• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI GREEN ACCOUNTING DALAM MENINGKATKAN KEBERLANGSUNGAN PERUSAHAAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIV SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "IMPLEMENTASI GREEN ACCOUNTING DALAM MENINGKATKAN KEBERLANGSUNGAN PERUSAHAAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIV SKRIPSI"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

RIA HAYATUNNUFUS 105731136917

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2022

(2)

ii

KARYA TUGAS AKHIR MAHASISWA

JUDUL PENELITIAN:

IMPLEMENTASI GREEN ACCOUNTING DALAM MENINGKATKAN KEBERLANGSUNGAN PERUSAHAAN

PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIV

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Oleh:

RIA HAYATUNNUFUS NIM: 105731136917

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ekonomi Pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021 M/1443 H

(3)

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Mimpi-mimpi kamu, cita-cita kamu, keyakinan kamu, apa yang kamu mau kejar, biarkan ia menggantung, mengambang sejauh 5cm

didepan keningmu. Sukses tidak datang secara gratis.

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT atas Ridho-Nya serta karunianya sehingga skripsi ini telah terselesaikan dengan baik, Alhamdulillahi Rabbil’alamin,

Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku yang sangat saya sayangi, Orang-orang yang saya kasihi dan terutama untuk orang-orang

yang suka bertanya “kapan lulusnya”.

PESAN

Dan Ucapkanlah Kata-kata yang Baik Kepada Manusia (QS. Al- Baqarah:83)

(4)

iii

(5)

iv

(6)

v

(7)

iii KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya.

Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen dan Desentralisasi terhadap Kinerja Manajerial BUMN”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis yaitu Bapak Lalu Muhali dan Ibu Marhayati yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus. Dan saudara- saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, serta dukungan baik materi maupun moral, dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan didunia dan diakhirat.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:

(8)

iv

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar periode 2020-2024.

2. Bapak Dr. H. Andi Jam’an SE, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Mira, SE.,M.Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. Ismail Badollahi SE.,M.Si,Ak.CA.CSP, selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi selesai dengan baik.

5. Bapak Sitti Zulaeha, S.Pd.,M.Si, selaku Pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/Ibu dan Asisten/Konsultan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Makassar.

8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Angkatan 2017 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukungannya sehingga penulis dapat merampung penulisan skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

(9)

v

Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater tercinta kampus biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Nashrun min Allahu wa Fathun Karien, Billahi Fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Makassar, 5 Januari 2022

Penulis

Ria Hayatunntufus

(10)

vi ABSTRAK

Ria Hayatunnufus, 2021, Implementasi Green Accounting dalam Meningkatkan Keberlangsungan Perusahaan Pada PT. Perkebunan Nusantara XIV. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Dr. Ismail Badollahi dan Sitti Zulaeha.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk mengetahui implementasi green accounting dalam meningkatkan keberlangsungan perusahaan pada PT. Perkebunan Nusantara XIV. Dalam mengumpulkan data dengan menggunakan Teknik wawancara, dokumentasi, dokumen, buku-buku dan internet research. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara turun langsung ke lokasi penelitian dengan mewawancarai langsung pejabat atau staf. Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa PT. Perkebunan Nusantara XIV telah menerapkan green accounting dan mengeluarkan anggaran untuk lingkungan, akan tetapi biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan belum di kelompokkan secara khusus sesuai dengan kategorinya dalam laporan keuangan. Biaya-biaya yang telah dikeluarkan tersebut masih dikelompokkan dalam laporan keuangan sebagai beban lingkungan dan karena belum dibutuhkan atas pelaporan khususnya sehingga diperlakukan sebagai tambahan harga pokok produksi dan atau tambahan biaya operasional tidak langsung.

Kata Kunci: Green Accounting; Keberlangsungan Perusahaan.

(11)

vii ABSTRACT

Ria Hayatunnufus 2021, Implementasi Green Accounting dalam Meningkatkan Keberlangsungan Perusahaan Pada PT. Perkebunan Nusantara XIV. Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by Dr. Ismail Badollahi and Sitti Zulaeha.

This research is a type of qualitative descriptive research with the aim of knowing the implementation of green accounting in improving the sustainability of the company at PT. XIV Nusantara Plantation. In collecting data using interview techniques, documentation, documents, books and internet research. Data collection in this study was carried out by going directly to the research location by directly interviewing officials or staff. From the research results obtained, it can be concluded that PT. Perkebunan Nusantara XIV has implemented green accounting and issued a budget for the environment, but the costs incurred by the company have not been specifically grouped according to their categories in the financial statements. The costs that have been incurred are still grouped in the financial statements as environmental expenses and because they are not required for reporting in particular, they are treated as additional cost of production and/or additional indirect operational costs.

Keywords: Green Accounting; Company Sustainability.

(12)

viii DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

SURAT PERNYATAAN KEABSAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABTRAK ... viii

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Sistem Informasi Akuntansi ... 9

B. Pengertian Green Accounting ... 12

C. Tinjauan Empiris ... 26

D. Kerangka Konsep ... 29

III. METODE PENELITIAN ... 31

A. Jenis Penelitian ... 31

B. Fokus penelitian ... 32

C. Lokasi dan Waktu ... 32

D. Informasi dan Sumber Data ... 32

E. Teknik Pengumpulan Data ... 33

F. Instrumen Penelitian ... 34

(13)

ix

G. Teknik Analisis Data ... 36

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 38

B. Hasil Penelitian ... 49

C. Pembahasan ... 67

V. PENUTUP ... 72

A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 73

C. Keterbatasan ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75 LAMPIRAN

(14)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tinjauan Empiris ... 26 Tabel 4.1 Ekspektasi Laporan Biaya Lingkungan untuk PT. Perkebunan

Nusantara XIV ... 66

(15)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ... 30

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara XIV ... 46

Gambar 4.2 Bagan Alur Sistem Informasi Produk Unggulan Siap Dijual oleh PT. Perkebunan Nusantara XIV ... 53

Gambar 4.3 Laporan Keuangan PT. Perkebunan Nusantara XIV ... 63

Gambar 4.4 Laporan Keuangan PT. Perkebunan Nusantara XIV ... 64

Gambar 4.5 Laporan Keuangan PT. Perkebunan Nusantara XIV ... 65

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini, isu terkait lingkungan bukanlah isu baru lagi, akan tetapi secara perlahan terjadi perubahan yang mendasar dalam pola hidup bermasyarakat yang secara langsung atau tidak langsung telah memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup. Di era industrialisasi, di satu pihak menitikberatkan pada penggunaan teknologi secara efisien sehingga terkadang mengabaikan aspek-aspek lingkungan. Pencemaran lingkungan saat ini sudah mencapai pada tahap yang menghawatirkan (Aminah dan Noviani, 2018). Saat ini lingkungan semakin tercemari oleh aktivitas-aktivitas perusahaan yang hanya mencari keuntungan dan tidak mementingkan keadaan lingkungan. Namun pembangunan industri juga sebenarnya memiliki dampak positif dapat menyerap tenaga kerja, meningkatkan produktifitas ekonomi, dan dapat menjadi aset pembangunan nasional maupun daerah (Winarno, 2016).

Green accounting merupakan pos modern dari akuntansi sosial sebagai bentuk tanggung jawab sosial. Pada akuntansi lingkungan menunjukkan riil atas input dan proses bisnis, memastikan dalam mengukur biaya kualitas dan jasa mengidentifikasi performance industri dibidang pengelolaan lingkungan. Green accounting merupakan salah satu konsep kontemporer dalam akuntansi yang mendukung Gerakan hijau di perusahaan dengan mengenali, mengkuantifikasi mengukur dan menutup kontribusi lingkungan hidup terhadap proses bisnis (Fauzi dan Chandra, 2016).

