Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan cara melakukan wawancara antara peneliti dengan pihak perusahaan yaitu bapak Fadli selaku Kepala Keuangan di PT. Perkebunan nusantara XIV. Dari hasil wawancara
antara dua belah pihak ini peneliti adalah peran utama dalam penelitian ini.
Dengan mengumpulkan data menggunakan teknik wawancara secara langsung ke tempat penelitian, keudian data yang dikumpulkan pada hasil penelitian direduksi sesuai dengan apa fokus penelitian ini yaitu mengenai green accounting, diuraikan dari pembahasan umum hingga inti dari penelitian ini. Kemudian tahap akhir yaitu di tarik kesimpulan daru uraian penelitian terkait bagaimana implementasi green accounting di PT. Perkebunan Nusantara XIV dalam meningkatkan keberlangsungan usahanya.
PT. Perkebunan Nusantara XIV merupakan perusahaan perkebunan dan peternakan yang memiliki kaitan besar terhadap lingkungan. Keberadaan green accounting merupakan dasar untuk menuntut kesadaran penuh perusahaan terhadap lingkungan. Green accounting diterapkan dalam perusahaan untuk mengidentifikasi, menyajikan, mengakui, dan mengungkapkan biaya lingkungan PTPN XIV. Green Accounting menggambarkan upaya dalam menggabungkan manfaat lingkungan dan biaya dalam pengambilan keputusan ekonomi (Pratiwi dan Pravasanti, 2018).
Green accounting dapat dijadikan alat ukur oleh masyarkat terhadap kegiatan atau aktivitas produksi yang dilakukan oleh perusahaan terutama pada PTPN XIV.
Dalam menjalankan usahanya PTPN XIV harus memperhatikan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi demi kelancaran usahanya. Aspek tersebut adalah hal yang wajib di perhatikan oleh perusahaan, dimana perusahaan bertanggungjawab atas pelestarian lingkungan karena seluruh proses kegiatan usaha sangat berhubungan dengan alam serta lingkungan masyarakat yang harus dijaga.
Perusahaan memiliki tanggung jawab sosial terutama PTPN XIV, perusahaan harus memperhatikan tanggung jawab tersebut agar kegiatan produksi perusahaan berjalan dengan baik dan lancar. Tanggung jawab perusahaan bukan hanya meningkatkan perekonomian perusahaan, terutama tanggung jawab atas pelestarian lingkungan agar lingkungan tetap terjaga dan tidak mengganggu atau merugikan masyarakat ataupun lingkungan sekitar, dalam mencapai tujuan perusahaan, perusahaan harus memperhatikan tanggung jawab perusahaan tersebut terhadap sosial dan lingkungan.
Tanggung jawab sosial merupakan komitmen berkelanjutan dari perusahaan untuk berperilaku etik dan sumbangan bagi pembangunan ekonomi dengan cara mamjukan kualitas kehidupan para pekerja dan keluarganya serta masyarakat setempat dalam arti yang lebih luar.
Implementasi green accounting pada perusahaan akan mengurangi terjadinyaa pencemaran lingkungan disekitar perusahaan. Semakin meningkatnya kesadaran manusia akan dampak kerusakan lingkungan yang akan mempengaruhi keberlangsungan hidup di masa yang akan datang, sehingga tuntutan masyarakat lebih besar. Karena pelestarian lingkungan di samping bermanfaat bagi masyarakat di sekitar juga bermanfaat bagi perusahaan secara jangka panjang. Penerapan green accounting pada perusahaan swasta diatur dalam PP No. 47 Tahun 2012 yang merupakan tindak lanjut dari UU Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007.
Dalam menjalankan usahanya, perusahaan diwajibkan untuk memahami dan menerapkan konsep green accounting, dikarenakan selain sebagai penyumbang perekonomian juga berperan dalam menghasilkan limbah yang dapat mencemari lingkungan. Untuk itu diperlukan pengelolaan limbah
dengan baik agar tidak mencemari lingkungan. Dengan adanya pengelolaan limbah tersebut dibutuhkan biaya untuk mengoperasionalkannya, biaya tersebut memerlukan biaya tersendiri yang disebut biaya lingkungan.
PT. Perkebunan Nusantara XIV dalam melakukan kegiatan produksinya sangat memperhatikan dan telah berkontribusi untuk lingkungan sekitar, dapat dilihat dari upaya-upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi lingkungan agar tidak tercemar. Menjaga lingkungan adalah tugas wajib bagi setiap perusahaan, dalam penerapan green accounting PT. Perkebunan Nusantara XIV telah mengambil langkah-langkah yang baik untuk menjaga lingkungan dari kegiastan usahanya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Fadli selaku Kepala Subbagian Keuangan bahwa PT. Perkebunan Nusantara XIV sudah menerapkan green accounting. Akan tetapi, dari hasil wawancara dapat kita ketahui bahwa biaya-biaya tersebut (biaya-biaya lingkungan) belum di kelompokkan atau diklasifikasikan berdasarkan kategori biaya yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan. Penyajian biaya-biaya lingkungan belum disajikan secara efektif dalam laporan keuangan tahunan milik PTPN XIV.
