1. Penerapan Sistem Informasi Akuntansi di PT. Perkebunan Nusantara XIV
Di Indonesia menganut empat jenis Standar Akuntansi Keuangan atau biasa disebut dengan empat pilar utama SAK. Setiap entitas atau perusahaan pasti menggunakan standar akuntansi demi memudahkan perusahaan untuk penyusunan laporan keuangan dan dapat memudahkan auditor dalam memahami laporan keuangan. Di PT.
Perkebunan Nusantara XIV (Persero) menggunakan Sistem Informasi Pemerintah sebagai standar sistem informasi akuntansi atas laporan keuangan. Standar akuntansi merupakan sebuah kewajiban untuk pedoman PTPN XIV dalam menyajikan laporan keuangan agar perusahaan lebih mudah dalam menyajikan laporan keuangannya.
Hasil wawancara dari Bapak Fadli selaku kepala subbagian keuangan mengatakan bahwa:
“Jadi diperusahaan kita menggunakan sistem SAP, terintegrasi dari bagian-bagian akuntansi, setiap bagian sistem akuntansi kita ada modul FI (Financial) dan CO (Controlling) di SAP, dan pada saat pengadaan barang dia memiliki modul sendiri, di accounting-nya akan langsung ter report sendiri bahwa ada pengadaan barang, juga saat penjualan juga pada saat mengeluarkan barang otomatis jurnalnya dari accounting-nya akan kelihatan langsung.
Tanaman juga, misalkan saat panen, pembelian TBS, dapat timbangan dan dapat nilai timbangan kemudian ke accounting langsung dapat nilainya berapa”.
Hasil wawancara tersebut bahwa perusahaan menggunakan Sistem Akuntansi Pemerintah sebagai Standar Akuntansi pada perusahaan untuk meningkatkan kualitas hasil laporan keuangan yang baik agar dapat terwujudnya transparansi serta akuntabilitas terhadap laporan keuangan
guna tercapainya tujuan perusahaan. Yang dilihat dari aturan mengenai kewajiban atas penyusunan laporan keuangan terkhusus yang telah ditetapkan untuk pemerintah dan bisnis swasta guna untuk menjaga akuntabilitan dan transparansi atas keuangan dengan stakeholder pada masing-masing pihak.
Dalam sistem SAP tersebut dalam keterkaitannya pada bagian-bagian akuntansi menggunakan modul FI (Financial) dan CO (Controlling), modul tersebut merupakan modul yang digunakan untuk pelaporan akuntansi baik itu secara internal maupun eksternal. Modul ini untuk mempermudah dalam menyajikan laporan keuangan. Yang jika dalam menginput kegiatan seperti pada saat pengadaan barang, penjualan, pembelian TBS, penjualan pupuk, kemudian diimbuhkan ke dalam sistem maka akan langsung melaporkan kegiatan apa yang telah dilakukan dan jurnalnya akan muncul dengan sendirinya.
Pada umumnya, SAP (Standar Akuntansi Pemerintah) ini merupakan sistem akuntansi yang banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar di Indonesia. SAP adalah sebuah sistem yang digunakan untuk membantu perusahaan dalam mengelolah proses kegiatan bisnis secara kompleks. Di Indonesia SAP adalah salah satu standar akuntansi keuangan yang berlaku, selain SAP ada juga standar akuntansi lainnya yaitu; PSAK-IFRS, SAK-ETAP dan PSAK-Syariah.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 pasal 1 ayat (3) tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam Menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintah (PSAP). Laporan keuangan pokok menurut standar akuntansi pemerintah adalah Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan (Tegor dkk, 2021).
Dari sistem standar akuntansi yang digunakan PT. Perkebunan Nusantara XIV yaitu Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) terdapat proses alur dalam sistem yang menjelaskankan bagaimana proses pengadaan barang, dari tanaman hingga panen serta penjualan dengan menggunakan alat media input, output serta seluruh jenis perangkat penyimpanan dalam operasi pengolahan data. Dalam pelaksanaan proses produksi di PTPN XIV dapat digambarkan bagan alur yang di sebut dengan flowchart. Flowchart ini merupakan bagan alur yang menggambarkan urutan proses secara detail serta hubungan dari suatu ke proses berikutnya dalam suatu strategi atau program.