(17)

Green accounting merupakan implementasi akuntansi biaya dalam melindungi lingkungan atau mensejahterakan lingkungan sekitar atau disebut dengan biaya lingkungan dalam kewajiban setiap perusahaan.

Implementasi green accounting di perusahaan dapat dijadikan daya pikat bagi konsumen. Konsumen bakal lebih mengambil dan mengonsumsi barang dagangan yang diproduksi oleh perusahaan yang menerapkan green accounting. Kemudian kondisi tersebut mampu menyumbang perkembangan yang baik bagi perseroan dalam memajukan penjualan dan bisa meningkatkan laba, kelangsungan hidup perusahaan, serta mengembangkan harga jual untuk para pemegang saham. (Zulhaimi, 2015) Oleh karena itu, banyak dampak dan berbagai kasus kerusakan lingkungan yang terjadi terhadap lingkungan akibat kegiatan perusahaan, diantaranya seperti pencemaran tanah, air, dan polusi udara merupakan dampak negatif yang diakibatkan oleh aktivitas-aktivitas perusahaan yang hanya mencari laba, keuntungan (profit) setinggi-tinggi mungkin tanpa menghiraukan dampak yang akan terjadi terhadap lingkungan di sekitar.

Seperti contoh kerusakan lingkungan yang diakibatkan semburan lumpur pertambangan gas PT Lapindo Brantas. Selain tanggung jawab terhadap pengelolaan perusahaan untuk mencapai keuntungan, perusahaan juga memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan, tanggung jawab terhadap maupun secara tidak langsung.

Tanggung jawab perusahaan semakin luas, tidak hanya terbatas pada tanggungjawab ekonomik kepada investor dan kreditor, tetapi juga tanggung jawab sosial dan lingkungan (Abdullah, 2015). Perusahaan dituntut masyarakat untuk harus memperhatikan limbahnya agar

(18)

kelestarian lingkungan tetap terjaga. Semakin meningkatnya kesadaran manusia akan dampak kerusakan lingkungan yang akan memengaruhi keberlangsungan hidup di masa yang akan datang, sehingga tuntutan masyarakat jauh lebih besar. Karena pelestarian lingkungan di samping bermanfaat bagi lingkungan di sekitar juga bermanfaat bagi perusahaan secara jangka panjang (Dewi, 2016).

Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Shad (38): 27-28, yang dimana surat tersebut menjelaskan bahwa Allah menciptakan bumi, langit dan di antara keduanya dengan baik. Penciptaan alam semesta ini telah didesain sedemikian rupa agar manusia memanfaatkan dan menikmatinya secara maksimum. Hanya orang-orang yang kufur (mengingkari) nikmat Allah sajalah yang berburuk sangka terhadap apa yang diciptakan oleh Allah sehingga Allah marah dan menyumpah mereka masuk ke dalam neraka. Sementara mereka yang beriman dan beramal saleh atau orang- orang yang bertakwa akan diperlakukan secara berbeda dari mereka yang kufur. Yaitu, mereka akan masuk surga yang nyaman, sebagai bentuk ke- Mahaadilan Allah.

Pemanfaatan yang dilakukan oleh perusahan atau mereka yang berinteraksi dengan alam sering kali tidak dibarengi dengan usaha pelestarian. Perlakuan buruk dan keserakan manusia terhadap alam merupakan tindakan yang justru mengakibatkan kerusakan dan kesengsaraan yang kembali pada manusia itu sendiri. Kerusakan yang terjadi saat ini di darat dan di laut merupakan suatu kewajiban dan keharusan masyarakat dalam menjaga lingkungan. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin berkembang, banyak pabrik-pabrik dan perusahaan

(19)

didirikan untuk melakukan aktivitasnya yaitu memproduksi barang mentah atau barang setengah jadi maupun barang jadi. Dalam hal tersebut perusahaan melakukan aktivitasnya menggunakan sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan perusahaan, dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut perusahaan pasti selalu berinteraksi dengan lingkungan.

Selama ini, keberadaan perusahaan dianggap memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat sekitar maupun masyarakat pada umumnya.

Selain dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka, perusahaan juga berfungsi sebagai sarana penyedia lapangan pekerjaan bagi mereka yang membutuhkan. Perusahaan juga memiliki dampak bagi lingkungan berupa polusi udara, polusi suara, dan limbah produksi.

Akuntansi lingkungan adalah bidang yang mengidentifikasi penggunaan sumber daya, mengukur dan mengomunikasikan biaya perusahaan atau dampak ekonomi nasional pada lingkungan. Akuntansi sosial atau lingkungan diperlukan perusahaan sebagai bentuk pertanggungjawaban sosial perusahaan terhadap lingkungannya. Karena akuntansi lingkungan merupakan alat vital untuk memahami peran yang dimainkan oleh lingkungan alam dalam perekonomian, dan secara tidak langsung lingkungan berpengaruh terhadap going concern.

Didirikannya suatu perusahaan bertujuan untuk bisa lebih baik di waktu yang akan datang, suatu perseroan mempunyai dependensi saat melakukan kegiatan produksinya. Kemudian tidak senantiasa sanggup saat memburu metamorphosis seluruh keadaan di pasar. Keberlangsungan suatu usaha (going concern) adalah keadaan perusahaan diperkirakan

(20)

akan berlanjut dalam jangka waktu yang panjang di masa depan. Seorang investor lebih tertarik dalam berinvestasi apabila perusahaan mendapatkan pernyataan going concern dari auditor. Going concern dapat memberikan kepercayaan kepada investor akan berinvestasi, untuk peningkatan keberlanjutan perusahaan khususnya dalam masalah dampak limbah, penggunaan material, dan biaya yang tidak efisien (Ginting & Tarihoran, 2017). Fakta permasalahan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur di Indonesia menyebabkan perusahaan harus membuat suatu solusi untuk lingkungan bisnis untuk mempertahankan proses bisnisnya sehingga perusahaan di harapkkan dapat menerapkan strategi yang sesuai demi tercapainya Going Concern perusahaan serta Sustainable development.

Penelitian mengenai Green Accounting yang dilakukan oleh (Hamidi, 2019) dengan menggunakan Metode yang digunakan Deskriptif kualitatif menunjukkan bahwa perusahaan menggambarkan biaya lingkungan dengan kebijakan sendiri dan diungkapkan secara sukarela karena belum ada peraturan tertentu dari PSAK tentang pengungkapan biaya lingkungan dalam laporan keuangan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Maya, Mukhzardfa, & Diah, 2018) dengan teknik Sampel Jenuh Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan green accounting berpengaruh terhadap net profit margin perusahaan namun tidak signifikan.

Dan penerapan green accounting berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham perusahaan. Tujuan dari adanya green accounting sebenarnya untuk mengurangi biaya dampak lingkungan atau sociental cost sehingga perusahaan tidak perlu lagi mengeluarkan biaya tersebut jika

(21)

telah diantisipasi di awal produksi (Magablih, 2017). Pada penelitian ini, peneliti akan menganalisis bagaimana implementasi green accounting demi kelancaran usahanya pada perusahaan, yaitu di PT. Perkebunan Nusantara XIV.

PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Holding atau disingkat dengan PTPN XIV merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dibidang pengelolaan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan serta peternakan. Untuk menjalankan seluruh usahanya PT. Perkebunan Nusantara XIV sangat berkaitan dengan lingkungan termasuk pada lingkungan masyarakat sekitarnya. Demi kelancaran usahanya perusahaan harus memperhatikan lingkungannya.

Berdasarkan latar belakang, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “IMPLEMENTASI GREEN ACCOUNTING DALAM MENINGKATKAN KEBERLANGSUNGAN PERUSAHAAN PADA PT.

PERKEBUNAN NUSANTARA XIV”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah; Bagaimana implementasi Green Accounting dalam meningkatkan keberlangsungan perusahaan di PT.

