• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini di lakukan di PT. Perkebunan Nusantara XIV yang berlokasi di Jl. Urip Sumoharjo No.54, Sinrijala, Kec. Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (90232) dengan waktu penelitian selama 2 bulan pada tahun 2021, dari bulan November hingga bulan Desember.

D. Sumber Data

Adapun sumber data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data Primer, yaitu data yang di peroleh dengan mengadakan wawancara langsung ke tempat penelitian yaitu di PT. Perkebunan Nusantara XIV dan mewawancarai pejabat atau staf yang berwenang terkait dengan keperluan informasi, dan

2. Data Sekunder, yaitu data terkait fokus penelitian yang di peroleh dari luar perusahaan, seperti dokumen laporan hasil penilaian atau

jurnal terkait penelitian dan buku-buku literatur yang ada hubungannya dengan penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Diuji kebenarannya, penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Studi Lapangan, agar dapat di uji kebenarannya peneliti ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Penelitian ini menggunakan Teknik wawancara depth interview melakukan wawancara mendalam dengan pejabat atau staf yang berwenang serta dengan mengumpulkan data lainnya yang bersumber dari dokumen dan catatan perusahaan. Hal ini di lakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi yang sebenarnya terjadi di tempat kejadian. Dengan melakukan wawancara tunggal oleh Kepala Bagian Keuangan di PT. Perkebunan Nusantara XIV. Dengan melakukan wawancara terstruktur dan tidak terstruktur dimana peneliti melakukan observasi langsung di PT. Perkebunan Nusantara dan kemudian dikalukan dokumentasi.

b. Dokumen yang berkaitan dengan permasalahan yamg diangkat penulis, dokumen tersebut dapat berupa catatan, laporan keuangan dan dokumen lain yang mendukung pencarian informasi yang diperoleh dari objek penelitian. Dengan melihat laporan keuangan yang dibuat oleh PT. Perkebunan Nusantara XIV peneliti bisa mendapatkan informasi terkait rumusan masalah dalam penelitian, dimana fokus penelitian ini yaitu green accounting maka apakah

dalam laporan keuangan memliki informasi terkait green accounting apakah sudah jelas atau belum dalam penyajiannya.

2. Studi Kepustakaan, yaitu dengan membaca beberapa buku yang ada kaitannya dengan tema dan judul penelitian. Dalam hal penggunaan teori-teori untuk membahas permasalahan-permasalahan yang ada.

Hal ini membantu peneliti untuk menjadikan penelitian semakin luas dengan menambah materi-materi terkait focus penelitian dengan membaca buku dan jurnal terkait penelitian ini.

Keberhasilan dalam pengumpulan data banyak ditentukan oleh kemampuan peneliti menghayati situasi sosial yang dijadikan fokus penelitian. Untuk menentukan bentuk teknik pengumpulan data yang dibutuhkan, peneliti mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan dalam focus penelitian. Setiap rumusan pertanyaan yang ada dalam focus penelitian membutuhkan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda pula. Misalnya pada rumusan pertanyaan pertanyaan nomor satu hanya membutuhkan teknik wawancara, nomor dua selain membutuhkan teknik wawancara juga membutuhkan teknik observasi dan dokumentasi. Unutk keperluan memaparkan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini merupakan akumulasi dari semua Teknik pengumpulan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan pertanyaan nomor satu dan dua, yakni teknik pengumpulan data berbentuk wawancara, observasi dan dokumentasi.

F. Instrument Penelitian

Kegiatan penelitian yang terpenting adalah pengumpulan data. Salah satu ciri penelitian kualitatif adalah peneliti bertindak sebagai instrument sekaligus pengumpul data. Instrument selain manusia seperti angket,

pedoman wawancara, pedoman observasi dan sebagainya dapat digunakan, tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrument kunci. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif yang dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara XIV ini kehadiran peneliti adalah mutlak, karena peneliti harus berinteraksi dengan lingkungan baik manusia dan non manusia yang ada dalam kancah penelitian. Kehadiran peneliti di lapangan harus dijelaskan, apakah kehadirannya diketahui atau tidak oleh subyek penelitian. Ini berkaitan dengan keterlibatan peneliti dalam kancah penelitian, apakah terlibat aktif atau pasif (Murni, 2017).