Kegiatan produksi yang dilakukan di PTPN XIV yang sangat berpengaruh terhadap perusahaan diantaranya adalah pabrik sawit dan tebu, dimana pabrik ini mengolah tebu dan sawit menjadi bahan baku seperti minyak dan gula. Dalam proses produksi tersebut, perusahaan melaporkan seluruh rangkaian kegiatan produksi dalam sebuah laporan seperti laporan keuangan tahunan. Dalam pelaporan tersebut perusahaan mengungkapkan bagaimana cara mengolah tanaman hingga menjadi barang yang siap untuk dijual. Dalam melakukan kegiatan produksi maka PTPN XIV memiliki alur-alur dalam kegiatan produksinya. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Fadli selaku Kepala Subbagian Keuangan bhawa:
“Dalam melakukan kegiatan produksi khususnya untuk pabrik sawit kita pabrik memiliki Langkah-langkah untuk bisa menjadikan barang mentah menjadi barang yg berkualitas dan siap jual, yaitu mulai dari memelihara tanaman, panen, kemudian sawit tersebut
dipisahkan dari tongkosnya, dan kemudian biji sawit dipisahkan dari daging dan setelah itu di jadikan minyak mentah dengan beberapa proses yang telah dilewati”.
Dari penjelasan yang dipaparkan oleh Pak Fadli bahwa dalam pengadaan barang atau kegiatan produksi yang dilakukan oleh PTPN XIV memiliki beberapa Langkah untuk bisa menjual barang atau untuk bisa melakukan penjualan dan mendapatkan keuntungan perusahaan melakukan dan melalui beberapa proses untuk mendapatkan barang yang kualitasnya baik dan siap untuk dijual. Minyak sawit merupakan salah satu produk unggulan PTPN XIV yang dapat digunakan untuk bernbagai macam kegunaan, seperti bahan baku minyak goreng, kosmetik dan lain sebagianya karena sifat minyak sawit yang tahan oksidasi yang tekanan tinggi sehingga baik digunakan.
Pentingnya penerapan teknologi merupakan langkah baik bagi setiap perusahaan termasuk PTPN XIV. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang digunakan di PTPN XIV yang menganut Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP) telah menyampaikan laporan tahuan pertanggal yang telah ditentukan oleh para pemegang saham perusahaan. Dalam laporan yang disajikan perusahaan sebaiknya menyajikan secara detail laporan atas kegiatan produksinya. Dari sistem yang dianut oleh PTPN XIV yaitu SAP, dalam kegiatan produksi perusahaan melalui beberapa proses dan tahap untuk pengadaan barang yang siap dijual. Berikut ini merupakan bagan alur sistem informasi salah satu produk unggulan yang ada di PT. Perkebunan Nusantara XIV:
Gambar 4.2
Began Alur Sistem Informasi Produk Unggulan Siap Dijual oleh PT.
Perkebunan Nusantara XIV
Untuk proses produksi yang dilakukan oleh PTPN XIV untuk menghasilkan produk yaitu minyak sawit, perushaan melalui bebrapa proses sehingga menghasilkan minyak sawit yang baik untuk dijual. Proses awal pengolahan minyak sawit yaitu dengan melakukan kegiatan memanen TBS, selain panen dari kebun milik perusahaan sendiri, perusahaan juga panen dari kebun plasma dan membeli dari petani sawit. Kemudian TBS (Tandan Buah Segar) ini di bawa ke pabrik sawit dan di lakukan penerimaan kemudian TBS di pilah terlebih dahulu dari tandan dimana sebelumnya telas dilakukan proses sterilisasi terlebih dahulu. Setelah itu dilakukan penghancuran dan pengepresan untuk prroses memisahkan CPO dari
mesocarp-nya untuk menghasilkan minyak. Minyak kemudian di saring dan dimurnikan untuk memastikan bebas dari kontminasi dan kemudian dikeringkan untuk memenuhi spesifikasi standar CPO sehingga didapatlah minyak mentah dari kelapa sawit yang siap untuk dijadikan stok untuk Gudang dan dijual. Jika semua sudah memnuhi standar maka produk tersebut siap disalurkan atau dijual kepada distributor atau agen yang menggunakan minyak sawit mentah untuk dijadikan bahan baku atau bahan lainnya.
Dari proses tersebut perusahaan melakukan kegiatan usahanya berpedoman pada standar-standar yang telah ditetapkan pemerintah dan dan perusahaan. Sebagai Badan Usaha Milik Negara dengan menganut SAP, PTPN XIV telah melaporkan kegiatan produksinya dalam laporan tahunan berupa seluruh rangkaian laporan-laporan kegiatan dan anggaran yang telah dikeluarkan.
