagai berikut: Sistem pengelolaan pembibitan tebu yang ditetapkan oleh pabrik adalah sebagai berikut:
a. Sistem pembibitan meliputi KBN, KBI, KBP, KBD, kultur jaringan dan pucuk yang dibuat oleh PG
b. Pabrik memiliki unit yang mengoperasikan jaringan inkubator melalui kultur jaringan oleh divisi riban
Membeli bahan baku tebu yang bukan dari Pabrik Gula atau PT.
Perkebunan Nusantara XIV Takalar juga dikumpulkan dari petani tebu rakyat dengan sistem bagi hasil. Mekanisasi pengolahan tanah di PT.
Perkebunan Nusantara XIV Takalar menggunakan sistem mekanis penuh, untuk proses penanaman selalu menggunakan sistem manual, untuk pemupukan menggunakan sistem mekanis dan manual, sedangkan pada tahap panen menggunakan sistem semi mekanis dan manual.
H. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi memberikan pedoman mengenai pembagian dan pengelompokan sistem kerja/kegiatan dalam menjalankan kegiatan untuk kelangsungan usaha. Struktur organisasi juga dapat menunjukkan bagaimana tertibnya pengelolaan, pengawasan dan pengendalian atas perusahaan dalam menjalankan kegiatannya. Sesuai dengan peraturan PT. Perkebunan Nusantara XIV Takalar dipimpin oleh empat orang direktur.
32
Struktur organisasi yang baik adalah salah satu persyaratan utama untuk bisnis yang sukses. Suatu perusahaan akan berhasil dalam mencapai prestasi kerja yang efektif dari para karyawannya jika terdapat sistem kerjasama yang baik dimana fungsi-fungsi dalam organisasi memiliki pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas,
Struktur organisasi PT. Perkebunan Nusantara XIV Takalar atau Pabrik Gula Takalar mengikuti prinsip organisasi fungsional yang ditetapkan. dinyatakan dan dijelaskan dengan fokus pada pemisahan tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang jelas dan tegas. Struktur organisasi PT. Perkebunan Nusantara XIV Takalar atau Pabrik Gula Takalar dijelaskan sebagai berikut:
33 Gambar 2.2
Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara XIV Takalar
A. Administratur
Administratur merupakan pimpinan tertinggi PT.Perkebunan Nusantara XIV Takalar mempunyai jabatan sebagai berikut:
a. Melaksanakan dan memprogram semua kegiatan yang diidentifikasi oleh Direksi dalam pengelolaan pabrik gula.
b. Mengarahkan dan mengkoordinasikan pekerjaan kepala departemen untuk memiliki kesatuan tindakan dalam pelaksanaan kegiatan operasional umum untuk mencapai tujuan produksi secara efisien dan efektif.
ADMINISTRATUR
KEPALA TANAMAN
KEPALA INSTALASI
KEPALA PENGELOLAAN
KEPALA AK/U
KEPALA
PELTEK SKK KEPALA
TMAT
WAKIL KEPALA INSTANSI
MASINIS
ASISTEN
MANDOR SKW
MANDOR
AJUN PENGELOLAAN
CHEMIKER
ASISTEN
MANDOR
KEPALA QC
RC BAHAN BAKU
RC. BAHAN
KASUB KEUANGAN
KASUB SDM
KASUB AKUNTANSI
KEPALA GUDANG
34
c. Mengelola dan mempertanggungjawabkan sumber daya manusia, sumber daya dan peralatan pabrik sesuai standar yang berlaku.
d. Bertanggung jawab atas semua pekerjaan setiap departemen di perusahaan.
e. Menjaga keharmonisan dalam hubungan kerja dan menjalankan operasional perusahaan sehari-hari serta menjaga kebahagiaan karyawan.
f. Tempatkan perusahaan dalam kontak dengan perusahaan lain.
g. Bertanggung jawab di hadapan Direksi atas pelaksanaan tugas manajemen pabrik gula atau PT. Perkebunan Nusantara XIV Takalar.