Perkebunan Nusantara XIV?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui implementasi green accounting pada PT. Perkebunan Nusantara XIV dalam meningkatkan keberlangsungan perusahaan.

(22)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritas

Dalam penelitian ini diharapkan dapat menyempurnakan stakeholder theory, dimana pelopor dari teori tersebut adalah R.

Edward Freeman (1984). Teori ini menjelaskan mengenai pentingnya perusahaan untuk memuaskan keinginan para stakeholder. Dalam hal ini, perusahaan mengungkapkan secara sukarela atas investasi lingkungan yang telah dilakukan untuk membuktikan kepada masyarakat atas kepedulian perusahaan tersebut dalam menjaga lingkungan dan memberikan nilai tambah serta manfaat bagi masyarakat yang merupakan stakeholder-nya.

Hubungan perusahaan dengan stakeholder dibangun berdasarkan konsep kebermanfaatan yang membangun kerjasama untuk bisa membangun kesinambungan usaha perusahaan.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Internal

Penelitian ini di harapkan memberikan pandangan dan masukan bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan terkait penerapan akuntansi lingkungan (green accounting).

b. Bagi Peneliti

Manfaat yang di harapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan yang mendalam dan menambah wawasan sebagai ilmu yang telah di peroleh selama studi dan

(23)

membandingkannya dengan kenyataan yang ada mengenai penerapan green accounting.

(24)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Akuntansi

Mengenai pengertian akuntansi, Sumarsan (2017:1) menyatakan bahwa sebagai berikut:

“Akuntansi merupakan suatu seni untuk mengumpulkan, mengidentifikasi, mengklasifikasikan, mencatat transaksi, serta kejadian yang berhubunga dengan keuangan, sehingga dapat menghasilkan informasi keuangan atau suatu laporan keuangan yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan”

Akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil keputusan yang tepat bagi pemakai informasi tersebut.

Termasuk dalam definisi ini adalah keharusan bagi akuntansi untuk mengetahui lingkungan sosial ekonomi di sekitarnya. Tanpa pengetahuan tersebut, maka tidak akan dapat mengidentifikasi dan membuat informasi yang relevan.

Dalam pengetahuan akuntansi di kenal dua istilah asing, yaitu accountancy dan accounting. secara terminology istilah tersebut lazim di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Akuntansi. Untuk mendekatkan pengertian terhadap kedua istilah tersebut, perlu di ketahui pengertian dan kedudukan masing-masing dalam pengetahuan akuntansi.

(25)

10

Akuntansi menyajikan informasi keuangan secara kuantitatif dan relevan kepada pihak-pihak yang berekepentingan (pemakai informasi tersebut) dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi. Baik dalam menguur keberhasilan operasi perusahaan, maupun membuat rencana di masa yang akan datang. Pimpinan perusahaan memerlukan catatan dan laporan akuntansi dalam menentukan sejauh mana hasil-hasil yang di capai sesuai dengan rencana.

Penggunaan informasi akuntansi untuk mengambil keputusan tidak hanya terbatas pada pimpinan perusahaan saja. Manajemen pun membutuhkan informasi akuntansi untuk membantu mengevaluasi kegiatan perusahaan yang sedang berjalan dan merencanakan kegiatan mmendatang.

2. Pengertian Sistem

Sistem merupakan suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang di susn sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan. Sistem ini mempunyai jaringan dan prosedur yang di susun dalam rangkaian secara menyeluruh, untuk melaksanakan berbagai kegiatan atau fungsi pokok dalam suatu badan usaha.

Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu (Fauzi, 2017).

(26)

3. Pengertian Informasi

Informasi merupakan sumber daya terpenting yang di miliki oleh suatu organisasi. Informasi di peroleh dari hasil pengelolaan data- data mentah, yang kemudian di bentuk menjadi sesuatu yang lebih berguna bagi keperluan manajemen dalam pengambilan keputusan.

Informasi merupakan data yang sudah diolah, sehingga berguna untuk mengambil keputusan. Dengan kata lain informasi adalah fakta yang mempunyai arti dan berguna untuk mencapai tujuan tertentu. Informasi berbeda dengan data karna informasi merupakan hasil akhir atas kelaran suatu sistem. Sedangkan data merupakan barang yang akan diolah oleh sistem informasi. Data dapat berupa angka, tulisan, gambar, dan simbol. Informasi yang baik memiliki karakteristik yaitu: (1) Akurat, menggabarkan kondisi objek yang sesungguhnya (2) Tepat waktu, informasi harus tersedia sebelum keputusan di buat (3) Lengkap, mencakup semua yang di perlukan oleh pembuat keputusan, lengkap tidak berarti memberikan semua informasi (4) Relevan, berhubungan dengan keputusan yang di ambil (5) Terpercaya, isi informasi dapat dipercaya. Hal ini tergantung kepada pemberi informasi (6) Tervertifikasi, dapat di acak ke sumber aslinya (7) Mudah di pahami, informasi harus siap di pahami oleh pembaca (8) Mudah diperoleh, informasi yang sulit diperoleh biasa tidak berguna (Winarmo, 2016).

(27)

4. Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi adalah kompenen organisasi yang di rancang untuk mengelolah data keuangan menjadi informasi atau laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak internal maupun eksternal perusahaan.

Sistem informasi akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang di butuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi, 2017)

Pengertian tersebut dapat di simpulkan bahwa sistem informasi akuntansi adalah pengelolaan data akuntansi yang berada pada suatu kesatuan struktur dalam suatu entitas guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk mencapai tujuan dan memuaskan para pemakai informasi. Di Indonesia ada 4 standar akuntansi diantaranya yaitu; Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan- International Financial Report Standard (PSAK-IFRS), Standar Akuntansi Keuangan-Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK- ETAP), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan-Syariah (PSAK- Syariah) dan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).

B. Pengertian Green Accounting 1. Green Accounting

Green accounting adalah biaya-biaya lingkungan yang dimasukkannya ke dalam praktik akuntansi perusahaan atau lembaga

(28)

pemerintah. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat atau United States Environment Protection Agency (US EPA) dalam Ikhsan (2010), akuntansi lingkungan merupakan fungsi yang menggambarkan biaya-biaya lingkungan yang harus diperhatikan oleh pemangku kepentingan perusahaan di dalam pengidentifikasian cara-cara yang dapat mengurangi atau menghindari biaya-biaya pada waktu yang bersamaan dengan usaha memperbaiki kualitas lingkungan.

Menurut Prof. Dr. Andreas Lako dalam bukunya Akuntansi Hijau (2018:99) menjelaskan bahwa green accounting adalah sebagai berikut:

“Suatu proses pengakuan, pengukuran nilai, pencatatan, peringkasan, pelaporan, dan pengungkapan secara terintegrasi terhadap objek, transaksi, atau peristiwa keuangan, sosial, dan lingkungan dalam proses akuntansi agar menghasilkan informasi akuntansi keuangan, sosial, dan lingkungan yang utuh, terpadu, dan relevan yang bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan ekonomi dan non-ekonomi”

Setiap industri dituntut untuk dapat menerapkan green accounting sebagai bagian dari tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan.

