• Tidak ada hasil yang ditemukan

P U T U S A N Nomor : 51 PK/Pid/2006

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "P U T U S A N Nomor : 51 PK/Pid/2006"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

P U T U S A N Nomor : 51 PK/Pid/2006

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

memeriksa perkara pidana dalam peninjauankembali telah mengambil putusan sebagai berikut dalam perkara Terpidana :

N a m a : ROBBY SETIADY ; Tempat Lahir : Jakarta ;

Umur/Tanggal Lahir : 45 Tahun/21 Agustus 1959 ; Jenis Kelamin : Laki-Laki ;

Kebangsaan : Indonesia ;

Tempat Tinggal : Jalan Mardani Raya No.12 Johar Baru, Jakarta Pusat ;

Agama : Kristen ; Pekerjaan : Wiraswasta ;

Pemohon Peninjauankembali/Terpidana berada di dalam tahanan : 1. Penyidik sejak tanggal 15 Mei 2004 sampai dengan tanggal 3

Juni 2004 ;

2. Perpanjangan oleh Penuntut Umum sejak tanggal 4 Juni 2004 sampai dengan tanggal 13 Juli 2004 ;

3. Penuntut Umum sejak tanggal 1 Juli 2004 sampai dengan tanggal 20 Juli 2004 ;

4. Hakim Pengadilan Negeri sejak tanggal 16 Juli 2004 sampai dengan tanggal 14 Agustus 2004 ;

5. Perpanjangan oleh Wakil Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 15 Agustus 2004 sampai dengan tanggal 13 Oktober 2004 ; 6. Hakim Pengadilan Tinggi sejak tanggal 8 Oktober 2004 sampai

dengan tanggal 6 November 2004 ;

7. Perpanjangan oleh Ketua Pengadilan Tinggi sejak tanggal 7 November 2004 sampai dengan tanggal 5 Januari 2005 ;

Mahkamah Agung tersebut ;

Membaca surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat yang berbunyi sebagai berikut :

PRIMAIR :

Bahwa ia Terdakwa ROBBY SETIADY pada hari Jum’at, tanggal 14

(2)

Mei 2004 sekitar jam 19.00 WIB atau pada waktu-waktu lain dalam bulan Mei 2004, bertempat di Jalan Sukabumi, Menteng, Jakarta Pusat atau pada tempat-tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, secara tanpa hak memiliki, menyimpan dan atau membawa psikotropika golongan I jenis ecstasy sebanyak 100 (seratus) butir, perbuatan tersebut Terdakwa lakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

- Pada hari Juma’t, tanggal 14 Mei 2004 sekitar pukul 17.00 WIB, saksi MARGANDA SIAHAAN mendapat informasi dari salah seorang anggota masyarakat yang tidak mau menyebutkan identitasnya yang mengatakan, bahwa orang yang bernama RUDY dengan ciri-ciri rambut agak panjang lurus, kulit putih keturunan Cina dan matanya agak sipit sering mengedarkan narkoba jenis ecstasy yang pembelinya adalah orang-orang yang naik mobil di sekitar Jalan Sukabumi, Menteng, Jakarta Pusat ; - Berdasarkan informasi tersebut, kemudian saksi MARGANDA

SIAHAAN beserta saksi ARIE PURWANTO dan anggota team lainnya dibawah pimpinan KOMPOL SINTO sekitar pukul 18.20 WIB mendatangi tempat tersebut, pada saat dilakukan pengamatan di Jalan Sukabumi, Menteng, Jakarta Pusat tidak diketemukan laki-laki yang sesuai dengan ciri-ciri yang disebutkan pemberi informasi, kemudian saksi MARGANDA SIAHAAN beserta saksi ARIE PURWANTO dan anggota team lainnya melakukan penyisiran di Jalan Sukabumi, Menteng, Jakarta Pusat, pada saat melakukan penyisiran tersebut saksi MARGANDA SIAHAAN dan saksi ARIE PURWANTO melihat seorang laki-laki yang sedang duduk di depan rumah No.31 Jalan Sukabumi, Menteng, Jakarta Pusat, orang tersebut terlihat gelisah sekali dan berjalan mondar-mandir, sehingga saksi MARGANDA SIAHAAN dan saksi ARIE PURWANTO menjadi curiga, maka pada sekitar pukul 19.00 WIB, saksi MARGANDA SIAHAAN mendekati orang tersebut dan langsung bertanya “MAS NAMANYA RUDY YA” yang dijawab ‘BUKAN PAK, SAYA ROBBY”, kemudian saksi MARGANDA SIAHAAN bertanya kembali “MAS TUNGGU SIAPA DISINI” dan dijawab “NUNGGU TEMAN SAYA PAK”, selanjutnya

(3)

saksi MARGANDA SIAHAAN bertanya kembali “SIAPA NAMA TEMAN MAS” dan dijawab ‘RUDY PAK”, setelah mendapat jawaban bahwa orang tersebut sedang menunggu temannya yang bernama RUDY, kemudian saksi MARGANDA SIAHAAN dan ARIE PURWANTO langsung menangkap orang yang mengaku bernama ROBBY tersebut, sambil mengatakan bahwa saya Anggota Polisi dari Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya, sambil menunjukkan Surat Tugas, selanjutnya saksi MARGANDA SIAHAAN bertanya kepada Terdakwa ROBBY SETIADY “KAMU TEMANNYA RUDY YA DAN APA YANG KAMU BAWA ITU” yang dijawab Terdakwa “INI BARANGNYA RUDY PAK DAN SAYA HANYA DISURUH MEMBAWA SEBENTAR” terus saksi MARGANDA SIAHAAN bertanya kembali “RUDY SEKARANG ADA DIMANA” dan dijawab oleh Terdakwa “RUDY LAGI AMBIL UANG DI ATM BCA MANGGARAI PAK” setelah mendapat jawaban tersebut, kemudian saksi MARGANDA SIAHAAN melakukan penyitaan terhadap bungkusan yang dipegang dengan tangan kanan Terdakwa tersebut, dan ternyata ketika dibuka di hadapan Terdakwa ROBBY SETIADY bungkusan tersebut berisi ecstasy warna merah sebanyak 100 (seratus) butir ;

- Setelah melakukan penangkapan dan penyitaan, kemudian Terdakwa dimasukkan ke dalam mobil sambil menunggu RUDY datang dan sekitar pukul 21.00 WIB, saksi MARGANDA SIAHAAN dan saksi ARIE PURWANTO diberitahu oleh Terdakwa ROBBY SETIADY, bahwa orang yang naik sepeda motor yang sedang melihat ke kanan dan ke kiri adalah RUDY, kemudian saksi MARGANDA SIAHAAN dan saksi ARIE PURWANTO turun dari mobil dan mendekati motor yang berhenti, namun saat akan dilakukan penangkapan, RUDY kabur dengan mengendarai sepeda motornya menuju ke arah Manggarai, selanjutnya dilakukan pengejaran, namun kehilangan jejak, kemudian Terdakwa ROBBY SETIADY berikut barang bukti dibawa ke Polda Metro Jaya untuk diperiksa lebih lanjut ;

- Bahwa berdasarkan Hasil pemeriksaan Kriminalistik No.LAB : 2347/KNF/2004 tanggal 27 Mei 2004 yang pada kesimpulannya

(4)

menyatakan bahwa barang bukti berupa 100 (seratus) butir tablet warna merah adalah benar mengandung MDMA dan terdaftar dalam Golongan I Nomor urut 11 Lampiran Undang-Undang Republik Indonesia No.5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika ; - Terdakwa mengetahui bahwa memiliki, membawa dan atau

menyimpan psikotropika jenis ecstasy adalah dilarang oleh undang-undang ;

Perbuatan Terdakwa ROBBY SETIADY diatur dan diancam pidana berdasarkan Pasal 59 ayat (1) huruf e Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika ;

SUBSIDAIR :

Bahwa ia Terdakwa ROBBY SETIADY pada waktu dan tempat sebagaimana telah diuraikan dalam dakwaan Primair di atas, menerima penyerahan psikotropika selain yang ditetapkan dalam Pasal 14 ayat (3) yakni “Penyerahan Psikotropika oleh Apotik, Rumah Sakit, Puskesmas dan Balai Pengobatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilakukan kepada pengguna/pasien”. Dan pasal 14 ayat (4) yakni “Penyerahan Psikotropika oleh Apotik, Rumah Sakit, Puskesmas dan Balai Pengobatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan resep dokter”, perbuatan tersebut Terdakwa lakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

- Pada hari Juma’t, tanggal 14 Mei 2004 sekitar pukul 17.00 WIB, saksi MARGANDA SIAHAAN mendapat informasi dari salah seorang anggota masyarakat yang tidak mau menyebutkan identitasnya yang mengatakan, bahwa orang yang bernama RUDY dengan ciri-ciri rambut agak panjang lurus, kulit putih keturunan Cina dan matanya agak sipit sering mengedarkan narkoba jenis ecstasy yang pembelinya adalah orang-orang yang naik mobil di sekitar Jalan Sukabumi, Menteng, Jakarta Pusat ; - Berdasarkan informasi tersebut, kemudian saksi MARGANDA

SIAHAAN beserta saksi ARIE PURWANTO dan anggota team lainnya dibawah pimpinan KOMPOL SINTO sekitar pukul 18.20 WIB mendatangi tempat tersebut, pada saat dilakukan pengamatan di Jalan Sukabumi, Menteng, Jakarta Pusat tidak diketemukan laki-laki yang sesuai dengan ciri-ciri yang disebutkan

(5)

pemberi informasi, kemudian saksi MARGANDA SIAHAAN beserta saksi ARIE PURWANTO dan anggota team lainnya melakukan penyisiran di Jalan Sukabumi, Menteng, Jakarta Pusat, pada saat melakukan penyisiran tersebut saksi MARGANDA SIAHAAN dan saksi ARIE PURWANTO melihat seorang laki-laki yang sedang duduk di depan rumah No.31 Jalan Sukabumi, Menteng, Jakarta Pusat, orang tersebut terlihat gelisah sekali dan berjalan mondar-mandir, sehingga saksi MARGANDA SIAHAAN dan saksi ARIE PURWANTO menjadi curiga, maka pada sekitar pukul 19.00 WIB, saksi MARGANDA SIAHAAN mendekati orang tersebut dan langsung bertanya “MAS NAMANYA RUDY YA” yang dijawab ‘BUKAN PAK, SAYA ROBBY”, kemudian saksi MARGANDA SIAHAAN bertanya kembali “MAS TUNGGU SIAPA DISINI” dan dijawab “NUNGGU TEMAN SAYA PAK”, selanjutnya saksi MARGANDA SIAHAAN bertanya kembali “SIAPA NAMA TEMAN MAS” dan dijawab ‘RUDY PAK”, setelah mendapat jawaban bahwa orang tersebut sedang menunggu temannya yang bernama RUDY, kemudian saksi MARGANDA SIAHAAN dan ARIE PURWANTO langsung menangkap orang yang mengaku bernama ROBBY tersebut, sambil mengatakan bahwa saya Anggota Polisi dari Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya, sambil menunjukkan Surat Tugas, selanjutnya saksi MARGANDA SIAHAAN bertanya kepada Terdakwa ROBBY SETIADY “KAMU TEMANNYA RUDY YA DAN APA YANG KAMU BAWA ITU” yang dijawab Terdakwa “INI BARANGNYA RUDY PAK DAN SAYA HANYA DISURUH MEMBAWA SEBENTAR” terus saksi MARGANDA SIAHAAN bertanya kembali “RUDY SEKARANG ADA DIMANA” dan dijawab oleh Terdakwa “RUDY LAGI AMBIL UANG DI ATM BCA MANGGARAI PAK” setelah mendapat jawaban tersebut, kemudian saksi MARGANDA SIAHAAN melakukan penyitaan terhadap bungkusan yang dipegang dengan tangan kanan Terdakwa tersebut, dan ternyata ketika dibuka di hadapan Terdakwa ROBBY SETIADY bungkusan tersebut berisi ecstasy warna merah sebanyak 100 (seratus) butir ;

- Setelah melakukan penangkapan dan penyitaan, kemudian

(6)

Terdakwa dimasukkan ke dalam mobil sambil menunggu RUDY datang dan sekitar pukul 21.00 WIB, saksi MARGANDA SIAHAAN dan saksi ARIE PURWANTO diberitahu oleh Terdakwa ROBBY SETIADY, bahwa orang yang naik sepeda motor yang sedang melihat ke kanan dan ke kiri adalah RUDY, kemudian saksi MARGANDA SIAHAAN dan saksi ARIE PURWANTO turun dari mobil dan mendekati motor yang berhenti, namun saat akan dilakukan penangkapan, RUDY kabur dengan mengengkapan, RUDY kabur dengan menge arah Manggarai, selanjutnya dilakukan pengejaran, namun kehilangan jejak, kemudian Terdakwa ROBBY SETIADY berikut barang bukti dibawa ke Polda Metro Jaya untuk diperiksa lebih lanjut ;

- Bahwa berdasarkan Hasil pemeriksaan Kriminalistik No.LAB : 2347/KNF/2004 tanggal 27 Mei 2004 yang pada kesimpulannya menyatakan bahwa barang bukti berupa 100 (seratus) butir tablet warna merah adalah benar mengandung MDMA dan terdaftar dalam Golongan I Nomor urut 11 Lampiran Undang-Undang Republik Indonesia No.5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika ; - Terdakwa ROBBY SETIADY menerima penyerahan 100 (seratus)

butir ecstasy tersebut dari RUDY (DPO) tanpa dilengkapi resep dokter serta Terdakwa bukan merupakan pengguna/pasien ketergantungan obat/psikotropika ;

- RUDY (DPO) pada saat menyerahkan 100 (seratus) butir ecstasy kepada Terdakwa ROBBY SETIADY bertindak atas nama perorangan, bukan atas nama Apotek, Rumah Sakit, Balai Pengobatan dan dokter ;

- Terdakwa ROBBY SETIADY mengetahui bahwa menerima penyerahan psikotropika adalah dilarang oleh undang-undang ; Perbuatan Terdakwa ROBBY SETIADY diatur dan diancam pidana berdasarkan Pasal 60 ayat (5) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika ;

Membaca tuntutan Jaksa Penuntut Umum tanggal 30 September 2004 yang isinya adalah sebagai berikut :

1. Menyatakan Terdakwa ROBBY SETIADY bersalah melakukan tindak pidana tanpa hak membawa Psikotropika Golongan I

(7)

sebagaimana diatur dalam Pasal 59 ayat (1) huruf e Undang- Undang No.5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika ;

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa ROBBY SETIADY dengan pidana penjara selama 8 (delapan) tahun potong tahanan sementara dengan perintah Terdakwa tetap ditahan, denda Rp.150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) Subsidair 5 (lima) bulan kurungan ;

3. Menyatakan barang bukti berupa :

- 100 (seratus) pil ekstasy, sisa Laboratorium 92 butir, dirampas untuk dimusnahkan ;

4. Menetapkan agar Terdakwa ROBBY SETIADY membayar biaya perkara sebesar Rp.1.000,- (seribu rupiah) ;

Membaca putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 4 Oktober 2004 No.1237/Pid.B/2004/PN.Jkt.Pst., yang amarnya berbunyi sebagai berikut :

- Menyatakan Terdakwa ROBBY SETIADY tersebut terbukti bersalah secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana tanpa hak membawa Psikotropika Golongan I ;

- Menghukum Terdakwa dengan pidana penjara selama : 8 (delapan) tahun, dan denda Rp.150.000.000,- (saratus lima puluh juta rupiah) Subsidair 5 (lima) bulan kurungan ;

- Menetapkan pidana yang dijatuhkan dikurangkan seluruhnya dari tahanan yang telah dijalani Terdakwa ;

- Menetapkan Terdakwa tetap ada dalam tahanan ; - Menyatakan barang bukti berupa :

100 (seratus) butir ecstasy/sisa Laboratorium 92 (sembilan puluh dua) butir ecstasy, dirampas untuk dimusnahkan ;

- Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp.2.000,- (dua ribu rupiah) ;

Membaca putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Pusat tanggal 14 Desember 2004 No.167/Pid/2004/PT.DKI., yang amarnya berbunyi sebagai berikut :

- Menerima permintaan banding Kuasa Hukum/Penasehat Hukum Terdakwa tersebut ;

- Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 4

(8)

Oktober 2004 No.1237/Pid.B/2004/PN.Jkt.Pst., yang dimintakan banding tersebut ;

MENGADILI SENDIRI :

- Menyatakan Terdakwa ROBBY SETIADY tersebut di atas tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan dalam dakwaan Primair ;

- Membebaskan Terdakwa oleh karena dari dakwaan Primair tersebut ;

- Menyatakan Terdakwa ROBBY SETIADY tersebut di atas telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana kejahatan : “MENERIMA PENYERAHAN PSIKOTROPIKA BUKAN PENGGUNA/PASIEN DAN TANPA RESEP DOKTER” ; - Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan

pidana penjara selama 3 (tiga) tahun dan pidana denda sebesar Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dengan ketentuan, apabila denda tidak dibayar akan diganti dengan pidana kurungan selama 4 (empat) bulan ;

- Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ;

- Menetapkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan ; - Menetapkan barang bukti berupa :

100 (seratus) butir/sisa Laboratorium 92 (sembilan puluh dua) butir ecstasy, dirampas untuk dimusnahkan ;

- Membebani Terdakwa untuk membayar biaya perkara ini dalam kedua tingkat peradilan, dalam tingkat banding sebesar Rp.2.000,- (dua ribu rupiah) ;

Membaca putusan Mahkamah Agung R.I. tanggal 26 Mei 2005 No.451 K/Pid/2005, yang amarnya berbunyi sebagai berikut :

- Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi I : JAKSA/PENUNTUT UMUM PADA KEJAKSAAN NEGERI JAKARTA PUSAT tersebut ;

- Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Jakarta tanggal 14 Desember 2004 No.167/Pid/2004/PT.DKI., yang membatalkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 4 Oktober 2004 No.1237/Pid.B/2004/PN.Jkt.Pst. ;

(9)

DAN MENGADILI SENDIRI :

- Menyatakan Terdakwa ROBBY SETIADY tersebut terbukti bersalah secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana tanpa hak membawa Psikotropika Golongan I ;

- Menghukum Terdakwa dengan pidana penjara selama : 8 (delapan) tahun, dan denda Rp.150.000.000,- (saratus lima puluh juta rupiah) Subsidair 5 (lima) bulan kurungan ;

- Menetapkan pidana yang dijatuhkan dikurangkan seluruhnya dari tahanan yang telah dijalani Terdakwa ;

- Menetapkan Terdakwa tetap ada dalam tahanan ; - Menyatakan barang bukti berupa :

100 (seratus) butir ecstasy/sisa Laboratorium 92 (sembilan puluh dua) butir ecstasy, dirampas untuk dimusnahkan ;

- Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi II/Terdakwa : ROBBY SETIADY tersebut ;

- Menghukum Pemohon Kasasi II/Terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini sebesar Rp.2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah) ;

Membaca surat permohonan peninjauankembali bertanggal Jakarta, 20 Januari 2006 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 20 Januari 2006 dari Robby Setiady sebagai Terpidana, yang memohon agar putusan Mahkamah Agung tersebut dapat ditinjau kembali ;

Membaca surat-surat yang bersangkutan ;

Menimbang, bahwa putusan Mahkamah Agung tersebut telah diberitahukan kepada Pemohon Peninjauankembali pada tanggal 7 Desember 2005, dengan demikian putusan tersebut telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap ;

Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Peninjauankembali pada pokoknya sebagai berikut :

1. Bahwa telah ditemukan bukti baru (novum) yang dirumuskan dalam surat resmi dari Penyidik, yang intinya terdapat pada butir 2 dan butir 3 sebagai berikut :

Butir 2 :

“Dan hasil penyidikan maupun penyelidikan yang dilakukan oleh

(10)

Unit 1 Sat III Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya, bahwa Terhukum Robby Setiady tersebut di atas bukan termasuk Daftar Pencarian Orang (DPO) yang menjadi target Polisi Narkoba di Wilayah Metro Jaya” ;

Butir 3 :

“Terhukum Robby Setiady, selama menjalani tahanan di Rutan Direktorat Polda Metro Jaya tidak pernah menyimpang dari aturan yang ditentukan” ;

Keterngan lengkap penyidik pada surat termaksud terlampir, Lampiran 1 ;

2. Dalam Butir 2 pernyataan bahwa Pemohon Peninjauankembali/

Terpidana bukan termasuk Daftar Pencarian Orang (DPO) yang menjadi target Polisi Narkoba di Wilayah Metro Jaya, memang itulah fakta nyata, bahwa Pemohon Peninjauankembali/Terpidana tidak merupakan pecandu narkotika atau psikotropika. Pada saat tiba-tiba disergap waktu menerima bungkusan, yang saat itu Pemohon Peninjauankembali/Terpidana tidak melihat jelas, tidak seperti Rudy yang Pemohon Peninjauankembali/Terpidana kenal (ada beberapa Rudy yang Pemohon Peninjauankembali/

Terpidana kenal), sedangkan yang menyerahkan bungkusan dengan kendaraan motor dan tiba-tiba melarikan diri, sepanjang ingatan Pemohon Peninjauankembali/Terpidana tidak mengenal orang itu ;

Agak mengherankan, bahwa dua Polisi yang menangkap Pemohon Peninjauankembali/Terpidana tidak berusaha mengejar orang yang menyerahkan bungkusan kepada Pemohon Peninjauankembali/Terpidana, bahkan para petugas yang menangkap Pemohon Peninjauankembali/Terpidana justru membawa senjata, yang sebenarnya dapat memberikan peringatan agar pengendara motor tersebut dapat ditangkap, sehingga persoalannya menjadi jelas. Apalagi Pemohon Peninjauankembali/Terpidana bukan penyalahguna narkoba, dan menurut Butir 2 ini, lebih-lebih tentunya, tidak termasuk pengedar, justru Pemohon Peninjauankembali/Terpidana adalah korban dari perbuatan jahil orang yang tidak bertanggungjawab, yang seolah-

(11)

olah hilang tanpa bekas, tanpa diusut dan dikejar ;

3. Dalam Butir 3 tercermin bahwa Pemohon Peninjauankembali/

Terpidana tidak mengalami gangguan apapun, sekalipun dituduh membawa narkoba yang sama sekali bukan miliknya. Kata-kata tidak pernah menyimpang dari aturan yang ditentukan, menunjuk- kan bahwa memang Pemohon Peninjauankembali/Terpidana yang seumur hidupnya tidak pernah berurusan dengan Kepolisian atau Instansi pemerintah lainnya, Pemohon Peninjauankembali/

Terpidana adalah pedagang eceran kecil yang hidup sederhana dan tidak berhubungan dengan orang-orang yang tidak benar, dan saat ditangkap dan diperiksa, Pemohon Peninjauankembali/

Terpidana hanya pasrah karena tidak mengerti persoalannya.

Bahwa baru setelah mengalami pemeriksaan di pengadilan, kemudian memohon banding dan seterusnya dapat memahami bahwa Pemohon Peninjauankembali/Terpidana adalah seorang korban yang tidak tahu siapa pelakunya, sementara itu para penegak hukum mulai dari kepolisian, kejaksaan dan para Hakim pengadilan, paling trauma untuk memutuskan perkara-perkara narkoba. Dengan demikian Pemohon Peninjauankembali/

Terpidana merasakan, beliau-beliau sebagai penegak hukum tidak mau mengambil resiko dan merasa lebih aman menghukum Terdakwa tindakan tidana narkoba dari pada memberi kebebasan sebagai wujud keadilan ;

4. Bahwa disamping novum yang berbentuk penjelasan dari para Penyidik, yang surat pernyataannya terlampir, maka untuk lebih meyakinkan, Pemohon Peninjauankembali/Terpidana juga memohon Petugas L.P. Salemba untuk menegaskan sejak Pemohon Peninjauankembali/Terpidana dipindahkan dari tahanan Polisi ke L.P. Salemba, ternyata Pemohon Peninjauan- kembali/Terpidana tidak menunjukkan sebagai seorang pecandu narkoba, juga tidak pernah ada seorangpun yang patut dicurigai sebagai penyalahguna narkoba, yang berkumjung ke L.P. untuk menemui Pemohon Peninjauankembali/Terpidana. Sebagai tanda bukti yang meyakinkan dan akurat, maka Pemohon Peninjauankembali/Terpidana telah diperiksa oleh dokter L.P.

(12)

dalam hubungannya dengan pemakaian narkoba, dan hasilnya tetap sangat meyakinkan bahwa Pemohon Peninjauankembali/

Terpidana tidak pernah kecanduan seperti sejak awal ditahan di Polda Metro Jaya dan di L.P. Salemba. Surat Keterangan Pemeriksaan Fisik Pemohon Peninjauankembali/Terpidana terlampir, Lampiran 2 ;

Bahwa novum yang Pemohon Peninjauankembali/Terpidana paparkan di atas memperkuat kebijakan dan penegakan keadilan Pengadilan Tinggi Jakarta yang telah membatalkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan mengadili sendiri dan dengan tegas menyatakan bahwa tuntutan primair sama sekali tidak terbukti ;

5. Bahwa Pemohon Peninjauankembali/Terpidana sama sekali tidak dalam keadaan sedang membawa bungkusan yang berisi ekstasi, melainkan ditangkap saat menerima bungkusan dari orang yang Pemohon Peninjauankembali/Terpidana tidak kenal, hanya sebelumnya menerima telepon lewat ponsel Pemohon Peninjauankembali/Terpidana yang berbunyi “Aku Rudy, karena akan mengambil uang di BCA, tolong Robby saya titipin bungkusan untuk saya ambil kembali setelah mengambil uang di ATM BCA selesai”, karena belum faham apa yang dimaksud Rudy, maka Pemohon Peninjauankembali/Terpidana begitu saja menuju ke tempat yang ditunjuk penelpon, dan tidak lama seorang pengendara motor tiba-tiba menyerahkan bungkusan, dan tiba-tiba pula Pemohon Peninjauankembali/Terpidana disergap, direbut bungkusannya, dan dinyatakan sebagai pembawa ekstasi untuk selanjutnya dibawa ke tempat tahanan, sehingga karena paniknya, Pemohon Peninjauankembali/

Terpidana mengalami shock dan stress yang untuk beberapa waktu tidak menyadari apa yang sedang dialami ;

Jadi apabila penegak hukum yang adil dan bijaksana memeriksa dengan cermat kasus ini, akan terlihat bahwa dakwaan dan tuntutan yang ditujukan pada Pemohon Peninjauankembali/

Terpidana sangat kabur dan tidak terdapat saksi-saksi kecuali dua petugas yang tiba-tiba menyergap ;

(13)

6. Bahwa sejak Pemohon Peninjauankembali/Terpidana ditahan hingga kini, tentu para petugaspun dengan diam-diam memantau tempat tinggal dan kegiatan bisnis kecil-kecilan yang dilakukan oleh Pemohon Peninjauankembali/Terpidana. Panahanan dan penjatuhan hukuman yang sama sekali tidak dipahami, membuat Pemohon Peninjauankembali/Terpidana, apalagi keluarga di rumah sangat menderita lahir batin, sementara itu di L.P.

Salemba, para Petugas L.P. nampaknya juga bingung, karena apa yang harus diajarkan dan apa yang harus dibina terhadap Pemohon Peninjauankembali/Terpidana, yang justru tidak berbuat kejahatan apapun ;

Menimbang, bahwa atas alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung berpendapat :

mengenai alasan-alasan ad.1, 2, 3, 4, 5 dan 6

bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena tidak terdapat kekhilafan Hakim judex juris dalam memutus perkara a quo, dan tidak ada bukti baru (novum) yang sesuai dengan Pasal 263 ayat (2) KUHAP ;

Menimbang, bahwa dengan demikian keberatan permohonan peninjauankembali tidak merupakan alasan-alasan sebagaimana yang dimaksud oleh Pasal 263 ayat (2) huruf a, b dan c KUHAP, oleh karena itu berdasarkan Pasal 266 ayat (2) huruf a KUHAP permohonan peninjauan dari Pemohon tersebut harus ditolak ;

Menimbang, bahwa putusan yang dimohonkan peninjauankembali tersebut tetap berlaku ;

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan peninjauankembali Terpidana ditolak, maka biaya perkara dibebankan kepada Pemohon ;

Memperhatikan pasal-pasal yang bersangkutan dari KUHAP, Pasal 21 Undang-Undang No.4 Tahun 2004, Undang-Undang No.8 Tahun 1981 dan Undang-Undang No.14 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.5 Tahun 2004 serta peraturan lain yang bersangkutan ;

M E N G A D I L I :

Menolak permohonan peninjauankembali dari Pemohon Peninjauankembali : ROBBY SETIADY tersebut ;

Menetapkan bahwa putusan yang dimohonkan peninjauankembali

(14)

tersebut tetap berlaku ;

Membebani Pemohon Peninjauankembali tersebut untuk membayar biaya perkara dalam permohonan peninjauankembali ini sebesar Rp.2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah) ;

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada hari : SENIN, TANGGAL 24 JULI 2006, oleh Harifin A. Tumpa, SH., MH., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Prof. DR. H. Muchsin, SH. dan I Made Tara, SH., Hakim-Hakim Aggota dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga, oleh Ketua Majelis dan Hakim-Hakim Anggota tersebut, dan Rita Elsy, SH., Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh Pemohon Peninjauankembali/Terpidana dan Jaksa Penuntut Umum.-

Anggota-Anggota : K e t u a :

ttd./ ttd./

Prof. DR. H. Muchsin, SH. Harifin A. Tumpa, SH., MH.

ttd./

I Made Tara, SH.

Panitera Pengganti : ttd./

Rita Elsy, SH.

Untuk Salinan Mahkamah Agung R.I.

a.n. Panitera

Plt. Panitera Muda Pidana Khusus,

ZAROF RICAR, SH., S.Sos., MH.

NIP.220001202.

Referensi

Dokumen terkait

Soal Soal Kunci Jawaba n Jenjang kognitif Skor Menjelaskanstruk tur dan fungsi sIstem eksresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri.  Mendeskripsik

Kesimpulan yang didapat adalah bahwa aplikasi e-CRM dan online store mudah digunakan, memfasilitasi Autopaint Indonesia dalam pemasaran, pemesanan barang, penyampaian informasi,

Pada saat langkah kompresi campuran bahan bakar dan udara dibatasi oleh dinding silinder dan torak, sehingga walaupun gas itu ingin mengembang tetapi karena ruanganya

adalah deflasi sebesar 0,34 persen, sementara Kota terpilih lainnya yaitu Medan deflasi sebesar 0,02 persen, Padangsidempuan deflasi sebesar 0,54 persen, Sibolga

Menurut Djamarah & Zain (2006: 103) metode problem solving bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Pada Mata Kuliah Blok 10 Lbm

Adapun beberapa faktor yang dapat menentukan minat para investor untuk berinvestasi di suatu daerah selain potensi sumber daya alam yang menarik ialah kondisi

Kecamatan Sine dan Kendal termasuk pada dataran tinggi dengan kelerengan antara 2 - 40% dengan ketinggian 100 - 2700 meter di atas permukaan air laut beriklim sangat