1. Kepala Bagian Tanaman
Kepala bagian tanaman mempunyai Tugas utama manajer pabrik menerapkan kebijakan yang ditetapkan oleh manajer, mengoordinasikan semua pekerjaan departemen pabrik, dan bertindak sebagai wakil administrator jika dia tidak ada. Untuk kelancaran pelaksanaan tugas didukung oleh beberapa bagian antara lain :
A. Sinder Kebun Kepala Bagian
Sider kebun wilayah membantu kepala bagian tanaman mempunyai tugas dan wewenang antara lain:
1) Mengkoordinasikan semua tugas sinder kebun regional sesuai dengan tanggung jawabnya.
2) Mengkoordinasikan penyusunan rencana anggaran perusahaan untuk departemen pabrik.
35
3) Mengumpulkan data dan informasi untuk kepentingan departemen pabrik dan memastikan pasokan tebu yang direncanakan.
B. Sinder Kebun Kepala Angkutan
Sinder kebun kepala angkutan mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain:
1) Melaksanakan dan membantu merencanakan kebutuhan anggaran perusahaan di bidang transportasi, menghemat tebu milik perusahaan 2) Menjamin kelancaran penyediaan tebu dalam musim giling dapat berjalan dengan lancer sesuai dengan kapasitas giling.
3) Selain waktu penggilingan, perbaikan dan peningkatan lokasi mesin dilakukan sebagai persiapan untuk mesin gerinda berikutnya
4) Pengaturan pelaksanaan jadwal panen atau tebang sesuai dengan kematangan masa tanam tebu.
C. Sinder Kebun Wilayah
Tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut:
1) Menerapkan kebijakan pengelolaan cq. Penanggung jawab bagian vegetasi dan abu kebun di areal tersebut, baik untuk penanaman dan penebangan maupun pengangkutan tebu.
2) Melakukan penyuluhan pertanian bagi petani tebu di areal kerja untuk mencari akses ke areal tanam tebu.
3) Menyarankan petani tebu bagaimana menanam dengan baik untuk mencapai hasil yang tinggi.
4) Pengembangan tebu intensif usahatani yang meliputi tebu rakyat tanpa kredit (TRINK) dan tebu rakyat tanpa kredit (TRIP dan TIRN) sesuai INPRES No. 9/1975.
36
5) Mengatur tebang dan pengangkutan tebu di areal, mulai dari penetapan jadwal tebang hingga pemanenan berdasarkan jatah yang ditetapkan areal.
2. Kepala Bagian Instalasi
memiliki tugas dan tanggung jawab untuk semua operasi departemen instalasi, termasuk kelancaran proses produksi dengan melakukan pemeliharaan dan pengadaan alat yang diperlukan untuk instalasi proses produksi. Tugas dan tanggung jawab meliputi:a.
Melaksanakan policy administrasi tentang jalannya proses produksi.
Menyusun rencana kerja dan merencanakan kebutuhan anggaran perusahaan. untuk keperluan instalasi yaitu biaya pemeliharaan mesin dan peralatan selama satu tahun.
Memastikan pengoperasian semua fasilitas pabrik untuk memastikan kelancaran proses produksi (termasuk pasokan air, penggunaan uap, dan operasi lainnya).
Mempromosikan kerjasama yang baik antar departemen, karena produksi dilakukan terus menerus selama musim penggilingan. Jika salah satu mesin rusak, maka seluruh proses produksi akan terhenti.
3. Kepala Bagian Pengolahaan
Kepala bagian pengolahan mempunyai tugas dan tanggung jawab dibagian pengolahan yang antara lain meliputi:
a. Melaksanakan kebijakan bagian penanganan administrasi mengenai pelaksanaan tindakan di bagian penanganan.