Tujuan dari adanya green accounting sebenarnya untuk mengurangi biaya dampak lingkungan atau sociental cost sehingga perusahaan tidak perlu lagi mengeluarkan biaya tersebut jika telah diantisipasi di awal produksi (Magablih, 2017). Penerapan green accounting merupakan salah satu metode yang memperhitungkan sumber daya dan jasa lingkungan serta perubahan dalam upaya meningkatkan pendapatan dan mempertahankan pembangunan serta pertumbuhan berkelanjutan dengan memperhatikan kebutuhan saat ini dan masa yang akan datang (Dewi, 2020)

(29)

Green accounting memberikan laporan bagi pihak internal dan eksternal perushaan. Tujuan dari akuntansi lingkungan sebagai sebuah alat manajemen lingkungan dan sebagai alat komunikasi dengan masyarakat dan untuk meningkatkan jumlah informasi relevan yang dibuat bagi mereka yang memerlukan atau dapat menggunakannya, sehingga dapat mengetahui kegiatan perusahaan dalam upaya menangani pencemaran lingkungan serta kewajiban perusahaan atas masalah tersebut melalui laporan keuangan perusahaan. Perusahaan yang ingin mencapai corporate sustainability di samping harus memperhatikan aspek ekonomi dan sosial, juga harus memperhatikan aspek lingkungan sehingga akan terjaga eksistensi perusahaannya dan sekaligus kelestarian lingkungannya (Hardiyanti, 2017).

Banyak dampak dan berbagai kasus kerusakan lingkungan yang terjadi terhadap lingkungan akibat kegiatan perusahaan, diantaranya seperti kebisingan, pencemaran tanah, air, dan polusi udara merupakan dampak negatif yang diakibatkan oleh aktivitas-aktivitas perusahaan yang hanya mencari laba, keuntungan (profit) setinggi-tinggi mungkin tanpa menghiraukan dampak yang akan terjadi terhadap lingkungan di sekitar.

Seperti contoh kerusakan lingkungan yang diakibatkan semburan lumpur pertambangan gas PT Lapindo Brantas. Selain tanggung jawab terhadap pengelolaan perusahaan untuk mencapai keuntungan, perusahaan juga memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan, tanggung jawab terhadap maupun secara tidak langsung.

Akuntansi lingkungan menurut American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) adalah akuntansi yang di dalamnya terdapat

(30)

identifikasi, pengukuran, dan alokasi biaya lingkungan, di mana biaya-biaya lingkungan ini diintegrasikan dalam pengambilan keputusan bisnis, dan selanjutnya di komunikasikan kepada para stakeholder. Akuntansi lingkungan adalah alat untuk menangani semua bidang akuntansi manajemen yang dapat di pengaruhi orgnisasi bisnis untuk isu lingkungan.

Definisi lain oleh komite Akuntan Publik dan Estimasi, yang mendefinisikan sebagai sebuah proses yang memberikan informasi tentang lingkungan dan dampak aktivitas manusia pada lingkungan dalam mengambil keputusan yang tepat pada tingkat manajemen (Malgorzata, 2019).

Menurut PSAK No 33 (2011), lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia, serta mahluk hidup lainnya.

Tanggung jawab perusahaan semakin luas, tidak hanya terbatas pada tanggungjawab ekonomik kepada investor dan kreditor, tetapi juga tanggung jawab sosial dan lingkungan (Abdullah, 2015). Perusahaan dituntut masyarakat untuk harus memperhatikan limbahnya agar kelestarian lingkungan tetap terjaga. Semakin meningkatnya kesadaran manusia akan dampak kerusakan lingkungan yang akan memengaruhi keberlangsungan hidup di masa yang akan datang, sehingga tuntutan masyarakat jauh lebih besar. Karena pelestarian lingkungan di samping bermanfaat bagi lingkungan di sekitar juga bermanfaat bagi perusahaan secara jangka panjang (Dewi, 2016).

Green accounting merupakan suatu istilah yang berupaya untuk menspesifikasikan pembiayaan yang dilakukan perusahaan dan

(31)

pemerintah dalam melakukan konservasi lingkungan ke dalam pos lingkungan didalam praktek bisnis perusahaan dan pemerintah. Dari kegiatan konservasi lingkungan ini pada akhirnya akan muncul biaya lingkungan yang harus ditanggung perusahaan. Green accounting merupakan salah satu konsep kontemporer dalam akuntansi yang mendukung Gerakan hijau di perusahaan dengan mengenali, mengkuantifikasi, mengukur dan menutup kontribusi lingkungan hidup terhadap proses bisnis (Fauzi & Chandra, 2016).

Green accounting berperan dalam upaya pelestarian lingkungan, yaitu melalui pengungkapan sukarela dalam laporan keuangan terkait dengan biaya lingkungan atau environmental costs. Sistem informasi yang ada didalamnya terdapat akun-akun terkait dengan biaya lingkungan ini disebut sebagai green accounting atau environmental accounting. Sedangkan lingkungan yang diartikan sebagai lingkungan hidup oleh Undang-Undang No.32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolahan lingkungan hidup dalam pasal 1 angka 1 adalah Kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia dan mahluk hidup lainnya.

Menurut UU Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 pasal 74, Perseroan yang menjalankan usaha berkaitan dengan sumber daya alam diwajibkan untuk melaksanakan program CSR. Indikator penerapan CSR dapat diketahui melalui pengungkapan pada laporan keberlanjutan perusahaan. Penilaian CSR sebuah perusahaan dapat dibantu dengan GRI (Global Reporting Initiative) yang berfokus pada indikator kinerja ekonomi,

(32)

indikator kinerja lingkungan, dan indikator kinerja sosial. Dengan hubungan yang baik antara perusahaan dan lingkungan sekitar akan memberikan dampak yang positif terhadap sustainability perusahaan.

International Federation of Accountants (IFAC) menyatakan bahwa akuntansi lingkungan adalah istilah yang di gunakan dalam konteks yang berbeda, seperti:

a. Penilaian dan pengungkapan informasi keuangan yang berkaitan dengan lingkungan dalam konteks akuntansi keuangan dan peloparan.

b. Penilaian dan penggunaan informasi fisik dan moneter yang terkait dengan lingkungan dalam konteks Environmental Management Accounting (EMA) atau manajemen akuntansi lingkungan.

c. Estimasi dampak lingkungan eksternal dan biaya sering disebut sebagai Full Cost Accounting (FCA) atau akuntansi biaya penuh.

d. Akuntansi untuk saham dan arus dari sumber daya alam baik secara fisik dan moneter, yaitu Natural Resource Accounting (NRA) atau akuntansi sumber daya alam.

e. Agregasi dan pelaporan informasi akuntansi tingkat organisasi informasi akuntansi sumber daya alam dan formasi lainnya untuk tujuan akuntansi sosial.

f. ertimbangan informasi fisik dan moneter yang terkait lingkungan lebih luas dalam konteks akuntansi berkelanjutan.

Akuntansi lingkungan di gunakan untuk memberikan gambaran bentuk komprehensif akuntansi yang memasukkan extrenalities ke dalam rekening perusahaan seperti informasi tenaga kerja, produk, dan pencemaran lingkungan. Dalam hal ini, pencemaran dan ilmiah produksi merupakan

(33)

salah satu contoh dampak negatif dari operasional perusahaan yang memerlukan sistem akuntansi lingkungan sebagai kontrol terhadap tanggung jawab perusahaan sebab pengelolaan limbah yang di lakukan oleh perusahaan memerlukan pengidentifikasian, pengukuran, penyajian, pengungkapan dan pelaporan biaya pengelolaan limbah dari hasil kegiatan operasional perusahaan.

Mengenai berbagai pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa akuntansi lingkungan adalah kegiatan pencatatan, pengukuran, dan pengidentifikasian biaya-biaya terkait lingkungan yang ditimbulkan akibat kegiatan operasional perusahaan yang berpengaruh pada lingkungan, dan dapat digunakan untuk pendukung keputusan manajemen terkait bisnis perusahaan serta sebagai upaya untuk meningkatkan pertanggungjawaban social dan lingkungan perusahaan serta untuk mengetahui kinerja operasional perusahaan yang berbasis pada perlindungan lingkungan.