PT. Perkebunan Nusantara XIV belum menyajikan secara khusus terkait biaya-biaya lingkungan karena sejauh ini belum ada stakeholder yang membutuhkan informasi tersebut. Untuk biaya-biaya lingkungan perusahaan masih menyajikan biaya lingkungan tersebut ke dalam unit serumpun yang di akui sebagai beban. Akan lebih baik jika untuk kedepannya PTPN XIV menyajikan secara khusus kalisifikasi biaya-biaya lingkungan agar lebih memudahkan stakeholders memahami informasi terkait green accounting dan secara tidak langsung green accounting dapat menjadi sarana untuk
menunjang keberlangsungan usaha perusahaan di masa sekarang dan masa yang akan datang. Selain itu dengan penerapan green accounting dapat memudahkan perusahaan mengkalasifikasikan unit biaya lingkungan atas biaya yang dikeluarkan untuk pelestarian lingkungan.
Berdasarkan hasil penelitian, implementasi green accounting dalam meningkatkan keberlangsungan perusahaan pada PT. Perkebunan Nusantara XIV belum sepenuhnya menerapkan green accounting dan belum menyajkan secara khusus biaya terkait green accounting berdasarkan kategorinya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Juliati (2016) dan Nur Azizah (2018) yang menyatakan bahwa dalam laporan tahunan PTPN XIV belum menyajikan secara khusus biaya-biaya terkait green accounting.
75
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, bahwa PT.
Perkebunan Nusantara XIV dalam melakukan kegiatan produksinya sangat memperhatikan dan telah berkontribusi untuk lingkungan sekitar. PT.
Perkebunan Nusantara XIV telah melakukan upaya pelestarian lingkungan dalan kegiatan industrinya.
PT. Perkebunan Nusantara XIV telah mengeluarkan anggaran untuk menjaga lingkungan, akan tetapi mengenai biaya-biaya lingkungan yang telah dikeluarkan untuk saat ini perusahaan belum menyampaikan secara khusus berdasarkan kategorinya dalam laporan keuangannya. Ini dibuktikan dengan tidak adanya pencatatan secara khusus mengenai biaya lingkungan dalam laporan tahunan yang dikeluarkan oleh PTPN XIV. Untuk biaya-biaya lingkungan perusahaan masih menyajikan biaya lingkungan tersebut ke dalam unit serumpun yang di akui sebagai beban. Green Accounting belum sepenuhnya menjadi tolak ukur unutk meningkatkan keberlangsungan PTPN XIV.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PT. Perkebunan Nusantara XIV telah melakukan penerapan green accounting, akan tetapi belum sepenuhnya menerapkan. Selain itu, PT. Perkebunan Nusantara XIV tidak menyajikan secara khusus klasifikasi biaya-biaya lingkungan ke dalam laporan tahunan perusahaan karena dengan alasan sejauh ini belum ada stakeholder yang membutuhkan informasi terkait green accounting.
B. Saran
Peneliti sadar bahwa terdapat banyak kekurangan dan belum sempurna dalam melakukan penelitian ini. Sehingga peneliti kepada semua pihak yang memiliki keperluan dengan hasil penelitian ini menyarankan untuk:
1. Saran bagi penelitian selanjutnya
Saran untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk menganalisis data terkait penelitian ini secara luas bagaimana klasifikasi dan perlakuan terhadap biaya-biaya lingkungan bahwa pada dasarnya aktivitas perusahaan yang melibatkan lingkungan dapat menimbulkan biaya lingkungan yang dapat dikaji secara luas.
2. Saran bagi perusahaan
Saran untuk perusahaan untuk kedepannya diharapkan untuk bisa menyajikan secara khusus terkait biaya lingkungan agar lebih memudahkan stakeholder pembaca informasi untuk kepentingan masing-masing terkait green accounting dalam menganalisis laporan keuangan tahunan. Perusahaan mengkalisifikasikan secara khusus biaya lingkungan merupakan hal yang dapat menunjang keberlangsungan perusahaan secara tidak langsung.
C. Keterbatasan
Dalam melakukan penelitian peneliti mendapatkan beberapa keterbatasan terkait penelitian, antara lain sebagai berikut:
1) Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memiliki kendala yaitu minimnya informasi yang di dapatkan dari perusahaan terkait informasi mengenai biaya lingkungan.
2) Dalam laporan keuangan PT. Perkebunan Nusantara XIV belum di sajikan secara khusus terkait biaya-biaya lingkungan yang dikeluarkan oleh perusahaan.