2. Implementasi Green Accounting di PT. Perkebunan Nusantara XIV Green accounting adalah suatu langkah yang dipakai oleh perusahaan untuk menghubungkan kepentingan ekonomi suatu perusahaan itu sendiri dengan pelestarian lingkungan. Dengan adanya penerapan green accounting dalam suatu perusahaan, maka secara garis besar hasil laporan keuangannya akan bersifat holistik, yang berarti cara pandang yang menyeluruh ataupun keseluruhan. PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) adalah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terletak di Kota Makassar tepatnya di Jl. Urip Sumoharjo No.72-76 (Kantor Pusat/Kantor Direksi). Perusahan ini bergerak dibidang pertanian dan peternakan, PT.
Perkebunan Nusantara XIV (Persero) yang di singkat dengan PTPN XIV ini memiliki empat unit usaha Kebun Kelapa Sawit, tiga unit usaha Pabrik Gula, dua unit usaha Kebun Karet, dua unit Kebun Kelapa dan satu unit dengan luas -/+ 7.900 Ha lahan untuk dijadikan Ranch Sapi.
Dalam melakukan usahanya PTPN XIV sangat berhubungan dengan lingkungan karena unit usaha yang dimiliki perusahaan ini bergerak dibidang pertanian dan peternakan, perusahaan menggunakan banyak lahan untuk itu. Dengan adanya penggunaan lahan dan kegiatan usaha perusahaan, itu akan sangat berpengaruh terhadap lingkungan sekitar dan masyarakat.
Seiring dengan melakukan kegiatan usahanya, perusahaan harus mampu menjaga menjaga lingkungan sekitarnya agar kegiatan usaha berjalan dengan baik. Dimana hasil wawancara dengan Bapak fadli subbagian accounting dan keuangan mengatakan bahwa:
“Kalau implementasi terhadap lingkungan yaitu menjaga lingkungan perusahaan sudah menjalankan kegiatan atau upaya untuk lingkungan juga. Seperti saat ini PTPN XIV dibidang kelapa sawit sudah mendapatkan sertifikasi dengan peringkat biru dalam pengelolaan lingkungan hidup. Akan tetapi dalam laporan tahunan itu green accounting belom di masukkan, karena kenapa? Karena kita masih memang untuk kebutuhan itu sejauh ini belum sampai atau belum ada rumusan untuk ke arah menerapkan hal itu kedalam laporan manajemennya. Selain itu juga belum ada stakeholder yang membutuhkan penyampaian terkait green accounting sejauh ini”.
Dari apa yang dikatakan olek Pak Fadli tersebut artinya PT.
Perkebunan Nusantara XIV telah melakukan upaya-upaya untuk menjaga lingkungan sekitar. Perusahaan sudah menjalankan beberapa upaya untuk menjaga lingkungan. Menyusul untuk upaya-upaya yang dilakukan perusahaan akan dijelaskan. PT. Perkebunan Nusantara XIV telah mengeluarkan biaya-biaya khusus untuk menjaga lingkungan, dan dalam
menjalankannya sekarang seperti yang telah diketahui di unit usaha bidang kelapa sawit telah mendapatkan penghargaan dan sertifikasi dengan peringkat biru atas pengelolaan lingkungannya. Akan tetapi, untuk hal penyajian laporan atas pengelolaan lingkungan dalam laporan tahunannya tidak disajikan secara tersendiri dengan alasan untuk sejauh ini belum ada stakeholder yang membutuhkan informasi terkait penyampaian green accounting.
Untuk upaya-upaya yang telah dilakukan PT. Perkebunan Nusantara XIV terhadap lingkungan Bapak Fadli mengatakan:
“Di kebun sawit untuk menangani lingkungan itu kita ada pabrik sawit, nah di pabrik ini ada yang Namanya IPAL (Instalasi Pengolahan Limbah), jadi limbahnya itu dibuat agar tidak mencemari lingkungan, limbah itu memiliki penampungan sendiri jadi tidak akan mencemari lingkungan. Di kebun sawit untuk menangani lingkungan itu kita ada pabrik sawit, nah di pabrik ini ada yang Namanya IPAL (Instalasi Pengolahan Limbah), jadi limbahnya itu dibuat agar tidak mencemari lingkungan, limbah itu memiliki penampungan sendiri jadi tidak akan mencemari lingkungan. untuk pabrik tebu kita kan untuk megurangi karbon, untuk mengurangi emisi kita tidak menggunakan solar, kita menggunakan bahan bakar yang emisinya rendah, jadi asapnya tidak terlalu banyak, walaupun biayanya lebih tinggi tapi kita lebih cenderung ke arah untuk mengurangi polusi karbon agar lingkungan tetap terjaga”.