2. Tujuan Implementasi Green Accounting

Secara umum yang terjadi dalam akuntansi adalah pengukuran dan pencatatan terhadap dampak yang timbul dari hubungan (transaksi) antara perusahaan dengan pelanggan atau konsumen produk namun dalam green accounting lebih terpaku pada masalah aspek sosial atau dampak dari kegiatan secara teknis, misalnya pada saat penggunaan alat atau bahan baku perushaan yang kemudian akan menghasilkan limbah produksi yang berbahaya. Akuntansi lingkungan sangat penting dalam hal ini sebab khususnya di Indoesia saat ini terlalu banyak perusahaan baik badan usaha milik Negara maupun swasta yang dalam pelaksanaan produksi

(34)

perusahaan yang tentu memerlukan alokasi biaya penanganan khusus untuk hal tersebut.

Tujuan dari akuntansi lingkungan menurut Ikhsan (2010) akuntansi lingkungan merupakan sarana informasi dalam sebuah alat manajemen lingkungan dalam menentukan fasilitas pengelolaan lingkungan dan akuntansi lingkungan sebagai alat komunikasi dengan masyarakat digunakan dalam menyampaikan dampak negatif lingkungan.

Ada 3 tujuan akuntansi pertanggungjawaban sosial menurut Ramanathan dalam Usmansyah (1989) yaitu:

1) Untuk mengidentifikasikan dan mengukur sumbangan sosial netto periodik dari suatu perusahaan, yang meliputi bukan hanya biaya dan manfaat yang diinternalisasikan ke dalam perusahaan, namun juga yang timbul dari eksternalitas yang mempengaruhi bagian-bagian sosial yang berbeda.

2) Untuk membantu menentukan apakah praktek dan strategi perusahaan yang secara langsung mempengaruhi sumber daya relatif dan keadaan sosial adalah konsisten dengan prioritas-prioritas sosial pada satu sisi dan aspirasi-aspirasi individu pada sisi lainnya.

3) Untuk menyediakan dengan cara yang optimal bagi semua kelompok sosial, informasi yang relevan mengenai tujuan, kebijakan, program, kinerja dan sumbangan perusahaan pada tujuan-tujuan sosial.

Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997 mengenai Pengelolaan Lingkungan Hidup beserta peraturan pelaksanaannya, kinerja pengelolaan lingkungan wajib diungkapkan dan disampaikan oleh setiap orang/penanggungjawab kegiatan.

(35)

Terdapat beberapa macam bentuk aktivitas yang mencerminkan praktik green accounting dalam perusahaan, yaitu:

a. Adanya penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan,

b. Adanya manajemen limbah yang tidak menimbulkan polusi ataupun kerusakan lingkungan sekitar,

c. Adanya Corporate Social Responsibility (CSR), yang menjadi bukti perhatian perusahaan akan lingkungan sekitar.

Praktik green accounting tersebut mencerminkan adanya suatu aktivitas lingkungan dalam operasional perusahaan yang mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerja lingkungan (Wireza, 2017).

Sebagai contoh pada bidang kehutanan, penerapan green company yang didasarkan pada FMC (Forest Management Certification) di Indonesia juga sedikit berhasil mengubah sentimen publik mengenai perusahaan kehutanan dan mengurangi deforestasi sehingga terciptanya good corporate governance, kepercayaan publik, dan terhindar klaim kerusakan lingkungan oleh pemerintah (Miteva, et. al, 2015).

Tujuan akuntansi lingkungan adalah untuk meningkatkan jumlah informasi relevan yang di buat bagi mereka yang memerlukan atau dapat menggunakannya. Keberhasilan akuntansi lingkungan tidak hanya tergantung pada ketetapan dalam menggolongkan semua biaya-biaya yang di buat perusahaan, akan tetapi kemampuan dan keakuratan data akuntansi perusahaan dalam menekan dampak lingkungan yang di timbulkan dari aktivitas perusahaan (Novie, dkk 2020).

(36)

Berikut ini merupakan masalah lingkungan yang terjadi diarea perindustrian (Bethan, 2013):

a. Udara disekitar industry menjadi sangat buruk, dikarenakan gas buang berupa asap membumbung tinggi diudara bebas.

b. Daerah sekitar industri menjadi panas, ini akibat adanya peninktan suhu yang ekstrim yang dihasilkan oleh gas-gas buang industri tersebut.

c. Tercemarnya sumber-sumber mata air sekitar industry, akibbat pembuangan limbah ke sumber-sumber mata air.

d. Industri juga dapat mempengaruhi peningkatan pemanasan global (global warming), yang saat ini sedang dilakukan pencegahan agar tidak lebih meluas.

e. Pembangunan industri dapat menyebabkan banjir karna kurangnya daerah resapan air, daerah-daerah hijau atau resapan air sudah berubah fungsi menjadi daerah perindustrian.

f. Pembangunan industri dapat menyebabkan banjir karna kurangnya daerah resapan air, daerah-daerah hijau atau resapan air sudah berubah fungsi menjadi daerah perindustrian.

3. Sistem Kerja Green Accounting

Sistem kerja akuntansi lingkungan yaitu sebagai berikut:

a. Kesesuaian antara evaluasi yang dibuat perusahaan terhadap dampak lingkungan.

b. Menentukan apa yang menjadi target perusahaan dengan cara mengindentifikasi faktor-faktor utama yang berdampak pada lingkungan.

(37)

c. Memilih alat ukur yang sesuai.

d. Melakukan penilaian administrasi untuk menetapkan target tersebut. Selain itu, sistem akuntansi lingkungan sendiri terdiri atas 2 lingkup, konvensional dan ekologis. Lingkungan akuntansi konvensional mengukur dampak-dampak dari lingkungan alam pada suatu perusahaan dalam istilah-istilah keuangan. Sedangkan akuntansi ekologis mengukur dampak suatu perusahaan berdasarkan lingkungan tetapi pengukurannya dilakukan dalam bentuk unit fisik, seperti sisa barang produksi, dll.

Terdapat beberapa macam bentuk aktivitas yang mencerminkan praktik green accounting dalam perusahaan, yaitu: (1) Adanya penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan, (2) Adanya manajemen limbah yang tidak menimbulkan polusi ataupun kerusakan lingkungan sekitar, (3) Adanya Corporate Social Responsibility (CSR), yang menjadi bukti perhatian perusahaan akan lingkungan sekitar.

4. Fungsi Green Accounting a. Fungsi Internal

Sebagai salah satu langkah dari sistem informasi lingkungan organisasi. Fungsi internal memungkinkan untuk mengelola dan menganalisi biaya pelestarian lingkungan yang di bandingkan dengan manfaat yang di peroleh, serta mempertimbangkan pelestarian lingkungan yang efektif melalui pengambilan keputusan yang tepat. Hal ini sangat di perlukan keberadaan fungsi akuntansi

(38)

lingkungan sebagai alat manajemen bisnis untuk di gunakan para manajer dan unit bisnis terkait.

b. Fungsi Eksternal

Dengan mengungkapkan hasil pengukuran kegiatan pelestarian lingkungan, fungsi eksternal memungkinkan perusahaan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan stakeholder. Di harapkan bahwa publikasi hasil aluntansi lingkungan akan berfungsi baik sebagai alat organisasi untuk memenuhi tanggung jawab mereka atas akuntabilitas kepada stakeholder dan secara bersamaan sebaga sarana untuk evaluasi yang tepat dari kegiatan pelestarian lingkungan.

5. Green Accounting dalam Meningkatkan Keberlangsungan Perusahaan Green Accounting ini mengumpulkan biaya, produksi, persediaan, dan biaya limbah dan kinerja untuk perencanaan, pengembangan, evaluasi, dan kontrol atas keputusan-keputusan bisnis. Biaya lingkungan juga dapat dibedakan menjadi dua secara akuntansi, yaitu menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung adalah biaya- biaya yang dapat ditelusuri secara langsung pada objek (misalnya biaya tenaga kerja akibat proses, biaya manajer untuk suatu produk, biaya penggunaan energi untuk produk, dan lain-lain). Sedangkan biaya lingkungan tidak langsung adalah biaya yang dialokasikan untuk biaya obyek (Hardiyanti, 2017).