3) PT. perkebunan Nusantara XIV tidak menerapkan green accounting karena sejauh ini belum ada stakeholder yang membutuhkan informasi terkait green accounting.
4) Tidak ada transparansi secara pengelompokkan biaya lingkungan terkait biaya penanganan lingkungan yang dilakukan PT. Perkebunan Nusantara XIV.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. W. (2017). Efek Green Accounting Terhadap Material Flow Cost Accounting Dalam Meningkatkan Keberlangsungan Perusahaan.
Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 166-186.
Adnyana, D. G., Atmadja, A. T., & Herawati, N. T. (2017). Analisis Penerapan Akuntansi Lingkungan pada Badan Milik Desa Untuk Mewujudkan Green Accounting. 1-11.
Astiti, W. (2014). Implementasi Green Accounting Berbasis University Social Responsibility (USR) Di Universitas Negeri Yogyakarta. 134-149.
Dewi, P. P., & Narayana, I. P. (2020). Implementasi Green Accounting, Profitabilitas dan Corporate Social Responsibility pada Nilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi, 3252-3262.
Faizah, B. Q. (2020). Penerapan Green Accounting Terhadap Kinerja Keuangan. Jurnal Riset Akuntansi Kontemporer, 94-99.
Fauzi. (2017). Pengantar Manajemen. Semarang: Andi.
Ginting, S., & Tarihoran, A. (2017). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pernyataan Going Concern. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil, 9-20.
Hamidi. (2019). Analisis Penerepan Green Accounting Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. 23-36.
Hardiyanti. (2017). Peran Green Accounting dalam upaya Mencegah Pencemaran Lingkungan Untuk Menunjang Keberlangsungan Usaha.
21-30.
Maya, M., Mukhzardfa, & P.A, E. D. (2018). Analisis Pengaruh Penerapan Green Accounting Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Kasus pada Celebrate the Succes of Top 20 Companies in Asia). 39-46.
Musyarofah, S. (2013). Analisis Penerapan Green Accounting Di Kota Semarang. Accounting Analysis Journal, 352-359.
Puspitasari, D., & Rokhimah, Z. P. (2018). Pemahaman dan Kepedulian dalam Penerapan Green Accounting pada UKM Tempe di Kelurahan Krobokan, Kecamatan Semarang Barat. Jurnal Ilmiah Akuntansi, 116-131.
Salsabilah, R. (2020). Green Accounting Dalam Konsep Rahmatan Lil Alamin Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Magelang. 317-329.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kualitatif. In Edisi 3: Sofia Yustiani Suryandari.
Sumarsan , T. (2017). Akuntansi Dasar dan Aplikasi Bisnis. Yogyakarta:
Indeks.
T, P. B. (2015). Sistem Akuntansi Perhotelan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wulandari, R., Natasari, D., & Faiz, I. A. (2019). Penerapan Akuntansi Lingkungan Pada Badan Usaha Milik Desa Untuk Mewujudkan Green Accounting. 169-188.
Yuliana, Y. K., & Sulistyawati, A. I. (2021). Green Accounting: Pemahaman dan Kepedulian Dalam Penerapan. Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi, 45-59.
Zulhaimi, H. (2015). Pengaruh Penerapan Green Accounting Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, 603-616.
L
A
M
P
I
R
A
N
NASKAH WAWANCARA DAN JAWABAN
Narasumber: Bapak Fadli (Kepala Subbagian Keuangan)
1. Apakah PT. Perkebunan Nusantara XIV menerapkan green accounting?
Jawaban: “Kalau implementasi terhadap lingkungan yaitu menjaga lingkungan perusahaan sudah menjalankan kegiatan atau upaya untuk lingkungan juga. Seperti saat ini PTPN XIV dibidang kelapa sawit sudah mendapatkan sertifikasi dengan peringkat biru dalam pengelolaan lingkungan hidup”.
2. Apakah PT. Perkebunan Nusantara XIV mengimplementasikan green accounting dalam laporan keuangan?
Jawaban: “Laporan tahunan itu green accounting belom di masukkan secara khusus, karena kenapa? Karena kita masih memang untuk kebutuhan itu sejauh ini belum sampai atau belum ada rumusan untuk ke arah menerapkan hal itu kedalam laporan manajemennya. Selain itu juga belum ada stakeholder yang membutuhkan penyampaian terkait green accounting sejauh ini”.
3. Mengapa perusahaan tidak mengimplementasikan green accounting?
Jawaban: kenapa perusahan belum menyajikan biaya-biaya terkait lingkungan y aitu tadi karna sejauh ini belum ada stakeholder yang memelurkan informasi terkait biaya-biaya lingkungan”.