Apa yang dipaparkan oleh Pak fadli di atas bahwa PT. Perkebunan Nusantara XIV melakukan beberapa upaya untuk lingkungan sekitar karena perusahaan sadar akan dampak yang akan terjadi terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan usaha perusahaan dari hasil sawit menjadi CPO.
Yang pertama dijelaskan bahwa PTPN XIV telah menerapkan sistem yang dinamakan dengan IPAL (Instalasi Pengolahan Limbah). IPAL ini adalah tempat penampungan limbah dari kegiatan produksi kelapa sawit. Di
penampungan tersebut limbah di kumpulkan kemudian akan didaur ulang sehingga bisa dialirkan ke lahan kelapa sawit ataupun lahan lainnya. Selain IPAL, untuk pabrik tebu untuk mengurangi polusi PTPN XIV menggunakan bahan bakar yang emisinya lebih rendah agar karbon yang dihasilkan tidak berlebihan. Untuk mengurangi asap dan karbon bahan bakar yang digunakan adalah bahan bakar yang agak tinggi harganya akan tetapi prinsip perusahaan lingkungan lebih penting agar udara dan alam tetap terjaga untuk masyarakat.
3. Green Accounting dalam Meningkatkan Keberlangsungan PT.
Perkebunan Nusantara XIV
Setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama untuk mendapatkan profit atau keuntungan agar perusahaan terus berkembang dan tetap beroperasi. Disamping itu, perusahaan harus dapat bertanggung jawab terhadap lingkungan. Seperti halnya PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) tetap menjaga eksistensi perusahaan dalam meningkatkan keberlangsungan usaha demi untuk mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa menghiraukan kewajibannya untuk menjaga lingkungan dan dan mengeluarkan biaya untuk lingkungan dan dapat membantu masyarakat sekitar. Dari hasil wawancara dengan Bapak Fadli bahwa:
“Besar atau kecil keuntungan perusahaan, bukan berarti kita mengesampingkan lingkungan, kita tetap menjaga lingkungan dan tetap menggunakan bahan bakar yang emisinya lebih rendah dan tetap menjalankan IPAL sesuai standar demi keberlangsungan perusahaan”.
Dari pernyataan yang diberikan oleh Pak Fadli bahwa PT. Perkebunan Nusantara XIV tetap menjalankan kegiatan usahanya untuk mendapatkan
profit. Entah usahanya itu rugi atau untung perusahaan tidak mengesampingkan tanggung jawabnya terhadap lingkungan. Sejauh ini, perusahaan di lingkungan masyarakat itu dianggap sebagai lembara yang dapat memberikan keuntungan juga bagi masyarakat. Untuk hal itu, perusahaan harus memaksimalkan labanya untuk agar dapat memberikan sumbangan yang baik untuk masyarakat. Akan tetapi, untuk mengenai laporan green accounting PTPN XIV tidak menyajikannya secara khusus dalam laporan tahunannya.
Dari laporan tahunan PTPN XIV bahwa efek covid-19 terhadap ekonomi di Indonesia termasuk efek pada pertumbuhan ekonomi, penurunan pasar modal, depresiasi nilai tukar mata uang asing dan gangguan operasi bisnis.
Peningkatan jumlah terinfeksi covid-19 yang signifikan atau penyebaran wabah yang berkepanjangan dapat berdampak besar pada perekonomian Indonesia dan perusahaan yang mungkin menghadapi resiko yang memengaruhi pendapatan, arus kas dan kondisi keuangan perusahaan termasuk di PTPN XIV. Namun, dampak dimasa depan juga akan tergantung pada efektivitas dari kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Untuk meningkatkan tanggung jawabnya, perusahaan sebaiknya terhadap lingkungan dan untuk meningkatkan akuntabilitas, sebaiknya perusahaan untuk kedepannya menyajikan secara khusus laporan mengenai biaya-biaya lingkungan. Akan tetapi perusahaan tidak menyajikan secara khusus dengan alasan sejauh ini stakeholder belum ada yang membutuhkan penyampaian terkait green accounting. Hasil wawancara dari Pak Fadli Selaku Kepala Subbagian Keuangan mengatakan bahwa:
“Besar kecilnya pengelolaan lingkungan itu tergantung dari keuntungan yang di dapat, tapi terkait standar-standar pemerintah itu kita prioritaskan itu terlebih dahulu. Yang terkait standar-standar pemerintah kita lakukan tapi untuk yang lebih dari itu kita tidak lakukan karna terbatas di anggaran”.