Diharapkan bahwa publikasi hasil akuntansi lingkungan akan berfungsi baik sebagai alat bagi organisasi untuk memenuhi tanggung jawab mereka atas akuntabilitas kepada stakeholder dan secara

(39)

bersamaan, sebagai sarana untuk evaluasi yang tepat dari kegiatan pelestarian lingkungan. Dalam hal pembangunan, dapat menciptakan lapangan kerja baru serta meningkatkan pertumbuhan perekonomian di sekitar daerah perusahaan. Namun seiring dengan perjalanan waktu, masyarakat semakin menyadari bahwa muncul dampak-dampak sosial dan lingkungan yang disebabkan oleh perusahaan dalam menjalankan operasinya untuk mencapai laba yang maksimal, yang semakin besar dan semakin sulit untuk dikendalikan. Oleh karena itu, masyarakat pun menuntut agar perusahaan senantiasa memperhatikan dampak-dampak sosial yang ditimbulkannya dan berupaya mengatasinya.

Di Indonesia pemerintah telah mulai mendorong industri untuk melaksanakan praktik Industri hijau sejak tahun 2010. Salah satu bentuk upaya pemerintah tersebut adalah dengan diberikan penghargaan kepada industri yang menjalankan praktek industri hijau. Peningkatan jumlah Industri yang secara sukarela ikut serta dalam penilaian industri hijau oleh pemerintah ini terjadi dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya penerapan serta implementasi green accounting akan berdampak baik pada perusahaan.

Dalam undang-undang disebutkan bahwa setiap perseroan mempunyai tanggung jawab sosial dan lingkungan yang menjalankan usahanya di bidang yang berkaitan dengan sumber daya alam.

6. Peraturan Tentang Green Accounting

Selain itu juga ada Undang-undang yang mendasari kewajiban dalam pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup, antara lain:

(40)

a. Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. UU ini mengatur tentang kewajiban setiap orang yang berusaha atau berkegiatan untuk menjaga, mengelola, dan memberikan informasi yang benar dan akurat. mengenai lingkungan hidup. Akibat hukum juga telah ditentukan bagi pelanggaran yang menyebabkan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.

b. Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Dalam UU ini diatur kewajiban bagi setiap penanam modal berbentuk badan usaha atau perorangan untuk melaksanakan tanggungjawab sosial perusahaan, menjaga kelestarian lingkungan hidup dan menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar.

Pelanggaran terhadap kewajiban tersebut dapat dikenai sanksi berupa peringatan tertulis, pembatasan, pembekuan, dan pencabutan kegiatan dan atau fasilitas penanaman modal.

c. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

UU ini mewajibkan bagi perseroan yang terkait dengan sumber daya alam untuk memasukkan perhitungan tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagai biaya yang dianggarkan secara patut dan wajar. Pelanggaran terhadap hal tersebut akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Biaya lingkungan merupakan dampak yang timbul dari sisi keuangan dan non-keuangan yang wajib dipikul sebagai akibat dari suatu usaha yang dilakukan yang berkaitan dengan lingkungan. Biaya lingkungan yang terjadi di perusahaan termasuk salah satu biaya overhead pabrik yang sulit diidentifikasi secara langsung, karena biaya

(41)

tersebut tersembunyi di dalam pusat biaya, tidak ada bukti pencatatan yang jelas mengenai biaya lingkungan.

C. Tinjauan Empiris

Penelitian yang berkaitan dengan penerapan akuntansi lingkungan pernah di lakukan oleh peneliti terdahulu yang dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Tinjauan Empiris

No Nama Judul Hasil Penelitian

1 Diana Puspita Sari dan Zulaika Putri Rokhimah (2018)

Pemahaman dan Kepedulian Dalam Penerapan Green

Accounting pada UKM Tempe Di Kelurahan

Krobokan, Kecamatan Semarang Barat

Hasil penelitian diketahui bahwa pelaku UKM peduli terhadap lingkungan akan tetapi tidak tahu apa saja komponen-komponen dan bagaimana memasukkan dalam biaya produksi.

Semua pemilik UKM Tempe yang ada di wilayah RW I kelurahan Krobokan tidak mengetahui dan tidak paham dengan green accounting.

2 Dewa Gede Anom Jambe Adnyana, Anantawikrama Tungga Atmadja dan Nyoman Trisna Herawati (2017)

Analisis penerapan akuntansi

lingkungan pada badan usaha milik desa untuk mewujudkan green accounting

Hasil penelitian menunjukan bahwa, tidak terdapat perlakuan khusus terhadap biaya-biaya lingkungan di BUMDes Desa Tajun.

BUMDes Desa Tajun melalui

unit TPST hanya

menerapkan akuntansi lingkungan secara normatif,

(42)

sehingga dapat dikatakan BUMDes Desa Tajun belum menerapkan akuntansi lingkungan secara sempurna.

3 Risky Wulandari, Dina Natasari, dan ihda Arifin Faiz (2019)

Penerapan akuntansi

lingkungan pada badan usaha milik desa untuk mewujudkan green accounting

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sesuai dengan PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan pelaporan, BUMDes “X”

telah menyusun laporan terkait dampak lingkungan.

Meskipun laporannya masih sederhana, penyajian terpisah dari laporan akuntansi lingkungan ini telah menunjukkan kepedulian terhadap BUMDes “X” dalam memberikan informasi terkait akuntansi lingkungan.

Optimasi penerapan akuntansi lingkungan pada akhirnya tergantung pada kebijakan, sumber daya manusia, dan kesiapan infrastruktur entitas pelaksana.

4 Hamidi (2019)

Analisis

penerapan green accounting terhadap kinerja keuangan

perusahaan

Di lihat dari hasil penelitian, berdasarkan perbandingan tersebut perusahaan menggambarkan biaya lingkungan dengan kebijakan sendiri dan diungkapkan secara sukarela karena belum ada peraturan tertentu dari PSAK tentang pengungkapan biaya lingkungan dalam laporan keuangan.

5 Bella Syafrina Qolbiatin Faizah (2020)

Penerapan green accounting

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa green

accounting tidak

(43)

terhadap kinerja keuangan

berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diukur menggunakan net profit margin

6 Siti Musyarofah Analisis

penerapan green accounting di kota semarang

Hasil penelitian

menunjukkan tidak terdapat perbedaan perhatian antara industri besar dan sedang terkait permasalahan lingkungan disekitarnya, terdapat perbedaan tanggungjawab antara industri besar dan sedang terkait permasalahan lingkungan disekitarnya, terdapat perbedaan pelaporan akuntansi lingkungan antara industri besar dan sedang terkait permasalahan lingkungan disekitarnya, terdapat perbedaan audit lingkungan antara industri besar dan sedang terkait permasalahan lingkungan disekitarnya 7 Yunu Kurnelia

Yuliana dan Ardiani Ika Sulistyawati (2021)

Green accounting:

pemahaman dan kepedulian dalam penerapa

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa di Pabrik Kecap Lele telah dilakukan green accounting untuk limbah pabrik yang akan dibuang ke sungai dan parit di pabrik. Namun belum dilakukan green cost untuk penjaminan dana green accounting yang telah dilaksanakan

8 Riska Salsabilah Green accounting dalam konsep rahmatan lil alamin (Studi Pada

Perusahaan Daerah Air

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Magelang menerapkan green accounting dalam bentuk CSR (corporate social responsibility) namun

(44)

Minum (PDAM) Kota Magelang)

belum secara maksimal.