Instrumen Penelitian adalah dengan mengemukakan alat yang di gunakan dalam menggali data dimana penelitian tersebut dilakukan dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, sehingga mudah diolah. Instrumen dalam penelitian ini di lakukan dengan cara menggunakan hasil wawancara dan observasi dari pihak yang bersangkutan, dengan cara melakukan wawancara. Dalam penelitian ini percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewe) untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan (Sugiyono, 2018). Dalam kegiatan wawancara di PT.

Perkebunan Nusantara XIV peneliti menggunakan alat bantu seperti alat untuk merekam suara dan gambar, buku, pulpen dimana peneliti merupakan instrument penting dalam penelitian ini yang bertindak langsung dalam pengumpulan data.

Instrument pengumpulan data pada penelitian ini pada dasarnya tidak terlepas dari metode pengumpulan data. Bila metode pengumpulan

datanya adalah depth interview (wawancara mendalam), instrumennya adalah pedoman wawancara terbuka/tidak tersrtuktur. Bila pengumpulan datanya adalah observasi/pengamatan, instrumennya adalah pedoman observasi atau pedoman pengamatan terbuka/tidak terstruktur. Begitupun apabila metode pengumpulan datanya adalah dokumentasi, instrumennya adalah format Pustaka atau format dokumen. Pada penelitan ini peneliti menggunakan metode wawancara, pengamatan serta dokumentasi.

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis data deskriptif kualitatif, analisis ini didasarkan pada seluruh data yang terkumpul, melalui berbagai reduksi data yaitu observasi dan wawancara, dan dokumentasi, dengan memilih, pemusatan perhatian pada penyederhanaan objek penelitian, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan dan hasil wawancara dilapangan. Menurut Miles dan Huberman (1984) dalam (Sugiyono, 2018), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. data tersebut kemudian di olah melalui tahap analisis data.

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dengan melakukan pendekatan langsung mempelajari fenomena yang terjadi pada objek penelitian melalui pendekatan secara observasi melakukan wawancara, yaitu dengan dan mengumpulkan beberapa dokumentasi yang digunakan untuk mendukung hasil penelitian. Data yang berhasil dikumpulkan dari responden akan di kelompokkan dan diolah kemudian dianalisis menggunakan metode

analisis deskriptif kualitatif yang menekankan pada pemahaman mengenai green accounting.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Instrumen interview, dimana teknik ini merupakan suatu bentuk dialog yang dilakukan oleh peneliti agar memperoleh informasi dari informa. Adapun cara menganalisis data yang doperoleh menjadi data jenuh pertama peneliti melakukan pengumpulan data, dengan menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Kemudian peneliti melakukan reduksi data pengkategorian data, pemusatan perhatian pada penyederhanaan atau transformasi dari data kasar ke data yang lebih sederhana, biasanya agar lebih menarik dalam pengolahan data wawancara bisa menggunakan tabel yang dimana dalam tabel terdapat 4 kolom yaitu terdiri dari refleksi, hasil percakapan atau wawancara, verbatim dan kolom selanjutnya analisis, akan tetapi dalam penelitian ini tidak menggunakan tabel seperti itu, peneliti dalam menuangkan hasil penelitian hanya menggunakan teks sehingga mungkin akan membuat pembaca jenuh. Kemudian dilakukan pengkodean hasil wawancara sesuai dengan kategorinya membahas fakta-fakta yang ada terkait dalam teori. Dan terakhir dilakukan proses penarikan kesimpulan.

39 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Perusahaan

PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) atau yang disingkat dengan PTPN XIV adalah perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dan peternakan, Perusahaan ini merupakan anak usaha dari PTPN III dimana PTPN III ini adalah singkatan dari PT. perkebunan Nusantara III (Persero) Holding, perusahaan ini merupakan penggabungan dari beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pengelolaan, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian/perkebunan yang ada di Indonesia bagian timur. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 11 Maret 1996 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 1996. PT. Perkebunan Nusantara ini merupakan kantor direksi dari seluruh usaha di bidang perkebunan dan peterakan.

Penggabungan beberapa perusahaan yang akhirnya sekarang menjadi PTPN XIV antara lain dari perusahaan-perusahaan antara lain, yaitu; PTP XXVIII (Persero), PTP XXXII (Persero), PT. Bina Mulya Ternak (Persero), dan Eks Proyek PTP XXIII (Persero). Di tahun 2014, pemerintah Indonesia telah resmi menyerahkan sebagian besar saham perusahaan kepada PTPN III, sebagai bagian upaya untuk membentuk holding BUMN di bidang perkebunan. Poses pembentukaannya diawali dengan pengelompokkan 26 buah PT. Perkebunan (Persero) menjadi 9 kelompok pada tahun 1994. Pada tanggal 17 September 2014,

40

berdasarkan Poeraturan Pemerintah RI Nomor 72 Tahun 2014 tentang penambahan

penyertaan modal saham pada perusahaan perseroan (persero) PT.

Perkebunan Nusantara III, saham pemerintah di PT. Perkebunan Nusantara I,II,IV sampai XIV dialihkan ke perusahaan perseroan (persero) PT. Perkebunan Nusantara III sebesar 90% (sembilan puluh persen).

(HOLDING (Perushaan Induk) PT. Perkebunan Nusantara Group).

PT. Perkebunan Nusantara XIV merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dan peternakan. PT. Perkebunan Nusantara XIV terletak di tengah kota makassar yang beralamat di Jl. Urip Sumoharjo No. 72-76, Kelurahan Sinrijala, Kecamatan Panakukkang, Kota Makassar Sulawesi Selatan. Perusahaan ini memiliki Empat unit/bidang usaha yaitu kelapa sawit, gula tebu, karet, kelapa dan kakao, serta ternak sapi, dengan wilayah kerja meliputi sebagai berikut:

a) Sulawesi Selatan 1) Kantor Direksi

Kantor direksi merupakan kantor yang bertanggung jawab penuh atas seluruh kepengurusan perseroan atas kepentingannya, sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan yang sesuai dengan ketentuan anggaran dasar perusahaan.

Kantor direksi PTPN XIV adalah kantor yang bertanggung jawab penuh atas seluruh unit usaha yang ada di Bone, Takalar, Luwu, Malili, Keera-Maroangin, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara dan Maluku Utara, Maluku dan Nusa Tenggara Barat. Kantor direksi ini PTPN XIV beralamatkan di Kota Makassar ini memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 190 karyawan, dimana 126 karyawan tetap dan 64 lainnya

merupakan karyawan tidak tetap. Dengan luas Konsesi yaitu 1.622,41 Ha, HGB 2,8227 Ha, HGU 1.515,88 Ha, dan luas lainnya 103,71 Ha.

2) Pabrik Gula Bone

Pabrik gula bone adalah salah satu usaha penghasil gula tebu yang dimiliki PTPN XIV. Perusahaan ini tepatnya beralamat di Desa Arasoe, Kecamatan Cina, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. Dengan unit usaha Tanaman Tebu sebagai penghasil gula. Pabrik gula di Bone ini memiliki jumlah karyawan sebanyak 563 orang, dimana sebanyak 210 adalah karyawan tetap dan 353 lainnya adalah karyawan tidak tetap. Pabrik gula ini memiliki kapasitas produksi 2.400 TCD (Ton Cane per Day) perhari, dengan luas lahan konsesi yaitu 6.512,39 Ha, luas HGU 7.771,53 Ha, luas HGB 89,08 Ha, luas pabrik 22,38 Ha, luas lahan tanaman 6.423,31 Ha, dan luas lainnya yaitu 1.348,22 Ha.

3) Pabrik Gula Camming

Pabrik gula camming juga merupakan salah satu pabrik gula dengan budidaya tanaman tebu untuk di olah menjadi gula tebu yang dimiliki PTPN XIV yang berada di Bone, tepatnya, beralamatkan di Desa Pitumpidange, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Pabrik gula camming memiliki kapasitas produksi 3.000 TCD, dengan jumlah karyawan sebanyak 536 orang, dimana 205 orang adalah karyawan tetap dan 331 orang lainnya merupakan karyawan tidak tetap. Pabrik gula ini memiliki luas lahan konsesi seluas

5.048,85 Ha, Luas HGB 173,00 Ha, luas HGU 9.837,04 Ha, luas pabrik 12.76 Ha, luas lahan tanaman 4.875,85 Ha, dan luas lainnya yaitu 4.788,19 Ha.

4) Pabrik Gula Takalar

Pabrik gula takalar juga adalah salah satu pabrik penghasil gula tebu yang dimiliki oleh PTPN XIV. Pabrik ini terletak di Desa Parapunganta, Kecamatan Palolmbangkeng, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan. Pabrik ini juga merupakan pabrik penghasil gula dari budidaya tebu dengan kapasitas produksi sebanyak 3.000 TCD. pabrik ini memiliki luas lahan konsesi 4.845,54 Ha, luas HGB 181,93 Ha, luas HGU 7.970,19 Ha, luas pabrik 3.06 Ha, luas lahan tanaman yaitu 4.663,61 Ha, dan luas lainnya adalah 3.303,52 Ha. Pabrik yang terletak di Takalar ini memiliki keseluruhan karyawan sebanyak 425 karyawan dengan jumlah karyawan tetap yaitu sebanyak 156 orang dan banyak karyawan tidak tetap sebanyak 269 orang.

5) Pabrik Kelapa Sawit Luwu

Salah satu unit usaha milik PTPN XIV yaitu budidaya kelapa sawit. PTPN XIV memiliki salah satu pabrik kelapa sawit yang terletak di Luwu, tepatnya di Desa Lagego, Kecamatan Burau, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Pabrik ini memiliki luas lahan konsesi seluas 4.580 Ha, memiliki luas HGU (Hak Guna Usaha) seluas 9.073,00 Ha, dengan luas pabrik 20 Ha, luas lahan tanaman 4.560 Ha, dan luas lainnya seluas 4.487 Ha. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi kelapa sawit sebanyak

30ton TBS/Jam, dimana TBS adalah Tandan Buah Segar. Di pabrik ini memiliki karyawan sebanyak 524 orang dimana 440 orang adalah karyawan tetap dan 84 orang adalah karyawan tidak tetap.

6) Kebun Keera-Maroangin

Kebun Keera-Maroangin merupakan kebun budidaya kelapa sawit milik PTPN XIV yang terletak di Desa Ciromane, Kecamatan Keera, Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan.

Kebun ini memiliki luas lahan konsesi seluas 3.515 Ha, luas HGB 7,0179 Ha, luas HGU 22.490 Ha, luas pabrik 25 Ha, luas lahan tanaman 3.490 Ha, dan luas lainnya yaitu 13.885 Ha. Jumlah karyawan di kebun ini adalah 139 karyawan, dengan jumlah karyawan tetap yaitu 105 orang karyawan tetap dan 34 orang lainnya adalah karyawan tidak tetap.

7) Kebun Malili

Kebun malili ini merupakan salah satu kebun budidaya kelapa sawit milik PTPN XIV yang berlokasi di Desa Angkona, Kecamatan Mantadulu, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Jumlah karyawan di kebun ini adalah 148 orang, dengan jumlah karyawan tetap sebanyak 110 orang, dan jumlah karyawan tidak tetap sebanyak 38 orang. Luas lahan konsesi kebun ini seluas 1.105 Ha, luas HGB seluas 5,00 Ha, luas izin lokasinya seluas 2.400 Ha, luas lahan tanaman 1.100 Ha, dan luas lahan lainnya yaitu 1.305 Ha.

b) Sulawesi Tengah

1) Kebun Beteleme

Salah satu usaha PTPN XIV yaitu budidaya pohon karet karet, di Sulawesi Tengah PTPN XIV memiliki satu kebun karet yaitu kebun Beteleme, kebun ini berlokasi di Desa Beteleme, Kecamatan Lembo, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Di kebun ini memiliki 311 orang karyawan, dimana sebanyak 130 orang merupakan karyawan tetap dan 81 orang merupakan karyawan tidak tetap. Luas lahan konsesi kebun ini adalah 1.026 Ha, luas HGU seluas 2.509,78 Ha, luas lahan tanaman yaitu 1.026 Ha, dan luas lahan lainnya adalah 1.483,78 Ha.

c) Sulawesi Tenggara 1) Kebun Asera

Kebun Asera yaitu kebun budidaya tanaman kelapa sawit milik PTPN XIV yang berlokasi di Desa Wawontoaha, Kecamatan Wiwirano, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara, dengan jumlah karyawan keseluruhan yaitu 98 orang, dimana 61 orang merupakan karyawan tetap dan 37 orang lainnya merupakan karyawan tidak tetap. Luas lahan konsesi kebun ini adalah 872 Ha, luas HGU 6.500 Ha, luas untuk lahan tanaman 872 Ha, dan luas lahan lainnya seluas 5.628 Ha.

d) Sulawesi Utara dan Maluku Utara 1) Kebun Minahasa-Halmahera

Selain kebun budidaya tanaman kelapa sawit, budidaya tebu dan budidaya tanaman karet, PTPN XIV juga memiliki

kebun budidaya tanaman kelapa. Kebun Minahasa-Halmahera merupakan adalah kebun budidaya tanaman kelapa milik PTPN XIV yang berlokasikan di Jl. Stadion Kelabat, Kelurahan Kerombasan Utara lingkungan 2, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara, dengan jumlah karyawan 39 orang, 8 orang merupakan karyawan tetap dan 31 orang lainnya merupakan karyawan tidak tetap. Kebun ini memiliki luas lahan konsesi seluas 560 Ha, luas HGU 3.440,01 Ha, luas lahan untuk tanaman 560 Ha, dan luas lahan lainnya yaitu 2.880,01 Ha.

e) Maluku

1) Kebun Awaya-Telpaputih

Kebun Awaya-Telpaputih merupakan usaha milik PTPN XIV yang membudidayakan tanaman kelapa, kakao, pala dan budidaya karet. Kebun ini berlokasi di Desa Awaya/Tananahu, Kecamatan Teluk Elpaputih, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Di kebun ini jumlah karyawannya yaitu sebanya 278 orang, dimana 219 orang merupakan karyawan tetap dan 59 orang lainnya merupakan karyawan tidak tetap. Kebun ini memiliki luas lahan konsesi seluas 4.486,13 Ha, luas HGB 0,13 Ha, luas HGU 8.830,84 Ha, luas lahan untuk tanaman 4.486 Ha, dan luas lahan lainnya yaitu 4.344,84 Ha.

f) Nusa Tenggara Timur 1) Ternak Kabaru

Ternak Kabaru merupakan unit usaha yang dimiliki PTPN XIV yang berlokasi di Desa Lianlanjang, Kecamatan Rindi,

Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Ternak Kabaru ini merupakan peternakan sapi (sistem ranch) yang memiliki luas lahan konsesi seluas 7.972,00 Ha dan luas HGU (Hak Guna Usaha) seluas 7.972,00 Ha.

2. Visi dan Misi Perusahaan

PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) merupakan perusahaan yang memiliki nilai-nilai organisasi yang harus dijalankan oleh setiap individu dalam perusahaan, nilai-nilai tersebut antara lain; Amanah, Kompeten, Kolaboratif, Harmonis, Adaptif serta Loyal. Dengan dijalankannya nilai-nilai tersebut Perusahaan sejalan dalam hal Visi dan Misinya adalah sebagai berikut:

a. Visi PT. Perkebunan Nusantara XIV

Visi dari PT. Perkebunan Nusantara XIV yaitu, sebagai berikut:

“Menjadi Perusahaan Agribisnis yang Sehat, Inovatif, Tangguh, dan Berkarakter dalam Mendukung Kemajuan Negeri”.

b. Misi PT. Perkebunan Nusantara XIV

Misi dari PT. Perkebunan Nusantara XIV yaitu, sebagai berikut:

1) Perbaikan sistem pengelolaan untuk meningkatkan produksi, produktivitas, dan kualitas pada unit usaha secara berkelanjutan dengan fokus utama pada komoditas kelapa sawit dan tebu.

2) Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme sumber daya manusia melalui pengelolaan organisasi dan engagement karyawan yang kuat.

3) Membangun rantai nilai yang handal dan adaptif.

4) Meningkatkan nilai tambah bagi shareholder melalui optimalisasi aset secara efektif dan efisien dengan menerapkan tata kelola yang baik.

5) Meningkatkan kepercayaan stakeholder melalui sinergitas kemitraan yang harmonis.

3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan hal yang penting dalam sebuah perusahaan, struktur organisasi ini diperlukan untuk mengetahui wewenang serta tanggungjawab yang dimiliki masing-masing setiap bagian yang ada dalam perusahaan agar memudahkan pembaca informasi melihat tanggung jawab setiap subbagian. Adapun struktur yang ada di PT. Perkebunan Nusantara XIV yaitu, sebagai berikut:

Gambar 4.1

Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara XIV

Dimana, keputusan RUPS PTPN XIV tahun 2017 menetapkan Prof. Dr. Ir. H. Ambo Ala, MS sebagai komisaris utama, Frono Jiwo sebagai komisaris independent, dan keputusan Menteri BUMN dan direktur utama perusahaan perseroan (Persero) PTPN III selaku para pemegang saham PTPN XIV, tanggal 19 Mei 2021 menetapkan Suhendri sebagai Direktur di PTPN XIV, keputusan direksi PTPN III tanggal 23 Agustus 2021 menetapkan Andi Arwan sebagai SEVP Operation, dan keputusan direksi PTPN III tanggal 26 Mei 2020 menetapkan Ahmad Diponegoro sebagai SEVP Business Support. Dari struktur organisasi PTPN XIV dalam diuraikan bahwa:

a. RUPS merupakan pemegang saham tertinggi dalam Perseroan, yang berperan sebagai mekanisme utama dalam tujuan melindungi

dan melaksanakan hak-hak para pemegang saham, RUPS memiliki segala hak dan kekuasaan yang tidak diberikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi.

b. Dewan Komisaris dalam PT. Perkebunan Nusantara XIV dengan masa jabatan 5 tahun memiliki hak dan tugas untuk mengawasi secara umum, mengevaluasi kinerja serta memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan perusahaan, dan melaporkan pengawasan tersebut kepada pemegang saham atau RUPS.

c. Direktur di PTPN XIV memiliki tugas tanggung jawab penuh mengkoordinir pelaksanaan seluruh pengurusan perusahaan untuk kepentingan dan tujuan perusahaan serta mewakili perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai ketentuan Anggaran Dasar.

d. Sekretaris Perusahaan di PTPN XIV yang diangkat dan oleh direksi yang bertugas untuk memastikan tercapainya atas peningkatan citra PTPN XIV melalui pengelolaan komunikasi perusahaan dengan pihak internal dan eksternal, yang membawahi secretariat dan protokoler serta tata Kelola dan komunikasi perusahaan.

e. Bagian satuan pengawas intern bertanggung jawab langsung dibawah direktur Utama yang bertugas untuk menetapkan kebijakan pengawasan internal, mengambil kesimpulan atas hasil pengawasan internal yang telah dilengkapi dengan perangkat seperti internal Audit Charter. Dengan membawahi pada bagian Audit Internal dan Manajemen Resiko.

f. Tugas dari SEVP Operation di PTPN XIV adalah merencanakan, menata, mengarakan dan mengendalikan pengelolaan Perseroan dalam mencapai tujuan di bidang tanaman, Teknik dan pengolahan, serta operational supporting komersil yang berorientasi pada sumber daya alam dan teknologi guna menghasilkan produk yang dapat dipasarkan secara efektif dan efisien yang sudah sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan. SEVP Operation membawahi dan mengkoordinir Bagian Tanaman, Bagian Teknik dan Pengolahan, Bagian Operational Supporting Komersil, Distrik, Kebun serta Unit.

g. SEVP Business Support di PTPN XIV betugas merencanakan, menata, mengarahkan dan mengendalikan pengelolaan di setiap bidang yang dibawahinya yaitu; Pertama, Bidang Keuangan dan Akuntansi yang bertugas mengontrol aktivitas keuangan atau transaksi keuangan. Kedua, Bidang Sumber Daya Manusia yang bertugas untuk menganalisa kebutuhan akan tenaga kerja, pengadaan karyawan baru serta mengembangkan kemamppuan orientasi tenaga kerja, pension, pengunduran diri dan pemberhentian. Ketiga Bidang Pengadaan dan Umum bertugas untuk Menyusun petunjuk untuk teknis dan rencana umum pengadaan barang, pengendalian dan evaluasi kebijakan dalam proses pengadaan barang dan tugas lainnya sesuai dengan bidangnya. Serta keempat Bidang Perencanaan dan Sustainability bertugas melakukan pengawasan dan melaporkan terhadap laporan tahunan dalam mencapai tujuan yang sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan.

B. Hasil Penelitian

1. Penerapan Sistem Informasi Akuntansi di PT. Perkebunan Nusantara XIV

Di Indonesia menganut empat jenis Standar Akuntansi Keuangan atau biasa disebut dengan empat pilar utama SAK. Setiap entitas atau perusahaan pasti menggunakan standar akuntansi demi memudahkan perusahaan untuk penyusunan laporan keuangan dan dapat

Di Indonesia menganut empat jenis Standar Akuntansi Keuangan atau biasa disebut dengan empat pilar utama SAK. Setiap entitas atau perusahaan pasti menggunakan standar akuntansi demi memudahkan perusahaan untuk penyusunan laporan keuangan dan dapat

Dokumen terkait