Berdasarkan transkip wawancara dengan Pak Fadli, PT. Perkebunan Nusantara XIV dalam menangi lingkungan pada dasarnya bergantung dengan nilai laba yang diperoleh. Akan tetapi, pemerintah menetapkan standar-standar untuk pengelolaan lingkungan yang baik pada setiap entitas yaitu Peraturan Pemerintah (PP) No.22 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup tahun 2021. Atas peraturan pemerintah tersebut sehingga PT. Perkebunan Nusantara XIV dalam melakukan aktivitas bisnis juga memperhatikan lingkungan sekitar.
Seperti pada penjelasan sebelumnya, PTPN XIV telah membuat Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL) yang sesuai dengan standar agar limbah yang dihasilkan dari produksi sawit menjadi CPO tidak membahayakan lingkungan dan bagi masyarakat sekitar. Limbah yang di tampung kemudian didaur ulang sehingga bisa dialirkan ke lahan lagi. Kemudian dari hasil wawancara selanjutnya dengan Pak Fadli mengatakan bahwa:
“Upaya-upaya yang kita lakukan ini sudah sesuai dengan standar pemerintah, Kendala saat penanganan lingkungan itu ada, kendalanya ya itu, anggaran yang kurang yang disebabkan perusahaan rugi, tapi bukan berarti kita mengesampingkan lingkungan”.
Dari pernyataan yang diberikan oleh Pak Fadli bahwa PT. Perkebunan Nusantara XIV sudah memperhatikan dan menjalankan peraturan yang telah ditetapkan pemerintah tentang pengelolaan lingkungan hidup. Sudah seharusnya suatu instansi atau perusahaan menjaga lingkungan sekitar
seperti yang dijelaskan pada Undang-Undang tentang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021, tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dilihat dari aktivitas bisnis yang di lakukan oleh PTPN XIV sangat bergantung dan berhubungan dengan alam, kegiatan bisnis harus dibarengi dengan pelestarian alam sehingga alam akan tetap terjaga untuk manusia dan makhluk hidup lainnya.
PT. Perkebunan Nusantara XIV telah mengeluarkan biaya-biaya untuk penanganan lingkungan, akan tetapi perusahaan tidak atau belum menyajikan secara khusus dalam laporan tahunan biaya-biaya lingkungan, dan dari penjelasan wawancara di atas saat perusahaan mengalami kerugian seperti pada tahun 2017 PTPN XIV mengalami akumulasi devisit, dalam kejadian tersebut perusahaan sangat terkendala dalam anggaran terutama biaya untuk menangani lingkungan. Akan tetapi, dengan ruginya perusahaan bukan menghambat perusahaan dalam menangani lingkungan, sebisa mungkin perusahaan melakukan kegiatan usahanya harus di barengi dengan pelestarian lingkungan dan alam.
Untuk pendapat dari peneliti sangat disayangkan jika perusahaan seperti PT. Perkebunan Nusantara XIV tidak menyajikan secara khusus terkait biaya-biaya lingkungan. Apalagi PTPN XIV ini merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sebaiknya menyajikan secara terpisah biaya-biaya lingkungan agar agar lebih transparansi dalam penyampaian informasi dalam laporan manajemen tahunan terkait biaya-biaya lingkungan.
Dalam hasil wawancara dengan Bapak Fadli selaku Kepala Subbagian Keuangan mengatakan bahwa:
“Untuk kedepannya sudah ada rencara untuk menyajikan secara khusus, tapi untuk sekarang belum”.
Dari apa yang dikatakan oleh Pak Fadli rencara yang baik untuk PTPN XIV bahwasanya untuk kedepannya akan dilakukan penyampaian secara khusus atas biaya-biaya lingkungan dalam laporan tahun. Hal itu tentu saja sangat baik karena bisa memudahkan stakeholder membaca informasi dan lebih transparansi dalam penyampain terkait biaya-biaya lingkungan.
Pemerintah juga mulai mendorong bagi perusahaan industri untuk menerapkan praktik akuntansi hijau. Sebagai bentuk upaya pemerintah memberikan penghargaan atas praktik green accounting terhadap perusahaan industry yang menerapkan. Dari penjelasan yang diberikan oleh kepala bagian keuangan bahwa green accounting belum sepenuhnya bisa dijadikan tolak ukur untuk meningkatkan keberlangsungan usaha PTPN XIV.
4. Model Green Accounting dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha PT. Perkebunan Nusantara XIV
Biaya lingkungan tidak lepas dari kegiatan perusahaan dalam menjaga kelestarian lingkungan. Laporan biaya lingkungan yang baik yaitu dengan adanya pengklasifikasian biaya lingkungan secara khusus agar memudahkan pembaca informasi dalam mendapatkan informasi. Sejalan dengan penelitian Abdullah dan Yuliana 2018 mengatakan bahwa perusahaan telah mengeluarkan biaya lingkungan, akan tetapi biaya-biaya lingkungan tersebut belum diklasifikasikan atau dikelompokkan berdasarkan kategorinya. Dari hasil wawancara dengan Bapak Fadli selaku Kasubag Keuangan mengenai pelaporan biaya lingkungan di PTPN XIV adalah:
“Dalam kegiatan atau aktivitas yang dilakukan perusahaan itu sudah pasti menghasilkan limbah, yang pastinya berdampak untuk
lingkungan. Oleh karena itu, perusahaan mengeluarkan biaya lingkungan untuk mengatasi hal itu. Tapi, untuk pengelompokan biaya lingkungan itu belum dikelompokkan berdasarkan kategorinya dan belum di sajikan secara khusus dalam laporan keuangan, perusahaan menyajikan biaya lingkungan itu masik termasuk ke dalam beban”.
Perusahaan sadar bahwa aktivitas yang dilakukan oleh PTPN XIV menghasilkan limbah yang banyak sehingga dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan sekitar. Namun perusahaan saat ini belum menyajikan biaya lingkungan tersebut secara khusus berdasarkan kategori-kategori biaya lingkungan tersebut. Hal tersebut dikarenakan dengan alasan sejauh ini belum ada stakeholder yang membutuhkan informasi terkait green accounting.
Dalam menyajikan laporan keuangannya PTPN XIV Interpretasi dan standar akuntansi baru yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan yang dipandang relevan terhadap pelaporan keuangan Kelompok Usaha namun belum berlaku secara efektif untuk laporan keungan tanggal 31 Desember 2020 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut.
PTPN XIV belum melakukan perkembangan atas pelaporan biaya-biaya lingkungan, sehingga informasi terkait biaya lingkungan dalam laporan keuangan PTPN XIV tidak bisa dianalisis secara mudah berdasarkan kategori biaya-biaya lingkungan.
Berikut adalah penyajian laporan keuangan yang disusun oleh PT.
Perkebunan Nusantara XIV yang menyatakan bahwa biaya lingkungan tidak disajikan secara khsusus berdasarkan kategorinya
Gambar 4.3
Laporan keuangan PT. Perkebunan Nusantara XIV G
a m b a r 4 . 4 L a p o r a n
K e u a n
gan PT. Perkebunan Nusantara XIV
Gambar 4.5
Laporan Keuangan PT. Perkebunan Nusantara XIV
Berdasarkan laporan keuangan yang disajikan PTPN XIV tidak ada penyajian secara ksusus terkait biaya-biaya lingkungannya. Seperti yang dikatakan oleh Pak Fadli selaku Kepala Bagian Keuangan bahwa PTPN XIV telah mengeluarkan biaya terkait lingkungan akan tetapi belum menyajikan secara khusus atas biaya-biaya tersebut. Akan lebih baik jika PTPN XIV menyajikan biaya lingkungan tersebut secara jelas berdasarkan kategori biaya-biaya lingkungan.
Kegiatan bisnis PTPN XIV kurang lebihnya akan menimbulkan dampak negative terhadap lingkungan. Untuk berbagai dampak negative yang akan ditimbulkan perusahaan, sangat diperlukan sistem untuk akuntansi lingkungan sebagai alat control untuk tanggungjawab perusahaan terhadap
Kegiatan bisnis PTPN XIV kurang lebihnya akan menimbulkan dampak negative terhadap lingkungan. Untuk berbagai dampak negative yang akan ditimbulkan perusahaan, sangat diperlukan sistem untuk akuntansi lingkungan sebagai alat control untuk tanggungjawab perusahaan terhadap