9 Mike Maya. S, Mukhzardfa, dan Enggar Diah P.A (2018)

Analisis pengaruh

penerapan green accounting terhadap kinerja perusahaan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan green accounting berpengaruh terhadap net profit margin perusahaan namun tidak signifikan. Dan penerapan green accounting berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham perusahaan

10 Hanifa Zulhaimi (2015)

Pengaruh

penerapan green accounting terhadap kinerja perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan teori akuntansi hijau dan peningkatan

implementasinya akuntansi hijau khususnya di Industri Indonesia pada Ekonomi Asia zaman masyarakat.

D. Kerangka Konsep

Akuntansi lingkungan merupakan bentuk pencegahan pencemaran lingkungan yang harus di atasi agar tidak menimbulkan berbagai masalah lingkungan yang dapat merugikan berbagai pihak untuk itu dalam mencegah dampak buruk maka di butuhkan penyelesaian dari dampak pengelolaan green accounting tersebut.

Penelitian ini akan membahas tentang “Implementasi green accounting pada PT Perkebunan Nusantara XIV Kota Makassar”. Pertama peneliti mengambil Langkah awal yaitu memilih objek apa yang akan diteliti dan memilih variable apa yang akan diangkat. Kemudian Langkah selanjutnya yaitu membaca buku dan hasil penelitian. Kemudian mendeskripsikan teori

(45)

dan hasil penelitian, melakukan hasil analisis kritis terhadap hasil penelitian, menjalankan analisis komparatif terhadap hasil penelitian.

Berdaraskan latar belakang dan tinjaun pustaka yang menjelaskan bahwa dalam penelitian ini mengambil judul implementasi green accounting dalam meningkatkan keberlangsungan perusahaan yang dimana bagaimana PTPN XIV menyajikan green accounting dalam laporan keuangannya dan untuk itu pneliti perlu menganalisis sistem informasi akuntansi laporan keuangaannya. Maka dapat di tarik sebuah kerangka pikir dari penelitian yaitu PT Perkebunan Nusantara XIV, Sistem Informasi Akuntansi, Green Accounting, Serta hasil Analisis dari penelitian, maka dapat ditarik sebuah kerangka pikir yang tampak pada gambar berikut:

PT. Perkebunan Nusantara XIV

Sistem Informasi Akuntansi

Green Accounting

Hasil Penelitian

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

(46)

AB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif Kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivme. Di gunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana peneliti sebagai instrument, kunci tekhnik pengumpulan data di lakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. (Sugiyono, 2011).

Tujuan metode penelitian kualitatif adalah untuk menjelaskan suatu fenomena dengan sedalam-dalamnya dengan cara pengumpulan data yang sedalam-dalamnya pula yang menunjukkan pentingnya kedalaman dan detail suatu data yang di teliti. Penelitian kualitatif dalam kegiatan menganalisis data ditekankan pada pemaparan yang terperinci dalam hal interaksi, perilaku dan peristiwa selama proses di lapangan yang bersamaan dengan pengumpulan data-data dari hasil wawancara.

Penelitian kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan focus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2017). Informan dalam metode kualitatif berkembang terus (snowball) secara bertujuan (purposive) sampai data yang dikumpulkan di anggap memuaskan dan jenuh (redundancy). Peneliti merupakan key

(47)

instrument dalam mengumpulkan data, peneliti harus terjun sendiri kelapangan secara aktif.

B. Fokus penelitian

Penelitian ini akan fokus pada green accounting serta penerapannya pada PT. Perkebunan Nusantara XIV. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif Kualitatif dengan menggunakan variable bebas dimana peneliti melakukan wawancara tunggal. Dengan data yang diambil dari PT. Perkebunan Nusantara XIV dengan jumlah sampling atau sumber data diambil dari 1 orang narasumber dari PTPN XIV yaitu Bapak Fadli selaku Kepala Subbagian Keuangan.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan di PT. Perkebunan Nusantara XIV yang berlokasi di Jl. Urip Sumoharjo No.54, Sinrijala, Kec. Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (90232) dengan waktu penelitian selama 2 bulan pada tahun 2021, dari bulan November hingga bulan Desember.

D. Sumber Data

Adapun sumber data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data Primer, yaitu data yang di peroleh dengan mengadakan wawancara langsung ke tempat penelitian yaitu di PT. Perkebunan Nusantara XIV dan mewawancarai pejabat atau staf yang berwenang terkait dengan keperluan informasi, dan

2. Data Sekunder, yaitu data terkait fokus penelitian yang di peroleh dari luar perusahaan, seperti dokumen laporan hasil penilaian atau

(48)

jurnal terkait penelitian dan buku-buku literatur yang ada hubungannya dengan penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Diuji kebenarannya, penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Studi Lapangan, agar dapat di uji kebenarannya peneliti ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Penelitian ini menggunakan Teknik wawancara depth interview melakukan wawancara mendalam dengan pejabat atau staf yang berwenang serta dengan mengumpulkan data lainnya yang bersumber dari dokumen dan catatan perusahaan. Hal ini di lakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi yang sebenarnya terjadi di tempat kejadian. Dengan melakukan wawancara tunggal oleh Kepala Bagian Keuangan di PT. Perkebunan Nusantara XIV. Dengan melakukan wawancara terstruktur dan tidak terstruktur dimana peneliti melakukan observasi langsung di PT. Perkebunan Nusantara dan kemudian dikalukan dokumentasi.

b. Dokumen yang berkaitan dengan permasalahan yamg diangkat penulis, dokumen tersebut dapat berupa catatan, laporan keuangan dan dokumen lain yang mendukung pencarian informasi yang diperoleh dari objek penelitian. Dengan melihat laporan keuangan yang dibuat oleh PT. Perkebunan Nusantara XIV peneliti bisa mendapatkan informasi terkait rumusan masalah dalam penelitian, dimana fokus penelitian ini yaitu green accounting maka apakah

(49)

dalam laporan keuangan memliki informasi terkait green accounting apakah sudah jelas atau belum dalam penyajiannya.

(50)

2. Studi Kepustakaan, yaitu dengan membaca beberapa buku yang ada kaitannya dengan tema dan judul penelitian. Dalam hal penggunaan teori-teori untuk membahas permasalahan-permasalahan yang ada.

Hal ini membantu peneliti untuk menjadikan penelitian semakin luas dengan menambah materi-materi terkait focus penelitian dengan membaca buku dan jurnal terkait penelitian ini.

Keberhasilan dalam pengumpulan data banyak ditentukan oleh kemampuan peneliti menghayati situasi sosial yang dijadikan fokus penelitian. Untuk menentukan bentuk teknik pengumpulan data yang dibutuhkan, peneliti mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan dalam focus penelitian. Setiap rumusan pertanyaan yang ada dalam focus penelitian membutuhkan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda pula. Misalnya pada rumusan pertanyaan pertanyaan nomor satu hanya membutuhkan teknik wawancara, nomor dua selain membutuhkan teknik wawancara juga membutuhkan teknik observasi dan dokumentasi. Unutk keperluan memaparkan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini merupakan akumulasi dari semua Teknik pengumpulan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan pertanyaan nomor satu dan dua, yakni teknik pengumpulan data berbentuk wawancara, observasi dan dokumentasi.

F. Instrument Penelitian

Kegiatan penelitian yang terpenting adalah pengumpulan data. Salah satu ciri penelitian kualitatif adalah peneliti bertindak sebagai instrument sekaligus pengumpul data. Instrument selain manusia seperti angket,

(51)

pedoman wawancara, pedoman observasi dan sebagainya dapat digunakan, tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrument kunci. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif yang dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara XIV ini kehadiran peneliti adalah mutlak, karena peneliti harus berinteraksi dengan lingkungan baik manusia dan non manusia yang ada dalam kancah penelitian. Kehadiran peneliti di lapangan harus dijelaskan, apakah kehadirannya diketahui atau tidak oleh subyek penelitian. Ini berkaitan dengan keterlibatan peneliti dalam kancah penelitian, apakah terlibat aktif atau pasif (Murni, 2017).