4. Bagaimana PT. Perkebunan Nusantara XIV dalam penerapan green accounting demi meningkatkan keberlangsungan perusahaan?
Jawaban: “Dalam kegiatan atau aktivitas yang dilakukan perusahaan itu sudah pasti menghasilkan limbah, yang pastinya berdampak untuk
lingkungan. Oleh karena itu, perusahaan mengeluarkan biaya lingkungan untuk mengatasi hal itu”.
5. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan PT. Perkebunan Nusantara XIV dalam menjaga lingkungan?
Jawaban: “Di kebun sawit untuk menangani lingkungan itu kita ada pabrik sawit, nah di pabrik ini ada yang Namanya IPAL (Instalasi Pengolahan Limbah), jadi limbahnya itu dibuat agar tidak mencemari lingkungan, limbah itu memiliki penampungan sendiri jadi tidak akan mencemari lingkungan. Di kebun sawit untuk menangani lingkungan itu kita ada pabrik sawit, nah di pabrik ini ada yang Namanya IPAL (Instalasi Pengolahan Limbah), jadi limbahnya itu dibuat agar tidak mencemari lingkungan, limbah itu memiliki penampungan sendiri jadi tidak akan mencemari lingkungan. untuk pabrik tebu kita kan untuk megurangi karbon, untuk mengurangi emisi kita tidak menggunakan solar, kita menggunakan bahan bakar yang emisinya rendah, jadi asapnya tidak terlalu banyak, walaupun biayanya lebih tinggi tapi kita lebih cenderung ke arah untuk mengurangi polusi karbon agar lingkungan tetap terjaga”.
6. Kendala apa saja yang didapat dari upaya menjaga lingkungan?
Jawaban: “Salah satu kendala yaitu anggarannya kurang jadi perusahaan belum bisa membuat Langkah lain untuk menjaga lingkungan, untuk saat ini perusahaan menjaga lingkungan itu dengan cara mengatasi limbah dari pabrik”.
7. Apa yang diharapkan perusahaan dalam penerapan green accounting?
Jawaban: “untuk kedepan sudah ada rencara dalam menyampaikan biaya lingkungan, tapi untuk saat ini belu, karna anggaran saat ini belum ada”.
8. Apakah PT. Perkebunan Nusantara XIV telah melakukan penyampaian laporan tahunan mengenai green accounting?
Jawaban: “Dalam laporan keuangan perusahaan belum menyajikan terkait green accounting secara khusus, biaya terkait lingkungan atau upaya menjaga lingkungan perusahaan masih memasukkannya kedalam beban-beban, belum di kelompokkan secara khusus berdasarkan kategorinya”.
Jawaban:
9. Bagaimana perusahaan mengklasifikasikan biaya-biaya lingkungan?
Jawaban: “Dalam kegiatan atau aktivitas yang dilakukan perusahaan itu sudah pasti menghasilkan limbah, yang pastinya berdampak untuk lingkungan. Oleh karena itu, perusahaan mengeluarkan biaya lingkungan untuk mengatasi hal itu. Tapi, untuk pengelompokan biaya lingkungan itu belum dikelompokkan berdasarkan kategorinya dan belum di sajikan secara khusus dalam laporan keuangan, perusahaan menyajikan biaya lingkungan itu masik termasuk ke dalam beban”.
10. Bagaimana proses kegiatan usaha PTPN XIV terkait pengadaan barang yang siap untuk di jual?
Jawaban: “Dalam melakukan kegiatan produksi khususnya untuk pabrik sawit kita pabrik memiliki Langkah-langkah untuk bisa menjadikan barang mentah menjadi barang yg berkualitas dan siap jual, yaitu mulai dari memelihara tanaman, panen, kemudian sawit tersebut dipisahkan dari tongkosnya, dan kemudian biji sawit dipisahkan dari daging dan setelah itu di jadikan minyak mentah dengan beberapa proses yang telah dilewati”.
DOKUMENTASI PADA SAAT PROSES WAWANCARA
BIOGRAFI PENULIS
RIA HAYATUNNUFUS panggilan ria lahir di Mamuju Tengah pada tanggal 26 Agustus 1998 dari pasangan suami istri Bapak Lalu Muhali dan Ibu Marhayati. Peneliti adalah anak kelima dari 6 bersaudara. Peneliti sekarang bertempat tinggal di Dusun Purwodadi, Desa Kuo Kecamatan Pangale, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat. Pendidikan yang ditempuh oleh peneliti yaitu SD Inpres Purwodadi lulus tahun 2010, SMP Negeri 1 Malunda lulus tahun 2013, dan SMA Negeri 1 Pangale lulus tahun 2016, dan mulai tahun 2017 mengikuti Program S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar sampai dengan sekarang. Sampai dengan penulisan skripsi ini peneliti masih terdaftar sebagai mahasiswa Program S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.