37
b. Menyiapkan rencana kebutuhan anggaran perusahaan untuk departemen pengolahan selama setahun.
c. Mengembangkan kerjasama dalam pengolahan tebu mentah menjadi gula sesuai dengan standar yang ditetapkan.
d. Mengupayakan kerjasama dengan bagian instalasi yang merupakan unit outsourcing operasional pengolahan gula agar dapat berjalan dengan lancar, efisien dan efektif.
e. Mengumpulkan data dan informasi untuk meningkatkan kemampuan mengontrol dan mengevaluasi jumlah biaya pemrosesan untuk mengurangi biaya produk.
f. Kepala bagian pengolahan dalam menjalankan tugasnya sehari-hari dibantu oleh beberapa chemika atau dokter gula.
4. Kepala Bagian Administrasi Keuangan dan Umum
Tanggung jawab utama kepala keuangan dan manajer umum adalah melaksanakan kebijakan administrasi untuk mengoordinasikan semua kegiatan keuangan dan administrasi umum. Untuk kelancaran pelaksanaan tugas bagian keuangan dan administrasi umum, maka dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
a. Tugas jasa perencanaan dan pemantauan adalah mengkoordinasikan perencanaan kebutuhan anggaran perusahaan dari semua departemen.
b. Memantau dan mengontrol penggunaan sumber daya Laporan penggunaan dana atau kinerja dana.
38 a. Bagian Pembukuan
Bagian Pembukuan mempunyai tugas antara lain:
1) Mencatat semua transaksi sehari-hari yang terjadi di perusahaan secara tunai, tunai maupun non tunai, terutama yang menyangkut penggunaan barang dan hasil produksi.
2) Menyusun laporan keuangan bulanan berupa neraca dan laporan manajemen.
b. Bagian Sekum (Sekretaris dan umum) mempunyai tugas:
1) Menyelesaikan persuratan baik surat yang keluar maupun masuk dalam bentuk ekspedisi.
2) Arsipkan semua pesan atau dokumen.
3) Proses yang mengatur pengadaan perlengkapan atau barang untuk kebutuhan pabrik berbasis produksi.
c. Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai tugas :
1) Merencanakan kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan standar informasi yang ada.
2) Mempromosikan pengembangan tenaga kerja melalui pendidikan, kursus dan pelatihan.
3) Melakukan pembayaran yang menjadi hak karyawan yaitu pembayaran upah, gaji dan tunjangan.
4) Membuat laporan berkala mengenai lokasi tenaga kerja dan pengeluaran yang dibayarkan kepada karyawan.
d. Bagian Gudang mempunyai tugas:
39
1) Menerima barang atas dasar pembelian atas permintaan masing- masing pihak.
2) Memasukkan barang ke gudang sesuai dengan jenis barangnya dan mencatatnya pada kartu persediaan.
3) Mencatat dan mengekspor barang bekas ke buku besar gudang.
4) Menyiapkan laporan status persediaan pada setiap periode.
5) Mengadakan stock opname persediaan barang pada akhir tahun e. Ketenagakerjaan
Penduduk yang aktif secara ekonomi adalah seluruh penduduk usia kerja. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1, Pasal 1 Ayat 2, menyatakan bahwa angkatan kerja adalah seseorang yang mampu melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang atau jasa yang baik untuk memenuhi kebutuhannya sendiri maupun kebutuhan karyawannya. Dikatakan tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batasan usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah 15 tahun dan 64 tahun. Dalam pengertian ini, siapa saja yang mampu bekerja disebut angkatan kerja. Situasi karyawan di PT. Permen Takalar Takalar Perkebunan Nusantara XIV dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut:
1) Karyawan Pimpinan
Karyawan memiliki hubungan kerja yang tidak terbatas dengan perusahaan.
2) Karyawan pelaksanaan, terdiri dari:
a. Karyawan Tetap
40
Karyawan yang mempunyai hubungan dengan perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Pegawai tetap adalah pegawai perusahaan yang tidak terbatas pada menjalankan usaha sampai pensiun.
b. Karyawan Tidak Tetap
Pegawai yang mempunyai hubungan kerja dengan perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Pada awal hubungan kerja ada masa percobaan. Sebagai pegawai sementara.
3) Karyawan Musiman
Para karyawan hanya bekerja selama satu musim dan tidak terlibat dalam proses produksi gula. Pekerja musiman adalah pekerjaan yang hanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu, biasanya saat cuaca berubah, ketersediaan bahan baku, atau kondisi lainnya. Di PT. Pabrik Gula Takalar Perkebunan Nusantara XIV Pekerja musiman Takalar dipekerjakan dalam proses penggilingan sebagai sopir truk untuk mengangkat bahan baku yaitu tebu, serta pekerja pemotongan.Karyawan musiman ini dibedakan menjadi empat, yakni:
1) Karyawan Musiman Tanaman
Pekerja melakukan pekerjaan mulai dari pembukuan lahan, pengolahan tanah, pemeliharaan tebu hingga tebu siap potong, karyawan ini dibayar per hari, per bulan atau borongan.
2) Karyawan Lain-lain
Staf yang bekerja di lokasi ini tidak ada hubungannya dengan penggilingan tebu. Karyawan ini menerima gaji harian, bulanan atau tetap.
3) Karyawan Borongan
41
Karyawan yang melakukan pekerjaan yang bersifat diborongkan dengan upah borongan.
4) Karyawan Harian Lepas
Karyawan bekerja hanya jika ada pekerjaan tertentu dan dapat berhenti sewaktu-waktu apabila pekerjaan tersebut dianggap selesai. Karyawan dibayar berdasarkan hari kerja karyawan.
C. Visi dan Misi a. Visi
Menjadi perusahaan agribisnis dan pangan di kawasan timur Indonesia yang berdaya saing, mandiri dan meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.
b. Misi
1) Menghasilkan produk utama dari perkebunan berupa gula sangat kompetitif untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan/atau internasional.
2) Mengelola Perdagangkan teknologi ramah lingkungan, nilai tambah produk dan dorong pembangunan ramah lingkungan
3) Melalui kepemimpinan, kerja tim, inovasi dan sumber daya manusia yang terampil, kami terus memberikan nilai tambah bagi pemegang saham dan stakeholders.
4) Menempatkan Sumber Daya Manusia sebagai pilar utama penciptaan nilai mendorong perusahaan untuk tumbuh dan berkembang bersama dengan mitra strategis.
42
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Penanganan Lingkungan
Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya harus memperhatikan kondisi lingkungan sekitar (corporate legitimacy) dimana perusahaan harus menyadari batasan yang digariskan oleh standar dan nilai sosial tentang pentingnya menganalisis perilaku organisasi dengan memperhatikan lingkungan, bagi perusahaan untuk mendapatkan legitimasi dengan masyarakat. Dengan cara ini, perusahaan dapat mengurangi dampak terhadap lingkungan sekitar. Menurut hasil wawancara, Pak Ditjen Pasang adalah salah satu pekerja PT.
Perkebunan Nusantara XIV Takalar mengatakan bahwa :
„‟Jadi dibagian pengelolaan itu, kita disini perhatikan situasinya lingkungan, jangan sampai gara-gara air limbanya mengalir di sungai, mati ikan di sungai. Jadi sekarang lebih diperhatikanmi dampaknya air limbah yang mengalir ke sungai supaya tidak adami lagi yang dirugikan” .
Adapun wawancara kedua dari bapak Husain dg rani mengenai air limbah yang mengalir.
“jadi air limbah itu, di olah lagi kembali supaya tidak menjadi racun, itu air limbah bisa dikasih jadi pupuk untuk tanaman, jadi bermanfaatji, tidak merugikanji.
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan telah melakukan upaya pencegahan terhadap lingkungan publik (corporate legitimacy). Perusahaan telah memenuhi kewajibannya untuk mencegah kerusakan lingkungan.
Pengelolaan sampah dilakukan agar tidak menjadi zat berbahaya