Instrumen Penelitian adalah dengan mengemukakan alat yang di gunakan dalam menggali data dimana penelitian tersebut dilakukan dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, sehingga mudah diolah. Instrumen dalam penelitian ini di lakukan dengan cara menggunakan hasil wawancara dan observasi dari pihak yang bersangkutan, dengan cara melakukan wawancara. Dalam penelitian ini percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewe) untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan (Sugiyono, 2018). Dalam kegiatan wawancara di PT.

Perkebunan Nusantara XIV peneliti menggunakan alat bantu seperti alat untuk merekam suara dan gambar, buku, pulpen dimana peneliti merupakan instrument penting dalam penelitian ini yang bertindak langsung dalam pengumpulan data.

Instrument pengumpulan data pada penelitian ini pada dasarnya tidak terlepas dari metode pengumpulan data. Bila metode pengumpulan

(52)

datanya adalah depth interview (wawancara mendalam), instrumennya adalah pedoman wawancara terbuka/tidak tersrtuktur. Bila pengumpulan datanya adalah observasi/pengamatan, instrumennya adalah pedoman observasi atau pedoman pengamatan terbuka/tidak terstruktur. Begitupun apabila metode pengumpulan datanya adalah dokumentasi, instrumennya adalah format Pustaka atau format dokumen. Pada penelitan ini peneliti menggunakan metode wawancara, pengamatan serta dokumentasi.

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis data deskriptif kualitatif, analisis ini didasarkan pada seluruh data yang terkumpul, melalui berbagai reduksi data yaitu observasi dan wawancara, dan dokumentasi, dengan memilih, pemusatan perhatian pada penyederhanaan objek penelitian, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan dan hasil wawancara dilapangan. Menurut Miles dan Huberman (1984) dalam (Sugiyono, 2018), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. data tersebut kemudian di olah melalui tahap analisis data.

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dengan melakukan pendekatan langsung mempelajari fenomena yang terjadi pada objek penelitian melalui pendekatan secara observasi melakukan wawancara, yaitu dengan dan mengumpulkan beberapa dokumentasi yang digunakan untuk mendukung hasil penelitian. Data yang berhasil dikumpulkan dari responden akan di kelompokkan dan diolah kemudian dianalisis menggunakan metode

(53)

analisis deskriptif kualitatif yang menekankan pada pemahaman mengenai green accounting.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Instrumen interview, dimana teknik ini merupakan suatu bentuk dialog yang dilakukan oleh peneliti agar memperoleh informasi dari informa. Adapun cara menganalisis data yang doperoleh menjadi data jenuh pertama peneliti melakukan pengumpulan data, dengan menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Kemudian peneliti melakukan reduksi data pengkategorian data, pemusatan perhatian pada penyederhanaan atau transformasi dari data kasar ke data yang lebih sederhana, biasanya agar lebih menarik dalam pengolahan data wawancara bisa menggunakan tabel yang dimana dalam tabel terdapat 4 kolom yaitu terdiri dari refleksi, hasil percakapan atau wawancara, verbatim dan kolom selanjutnya analisis, akan tetapi dalam penelitian ini tidak menggunakan tabel seperti itu, peneliti dalam menuangkan hasil penelitian hanya menggunakan teks sehingga mungkin akan membuat pembaca jenuh. Kemudian dilakukan pengkodean hasil wawancara sesuai dengan kategorinya membahas fakta- fakta yang ada terkait dalam teori. Dan terakhir dilakukan proses penarikan kesimpulan.

(54)

39 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Perusahaan

PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) atau yang disingkat dengan PTPN XIV adalah perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dan peternakan, Perusahaan ini merupakan anak usaha dari PTPN III dimana PTPN III ini adalah singkatan dari PT. perkebunan Nusantara III (Persero) Holding, perusahaan ini merupakan penggabungan dari beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pengelolaan, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian/perkebunan yang ada di Indonesia bagian timur. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 11 Maret 1996 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 1996. PT. Perkebunan Nusantara ini merupakan kantor direksi dari seluruh usaha di bidang perkebunan dan peterakan.

Penggabungan beberapa perusahaan yang akhirnya sekarang menjadi PTPN XIV antara lain dari perusahaan-perusahaan antara lain, yaitu; PTP XXVIII (Persero), PTP XXXII (Persero), PT. Bina Mulya Ternak (Persero), dan Eks Proyek PTP XXIII (Persero). Di tahun 2014, pemerintah Indonesia telah resmi menyerahkan sebagian besar saham perusahaan kepada PTPN III, sebagai bagian upaya untuk membentuk holding BUMN di bidang perkebunan. Poses pembentukaannya diawali dengan pengelompokkan 26 buah PT. Perkebunan (Persero) menjadi 9 kelompok pada tahun 1994. Pada tanggal 17 September 2014,

(55)

40

berdasarkan Poeraturan Pemerintah RI Nomor 72 Tahun 2014 tentang penambahan

(56)

penyertaan modal saham pada perusahaan perseroan (persero) PT.

Perkebunan Nusantara III, saham pemerintah di PT. Perkebunan Nusantara I,II,IV sampai XIV dialihkan ke perusahaan perseroan (persero) PT. Perkebunan Nusantara III sebesar 90% (sembilan puluh persen).

(HOLDING (Perushaan Induk) PT. Perkebunan Nusantara Group).

PT. Perkebunan Nusantara XIV merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dan peternakan. PT. Perkebunan Nusantara XIV terletak di tengah kota makassar yang beralamat di Jl. Urip Sumoharjo No. 72-76, Kelurahan Sinrijala, Kecamatan Panakukkang, Kota Makassar Sulawesi Selatan. Perusahaan ini memiliki Empat unit/bidang usaha yaitu kelapa sawit, gula tebu, karet, kelapa dan kakao, serta ternak sapi, dengan wilayah kerja meliputi sebagai berikut:

a) Sulawesi Selatan 1) Kantor Direksi

Kantor direksi merupakan kantor yang bertanggung jawab penuh atas seluruh kepengurusan perseroan atas kepentingannya, sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan yang sesuai dengan ketentuan anggaran dasar perusahaan.

Kantor direksi PTPN XIV adalah kantor yang bertanggung jawab penuh atas seluruh unit usaha yang ada di Bone, Takalar, Luwu, Malili, Keera-Maroangin, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara dan Maluku Utara, Maluku dan Nusa Tenggara Barat. Kantor direksi ini PTPN XIV beralamatkan di Kota Makassar ini memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 190 karyawan, dimana 126 karyawan tetap dan 64 lainnya

Gambar

Tabel 2.1        Tinjauan Empiris ...........................................................................
Tabel 2.1  Tinjauan Empiris
Gambar 2.1  Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Masalah yang dihadapi oleh PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) adalah sulitnya perusahaan pembeli untuk melakukan pembelian komoditi teh PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)

Penelitian ini menemukan bahwa pengaruh pemberdayaan pegawai (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai PT Perkebunan Nusantara XIV Kota

PT.. Penyebab penurunan Retun On Assets pada PT Perkebunan Nusantara IV Medan berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap perhitungan rasio keuangan dengan

karyawan yang absen dari 108 karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara XIV. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai budaya yang ditetapkan perusahaan tersebut belum

REKRUTMEN DAN SELEKSI CALON KARYAWAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIV TAHUN 2018.. BIDANG STUDI: AGRONOMI

REKRUTMEN DAN SELEKSI CALON KARYAWAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIV TAHUN 2018.. BIDANG STUDI:

Perkebunan Nusantara XIV Persero Pabrik Gula Takalar yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di Pabrik gula dan telah bersedia meluangkan waktu untuk membantu penulis

4.3.2 Pelaporan Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 atas Gaji Pegawai PT Perkebunan Nusantara XIV Persero Makassar Surat pemberitahuan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk