• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI-NILAI AKHLAK DALAM YOUTUBE SERIAL ANIMASI KELUARGA RIKO THE SERIES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "NILAI-NILAI AKHLAK DALAM YOUTUBE SERIAL ANIMASI KELUARGA RIKO THE SERIES"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

ANIMASI KELUARGA RIKO THE SERIES

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S.Sos.)

Disusun Oleh:

LEICA RACHMAH NIM: 11170510000224

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021 M/ 1443 H

(2)

i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING NILAI-NILAI AKHLAK DALAM YOUTUBE SERIAL

ANIMASI KELUARGA RIKO THE SERIES

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)

Disusun oleh:

Leica Rachmah NIM: 11170510000224

Dosen Pembimbing

Dr. Dudun Ubaedullah, M.Ag.

NIP. 197505082008011012

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLA JAKARTA 2021 M/ 1443 H

(3)

ii

(4)

iii

LEMBAR PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Leica Rachmah NIM : 11170510000224

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Nilai-nilai Islam dalam Youtube Serial Animasi Keluarga Riko the Series” adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya. Adapun kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata skripsi ini sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang lain. Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Tangerang Selatan, 23 Oktober 2021

Leica Rachmah NIM 11170510000224

(5)

iv ABSTRAK

Leica Rachmah, 11170510000224

Nilai-nilai Akhlak dalam Youtube Serial Animasi Keluarga Riko the Series

Perkembangan teknologi saat ini berkembang dengan sangat pesat terutama pada bidang komunikasi dan informasi. Banyak orang yang masih belum menyadari banyak media sosial yang menyajikan konten edukasi untuk bahan pengajaran. Youtube menjadi salah satu media sosial yang sudah menjadi sarana pembelajaran, salah satunya youtube “Riko the Series”penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai tampak dan tidak tampak, yang kemudian diklasifikasikan pada kategori nilai-nilai Islam.

Penelitian ini menggunakan Human Value Theory oleh Milton Rokeach. Metode yang digunakan adalah analisis isi yang bertujuan untuk menganalisis nilai yang tampak (manifest) dan tidak tampak (latent) pada kedua episode ini, yang kemudian diklasifikasikan pada kategori nilai-nilai Islam. Teknik pengumpulan data yang dilakukan bersumber dari Youtube Riko the Series, wawancara dengan produser dan subscriber, observasi, dan dokumentasi visual dan dialog pada kedua episode.

Hasil penelitian yang ditemukan yaitu nilai yang tampak dan tidak tampak, yang kemudian diklasifikasikan pada kategori nilai-nilai Islam. Pada episode ”Aku Sayang Bunda” nilai Islam yang ada hanya meliputi nilai akhlak, sedangkan pada episode “Ayahku Pahlawanku”

terdapat nilai akhlak, serta nilai ibadah.

Kata kunci: Nilai Akhlak, Analisis Isi, Youtube Riko the Series

(6)

v

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim,

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan kenikmatan, kesabaran, keberkahan dan ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul “Nilai-nilai Islam dalam Youtube Serial Animasi Keluarga Riko the Series”. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan pada pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Semoga kelak kita mendapatkan syafaat dari beliau, aamiin yaa rabbal’alamiin.

Dalam proses menyelesaikan skripsi ini tentu tidak luput dari berbagai macam kesulitan beragam yang penulis lalui baik itu dari segi internal maupun eksternal, dan juga dari segi materi maupun non materi. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan penulisan tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna. Akan tetapi, karena adanya dukungan dari berbagai pihak, maka sebagai tanda syukur penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A, sebagai Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Suparto, M.Ed, Ph.D., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Dr. Siti Napsiyah, S.Ag., iii MSW., sebagai Wakil Dekan 1 Bidang Akademik. Dr. Sihanudin Noor, M.Ag., sebagai Wakil Dekan II Bidang Administrasi

(7)

vi

Umum Drs. Cecep Castrawijaya, M.A., sebagai Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.

3. Dr. Armawati Arbi, M.Si., sebagai Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dan Dr. H. Edi Amin, M.A., sebagai Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

4. Dr. Dudun Ubaedullah, M.Ag, yang telah meluangkan waktunya dan senantiasa membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Prof. Dr. Andi Faisal Bakti, MA,, sebagai Dosen Penasehat Akademik yang telah membantu penulis dalam memberikan saran-saran terbaik untuk perkuliahan dan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta pengalamannya kepada penulis. Dengan harapan ilmu yang telah diberikan dapat bermanfaat bagi penulis dan masyarakat luas.

7. Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan pelayanannya dengan baik sehingga penulis dapat melaksanakan sidang dengan lancar.

8. Keluarga penulis, Orang tua penulis, ibunda Fitri Nuraini dan ayahanda Amin Jawahir atas segala kasih sayang dan do’a yang selalu dipanjatkan untuk penulis, serta seluruh kerja keras sehingga bisa membuat penulis menempuh pendidikan hingga titik ini. Kepada Adik Levi Rizky, dan Atha Abdu Jabbar yang selalu memicu semangat agar segera menyelesaikan perkuliahan ini dan mulai merancang masa depan.

9. Channel YouTube Riko the Series yang sudah menginspirasi saya untuk melakukan penelitian ini.

(8)

vii

10. Kepada narasumber penelitian ini, Mas Bima Ananto selaku produser dan penulis naskah Riko the Series yang sudah meluangkan waktunya untuk diwawancarai sehingga data pada penelitian menjadi lebih jelas dan konkrit.

11. Seluruh keluarga Himpunan Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (HMJ KPI) yang telah membuat kehidupan saya selama di kampus menjadi berwarna dan penuh dengan kegiatan-kegiatan yang nantinya akan berguna pada dunia kerja.

12. Seluruh keluarga Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas Dakwah yang sudah menajadi organisasi pertama saya di UIN dan juga berhasil memperluas pertemanan saya selama menjalani kehidupuan perkuliahan.

13. Teman-teman KKN PANTHERA 85, dan teman seperjuangan Program Studi Komunikasi dan Penyiara Islam, khususnya kelas KPI D yang selalu penuh semangat dan antusias dalam menjalani perkuliahan.

14. Kepada Fita Fathurokhmah M.Si, Dr. Yopi Kusmiati, M.Si, dan Prof. Dr. Gun gun Heryanto yang telah menjadi dosen favorit saya selama menjalani perkuliahan.

15. Kepada Ahmad Hasnan Faizun, yang sudah menemani penulis dari awal masuk KPI sampai detik ini baik dalam susah maupun senang, dan sudah memberikan banyak sekali masukan dalam menjalani organisasi selama berada di kampus.

16. Kepada sahabat-sahabat saya, Jeihan Hafiya Hernanto, Ilmi Nuraini Hasanah, Bayu Angga Setiawan, Maulana Muhammad

(9)

viii

Siddiq, Raina Allya, Hana Vinie, Nadila Humaira, Salam Azizah.

17. Anak mentoring penulis yaitu kelas KPI B 2019, yang sudah selalu ceria dan mewarnai hari-hari penulis pada masanya.

18. Kepada Arina Manistaufia yang selalu siap sedia memberikan masukan, pertolongan, dan saran selama mengerjakan penelitian ini.

19. Kakak tingkat penulis, Halimah Soraya, Adelia Suwarso, Mae Sulastri yang selalu menemani dan membimbing selama masa perkuliahan hingga sekarang.

20. Warga pancong pamulang, Arlette, Jasmine, Unggul, Ihsan, Farid, hilal, dll yang sudah memberikan semangat di detik- detik penyelesaian penelitian ini.

21. Semua pihak lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satupersatu. Terima kasih untuk semuanya atas motivasi yang telah diberikan kepada penulis.

Tangeran Selatan, 14 Desember 2021

Leica Rachmah

(10)

ix DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... iv KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR………. xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah... 7

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 8

E. Tinjauan Kajian Terdahulu ... 9

F. Metodologi Penelitian ... 11

1. Subjek dan Objek ... 11

2. Pendekatan Penelitian ... 11

3. Paradigma Penelitian ... 12

4. Metode Penelitian ... 13

5. Teknik Pengumpulan Data ... 14

6. Teknik Analisis Data ... 16

7. Sistematika Penulisan ... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 20

1 A. Latar Belakang Masalah ... ...ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii ABSTRAK ...

(11)

x

A. Landasan Teori ... 20

1. Pengertian Nilai ... 20

2. Nilai-nilai Akhlak ... 22

3. Teori Rokeach (Human Values Theory) ... 24

4. Tinjauan tentang Analisis Isi ... 32

5. Media Sosial ... 36

7. Youtube ... 40

8. Riko the Series ... 43

B. Kerangka Berfikir ... 46

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN ... 47

A. Serial Animasi Riko the Series ... 47

B. Garis Sepuluh Rumah Produksi “Riko the Series” ... 50

C. Kru Produksi Animasi Riko The Series ... 51

E. Sinopsis episode “Aku Sayang Bunda” ... 54

F. Sinopsis episode “Ayahku Pahlawanku” ... 56

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENILITIAN ... 58

A. Nilai-nilai Islam dalam episode “Aku Sayang Bunda” ... 58

1. Nilai yang tampak (manifest) ... 60

2. Nilai yang tidak tampak (latent) ... 66

B. Nilai-nilai Islam pada episode “Ayahku Pahlawanku” ... 72

1. Nilai yang tampak (manifest) ... 74

2. Nilai yang tidak tampak (latent) ... 79

BAB V PEMBAHASAN ... 84

A. Nilai-nilai Islam dalam episode “Aku Sayang Bunda” ... 84

(12)

xi

B. Nilai-nilai Islam dalam episode “Ayahku Pahlawanku” ... 103

BAB VI PENUTUP ... 114

A. Kesimpulan ... 114

B. Implikasi ... 115

C. Saran ... 115

DAFTAR PUSTAKA ... 117

LAMPIRAN ... 124

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Struktur Kru Produksi Animasi Riko the Series ... 53

Tabel 4.1 Pesan tentang sabar ... 62

Tabel 4.2 Pesan kewajiban mengucap dan menjawab salam ... 64

Tabel 4.3 Pesan tentang meminta maaf ... 65

Tabel 4.4 Pesan tentang memaafkan ... 67

Tabel 4.5 Pesan larangan marah ... 69

Table 4.6 Pesan kewajiban mendengar nasihat orang tua ... 71

Tabel 4.7 Pesan jangan menunda panggilan orang tua ... 73

Tabel 4.8 Pesan larangan berselisih ... 76

Tabel 4.9 Pesan kewajiban puasa ... 78

Tabel 4.10 Pesan kewajiban salat ... 79

Tabel 4.11 Pesan kewajiban mengucap dan menjawab salam ... 80

Table 4.12 Pesan kewajiban mengucap dan menjawab salam ... 81

Tabel 4.13 Pesan tentang meminta maaf ... 82

Tabel 4.14 Pesan tentang meminta maaf ... 83

Tabel 4.15 Pesan larangan marah ... 84

Tabel 4.16 Pesan tentang bersyukur ... 86

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ………. 48 Gambar 3.1 Halaman Utama Youtube Riko the Series ... 50

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan mungkin bisa lepas dari komunikasi. Perkembangan teknologi saat ini berkembang dengan sangat pesat terutama pada bidang komunikasi dan informasi. Menurut Ningrat komunikasi adalah proses interaksi atau hubungan saling pengertian satu sama lain antara sesama manusia. Proses interaksi yang dikehendaki oleh seseorang dengan tujuan agar dapat diterima dan dimengerti antara sesamanya.1 Dengan berkembangnya komunikasi dan informasi masyarakat semakin mudah dalam mengakses berbagai macam informasi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Semua informasi yang dibutuhkan, kini dapat diperoleh dengan mudah melalui media massa terutama media sosial. Media sosial berperan sangat penting terutama bagi kalangan generasi Z2 yang sering disebut sebagai generasi internet. Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, masyarakat tentunya lebih menyukai mencari informasi melalu media sosial.

Media sosial termasuk kedalam jenis media baru. Menurut McQuail,3 media baru adalah berbagai perangkat teknologi

1Soewarno Handaya Ningrat, Pengantar Ilmu Studi dan Manajemen, (Jakarta: CV Haji Massagung, 1980), h. 94.

2Lintang Citra Christiani dan Prinisia Nurul Ikasari, “Generasi Z dan Pemeliharaan Relasi Antar Generasi dalam Perspektif Budaya Jawa” Jurnal Komunikasi dan Kajian Media,( Vol. 2, No. 4 Oktober 2020) h. 85.

3Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, diterjemahkan oleh Putri Iva Izzati (Jakarta: Salemba Humanika, 2011) h. 43.

(16)

komunikasi yang berbagi ciri yang sama, yang mana selain baru juga dimungkinkan digitalisasi dan ketersediaannya yang luas untuk penggunaan pribadi.

Salah satu media sosial yang paling sering digunakan oleh masyarakat adalah youtube. Youtube termasuk salah satu layanan dari Google yang memfasilitasi para penggunanya untuk mengunggah video yang nantinya bisa diakses secara gratis oleh siapapun. Orang yang berkarya di youtube biasa dikenal dengan content creator. Youtube menempati peringkat pertama sebagai media sosial yang paling sering dikunjungi oleh masyarakat Indonesia dengan total 94% dengan rentang usia berada di kisaran

16 hingga 64 tahun. Angka tersebut

dikutip Beritasatu.com berdasarkan survei yang dilakukan GWI pada triwulan ketiga 2020.4 YouTube tidak hanya menampilkan konten hiburan semata, seiring berjalannya waktu banyak content creator yang menggunakan youtube sebagai sarana berbagi informasi soal agama, berita terkini, serta konten-konten edukatif.

Banyak tokoh-tokoh agama yang mulai menggunakan Youtube sebagai salah satu sarana penyampaian dakwahnya. Saat ini banyak public figure yang mulai menjadikan youtube sebagai tempat mereka berkarir tentunya dengan konten-konten hiburan yang tidak jauh berbeda dengan televisi. Tentunya tidak semua public fugure hanya menyajikan konten-konten hiburan, salah satunya Teuku Wisnu dan Arie Untung. Bersama Yuda Wirafianto, mereka menciptakan serial animasi anak Islam

4https://www.beritasatu.com/digital/733355/data-ini-media-sosial-paling- populer-di-indonesia-20202021

(17)

Indonesia yaitu Riko The Series. Series ini sudah hampir satu tahun berkelana di media sosial Youtube. Konten-konten yang ditampilkan pada chanel Youtube ini adalah konten edukatif tentang Islam dan sains yang tentunya sangat bermanfaat bagi masyarakat terutama remaja bahkan orang tua.

Channel Youtube Riko the Series tentunya sangat berguna juga untuk orang tua dalam memberikan edukasi tentang agama Islam terhadap anak-anak. Nilai-nilai Islam yang ada pada series ini menyentuh semua kalangan dengan sajian yang bisa dilihat pada kehidupan sehari-hari namun menyentuh. Guru pertama manusia di dunia ini tentunya adalah orang tua . Namun, banyak ditemukan pada kehidupan sehari-hari remaja atau bahkan anak- anak sering sekali melawan kepada orang tuanya.

Fenomena menjadi ‘teman’ dengan orang tua, banyak disalahartika, sehingga justru membuat hilangnya rasa patuh, hormat, dan menghargai orang tua. Hal tersebut sudah banyak terjadi bahkan bisa dengan mudah dilihat dengan mata kepala sendiri. Tidak hanya itu, sudah banyak kasus mengenai kekerasan anak terhadap orang tua, salah satunya dilansir oleh liputan.com, video yang viral pada tahun 2019, memperlihatkan perilaku tidak menyenangkan dilakukan oleh anak terhadap ibu kandungnya hanya karena tidak diberi uang jajan.5 Tidak hanya itu, banyak sekali kejadian-kejadian memilukan tentang perilaku anak terhadap orang tua yang membuat masyarakat prihatin dan miris, bahkan anak sudah tidak segan untuk menuntut orang tuanya ke

5https://surabaya.liputan6.com/read/4044295/kasus-kekerasan-anak-kepada- ibu-di-surabaya-selesai-dengan-kekeluargaan

(18)

jalur hukum, seperti dilansir pada sindonws.com, terkait deretan kasus anak tuntut orang tua.6 Hal-hal tersebut menimbulkan kesadaran bahwa masih kurangnya nilai-nilai yang harusnya ada pada anak terhadap orang tuanya, teurutama nilai-nilai Islam.

Allah SWT berfirman:

ى ٰضَق َو َكُّب َر َلَّا ا ْْٓوُدُبْعَت َْٓلِّا ُهاَيِا ِنْيَدِلا َوْلاِب َو اًن ٰسْحِا اَمِا َنَغُلْبَي َكَدْنِع َرَبِكْلا ْٓاَمُهُدَحَا ْوَا اَمُهٰلِك َلَف ْلُقَت ْٓاَمُهَل فُا َلّ َو اَمُه ْرَهْنَت ْلُق َو اَمُهَل ًلّ ْوَق اًمْي ِرَك. -٢٣

Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik”. (Q.S Al-Israa’ :23) 7

Allah memerintahkan untuk berbakti kepada orang tua (birrul walidain). Hal ini karena orang tua merupakan sebab zhahir bagi keberadaan manusia di dunia dan Allah Subhanahu wa Ta’ala merupakan sebab hakiki keberadaannya. Orang tua merupakan manusia paling berjasa dalam mengasuh masa kecilnya, mendidik dan membesarkannya. Berikutnya, ayat ini mengajarkan adab kepada kedua orang tua. Sekaligus bukti birrul walidain. Allah melarang kita berkata buruk kepada orang tua. Bahkan kata seperti

6https://nasional.sindonews.com/read/313886/13/deretan-kasus-anak-tuntut- orang-tua-didominasi-karena-harta-1611615693

7https://quran.kemenag.go.id/sura/17

(19)

“ah” (yang merupakan ta’affuf atau bentuk kekesalan) pun dilarang.“Janganlah kamu mengeluarkan kata-kata yang buruk kepada keduanya, sehingga kata ‘ah’ pun –yang merupakan kata buruk paling ringan- tidak diperbolehkan,” kata Ibnu Katsir.8

Ayat ini juga melarang membentak orang tua (intihar).

Ta’affuf adalah ucapan buruk yang tidak tampak jelas, sedangkan intihar adalah bentakan dan sikap yang kasar. Allah melarang keduanya dalam berinteraksi dengan orang tua. Terakhir, dalam Surat Al Isra ayat 23 ini, Allah memerintahkan berkata kepada orang tua dengan Qaulan karima. Yakni perkataan yang mulia.

Perkataan yang bagus lagi lembut.

Masyarakat bisa dengan mudah menangkap pesan yang ada pada setiap episode didalam series ini. Banyak nilai-nilai Islam yang bisa diambil dalam series ini. Episode yang akan diteliti pada penilitian ini adalah “Aku Sayang Bunda” dan “Ayahku Pahlawanku”. Series ini membuktikan bahwa ajaran Islam bisa kita dapat dari mana saja, dan bagi para pengajar maupun pendakwah bisa menyampaikan ajarannya lewat mana saja termasuk melalui platform Youtube.

Dalam tafsir QS. al-Israa’ ayat 23 ini terdapat tiga poin yang harus dicatat dan diaplikasikan oleh manusia. Di antaranya, manusia dilarang menyembah kepada selain Allah SWT.

Kemudian, setiap orang harus berbakti kepada kedua orang tua mereka, serta jangan membentak orang tua dan selalu

8 https://webmuslimah.com/isi-kandungan-surat-al-isra-ayat-23/

(20)

mengucapkan perkataan yang mulia.9 Channel Youtube Riko The Series ini, bisa dijadikan sebagai tempat untuk memperdalam nilai-nilai Islam dengan penjelasan-penjelasan yang ringan dan sangat mudah dipahami oleh berbagai kalangan.

Berdasarkan paparan Q.S. Al Israa:23 di atas yang menjelaskan tentang penelitian tentang pentingnya menghormati orang tua dan pentingnya ajaran islam maka judul penelitian

“Nilai-nilai Akhlak dalam Youtube Serial Animasi Keluarga Riko the Series”. Layak diteliti lebih lanjut.

9https://uad.ac.id/id/berbakti-kepada-allah-dan-orang-tua. Diakses pada 6 Februari 2021.

(21)

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang disampaikan di atas, dapat diidentifikasi masalah yang muncul, yaitu:

1. Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui adanya konten-konten berbasis Islam dasar untuk usia anak-anak hingga remaja pada platform youtube.

2. Alur cerita mengadopsi beberapa permasalahan dalam hal berbakti terhadap orang tua, dan nilai akhlak yang terkandung dalam kedua episode yang diteliti.

C. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah a. Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah menganalisis nilai-nilai Islam yang disampaikan pada YouTube serial animasi keluarga “Riko the Series” yang fokus pada episode “Aku Sayang Bunda” dan ”Ayahku Pahlawanku”.

b. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimana nilai yang tampak dan tidak tampak dalam serial animasi keluarga Riko The Series episode “Aku Sayang Bunda”?

2. Apa saja nilai akhlak yang terdapat pada episode “Aku Sayang Bunda” dan “Ayahku Pahlawanku” ?

(22)

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui nilai yang tampak dan tidak tampak kemudian mengklasifikasikannya pada kategori nilai- nilai Islam pada serial animasi Indonesia Riko the Series pada episode “Aku Sayang Bunda” dan “Ayahku Pahlawanku”

b. Untuk mengetahui nilai akhlak yang ada pada serial animasi Indonesia Riko the Series pada episode “ Aku Sayang Bunda” dan “Ayahku Pahlawanku”

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu komunikasi terutama pada kajian media massa, khususnya media online. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya.Dapat memberikan kontribusi dan acuan bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian selanjutnya mengenai Serial Animasi “Riko the Series”.

b. Manfaat Praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi da’i dan masyarakat terutama orang tua yang menggunakan Youtube sebagai sarana edukasi untuk mengenalkan nilai-nilai Islam.

(23)

E. Tinjauan Kajian Terdahulu

Sebelum melakukan penelitian ini, dilakukan tinjauan pustaka terlebih dahulu untuk menambah kajian dan referensi dalam melakukan penelitian ini. Adapun penelitian yang dikaji merupakan hasil penelitian dengan pembahasan yang sama atau berkaitan agar data diketahui bahwa apa yang diteliti tidak sama dengan penelitian sebelumnya. Ada beberapa skripsi yang relevan dengan judul yang sedang diteliti antara lain:

1. Penelitian dengan judul “Analisis Pesan Dakwah dalam Program Animasi Islam Indonesia Serial “Riko the Series” ( Episode Lebih Baik Memaafkan di Akun Youtube Riko the Series)” oleh Fitri Handayani mahasiswa program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah IAIN Salatiga, ditulis tahun 2020.10 Persamaan dalam penilitian ini adalah sama-sama melakukan metode penilitian kualitatif, serta penelitian yang dilakukan adalah sama-sama meneliti media sosial youtube pada channel “Riko the Series” dan penelitian yang dilakukan juga penelitian kualitatif. . Perbedaan dalam penilitian ini objeknya. Objek pada penelitian ini adalah channel youtube Riko the Series episode “Lebih Baik Memaafkan” sedangkan penelitian ini memiliki objek pada channel youtube Riko the Series episode “Aku Sayang Bunda” dan “Ayahku Pahlawanku”.

10Fitri Handayani, Analisis Pesan Dakwah dalam Program Animasi Islam Indonesia Serial “Riko the Series” (Episode Lebih Baik Memaafkan di Akun Youtube Riko the Series), Skripsi S-1, (Salatiga: IAIN, 2020).

(24)

2. Penelitian dengan judul “Analisis Pesan Komunikasi Dakwah Dalam Animasi Anak “Riko The Series”

Melalui Youtube” oleh Ramadayanti mahasiswa program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Antasari, Banjarmasin ditulis tahun 2021.11 Memiliki persamaan pada objek, yaitu potongan adegan gambar atau visual yang terdapat dalam serial Animasi Riko The Series yang berkaitan dengan rumusan masalah penelitian. Perbedaan yang terdapat pada subjeknya, yaitu pada penelitian ramadayanti subjeknya adalah channel Riko the Series secara keseluruhan sedangan pada penelitian ini hanya fokus pada episode “Aku Sayang Bunda” dan “Ayahku Pahlwanku”.

3. Jurnal dengan judul “Pendidikan Karakter dalam Film Animasi Riko the Series Produksi Garis Sepuluh” oleh Rizqy Dwi Rahmayanti, Yarno, dan R. Panji Hermoyo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surabaya ditulis pada tahun 2021.12 Memiliki persamaan pada objek, yaitu potongan adegan gambar atau visual yang terdapat dalam serial Animasi Riko The Series dengan menggunakan analisis isi. Selain itu, perbedaannya terletak pada subjek penelitiannya. Pada

11Ramadayanti, Analisis Pesan Komunikasi Dakwah Dalam Animasi Anak

“Riko The Series” Melalui Youtube, Skripsi S-1, (Banjarmasin, UIN , 2021).

12 Rizqy Dwi Rahmayanti, Yarno, dan R. Panji Hermoyo, , Pendidikan Karakter dalam Film Animasi Riko the Series Produksi Garis Sepuluh, Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, Vol. 7 No. 1 , (Surabaya: UMM, 2021).

(25)

penelitian ini, subjek yang digunakan yaitu keseluruhan dari episode yang ada pada channel Riko the series.

Sedangkan subjek yang sedang diteliti pada penelitian ini hanya fokus pada episode “Aku Sayang Bunda” dan

“Ayahku Pahlawanku”.

F. Metodologi Penelitian 1. Subjek dan Objek

Subjek dari penelitian ini adalah Serial Animasi Islam Indonesia Riko the Series pada episode “Aku Sayang Bunda”

dan “Ayahku Pahlawanku”. Sedangkan objek yang akan diteliti adalah Cuplikan-Cuplikan adegan atau visual yang berada dalam serial animasi tersebut sesuai dengan rumusan masalah.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif.

Penelitian dengan pendekatan kualitatif menekankan analisis proses berpikir secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dan seantiasa menggunakan logika ilmiah. Penelitian kualitatif bukan berarti tanpa menggunakan dukungan dari data kuantitatif, tetapi lebih ditekankan pada kedalaman berpikir formal dari peneliti dalam menjawab permasalahan yang dihadapi.13

13Imam Gunawan, Metode penelitian Kualitatif (Jakarta: Bumi Aksara, 2013) h.8

(26)

Digunakannya penelitian kualitatif pada penelitian ini dikarenakan, dari perumusan masalah pada penelitian ini, menuntut digunakannya model kualitatif, mengingat dalam rumusan masalah yang ada, yaitu ingin menganalisis nilai-nilai Islam dalam YouTube Serial Animasi Keluarga Riko the Series pada episode “Aku Sayang Bunda” dan “Ayahku Pahlawanku”.

3. Paradigma Penelitian

Paradigma adalah sistem keyakinan dasar atau cara memandang dunia yang membimbing peneliti tidak hanya dalam memilih metode tetapi juga cara-cara fundamental yang bersifat ontologis dan epistemologis.14 Paradigma yang akan digunakan adalah paradigma konstruktivis, dimana pengetahuan dapat digambarkan sebagai hasil atau konsekuensi dari aktivitas manusia, pengetahuan merupakan konstruksi manusia, tidak pernah dipertanggungjawabkan sebagai kebenaran yang tetap, tetapi akan terus berkembang.15

Paradigma ini meletakkan objektivitas dan pengamatan dalam menemukan suatu realitas. Paradigma ini beranggapan bahwa dunia empiris tidaklah independen, melainkan presepsi dan interpretasi peneliti, itulah yang memengaruhi apa yang dilihat peneliti pada saat meneliti.16 Alasan penelitian ini

14Prof. Dr. H. Warul Walidin AK., MA, Metodologi Penelitian Kualitatif &

Grounded Theory (Aceh: FTK Ar-Raniry Press, 2005) h.55.

15Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 49.

16Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), ce,1, h. 28.

(27)

menggunakan paradigma konstruktivisme karena makna bahasa tidak dapat didengar begitu saja seperti apa yang diucapkan melainkan dari peneliti berusaha membentuk konstruksi realitas dari bagian-bagian teks, sehingga penelitian ini memperhatikan peristiwa, proses, dan otentitas dokumen.

4. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi kualitatif yang berfokus pada penelitian yang bersifat non hipotesis, sehingga dalam langkah penelitiannya, peneliti tidak perlu merumuskan hipotesis.17 Mengingat jenis penelitian ini menggunakan analisis isi (content analysis) kualitatif, maka penelitian dari metode tersebut adalah sebuah metode analisis yang integratif dan lebih secara konseptual untuk menemukan, mengidentifikasi, mengolah, dan menganalisis dokumen dalam rangka untuk memahami makna, signifikasi dan relevansinya.18

Dokumen dalam analisis isi (content analysis) kualitatif merupakan wujud dari representasi simbolik yang dapat di rekam atau didokumentasikan atau disimpan untuk dianalisa.

Dalam melakukan metode analisis isi kualitatif yang perlu diperhatikan antara lain:

a. Isi konten

17Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik, (Jakarta:

PT. Bina Aksara, 1989) h.194.

18Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualaitatif, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003), h. 147

(28)

b. Proses atau bagaimana suatu produk media/isi pesannya dikreasi secara aktual dan diorganisasikan secara bersama.

c. Emergence, yakni pembentukan secara gradual/bertahap dari makna sebuah pesan melalui pemahaman dan interprestasi. Dalam proses akan diketahui apa dan bagaimana pesan di pengaruhi oleh lingkungan sosialnya atau bagaimana pesan mendefinisikan sebuah situasi.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil beberapa langkah untuk mengambil dan mengumpulkan data, yaitu:

a. Interview (Wawancara)

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam topik tertentu. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan wawancara secara mendalam (depth Interview) kepada narasumber sebagai bentuk untuk mencari informasi atau data yang dibutuhkan secara akurat.

Pada tahap wawancara ini, dilakukan pencarian data tentang latar belakang serta maksud dan tujuan yang terkandung pada episode yang akan diteliti.

Wawancara dilakukan dengan produser sekaligus

(29)

penulis naskah Riko the Series, serta mewawancarai dua subscriber Riko the Series yang telah menonton episode pada penelitian ini.

b. Observasi (Pengamatan)

Metode observasi adalah pengumpulan data yang menggunakan teknik pengamatan atau penginderaan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situ, proses, aktivitas atau perilaku.19 Dalam hal ini mengamati pesan yang ada pada serial animasi keluarga Riko the Series episode “Aku Sayang Bunda” dan “Ayahku Pahlawanku” dari segi teks, konteks sosial, dan nilai- nilai Islam yang terkandung. Teknik ini bertujuan untuk mengamati kemungkinan secara langsung, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang sebenarnya dan menghindari kerancuan yang mungkin bisa terjadi.

c. Dokumentasi

Dokumen adalah segala sesuatu materi dalam bentuk tertulis yang dibuat oleh manusia, dokumen yang dimaksud adalah segala catatan baik berupa catatan dalam kertas (hardcopy) maupun elektronik (softcopy). Dokumen dapat berupa makalah, buku, artikel media massa, undang-undang, blog, halaman

19Sanafiah, Format-format Penelitian sosial: Dasar-Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta: Rajawali Press, 1989), h. 51.

(30)

web, foto, dan lainnya.20 Penelitian ini menggunakan foto yang diambil secara screeshoot melalui channel Riko the Series pada scene terkait.

d. Telaah Pustaka

Selain menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data, penelitian ini juga menggunakan telaah pustaka dengan cara mengumpulkan data-data dari buku-buku yang dijadikan penunjang keberhasilan dalam penelitian melalui studi kepustakaan di Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurnal- jurnal online yang sudah terverifikasi, dan halaman jurnal online dari Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atau dari Institutional Repository Universitas lainnya.

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis isi kualitatif (qualitative content analysis). Alasan penelitian ini menggunakan analisis isi kualitatif karena analisis isi kualitatif tidak hanya memfokuskan risetnya pada isi komunikasi yang tersurat (tampak atau manifest) saja, akan

20Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar, (Jakarta : PT Indeks, 2012), hal.61

(31)

tetapi dapat digunakan juga untuk mengetahui isi komunikasi yang tersirat (tersembunyi atau latent message).21

Setelah menemukan isi pesan secara manifest dan latent. Isi pesan tersebut dikelompokkan sesuai dengan cakupan nilai-nilai Islam yang kemudian ditarik kesimpulan pada bagian penutup. Dalam pesan yang tampak, makna atau pesan bisa ditemukan secara langsung dalam teks. Sedangkan dalam pesan tidak tampak, makna atau pesannya hanya bisa ditemukan setelah membaca keseluruhan isi teks. Dalam pesan yang tidak tampak, diperlukan langkah-langkah untuk mengetahui isi pesan yang ada, yaitu:22

a. Melihat dan mendengar secara saksama

b. Menganalisis pesan, kritik, ataupun nasihat dengan tidakan dan dialog yang disampaikan tokoh

c. Menyimpulkan maksa tidak tampak dalam bentuk pesan

Analisis data kualitatif ini dilakukan secara bersamaan dengan proses pengumpulan data berlangsung, artinya kegiatan ini dapat dilakukan selama dan sesudah pengumpulan data.

7. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan suatu hasil pembahasan yang lebih jelas mengenai penelitian ini. Maka, sistematika penulisan ini dibuat

21Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 144-147.

22 https://roboguru.ruangguru.com/question/jelaskan-langkah-langkah- dalam-mengidentifikasi-makna-tersirat-dalam-anekdot-_QU-I3JHY51O

(32)

untuk mempermudah dalam memahami penelitian yang dibuat.

Sistematika penulisan ini sesuai pedoman pada Surat Ketetapan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta No. 507 tentang Penulisan Karya Ilmiah tahun 2017. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:

1.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan dan kajian terdahulu, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA & LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan analisis isi dan teori ekologi media sebagai landasan teoritis yang digunakan dalam penelitian, serta membahas kajian tentang pesan dakwah serta nilai- nilai islam yang ada pada serial animasi keluarga “Riko the Series” pada episode “Aku Sayang Bunda” dan “Ayahku Pahlawanku”.

3. BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN Bab ini berisi gambaran umum seputar sasaran objek yang akan diteliti, dimulai dari alur cerita dan sinopsis serial animasi keluarga “Riko the Series” pada episode yang akan diteliti dan profil pemeran yang ada pada serial tersebut, profil sutradara dan penulis skenario, serta profil rumah produksi

(33)

4. BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Bab ini berisi tentang uraian penyajian data dan temuan penelitian.

5. BAB V PEMBAHASAN

Bab ini berisi uraian yang mengaitkan latar belakang, teori, dan rumusan teori baru dari penelitian terkait.

6. BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian, implikasi, dan saran dari penulis.

7. DAFTAR PUSTAKA

Bagian ini terdiri dari daftar pustaka, lampiran- lampiran, dan kelengkapan lainnya.

(34)

20 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Pengertian Nilai

Nilai berasal dari bahasa Latin valere atau bahasa Prancis Kuno valioir, sebatas arti donotatifnya, valere, valoir, value, atau nilai dapat dimaknai sebagai harga. 1 Nilai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti sifat-sifat yang penting atau berguna bagi kemanusiaan.2 Nilai adalah sesuatu yang diinginkan, sehingga melahirkan tindakan pada diri seseorang..3 Nilai merupakan sesuatu yang berhubungan dan diyakini oleh seseorang atau masyarakat sebagai acuan untuk melakukan sesuatu. Nilai tentunya sangat bermanfaat bagi manusia secara lahir dan batin jika diartikan dengan baik dan benar. Adapun pengertian nilai menurut pendapat beberapa para ahli antara lain:

a. Menurut Milton Rekeach, Nilai adalah keyakinan yang bertahan lama bahwa cara perilaku atau keadaan akhir tertentu lebih disukai secara pribadi atau sosial daripada

1Rohmad Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai (Bandung:

Alfabeta, 2004),h.7.

2Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2001) h.690.

3https://media.neliti.com/media/publications/71271-ID-none.pdf

(35)

cara perilaku atau keadaan akhir yang berlawanan atau sebaliknya.4

b.

Menurut Chabib Thoha nilai merupakan sifat yang melekat pada sesuatu (Sistem kepercayaan) yang telah berhubungan dengan subjek yang memberi arti (manusia yang meyakini). Jadi nilai adalah sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi manusia sebagai acuan tingkah laku. 5

c. Menurut Karel J. Veeger nilai adalah suatu kriteria yang diberikan kepada individu ke individu lain berdasarkan dengan perbuatan yang dilakukan.

Pengertian ini secara langsung juga dapat diberikan pemahaman bahwa dipertimbangkan berdasarkan moral.6

d. Menurut Alvin L. Betrand, Nilai adalah kesadaran yang disertai gagasan atas perbutan yang dilakukan seseorang, nilai dalam pengertian ini bisa baik dan bisa juga buruk. Oleh karenannya setiap masyarakat harus mampu menginterprasikannya dalam kehidupan yang dijalaninya.7

4Milton Rokeach, The Nature of Human Valus, (New York: The Free Press, 1973), h.

5.

5Chabib Thaha, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1996), h.61.

6https://www.indonesiastudents.com/pengertian-nilai-menurut-para-ahli/

Diakses pada 7 Oktober 2021.

7https://www.indonesiastudents.com/pengertian-nilai-menurut-para-ahli/

Diakses pada 7 Oktober 2021.

(36)

2. Nilai Akhlak

Secara etimologis adalah jamak dari kata khulk. Dalam kamus Al-Munjid khulk berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Pada hakikatnya, khulk atau akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang telah ada dalam jiwa dan menjadi kepribadian. Oleh karena itu, muncul berbagai macam perbuatan yang terjadi secara spontan, dan tanpa dibuat-buat.8 Dalam akhlak Islam, norma-norma baik dan buruk telah ditentukan oleh Al-Quran dan hadits. Oleh karena itu, Islam tidak merekomendasi kebebasan manusia uuntuk menenntukan norma-norma akhlak secara otonom.

Islam menegaskan bahwa hati nurani senantiasa mengajak manusia mengikuti yang baik dan menjauhkan yang buruk.

Dengan demikian hati dapat menjadi ukuran baik dan buruk pribadi maanusia. Menurut obyek dan sasarannya, akhlak dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut:

1) Akhlak kepada Allah, antara lain beribadah kepada Allah, berdzikir, berdoa, tawakal, dan tawadhu’(rendah hati) kepada Allah.

2) Akhlak kepada manusia, termasuk dalam hal akhlak kepada Rasulullah, orang tua, diri sendiri, keluarga, tetangga, dan akhlak kepada masyarakat.

3) Akhlak kepada lingkungan hidup, seperti sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup, menjaga

8Asmaran AS, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000) Cet. Ke- 3, h. 1.

(37)

dan memanfaatkan alam, terutama hewani dan nabati. 9

Akhlak dalam diri manusia timbul dan tumbuh dari dalam jiwa, kemudian ke seluruh anggota tubuh yang menggerakkan amal- amal serta menghasilkan sifat-sifat yang baik serta menjahui segala larangan terhadap sesuatu yang buruk yang membawa manusia dalam kesesatan.

Puncak dari akhlak itu adalah pencapaian prestasi berupa:

a) Irsyad, yakni kemampuan membedakan antara perbuatan yang baik dan buruk.

b) Taufiq, yaitu perbuatan yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah dengan akal sehat.

c) Hidayah, yakni gemar melakukan perbuatan baik dan terpuji serta mengindari yang buruk dan tercela.10

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa akhlak merupakan sifat yang tertanam dalam jiwa, yang berupa keinginan-keinginan yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan baik maupun buruk, dengan berkelanjutan atau terus menerus, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam.

Akhlak mengandung empat unsur, yaitu ; (1) adanya tindakan baik atau buruk, (2) adanya kemampuan untuk

9Aminuddin, Pendidikan Agama Islam: Untuk Perguruan Tinggi Umum, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h. 20

10Zulkarnain, Transformasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar Offset, 2008), h. 29.

(38)

melaksanakan, (3) adanya pengetahuan tentang perbuatan yang baik dan yang buruk, dan (4) adanya kecendrungan jiwa terhadap salah satu perbuatan baik atau yang buruk.11

Pemahaman ini nantinya dijadikan acuan atau pedoman yang dipercaya, sehingga pemahaman mengenai ajaran Islam akan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Teori Rokeach (Human Values Theory) a. Pengertian Human Values Theory

Menurut Milton Rokeach dalam buku The Nature of Human Value, mengatakan bahwa nilai

“A value is an enduring belief that a specific mode of conduct or end-state of existence is personally or socially preferable to an opposite or converse mode of conduct or end-state of existence. A value system is an enduring organization of beliefs concerning preferable modes of conduct or end- states of existence along a continuum of relative importance.“12

Nilai adalah keyakinan yang bertahan lama bahwa cara perilaku atau keadaan akhir tertentu lebih disukai secara pribadi atau sosial daripada cara perilaku atau keadaan akhir yang berlawanan atau sebaliknya. Nilai adalah organisasi kepercayaan yang bertahan lama mengenai cara perilaku yang lebih disukai.13 Rokeach juga mendefinisikan nilai

11 Nasirudin, Pendidikan Tasawuf, (Semarang: Rasail Media Group, 2009), h. 32-33

12 Milton Rokeach, The Nature of Human Values, (New York: The Free Press, 1973), h. 4.

13Milton Rokeach, The Nature of Human Values, (New York: The Free Press, 1973), h. 5.

(39)

sebagai keyakinan abadi yang dipilih oleh seseorang atau sekelompok orang sebagai dasar untuk melakukan suatu kegiatan tertentu atau sebagai tujuan akhir tindakannya. Dari konsep yang diungkapkan Rokeach tampak jelas bahwa nilai bersifat stabil, karena nilai bukan merupakan evaluasi terhadap tindakan atau objek spesifik, melainkan lebih mempresentasikan kriteria normatif yang digunakan untuk membuat suatu evaluasi.

Nilai merupakan keyakinan sebagai standar yang mengarahkan perbuatan dan cara pengambilan keputusan terhadap objek atau situasi yang sifatnya sangat spesifik.

Nilai mempunyai sifat yang lebih khusus dibandingkan dengan sikap, atau nilai merupakan salah satu aspek dari sikap.14 Sikap lebih berorientasi kepada hal yang umum dan munujukkan aspek positif dan negatif yaitu perasaan senang atau tidak senang. Sifat positif nilai berkaitan tingkah laku desirable atau preferable sehingga nilai berkaitan dengan cara bertingkah laku yang disukai. Nilai dapat juga digunakan untuk mempelajari budaya yaitu sebagai standar untuk menentukan apakah seseorang memiliki moral dan kompetensi terhadap orang lain.

Di samping itu nilai dapat membimbing seseorang merasionalisasi keyakinan, sikap, dan perilaku yang seharusnya secara pribadi atau secara sosial dapat diterima

14Abdul Hadi Hari, Peran Nilai-Nilai Personal (Personal Values) Terhadap Sikap Konsumen, (Klaten:UNWIDHA,2015), h.37.

(40)

atau ditolak. Salah satu konsep yang paling penting pada teori Rokeach mengenai nilai-nilai dalam diri manusia adalah nilai menjadi bagian dari suatu sistem nilai di mana masing-masing nilai disusun berdasarkan prioritasnya terhadap nilai-nilai lainnya. Sistem nilai (bukan nilai tunggal) merupakan sumber kekuatan motivasi yang akan mendorong keyakinan individu, sikap, dan perilaku.

Nilai merupakan sesuatu yang membuat individu maupun kelompok sosial untuk membuat keputusan mengenai apa yang sedang diperlukan atau sebagai suatu yang ingin dicapai.15 Jika nilai-nilai benar-benar stabil, perubahan individu dan sosial tidak mungkin terjadi. Jika nilai-nilai benar-benar tidak stabil, kesinambungan kepribadian manusia dan masyarakat tidak mungkin terjadi.

Setiap konsepsi nilai-nilai kemanusiaan, jika ingin berbuah, harus mampu menjelaskan karakter nilai yang bertahan lama serta karakternya yang berubah.16

Nilai merupakan bagian penting dari pengalaman yang mempengaruhi perilaku individu. Nilai meliputi sikap individu, sebagai standar bagi tindakan dan keyakinan (belief). Nilai dipelajari dari keluarga, budaya, dan orang- orang di sekitar individu. Nilai dapat menyatakan pada

15Abdul Hadi Hari, Peran Nilai-Nilai Personal (Personal Values) Terhadap Sikap Konsumen, (Klaten:UNWIDHA,2015), h.37.

16 Milton Rokeach, The Nature of Human Values, (New York: The Free Press, 1973), h. 5.

(41)

orang lain apa yang penting bagi individu dan menuntun individu dalam mengambil keputusan.

Sumber-sumber yang dimiliki individu seperti waktu, uang dan kekuatan otak dapat dihabiskan untuk hal-hal yang dianggap bernilai. Rokeach menganggap nilai sebagai daya yang dapat menggerakkan perilaku, sehingga nilai menjadi instrumen untuk menjelaskan perilaku individu. Rokeach menggolongkan nilai menjadi dua tipe yakni nilai instrumental dan nilai terminal. Nilai instrumental merupakan nilai-nilai yang memandu perilaku, misalnya kesopanan. Sedangkan nilai terminal merupakan kualitas atau keadaan akhir dari keberadaan yang diharapkan, misalnya kebahagiaan.17

b. Sifat nilai

Nilai mempunyai sifat komplek dan unik. Menurut Rokeach disebutkan beberapa sifat nilai sebagai berikut:18

1) Nilai mempunyai sifat bertahan (enduring).

Terbentuknya nilai dalam individu, proses dan lamanya sama dengan terbentuknya pribadi, sama

17Milton Rokeach, The Nature of Human Values, (New York: The Free Press, 1973), h. 7-12.

18Abdul Hadi Hari, Peran Nilai-Nilai Personal (Personal Values) Terhadap Sikap Konsumen, (Klaten:UNWIDHA,2015), h.39.

(42)

pula dengan terbentuknya sikap.19 Nilai memiliki sifat bertahan karena merupakan milik pribadi sebagai bagian dari self yang proses terbentuknya memerlukan waktu yang lama. Apabila seseorang telah matang dan memiliki pribadi yang komplek, maka ia akan melawan atau menentang situasi sosial yang dipandang berlawanan dan tidak sesuai dengan nilai yang dimiliki.

2) Nilai sebagai keyakinan. Terbentuknya nilai seseorang melalui proses yang lama, melalui berbagai macam pengalaman sehingga menjadi miliknya20. Nilai merupakan penentu segala jenis tingkah laku sosial, sikap ideologis, evaluasi dan penilaian moral. Nilai merupakan bagian dari pribadi manusia, sebagai keyakinan yang dimiliki seseorang dan menentukan perilaku. Menurut Rokeach dalam buku Beliefs, Attitudes, and Values nilai sebagai keakinan dibagi menjadi tiga macam, yaitu keyakinan deskriptif (eksistensial), evaluatif (menilai benar salah, baik buruk) dan preskriptif/proskriptif. Preskriptif yaitu penggunaan nilai sebagai alat juga sebagai tujuan bersifat memerintah. Sedangkan proskriptif yaitu

19Milton Rokeach, The Nature of Human Values, (New York: The Free Press, 1973), h. 6.

20Milton Rokeach, The Nature of Human Values, (New York: The Free Press, 1973), h. 7.

(43)

penggunaan nilai sebagai alat juga sebagai tujuan bersifat melarang.

3) Nilai sebagai alat (instrumental) dan sebagai tujuan akhir (terminal).21 Nilai sebagai alat (instrumental) bersifat nilai moral dan nilai kompetensi. Sebagai nilai moral berkatian dengan cara bertingkah laku dan berkaitan hati nurani jika mereka melanggar nilai maka akan menimbulkan kesedihan hati nurani atau perasaan bersalah karena telah melakukan kesalahan. Adapun nilai kompetensi atau aktualisasi diri adalah nilai instrumental yang berfokus pada sifat personal maka tidak begitu tampak unsur moralitas. Maka dari itu tingkah laku jujur, bertanggung jawab membawa seseorang memiliki sifat moralis sedangkan bertingkah laku logis, cerdik dan imajinative berarti seseorang bertingkah laku kompeten. Nilai sebagai tujuan akhir (terminal) ada dua macam yaitu bersifat personal dan sosial.

Bersifat personal apabila nilai dipusatkan pada diri sendiri, sedangkan nilai bersifat sosial apabila nilai tersebut dipusatkan pada masyarakat. Perbedaan tingkah laku atau perbedaan sikap individu tergantung pada nilai mana yang menjadi prioritas.

Kenaikan nilai sosial akan berakibat menurunnya

21Milton Rokeach, The Nature of Human Values, (New York: The Free Press, 1973), h. 8.

(44)

nilai personal, sebaliknya kenaikan nilai personal akan mengakibatkan menurunnya nilai sosial. 22 4) Nilai bersifat eksplisit dan implisit, nilai

merupakan induksi dari pengalaman nilai budaya dan pribadi yang meresap dan mendalam.

Pengalamanm tersebut merupakan susunan yang dapat digunakan untuk menerangkan konsistensi tingkah laku. Nilai merupakan potensi yang dapat diwujudkan dalam tingkah laku atau dapat digunakan untuk memperkirakan tingkah laku. Hal ini sesuai dengan definisi nilai bahwa nilai merupakan suatu konsepsi yang secara eksplisit dan implisit dapat membedakan individu atau memberi ciri khas suatu kelompok.

Nilai menjadi pedoman atau prinsip umum yang memandu tindakan, namun bukan merupakan tindakan itu sendiri atau serangkaian daftar tertentu tentang apa yang harus dilakukan dan kapan melakukannya. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa nilai merupakan sebuah ide atau konsep tentang sesuatu yang penting dalam kehidupan seseorang dan menjadi perhatiannya. Sebagai standar perilaku, tentunya nilai menuntut seseorang untuk melakukannya.

22Abdul Hadi Hari, Peran Nilai-Nilai Personal (Personal Values) Terhadap Sikap Konsumen, (Klaten:UNWIDHA,2015), h.39.

(45)

Secara garis besar nilai dibagi dalam dua kelompok, yaitu nilai-nilai nurani (values of being) dan nilai-nilai memberi (values of giving).23 Nilai-nilai nurani adalah nilai yang ada dalam diri manusia kemudian berkembang menjadi perilaku serta cara kita memperlakukan orang lain. Nilai-nilai nurani adalah kejujuran, keberanian, cinta damai, keandalan diri, potensi, disiplin, tahu batas, kemurnian, dan kesesuaian. Nilai-nilai memberi adalah nilai yang perlu dipraktikkan atau diberikan yang kemudian akan diterima sebanyak yang diberikan.

Sedangkan nilai-nilai memberi adalah setia, percaya, dapat dipercaya, hormat, cinta, kasih sayang, peka, tidak egois, baik hati, ramah, adil, dan murah hati.

Nilai-nilai dalam Islam mengandung dua kategori arti, dilihat dari segi normatif dan segi operatif. Dari segi normatif yaitu baik dan buruk, benar dan salah, hak dan bathil, diridhoi dan dikutuk oleh Allah SWT. Sedangkan bila dilihat dari segi operatif, nilai tersebut mengandung lima pengertian kategori yang menjadi prinsip standarisasi perilaku manusia, yaitu sebagai berikut :24

a) Wajib atau fardu, yaitu bila dikerjakan orang akan mendapat pahala dan bila ditinggalkan orang akan mendapatkan siksa.

23Zaim Mubarok, Membumikan Pendidikan Nilai, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet.

Kw- 2, H.7.

24Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) , cet ke-4, , h. 127.

(46)

b) Sunah, yaitu bila dikerjakan orang akan mendapatkan pahala dan bila ditinggalkan tidak akan mendapat siksa.

c) Mubah atau jaiz, yaitu bila dikerjakan orang tidak akan disiksa dan tidak diberi pahala dan bila ditinggalkan tidak pula disiksa oleh Allah dan tidak diberi pahala.

d) Makruh, yaitu bila dikerjakan orang tidak disiksa, hanya tidak disukai oleh Allah dan bila ditinggalkan, orang akan mendapatkan pahala.

e) Haram, yaitu bila dikerjakan orang akan mendapatkan siksa dan bila ditinggalkan orang akan memperoleh pahala.

4. Tinjauan tentang Analisis Isi

Menurut Holsti Analisis isi adalah suatu teknik untuk mengambil kesimpulan dengan mengidentifikasi berbagai karakteristik khusus suatu pesan secara objektif, sistematis, dan generalis. 25

Objektif berarti menurut aturan atau prosedur yang apabila dilaksanakan oleh orang (peneliti) lain dapat menghasilkan kesimpulan yang serupa. Sistematis artinya penetapan isi atau kategori dilakukan menurut aturan yang diterapkan secara konsisten, meliputi penjaminan seleksi dan pengkodingan data

25Holsti. O.R, “Content Analysis” in Gardner Lindzey and E. Aronson, eds.

(Boston: Addison-Wesley, 1968), Vol.II, h.601.

(47)

agar tidak bias. Generalis artinya penemuan harus memiliki referensi teoritis. Informasi yang didapat dari analisis isi dapat dihubungkan dengan atribut lain dari dokumen dan mempunyai relevansi teoritis yang tinggi.

Analisis isi digunakan untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi dalam bentuk lambang. Analisis isi juga dapat digunakan dalam menganalisa semua bentuk komunikasi seperti surat kabar, buku, puisi, lagu, cerita rakyat, lukisan, pidato, surat, teater, bahkan novel dan lain sebagainya.26 Analisis isi adalah suatu teknik sistematis untuk menganalisis pesan dan pengolah pesan atau suatu alat untuk mengobservasi dan mengalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator terpilih. 27

Analisis isi digunakan untuk memperoleh keterangan . Teknik penelitian yang digunakan dalam analisis isi bertujuan untuk mendapatkan gambaran isi pesan komunikasi yang dpaat diuraikan secara kualitatif maupun kuantitatif. Penggunaan analisis isi dilakukan bila ingin memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang. Analisis isi dapat juga digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi seperti: surat kabar, buku, puisi, lagu, cerita,

26Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT.

Rosdakarya, 2002), Cet. Ke-2, h. 89.

27Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 232-233.

(48)

lukisan, pidato, surat, peraturan, undang- undang, musik dan lain-lain.28

Analisis Isi sendiri memiliki lima tujuan, yaitu: (1) Menggambarkan isi komunikasi, (2) Menguji hipotesis karateristik-karateristik suatu pesan, (3) Membandingkan isi media dengan dunia nyata, (4) Melalui image suatu kelompok tertentu atau masyarakat, (5) Menciptakan titik awal terhadap studi efek media. 29

Analisis isi dapat di pergunakan pada teknik kuantitatif maupun kualitatif, tergantung pada sisi mana peneliti memanfaatkannya. Dalam penelitian kualitatif, Analisis Isi ditekankan pada bagaimana peneliti melihat keajekan isi komunikasi secara kualitatif, pada bagaimana peneliti memaknakan isi komunikasi, membaca simbol-simbol, memaknakan isi interaksi simbolis yang terjadi dalam komunikasi.Dalam penelitian kualitatif, penggunaan analisis isi lebih banyak ditekankan pada bagaimana simbol-simbol yang ada pada komunikasi itu terbaca dalam interaksi sosial, dan bagimana simbol-simbol itu terbaca dan dianalisis oleh peneliti. Sebagaimana penelitian kualitatif lainnya, kredebilitas peneliti menjadi amat penting.

Analisis isi memerlukan peneliti yang mampu menggunakan ketajaman analisisnya untuk merajut fenomena

28Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2000), h. 68.

29Andi Bulaeng, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer, (Yogyakarta:

Andi Offset, 2004), h.171.

(49)

isi komunikasi menjadi fenomena sosial yang terbaca oleh orang pada umumnya. Analisis isi yang sifatnya kualitatif tidak hanya mampu mengidentifikasi pesan-pesan manifest, melainkan juga latent messages dari sebuah dokumen yang diteliti. Jadi lebih mampu melihat kecenderungan isi media berdasarkan context (situasi yang sosial diseputar dokumen atau teks yang diteliti), process (bagaimana suatu proses produksi media atau isi pesannya dikreasi secara actual dan diorganisasikan secara bersama) dan emergence (pembentukan secara gradual atau bertahap dari makna sebuah pesan melalui pemahaman dan intepretasi) dari dokumen-dokumen yang diteliti.30

Dalam analisis isi kualitatif yang dilakukan pada suatu media, perlu dilakukan identifikasi terhadap pesan dan media yang mengantarkan pesan tersebut. Untuk menemukan pesan, analisis isi perlu dikategorisasikan sebagai berikut:

a.

Analisis Isi Pragmatis; Di mana klasifikasi dilakukan terhadap tanda menurut sebab akibatnya yang mungkin. Misalnya, berapa kali suatu kata tertentu diucapkan yang dapat mengakibatkan munculnya sikap suka tehadap suatu produk.

b.

Analisis Isi Semantik; Dilakukan untuk mengklasifikasikan tanda menurut maknanya.

30Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 144-147.

(50)

c.

Analisis Sarana Tanda; Dilakukan untuk mengklasifikasikan isi pesan melalui sifat psikofisik dari tanda, misalnya berapa kali kata cantik muncul, kata sabar muncul.31

5. Media Sosial

Media sosial, atau bisa kita kenal dengan medsos adalah sebuah media yang diciptakan untuk membuat manusia saling berinteraksi satu sama lain dan dilakukan secara online yang memungkinkan penggunanya untuk dapat bersosialisasi dengan luas tanpa dibatasi ruang dan waktu.32 Sosial media dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian besar yaitu:

a. Social Networks, media sosial untuk bersosialisasi dan berinteraksi (Facebook, Myspace, Hi5, Linkedin, Bebo,dll)

b. Discuss, media sosial yang memfasilitasi sekelompok orang untuk melakukan obrolan dan diskusi (Whatsapp, Line, Google Talk, Yahoo! M, Skype, Phorum, dll)

c. Share, media sosial yang memfasilitasi kita untuk saling berbagi file, video, music, dll (Youtube, Slideshare, Feedback, Flickr, Crowdstorm, dll)

31 Krippendorff, Klaus,Content Analysis: an introduction ot its Methodology, SAGE Publucations, 1991:34-37

32http://www.unpas.ac.id/apa-itu-sosial-media/ diakses pada Sabtu 23 Januari 2021.

(51)

d. Publish, (Wordpredss, Wikipedia, Blog, Wikia, Digg, dll)

e. Social game, media sosial berupa game yang dapat dilakukan atau dimainkan bersama-sama (koongregate, Doof, Pogo, Cafe.com, dll)

f. MMO (Kartrider, Warcraft, Neopets, Conan, dll g. Virtual worlds (Habbo, Imvu, Starday, dll)

h. Livecast (Y! Live, Blog Tv, Justin Tv, Listream Tv, Livecastr, dll)

i. Livestream (Socializr, Froendsfreed, Socialthings!, dll) j. Micro blog (Twitter, Plurk, Pownce, Twirxr, Plazes,

Tweetpeek, dll)

Menurut Mandibergh, media sosial berfungsi sebagai media yang mewadahi kerjasama antara konten yang dihasilkan oleh pengguna. Media sosial membuat pengguna menjadi mudah berpartisipasi, ikut menciptakan isi, dan berbagi komunikasi.33 Media sosial mampu menciptakan hubungan jarak jauh karena memiliki jangkauan global yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Kemunculan media sosial ini mengakibatkan terjadinya perubahan fenomena besar terhadap arus informasi.

33Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017) h. 13.

Gambar

Gambar  2.1 Kerangka Berfikir ……………………………………. 48  Gambar 3.1 Halaman Utama Youtube Riko the Series ......................
Gambar 3.1 Halaman Utama Youtube Riko the Series  Animasi  Riko  the  Series  ini  menjadi  pilihan  terbaik  bagi  orang  tua  untuk  memberikan  tontonan  kepada  anaknya  karena  peran orangtua dalam pemilihan tayangan sangat penting
Tabel 3.1 Struktur Kru Produksi Animasi Riko the Series
Tabel 4.1 Pesan tentang sabar (Scene 1)
+7

Referensi

Dokumen terkait